Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kemampuan untuk memunculkan dan mengembangkan pembelajaran yang

mampu menggali segenap potensi yang dimiliki siswa baik koognitif, afektif maupun

psikomotor atau yang mampu meningkatkan motivasi sekaligus hasil belajar siswa

adalah salah satu hal yang harus benar-benar dipahami oleh guru selaku pendidik.

Oleh sebab itu pengorganisasian pembelajaran dikelas dengan metode dan strategi

yang tepat adalah jawabannya. Sebab harus diakui bahwa proses pembelajaran tidak

akan berlangsung secara optimal apabila metode dan strategi yang digunakan tidak

tepat . Konsekuensi bahwa sistem pengajaran sangat menentukan keberhasilan suatu

proses belajar mengajar tidak dapat dipungkiri, namun tidak selamanya metode dan

strategi pembelajaran yang tepat dapat berlaku efektif di kelas, karena keberhasilan

proses dipengaruhi juga oleh situasi dan kondisi peserta didik itu sendiri.

Dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 2 Banjar, peneliti

mengetahui bahwa perencanaan pembelajaran telah disusun dengan baik dan disusun

sebelum guru melaksanakan kegiatan pembelajaran. Metode yang digunakan guru

sudah sesuai dengan materi bahan ajar, media pembelajaran sudah disiapkan,

pengelolaan kelas sudah diatur bervariasi, namun hasil belajar 45 % siswa masih

dibawah standar ketuntasan minimal. Kesimpulan awal peneliti tentang keadaan ini

adalah bahwa model dan strategi belajar yang digunakan oleh guru belum sesuai

dengan kebutuhan anak.

1
Hal ini terlihat dalam banyaknya kesulitan yang dihadapi siswa dalam

mengikuti pelajaran matematika khususnya dalam menghitung luas permukaan dan

volum kubus, balok, prisma dan limas. Kesulitan ini kemudian menyebabkan minat

belajar siswa berkurang, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kemauan untuk bertanya

saat siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi. Dan hal yang paling

tampak adalah pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sikap siswa kurang

bergairah, malas, cepat bosan, walaupun guru sudah berusaha menggunakan berbagai

metode untuk membangkitkan minat belajar siswa, namun siswa masih kurang

bersemangat untuk mempelajari matematika.

Dari seluruh siswa yang ada ternyata hanya 20 % siswa saja yang mau

bertanya, sedangkan yang lainnya tidak tahu apa yang ditanyakan. Pada saat guru

memberi pertanyaan hanya beberapa siswa saja yang mau menjawab, sedangkan

lainnya takut untuk menjawab. Siswa yang aktif merupakan siswa yang berada

dibarisan depan sedang siswa dibarisan belakang rata-rata pendiam (pasif) selama

pembelajaran berlangsung. Jika keadaan seperti tersebut di atas maka dapat dikatakan

bahwa pola interaksi siswa dan guru selama pembelajaran tidak dapat berlangsung

dangan baik. Dampaknya nilai matematika yang selalu di bawah standar, dan nilainya

sangat rendah dibanding mata pelajaran yang lain, perlu segera diatasi demi

tercapainya ketuntasan materi sebagaimana ditetapkan kurikulum. Metode

pembelajaran yang diperkirakan mampu meningkatkan pola interaksi guru dan siswa

berdasarkan beberapa kajian adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Sebab dalam STAD interaksi antara guru dan siswa, antar siswa dengan siswa, dan

suasana yang baru dan menggairahkan, muncul melalui diskusi kelompok, bertanya

2
jawab maupun menyampaikan informasi kepada sesama teman dapat berjalan secara

efektif dan efisien, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu

sendiri, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

B. Rumusan Masalah

Pokok permasalahan yang ingin diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Matematika melalui model kooperatif

Tipe STAD pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Banjar Kota Banjar?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar matematika melalui model kooperatif

Tipe STAD pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Banjar Kota Banjar?

3. Bagaimanakah respon siswa terhadap model kooperatif Tipe STAD pada siswa

kelas VIII B SMP Negeri 2 Banjar Kota Banjar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran Matematika melalui model

kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Banjar, Kota

Banjar

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui model

kooperatif Tipe STAD pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Banjar, Kota

Banjar

3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap model kooperatif Tipe STAD pada

siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Banjar Kota Banjar

3
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan sekolah sebagai

berikut:

a) Bagi Siswa

- Melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD keaktifan dan hasil

belajar siswa dapat ditingkatkan secara efektif dan efisien.

b) Bagi Guru

- Menemukan alternatif model pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa

dan hasil belajarnya.

- Mengatasi problem pembelajaran yang selama ini banyak dikeluhkan

terutama berkaitan dengan ketidakberhasilan pembelajaran matematika.

c) Bagi Sekolah

- Memberikan masukan terhadap pihak sekolah untuk meningkatkan kualitas

dan hasil belajar siswa.

- Sebagai sarana pemberdayaan untuk meningkatkan kerjasama dan kreatifitas

guru dan siswa

4
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Karakteristik Pembelajaran Matematika

Dalam mempelajari matematika Sekolah Dasar hendaknya memperhatikan

karakteristik mata pelajaran itu sendiri. Selain karakteristik siswa dan tuntutan

lingkungan di sekitar siswa, mata Pelajaran matematika memuat struktur-struktrur,

relasi-relasi, operasi-operasi mulai dari yang sangat sederhana hingga yang paling

rumit. Ditinjau dari klasifikasi obyek yang dipelajari dapat pula dibedakan antara

obyek jenis fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Karena itu, strategi pengajaran yang

digunakan guru mata pelajaran matematika harus semenarik mungkin sehingga

aspek-aspek dalam matematika tersebut bisa dikuasai dengan mudah oleh siswa.

Salah satu ciri pengajaran matematika yang disebutkan oleh Kramer Klas

(1978) adalah bahwa untuk menimbulkan minat belajar matematika, program

pengajaran harus kaya dengan teknik-teknik motivasi. Selain itu, dalam pembelajaran

bidang studi matematika sekolah dasar, guru juga harus memperhatikan obyek belajar

(siswa), hubungannya dengan tahap pertumbuhan kecerdasannya (Gagne). Dalam

analisis hirarkhis setiap obyek belajar, periode perkembangan anak usiua sekolah

dasar adalah periode operasional konkrit (7/8 hingga 11/12 tahun ). Ciri utama

kecakapan berpikir periode ini adalah munculnya kecakapan untuk berpikir logis

namun masih membutuhkan adanya referensi benda-benda konkrit . Operasional

mentalnya sudah sangat tidak bergantung lagi pada subyektifitas (intuisi) dan

keegoannya, melainkan sudah mulai tunduk dengan hukum-hukum logis.

5
Terkait dengan hal ini, Gagne memformulasikan peristiwa belajar dalam

beberapa langkah. Langkah-langkah itu meliputi :

1) Memperhatikan;

2) Seleksi persepsi;

3) Latihan dalam rangkah mempertahankan dan memperbaiki hal yang telah

disimpan dalam ingatan ;

4) Penyediaan dalam bentuk kata/simbol dalam rangka menyiapkan ingatan jangka

panjang ;

5) Pengungkapan (retrieval) , yang mancangkup ‘pencarian kembali’ informasi yang

telah disimpan;

6) Pengorganisasian respon ;

7) Balikan, sebagai peristiwa eksternal yang merupakan serangkaian proses

penguatan ; dan

8) Proses pengendalian sebagai proses pemilihan dan aktivitas siasat kognitif.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division


(STAD) dalam Pembelajaran Matematika.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengaktifkan siswa

dalam belajar adalah model pembelajaran kooperatif, karena siswa pada pembelajaran

kooperatif belajar dan bekerja saling tolong menolong dalam menghadapi tugas-tugas

dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan anggotanya yang

heterogen. Dengan demikian dalam pembelajaran kooperatif terjadi komunikasi dan

interaksi diantara siswa, komunikasi dan interaksi yang berkualitas akan memotivasi

siswa, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajarnya. Jika hal ini dapat

6
dilaksanakan, maka pembelajaran akan lebih bermakna. Kebermaknaan akan terjadi

jika siswa belajar dengan melakukan dan mengkomunikasikan, guru memandang

siswa sebagai subjek bukan objek dan mengembangkan kemampuan siswa dalam

bersosialisasi dan berinteraksi.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidaknya

tiga tujuan pembelajaran penting sebagaimana dikemukakan Ibrahim, muslimin, et.

al. (2000:7) yaitu :

a. Hasil Belajar Akademik

Meskipun pebelajaran kooperatif meliputi berbagai macam tujuan sosial,


pembelajaran kooperatif juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa
dalam tugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini
unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang
sulit. Disamping itu pembelajaran kopertif dapat memberikan keuntungan
baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa kelompok atas akan
menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah, jadi memperoleh bantuan
khusus dari teman sebaya. Dalam proses tutorial ini siswa kelompok atas
akan meningkat kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan
sebagai tutor membutuhkan pemikiran lebih mendalam tentang hubungan
ide-ide yang terdapat didalam materi tertentu.

b. Penerimaan terhadap Perbedaan Individu

Efek penting yang kedua dari model pembelajaran koperatif ialah


penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya,
kelas sosial, kemampuan maupun ketidakmampuan. Pembelajaran
koperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas
bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar
untuk menghargai satu sama lain.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk


mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki didalam masyarakat
dimana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam
organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan dimana masyarakat

7
secara budaya semakin beragam. Sementara itu banyak anak muda dan
orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial. Situasi ini
dibuktikan dengan seringnya terjadi pertikaian kecil antar individu yang
dapat mengakibatkan tindak kekerasan, atau betapa sering orang
menyatakan ketidak puasan pada saat diminta untuk bekerja sama dalam
situasi kooperatif. Selain unggul dalam membantu siswa memahami
konsep-konsep sulit, model ini sangat berguna untuk membantu siswa
menumbuhkan kemampuan kerjasama.

Tim MKPBM (2001:219) mengemukakan,”beberapa model cooperative

learning yang telah dikembangkan oleh para ahli diantaranya adalah tipe Student

Teams Achievement Division (STAD)”. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki

ciri suatu struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa bekerja sama

dalam situasi semangat pembelajaran kooperatif seperti menumbuhkan kerjasama

untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasikan usahanya untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

Inti dari Student Teams Achievement Division (STAD) sebagaimana

dikemukakan Tim MKPBM (2001:219),”Guru menyampaikan suatu materi,

kemudian siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat sampai lima

orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah selasai

mereka menyerahkan pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada

guru”.

Ditinjau dari tahapan dan aktivitas pembelajarannya tipe STAD memiliki lima

tahapan dalam proses pembelajarannya, sebagaimana dikemukakan oleh Wardani, Sri

(2006:5),”penyajian materi, kegiatan kelompok, tes individual, perhitungan skor

perkembangan individu dan pemberian penghargaan kelompok”. Secara garis besar

tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah :

8
1). Tahap Penyajian Materi,

Pada tahap ini guru memulai dengan menyampaikan tujuan pembelajaran

umum dan khusus serta memotivasi rasa keingin tahuan siswa mengenai topik

atau materi yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan apersepsi yang

bertujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari agar

siswa dapat menghubungkan materi yang akan diberikan dengan pengetahuan

yang telah dimiliki. Teknik penyajian materi dapat dilakukan secara klasikal

ataupun melalui diskusi. Pada penelitian ini penyajian materi dilaksanakan

dengan diskusi kelompok.

2). Tahap Kerja Kelompok

Pada tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan

dipelajari. Dalam kerja kelompok ini siswa saling berbagi tugas dan saling

membantu memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat

memahami materi yang akan dibahas dan satu lembar dikumpulkan sebagai hasil

kerja kelompok. Pada tahap ini guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator

kegiatan setiap kelompok.

3). Tahap Tes Individual

Untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan belajar yang telah dicapai,

diadakan tes secara individual mengenai materi yang telah dibahas. Tes individual

biasanya dilakukan setiap selesai pembelajaran setiap kali pertemuan, agar siswa

dapat menunjukan apa yang telah dipelajari secara individu selama bekerja dalam

kelompok. Skor perolehan individu ini dikumpulkan dan digunakan pada

perhitungan perolehan skor kelompok.

9
4). Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu

Skor perkembangan individu dihitung berdasarkan skor awal. Perhitungan


skor perkembangan individu ini dimaksudkan agar siswa terpacu untuk
memperoleh prestasi terbaik sesuai dengan kemampuannya. Prosedur penentuan
nilai perkembangan siswa dapat dilihat dalam tabel 1 berikut :

Tabel 1
Prosedur Penentuan Nilai Perkembangan Siswa

Langkah ke- Indikator Operasional


1 Menetapkan skor Setiap siswa diberikan skor
dasar berdasarkan skor kuis yang
lalu
2 Menghitung skor Siswa memperoleh poin
kuis terkini untuk kuis yang berkaitan
dengan pelajaran terkini
3 Menghitung skor Siswa mendapatkan poin
perkembangan perkembangan yang
besarnya ditentukan
apakah skor kuis terkini
menyamai atau melampaui
skor dasar mereka.

Sumber : Depdiknas (2005:16)

Selanjutnya skor perkembangan individu siswa ditentukan berdasarkan

kriteria pada tabel 2 sebagai berikut :

10
Tabel 2
Kriteria Penentuan Skor Perkembangan Siswa

Skor Perkembangan
Kriteria
Individu
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin

10 hingga 1 poin di bawah skor dasar 10 poin

Skor dasar sampai 10 poin di atasnya 20 poin

Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin

Nilai sempurna 40 poin


Sumber : Depdiknas (2005:16)

5). Tahap Penghargaan Kelompok

Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan

masing-masing skor individu dan hasilnya dibagi sesuai dengan jumlah anggota

kelompok. Pemberian penghargaan perolehan skor rata-rata, dikategorikan

menjadi kelompok baik, kelompok hebat, dan kelompok super.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan pemberian penghargaan

terhadap kelompok sebagaimana dikemukakan Wardani, Sri (2006:7) yaitu :

“a) Kelompok dengan skor rata-rata ≥15, sebagai kelompok baik

b) Kelompok dengan skor rata-rata ≥ 20, sebagai kelompok hebat

c) Kelompok dengan skor rata-rata ≥ 25, sebagai kelompok super”.

Adanya penghargaan kelompok dengan kriteria seperti di atas

diharapkan siswa berkompetisi untuk memperoleh nilai yang terbaik bagi

kelompoknya.

11
C. HIPOTESIS

Berdasarkan kajian teori diatas, maka peneliti merumuskan hipotesisnya sebagai

berikut : “Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII B di SMP

Negeri 2 Banjar pada pokok bahasan menghitung luas permukaan dan volum kubus,

balok, prisma dan limas ”.

12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

Di dalam setiap kegiatan penelitian, faktor metode memegang peranan yang

penting untuk mencapai tujuan atau jalan bagi seorang peneliti dalam melakukan

kegiatan penelitian. Sehingga berhasil tidaknya penelitian ini tergantung pada tepat

tidaknya penerapan metode yang digunakan.

1. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini adalah merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dalam

bahsa Inggris disebut Classroom Action Research. PTK merupakan suatu

bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah

yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya, yaitu mengelola pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar dalam arti luas dengan tujuan untuk memperbaiki

pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (Purwadi dalam Basrowi, 2002: 10).

2. Permasalahan Awal

Dalam proses pembelajaran matematika di kelas VIII ditemukan adalah

sebagai berikut banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas, baik yang harus

dikerjakan di kelas maupun di rumah, baik mandiri maupun kelompok, semangat

belajarnya rendah. Selain itu mereka kurang berani mengemukakan pendapat, ide,

pertanyaan, saran dan sebagainya.

13
Kondisi seperti di atas membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian.

Peneliti bekerjasama dengan guru yang lain mencoba mengatasi

permasalahan tersebut dengan menerapkan strategi pembelajaran model

kooperatif tipe STAD.

3. Perencanaan Penelitian

Untuk melaksanakan PTK, peneliti bekerjasama dengan dua orang guru dan

Kepala Sekolah. Oleh karena itu, sebelum melaksanakan penelitian, peneliti

perlu mengadakan diskusi dengan mereka. Hasil diskusi, bahwa penelitian ini

harus menekankan pada masalah bagaimanakah usaha yang dilakukan oleh

guru dalam membina, perilaku belajar yang efektif.

Hal-hal yang telah disepakati dalam diskusi, bahwa penelitian ini bertujuan

untuk beberapa hal antara lain:

a. Membina perilaku belajar yang efektif

b. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus

c. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru yang mengajar di kelas

tersebut sebagai peneliti dan didampingi oleh dua orang guru lainnya.

d. Silabus, skenario/rencana pembelajaran, LKS (Lembar Kegiatan Siswa),

kuis/soal, dan lembar observasi disusun dan dipersiapkan oleh guru peneliti.

e. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan model

proses.

Sebagai langkah awal, peneliti melakukan observasi dasar terhadap

kondisi siswa kelas VIII B SMPN 2 Banjar dalam mengikuti proses

14
pembelajaran . Tujuan observasi dasar meliputi:

(1) untuk mengetahui seberapa besar motivasi siswa dalam proses pembelajaran

(2) untuk mengetahui bagaimana reaksi siswa terhadap tugas di kelas,

(3) mengetahui seberapa banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas yang

diberikan guru,

(4) untuk mengetahui seberapa banyak siswa yang mempunyai kontribusi

dan inisiatif terhadap kualitas pembelajaran, dan

(5) untuk membuat skenario/rencana pembelajaran yang dapat merangsang

belajar siswa agar selalu aktif berpartisipasi di kelas, seperti misalnya:

bertanya, berdiskusi, menyampaikan ide/gagasan, mengerjakan tugas, dan

tetap memiliki motivasi belajar yang tinggi, menyiapkan materi pokok ”

tentang menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma

dan limas ”.

B. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus dan

akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya jika hasil belajar siswa dalam 2 (dua)

siklus belum menunjukkan ketuntasan dalam hasil belajarnya. Adapun langkah-

langkah dari tiap siklus disesuaikan dengan karakteristik dari penelitian tindakan

kelas itu sendiri yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Secara umum skema penelitian tindakah kelas yang akan dilakukan ini

dapat diketahui pada gambar dibawah ini.

15
Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS I Pengamatan

refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS II Pengamatan

Refleksi

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

1. Pelaksanaan Siklus Pertama

a. Perencanaan : Disusun berdasarkan basil temuan dari observasi dasar

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang

dalam skenario/rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dan

dilakukan selama 2 jam pelajaran yang membahas sub materi pokok tentang

menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok, prisma dan limas ”.

Tujuan tindakan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tipe

STAD mampu meningkatkan partisipatif, kontributif, inisiatif dan kemampuan

16
siswa dalam penguasaan materi pelajaran. Selama pelaksanaan tindakan, peneliti

didampingi 2 guru kolaborator.

Langkah-langkah guru dalam melaksanakan pembelajaran tindakan 1

Beberapa hal yang dilakukan oleh guru antara lain:

− Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok berdasarkan nilai yang

telah dimiliki siswa. Penggunaan nilai ini untuk membagi siswa

dilakukan agar pembagian kelompok bersifat adil, sehingga dalam setiap

kelompok terdapat siswa yang pandai, siswa yang sedang dan siswa

yang kurang dari segi kemampuan akademiknya.

− Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran yang dimaksud

didepan kelas terkait topik yang akan diangkat

− meminta siswa lain untuk menanggapi paparan yang telah disampaikan

dan menjelaskan beberapa hal yang dibutuhkan siswa agar mampu

terlibat pada aktivitas pembelajaran

− guru membagikan tugas yang disiapkan kepada masing-masing

kelompok siswa

− pada saat waktu yang ditentukan guru menunjukkan beberapa kelompok

untuk mempresentasikan hasil kerjanya ke depan kelas

− guru pada saat presentasi bertugas melakukan pengamatan aktivitas

siswa sekaligus mencermati perubahan perilaku siswa

− setiap siswa dimotivasi untuk berani menanggapi hasil kerja kelompok

yang melakukan presentasi dan atau memberikan saran atau

menyalahkan atau bahkan mendukung pernyataan kelompok tersebut

17
− menyimpulkan hasil diskusi awal sebagai pokok topik yang akan

dibahas dalam pembelajaran

− meminta setiap kelompok melakukan pembagian tugas kepada setiap

anggotanya

− pada sesi akhir guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang

telah dilakukan dan tentang apa yang telah didapat oleh siswa

c. Observasi

Kegiatan merekam semua penstiwa yang terjadi selama pelaksanaan

tindakan berlangsung dengan tujuan (1) mengamati kondisi kelas,

kondisi/reaksi siswa, dan keaktifan siswa terhadap tugas yang diberikan, (2)

mengetahui seberapa besar siswa yang aktif berpartisipasi, dan (3) untuk

mengetahui seberapa besar penerapan tipe STADdapat merangsang siswa

untuk selalu aktif berpartisipasi dan tetap memiliki motivasi belajar yang

tinggi. Dalam observasi ini diharapakan guru dapat menemukan beberapa

hal yaitu:

1. siswa mengalami peningkatan dalam aspek partisipatif kegiatan

pembelajaran di kelas

2. siswa dapat memberikan kontribusi yang baik kepada pembelajaran dan

mampu memberikan atau menyampaikan gagasan yang positif bagi

pelaksanaan pembelajaran

3. siswa dalam kelompok dapat memiliki insisatif dalam menyelesaikan

pembelajaran dan tugas yang diberikan

18
4. terdapat peningkatan kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran

d. Refleksi

Pada tahap ini, yang dikemukakan adalah seberapa jauh basil

perubahan yang telah diperoleh. Selanjutnya dilakukan diskusi dengan guru

kolaborator. Hasil diskusi tersebut digunakan untuk menindaklanjuti hasil

penelitian pada siklus pertama.

2. Pelaksanaan Siklus Kedua

a. Perencanaan

Dilakukan untuk mengoreksi dan memperbaiki kelemahan dan

kekurangan pada pemberian tindakan di siklus pertama, selanjutnya dijadikan

dasar perencanaan siklus 2.

b. Pelaksanan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan secara klasikal. Sub materi pokok

yang diajarkan. adalah: ” menghitung luas permukaan dan volum kubus,

balok, prisma dan limas ”.dilaksanakan selama, 2 jam pelajaran dan peneliti

didampingi oleh 2 orang guru/kolaborator.

Beberapa hal yang dilakukan oleh guru antara lain:

− Siswa dibiarkan untuk langsung berkumpul dalam kelompoknya tanpa

intevensi guru

− Saat dirasa cukup siap maka guru mulai menunjuk siswa untuk

melaksanakan tugas-tugas seperti pada pertemuan sebelumnya

19
− Guru meminta siswa menjelaskan tujuan pembelajaran terkait topik yang

akan diangkat

− meminta siswa lain untuk menanggapi paparan yang telah disampaikan

dan menjelaskan beberapa hal yang dibutuhkan siswa agar mampu

terlibat pada aktivitas pembelajaran

− siswa diminta guru untuk mengambil dan membagikan tugas yang telah

disiapkan oleh guru didepan kepada masing-masing kelompok dengan

sambil mengingatkan bahwa semua tugas harus dikerjakan dengan

maksimal

− diskusi dan presentasi kelas dimulai dengan inisiatif siswa sendiri

terhadap pembelajaran

− seperti halnya dalam diskusi pertama maka siswa diminta untuk saling

menanggapi, mempertahankan, mengomentari pekerjaan kelompok

lainnya

− pada akhir pembelajaran siswa bersama-sama guru menyimpulkan hasil

pembelajaran dan membuat perencanaan pembelajaran pada pertemuan

selanjutnya berkaitan dengan tema yang akan dipilih

c. Observasi

Observasi ini dilakukan dengan tujuan sama seperti pada siklus

pertama, yaitu :

(1) mengamati kondisi kelas, kondisi dan reaksi siswa, serta keaktifan

siswa terhadap togas yang diberikan,

(2) mengetahui seberapa besar siswa yang tidak aktif berpartisipasi.

20
(3) untuk mengetahui seberapa besar penerapan model pembelajaran

tipe STADini dapat merangsang siswa untuk selalu aktif

berpartisipasi dan tetap memiliki motivasi belajar yang tinggi

dalam menguasai materi pelajaran.

d. Refleksi

Pada tahap ini, yang akan dikemukakan adalah seberapa hasil

perubahan yang diperoleh dan penerapan model pembelajaran tipe

STAD. Setelah dilakukan observasi, selanjutnya peneliti mengadakan

diskusi dengan guru kolabortor. Hasil diskusi tersebut adalah mencoba

meningkatkan efektifitas penerapan model pembelajaran tipe STAD

secara terstruktur terhadap mate pelajaran yang digunakan untuk

menindaklanjuti hasil penelitian siklus kedua.

C. Subyek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas VIII B SMPN 2 Banjar dengan jumlah

siswa 36 orang. Adapun waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 2 bulan,

mulai awal April 2009 sampai akhir Mei 2009 dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3: Jadwal Kegiatan

21
April-09 Mei-09
No. Jadwal Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Perencanaan/penyusunan proposal
2. Perizinan
3. Penyusunan draft bahan ajar
4. Penyusunan panduan kerja
5. Diskusi dengan kolaborator
6. Pelaksanaan Siklus 1
7. Pelaksanaan Siklus 2
8. Penyusunan laporan

Faktor Yang Diteliti

Beberapa faktor yang diamati untuk menjawab permasalahan dalam penelitian

ini adalah:

1. Pelaksanaan dan proses pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD

di kelas VIII SMPN 2 Banjar.

2. Partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan model kooperatif tipe STADdi

kelas VIII SMPN 2 Banjar.

3. Prestasi siswa dalam pembelajaran dengan model kooperatif tipe STADdi kelas

VIII SMPN 2 Banjar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode ilmiah pada hakekatnya adalah penggabungan antara berpikir

deduktif dengan induktif, Jika pengajuan rumusan hipotesis diturunkan dari

kerangka teoritis dan kerangka dasar, maka hipotesis tindakan tersebut yang

22
diajukan dapat diterima atau ditolak dan perlu dibuktikan dengan data-data yang ada di

lapangan (Usman, dkk: 1995: 54). Data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik-teknik

tertentu yang disebut teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini terdiri dari:

1. Tes

Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis bentuk subyektif

(uraian), yaitu soal yang menuntut jawaban siswa untuk mengingat,

mengorganisasikan gagasan-gagasan dari hal-hal yang telah dipelajari dengan cara

mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dengan menggunakan

kata-kata sendiri.

2. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Dalam penelitian ini, instrumen

observasi yang digunakan ada, dua macam, yaitu lembar observasi untuk guru

dan lembar observasi untuk siswa. Lembar observasi guru digunakan untuk

memperoleh data tentang kegiatan yang dilakukan oleh guru, sedangkan

lembar observasi siswa digunakan untuk memperoleh data siswa yang sedang

diteliti. Peneliti mencatat segala kejadian saat dilaksanakan tindakan.

E. Analisis Data

Langkah yang harus ditempuh setelah pengumpulan data adalah analisis data.

Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, membuang, menggolongkan data

untuk menjawab permasalahan pokok, yaitu tema apa yang dapat diketemukan pada

23
data-data ini. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil belajar maupun data kualitatif

dari hasil observasi, keduanya harus dianalisis. Penentuan model analisis yang

dipilih harus benar-benar sesuai dengan jenis data yang diperoleh.

1. Data Kualitatif

Deskripsi kualitatif digunakan untuk menganalisis data tentang

pelaksanaan pembelajaran, diungkapkan melalui kalimat yang menggambarkan

ekspresi tentang tingkah laku dan aktivitas siswa dalam bentuk partisipasi dalam

proses pembelajaran Data kualitatif tentang aktivitas siswa diperoleh dari

pengamatan aktivitas siswa yang terjadi ada siklus 1 dan 2 yang meliputi

indikator:

1. Kesungguhan dalam proses pembelajaran

2. Kerjasama siswa dalam kelompok

3. Kerjasama siswa dalam mengerjakan

4. Mau membantu teman dalam kelompok

5. Keaktifan siswa bertanya

6. Berani menyampaikan ide/gagasan

7. Merespon pertanyaan teman dalam kelompok

8. Tanggungjawab jelaskan soal LKS kepada teman

9. Usaha menjadi kelompok terbaik

10. Mengerjakan tes dengan baik/sungguh-sungguh

Pengamatan aktivitas siswa dilakukan dengan mencatat jumlah siswa yang

24
melakukan tindakan atau kegiatan yang dimaksud dalam indikator. Selanjutnya

jumlah siswa yang melakukan kegiatan tersebut diprosentasekan (%) dan dinilai

dengan criteria:

80 – 100 Baik sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

3 0 - 3 9 Gagal (Arikunto, 2001: 245)

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif

prosentase, sedangkan kuantitatif digunakan untuk menganalisis data tentang

partisipasi dan hasil belajar.

a. Tingkat partisipasi siswa ditulis dengan prosentase (%). Untuk

mengetahuinya adalah dengan membandingkan antara frekuensi yang

muncul dengan frekuensi maksimum. Sedangkan kritena yang dipergunakan

untuk mengetahui hasil belajar adalah:

80 – 100 Baik sekali

66-79 Baik

56-65 Cukup

40-55 Kurang

3 0 - 3 9 Gagal (Arikunto, 2001: 245)

b. Hasil Belajar siswa

25
Dikaitkan dengan ketuntasan belajar berarti siswa harus mencapai suatu

tingkat penguasaan materi & tujuan pembelajaran pada setiap rencana

pembelajaran. Prosentase standar ketuntasan terhadap tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai pada setiap rencana pelajaran

berbeda-beda tergantung pada tingkat pelajaran dan jenis mata

pelajaran.

Penilaian hasil belajar dilakukan dalam 3 (tiga) aspek yaitu:

Penilaian sikap atau afektif

Penilaian pengetahuan (koognitif)

Penilaian ketrampilan (psikomotor)

Mengacu pada Kurikulum Berbasis Kompetensi, setiap guru disetiap

mata pelajaran dapat menentukan ketuntasan belajar. Dalam penelitian

ini, ketuntasan belajar siswa dinyatakan berhasil apabila nilai minimum

yang dicapai siswa > 75.

26
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah Awal

Sebagai dasar menentukan perencanaan penelitian, peneliti melakukan

konsultasi dengan observer tentang hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran .

Selanjutnya peneliti mengamati langsung terhadap proses pembelajaran di kelas .

Hasil pengamatan menemukan bahwa kondisi pembelajaran di kelas VIII B SMPN 2

Banjar saat ini adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran masih terkesan monoton

2. Pembelajaran hasil berpusat pada guru

3. Metode pembelajaran yang digunakan masih konvensional, yaitu ceramah

4. Partisipasi dalam proses pembelajaran rendah

5. Prestasi hasil tes tulis dan tugas-tugas rendah

Kenyataan-kenyataan di atas dikaji, ditelaah dan selanjutnya

dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan rencana dan

pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini

dilakukan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas VIII B SMPN 2

Banjar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

pembahasan materi pokok " menghitung luas permukaan dan volum kubus, balok,

prisma dan limas ”. Seluruh rangkaian penelitian dibagi menjadi dua tahap yang

sering disebut dua siklus.

27
B. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus yang

dilakukan. Dalam penelitian ini dilakukan 2 siklus yang paparannya sebagai berikut :

1. Siklus I

Seperti diterangkan pada bab sebelum ini, bahwa siklus pertama melalui tahapan-

tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaan (planning)

1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui

kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2) Membuat rencana pembelajaran model STAD

3) Membuat bahan ajar

4) Membuat lembar Kerja Siswa

5) Membuat instrument yang di gunakan dalam siklus PTK

6) Menyusun alat evaluasi pembelajaran

b. Pelaksanaan (acting)

Dalam siklus I, pelaksanaan belum sesuai dengan rencana, hal ini terjadi

karena :

1) guru belum terbiasa menggunakan model pembelajaran kooperatif

(STAD)

2) siswa belum terbiasa untuk berdiskusi kelompok dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

untuk mengatasi masalah di atas maka dilakukan upaya sebagai berikut :

28
a) guru dengan intensif memberi pengertian pada siswa kondisi dalam

berkelompok, keikutsertaan dalam kerja kelompok, dan bagaimana

bekerja secara berkelompok

b) guru berdiskusi dengan observer bagaimana cara mengatasi

permasalahan yang terjadi, pada akhir siklus I, disimpulkan :

 siswa mulai terbiasa bekerja dengan berkelompok

 siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran kooperatif

 guru mulai terbiasa dengan penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

c. pengamatan (observation)

1) Hasil observasi pada siklus I dapat dilihat pada table berikut ini

Tabel 1
Perolehan Skor Aktivitas Siswa Dalam PBM Siklus I

2) Hasil observasi siklus I. aktivitas guru dalam PBM

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar

pada siklus pertama ini masih kurang maksimal atau belum

sesuai dengan apa yang diharapkan, hal ini dibuktikan dengan

perolehan skor hasil observasi dengan nilai 30 atau 68,2 % ,

29
sedangkan skor ideal yang harus dicapai adalah 44 . hal ini

disebabkan guru masih belum terbiasa menggunakan model

pembelajaran kooperatif.

3) Hasil evaluasi siklus I. kemampuan pemahaman siswa terhadap

materi luas kubus dan balok.

Selain aktivitas guru dalam PBM, penguasaan siswa terhadap

materi pembelajaran pun masih tergolong rendah, hal ini dapat

dilihat tabel berikut :

Tabel 2
Rata-rata perolehan nilai siswa
Persentase
No Jenis Penilaian Rata-rata
(%)
1 Tugas kelompok 67,75 67,75

2 Tugas Individu 62,50 62,50

3 Tes Individu 57,50 57,50

Rata-rata 62,58 62,58

d. refleksi (reflecting)

Banyak sekali hal-hal yang dicapai pada siklus I, hal-hal tersebut di bagi dalam

2 bagian yaitu yang merupakan keberhasilan dan kekurangan yang masih harus

di perbaiki pada siklus selanjutnya. Hal-hal tersebut adalah :

1) Guru belum mampu sepenuhnya menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Dibuktikan dengan dari hasil observasi terhadap

aktivitas guru dalam PBM hanya mencapai skor 68,2 %.

2) Hasil observasi siswa yang hanya mencapai 64,4 % menunjukan bahwa

siswa belum terbiasa dengan pembelajaran kooperatif

30
3) Hasil evaluasi pada siklus I hanya mencapai rata-rata 62,58 %

4) Masih ada kelompok yang belum menyelesaikan tugasnya dalam waktu

yang telah ditentukan

5) Kebanyakan kelompok belum bisa mempresentasikan materi yang

didiskusikan

Untuk memperbaiki kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus I,

maka pada siklus kedua dibuat perencanaan sebagai berikut :

1) Memberikan motivasi kepada kelompok untuk lebih aktif lagi dalam

berkelompok

2) Guru lebih meningkatkan pemahaman mengenai pembelajaran kooperatif

3) Lebih aktif membimbing kelompok siswa yang mengalami kesulitan

4) Memberikan reward terhadap siswa

2. Siklus II

Sama halnya pada siklus I, langkah pada siklus II pun terdiri dari :

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan pada siklus kedua ini didasarkan pada perencanaan

ulang dari siklus pertama yaitu :

1) Pemberian motivasi pada setiap siswa yang disampaikan secara

berkelompok agar mereka lebih aktif lagi dalam pembelajaran

secara kelompok.

2) Meningkatkan bimbingan pada kelompok yang mengalami

kendala atau menemui kesulitan dalam pekerjaannya

31
3) Pemberian reward

4) Mengembangkan perangkat pembelajaran kooperatif agar lebih

mudah dipahami penerapannya oleh siswa

b. Pelaksanaan (acting)

1) Pembelajaran pada siklus kedua ini lebih terkondisikan dan

mulai terfokus pada pembelajaran kooperatif. Tugas-tugas

yang diberikan guru yang harus dikerjakan secara berkelompok

mulai menunjukan peningkatan dan kelihatan adanya kerja

sama antar anggota kelompok.

2) Terjadinya komunikasi dalam bentuk Tanya jawab seandainya

ada satu kelompok yang sedang presentasi di depan kelas,

3) Harmonisasi pembelajaran sudah mulai nampak.

c. Pengamatan (observation )

1) Hasil observasi pada siklus kedua bisa dilihat pada table

berikut ini.

Table 3
Perolehan Skor Aktivitas Siswa Dalam PBM Siklus II

32
2) Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pun mulai ada

peningkatan, terbukti dari skor yang di dapatkan pada siklus

kedua ini, dari skor ideal 44 diperoleh nilai 38 Atau 86,4 %

3) Penguasaan siswa terhadap materi pun terdapat peningkatan,

hal ini terbukti dengan hasil evaluasi yang mereka dapatkan,

dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 4
Rata-rata perolehan nilai siswa siklus II
Persentase
No Jenis Penilaian Rata-rata
(%)
1 Tugas kelompok 70 70

2 Tugas Individu 70,8 70,8

3 Tes Individu 72,3 72,3

Rata-rata 71,03 71,03

d. Refleksi (reflection)

Pada bagian refleksi ini, dapat di catat beberapa peningkatan yang

pada siklus I merupakan satu kekurangan. Peningkatan tersebut

adalah :

1) guru mulai mampu menerapkan model pembelajaran

kooperatif. Dibuktikan dengan dari hasil observasi terhadap

aktivitas guru dalam PBM mencapai skor 86,4 %.

2) Hasil observasi siswa mencapai 80 %, hal ini menunjukan

bahwa aktifitas siswa meningkat dengan model pembelajaran

kooperatif

33
3) Hasil evaluasi pada siklus II mampu mencapai rata-rata 71,03

Menandakan adanya peningkatan kemampuan pada siswa.

4) Adanya interaksi dalam diskusi kelompok yang kelihatan lebih

signifikan dari pada siklus I

34
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Setelah seluruh siklus yang berisi langkah-langkah dijalankan dalam PTK,

akhirnya berdasarkan data yang didapatkan dari berbagai aspek penulis mengambil

kesimpulan bahwa :

1. guru telah menemukan metode pendekatan yang compatible untuk

memecahkan permasalahan yang ada

2. guru telah menguasai model pembelajaran koperatif tipe STAD

3. model pembelajaran kooperatif cocok untuk digunakan dalam menjawab

permasalahan yang ada pada materi menghitung luas permukaan dan volum

kubus, balok, limas dan prisma, serta mampu menciptakan suasana aktif

dalam PBM

4. penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran kini telah meningkat

5. dengan model pembelajaran kooperatif siswa mampu menemukan sendiri

jawaban yang dibutuhkan meski tetap berada dalam bimbingan guru

B . Saran

Untuk meningkatkan hasil belajar melalui kegiatan Penelitian Tindakan

Kelas khususnya dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD kami

sarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru perlu perhatian terhadap siswa,

memberi tanggapan positif terhadap semua jawaban siswa, menemukan strategi

35
belajar mengajar dengan baik dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Untuk siswa sebaiknya memiliki buku-buku penunjang yang relevan dan

dapat memanfaatkan waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah dengan

baik.

3. Dalam metode ini sebaiknya modul atau bahan diberikan lebih awal,

sehingga cukup waktu bagi siswa untuk memahami. Pada akhir pelaksanaan

hendaknya diadakan penegasan tentang konsep.

36
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim Muslim, dkk (2000), Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: University Press.

Tim MKPBM. (2001), Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung JICA


UPI.
Basrowi, dkk (2002), Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya: Insan Cendekia.

Usman Husain, dkk (2003), Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas (2004), Materi Pelatihan Terintegrasi. Jakarta Depdiknas

Wardani, Sri (2006), Model Pembelajaran Kooperatif dalam Inovasi Pendidikan


Matematika, Makalah Seminar Pendidikan Matematika. Universitas Siliwangi
Tasikmalaya : Tidak dipublikasikan

Arikunto, Suharsimi, (2006), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi


Aksara

37
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Siklus ke-1)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Banjar

Mata pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

A. Standar Kompetensi : 5. Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan


bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
B. Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas
C. Tujuan Pembelajaran : Siswa diharapkan mampu menemukan dan
menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan
kubus dan balok
D. Indikator Pencapaian : Menemukan dan menggunakan rumus untuk menghitung
luas permukaan kubus, balok, prisma tegak, dan limas
tegak.
E. Model : Pembelajaran Kooperatif
Metode : Diskusi dan pemberian tugas dengan kerja kelompok
Pendekatan : tipe STAD
F. Materi Pelajaran : Menghitung luas permukaan (sisi) kubus, balok, prisma tegak,
dan limas tegak
G. Strategi Belajar Mengajar
1. Kegiatan Awal ( ± 10 menit)

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


b. Menginformasikan model pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe STAD

38
2. Kegiatan Inti (± 60 menit)

a. Mengelompokan siswa menjadi 7 kelompok heterogen yang terdiri dari 5


orang.
b. Guru menyampaikan materi pelajaran melalui bahan ajar dengan diskusi
kelompok, Guru mempersilahkan siswa mempelajari bahan ajar.
c. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya mengenai bahan ajar, kemudian
meminta perwakilan kelompok siswa menyelesaikan bahan ajar di depan
kelas.
d. Guru membagikan LKS, guru mempersilahkan siswa untuk
mendiskusikan LKS, selanjutnya siswa menyelesaikan LKS.
e. Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapi (guru memandu jalannya diskusi dan
membimbing siswa untuk mengambil kesimpulan).
f. Siswa diberi tes individu, selanjutnya guru menghitung skor
perkembangan individu.
g. Guru memberikan penghargaan kelompok (dilaksanakan pada pertemuan
berikutnya).
h. Siswa kembali ketempat duduk semula.
3. Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari.
b. Memberi tugas individu untuk dikerjakan di rumah yang harus
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
H. Media dan Sumber
Media : Bahan ajar
Sumber : 1. Buku matematika SMP kelas VIII
2. LKS
I. Penilaian
Jenis Tagihan : Tes individu, Tugas individu, Tugas kelompok, Ulangan harian
Teknik : Tes tertulis
Bentuk : Uraian
Soal : Terlampir

39
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Pertemuan ke-2)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Banjar

Mata pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : VIII / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran

A. Standar Kompetensi : 5. Mamahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan


bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya
B. Kompetensi Dasar : 5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus,
balok, prisma dan limas
C. Tujuan Pembelajaran : Siswa diharapkan mampu menemukan dan
menggunakan rumus untuk menghitung volum kubus,
balok, prisma tegak, dan limas tegak.
D. Indikator Pencapaian : Menemukan dan menggunakan rumus untuk menghitung
volum kubus dan balok.
E. Model : Pembelajaran Kooperatif
Metode : Diskusi dan pemberian tugas dengan kerja kelompok
Pendekatan : tipe STAD
F. Materi Pelajaran : Menghitung volum kubus, balok, prisma tegak, dan
limas tegak
G. Strategi Belajar Mengajar
1 Kegiatan Awal ( ± 10 menit)

a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


b. Menginformasikan model pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe STAD

40
2 Kegiatan Inti (± 60 menit)

a. Guru meminta siswa berkelompok sesuai dengan kelompok yang sudah


dibentuk pada pertemuan sebelumnya.
b. Guru menyampaikan materi pelajaran melalui bahan ajar dengan diskusi
kelompok, Guru mempersilahkan siswa mempelajari bahan ajar.
c. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya mengenai bahan ajar, kemudian
guru meminta perwakilan kelompok siswa menyelesaikan bahan ajar di
depan kelas.
d. Guru membagikan LKS, guru mempersilahkan siswa untuk
mendiskusikan LKS, selanjutnya siswa menyelesaikan LKS.
e. Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok lain menanggapi (guru memandu jalannya diskusi dan
membimbing siswa untuk mengambil kesimpulan).
f. Siswa diberi tes individu, selanjutnya guru menghitung skor
perkembangan individu.
g. Guru memberikan penghargaan kelompok (dilaksanakan pada pertemuan
berikutnya).
h. Siswa kembali ketempat duduk semula.
3 Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk merangkum materi yang telah dipelajari.
b. Memberi tugas untuk dikerjakan di rumah yang harus dikumpulkan pada
pertemuan berikutnya.
H. Media dan Sumber
Media : Bahan ajar
Sumber : 1. Buku matematika SMP kelas VIII
2. LKS
I. Penilaian
Jenis Tagihan : Tes individu, Tugas individu, Tugas kelompok, Ulangan harian
Teknik : Tes tertulis
Bentuk : Uraian
Soal : Terlampir

41
Tabel Pengelompokan Siswa

No. Nama Siswa Rangking Kelompok


1 Indra Herdiana 1 A
2 Acep Nurdiansyah 2 B
3 Titin Rustinah 3 C
4 Yulia Ananda N 4 D
5 Ilham Rahma mulyadi 5 E
6 Dwi Gusrianto 6 F
7 Reza Azizah 7 G
8 Dian Noviana 8 G
9 Marsodik 9 F
10 Sinta Wahyuni 10 E
11 Tendri Mediza 11 D
12 Zaenal Sidik 12 C
13 Ifan Permana 13 B
14 Diantiningsih 14 A
15 Nurjaman 15 A
16 Ratmo 16 B
17 Erni Kurniasih 17 C
18 Rina Risma dewi 18 D
19 Utari Widiastuti 19 E
20 Ani Nuryani 20 F
21 Windi anggraenai 21 G
22 Yuyu yuningsih 22 G
23 Yusi Susanti 23 F
24 Desi Juwitasari 24 E
25 Nuryani 25 D
26 Fitri Furwanti 26 C
27 Isti Nurul Hidayah 27 B
28 Imas Neni Rohaeni 28 A
29 Nolis Tiara L 29 G
30 Yulia Gestiani 30 G
31 Nuryanti 31 F
32 Resa Fahara 32 E
33 Ade Nuryanti 33 D
34 Revina Triana 34 C
35 Eunike Sabrina N 35 B
36 Joko Rahmat Somantri 36 A

LEMBAR PENGAMATAN SISWA

42
KEGIATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

SIKLUS I
Kelompo Minat Perhatian Partisipasi Presentasi
Nama
k 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
Indra H √ √ √ √
Diantiningsih
A Nurjaman
Imas
Joko P
Acep N √ √ √ √
Ifan P
B Ratmo
Isti N
Eunikeu
Titin R √ √ √ √
Jaenal
C Erni
Fitri F
Revina
Yulia A √ √ √ √
Tendri
D Rina R
Nuryani
Ade N
Ilham √ √ √ √
Sinta
E Utari
Desi
Resa F
Dwi G √ √ √ √
Marsodik
F Ani
Yusi
Nuryanti
Reza √ √ √ √
Dian
Windi
G
Yuyu
Nolis
Yulia G
LEMBAR PENGAMATAN SISWA

43
KEGIATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

SIKLUS II
Minat Perhatian Partisipasi Presentasi
Kelompok Nama
4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0 4 3 2 1 0
Indra H √ √ √ √
Diantiningsih
A Nurjaman
Imas
Joko P
Acep N √ √ √ √
Ifan P
B Ratmo
Isti N
Eunikeu
Titin R √ √ √ √
Jaenal
C Erni
Fitri F
Revina
Yulia A √ √ √ √
Tendri
D Rina R
Nuryani
Ade N
Ilham √ √ √ √
Sinta
E Utari
Desi
Resa F √ √ √ √
Dwi G
Marsodik
F Ani
Yusi
Nuryanti
Reza √ √ √ √
Dian
Windi
G
Yuyu
Nolis
Yulia G
LEMBAR PENGAMATAN GURU

44
KEGIATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

SIKLUS I
No Kegiatan KBM 4 3 2 1
1 Penyampaian tujuan pembelajaran √
2 Mengimpormasikan model √
pembelajaran
3 Apersepsi √
4 Pengelompokan siswa √
5 Penyampaian materi √
6 Pengelolaan kegitan diskusi √
7 Kemampuan melakukan evaluasi √
8 Pemberian penghargaan kelompok dan √
individu
9 Pemberian nilai kelompok dan individu √
10 Menyimpulkan materi √
11 Menutup pembelajaran √

LEMBAR PENGAMATAN GURU


KEGIATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

SIKLUS II
No Kegiatan KBM 4 3 2 1
1 Penyampaian tujuan pembelajaran √
2 Mengimpormasikan model √
pembelajaran
3 Apersepsi √
4 Pengelompokan siswa √
5 Penyampaian materi √
6 Pengelolaan kegitan diskusi √
7 Kemampuan melakukan evaluasi √
8 Pemberian penghargaan kelompok dan √
individu
9 Pemberian nilai kelompok dan individu √
10 Menyimpulkan materi √
11 Menutup pembelajaran √

45
Daftar Nilai Tugas Individu
Siklus I

No. Subjek Nilai


1 S-1 50
2 S-2 50
3 S-3 100
4 S-4 63
5 S-5 75
6 S-6 50
7 S-7 75
8 S-8 88
9 S-9 50
10 S-10 75
11 S-11 50
12 S-12 50
13 S-13 88
14 S-14 63
15 S-15 63
16 S-16 50
17 S-17 75
18 S-18 75
19 S-19 50
20 S-20 75
21 S-21 88
22 S-22 88
23 S-23 75
24 S-24 75
25 S-25 50
26 S-26 63
27 S-27 50
28 S-28 63
29 S-29 50
30 S-30 75
31 S-31 50
32 S-32 88
33 S-33 75
34 S-34 88
35 S-35 63
36 S-36 75
Jumlah 2250
Rerata 62.5

Daftar Nilai Tugas Kelompok

46
Siklus I

No. Subjek Nilai


1 S-1 65
2 S-2 68
3 S-3 75
4 S-4 70
5 S-5 70
6 S-6 65
7 S-7 75
8 S-8 75
9 S-9 70
10 S-10 65
11 S-11 60
12 S-12 75
13 S-13 80
14 S-14 80
15 S-15 75
16 S-16 70
17 S-17 70
18 S-18 60
19 S-19 60
20 S-20 70
21 S-21 60
22 S-22 65
23 S-23 65
24 S-24 60
25 S-25 65
26 S-26 60
27 S-27 60
28 S-28 70
29 S-29 65
30 S-30 70
31 S-31 75
32 S-32 100
33 S-33 70
34 S-34 100
35 S-35 75
36 S-36 70
Jumlah 2439
Rerata 67.75

Data Skor Ulangan Harian Siswa

47
Siklus I

NO. Subjek N
1 S-1 35
2 S-2 50
3 S-3 55
4 S-4 60
5 S-5 50
6 S-6 50
7 S-7 65
8 S-8 55
9 S-9 50
10 S-10 65
11 S-11 50
12 S-12 65
13 S-13 80
14 S-14 55
15 S-15 60
16 S-16 50
17 S-17 55
18 S-18 50
19 S-19 55
20 S-20 65
21 S-21 70
22 S-22 70
23 S-23 65
24 S-24 65
25 S-25 60
26 S-26 45
27 S-27 60
28 S-28 45
29 S-29 65
30 S-30 60
31 S-31 60
32 S-32 50
33 S-33 50
34 S-34 60
35 S-35 55
36 S-36 60
Jumlah 2070
Rerata 57.50

Daftar Nilai Tugas Individu

48
Siklus II

No. Subjek Nilai


1 S-1 67
2 S-2 67
3 S-3 70
4 S-4 67
5 S-5 70
6 S-6 72
7 S-7 85
8 S-8 67
9 S-9 70
10 S-10 90
11 S-11 75
12 S-12 67
13 S-13 67
14 S-14 67
15 S-15 80
16 S-16 70
17 S-17 70
18 S-18 67
19 S-19 67
20 S-20 80
21 S-21 67
22 S-22 67
23 S-23 67
24 S-24 67
25 S-25 67
26 S-26 70
27 S-27 67
28 S-28 70
29 S-29 70
30 S-30 70
31 S-31 67
32 S-32 67
33 S-33 80
34 S-34 70
35 S-35 80
36 S-36 67
Jumlah 2549
Rerata 70.80
Daftar Nilai Tugas Kelompok
Siklus II

49
No. Subjek Nilai
1 S-1 100
2 S-2 70
3 S-3 60
4 S-4 65
5 S-5 80
6 S-6 100
7 S-7 75
8 S-8 75
9 S-9 100
10 S-10 100
11 S-11 65
12 S-12 70
13 S-13 65
14 S-14 70
15 S-15 70
16 S-16 65
17 S-17 75
18 S-18 65
19 S-19 60
20 S-20 75
21 S-21 85
22 S-22 100
23 S-23 70
24 S-24 70
25 S-25 65
26 S-26 65
27 S-27 60
28 S-28 75
29 S-29 65
30 S-30 65
31 S-31 65
32 S-32 65
33 S-33 70
34 S-34 85
35 S-35 65
36 S-36 70
Jumlah 2520
Rerata 70.00

Data Skor Ulangan Harian Siswa


Siklus II

50
NO. Subjek N
1 S-1 80
2 S-2 60
3 S-3 75
4 S-4 90
5 S-5 75
6 S-6 75
7 S-7 90
8 S-8 75
9 S-9 75
10 S-10 100
11 S-11 75
12 S-12 70
13 S-13 45
14 S-14 75
15 S-15 75
16 S-16 75
17 S-17 70
18 S-18 60
19 S-19 50
20 S-20 55
21 S-21 100
22 S-22 100
23 S-23 65
24 S-24 65
25 S-25 65
26 S-26 70
27 S-27 70
28 S-28 50
29 S-29 75
30 S-30 50
31 S-31 70
32 S-32 80
33 S-33 100
34 S-34 68
35 S-35 70
36 S-36 70
Jumlah 2603
Rerata 72.3

51
52

Anda mungkin juga menyukai