BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kegiatan guru dan siswa. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus belajar.
pengalaman belajar hingga terjadi perubahan dalam dirinya, baik dari segi aspek
pada siswa agar siswa mendapatkan prestasi yang baik, khususnya dalam mata
pelajaran matematika.
Matematika adalah cabang ilmu yang memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam masyarakat. Hal ini terlihat dari kegunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari, tetapi pentingnya matematika tidak diikuti oleh sikap siswa yang
lebih serius dari pendidikan sehingga dapat lebih diminati oleh siswa, sebab
strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi era
globalisasi.
berarti meskipun sudah dipersiapkan dengan baik, jika dalam penyampaian materi
diadakan pemilihan terhadap strategi pembelajaran yang tepat. Untuk itu guru
harus menentukan bagaimana cara untuk mengatur lingkungan belajar siswa agar
mencapai hasil belajar yang diinginkan. Oleh sebab itu dalam proses belajar
oleh guru. Guru sebagai sosok yang menjadi inspirasi bagi siswa dan merupakan
komunikasi satu arah, dimana guru yang selalu aktif menyampaikan informasi
banyak bersifat pasif (aktivitas kurang) yang mengakibat aktivitas siswa kurang
dalam belajar sehingga ada siswa yang belum memenuhi KKM (Kreteria
Ketuntasan Minimal).
diri sendiri dan pembelajaran dengan teman sejawat mereka (Anita Lie, 2008).
kooperatif adalah jenis pembelajaran yang student centred (berpusat pada siswa).
yang memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnis, maupun
kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau
diskusi antar sesama anggota tim. Diharapkan dalam penerapan strategi kooperatif
tipe STAD ini terjadi interaksi tutor sebaya yang nantinya dapat meningkatkan
prestasi belajarnya.
B. Identifikasi Masalah
berbagai aspek. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber dari dalam diri siswa
maupun dari luar diri siswa. Faktor-faktor yang berasal dari dalam siswa
Sedangkan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa dapat berasal dari
C. Pembatasan Masalah
pada identifikasi masalah di atas serta terbatasnya dana, waktu, alat, dan
kemampuan maka pengkajian pada penelitian ini hanya terbatas pada aktivitas dan
prestasi belajar siswa kelas VIII H semester ganjil Sekolah Menengah Pertama
materi matematika pada pokok bahasan relasi dan fungsi yang ditinjau dari ranah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Guru.
2. Bagi siswa.
belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Aktivitas Belajar
Mengajar adalah suatu kejadian mengatur dan membimbing siswa
sehingga terjadi proses belajar. Dalam proses belajar, siswa menjadi subyek utama
kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka
adalah apa yang dilakukan oleh siswa (bersama dan atau tanpa guru) dengan input
adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas
segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam
penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam
membuat grafik, diagram, peta, pola. (5) Aktivitas Metrik seperti melakukan
sebagainya.
Menurut Sudjana (dalam Sri Satya, 2018) ada 5 indikator perilaku yang
belajar mengajar.
9
adalah :
Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar
(Surata 2003). Dalam setiap perbuatan manusia untuk mencapai tujuan selalu
diikuti oleh pengukuran dan penilaian, demikian pula halnya dengan proses
anak dalam kelas, apakah anak termasuk kelompok pandai, sedang atau kurang.
Prestasi belajar ini dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun simbul pada
suatu mata pelajaran, yang lazim diperoleh dari nilai tes atau angka yang
diberikan guru. Bila angka yang diberikan guru rendah maka prestasi seseorang
dianggap rendah. Dan sebaliknya bila angka yang diberikan guru tinggi maka
prestasi siswa tersebut dianggap tinggi, sekaligus siswa tersebut sukses dalam
belajar. Ini berarti prestasi belajar menunjukan kepada optimal dari kegiatan
10
belajar. Hal senada diungkapkan oleh Woodworth dan Marquaria (dalam Surata,
2003) bahwa prestasi belajar adalah kemampuan aktual yang dapat diukur secara
bahwa prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga
mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang
dalam belajar yang dilakukan dalam periode tertentu. Prestasi belajar dapat
dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mengetahui
materi pelajaran yang telah diajarkan atau dipelajari. Sehubungan dengan itu,
prestasi belajar diantaranya adalah: (1) untuk mengetahui efisiensi hasil belajar
yang dalam hal ini diharapkan mendorong siswa belajar lebih giat lagi, (2) Untuk
hasil ujiannya siswa dapat menyadari kelemahan dan kelebihannya sehingga dapat
mengevaluasi dan bagaimana caranya belajar selama ini, (3) untuk belajar siswa,
penilaian ini secara konseptual diartikan sebagai penelitian usaha kegiatan belajar
yang dinyatakan dalam bentuk angka yang mencermikan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak dalam pelajaran matematika berupa kemampuan kognitif yang
dapat diukur secara langsung dengan menggunakan tes pada materi relasi dan
fungsi.
11
maupun rohani. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau prilaku siswa selama
guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain. Keaktivan siswa dalam belajar
akan menyebabkan suasana lebih hidup karena siswa selaku pebelajar mau aktif
mempengaruhi hasil belajar mereka, karena mereka tidak mau aktif atau berusaha
setelah mengalami proses belajar dalam waktu tertentu. Prestasi belajar biasanya
dinyatakan dengan nilai atau skor setelah mengerjakan suatu tugas atau tes. Tes
prestasi belajar adalah merupakan suatu alat untuk mengukur aspek–aspek tertentu
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan
memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri–ciri prilaku seperti: (1) sering bertanya
kepada guru, (2) mau mengerjakan tugas yang diberikan, (3) mampu menjawab
pertanyaan, (4) senang diberi tugas belajar dan sebagainya. Ciri–ciri tersebut pada
12
dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu: segi proses dan hasil pembelajaran.
Makin tinggi proses yang dilakukan siswa, harus semakin tinggi pula hasil belajar
yang dicapainya. Dengan melihat keberhasilan ini hendaknya proses belajar yang
dilakukan siswa dipandang sebagai hasil dari proses pembelajaran itu sendiri.
Dengan kata lain, proses pembelajaran tidak mengutamakan hasil belajar tetapi
juga proses belajar siswa, dan proses belajar ini merupakan penunjang hasil
belajar dengan aktivitas sangat berkaitan yaitu aktivitas siswa dalam belajar akan
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, maka guru harus
mampu memilih dan melaksanakan strategi belajar mengajar yang tepat. Guru
tidaklah berlaku untuk setiap kondisi, setiap siswa, atau setiap tingkat kelas
(sekolah). Menurut penulis indicator dari aktivitas belajar adalah: (1) Bertanya
kepada guru atau siswa. (2) Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru
atau kepada siswa. (3) Mengerjakan tugas yang diberikan guru. (4) Dapat
menjawab pertanyaan guru dengan tepat pada saat berlangsungnya pelajaran. (5)
D. Pembelajaran Kooperatif
learning) adalah bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
empat sampai enam orang siswa dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen.”
tercipta interaksi yang lebih luas yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan
antar guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi way
dalam menghadapi suatu masalah dan bertanggung jawab atas apa yang telah
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-5 orang dengan struktur anggota yang
heterogen. Dengan model ini siswa belajar dalam suatu kelompok kecil, dimana
dan saling membantu dalam memberikan motivasi dalam proses belajar di antara
secara lebih baik. Dalam belajar secara kooperatif siswa mempunyai kesempatan
memimpin dan saling membantu dalam mengerjakan dan mempelajari materi atau
lima komponen utama yang perlu diperhatikan, yaitu: tahap penyajian kelas (class
b) Kuis
c) Penghargaan Kelompok
tahap persiapan (preparation), tahap penyajian kelas (teach), tahap belajar dalam
dan tahap akhir adalah penghargaan kelompok yang meliputi menentukan skor
a) Persiapan
Hal-hal yang dipersiapkan pada tahap ini adalah materi pelajaran, membagi
b) Penyajian Kelas
pendahuluan ditekankan pada apa yang akan dipelajari siswa dalam tugas
kelompok. Hal ini penting dipelajari untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa
c) Kegiatan kelompok
d) Tes
Tes dikerjakan secara individu, skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan
e) Penghargaan kelompok
Setelah tes dilakukan, dihitung skor individu dan skor kelompok serta
mungkin, skor kelompok diumumkan pada pertemuan pertama setelah tes. Hal
17
ini membuat hubungan antara kerja dengan baik dan menerima penghargaan
bagi siswa, serta serta meningkatkan motivasi mereka untuk melakukan yang
terbaik.
yang telah dilakukan diantaranya oleh Swastini (2007) dan Warsa (2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Swastini terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 4
capaian hasil belajar pada siklus I sebesar 61,60%, dan pada siklus II sebesar
66,60%, serta pada siklus III sebesar 72,72%. Demikian juga penelitian yang
dilakukan oleh Warsa mnunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa
kelas IV SD N 3 Pejaten. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 75,57
G. Kerangka Berpikir
sehari-hari sebagai aplikasi teori yang telah diberikan. Tetapi kegiatan siswa
pasif, hanya sebagai pendengar saja. Semua itu berdampak pada lemahnya
menerapkan model pembelajaran yang lebih baik dan sesuai dengan karakteristik
siswa tentang konsep matematika menjadi kuat. Salah satu model pembelajaran
yang sesuai dengan hal tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe
menumbuhkan motivasi dalam belajar karena dalam STAD diberikan skor yang
berkaitan dengan peningkatan prestasi yaitu skor kemajuan individu yang dapat
maka siswa akan berusaha memahami materi dengan baik, yang akhirnya akan
belajar matematika siswa kelas VIII H SMP Negeri 2 Tabanan tahun akademik
2022/2023.
H. Rumusan Hipotesis
dan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII H Sekolah Menengah Pertama
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Class Room Action Research. Penelitian ini menggunakan sistim siklus dan
STAD. Materi pembelajaran yang dibahas adalah relasi dan fungsi. Menurut
berikut.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII H SMP Negeri 2 Tabanan
1. Variabel Penelitian
a) Variabel Bebas
STAD.
b) Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas dan prestasi belajar
matematika .
tahap penyajian kelas (teach), tahap belajar dalam kelompok (team studi),
2) Prestasi belajar matematika dengan materi relasi dan fungsi adalah prestasi
D. Prosedur Kerja
1. Refleksi Awal
dihadapi guru pengajar matematika di kelas VIII H SMPN 2 Tabanan yaitu hasil
belajar siswa yang masih ada dibawah KKM dan keterlibatan siswa dalam
dengan ceramah, contoh soal, soal latihan dan guru memberi PR. Saat siswa
2. Siklus I
a) Perencanaan
23
b) Pelaksanaan Tindakan.
dalam LKS sesuai dengan hasil diskusi menurut waktu yang telah
kesulitan.
24
3) Setelah waktu yang telah ditentukan habis, guru bersama siswa, membahas
secara individu.
5) Pada pertemuan ke lima, siswa diberikan tes yang berkaitan dengan LKS
c) Observasi
d) Refleksi
tahap ini dikaji kekurangan dan kendala yang diberikan pada siklus I.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini, terdiri dari : (1) data prestasi
belajar yang dikumpulkan melalui tes hasil belajar, (2) data mengenai tingkat
observasi. Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal
aktifitas siswa, memuat aktifitas siswa yang perlu diamati. Pedoman observasi ini
dimodifikasi yang akan diamati selama proses belajar mengajar. Adapun indikator
berlangsungnya pelajaran.
Jika suatu aktivitas teramati pada seorang siswa, maka siswa tersebut
diberi skor 1 (satu), jika tidak diberi skor 0 (nol). Skor aktivitas diperoleh dengan
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
NamaSekolah : SMP Negeri 2 Tabanan
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII H
No. Indikator
Nama 1 2 3 4 5 Jumlah
Absen
Jumlah
Keterangan:
F. Analisis Data
penggolongan aktivitas disusun berdasarkan Mean Ideal (MI) dan Standar Deviasi
Untuk aktivitas siswa skor tertinggi ideal adalah 5 dan skor terendah
MI = ½ ( 5 + 0 ) = 2,5
SDI = 1/6 ( 5 – 0 ) = 0,83
Sehingga penggolongan aktivitas siswa di atas menjadi :
3,75 M sangat aktif
2,92 M 3,75 aktif
2,08 M 2,92 cukup aktif
1,25 M 2,08 kurang aktif
M 1,25 sangat kurang aktif
Dari data aktivitas siswa yang terkumpul akan dihitung skor rata-rata
Keterangan :
N = banyak siswa
akan dapat ditentukan aktivitas siswa setiap pertemuan. Dari skor rata-rata
aktivitas siswa (M) yang terkumpul selanjutnya dapat dihitung skor rata-rata
Keterangan :
A = skor rata-rata aktivitas siswa suatu siklus
M =
Keterangan :
dan fungsi, maka dianalisis dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu
68,00. Siswa sudah dianggap tuntas dalam menguasai materi relasi dan fungsi jika
siswa telah memperoleh nilai ≥ 68,00 Jika siswa mendapat nilai < 68,00 maka
siswa tersebut dikatakan belum tuntas dalam menguasai materi tersebut dan