Anda di halaman 1dari 15

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Belajar Matematika Materi Teorema Pythagoras

Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas VIIIB
SMPN 2 Riung Tahun Pelajaran 2021/2022
Oleh:
Theresia Mamo,S.Pd.
Guru matematika SMP Negeri 2 Riung Kabupaten Ngada.Provinsi Nusa Tengara Timur

Abstrak
Penelitian Tindakan Kelas oleh Theresia Mamo,S.Pd. 2021. Upaya Meningkatkan Hasil
Belajar Belajar Matematika Materi Teorema Pythagoras Melalui Metode
Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Siswa Kelas VIIIB SMPN 2 Riung
Tahun Pelajaran 2021/2022.
Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan Hasil
Belajarbelajar siswa dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model
STAD? (b) Bagaimanakah pengaruh metode pembelajaran kooperatif model STAD
terhadap motivasi belajar siswa?.Tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Untuk
mengetahui peningkatan Hasil Belajarbelajar siswa setelah diterapkannya metode
pembelajaran kooperatif model STAD. (b) Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar
siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model STAD.Penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga siklus. Setiap siklus
terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi.
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIIB SMPN 2 Riung. Data yang
diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari
hasil analis didapatkan bahwa Hasil Belajarbelajar siswa mengalami peningkatan dari
siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (54,84%), siklus II (67,74%), siklus III
(90,32%).Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif model
STAD dapat meningkatkan hasil belajar Siswa kelas VIIIB SMPN 2 Riung, serta model
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran
matematika.
Kata Kunci : Belajar,Hasil Belajar,Pembelajaran Kooperatif Model STAD

PENDAHULUAN pintar. Pofesor Erno August Lehtinen


A. Latar Belakang Masalah dari Universitas Turku Finlandia
Belajar dari sistem pendidikan di mengingatkan bahwa dalam pendidikan
Finlandia mengutamakan common sense yang penting kualitas
atau akal sehat,lingkungan pengajaran pengajarannya,bukan lamanya belajar
yang holistik dan menjunjung tinggi melainkan kompetensi guru yang
kesetaraan daripada kompetisi. Tiga hal tinggi,kesabaran,toleransi dan
inilah yang membuat negara Finladia komitmen pada keberhasilan melalui
paling inovatif soal urusan pendidikan, tanggung jawab pribadi. Guru-guru di
sehingga hanya 10% dari kandidat guru Finlandia sangat menekankan
yang diterima. Mereka harus lulusan kolaborasi. Diwaktu istirahat sambil
master dengan ilmu pedagogi dan ”ngopi”misalnya, guru-guru biasanya
special ilmu untuk grade 7-9. Guru juga saling berdiskusi tentang cara
menguasai kelas dengan kompetensi meningkatkan mutu belajar mengajar
untuk standar kesetaraan murid harus selain mengundang guru lain ke
diaplikasikan,tidak boleh membedakan kelasnya, sehingga guru bisa saling
antara murid yang pintar dan tdak memberikan masukkan terkait materi

1
dan metode mengajarnya. yang sudah dimiliki oleh siswa. Tujuan
(Pramudianto,2021) pembelajaran matematika adalah
Guru yang kompeten adalah guru yang melatih cara berfikir secara sistematis,
menguasai softskill atau pandai berteori logis, kritis, kreatif dan konsisten.
saja, melainkan juga kecakapan Pembelajaran matematika tidak juga
hardskill. Adanya keseimbangan tidak lagi mengutamakan pada
kompetensi tersebut menjadikan guru penyerapan melalui pencapaian
sebagai agen perubahan mampu informasi, tetapi lebih mengutamakan
menyelesaikan masalah pendidikan atau pada pengembangan kemampuan dan
pembelajaran yang dihadapi sebagai pemrosesan informasi. Untuk itu
dampak kemajuan zaman. (Dirjen GTK aktivitas peserta didik perlu
Kemdikbudristek,2020).Pencapaian ditingkatkan melalui latihan-latihan atau
hasil belajar secara maksimal adalah tugas matematika dengan bekerja
tujuan pokok seorang guru dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide
pelaksanaan Kegiatan belajar mengajar kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:
di kelas. Dedikasi, loyalitas dan 24).Langkah-langkah tersebut
kwalitas profesinya senantiasa memerlukan partisipasi aktif dari siswa.
dicurahkan untuk kepentingan anak Untuk itu perlu ada model pembelajaran
didiknya agar mencapai hasil belajar yang melibatkan siswa secara langsung
secara maksimal. Untuk mencapai hasil dalam pembelajaran. Dari uraian latar
itu, seorang guru dituntut untuk mencari belakang di atas, penulis merasa tertarik
bentuk pembelajaran yang efektif , untuk melakukan suatu penelitian
menarik dan menyenangkan.Berbagai tindakan kelas (PTK) mengenai
model pembelajaran yang ada perlu penerapan model pembelajaran model
dipilih dan disesuaikan dengan materi STAD dengan judul “Upaya
saat itu. Disamping penerapan suatu Meningkatkan Hasil Belajar
bentuk model pembelajaran, guru perlu Matematika Materi Teorema
mengupayakan dan mengembangkan Pythagoras Melalui Metode
kemapuan siswa untuk menemukan Pembelajaran Kooperatif Model STAD
sendiri, mampu menilai dirinya sendiri Pada Siswa Kelas VIIIB SMPN 2 Riung
dengan tujuan siswa dapat membangun Tahun Pelajaran 2021/2022”.
pemahaman dan pengetahuanya.Media B. Rumusan Masalah
pembelajaran yang bertitik berat pada Berdasarkan latar belakang di atas,
penalaran dan kontektual adalah salah maka dapat dirumuskan suatu masalah
satu sarana membantu mempermudah sebagai berikut:
pemahaman suatu konsep dalam 1. Bagaimanakah peningkatan Hasil
matematika. Matematika merupakan Belajarbelajar siswa dengan
suatu bahan kajian yang memiliki objek diterapkannya metode pembelajaran
abstrak dan dibangun melalui proses kooperatif model STAD pada siswa
penalaran deduktif, yaitu kebenaran kelas VIIIB SMPN 2 Riung Tahun
suatu konsep diperoleh sebagai akibat Pelajaran 2021/2022?
logis dari kebenaran sebelumnya sudah 2. Bagaimanakah pengaruh metode
diterima, sehingga keterkaitan antar pembelajaran kooperatif model
konsep dalam matematika bersifat STAD terhadap motivasi belajar
sangat kuat dan jelas. Dalam siswa kelas VIIIB SMPN 2 Riung
pembelajaran matematika agar mudah Tahun Pelajaran 2021/2022?
dimengerti oleh siswa, proses penalaran C. Tujuan Penelitian
deduktif untuk menguatkan pemahaman

2
Sesuai dengan permasalahan di atas, Temuan bahwa strategi pembelajaran
maka tujuan dari penelitian ini adalah: dengan menggunakan metode
1. Untuk mengetahui peningkatan pembelajaran kooperatif model STAD
Hasil Belajarbelajar siswa setelah dapat meningkatkan prestasi belajar
diterapkannya metode pembelajaran matematika dapat memberi masukan
kooperatif model STAD pada siswa kepada para pengelola pendidikan untuk
kelas VIIIB SMPN 2 Riung Tahun memasukkan metode pembelajaran
Pelajaran 2021/2022. kooperatif model STAD sebagai salah
2. Untuk mengetahui pengaruh satu metode pembelajaran matematika
motivasi belajar siswa setelah yang dapat dipilih. Selain itu, temuan
diterapkan metode pembelajaran ini juga dapat memberikan masukan
kooperatif model STAD pada siswa kepada pengelola pendidikan agar
kelas VIIIB SMPN 2 Riung Tahun mensosialisasikan metode ini dalam
Pelajaran 2021/2022. rangka meminimalkan kesan bahwa
D. Manfaat Penelitian matematika itu pelajaran yang sulit dan
1. Bagi Guru membosankan.
Penelitian ini berusaha mengungkap E. Hipotesis Tindakan
beberapa usaha yang dapat dilakukan Berdasarkan pada permasalahan dalam
untuk meningkatkan prestasi belajar penelitian tindakan yang berjudul
matematika khususnya pada materi Meningkatkan Hasil Belajar Belajar
teorema pythagoras. Apabila ternyata Matematika Materi Teorema Pythagoras
terungkap bahwa metode pembelajaran Melalui Metode Pembelajaran
kooperatif model STAD dapat Kooperatif Model STAD Pada Siswa
meningkatkan prestasi belajar Kelas VIIIB SMPN 2 Riung Tahun
matematika siswa, maka informasi ini Pelajaran 2021/2022 yang dilakukan
akan merupakan masukan yang oleh peneliti, dapat dirumuskan
berharga bagi para guru matematika hipotesis tindakan sebagai berikut:
SMP dalam memilih metode "Jika Proses Belajar Mengajar Siswa
pembelajaran yang tepat sesuai dengan Kelas VIIIB SMPN 2 Riung Tahun
karakteristik siswa, dan materi yang Pelajaran 2021/2022 menggunakan
diajarkan metode pembelajaran metode Pembelajaran Kooperatif
kooperatif model STAD merupakan Model STAD dalam menyampaikan
salah satu metode pembelajaran yang materi pembelajaran, maka
dapat dijadikan alternatif bagi guru dimungkinkan minat belajar dan hasil
matematika SMP dalam merencanakan belajar siswa kelas VIIIB SMPN 2
kegiatan pembelajaran. Riung akan lebih baik dibandingkan
2. Bagi Siswa dengan proses belajar mengajar yang
Dengan adanya temuan bahwa strategi dilakukan oleh guru sebelumnya".
pembelajaran dengan menggunakan KAJIAN PUSTAKA
metode pembelajaran kooperatif model A. Kajian Teori
STAD dapat meningkatkan prestasi 1. Pengertian Belajar
belajar siswa, maka siswa akan Belajar sebagaimana yang dikemukana
memperoleh gambaran bahwa oleh Sardiman (2003: 20), bahwa
matematika yang dipelajari sesuai “belajar merupakan perubahan tingkah
dengan apa yang mereka alami dan laku atau penampilan, dengan
terlihat manfaatnya dalam kehidupan serangkaian kegiatan misalnya dengan
sehari-hari. membaca, mengamati, mendengarkan,
3. Bagi Pengelola Pendidikan meniru, dan lain sebagainya”. Belajar

3
juga akan lebih baik kalau subjek (2006: 27). Menurut Djamarah (2008:
belajar mengalami atau melakukannya. 13) belajar adalah serangkaian
Belajar suatu proses interaksi antara kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
diri manusia (id-ego-super ego) suatu perubahan tingkah laku sebagai
dengan lingkungan yang berwujud hasil dari pengalaman individu dalam
pribadi, fakta, konsep atau teori. interaksi dengan lingkungannya yang
Dalam hal ini terkandung suatu menyangkut kognitif, afektif, dan
maksud bahwa proses interaksi itu psikomotor. Selanjutnya pengertian
adalah: (1) proses internalisasi ke belajar menurut Winkel (1996: 53)
dalam diri yang belajar, (2) dilakukan adalah suatu aktivitas mental atau
secara aktif, dengan segenap panca psikis, yang berlangsung dalam
indera ikut berperan. Slameto (2003:2) interaksi aktif dengan lingkungan yang
mendefinisikan belajar sebagai suatu menghasilkan perubahan-perubahan
proses usaha yang dilakukan seseorang dalam pengetahuan, pemahaman,
untuk memperoleh suatu perubahan keterampilan, dan nilai sikap.
tingkah laku yang baru secara Perubahan-perubahan itu dapat berupa
keseluruhan, sebagai hasil suatu hasil yang baru atau
pengalamannya sendiri dalam interaksi penyempurnaan terhadap hasil yang
dengan lingkungannya. Baharuddin telah diperoleh dan terjadi selama
(2010:12) belajar merupakan aktivitas jangka waktu tertentu. Jadi belajar
yang dilakukan seseorang untuk merupakan proses perubahan tingkah
mendapatkan perubahan dalam dirinya laku individu merespon interaksi aktif
melalui pelatihan-pelatihan atau dengan lingkungan melalui
pengalaman-pengalaman. Sudjana pengalaman yang didapatnya secara
(2009: 28), memandang belajar suatu pribadi.
proses yang ditandai dengan adanya Menurut kamus bahasa Indonesia
perubahan dari seseorang, perubahan belajar adalah berusaha memperoleh
sebagai hasil dari proses belajar dapat kepandaian atau ilmu, berlatih,
ditunjukan dalam berbagai bentuk berubah tingkah laku atau tanggapan
seperti perubahan pengetahuan, yang disebabkan oleh pengalaman.
pemahaman, sikap dan tingkah laku, Berdasarkan uraian di atas maka
keterampilan, percakapan, kebiasaan, belajar merupakan interaksi antara
serta perubahan aspek-aspek yang ada pendidik dengan peserta didik yang
pada individu yang belajar. “Belajar dilakukan secara sadar, terencana baik
dipandang sebagai suatu proses, suatu didalam maupun di luar ruangan untuk
kegiatan dan bukan suatu hasil atau meningkat kan kemampuan peserta
tujuan. Belajar bukan hanya didik. Belajar untuk disekolah dasar
mengingat, akan tetapi lebih luas dari berarti interaksi antara guru dengan
itu, yaitu mengalami. Belajar adalah siswa yang dilakukan secara sadar dan
suatu proses perubahan tingkah laku terencana yang dilaksanakan baik di
individu melalui interaksi dengan dalam kelas maupn diluar kelas dalam
lingkungan. Proses perubahan tingkah rangka untuk meningkatkan
laku pada diri seseorang tidak dapat kemampuan siswa.
dilihat namun dapat ditentukan, 2. Hasil Belajar
apakah seseorang telah belajar atau Interaksi antara pendidik dengan
belum dengan membandingkan peserta didik yang dilakukan secara
kondisi sebelum dan setelah proses sadar, terencana baik didalam maupun
pembelajaran berlangsung. Hamalik di luar ruangan untuk meningkat kan

4
kemampuan peserta didik ditentukan process): (1)Pembelajaran
oleh hasil belajar. Sebagaimana direncanakan dan dipersiapkan
dikemukakan Oleh Hamalik (2006: terlebih dahulu oleh guru dengan
30), bahawa perubahan tingkah laku melibatkan siswa secara sistematik,
pada orang dari tidak tahu menjadi ataukah suatu proses yang bersifat
tahu, dari tidak mengerti menjadi otomatis dari guru disebabkan telah
mengerti, dan dari belum mampu menjadi pekerjaan rutin; (2) Kegiatan
kearah sudah mampu. Hasil belajar siswa belajar dimotivasi guru
akan tampak pada beberapa aspek sehingga ia melakukan kegiatan
antara lain: pengetahuan, pengertian, belajar dengan penuh kesadaran,
kebiasaan, keterampilan, apresiasi, kesungguhan, dan tanpa paksaan
emosional, hubungan sosial, jasmani, untuk memperoleh tingkat
etis atau budi pekerti, dan sikap. penguasaan pengetahuan, kemampuan
Seseorang yang telah melakukan serta sikap yang dikehendaki dari
perbuatan belajar maka akan terlihat pembelajaran itu sendiri;(3)Siswa
terjadinya perubahan dalam salah satu menempuh beberapa kegiatan belajar
atau bebarapa aspek tingkah laku sebagai akibat penggunaan multi
sebagai akibat dari hasil belajar. metode dan multi media yang dipakai
Selanjutnya Sanjaya (2010:87) guru ataukah terbatas kepada satu
Mengemukakan bahwa hasil kegiatan belajar saja;(4) Siswa
belajartingkah laku sebagai hasil mempunyai kesempatan untuk
belajar dirumuskan dalam bentuk mengontrol dan menilai sendiri hasil
kemampuan dan kompetensi yang belajar yang dicapainya ataukah ia
dapat diukur atau dapat ditampilkan tidak mengetahui apakah yang ia
melalui performance siswa. Istilah- lakukan itu benar atau salah;(5)
istilah tingkah laku dapat diukur Proses pembelajaran dapat melibatkan
sehingga menggambarkan indikator semua siswa dalam satu kelas tertentu
hasil belajar adalah mengidentifikasi yang aktif belajar; (6) Suasana
(identify), menyebutkan (name), pembelajaran atau proses belajar-
menyusun (construct), menjelaskan mengajar cukup menyenangkan dan
(describe), mengatur (order), dan merangsang siswa belajar ataukah
membedakan (different). Sedangkan suasana yang mencemaskan dan
istilah-istilah untuk tingkah laku yang menakutkan; (7) Kelas memiliki
tidak menggambarkan indikator hasil sarana belajar yang cukup kaya,
belajar adalah mengetahui, menerima, sehingga menjadi laboratorium
memahami, mencintai, mengira-ngira, balajar ataukah kelas yang hampa dan
dan lain sebagainya. Menurut miskin dengan sarana belajar
Hamalik dalam Jihad dan abdul sehingga tidak memungkinkan siswa
(2010: 15) tujuan belajar adalah melakukan kegiatan belajar yang
sejumlah hasil belajar yang optimal. Adapun hasil belajar
menunjukkan bahwa siswa telah menurut Bloom dalam Purwanto
melakukan perbuatan belajar, yang (2007: 45) yang menggolongkan
umumnya meliputi pengetahuan, kedalam tiga ranah yang perlu
ketrampilan dan sikap-sikap yang diperhatikan dalam setipa proses
baru, yang diharapkan dapat dicapai belajar mengajar. Tiga ranah tersebut
oleh siswa. Menurut Sudjana adalah ranah kognitif, efektif, dan
(2009:35-37) kriteria keberhasilan psikomotor. Ranah kognitif mencakup
pembelajaran dari sudut prosesnya (by hasil belajar yang berhubungan

5
dengan ingatan, pengetahuan, dan bekerja sama dalam memecahkan
kemampuan intelektual. Ranah efektif masalah. Kemampuan siswa dalam
mencakup hasil belajar yang setiap kelompok adalah
berhubungan dengan sikap, nilai-nilai, hiterogen.Dalam pembelajaran
perasaan, dan minat. Ranah kooperatif siswa tidak hanya sebagai
psikomotor mencakup hasil belajar objek belajar tetapi menjadi subjek
yang berhubungan dengan belajar karena mereka dapat berkreasi
keterampilan fisik atau gerak yang secara maksimal dalam proses
ditunjang oleh kemampian pembelajaran. Hal ini terjadi karena
psikis.Hasil belajar yang pembelajaran kooperatif merupakan
dikemukakan oleh beberapa pendapat metode alternatif dalam mendekati
maka penulis dapat mendefinisikan permasalahan, mampu mengerjakan
bahwa hasil belajar merupakan proses tugas besar, meningkatkan keterampilan
perubahan kemampuan intelektual komunikasi dan sosial, serta perolehan
(kognitif), kemampuan minat atau kepercayaan diri.Dalam pembelajaran
emosi (afektif) dan kemampuan ini siswa saling mendorong untuk
motorik halus dan kasar (psikomotor) belajar, saling memperkuat upaya-upaya
pada peserta didik. Perubahan akademik dan menerapkan norma yang
kemampuan peserta didik dalam menunjang pencapaian hasil belajar
proses pembelajaran khususnya dalam yang tinggi
satuan pendidikan dasar diharapkan Berdasarkan unsur-unsur dalam
sesuai dengan tahap pembelajaran kooperatif, Johnson,
pekembangannnya yaitu pada tahapan Johnson dalam Wahyuni (2001: 10)
operasional kongrit. menyebutkan peranan guru dalam
3. Pembelajaran Kooperatif pembelajaran kooperatif sebagai
Pembelajaran kooperatif adalah suatu berikut:
pengajaran yang melibatkan siswa 1. Menentukan objek pembelajaran
untuk bekerja dalam kelompok- 2. Membuat keputusan
kelompok untuk menetapkan tujuan menempatkan siswa dalam
bersama. (Felder, 1994: 2).Wahyuni kelompok-kelompok belajar
(2001: 8) menyebutkan bahwa sebelum pembelajaran dimulai.
pembelajaran kooperatif merupakan 3. Menerangkan tugas dan tujuan
strategi pembelajaran dengan cara akhir pada siswa.
menempatkan siswa dalam kelompok- 4. Menguasai kelompok belajar
kelompok kecil yang memiliki dan menyediakan keperluan
kemampuan berbeda.Sependapat tugas.
dengan pernyataan tersebut Setyningsih 5. Mengevaluasi Hasil
(2001: 8) mengemukakan bahwa Belajarsiswa dan membantu
metode pembelajaran kooperatif siswa dengan cara
memusatkan aktivitas di kelas pada mendiskusikan cara kerjasama.
siswa dengan cara pengelompokan 4. Keterampilan-Keterampilan
siswa untuk bekerjasama dalam proses Kooperatif
pembelajaran.Dari tiga pengertian di Pembelajaran kooperatif akan
atas dapat disimpulkan bahwa terlaksana dengan baik jika siswa
pembelajaran kooperatif adalah suatu memiliki keterampilan-keterampilan
metode pembelajaran dengan cara kooperatif. Keterampilan-
mengelompokkan siswa ke dalam keterampilan kooperatif yang perlu
kelompok-kelompok kecil untuk dimiliki siswa seperti diungkapkan

6
Nur (1996: 25) adalah keterampilan 4. Siswa diberi tes atau kuis
kooperatif tingkat awal, tingkat individual dan teman
menengah dan tingkat mahir. sekelompoknya tidak boleh
5. Metode Pembelajaran Kooperatif menolong satu sama lain. Tes
Model STAD (Student Teams individual ini bertujuan untuk
Achievement Division) mengetahui tingkat penguasaaan
Langkah-langkah dalam siswa terhadap suatu konsep
pembelajaran kooperatif mode dengan cara siswa diberikan soal
STAD sebagai berikut: yang dapat diselesaikan dengan
1. Kelompokkan siswa dengan cara menerapkan konsep yang
masing-masing kelompok terdiri dimiliki sebelumnya.
dari tiga sampai dengan lima 5. Hasil tes atau kuis selanjutnya
orang. Anggota-anggota dibandingkan dengan rata-rata
kelompok dibuat heterogen sebelumnya dan poin akan
meliputi karakteristik diberikan berdasarkan tingkat
kecerdasan, kemampuan awal keberhasilan siswa mencapai
matematika, motivasi belajar, atau melebihi kinerja
jenis kelamin, atupun latar sebelumnya. Poin ini
belakang etnis yang berbeda. selanjutnya dijumlahkan untuk
2. Kegiatan pembelajaran dimulai membentuk skor kelompok.
dengan presentasi guru dalam 6. Setelah itu guru memberikan
menjelaskan pelajaran berupa pernghargaan kepada kelompok
paparan masalah, pemberian yang terbaik prestasinya atau
data, pemberian contoh. Tujuan yang telah memenuhi kriteria
peresentasi adalah untuk tertentu. Penghargaan disini
mengenalkan konsep dan dapat berupa hadiah, sertifikat,
mendorong rasa ingin tahu dan lain-lain.
siswa. Gagasan utama dibalik model
3. Pemahan konsep dilakukan STAD adalah untuk memotivasi
dengan cara siswa diberi tugas- para siswa untuk mendorong
tugas kelompok. Mereka boleh dan membantu satu sama lain
mengerjakan tugas-tugas untuk menguasai keterampilan-
tersebut secara serentak atau keterampilan yang disajikan
saling bergantian menanyakan oleh guru. Jika para siswa
kepada temannya yang lain atau menginginkan agar kelompok
mendiskusikan masalah dalam mereka memperoleh
kelompok atau apa saja untuk penghargaan, mereka harus
menguasai materi pelajaran membantu teman
tersebut. Para siswa tidak hanya sekelompoknya mempelajari
dituntut untuk mengisi lembar materi yang diberikan. Mereka
jawaban tetapi juga untuk harus mendorong teman meraka
mempelajari konsepnya. untuk melakukan yang terbaik
Anggota kelompok diberitahu dan menyatakan suatu norma
bahwa mereka dianggap belum bahwa belajar itu merupakan
selesai mempelajari materi suatu yang penting, berharga
sampai semua anggota dan menyenangkan.
kelompok memahami materi B. Temuan Hasil Penelitian Yang
pelajaran tersebut. Relevan

7
Penelitian serupa ditemukan dalam, 3. Subyek Penelitian. Subyek
Maiwan Putra Kihangara, skripsi penelitian adalah siswa-siswi
yang berjudul “Penerapan Metode kelas VIIIB tahun pelajaran
Pembelajaran Kooperatif Tipe 2021/2022 pada pokok bahasan
Student Teams Achievement teorema pythagoras
Divisions Untuk Meningkatkan B. Rancangan Penelitian
Keaktifan Dan Prestasi Belajar Penelitian ini menggunakan Penelitian
Dasar-dasar Otomotif Siswa SMK Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah
Piri 1 Yogyakarta”. Berdasarkan suatu bentuk kajian yang bersifat
pembahasan hasil penelitian maka reflektif oleh pelaku tindakan yang
dapat ditarik kesimpulan bahwa, dilakukan untuk meningkatkan
Peningkatan aktivitas positif siswa kemantapan rasional dari tindakan
dapat dilihat dari tiap siklus mereka dalam melaksanakan tugas,
aktivitas siswa yang positif memperdalam pemahaman terhadap
meningkat dari siklus I sebesar tindakan-tindakan yang dilakukan itu,
42,36%, siklus II sebesar 59,26% serta memperbaiki kondisi dimana
dan siklus III sebesar 66,67%. praktek pembelajaran tersebut
Pembelajaran juga lebih efektif dilakukan . PTK pertama kali
dengan ditunjukkan siswa cepat diperkenalkan oleh ahli psikologis
beradaptasi karena aktivitas positif social Amerika Serikat Kurt Lewin pada
meningkat terutama dalam hal tahun 1946. Selanjutnya dikembangkan
memperhatikan penjelasan, oleh Stephen Kemmis, Robin Mc
menanyakan materi yang belum Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt, dan
jelas, aktif dalam berdiskusi, sebagainya.
mencatat, dan merespon/ menjawab
pertanyaan.
(
http://eprints.uny.ac.id/29319/1/Ma
iwan%20PK%2008504244027.pdf)
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat, Waktu dan Subyek
Penelitian
1. Tempat Penelitian . Tempat
penelitian adalah tempat yang
digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh
data yang diinginkan. Penelitian
ini bertempat di SMPN 2 Gambar 3.1 Alur PTK
Riung . Model Kemmis dan Tagart
2. Waktu Penelitian. Waktu Prosedur penelitian tindakan kelas
penelitian adalah waktu secara garis besar mencakup 4 (empat)
berlangsungnya penelitian atau langkah di atas yaitu:
saat penelitian ini 1. Rancangan/rencana awal, sebelum
dilangsungkan. Penelitian ini mengadakan penelitian peneliti
dilaksanakan pada bulan menyusun rumusan masalah, tujuan
September – Oktober semester dan membuat rencana tindakan,
ganjil Tahun pelajaran termasuk di dalamnya instrumen
2021/2022.

8
penelitian dan perangkat memperoleh respon siswa terhadap
pembelajaran. kegiatan pembelajaran serta aktivitas
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi siswa selama proses pembelajaran.
tindakan yang dilakukan oleh Untuk mengalisis tingkat keberhasilan
peneliti sebagai upaya membangun atau persentase keberhasilan siswa
pemahaman konsep siswa serta setelah proses belajar mengajar setiap
mengamati hasil atau dampak dari putarannya dilakukan dengan cara
diterapkannya metode pembelajaran memberikan evaluasi berupa soal tes
model STAD. tertulis pada setiap akhir putaran.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat Analisis ini dihitung dengan
dan mempertimbangkan hasil atau menggunakan statistic sederhana yaitu:
dampak dari tindakan yang 1. Untuk rata-rata tes formatif
dilakukan berdasarkan lembar Peneliti melakukan penjumlahan
pengamatan yang diisi oleh nilai yang diperoleh siswa, yang
pengamat. selanjutnya dibagi dengan jumlah
4. Rancangan/rencana yang direvisi, siswa yang ada di kelas tersebut
berdasarkan hasil refleksi dari sehingga diperoleh rata-rata tes
pengamat membuat rancangan yang formatif dapat dirumuskan:
direvisi untuk dilaksanakan pada
siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran,
yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing
putaran dikenai perlakuan yang sama
(alur kegiatan yang sama) dan 2. Untuk ketuntasan belajar
membahas satu sub pokok bahasan yang Untuk menghitung persentase
diakhiri dengan tes formatif di akhir ketuntasan belajar digunakan rumus
masing putaran. Dibuat dalam tiga sebagai berikut:
putaran dimaksudkan untuk
memperbaiki sistem pengajaran yang
telah dilaksanakan.
C. Metode Pengumpulan Data E. Indikator Keberhasilan
Data-data yang diperlukan dalam Penelitian tindakan ini dikatakan
penelitian ini diperoleh melalui berhasil jika ketuntasan belajar siswa ≥
observasi pengolahan metode 70 dan persentase ketuntasan belajar
pembelajaran kooperatif model STAD, siswa secara klasikal ≥ 85%
observasi aktivitas siswa dan guru, dan HASIL PENELITIAN DAN
tes formatif. PEMBAHASAN
D. Teknik Analisis Data Data lembar observasi diambil dari dua
Untuk mengetahui keefektivan suatu pengamatan yaitu data pengamatan
metode dalam kegiatan pembelajaran pengelolaan metode pembelajaran
perlu diadakan analisa data. Pada kooperatif model STAD yang
penelitian ini menggunakan teknik digunakan untuk mengetahui pengaruh
analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu penerapan metode pembelajaran
metode penelitian yang bersifat kooperatif model STAD dalam
menggambarkan kenyataan atau fakta meningkatkan Hasil Belajarbelajar
sesuai dengan data yang diperoleh siswa dan data pengamatan aktivitas
dengan tujuan untuk mengetahui Hasil siswa dan guru. Data tes formatif
Belajar yang dicapai siswa juga untuk untuk mengetahui peningkatan Hasil

9
Belajarbelajar siswa setelah diterapkan
metode pembelajaran kooperatif model
STAD.
A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes
formatif 1 dan alat-alat pengajaran
yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 6
September 2021 di kelas VIIIB
dengan jumlah siswa 31 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana
pelajaran yang telah dipersiapkan.
Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksaaan belajar mengajar.Pada
akhir proses belajar mengajar siswa
diberi tes formatif I dengan tujuan
untuk mengetahui tingkat Dari tabel di atas dapat dijelaskan
keberhasilan siswa dalam proses bahwa dengan menerapkan metode
belajar mengajar yang telah pembelajaran kooperatif model STAD
dilakukan. Adapun data hasil diperoleh nilai rata-rata Hasil
penelitian pada siklus I adalah Belajarbelajar siswa adalah 63,55 dan
sebagai berikut ketuntasan belajar mencapai 54,84%
atau ada 17 siswa dari 31 siswa sudah
tuntas belajar. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa pada siklus
pertama secara klasikal siswa belum
tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 hanya sebesar
54,84% lebih kecil dari persentase
ketuntasan yang dikehendaki yaitu
sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena
siswa masih merasa baru dan belum
mengerti apa yang dimaksudkan dan
digunakan guru dengan menerapkan
metode pembelajaran kooperatif model
STAD.
c. Refleksi

10
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar pelajaran dengan memperhatikan refisi
mengajar diperoleh informasi dari hasil pada siklus I, sehingga kesalahan atau
pengamatan observer dalam hal ini kekurangan pada siklus I tidak terulanga
teman sejawat (guru senior) karena lagi pada siklus II. Pengamatan
peneliti selain sebagai guru matematika (observasi) dilaksanakan bersamaan
juga rangkap sebagai pelaksana tugas dengan pelaksanaan belajar mengajar.
(Plt) Kepala sekolah, sebagai berikut: Pada akhir proses belajar mengajar
1) Guru kurang baik dalam memotivasi siswa diberi tes formatif II dengan
siswa dan dalam menyampaikan tujuan untuk mengetahui tingkat
tujuan pembelajaran keberhasilan siswa dalam proses belajar
2) Guru kurang baik dalam pengelolaan mengajar yang telah dilakukan.
waktu Instrumen yang digunakan adalah tes
3) Siswa kurang begitu antusias selama formatif II. Adapun data hasil penelitian
pembelajaran berlangsung. pada siklus II adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
pada siklus I ini masih terdapat
kekurangan, sehingga perlu adanya
revisi untuk dilakukan pada siklus
berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam
memotivasi siswa dan lebih jelas
dalam menyampaikan tujuan
pembelajaran. Dimana siswa diajak
untuk terlibat langsung dalam setiap
kegiatan yang akan dilakukan.
2) Guru perlu mendistribusikan waktu
secara baik dengan menambahkan
informasi-informasi yang dirasa
perlu dan memberi catatan
3) Guru harus lebih terampil dan
bersemangat dalam memotivasi
siswa sehingga siswa bisa lebih
antusias.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan rata Hasil Belajar belajar siswa adalah
perangkat pembelajaran yang terdiri 72,26 dan ketuntasan belajar mencapai
dari rencana pelajaran 2, LKS, 2, soal 67,74% atau ada 21 siswa dari 31 siswa
tes formatif II dan alat-alat pengajaran sudah tuntas belajar. Hasil ini
yang mendukung. menunjukkan bahwa pada siklus II ini
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan ketuntasan belajar secara klasikal telah
Pelaksanaan kegiatan belajar mengalami peningkatan sedikit lebih
mengajar untuk siklus II dilaksanakan baik dari siklus I. Adanya peningkatan
pada tanggal 13 September 2021 di hasil belajar siswa ini karena setelah
kelas VIIIB dengan jumlah siswa 31 guru menginformasikan bahwa setiap
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak akhir pelajaran akan selalu diadakan tes
sebagai guru. Adapun proses belajar sehingga pada pertemuan berikutnya
mengajar mengacu pada rencana siswa lebih termotivasi untuk belajar.

11
Selain itu siswa juga sudah mulai formatif 3 dan alat-alat pengajaran
mengerti apa yang dimaksudkan dan yang mendukung.
dinginkan guru dengan menerapkan b. Tahap kegiatan dan pengamatan
metode pembelajaran kooperatif model Pelaksanaan kegiatan belajar
STAD. mengajar untuk siklus III
c. Refleksi dilaksanakan pada tanggal 20
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar September 2021 di kelas VIIIB
diperoleh informasi dari hasil dengan jumlah siswa 31 siswa.
pengamatan sebagai berikut: Dalam hal ini peneliti bertindak
1) Memotivasi siswa sebagai guru. Adapun proses belajar
2) Membimbing siswa merumuskan mengajar mengacu pada rencana
kesimpulan/menemukan konsep pelajaran dengan memperhatikan
3) Pengelolaan waktu. revisi pada siklus II, sehingga
Pelaksanaan kegiatan belelajar kesalahan atau kekurangan pada
pada siklus II ini masih terdapat siklus II tidak terulang lagi pada
kekurangan-kekurangan. Maka siklus III. Pengamatan (observasi)
perlu adanya revisi untuk dilaksanakan bersamaan dengan
dilaksanakan pada siklus II antara pelaksanaan belajar mengajar.
lain: Pada akhir proses belajar
1) Guru dalam memotivasi siswa mengajar siswa diberi tes formatif
hendaknya dapat membuat siswa III dengan tujuan untuk mengetahui
lebih termotivasi selama proses tingkat keberhasilan siswa dalam
belajar mengajar berlangsung. proses belajar mengajar yang telah
2) Guru harus lebih dekat dengan dilakukan. Instrumen yang
siswa sehingga tidak ada digunakan adalah tes formatif III.
perasaan takut dalam diri siswa Adapun data hasil penelitian pada
baik untuk mengemukakan siklus III adalah sebagai berikut:
pendapat atau bertanya.
3) Guru harus lebih sabar dalam
membimbing siswa merumuskan
kesimpulan/menemukan konsep.
4) Guru harus mendistribusikan
waktu secara baik sehingga
kegiatan pembelajaran dapat
berjalan sesuai dengan yang
diharapkan.
5) Guru sebaiknya menambah lebih
banyak contoh soal dan memberi
soal-soal latihan pada siswa
untuk dikerjakan pada setiap
kegiatan belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti
mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes

12
2) Berdasarkan data hasil
pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus
sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga
menjadi lebih baik.
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai 4) Hasil belajar siswa pada siklus III
rata-rata tes formatif sebesar 77,10 dan mencapai ketuntasan dan telah
dari 31 siswa yang telah tuntas mencapai bahkan melebihi dari
sebanyak 28 siswa dan 3 siswa belum indikator keberhasilan dari penelitian
mencapai ketuntasan belajar. Maka ini.
secara klasikal ketuntasan belajar yang Pada siklus III guru telah
telah tercapai sebesar 90,32%. Hasil menerapkan metode pembelajaran
pada siklus III ini mengalami kooperatif model STAD dengan baik
peningkatan lebih baik dari siklus II. dan dilihat dari aktivitas siswa serta
Adanya peningkatan hasil belajar pada hasil belajar siswa pelaksanaan proses
siklus III ini dipengaruhi oleh adanya belajar mengajar sudah berjalan dengan
peningkatan kemampuan guru dalam baik. Maka tidak diperlukan refisi
menerapkan metode pembelajaran terlalu banyak, tetapi yang perlu
kooperatif model STAD yang membuat diperhatikan untuk tindakah selanjutnya
siswa menjadi lebih terbiasa dengan adalah memaksimalkan dan
pembelajaran seperti ini sehingga siswa mepertahankan apa yang telah ada
lebih mudah dalam memahami materi dengan tujuan agar pada pelaksanaan
yang telah diberikan. Dan karena secara proses belajar mengajar selanjutnya
klasikal ketuntasan belajar siswa telah penerapan metode pembelajaran
sama atau lebih besar dari 85% yakni kooperatif model STAD dapat
90,32 % , maka penelitian tidak perlu meningkatkan proses belajar mengajar
dilajutkan pada siklus berikutnya. sehingga tujuan pembelajaran dapat
Sedangkan 3 orang siswa yang tidak tercapai.
tuntas diberikan pengayaan. C. Pembahasan
c. Refleksi 1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Pada tahap ini akah dikaji apa yang Melalui hasil peneilitian ini
telah terlaksana dengan baik maupun menunjukkan bahwa metode
yang masih kurang baik dalam proses pembelajaran kooperatif model
belajar mengajar dengan penerapan STAD memiliki dampak positif
metode pembelajaran kooperatif model dalam meningkatkan Hasil belajar
STAD. Dari data-data yang telah siswa. Hal ini dapat dilihat dari
diperoleh dapat diuraikan sebagai semakin mantapnya pemahaman
berikut: siswa terhadap materi yang
1) Selama proses belajar mengajar disampaikan guru (ketuntasan
guru telah melaksanakan semua belajar meningkat dari sklus I, II,
pembelajaran dengan baik. Meskipun dan III) yaitu masing-masing
ada beberapa aspek yang belum 54,84%, 67,74%, dan 90,32%. Pada
sempurna, tetapi persentase siklus III ketuntasan belajar siswa
pelaksanaannya untuk masing-masing secara klasikal telah tercapai dan
aspek cukup besar. bahkan melebihi dari indikator
keberhasilan. Perbandingan

13
ketuntasan belajar secara klasikal mendengarkan/memperhatikan
pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 penjelasan guru, dan diskusi antar
dapat dilihat pada tabel 4.7. berikut siswa/antara siswa dengan guru. Jadi
ini; dapat dikatakan bahwa aktivitas
siswa dapat dikategorikan
aktif.Sedangkan untuk aktivitas guru
selama pembelajaran telah
melaksanakan langkah-langkah
metode pembelajaran kooperatif
model STAD dengan baik. Hal ini
terlihat dari aktivitas guru yang
muncul di antaranya aktivitas
membimbing dan mengamati siswa
dalam mengerjakan kegiatan
LKS/menemukan konsep,
menjelaskan, memberi umpan
balik/evaluasi/tanya jawab dimana
prosentase untuk aktivitas di atas
cukup besar.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh
pembahasan serta analisis yang
telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola
1. Pembelajaran dengan kooperatif
Pembelajaran
model STAD memiliki dampak
Berdasarkan analisis data, diperoleh
positif dalam meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses metode
Hasil Belajarbelajar siswa yang
pembelajaran kooperatif model
ditandai dengan peningkatan
STAD dalam setiap siklus
ketuntasan belajar siswa dalam
mengalami peningkatan. Hal ini
setiap siklus, yaitu siklus I
berdampak positif terhadap Hasil
(54,84%), siklus II (67,74%),
belajar siswa yaitu dapat
siklus III (90,32%).
ditunjukkan dengan meningkatnya
2. Penerapan metode pembelajaran
nilai rata-rata siswa pada setiap
kooperatif model STAD
siklus yang terus mengalami
mempunyai pengaruh positif,
peningkatan.
yaitu dapat meningkatkan
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam
motivasi belajar siswa. Hal ini
Pembelajaran
ditunjukkan dari hasil
Berdasarkan analisis data, diperoleh
wawancara dengan beberapa
aktivitas siswa dalam proses
siswa, rata-rata jawaban siswa
pembelajaran matematika pada
menyatakan bahwa mereka
pokok bahasan teorema pythagoras
tertarik dan berminat dengn
dengan metode pembelajaran
metode pembelajaran kooperatif
kooperatif model STAD yang paling
model STAD sehingga mereka
dominan adalah

14
menjadi termotivasi untuk Tindaklanjutnya Melalui
belajar. Penelitian Tindakan Kelas.
B. Saran Jakarta : Dirjen GTK
Dari hasil penelitian yang diperoleh Kemdikbud.
dari uraian sebelumnya agar proses I Ketut R.Sudiarditha. 2011. Penuntun
belajar mengajar matematika lebih Penelitian Tindakan Kelas
efektif dan lebih memberikan hasil Dalam Pengembangan Profesi.
yang optimal bagi siswa, maka Jakarta : PT.Bumi Timur Jaya
disampaikan saran sebagai berikut: Pramudianto. 2021. Teacher As A
1. Untuk melaksanakan metode Coach. Mentrasformasi Cara
pembelajaran kooperatif model Berpikir Guru dan
STAD memerlukan persiapan Memerdekakan Siswa. Jakarta :
yang cukup matang, sehingga PT. Elex Media Komputindo
guru harus mampu menentukan Maiwan Putra Kihangara. 2014.
atau memilih topik yang benar- Penerapan Metode
benar bisa diterapkan dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe
metode pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement
model STAD dalam proses Divisions Untuk Meningkatkan
belajar mengajar sehingga Keaktifan Dan Prestasi Belajar
diperoleh hasil yang optimal. Dasar-dasar Otomotif Siswa
2. Dalam rangka meningkatkan SMK Piri 1 Yogyakarta.
Hasil Belajarbelajar siswa, guru Yogyakarta:
hendaknya lebih sering melatih http://eprints.uny.ac.id/29319/1/
siswa dengan berbagai metode Maiwan%20PK
pengajaran, walau dalam taraf %2008504244027.pdf
yang sederhana, dimana siswa Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan
nantinya dapat menemukan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan
pengetahuan baru, memperoleh Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
konsep dan keterampilan, Sumardiyono, dkk. 2015. KTI dan PTK
sehingga siswa berhasil atau untuk Mendukung Pengembangan
mampu memecahkan masalah- Keprofesian Berkelanjutan(PKB)
masalah yang dihadapinya. Guru. Bahan Belajar E-training
3. Perlu adanya penelitian yang PPPPTK Matematika
lebih lanjut, karena hasil
penelitian ini hanya dilakukan di Syaiful Bahri Djamarah. 2000. Strategi
kelas VIIIB tahun pelajaran Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa
2021/2022. Cipta.
4. Untuk penelitian yang serupa Zainal Aqib. 2006. Penelitian Tindakan
hendaknya dilakukan perbaikan- Kelas Untuk Guru. Bandung :
perbaikan agar diperoleh hasil Yrama Widya.
yang lebih baik. _____.2020. Modul Pedagogik
DAFTAR PUSTAKA Kegiatan Belajar 1 PPG. Jakarta :
,Ahmad Efendi,dkk. 2013. Model dan Dirjen GTK Kemdikbudristek
Metode Pembelajaran di
Sekolah. Semarang : Ursula
Press.
Estiana Ekawati. 2016. Pedagogik
Refleksi Pembelajaran dan

15

Anda mungkin juga menyukai