Anda di halaman 1dari 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN
MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS V MI AN NUR
MANDALASARI CIPATAT TAHUN AJARAN 2020/2021

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Jurusan Tarbiyah Program Studi PGMI
STAI Siliwangi Bandung

Oleh
SUCI ALISHA R
No. Pokok. 018.041.0182

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


(STAI) SILIWANGI BANDUNG
2022 M / 1443 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas

kalau dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu, kegiatan

belajar mengajar matematika sebaiknya juga tidak disamakan dengan ilmu yang

lain, yang biasanya pembelajaranya cenderung menghafal tanpa memahami seluk

beluk konsep yang mereka pelajari hingga akhirnya ketika anak dihadapkan

dengan soal-soal yang lain, maka kebanyakan anak-anak tersebut mengalami

kesulitan. Keberhasilan siswa dalam memahami konsep secara baik akan terbukti

ketika mereka dapat menyampaikan pemahamanya tersebut kepada teman

sejawatnya atau teman sekelasnya dengan baik.( Syaiful Sagala, 2015 : 1)

Proses pembelajaran matematika yang baik mempunyai tahapan – tahapan

yang disesuaikan dengan perkembangan anak. Pada level dasar, pembelajaran

harus dimulai dari sesuatu yang konkret dan perlahan – lahan menuju pemahaman

yang abstrak atau simbolis. Karena dalam belajar, anak usia SD/MI sedang

mengalami perkembangan dalam tingkat berpikirnya. Menurut Piaget yang

dikutip Asri Budiningsih, tahap berpikir untuk sebagian anak SD/MI usia 7-12

tahun masih berada dalam tahap berpikir operasional konkret, artinya bahwa siswa

SD / MI belum bisa berfikir formal dan abstrak. Maksudnya adalah Pada tahap

ini, anak-anak dapat memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda

konkret.

1
2

Di sini tampak jelas adanya perbedaan karakteristik matematika dengan

karakteristik anak usia SD/MI, oleh karena itu diperlukan kemampuan khusus dari

seorang guru untuk menghubungkan antara dunia anak SD/MI yang sebagian

besar belum berpikir secara deduktif untuk mengerti ilmu matematika yang

bersifat deduktif. Apa yang dianggap logis dan jelas oleh para ahli matematika

dan apa yang dapat diterima oleh orang yang berhasil mempelajarinya (termasuk

guru), bisa jadi merupakan hal yang membingungkan dan tidak masuk akal bagi

anak usia SD/MI.

Mengatasi problematika dalam pelaksanaan pembelajaran matematika, tentu

diperlukan model-model pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi

kesulitan guru dalam melaksanakan tugas mengajar dan juga dalam mengatasi

kesulitan siswa. Guru dituntut mampu menggunakan dan memilih model

pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa mencapai hasil belajar yang

maksimal dalam belajar. Model Pembelajaran merupakan cara atau pola yang

dipilih oleh para pendidik/guru untuk menyampaikan materi dalam suatu

pembelajaran sesuai dengan kondisi di dalam kelas.

MI An Nur Mandalasari Cipatat merupakan salah satu lembaga pendidikan

yang berbasis islam. Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah tersebut

selalu diiringi dengan pembiasaan-pembiasaan yang berciri khas Islam. Sekolah

ini sangat menjunjung tinggi dengan apa yang disebut dengan totalitas

keberhasilan dalam pembelajaran maupun hal-hal yang terkait dengan

pengembangan siswa terhadap dirinya sendiri dalam lingkungan sekolah maupun

masyarakat. Sehingga output yang dihasilkan pun nantinya mampu berperan


3

dalam persaingan global. Usaha ke arah tersebut sudah banyak dilakukan oleh

pihak sekolah, seperti pemenuhan sarana prasarana, media pembelajaran, guru

yang profesional serta komponen lain yang mampu meningkatkan kualitas

pendidikan yang diharapkan.

Cita-cita Sekolah MI An Nur Mandalasari Cipatat adalah mencetak kader-

kader bangsa yang islami, kaya akan prestasi baik dibidang akademik maupun non

akademik. Cita-cita tersebut akan diwujudkan dengan cara mendidik,

membimbing baik pada saat pembelajaran berlangsung pada kusus dan di dalam

kelas maupun di luar kelas pada umumnya. Keberhasilan menciptakan output

yang bagus itulah yang menjadi harapan sekolah yang berbasis islam tersebut.

Terwujudnya suatu cita-cita ataupun harapan suatu lembaga pendidikan, jika

diiringi dengan adanya suatu kondisi pembelajaran yang baik. Namun melihat

realita yang ada, ketika peneliti mengadakan observasi di MI An Nur Mandalasari

Cipatat masih terdapat beberapa hambatan dalam pembelajaran kususnya

pembelajaran matematika, di antaranya adalah: 1) pembelajaran yang

berlangsung selama ini terkesan membosankan bagi siswa, karena guru dalam

pembelajaran cenderung mendominasi. 2) Adanya metode yang digunakan dalam

proses pembelajaran matematika kurang bervariatif, misalnya ceramah, tanya

jawab. 3) siswa yang malu bertanya kepada guru mengakibatkan ketidak fahaman

terhadap materi yang disajikan oleh guru. 4) kurangnya perhatian siswa pada

materi yang disampaikan oleh guru. 5) keaktifan bertanya didominasi oleh siswa

yang pintar-pintar saja. 6) tidak semua siswa berani menyatakan pendapatnya. 7)

Perolehan hasil belajar matematika siswa kelas V masih banyak yang di bawah
4

KKM. Adapun KKM-nya yaitu 70.

Memperhatikan kondisi di atas perlu adanya tindakan yang berbeda dengan

tindakan pada biasanya, yaitu sebuah tindakan yang mendukung adanya

peningkatan hasil belajar. Salah satu tindakan tersebut diantaranya dengan

mengganti strategi, model, metode yang lebih menarik, menyenangkan, dan

tentunya sesuai dengan karakteristik siswa serta dapat membangkitkan keaktifan

siswa selama belajar.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti memiliki inisiatif untuk melakukan suatu

penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang berjudul “Penerapan

Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement

Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran

Matematika Materi Bangun Ruang di Kelas V MI An-Nur Mandalasari

Cipatat Tahun Ajaran 2020/2021.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahannya

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V MI An Nur Mandalasari Cipatat

Tahun Ajaran 2020/2021 pada pelajaran matematika materi bangun

ruang sebelum menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

tipe Student Team Achievement Division (STAD)?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun ruang

menggunakan penerapan model pembelajaran Cooperative tipe Learning


5

Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas V MI An

Nur Mandalasari Cipatat Tahun Ajaran 2020/2021?

3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V MI An Nur Mandalasari Cipatat

Tahun Ajaran 2020/2021 pada pelajaran matematika materi bangun

ruang setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

tipe Student Team Achievement Division (STAD)?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V MI An Nur Mandalasari

Cipatat Tahun Ajaran 2020/2021 pada pelajaran matematika materi

bangun ruang sebelum menggunakan model pembelajaran Cooperative

Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD).

2. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika materi bangun

ruang menggunakan penerapan model pembelajaran Cooperative tipe

Learning Student Team Achievement Division (STAD) pada siswa kelas

V MI An Nur Mandalasari Cipatat Tahun Ajaran 2020/2021.

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V MI An Nur Mandalasari

Cipatat Tahun Ajaran 2020/2021 pada pelajaran matematika materi

bangun ruang setelah menggunakan model pembelajaran Cooperative

Learning tipe Student Team Achievement Division (STAD).

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat hasil penelitian secara teoretis diharapkan dapat memberikan


6

sumbangan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan

ataupun kualitas pembelajaran, khususnya yang berkaitan dengan

“Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student

Team Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas V MI An Nur Mandalasari Cipatat Tahun Ajaran 2020/2021

Terhadap Materi Bangun Ruang ”.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa adalah untuk meningkatnya hasil belajar matematika

b. Bagi guru adalah supaya hasil penelitian ini dapat memberikan

pengalaman baru untuk menerapkan model pembelajaran yang

inovatif dalam pembelajaran Matematika.

c. Bagi Kepala Sekolah, manfaat dari berhasilnya penelitian ini kepala

sekolah dapat meningkatkan kualitas sekolahnya melalui penerapam

Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team

Achievement Division (STAD) kepada seluruh guru mata pelajaran

guna meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil belajar siswa.

E. Kerangka Pemikiran

1. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian,

sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2012 : 8). Hasil belajar menurut

Sujana (2011 : 12) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajar. Kemampuan yang dimiliki siswa

yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Hasil belajar akan
7

tampak pada setiap perubahan pengetahuan, pengertian, kebiasaan,

keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi

pekerti dan sikap (Hamalik, 2012 : 27). Menurut Syafruddin (2012 : 23) hasil

belajar adalah pengalaman yang dialami siswa dalam proses pengembangan

kemampuannya dalam satu kegiatan atau secara terus-menerus dalam setiap

kegiatan belajar. Hasil belajar adalah sebagai hasil yang telah dicapai

seseorang setelah mengalami proses belajar dengan terlebih dahulu

mengadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukan. Hasil belajar sering

dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk bermacam-macam

aturan terdapat apa yang telah dicapai oleh siswa, misalnya ulangan harian,

tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran

berlangsung.

Berdasarkan pernyataan beberapa pakar tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemapuan yang dimiliki siwa dan

akan tampak pada nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap, apresiasi,

keterampilan, emosional, hubungan sosial, jasmani dan etis setelah ia

menerima pengalaman belajar.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah keterampilan yang dimiliki siswa setelah belajar, ini

berarti siswa mengalami proses pembelajaran. Hasil belajar itu penting

penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan informasi

kepada guru tentang kemajuan siswa saat mereka berusaha untuk mencapai

hasil tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh
8

dua faktor yaitu: Faktor yang paling penting adalah kemampuan siswa dan

faktor lingkungan.

Menurut Slameto (2010 : 54) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan

menjadi dua, yakni:

a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari siswa, yang termasuk ke

dalam faktor ini adalah:

1) Faktor Jasmaniah, yaitu meliputi :

a) Faktor kesehatan

b) Cacat tubuh

2) Faktor Psikologis, yaitu meliputi :

a) Intelegensi

b) Perhatian

c) Minat

d) Bakat

e) motif

3) Faktor Kelelahan

b. Faktor Eksternal, yang termasuk ke dalam faktor ini adalah:

1) Faktor Keluarga; Siswa yang belajar akan menerima pengaruh

dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik, relasi antara

anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi

keluarga.
9

2) Faktor Sekolah; Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini

mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu

sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan

tugas rumah.

3) Faktor Masyarakat; Masyarakat sangat berpengaruh terhadap

belajar siswa karena keberadaannya siswa dalam masyarakat.

Seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul dan

bentuk kehidupan masyarakat.

Faktor yang sangat berpengaruh secara khusus dalam penelitian

mengenai metode yang digunakan dalam pembelajaran matematika adalah

Guru, metode yang digunakan oleh guru, dan kemampuan siswa untuk

memperlajari materi ajar tersebut.

Guru merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa karena jika tidak ada guru, siswa tidak akan tunduk dan patuh terhadap

peraturan apa yang telah di tetapkan oleh sekolah atau akademik.

Selain itu, Metode yang digunakan guru akan berpengaruh terhadap hasil

hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini guru ingin mencoba

menggunakan kooperatif learning tipe STAD untuk mendapatkan hasil

belajar yang lebih baik. Hal ini berdasarkan informasi dari para ahli (Rifa

Hidayah, 2009:76) bahwasannya metode kooperatif learning tipe (STAD)

mampu meningkatkan hasil belajar yang maksimal. Keunggulan tipe STAD

ini ialah dengan adanya model ini anak anak akan menjadi lebih efektif serta
10

produktif pada saat belajar berlangsung.

Metode kooperatife Learning tipe (STAD) termasuk metode mengajar

yang digunakan karena memiliki petunjuk pembelajaran atau model yang

sangat efektif dikalangan anak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyyah serta

akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Mengapa model

pembelajaran dikaitkan dengan strategi kooperatif learning tipe STAD ?

Karena faktor strategi yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa.

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ jika digunakan Model Pembelajaran

Cooperative Learning tipe Student Team Achivement Division (STAD) pada mata

pelajaran matematika bangun ruang, maka hasil belajar siswa kelas V MI An-Nur

akan meningkat”.

Anda mungkin juga menyukai