Oleh:
NIM : 13116045
KUPANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan
dan terampil serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seperti yang
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
lepas dengan kegiatan belajar, baik belajar secara non formal maupun
dari pendidikan formal. Melalui sekolah siswa disiapkan agar dapat mencapai
hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf,
maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak dalam periode tertentu”. Menurut batasan tersebut, dapat penulis uraikan
bahwa setelah siswa melakukan usaha belajar di sekolah dengan waktu tertentu
selanjutnya siswa dihadapkan pada suatu tes. Tes tersebut disebut tes hasil belajar.
Hasil tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan
standar tertentu.
hal ini tidak terlepas dari manfaat belajar matematika dalam memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian tidak dapat disangkal bahwa masih
terdapat siswa yang bermasalah dalam belajar matematika dan hal ini
belajar antar siswa berbeda-beda, ini menimbulkan prestasi yang dicapai masing-
belajar siswa yaitu faktor ekstern dan faktor intern. Faktor ekstern adalah faktor
ada dalam diri individu yang meliputi faktor jasmaniah, psikologis, kelelahan
(Slameto, 2010:54). Salah satu faktor yang berasal dari luar diri siswa (ekstern)
adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan suatu
nalar dan meminta siswa menghafal rumus. Selain itu, model yang digunakan juga
cenderung menempatkan siswa dalam kondisi pasif sehingga siswa tidak dapat
menemukan konsep yang sedang dipelajari pada pokok bahasan tertentu dan akan
permasalahan matematika yang paling umum antara lain: Siswa tidak berani
mengemukakan ide atau gagasannya dan siswa masih enggan bertanya meskipun
guru sudah memberikan kesempatan untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami. Tingkat pemahaman materi masih kurang dan kebanyakan siswa hanya
diberikan tes dengan soal yang bentuknya sama namun dikemas dengan bentuk
yang sedikit variatif, sebagian besar siswa merasa sulit mengerjakannya. Maka,
penemuan yang dilakukan dengan bimbingan dari guru dimana siswa tidak
hanya disodori dengan sejumlah teori (pendekatan deduktif), tetapi mereka pun
berhadapan dengan fakta (pendekatan induktif) (Kosasih dalam Liani, 2016 : 1).
Guided Inquiry Learning merupakan pembelajaran dengan penemuan
dimana siswa didorong terlibat secara aktif untuk belajar dengan konsep-konsep
prinsip untuk diri mereka sendiri (Sanjaya, 2006: 196). Kedua model
B. Rumusan masalah
pokok bahasan limit pada siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Kupang T.P.
2019/2020 ?
3. Bagimana penerapan model pembelajaran Guided Inquiry Learning
pokok bahasan limit pada siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Kupang T.P.
2019/2020 ?
C. Tujuan
Learning pokok bahasan limit pada siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 1
Learning pokok bahasan limit pada siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 1
Learning pada materi limit di Kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kupang T.P.
2019/2020 ?
D. Batasan Istilah
sangat perlu menjelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan judul
tersebut adalah :
pelajaran oleh siswa yang mencakup aspek kognitif, sebagai akibat dari
proses belajar.
teori belajar yang menekankan pada penemuan secara mandiri oleh peserta
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
pendidikan matematika.
2. Manfaat Praktis
KAJIAN PUSTAKA
keterampilan, dan sikap. Seseorang dikatakan belajar jika dalam diri orang
tersebut terjadi suatu aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang
dapat diamati relatif lama. Perubahan tingkah laku itu tidak muncul begitu saja,
tetapi sebagai akibat dari usaha orang tersebut. Oleh karena itu, proses terjadinya
perubahan tingkah laku dengan tanpa adanya usaha tidak disebut belajar.
Sehingga proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan terjadi
karena hasil pengalaman, sehingga dapat dikatakan terjadi proses belajar apabila
seseorang menunjukkan tingkah laku yang berbeda meliputi ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik.
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil
adalah suatu bentuk perubahan tingkah laku pada diri seseorang sebagai akibat
dari pengalaman dan latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan yang dialami
oleh seseorang.
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dalam konsep
ekstrakurikuler.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya
harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena
pembelajaran.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian
dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode
dengan waktu tertentu selanjutnya siswa dihadapkan pada suatu tes. Tes
tersebut disebut tes hasil belajar. Hasil tes tersebut dapat digunakan untuk
mempengaruhi prestasi belajar menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor
ekstern.
2.1 Faktor Intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu. Faktor ini
c) Faktor kelelahan
2.2 Faktor Eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ini
rumah.
C. Model Pembelajaran
kegiatan pembelajaran.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
sistem, atau teori-teori lain yang mendukung. Joyce & Weil berpendapat
bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
pola pilihan artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategis,
metode atau prosedur. Model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang
tidak dimiliki oleh strategi ataupun prosedur tertentu lainnya, antara lain:
tercapai.
D. Model Guided Discovery Learning
learning) dibedakan menjadi dua yaitu, penemuan bebas (free discovery) dan
dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam upaya
serasi antara pembelajaran yang terpusat pada guru (teacher center) dan
memahami apa yang mereka dapatkan tersebut sehingga dapat diingat lebih
untuk modifikasi
Carin menyarankan hal-hal di bawah ini agar tujuan di atas dapat tercapai yaitu:
dalam kegiatan.
pembelajaran
merumuskan kesimpulan/menemukan
konsep.
c. Siswa akan belajar sebagaimana belajar (learning how to learn). Siswa dapat
dan berfikir. Jika otak siswa selalu dalam keadaan aktif, pada saat itulah
pengaturan akan lebih mudah mendapatkan informasi apa yang dicari dan
Apalagi jika informasi tersebut dibangun sendiri yang salah satunya dengan
penemuan terbimbing.
a. Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus berani
b. Kelas dengan jumlah siswa yang terlalu banyak dapat menjadikan model
yang akan diselidiki oleh guru dan menunjukkan materi atau bahan yang
informasi.
membuat kesimpulan
adanya pengalaman.
pembelajaran.
Adapun beberapa penelitian yang menjadi acuan penelitian ini, antara lain:
model guided discovery learning dan guided inquiry learning pada materi
Persamaan penelitian ini ada pada variabel bebasnya yaitu model guided
Perbedaannya ada pada variabel terikat yaitu pada penelitian Lia eireny
Persamaan penelitian ini ada pada variabel bebasnya yaitu model guided
Perbedaannya ada pada variabel terikat yaitu pada penelitian yang ditulis
variabel terikat yang ditulis oleh peneliti yaitu prestasi belajar matematika.
G. Kerangka Konseptual
Belajar adalah aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi
perubahan kemampuan diri. Prestasi belajar adalah tolak ukur dalam pembelajaran.
dalam diri individu sebagai hasil aktivitas belajar. Rendahnya prestasi belajar siswa
model pembelajaran yang tepat yang kemudian dapat meningkatkan prestasi belajar.
Pembelajaran Discovery (penemuan) adalah model yang mengajar dan
mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang di maksud antara
membimbing. Pada siswa SMA, model yang digunakan adalah Guided Discovery
(penemuan terbimbing) hal ini dikarenakan siswa SMA masih memerlukan bantuan
dan mengakhirinya pada suatu diskusi. Guru mempunyai peranan aktif dalam
guided inquiry siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk
meggunakan dua kelas ekperimen yaitu kelas Guided Discovery learning dan
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan
variabel terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah X1, X2 dan variabel
𝑋1
𝑋2
Keterangan :
H. Hipotesis Penelitian
ini adalah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa yang diajarkan
pada materi limit di Kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kupang T.P. 2019/2020.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
kuantitatif merupakan suatu metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan
ilmiah dan dimana data yang diperoleh berupa angka atau suatu pernyataan yang
dinilai, dan dinilai dengan analisis statistik. Penelitian kuantitatif cenderung dalam
setting atau lingkungan buatan. Demikian juga pemahaman dan kesimpulan ini
juga disertai dengan tabel, grafik atau bagan. Penelitian yang digunakan dalam
yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang
relevan.
siswa, hal tersebut akan dibedakan melalui dua model yang berbeda yaitu
ukur yang sama yaitu Pre-test dan Post-test untuk mengukur prestasi belajar
beralamat di jalan Cak Doko nomor, 59 kelurahan Oetete kecamatan Oebobo- Kota
1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kupang
2. Sampel
menjadi sampel atau tidak didasarkan pada tujuan tertentu, misalnya dengan
pertimbangan profesional yang dimiliki oleh peneliti dalam usahanya
memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian (Sukardi, 2003: 64).
Inquiry Learning.
1. Variabel Bebas
materi pelajaran oleh siswa yang mencakup aspek kognitif, sebagai akibat
E. Instrumen penelitian
1) Penyusunan kisi-kisi
tingkat kesukaran yang sedang adalah butir soal yang layak digunakan,
berikut ;
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 = × 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
F. Pengumpulan Data
instrumen tes yang terdiri dari seperangkat soal. Dalam penelitian ini teknik ini
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua bagian, yaitu
ini digunakan untuk menguji hipotesis apakah kebenarannya dapat diterima atau
tidak.
1. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Kelebihan uji Liliefors
𝐿𝑜 = 𝐹(𝑍𝑖 ) − 𝑆(𝑍𝑖 )
berikut :
∑ 𝑓𝑖 𝑥𝑖
𝑥̅ =
∑ 𝑓𝑖
𝑛 ∑ 𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑥𝑖 )2
𝑆=√
𝑛(𝑛 − 1)
Keterangan :
𝑆 = Simpangan baku
∑ 𝑥𝑖 = Jumlah nilai siswa
𝑛 = Jumlah siswa
𝑥𝑖 − 𝑥̅
𝑍𝑖 =
𝑆
𝑧𝑖 .
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑧1 , 𝑧2 , … , 𝑧𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ≤ 𝑧𝑖
𝑆(𝑍𝑖 ) =
𝑛
2. Uji Homogenitas
yang homogen atau tidak. Uji homogenitas varians menggunakan uji Fisher,
dengan hipotesis :
𝐻0 : 𝜎1 2 = 𝜎2 2 atau kedua populasi mempunyai varians yang sama
Untuk menguji hipotesis diatas, homogentitas data dapat dicari dengan cara
uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Fisher pada taraf signifkan
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹=
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
Keterangan :
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji kesamaan rata-rata post test (uji t
dua pihak). Uji t dua pihak digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan
awal siswa pada kedua kelompok sampel. Hipotesis yang diuji berbentuk :
𝐻𝑜 : 𝜇1 = 𝜇2
𝐻𝑎 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan :
learning
𝜇2 = prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan model guided inquiry
learning
Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk mengui
𝑥1 − ̅̅̅
̅̅̅ 𝑥2
𝑡=
1 1
𝑠√ +
𝑛1 𝑛2
Keterangan :
𝑡 = Harga t hitung
𝑠 2 = Varians gabungan
Kriteria pengujian adalah : terima 𝐻0 jika −𝑡1−1𝛼 < 𝑡 < 𝑡1−1𝛼 dimana 𝑡1−1𝛼
2 2 2
−𝑡1−1𝛼 < 𝑡 < 𝑡1−1𝛼 , atau nilai t hitung yang diperoleh berada diantara
2 2
siswa pada kelas ekperimen II. Jika pengolahan data menjukan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
tidak berada diantara −𝑡1−1𝛼 dan 𝑡1−1𝛼 , 𝐻0 ditolak dan terima 𝐻𝑎 , dapat
2 2
diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa pada kelas ekperimen I tidak