Disusun oleh:
Nama : MIRA TANIA
NIM : 835458629
Semester : VIII
Kelas :B
PROGRAM S1 PGSD UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR TANJUNG PATI UPBJJ-UT PADANG
TAHUN 2020
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui
Metode Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas V SD IT Bustanul
Ulum Kecamatan Situjuah Limo Nagari. Dalam penelitian ini pembelajaran dengan
metode pembelajaran problem based learning yang akan dilaksanakan yaitu
menggunakan masalah kontekstual pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari
dengan bantuan media stopwatch dan meteran.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian adalah
siswa kelas V Sekolah Dasar Islam Terpadu Bustanul Ulum yang berjumlah 20 orang
dan guru kelas V. Obyek penelitian adalah hasil belajar jarak, kecepatan dan waktu
menggunakan metode pembelajaran problem based learning. Untuk menguji validitas
instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas konstrak dengan menggunakan
pendapat ahli (experts jugdement). Data hasil penelitian diperoleh dari observasi dan tes
hasil belajar. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar menggunakan metode
pembelajaran Problem Based Learning terus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil
observasi pelaksanaan simulasi Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3.
Kata kunci : Hasil Belajar, Problem Based Learning
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Pendidikan diharapkan mampu membentuk manusia
yang berkepribadian dan berintelektual tinggi. Ki Hajar Dewantara
memaknai pendidikan sebagai proses menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak peserta didik, agar mereka sebagai manusia dan
2
B. Identifikasi Masalah
Guru belum mengaitkan pembelajaran dengan apa yang ada di
kehidupan nyata atau ada di lingkungan siswa. Pembelajaran masih
cenderung besifat abstrak, pembelajaran yang berlangsung masih
menggunakan metode ceramah, belum menanamkan konsep kepada siswa,
rendahnya hasil belajar siswa karena kurangnya latihan soal dan evaluasi
siswa, kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
C. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil pembelajaran selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, penyebab kurang berhasilnya pembelajaran Matematika di
dalam video GPO website ut.ac.id yaitu siswa kurang memahami konsep,
guru kurang menguasai metode mengajar yang bervariasi, pembelajaran
masih cenderung bersifat abstrak, guru belum mengaitkan pembelajaran
dengan apa yang ada dalam kehidupan nyata atau di lingkungan siswa.
D. Alternatif /Solusi Pemecahan Masalah
Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran Matematika adalah menggunakan metode Problem Based
Learning (PBL) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya
permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir
kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh
pengetahuan (Duch, 1995).
Berdasarkan uraian di atas, pendekatan pembelajaran yang dapat
diterapkan untuk menjawab masalah tersebut adalah model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). Peneliti ingin mengkaji masalah ini dengan
mengadakan penelitian mengenai Penerapan Metode Pembelajaran Problem
Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika pada Siswa
Kelas V SD IT Bustanul Ulum Kecamatan Situjuah Limo Nagari,
Kabupaten Lima Puluh Kota.
E. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
peneliti membatasi permasalahan pada Penerapan Model Pembelajaran
4
F. Kerangka Berpikir
Siklus 1:
PTK
Pembelajaran
Tindakan Peneliti berkolaborasi
menggunakan
dengan guru kelas V
Problem Based
Learning
0 1. Perencanaan I
2. Tindakan I
3. Observasi I
►4
▼ 4. Refleksi I
1
▲3
◄2
Gambar 3. Model Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan observasi awal
tentang materi jarak, waktu dan kecepatan, ternyata kemampuan pemecahan
masalah siswa masih rendah. Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), maka penelitian
ini memiliki tahap atau siklus sebagai berikut:
1. Siklus I
a) Permasalahan
Dalam siklus ini permasalahan diperoleh dari observasi
video GPO website ut.ac.id. Sehingga peneliti dapat menduga
kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi dalam
menyelesaikan pemecahan masalah yaitu siswa mengalami
kesulitan dalam memahami makna soal karena kurangnya
latihan dan evaluasi, siswa mengalami kesulitan dalam
mengaitkan antara yang diketahui dengan yang ditanya dari soal,
siswa mengalami kesulitan dalam menentukan konsep
11
f) Refleksi II
Kesimpulan dari analisis data dijadikan refleksi untuk
melihat kemampuan pemecahan masalah siswa. Hasil refleksi
ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk tahap perencanaan
pada siklus berikutnya. Jika kemampuan pemecahan masalah
siswa sudah mencapai target penelitian maka siklus II ini
berhenti, akan tetapi jika kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa belum tercapai target penelitian maka akan
berlanjutnya pada siklus selanjutnya.
3. Siklus III
Setelah dilaksanakan siklus II dan hasil perbaikan yang
diharapkan belum tercapai terhadap tingkat penguasaan yang telah di
tetapkan peneliti maka tindakan masih perlu dilanjutkan siklus III.
Pada siklus III diadakan perencanaan kembali yang mempunyai
tahapan seperti siklus I dan II, yaitu:
a) Permasalahan III
Dalam siklus ini permasalahan diperoleh dari observasi
video GPO website ut.ac.id. Berdasarkan video tersebut
diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami yaitu guru kurang
melakukan apersepsi, kurang menanamkan konsep dasar kepada
siswa, siswa hanya menghafal rumus, kegiatan pembelajaran
masih berpusat pada guru, siswa menjadi kurang aktif,
Berdasarkan hal tersebut di atas, diperoleh bahwa indikator
keberhasilan pada Siklus II belum tercapai.
b) Tahap Perencanaan Tindakan III
Membuat rencana pembelajaran (RPP) dengan
menerapkan model pembelajaran PBL dan membuat tes
kemampuan pemecahan masalah III. Perencanaan pada siklus III
lebih meningkatkan pada uraian kegiatan dan model
pembelajaran PBL yang efektif dan efisien.
c) Pelaksanaan Tindakan III
15
siswa. Bentuk tes yang digunakan adalah berbentuk post test. Sedangkan
observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa selama
mengikuti pembelajaran.
Namun karena mewabahnya COVID-19, maka teknik pengumpulan
data yang dapat dilaksanakan hanya observasi saja, karena simulasi
pembelajaran dilakukan tanpa anak.
F. Teknik Analisis Data
Suharsimi Arikunto (2006: 239) menjelaskan bahwa analisis data
penelitian ada dua macam yaitu analisis data deskriptif kuantitatif dan
deskriptif kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif kuantitatif digunakan untuk
menganalisis data yang berupa angka-angka untuk menganalisis hasil tes,
sedangkan deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang
berupa kata-kata atau informasi yang berbentuk kalimat pada lembar
observasi.
Ngalim Purwanto (2006: 112), cara menilai hasil yang dicapai setiap
siswa dihitung dari persentase jawaban yang benar adalah sebagai berikut:
R
S= x 100
N
Keterangan:
S = nilai yang dicari
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = skor maksimal dari tes tersebut
Penghitungan menurut Suharsimi Arikunto (2005: 284), menggunakan
rumus sebagai berikut:
X=
∑X
N
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑X = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
17
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I
a) Permasalahan
Dalam siklus ini permasalahan diperoleh dari observasi
video GPO website ut.ac.id. Sehingga peneliti dapat menduga
kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi dalam
menyelesaikan pemecahan masalah. Identifikasi masalah
berdasarkan video tersebut yaitu pada saat membuka
pembelajaran, guru belum memotivasi siswa, pembelajaran
masih berpusat pada guru (teacher center), sehingga siswa
menjadi kurang aktif, guru belum menanamkan konsep dasar
kepada siswa, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
memahami konsep akar pangkat tiga lebih dari 1.000, guru
kurang memberi latihan soal evaluasi, sehingga siswa
mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika
yang akan digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan,
pada kegiatan penutup, guru belum melakukan tindak lanjut
seperti memberikan tugas pekerjaan rumah untuk mengetahui
sampai dimana tingkat pemahaman siswa.
b) Tahap Perencanaan Tindakan I
Berdasarkan permasalahan yang diperoleh maka pada
siklus I ini diterapkan model pembelajaran PBL. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam rencana tindakan I
adalah membuat RPP yang berisikan langkah-langkah kegiatan
dalam pembelajaran dengan model pembelajaran PBL, membuat
LKPD untuk membantu kelancaran proses pembelajaran,
membuat tes siklus I untuk mengukur tingkat kemampuan siswa
dalam pemecahan masalah matematika, membuat pedoman
19
video simulasi tanpa anak. Sehingga hanya guru yang berperan dalam
pembelajaran, padahal pembelajaran menggunakan metode PBL lebih
menitik beratkan peran siswa dalam pembelajaran, hasil belajar jarak,
kecepatan dan waktu pada siswa tidak dapat diobservasi karena pembelajaran
hanya dilakukan melalui video simulasi tanpa anak sehingga data yang
diperoleh kurang valid, tidak adanya uji validitas secara empirik untuk
mengukur kelayakan soal sebelum digunakan untuk peneliti.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode pembelajaran problem based learning (PBL) pada
proses pembelajaran dengan materi jarak, kecepatan dan waktu dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Islam Terpadu Bustanul Ulum.
Penerapan metode pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil
belajar matematika dalam proses pembelajaran menggunakan media benda
konkret dan alat peraga menggunakan meteran dan stopwatch. Siswa
melaksanakan pembelajaran tentang jarak, kecepatan dan waktu dengan
bantuan media benda konkret berupa meteran dan stopwatch, selanjutnya
siswa membentuk kelompok untuk mengerjakan LKPD yang berisi masalah
sehari-hari siswa tentang jarak, kecepatan dan waktu. Siswa mengerjakan
soal pada LKPD dengan bantuan media meteran dan stopwatch sesuai
langkah-langkah pada pembelajaran dengan menggunakan metode PBL
yaitu orientasi peserta didik terhadap masalah, mengorganisasikan peserta
didik, membimbing penyelidikan individu dan kelompok, mengembangkan
dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
Hal ini dapat dibuktikan pada saat observasi pembelajaran tentang
materi jarak, kecepatan dan waktu, diperoleh nilai rata-rata kelas meningkat.
Pada siklus I dikenai tindakan yaitu guru menggunakan PBL sebagai
metode pembelajaran pada materi jarak, kecepatan dan waktu untuk
30