Anda di halaman 1dari 22

JURNAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR


SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA
KELAS V SDN 01 TABEK PATAH

Oleh :
DESNI ZURIANTI,S.Pd
NIP . 19701231 199312 2 001

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TANAH DATAR


PROVINSI SUMATERA BARAT
2019
ABSTRAK

DESNI ZURIANTI, NIP. 19701231 199312 2 001. Model Pembelajaran Inkuiri Untuk
Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Pada Kelas V SDN 01
TABEK PATAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan keaktifan dan
hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran Inkuiri dalam pembelajaran
tematik. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 01 Tabek Patah Kecamatan Salimpaung
Kabupaten Tanah Datar tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah sebanyak 26 siswa. Objek
yang diamati adalah hasil belajar siswa dan keaktifan siswa.
Teknik penggumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi dan tes.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengatasi
permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dengan melakukan empat
tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan tersebut
dilakukan pada setiap penurunan siklusnya sampai terjadinya peningkatan dan keberhasilan
dalam proses pembelajaran tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan penerapan
model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan Hasil belajar siswa pada pembelajaran
tematik pada pokok bahasan organ gerak hewan dan manusia pada subtema 1. Hal tersebut
dapat terlihat dari pencapaian posttest yang dilakukan pada setiap siklusnya, angket pada
ranah sikap serta lembar observasi kegiatan pembelajaran tematik yang di lakukan oleh guru
dan siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklusnya.
Pada hasil pretest saat prasiklus persentase rata rata hasil kelulusan siswa yang
mencapai KKM hanya sebesar 34.6% atau cuman 9 orang saja dari total 26 siswa kelas V.
Pada siklus I, persentase rata-rata hasil kelulusan siswa sedikit naik dibandingkan hasil
prasiklus yaitu 57.6% atau 15 orang yang sudah mencapai KKM. Selanjutnya dilaksanakan
penelitian pada Siklus II dan persentase kelulusannya meningkat cukup siknifikan yaitu
menjadi 92.3 % atau 24 orang yang sudah mencapai batas kelulusan atau KKM. Dan selain
dari hasil posttest yang diperoleh pada setiap siklus terlihat juga adanya peningkatan pada
angket (ranah sikap) pada siklus I anak dengan presentase sikap dan keaktifan siswa cukup
baik yaitunya sebesar 70%, sedangkan batas yang ditentukan oleh peneliti adalah 80%. Pada
siklus II terjadi peningkatan sikap siswa dengan persentase menjadi 81%. Dari hal tersebut
dapat dilihat setiap kegiatan pembelajaran tematik yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam
kegiatan belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran inkuiri yang mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya dan dapat dikatakan berhasil.

Kata kunci : Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Model Pembelajaran Inkuiri, Hasil Belajar,
dan Pembelajaran Tematik.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan memiliki efek
langsung yaitu mendapatkan pengetahuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Undang–undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pada pembelajaran tematik diajarkan kepada peserta didik pada usia MI/SD pada
perkembangannya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu kesatuan yang utuh
(holistik), sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih bermakna. Didalam
pembelajaran tematik pembelajaran tidak lagi terkotak-kotak dalam mata pelajaran-mata
pelajaran secara terpisah. Namun muatan masing-masing mata pelajaran itu sudah
diramu secara utuh dan dipadu oleh guru dalam sebuah tema tertentu.
Dalam menerapkan pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik di kelas
V ada beberapa kesulitan dalam menerapkannya, karena kurangnya dipahami proses
penilaian yang dianggapnya rumit dan belum memperdalam cara mengajarnya dengan
menggunakan kurikulum 2013 serta juga belum menerapkan model pembelajaran
inkuiri maupun model-model pembelajaran lainnya dikelas.
Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekan kan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban suatu masalah yang di pertanyakan. Proses berfikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Dalam proses
pembelajaran dikelas dalam pembelajaran tematik guru belum menerapkan model
pembelajaran inkuiri, maka dalam penelitian ini guru ingin menerapan model
pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran tematik dikelas V, agar siswa dapat belajar
secara aktif dan dapat meningkatan hasil belajarnya karena model pembelajaran inkuiri
membuat siswa beperan secara aktif dan guru hanya sebagai fasilitator.
Pembelajaran tematik sudah dilakukan oleh beberapa sekolah, termasuk di SDN
01 Tabek Patah, namun sebelumnya dikelas V belum optimal dalam menerapkan model
pembelajaran inkuiri. Pembelajaran tematik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
dan hasil belajar siswa serta tinggi rendahnya kualitas pembelajaran merupakan hasil
dari sebuah proses yaitu proses kegiatan belajar mengajar. Di samping itu, kualitas
pembelajaran juga dipengaruhi oleh kondisi orang-orang yang terlibat dalam proses
tersebut serta cara mereka bekerjasama dengan menggunakan model pembelajaran yaitu
model pembelajaran inkuiri. Maka dari itu peneliti ingin meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran tematik melalui model pembelajaran inkuiri. Berdasarkan
uraian di atas, peneliti merumuskan penelitian tindakan kelas ini dengan judul “Model
Pembelajaran Inkuiri Untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran
Tematik Pada Kelas V SDN 01 Tabek Patah”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalahnya adalah :
1. Rendah nya hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dikarenakan penggunaan
model pembelajaran yang kurang tepat seperti metode ceramah menyebabkan siswa
kurang antusias dalam pembelajaran.
2. Siswa kurang fokus dalam memahami materi pada pembelajaran tematik.
3. Hasil dari Tes Pratindakan pada Tema Organ Gerak Hewan dan Manusia kelas V
dari sebanyak 26 siswa, sebanyak 17 orang siswa yang belum mencapai KKM yang
telah ditentukan.

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas untuk menghindari luasnya permasalahan
yang diteliti, maka peneliti akan membatasi masalahnya sebagai berikut :
1. Peningkatan hasil belajar siswa dan keterampilan pada pembelajaran tematik dengan
tema organ gerak hewan dan manusia melalui model pembelajaran inkuiri.
2. Pada pembelajaran tematik peneliti membatasi pada tema organ gerak hewan dan
manusia dengan subtema 1 di kelas V.
3. Menggunakan pendekatan saintifik dalam penerapan model pembelajaran inkuiri.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan
masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan
menerapkan model pembelajaran Inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa kelas V pada pembelajaran tematik di SDN 01 Tabek Patah ?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan :
1. Mengetahui peningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 01 Tabek Patah setelah
dilakukan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri.
2. Mengetahui peningkatkan keaktifan siswa kelas V SDN 01 Tabek Patah setelah
dilakukan pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Inkuiri.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk
mengadakan pelatihan kepada guru, supaya proses pembelajaran dikelas selalu
mengalami inovasi untuk mencapai kualitas pendidikan yang lebih baik
2. Bagi Sekolah, penelitian ini dapat berguna sebagai bentuk sumbangan pemikiran
agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mendorong guru beserta peserta
didik agar lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran tematik di kelas- kelas lain.
3. Bagi Guru, penelitian ini dapat memberikan model pemebelajaran yang bervariasi
agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, serta keaktifan dalam kegiatan
pemebelajaran.
4. Bagi Siswa, diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dan agar siswa dapat untuk lebih mendalami materi pembelajaran.
5. Bagi Peniliti, dimanfaatkan sebagai sumber belajar bagi peneliti untuk mengetahui
bagaimana seharusnya proses pembelajaran itu dilakukan.

II. KAJIAN TEORI


A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran
Pembelajaran secara harfiah berarti proses belajar. Pembelajaran dapat
dimaknai sebagai proses penambahan pengetahuan dan wawasan melalui rangkaian
aktivitas yang dilakuakan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan
dalam dirinya, sehingga terjadi perubahan yang sifatnya positif, dan pada tahap akhir
akan didapatkan keterampilan , kecakapan dan pengetahuan baru (Saefuddin, 2014:8)
Menurut Ngalimun (2016:40) tujuan pembelajaran adalah suatu cita-cita yang
ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan atau usaha. Sardiman (2011:26)
menyatakan tujuan belajar adalah (1) untuk mendapatkan pengetahuan, (2)
penambahan konsep dan ketrampilan, (3) pembentukan sikap.
Dari uraian dan pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses penyampaian materi ajar dan pendidikan (guru) kepada
peserta didik. Oleh karena itu seorang guru wajib menguasai materi pelajaran,
menyediakan sumber belajar, merancang kegiatan belajar, mngukur pengalokasikan
waktu dan mengatur pengelolaan kelas.
2. Pembelajaran Tematik
Menurut Rakajoni dalam buku Sugiyar, pembelajaran tematik merupakan
suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa-siswi secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip
keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik (Sugiar,2009:6).
Menurut John tematik adalah organisasi dari kurikulum di sekitar tema sentral.
Dengan kata lain adalah serangkaian pelajaran yang mengintegrasikan mata pelajaran
di kurikulum, seperti matematika, membaca, seni bahasa, ilmu sosial, ilmu
pengetahuan dan lain-lain (John,2015:175).
Berdasarkan pengertian dari para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
tematik merupakan gabungan mata pelajaran yang dapat dipadukan dalam kehidupan
nyata serta membangkitkan siswa untuk berfikir kritis dan berwawasan luas. Maka
dalam pembelajaran tematik berperan sangat penting dalam proses belajar mengajar.
Dengan pembelajaran tematik ini guru hanya merancang proses belajar mengajarnya
saja, sedangkan siswa dapat berfikir aktif serta interaksi sesama siswa.
3. Tujuan Pembelajaran Tematik
Berdasarkan tujuan pembelajaran tematik berarti sebagai berikut:
a. Pembelajaran dengan pemusatan perhatian pada suatu tema tertentu.
b. Pembelajaran dengan pengetahuan dan pengembangan berbagai kompetensi dasar
atau isi mata pelajaran dalam tema yang sama.
c. Pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan setiap kompetensi dasar mata
pelajaran yang dikaitkan dengan pengalaman pribadi siswa yang disajikan secara
tematik.
d. Pembelajaran yang mendorong gairah belajar siswa karena dapat berkomunikasi
dalam situasi nyata, dan mengembangkan suatu kemampuan yang terintergrasi
dengan mata pelajaran lain.
4. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa : Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student
centered)
b. Memberikan pengalaman langsung (direct experiences).
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
e. Bersifat fleksibel
f. Hasil pemebelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
5. Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Strategi pembelajaran berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara konkret
yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan
sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, dan kegiatan ini
tertuang dalam kegiatan pembuka, inti, dan penutup.
Dari pandangan beberapa ahli yang telah dikemukakan bahwa strategi
pembelajaran tematik berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola
kegiatan pembelajaran secara sistematis, sehingga isi pelajaran dapat dikuasai oleh
siswa secara efektif dan efisien. Di dalamnya terkandung empat pengertian yaitu
sebagai berikut :
1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam
menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.
2. Metode pembelajaran, yaitu cara mengajar mengorganisasikan materi pelajaran
dan siswa agar terjadi proses belajar secara efektif dan efesien.
3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan
pengajar dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
4. Waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa menyelesaikan setiap langkah
dalam kegiatan pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan.
6. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan
tiga tahapan kegiatan, yaitu: kegiatan pembukaan / awal / pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan
pembukaan lebih kurang 5-10% waktu pelajaran yang disediakan, kegiatan ini lebih
kurang 80% dari waktu pelajaran yang telah disediakan, sedangkan kegiatan penutup
dilaksanakan dengan alokasi waktu lebih kurang 10-15% dari waktu pelajaran yang
disediakan.
Maka sebagai gambaran rancangan strategi pembelajaran tematik, dapat
dijelaskan bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran
dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara sistematik, sehingga isi pelajaran
dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Di dalam rancangan strategi
pembelajaran terkandung empat pengertian sebagai berikut:
a. Waktu yang digunakan oleh pengajar dan siswa dalam menyelesaikan setiap
langkah dalam kegiatan pembelajaran.
b. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pengajar dalam
menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.
c. Metode pembelajaran yaitu, cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran
dan siswa agar terjadi proses belajar secara efektif dan efisien.
d. Media/bahan pembelajaran, peralatan, dan bahan pembelajaran yang digunakan
pengajar dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
7. Rambu-rambu Pembelajaran Tematik
Ada enam rambu-rambu pembelajaran tematik, yaitu :
a. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan.
b. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompotensi dasar lintasan semester.
c. Kompotensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk
dipadukan.
d. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan
baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
e. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan
berhitung serta penanaman nilai-nilai moral
f. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, lingkungan, dan
daerah setempat.
8. Model Pembelajaran
a. Pengertian Model Pembelajaran
Istilah model pembelajaran sama dengan pendekatan pembelajaran, Model
pemebelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pemebelajaran di kelas. Model pembelajaran
merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu penyelenggaraan
proses belajar mengajar dari awal sampai akhir (Endang, 2011).
Model pembelajaran menurut Trianto (2010: 53) adalah kerangka
konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman bagi perancang pembelajaran dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
model pembelajaran adalah suatu pola pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan tertentu berdasarkan kemampuan siswa, dan karakteristik mata
pelajarannya agar penyerapan informasi oleh siswa dapat berjalan dengan optimal.
b. Macam-Macam Model Pembelajaran
Menurut Suprijono (2009: 45), model pembelajaran ada tiga jenis, yaitu :
 Model pembelajaran langsung merupakan pembelajaran dimana guru terlibat
aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada siswa dan mengajarkannya
secara langsung.
 Model pembelajaran kooperatif merupakan konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk–bentuk yang lebih dipimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru.
 Model pembelajaran kontekstual, merupakan konsep yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga
dan masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, terdapat begitu banyak model-model
pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran Kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan bagian dari pembelajaran konstruktivisme.
Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran yang menekankan adanya
kerja sama, yaitu kerja sama antar kelompoknya untuk mencapai tujuan belajar
(Johnson & Johnson,1987). Model pembelajaran ini bermanfaat untuk melatih
kerjasama, berani mengemukakan pendapat, dan berani bermusyawarah mufakat
untuk menentukan pendapat yang tepat sesuai dengan topik permasalahan yang
diberikan.
c. Pemilihan Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh dengan hasil atau output
dari siswa. Model pembelajaran yang digunakan dapat disesuaikan dengan karak-
teristik materi yang diajarkan. Setiap mata pembelajaran memiliki sifat maupun
ciri khusus yang berbeda dengan mata pelajaran yang lainnya, sehingga perlu
pemikiran yang matang untuk menerapkan model yang tepat untuk suatu
kompetensi yang diajarkan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa model
pembelajaran apapun baik tergantung bagaimana cara guru mengimplemen-
tasikannya di suatu kelas. Sedangkan untuk memilih model pembelajaran yang
tepat, guru hendaknya mempertimbangkan pemilihan model belajar dengan
melihat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran yang akan diajarkan,
karakteristik mata pelajaran, kemampuan siswa dan kemampuan guru tersebut.
9. Model Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Strategi ini sering dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa yunani,
yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan (Wina,2006:195)
Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama model pembelajaran inkuiri.
Pertama, model inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan, artinya model inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief).
Ketiga, tujuan dari penggunaan model pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau
mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
b. Tujuan Model Pembelajaran Inkuiri
Tujuan utama model pembelajaran inkuiri adalah menolong siswa untuk
dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa
ingin tahu mereka. Model pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered
approach). Dikatakan demikian, sebab dalam model ini siswa memegang peran
yang sangat dominan dalam proses pembelajaran (Sochibin,2009:97)
c. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
 Orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Pada langkah ini guru mengondisikan agar siswa siap
melaksanakan proses pembelajaran.
 Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban
yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam model
pembelajaran inkuiri.
 Mengajukan hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki
sejak individu itu lahir.
 Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam model pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan
motivasi yang sangat kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.
 Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data.
 Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
10. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar menurut Sudjana (2011:22) adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan
menurut Rusyan,dkk (1994:79) hasil belajar adalah kebulatan pola tingkah laku.
Prilaku atau tingkah laku mengandung pengertian yang luas mencakup
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan sebagainya, hal ini dapat
diidentifikasi bahkan diukur dari penampilan. Penampilan ini dapat berupa
kemampuan menjelaskan, menyebutkan sesuatu atau melakukan sesuatu kegiatan
atau perbuatan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
pengetahuan, kemampuan dan sikap yang dimiliki oleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran. Hasil belajar dapatdilihat dari nilai ulangan harian yang
dilakukan setelah materi pelajaran sudah disampaikan.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat dikatan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
 Faktor intern ini berkaaitan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan
diri siswa itu sendiri berupa motivasi, minat, bakat, sikap, kesiapan, kesehatan,
kepribadian dan faktor pribadi lainya.
 Faktor ekstern berkaitan dengan pengaruh yang datang dari luar diri siswa.
Adapaun faktor ini dapat berupa lingkungan, sarana, metode mengajar guru,
keadaan sosial ekonomi dan lain sebagainya.

B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran tematik pada model pembelajaran inkuiri bertujuan untuk
mengembangkan dimensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dalam pendekatan
saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan aktivitas-aktivitas
ilmiah yang meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring
dalam pembelajaran. Pada organ gerak hewan dan manusia didalam pembelajaran yang
meliputi pada kompetensi dasar BI, SBDP, IPS, Matematika, IPA, dan PKN.
Dengan model pembelajaran inkuiri ini mekankan kepada proses mencari dan
menemukan, dalam materi pelajaran siswa tidak diberikan secara langsung. Peran siswa
dalam model pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan bimbingan siswa untuk belajar.

III. METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian
tindakan kelas (PTK) menurut Tampubolon (2013: 15) adalah suatu pemecahan
masalah yang memanfaatkan tindakan nyata berupa siklus melalui proses kemampuan
mendeteksi dan memecahkan masalah. Jenis penelitian tindakan kelas ini dipilih karena
penelitian tindakan kelas merupakan salah satu teknik agar pembelajaran yang dikelola
peneliti selalu mengalami peningkatan melalui perbaikan secara terus menerus. Proses
perbaikan itu dilakukan melalui perencanaan dan pengimplemen-tasikan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang telah disusun.

B. Desian Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian
milik Kemmis & Mc Taggart (1988) dalam Dadang (2013: 46), yang dilakukan dengan
4 proses penelitian, yakni :
 Penyusunan rencana adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis
untuk meningkatan apa yang telah terjadi.
 Tindakan yang dimaksud di sini adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan
kendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
 Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang terkait.
 Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang
telah dicatat dalam observasi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada pembelajaran Tematik
pada kelas V di SDN 01 Tabek Patah Kec. Salimpaung Kab. Tanah Datar
Prov.Sumatera Barat.
Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil pada tahun ajaran
2019/2020. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah dan
sesuai dengan jadwal Pembelajaran Tematik yang di teliti.

D. Subjek dan Obyek Penelitian


Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 01 Tabek Patah. Dengan
jumlah siswa pada kelas V adalah 26 siswa. Teknik pemilihan sampel menggunakan
teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah cara pengambilan subjek
berdasarkan keputusan subyektif peneliti yang didasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan tertentu. Kelas V dipilih karena kelas tersebut diajar oleh Penulis.
Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dan keaktifan siswa setelah
model pembelajaran inkuiri diterapkan atau dilaksanakan.

E. Tahapan Tindakan Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan selama 2 siklus. Secara rinci kegiatan pada masing -masing
siklus akan dijabarkan sebagai berikut :
SIKLUS I
a. Tahap Perencanaan (Planning)
Perencanaan ini persis dengan KBM yang dilakukan oleh guru sehari–hari, termasuk
penyiapan media, dan alat–alat pemantauan perkembangan pengajaran seperti lembar
observasi, tes, catatan harian dan lain–lain.
b. Tahap tindakan / pelaksanaan (Action).
Tahap ini adalah realisasi dari teori dan teknik mengajar serta tindakan (treatment)
yang sudah direncanakan sebelumnya dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri. Pada tahap ini terdiri dari : Pendahuluan, Kegiatan Inti, Kegiatan Penutup
c. Tahap Observasi/pemantauan (Observation)
Tahap pengamatan dilakukan peneliti pada saat proses pembelajaran berlangsung
dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Pengamatan yang dilakukan adalah
pengamatan terhadap keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung
Aspek yang diamati adalah keberanian siswa bertanya, keberanian siswa untuk
menjawab pertanyaan / mengungkapkan pendapat, interaksi siswa dengan guru,
interaksi siswa di dalam kelompok, dan perhatian siswa selama proses pembelajaran.
d. Tahap Refleksi (Reflection),
Pada tahap Refleksi peneliti berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan
kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi mempertimbangkan ragam
perspektif yang mungkin ada dalam suatu situasi dan memahami persoalan serta
keadaan tempat timbulnya persoalan itu.
SIKLUS II
Siklus kedua dilaksanakan setelah pembelajaran pada siklus pertama dianalisis
dan direfleksi. Siklus kedua dirancang untuk memperbaiki kekurangan siklus I.
a. Tahapan Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan tahap perencanaan pada siklus II terlebih dahulu peneliti, guru
dan observer melakukan pengidentifikasian masalah dan penetapan alternatif
pemecahan masalahnya. Setelah itu dikembangkan perencanaan agar dapat
melaksanakan tindakan. Rencana yang dapat dilakukan sama dengan siklus I
b. Tahap tindakan / pelaksanaan (Action)
Kegiatan inti dari proses pembelajaran adalah penerapan model pembelajaran inkuiri.
Sama seperti pada tindakan I, pada tindakan II proses pembelajaran juga
menekankan pada aktifitas siswa yang terjadi selama kegiatan proses pembelajaran
seperti keberanian siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan, mendengarkan dan
keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat.
c. Tahapan Obserfasi / Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan semua proses yang dilaksanakan dalam
tindakan dengan menggunakan format obserfasi. Sedangkan untuk mengetahui
keberhasilan siswa yaitu dengan menulis nilai hasil belajar siswa yang diperoleh
melalui evaluasi soal isian atau essay pada tema organ gerak hewan dan manusia.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi II akan mengungkapkan hasil pengamatan, baik dari segi
aktivitas siswa maupun dari hasil belajar melalui tes. Dari hasil refleksi diketahui
bahwa peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajarnya belum terlihat maka dapat
dilanjutkan pada siklus II.

F. Data dan Sumber Data


Data dan sumber data yang dibutuhkan dari penelitian ini yaitu data kualitatif
yang meliputi tes tertulis, hasil posttest, hasil lembar observasi, dan hasil dokumentasi
yang dilaksanakan pada kelas V SDN 01 Tabek Patah Kecamatan Salimpaung.

G. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah intrumen atau alat untuk pengumpulan data. Ada
berbagai teknik pengumpulan data yaitu:
 Angket adalah salah satu teknik pengumpul data yang berbentuk kumpulan
pertanyaan (Hadeni,2006:75). Angket digunakan oleh peneliti untuk mengetahui
ranah sikap pada siswa dalam pembelajaran tematik.
 Tes Tertulis digunakan oleh peneliti untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam
ranah pengetahuan dan keterampilan.
 Observasi adalah kegiatan mengamati dan pencatatan informasi mengenai aktivitas
belajar siswa selama proses pembelajaran.
 Dokumentasi pada peneliti ini berupa kamera yang digunakan untuk membantu
menggambarkan apa yang terjadi dikelas pada waktu pembelajaran berlangsung baik
berupa foto atau video.
 Catatan lapangan digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan hasil peristiwa
yang terjadi dilapangan.

H. Teknik Analisis Data


Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis
data kualitatif yakni analisa data dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data
sampai seluruh data terkumpul. Tahap analisis tersebut antara lain menelaah data yang
terkumpul
1. Reduksi data, meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian.
2. Menyajikan data, dilakukan dengan cara mengorganisasikan data yang telah
direduksi.
3. Menyimpulkan hasil penelitian dan triangulasi. Kegiatan triangulasi dilakukan
dengan cara peninjauan kembali catatan lapangan dan bertukar pikiran dengan ahli,
teman sejawat dan guru

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. PRASIKLUS
Berikut adalah hasil observasi dan data nilai siswa yang didapatkan pada kegiatan :
 Metode mengajar ceramah menjadikan guru sebagai pusat informasi, sedangkan
siswa hanya berperan sebagai penerima informasi. Kurang terlibatnya siswa di dalam
proses pembelajaran membuat siswa tidak memperhatikan pelajaran, ataupun
bercanda dengan siswa yang lain.
 Salah satu kelemahan model ceramah adalah guru sulit mengetahui apakah seluruh
siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Hal tersebut terbukti dari hasil
belajar siswa kelas V yang masih kurang, yaitu hanya 34.6% siswa atau hanya 9
orang dari total 26 siswa yang mampu mencapai nilai KKM yang ditentukan yaitu
75.
Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran di
kelas adalah dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran
tersebut menekankan pada keaktifan siswa, siswa berperan lebih aktif untuk memahami
pelajaran yang diberikan. Melalui pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran inkuiri akan dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa pada
pembelajaran tematik Kelas V SDN 01 Tabek Patah.
2. SIKLUS I
a. Tahapan Perencanaan
Pada dasarnya tahap perencanaan adalah tahapan yang perlu dilalui untuk
mengantisipasi rendahnya hasil belajar siswa. Rencana yang akan dilakukan adalah :
 Menyusun perangkat pembelajaran, berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). RPP disusun sesuai dengan pembelajaran tematik Tema Organ Gerak
Hewan Dan Manusia.
 Membuat alat evaluasi yang berupa lembar observasi dan tes kognitif isian singkat
atau Essay. Lembar observasi merupakan sebuah alat untuk mengevaluasi kegiatan
siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
 Menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan selama proses
pembelajaran dan menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari lembar
obserfasi guru untuk mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
b. Tahapan Tindakan
Untuk pelaksanaan siklus I guru membahas tema organ gerak hewan dan
manusia pada subtema organ gerak hewan menggunakan metode inkuiri..
Pada tahapan tindakan guru membuka pembelajaran seperti biasanya.
Kemudian guru mengabsen kehadiran siswa, setelah itu guru mengkondisikan kelas
dengan mengajak siswa melakukan ice breaking untuk siswa berkosentrasi sebelum
dimulainya pembelajaran. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
harus dicapai dengan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu Model Inkuiri.
Pada tahap kegiatan inti pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya,
mencoba, menalar, mengkomunikasikan dan mengevaluasi. Guru menayangkan
sebuah teks cerita fiksi yang dilengkapi dengan gambar-gambar yang sesuai dengan
cerita fiksi dan berbagai gambar tentang materi yang akan disampaikan. Guru
memancing peserta didik agar dapat merumuskan masalah setelah melihat gambar
yang telah ditayangkan. Peserta didik melaksanakan kegiatan observasi tentang apa
yang dia amati dan peserta didik menuliskan hasil pengamatannya ke dalam bentuk
lembar kerja siswa yang diberikan oleh guru. Peserta didik saling menukar
jawabannya mengoreksi jawabannya secara bersama-sama yang di dampingi oleh
guru. Pada akhir pertemuan, peneliti akan memberikan evaluasi mengenai pelajaran
yang telah disampaikan pada pertemuan tersebut, dan diadakannya tes kognitif.
Posttest diadakan selama 30 menit sebelum proses pembelajaran diakhiri,
c. Tahapan Pengamatan
Pengamatan terhadap hasil belajar pada siklus I dilaksanakan 1 kali postest.
Hal tersebut untuk mengukur kemampuan hasil belajar siswa pada ranah
pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran tematik dengan penerapan model
inkuiri pada tema 1 subtema 1 tentang organ gerak hewan pertemuan ke 5. Dari
seluruh siswa kelas V yang berjumlah 26 orang, hanya 15 orang siswa sudah
mencapai KKM atau dengan persentase sebesar 57.6 % dan 11 orang siswa belum
mencapai KKM atau rata rata persentasenya 42.4 %
d. Tahapan Refleksi
Refleksi dilakukan setelah pembelajaran untuk melihat peningkatan yang
terjadi antara kegiatan prasiklus sebelum adanya tindakan penggunaan model inkuiri
pada siklus I. Dari hasil postes pada kegiatan siklus I terlihat adanya peningkatan
hasil belajar pada pembelajaran Tematik tersebut. Berikut peningkatan hasil belajar
dari Prasiklus menjadi Siklus I :
Rata-Rata Rata-Rata
Subjek KKM Peningkatan
Prasiklus Siklus I
Siswa Kelas V SDN 01
34 % 57% 75 23%
Tabek Patah

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perbaikan pada siklus I belum
optimal sehingga perlu tindakan perbaikan pada siklus II

3. SIKLUS II
a. Tahapan Perencanaa
Perencanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan sebagai penyempurna
kekurangan pembelajaran siklus I. Hal yang menjadi kekurangan baik dari segi
penerapan model inkuiri ataupun kekurangan aktivitas guru dan siswa menjadi
pertimbangan dalam penyususnan RPP pada siklus II. RPP dirancang dengan
memperhatikan cataan lapangan yang dilakukan kolaborator saat observasi. RPP
dirancang untuk lebih melibatkan aktif siswa dalam pembelajaran serta pembagian
kelompok belajar dengan intelegensi yang lebih merata.
b. Tahapan Tindakan
Pelaksanaan siklus II guru membahas tema organ gerak hewan dan manusia
pada subtema organ gerak hewan pertemuan ke 6 Untuk Pelaksanaan Tindakannya
sama dengan siklus I tapi yang berbeda hanyalah materi yang di sampaikan atau
materi pelajarannya. Disetiap kegiatan hampir sama dengan proses kegiatan Siklus I

c. Tahapan Pengamatan
Pengamatan terhadap hasil belajar pada siklus II juga dilaksanakan ketika
proses pembe;ajaran berlangsung. Hal tersebut untuk mengukur kemampuan hasil
belajar siswa pada ranah pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran tematik
dengan penerapan model inkuiri pada tema 1 subtema 1 pertemuan ke 6. Dari seluruh
siswa kelas V yang berjumlah 26 orang, sudah terjadi peningkatan menjadi 24 orang
siswa sudah mencapai KKM atau dengan persentase sebesar 92 % dan 2 orang siswa
belum mencapai KKM atau rata rata persentasenya 8%
d. Tahapan Refleksi
Refleksi dilakukan pada siklus II untuk mengkaji keberhasilan tindakan siklus
II. Peningkatan hasil belajar terlihat dari nilai pra siklus ke siklus I dan siklus II.
Berikut gambaran peningkatan hasil belajarnya :
Nilai
No Nama Siklus I Siklus II
Prasiklus
1 Adya Virgina D 40 50 70
2 Ahmad Nabil 60 70 80
3 Airini Melani Putri 75 85 85
4 Algiyasri Luthfi D 75 80 100
5 Alifatul Husaini 75 80 85
6 Andre Setiawan 60 70 85
7 Arumi Fathehana A 75 85 90
8 Bunga Yetriyani 65 70 80
9 Fahlan Amanda A 60 80 85
10 Farel Yusfa 60 70 85
11 Fhatiya Rumaysha 60 70 80
12 Habibi Ramadani 70 80 100
13 Johan Juanda 65 70 80
14 Kenzo Namara 60 75 80
15 Kirana Althafunnisa 75 85 100
16 Muhammad Ikbal 55 70 80
17 Nikmatul Akbar J 65 75 80
18 Putri Nurul Syafina 75 80 100
19 Rahmad Afdol I 50 60 70
20 Ratu Adri N 55 70 85
21 Rangga Saputra 75 90 95
22 Rohim 65 75 85
23 Sayyidina Asyraf 60 70 80
24 Shindi Febiola S 70 80 85
25 Yorien Allesandra 75 90 100
26 Yuga Mei Saputra 75 85 90
Jumlah 1695 1965 2235
Rata-Rata Nilai 65.1 75.5 85.9
Jumlah Siswa yang Lulus 9 orang 15 orang 24 orang
Persentase Rata – Rata Kelulusan 34.6% 57% 92%

Setelah mengamati refleksi siklus II dapat di simpulkan bahwa penggunaan


model inkuiri telah berhasl sehingga tidak perlu lagi tindakan perbaikan atau siklus
selanjutnya.

B. Pembahasan
Permasalahan pembelajaran yang terjadi di SDN 01 Tabek Patah khususnya pada
pembelajaran Tematik tema 1 tentang Organ Gerak hewan dan Manusia di kelas V
adalah rendahnya hasil belajar siswa dan kurang aktifnya siswa selama proses belajar
mengajar di kelas. Untuk itulah pada penelitian ini dipergunakan model pembelajaran
Inkuiri yang menekankan keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran. Penelitian ini
dilaksanakan selama 2 siklus, dan hasilnya mampu meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa. Peningkatan keaktifan siswa setelah menggunakan model pembelajaran
inkuiri dapat meningkat pada setiap pertemuan dan siklusnya.
Pada hasil Pretest saat prasiklus persentase rata rata hasil kelulusan siswa yang
mencapai KKM hanya sebesar 34% atau cuman 9 orang saja dari total 26 siswa kelas V.
Tetapi setelah dilaksanakan penelitian masuk pada siklus I, persentase rata-rata hasil
kelulusan siswa sedikit naik dibandingkan hasil prasiklus yaitu 57% atau 15 orang yang
sudah mencapai KKM , hal ini menunjukkan bahwa hasil tindakan yang diharapkan
masih belum mencapai 80%. Selanjutnya dilaksanakan penelitian pada Siklus II dan
persentase kelulusannya meningkat cukup siknifikan yaitu menjadi 92 % atau 24 orang
yang sudah mencapai batas kelulusan atau KKM

V. SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada kelas V SDN 01 Tabek
Patah maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Model pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir
itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
2. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran tematik Tema 1
Tentang Organ Gerak Hewan dan Manusia. Hal tersebut dapat dilihat pada sebelum
dilaksanakan Penelitian atau Prasiklus jumlah siswa yang lulus batas KKM hanya
34% saja, Siklus I jumlah siswa yang lulus naik sedikit menjadi 57%, sedangkan
pada siklus II peningkatannya sangat signifikan yaitunya 92%.
3. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Inkuiri terbukti dapat
meningkatkan keaktifan siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan tiap siklus,
yakni siklus I tingkat keaktifan dan sikap siswa sebesar 70% dan pada siklus II
keaktifan siswa meningkat menjadi 81% mencapai batas kriteria yang sudah
ditentukan oleh peneliti.

B. Saran
Berdasarkan simpulan diatas, maka beberapa saran yang dapat peneliti paparkan
yaitu:
1. Untuk guru, agar dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri sebagai salah
satu model pembelajaran alternatif dalam proses belajar dan mengajar pada kelas
dan mata pelajaran yang lain.
2. Saran kepada kepala sekolah untuk menyediakan sarana dan prasarana yang
lengkap pada setiap kelas seperti infokus dengan tujuan agar guru dapat
menggunakan ketika mengajar dikelas supaya tercipta suasana belajar yang efektif
dan menyenangkan.
3. Untuk Sekolah, agar dapat mengembangkan dan mendukung kegiatan guru dalam
inovsi model pembelajaran dan menerapkannya untuk kemajuan kualitas
pendidikan.
4. Untuk Dinas Pendidikan, agar dapat memberikan pelatihan tentang model-model
pembelajaran yang menjadi inovasi pendidikan disetiap sekolah-sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Aries, E F. (2011). Assesmen dan Evaluasi. Yogyakarta: AM Publishing.
Benny.A. dan Pribadi. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Penerbit
Dian Rakyat.
Daryanto. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta.
Ngalimun. (2016). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Aswaja
Pressindo.
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Pusat Bahasa Depdiknas. (1996) Tentang Pengertian Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Restu. (2010). Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saefuddin, A. (2014). Pembelajaran Efektif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, W. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Kencana.
Sardiman A.M. (2011).Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT.Raja Garfindo Persada.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung : Penerbit Alfabeta.
Wagiran. (2015). Metodologi Penelitian Pendidikan Teori dan Implementasi.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Winkel. (1991). Pengertian pembelajaran. Di dalam buku Asis Saefuddin:
Pembelajaran Efektif hal 9.

Anda mungkin juga menyukai