Anda di halaman 1dari 31

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

DENGAN PENDEKATAN PERMAINAN PADA MATERI


OPERASI PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
PAPAN PECAHAN TERHADAP SISWA KELAS IV SDN 22
KOTAPINANG KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN T.P
2021/2022

NAMA : HOBBUL YANTI HASIBUAN


NIM : 855834751
Email : hobbulyantihasibuan@gmail.com

ABSTRAK

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 22


Kotapinang Kabupaten Labuhanbatu Selatan dalam Materi Pecahan Melalui
Bantuan Alat Peraga Papan Pecahan. Nilai ulangan harian untuk pokok bahasan
pecahan belum memenuhi syarat untuk dikatakan tuntas belajar. Respon siswa
kurang baik terhadap pokok bahasan pecahan. Sehingga upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. metode penelitian kelas yang terdiri dari dua
siklus, tiap siklus meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 22
Kotapinang TA 2021 terdiri dari 8 siswa, diantaranya 4 siswa laki-laki dan 4
siswa perempuan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut: Pada siklus I siswa
yang tuntas belajar sejumlah 5 siswa (62,5 %) dan yang tidak tuntas belajar
sejumlah 3 siswa (375%) dengan nilai rata-rata kelas 68,75. Hasil pada siklus II
siswa yang tuntas belajar sejumlah 6 siswa (87,5 %) dan yang tidak tuntas
belajar sejumlah 2 siswa (12,5 %) dengan nilai rata-rata kelas 85. Simpulan yang
dapat diambil adalah bahwa melalui alat peraga benda konkret dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pecahan pada kelas IV SDN 22
Kotapinang semester I tahun pelajaran 2021.

Kata Kunci : Matematika, Media Papan Pecahan.


1. Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang
didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Komponen utama
dalam proses pembelajaran adalah guru dan siswa. Ditinjau dari komponen
guru, agar proses pembelajaran berhasil, guru harus dapat membimbing siswa
sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuannya
sesuai dengan struktur pengetahuan mata pelajaran yang dipelajarinya. Untuk
mencapai keberhasilan tersebut harus memahami sepenuhnya materi yang
diajarkan, guru juga dituntut mengetahui secara tepat dimana “posisi”
pengetahuan siswa pada awal (sebelum) mengikuti pelajaran materi tertentu.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis ingin mencetuskan suatu ide atau
gagasan sebagai langkah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
pelajaran matematika, khususnya pada materi pecahan, yaitu dengan
mendekatkan siswa pada kegiatan-kegiatan yang terjadi dan dialami siswa
dalam kehidupan sehari- hari dengan memanfaatkan benda-benda konkret
yang terdapat di sekitarnya untuk membantu proses pembelajaran. Semoga
dapat memenuhi sasarannya, terutama dalam membantu siswa untuk
menyenangi pelajaran matematika.
1. Identitas Masalah

Menuntut ilmu merupakan proses untuk menghasilkan siswa yang cerdas


dan sukses. Di zaman globalisasi sekarang, pelajaran tentang pelajaran diterapkan
dengan iilmu pengetuan dan tekhnologi yang bisa mendukung orang-orang yang
ahli dibidangnya.. Matematika merupakan ilmu yang penting dan mendasar.
Matimatika dikenal dengan pelajaran yang sangat dibosani siswa. Tenaga
pendidik harus mengarahkan untuk memperdalam ilmunya dalam struktur
pengetahuan mata pelajaran. Guru harus memahami materi. Selain itu, sesuai
dengan metode yang dipilih, guru harus membantu siswa mengembangkan
pengetahuan mereka memberdayakan mereka untuk membuat keputusan tentang
kehidupan mereka sendiri.
Keberhasilan belajar seorang siswa sangat ditentukan oleh sesuai konsep
yang dimiliki siswa di awal. Jika siswa tidak memiliki konsep yang dibutuhkan
untuk konsep baru, konsep baru akan sulit dicapai. Kegagalan siswa di kelas
seringkali disebabkan oleh kurangnya disiplin siswa terhadap konsep-konsep
penting tersebut.. Masih banyak keluhan tentang topik yang membosankan dan
tidak menarik. Ini pelajaran matematika yang terkesan sulit, gersang., karena
tidak berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari, ini persepsi negatif, persepsi
seperti itu ada dalam pendidikan apapun. Ada banyak hal yang bisa dipelajari
untuk mengidentifikasi suatu masalah, mungkin dari materi yang salah, strategi
mengajar yang salah, dan metode yang salah.

Guru berperan sangat penting dalam mengatasi persepsi negatif tersebut.


Akibatnya, guru harus dapat memilih dan menggunakan strategi di mana siswa
aktifv terlibat dalam pembelajaran, baik secara mental, fisik dan sosial , dalam
kegiatan pendidikan dan pembelajaran mereka. Bagaimana siswa bisa belajar
secara aktif? Pengajaran matematika agar siswa aktif belajar memiliki tingkat
kesulitan yang diminati siswa, tingkat kesulitan yang dapat diikuti siswa,
peluang, sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran pembelajaran.

2. Analisis Masalah

Setelah dilakukan identifikasi masalah di atas dapat dianalisis penyebab


masalah yaitu:
1. Gurumenjelaskan materi dengan cara yang tidak menarik yaitu tidak fokus
pada strategi yang menarik seperti media atau model yang dapat menarik
perhatian siswa.
2. Guru tidak bisa menyesuaikan kelas semaksimal mungkin.

3. Penyajian materi oleh guru kurang menarik perhatian siswa terutama dalam
3. Alternatif. dan prioritas pemecahan masalah

Dari identifikasi masalah di atas peneliti dapat melakukan pemecahan masalah.


1. Guru mengembangkan skil dan tujuan pembelajaran siswa dalam materi
pecahan. Guru perlu memberikan lebih banyak latihan dan memberikan umpan
balik kepada anak didik supaya agar tekun dlam belajar.
2. Guru memilih dan mempelajari pendekatan ddalam media pembelajaran yang
harus dipakai.
3. Memberi motivasi semangat agar siswa semangat dan tidak fasip

B. Rumusan Masalah

Dilihat pada penjelasan masalah diatas, dapat disimpulkan:

1. Bagaimana pendekatan game dan media berlaku untuk pecahan?

2. Apakah pendekatan game dan media papan pecahan dapat


diterapkan pada pecahan untuk mencapai hasil belajar siswa ?
C. Tujuan penelitian

Dalam laporan penelitiian tindakan kelas dapat menggunakan alat media


papan pecahan untuk meningkatkan hasil belajar materi pada pecahan semester I
SD 22 Kotapinang tahun pelajaran 2021/2022.
D. Manfaat dari penelitian

1. Manfaat bagi siswa

a. untuk meniingkatkan keterampilan siiswa

b. untuk meningkatkan konsentrasi , keaktifan , semanagat, didalam kelas

2. Manfaat bagi guru

a. Memudahkan guru untuk melaaksanakan pembelajarann

b. Dapatkan berbagai keragaman daalam mengajarr

c. Meningkatkan kualitas guru dalam pembelajaran matematika

3. Manfaat bagi sekolah

a. Melatih peserta didik yang telah mampu menerima Pendidikan yang lebih
tinggi
b. kualitas terus meningkat dalam pendidikan
2. KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan kelas

Dalam peneliitian. praktis, hal ini dapat dikembangkan dengan tujuan


untuk mencapai pemecahan masalah sosial (termasuk pendidikan). Penelitian
tindakan dimulai dengan studi sistematis kepada permasalahan ( kemmiis dan
Tanggart, 1998 ). Dari penelitian inii digunakan sebagai awal penyusunan rencana
aksi dalam upaya mengatasi permasalahan itu. Kegiata selanjutnya ialah
melaksanakan tinjauan dengan observasi dan efaluasi. Dalam obserfasi dan
efaluasi dipakai sebagai ide untuk merefleksikan terhadap yang dilakukan selama
melakukan prosedur.dari repleksi bisa diproleh sebagai acuan untuuk
mengidentifikasi perbaikan dan penyempurnaan prosedur lebih lanjut.

Menurut Kemmis (1988), penelitiian tindakann adalah studi introspektif yang


dibuat oleh partisipan dalam mengubah praktek mereka. Dengan cara ini, Anda
akan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang latihan dan keadaan di
mana itu akan dilakukan.

a) Menuruit lewin (Tahir 2012: 77), dalam PTK adalah strategi guru dalam
melakukan pembelajaran dengan melihat kembali pengalaman seseorang dan
membandingkannya dengan guru lain.

b) Menurut Bahrii (2012:8), dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah tindakan


dapat dilakukan dalam menyelidiki kejadian di ruangan dalam meningkatkan
praktek pembelajaran, menngembangkan kemampuan cara belajar anak didik.

Dalam berbagai pengertian jadi dapat disimpulkan dari pendapat bahwa


penelitian tindakan kelas. merupakan suatu observasi yang harus menetapkan
tiindakan kelass dalam melakukan aturan,-aturan yang konsisten dengan metopel
yang dilaksanakan selama berbagai tahap atau siklus.
B. Hasil Belajar
Belajar adalah kata yang digunakan dalam banyak konteks yang berbeda.
Belajar bukanlah kata asing bagi siswa. Padahal, itu merupakan bagian integral
dari setiap kegiatan yang mereka pelajari di lembaga formal. Ada sebagian orang
yang percaya kepada Pendidikan proses yang terjadi ketika dalam stimulus
diberikan respon.

Belajar. psikologi adalah tentang perubahain perbuatan yang disebabkan


oleh pergaulan dalam lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dalam hidup.
Perubahan ini akan mempengaruhi setiap hal yang Anda lakukan.

Menurut Trianto (2010):

Belajar adalah suatu tahapan ditandai dengan adanya perubaan pada jiwa
insan. Perrubahon yang disebabkan oleh tahapan belajar mampu diwujudkan dair
berbagai ragam. Dalam perubahn ilmu, pengetahuan tingkah dan perbuatan, dari
keberadaan peserta didik.

Berdasarkan pengertian belajar di atas, belajar adalah tahap yang dilakukan


setiap manusia agar terjadi perobahan perbuatan , kepandaian yang berkelanjutan,
termasuk bidang kognitif, efek, dan psikomotorik. Dapat disimpulkan.

Tujuan yang dicapai dalam pembelajaran adalah perobahan sikap. Siswa


mengubah atau meningkatkan perilakunya dalam bentuk perolehan pengetahuan,
keterampilan, atau nilai.

Menurut Dimyati (2006):

Hasil. belajor merupakan klimaks dari tahapan pembelajaran. Produksi hasil


belajar ini terutama dikaitkan dengan efaluasi tenaga pendidik. Hasil belajar dapat
berupa pengaruh pengajaran dan pengaruh pengiring. Dampak mengajar adalah
hasil belajar siswa yang dapat diukur secara langsung atau langsung. Pengaruh
iringan adalah penampilan tidak langsung prestasi belajar siswa atau transfer
prestasi belajar. Kedua pengaruh ini bermanfaat bagi guru dan siswa.
Dari uraian yang ada diatas, dapat diketahui bahwa tujuan belajar yang
dicapai belajar dapat diprolehh murid dalam. tahapan kegiatan belajar mengajar
dengan membawa perubahan dan pembentukan. dari perilaku. Mampu
disampaikan dala tahapan belajar bisa berhasili. Setiap guru memiliki sudut
pandang sendiri, yang sejalan dengan ide-ide mereka. Namun, untuk
menyeimbangkan konsep tersebut, kita harus menggunakan kurikulum saat ini
sebagai panduan, di mana, jika tujuan pembelajaran tertentu dapat dicapai, maka
proses belajar mengajar materi pembelajaran dinyatakan berhasil.

C. Pendekatan permainan

Dalam mengajarkan pendekatan perrmaianan ialah suatu gaya mengajar


dengan pendekatan permainan. Pendekatan permaiinan pada pembellajaran bisa
menambah kesempatan kepada peserta didik agar berfartisifasi selalu dalam
belajar dan membuat agar anak didik senang dengan pelajaran metematika..
dengan adanya gaya pengajaran matematika SD dan praktek ibu berperan penting
menambah keterampilan dan pengetahuan anak itu sendiri. Melatih dan
mengikuti prinsip-prinsip berikut akan menjadi yang paling efektif

Ciptakan model belajar lebih bagus, dan memberi ulangang bertahap


dengan baik secara singkat dan teratur untuk menonjolkan rasa cinta dan terhindar
dari ras Lelah.

Dengan adanya hasil belajar yang baik. Maka akan mempengaruhi tahapan
belajar selanijutnya, pembelajaran menghasilkan dengan baik dan siswa
termotifasi untuk belajar. Dan akan berpengaruh pada pembelajaran selanjutnya.

Media belajar adalah alat penyampaian imformasi untuk berkomunikasi


terhadap siswa. Tanpa adanya media pembelajaran tidak akan berhasil semaksimal
mungkin.

H. Malik (1994) berpendapat bahwa pendekatan ataupun media


penbelajaran ialah cara yang bisa dilakukan agar menyampaikan informasi materi
pelajaran bisa menangkap perhatian siswa pola pikir perhatian dan minat dalam
menuju pembelajaran yang oftimal.
Angganii sudono mengatakan pendekatan atau media pemnbeljaran
sumbernya belajar ialah materi alat pendekatan permainan yang memberikan
imformasi dan beragam keteranpilan terhadap anak didik. Termasuk buku reprensi
buku cerita buku gambar dan naras umber dan produk etnis . saat mempelajari
pendekatan bermain,siswa mendapat penilaian sendiri maupun berkelompok. Dan
guru bisa memberi nilai dengan beberapa cara yaitu dari keaktifan murid dalam
menyelesaikan tugas, dengan tudas tertulis maupun tidak tertuliis.

D. Alat bantu untuk mengajar matematika

Hubungan antara media dan proses pendidikan

Pada dasarnya belajar (learning and teaching) adalah prosess komuniikasi


antara tenaga pendidik dan murid sebagai cara berkomunikasi dalam pelajaran,
dan tenaga pendidik dan murid adalah komunikatornya. Apabila kelompok murid
menjadiikomuniktor bagi murid lainnya , maka tenaga pendidik menjadi
pasilitator, sehingga terjadilah interaksi antara guru dan murid dalam pelajaran
yang sulit dipahami, guru harus memahami komunikasi terhadap murid agar
pelajaran berlangsung dengan baik. Dalam prosess komunikasii terkadang bisa
menimbulkann kebingungan antara murid dan guru sehingga terjadi salah paham,
sehingga guru dianggap masalah bagi seorang murid. Faktor guru, siswa, guru dan
siswa dapat menyebabkan terjadinya kesalahan komunikasi dalam pembelajaran.
Komunikasi yang efektif juga sangat bergantung pada aktivitas penerima
(komunikator). Umpan balik psikologis dan fisik dari komunikator dapat
digunakan sebagai alat kontrol penilaian diri komunikator, sehingga komunikator
dapat memperbaiki metode komunikasi yang telah diselesaikan. Untuk
menghindari atau mengurangi kemungkinan terjadinya miskomunikasi, diperlukan
alat-alat yang dapat membantu proses komunikasi tersebut. Fasilitas ini disebut
sebagai media berikut ini.
E. Pendidikan Matematika

a. Pengertian matematika

Menurut Anton M. Moeliono (1990:566), matematika didefinisikan sebagai


“ilmu bilangan, hubungan antar bilangan, dan prosedur operasi yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah bilangan”. Namun, sampai saat ini belum ada
kesepakatan bulat di antara matematikawan untuk memberikan jawaban standar
untuk definisi matematika. Ada pendapat yang berbeda, tetapi Anda dapat
memunculkan karakteristik yang sama. Singkatnya, matematika adalah subjek
penelitian yang abstrak, matematika didasarkan pada konsensus, matematika
sepenuhnya menggunakan pemikiran deduktif, dan matematika diresapi dengan
kebenaran koherensi.

dari dasarnya,mengajar matimatika disekolah harus lebih komlek agar


matimatika itu terpenting dalam kehidupan sehari hari. Untuk mengajarkan
matimatika diberbagai semua jenjang kalangan siswa, cara pelajaran matematika
bisa diberikan secara bertahap kepada siswa sesuai dengan tingkatannya, dan
pengetahuan murid selalu bertambah ke jenjang yang lebih logiis dan kriitis. Ini
berarti menggunakan matematika untuk matematika itu sendiri. Di sisi lain, ketika
menyangkut kegunaannya dalam memecahkan masalah yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari, masalah ini adalah cara untuk ditransformasikan menjadi
masalah matematika yang disebut model matematika dari masalah tersebut baik di
bidang teknik maupun biologi. fisika, kimia, dan lainnya juga.

Sehingga pada akhirnya memungkinkan pengajaran matematika


memberikan kondisi bagi kehidupan sosial siswa dalam kehidupan sehari-hari.

b. Materi Pembelajaran

Dunia ini penuh dengan pecahan. Jika Anda tidak membeli semua kue, Anda
tidak akan bisa membaginya dengan orang lain. Apa itu pecahan? Pecahan adalah
cara penulisan angka. Jumlah total item dalam setiap set adalah bilangan bulat.
pecahan digunakan untuk menggambarkan satu atau lebih bagian dari suatu objek.
Dengan kata lain, pecahan adalah angka yang diwakili
a dengan a bilangan bulat, b bilangan bulat, b 0, dan b bukan faktor

dari pembiilang.Contoh :

Jika suatu benda dibagi menjadi dua bagian yang sama, maka setiap bagian
adalah salah satu dari dua bagian yang sama. Ini disebut "keseluruhan" atau
"keseluruhan". Setiap bagian disebut "setengah dari keseluruhan" atau,
singkatnya, "setengah".

Jika suatu benda dibagi atas dua bagian yang sama, maka masing- masing
bagian adalah satu dari dua bagian yang sama. Benda itu disebut “seluruh benda”
atau “keseluruhan”. Masing-masing bagian disebut “setengah dari keseluruhan
benda” atau lebih singkat “setengah

1
keseluruhan” atau “setengah”. Lambang “ ‘’dipakai untuk menunjukan
2

suatu bagian yang diperoleh dengan cara seperti di atas.

Pecahan menggambarkan satu atau beberapa bagian dari benda yang


dianggap keseluruhan. Suatu bundaran dapat dibagi menjadi dua bagian

yang sama dengan cara melipatnya melalui pusat bundaran. Bundaran itu
disebut “seluruh” benda. Tiap-tiap bagian yang terjadi disebut “setengah”.

a. Arti pecahan

Setelah anak menyadari bahwa bilangan ini digunakan untuk menyatakan


banyaknya anggota himpunan, jika suatu benda dibagi menjadi beberapa bagian
yang sama, maka digunakan untuk menyatakan yang baru, yaitu bagian dari benda
tersebut. Akan diperkenalkan. Angka-angka ini disebut bilangan pecahan atau
pecahan.

1. Bila benda dibagi menjadi dua bagian yang sama (panjang/luas besar). Maka
setiap bagian tersebut menyatakanbilangan “seperdua” atau “setengah” dan
1
ditulis dengan lambang dibaca seperdua atau satu perdua atau setengah.
2

Lihat gambar 3.1

b. Fungsi papan Pecahan

Fungsi papan Pecahan adalah untuk membantu guru mengajarkan konsep


Pecahan dan untuk mengurutkan pecahan tertentu dengan pecahan yang
setara. Alat peraga papan pecahan ini bisa terbuat dari triplek, karton, kertas
Asturo/kertas warna, dll. Bentuk alatnya bisa persegi panjang atau lingkaran,
seperti gambar di bawah ini

Model papan Pecahan Persegi Panjang

Model papan Pecahan Lingkar


III. Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
A. Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah UPTD SDN 22
Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yang beralamat di Jl. Kampung
Banjar II Kotapinang. Peneliti mengambil lokasi atau tempat dengan
pertimbangan bahwa peneliti berkerja pada sekolah tersebut, sehingga
memudakan dalam melakukan penelitian.
2. Kelas Dan Tema

Penelitian ini dilaksanakan dikelas IV UPTD SDN 22 Kotapinang,


Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Mata pelajaran yang menjadi subjek
penelitian ini adalah mata pelajaran Matematika.
Jumlah siswa kelas IV UPTD SDN 22 Kotapinang, Kabupaten
Labuhanbatu Selatan pada saat penelitian dilaksanakan sebanyak 8 siswa,
terdiri dari 4 orang siswa laki-laki dan 4 orang siswa perempuan. Tingkat
kemampuan siswa bervariasi ada yang kurang, sedang dan pintar, dari 8 orang
siswa ini terlihat karakter yang beragam, baik dari segi sikap dan keaktifan
dalam belajar.

3. Waktu Pelaksanaan dan Mata Pelajaran


Jadwal pelaksanaan penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Adapun
hari dan tanggal pelaksanaannya tertera pada table dibawah ini.

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan dan Mata Pelajaran

No Hari/Tanggal Waktu Mata Siklu Kelas


Pelajaran s
(Jlh siswa)
1 Kamis, 04 09.00-09.30 Matematika Siklus 1 08 Siswa:
November 04 Perempuan
2021
04 Laki-laki
2 Selasa, 09 09.00-09.30 Matematika Siklus 2 08 Siswa:
November 04 Perempuan
2021 04 Laki-laki

B. Deskripsi persiklus
Prosedur dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan guna
mengatasi masalah pembelajaran Matematika kelas IV SDN 22 Kotapinang,
Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Penelitian ini dilaksanakan secara kooperatif,
hal tersebut dilakukan untuk mengetahui masalah yang dihadapi. Selanjutnya,
dilakukan perbaikan pembelajaran yang akan digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan siklus berikutnya.
Di bawah ini adalah gambar alur perencanaan perbaikan pembelajaran siklus I
dan siklus II

Perencanaan
SIKLUS I

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II
Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

lembar 4.1 Alur Perbaikan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II


Prosedur kerja dalam Penelitian tindakan kelas ini dilakukan
selangkah demi selangkah. Tahapan tersebut meliputi tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan atau tindakan, tahap observasi, dan
tahap refleksi. Tahapan ini disusun dalam dua siklus.

1. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus I


1. Perencanaan

a. Mengkondisikan siswa pada situasi pembelajaran

b. Menyampaikan tujuan

c. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

d. Mengkaitkan pelajaran yang lalu dengan materi yang akan diajarkan

e. Membimbing diskusi kelompok

f. Membimbing pengamatan siswa dalam diskusi kelompok

g. Menyimpulkan pelajaran

h. Mengadakan tes

2. Pelaksanaan
Pelaksanakan perbaikan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus 1 yaitu :
1. Kegiatan Awal

 Guru mengucap Salam

 Guru menyapa keadaan siswa

 Salah satu siswa memimpin doa

 Guru mengabsen kehadiran siswa

 Guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan siswa dengan


memberikan beberapa pertanyaan tentang pecahan

2. Kegiatan Inti
 Tahap Aktivitas

 Guru menjelaskan tentang materi pecahan

 Guru memberikan soal sebagai tugas kepada siswa

 Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal secara individu

 Tahap Diskusi

 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi

 Guru memberi arahan dan membimbing siswa selama diskusi


berlangsung, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
kelompok selama diskusi berlangsung
 Guru membagikan LA kepada masing-masing kelompok

 Setiap kelompok diminta untuk menyelesaikan tugas LA

 Setiap kelompok dimintai perwakilan untuk menjelaskan hasil dari


diskusi mereka didepan kelas
 Guru meminta kelompok lainnya untuk memberikan pertanyaan
terhadap penjelasan yang kurang dipahami.
 Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok

3.Kegiatan Penutup

 Guru mempertegas kembali kepada siswa materi yang diajarkan.

 Guru menyimpulkan Kembali materi yang sudah diajarkan.

 Siswa diberikan tugas untuk dikerjakan dirumah

 Guru menutup kegiatan pembelajaran

3. Observasi
a. Catat skor evaluasi siswa
b. Mencatat pengamatan terhadap sikap siswa
c. Analisis hasil belajar
d. Merefleksikan hasil analisis tindakan

4. Refleksi
Siswa sudah mulai memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru.
Siswa juga sudah mulai aktif berkomunikasi dengan anggota
kelompoknya dan mencatat hasil diskusi secara individual.

2. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran Siklus II


1. Perencanaan
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus 1, dapat
didefenisiksn masih ditemukan hambatan dan kesulitan dalam
meningkatkan hasil belaajar siswa pada mata pelajaran
matematika. Selanjutnya dilakukan perencanaan perbaikan
pembelajaran siklus II dengan perencanaan sebagai berikut:
a. Mengkondisikan siswa pada situasi pembelajaran

b. Menyampaikan tujuan

c. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran

d. Mengkaitkan pelajaran yang lalu dengan materi yang akan diajarkan

e. Mendemonstrasikan atau menyajikan materi dengan melibatkan siswa

f. Membimbing diskusi kelompok

g. Memberikan kesempatan siswa untuk membimbing


temannya yang belum memahami dalam diskusi
h. Membimbing pengamatan siswa dalam diskusi kelompok

i. Menyimpulkan pelajaran

j. Mengadakan tes

2. Pelaksanaan penelitian

1. Kegiatan Awal
 Guru mengucap Salam

 Guru menyapa keadaan siswa

 Salah satu siswa memimpin doa

 Guru mengabsen kehadiran siswa

 Guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan siswa


dengan memberikan beberapa pertanyaan tentang pecahan
 Guru memancing semangat belajar siswa

2. Kegiatan Inti

 Tahap Aktifitas

 Guru menjelaskan tentang materi pecahan menggunakan papan


pecahan yang telah disediakan
 Guru memberikan soal sebagai tugas kepada siswa

 Guru meminta siswa untuk menyelesaikan soal secara individu

 Tahap Diskusi

 Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok diskusi

 Setiap siswa mengeluarkan alat/ media berupa karton dan


gunting yang sudah diinstruksikan oleh guru.
 Setiap kelompok diharuskan bekerja sama dalam memecahkan
masalah pecahan yang diberikan guru
 Guru memberi arahan dan membimbing siswa selama diskusi
berlangsung, dan membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam kelompok selama diskusi berlangsung
 Guru membagikan LA kepada masing-masing kelompok

 Setiap kelompok diminta untuk menyelesaikan tugas LA

 Setiap kelompok dimintai perwakilan untuk menjelaskan hasil


dari diskusi mereka didepan kelas

 Guru meminta kelompok lainnya untuk memberikan pertanyaan


terhadap penjelasan yang kurang dipahami.
 Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok
3. Kegiatan Penutup

 Guru mempertegas kembali kepada siswa materi yang diajarkan.

 Guru menyimpulkan Kembali materi yang sudah diajarkan.

 Siswa diberikan tugas untuk dikerjakan dirumah

 Guru menutup kegiatan pembelajaran

3. Observasi

a. Mencatat nilai evaluasi siswa

b. Mencatat hasil pengamatan terhadap sikap siswa

c. Menganalisis hasil pembelajaran

d. Melakukaan refleksi terhadap hasil analisis tindakan

4. Refleksi

Siswa mulai menunjukan perkembangan yang lebih baik


dari pembelajaran sebelumnya. Siswa sudah aktif
memperhatikan penjelasan guru, aktif berdiskusi dan memahami
kata kunci dalam pokok bahasan yang menjadi tujuan
pembelajaran. Karena guru selalu menggunakan metode serta
cara menjelaskan danmembimbing diskusi kecil dengan lebih
intensikf.
4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
A. .Pelaksanaan Siklus

Sebelum. melakukan penelitian ini, peneliti. terlebih dahulu mengamati video


pembelajaran yang bersumber dari Guru Pintar Online (GPO), yaitu video
pembelajaran Matematika materi Kurang Mengetahui Pecahan. Setelah melihat
video tersebut, peneliti mengaitkan dan mengidentifikasi .dengan .pembelajaran
.yang .selama .ini .dilakukan di .kelas .langsung. Berdasarkan hasil identifikasi
yang dilakukan peneliti adalah:
1. Siswa tidak memperhatikan ketika guru menerangkan.

2. Suasana kelas yang tidak kondusif.

3. Kurangnya minat siswa dalam belajar.


Dari .masalah .yang .telah diidentifikasi .oleh .peneliti, sehingga
peneliti .melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan melakukan perbaikan
pembelajaran yang terdiri dari 2 siklus. Adapun scenario pelaksanaan perbaikan
yang dilakukan adalah, sebagai berikut:
1. Skenario perbaikan pembelajaran .siklus I

a. .Perencanaan
• .Mengidentifikasi. .masalah. .dan. .perumusan. .masalah. .Sebelum
. .menyususn. .rencana. .pembelajaran, .guru. .melakukan. .identifikasi
. .masalah. .dan. .merencanakan. .langkah.- .langkah. .yang. .akan. .dila
ksanakan. .pada. .tindakan. .di. .siklus. I. .ini.

• .Guru. membuat. rencana. pembelajaran. tentang. pokok.


bahasan. pecahan. (pengenalan. pecahan. sederhana.).
• Guru. membuat. alat. peraga. berbagai. model. bangun. datar.
dan. gambar.-gambar. bangun. datar. yang. dimodifikasi.
sedemikian. rupa. untuk. menjelaskan. pecahan. sederhana.
• Menyiapkan. berbagai. contoh. soal. yang. akan. diberikan.
kepada. siswa, agar. guru. dapat. mengetahui. tingkat.
pemahaman. siswa. terhadap. materi. yang. Telah.
diterangkan.
• Guru. membuat. lembar. pengamatan. kegiatan. pembelajaran.
yaitu. sebagai. berikut.
• Lembar. pengamatan. kegiatan. belajar. mengajar.
• Lembar pengamatan .siswa.
• Lembar pengamatan guru.
• Guru. mempersiapkan. alat evaluasi. untuk. mengukur.
kemampuan. siswa. pada. akhir. Pembelajaran .
b. Pelaksanaan
Kegiataln dalam penyampaian penelti dalam pembelajaran matimatika
materi pecahan. Adapun langkah langkah pembelajaran yang dilakukan
adalah sebagai berikuti.
1. Kegiatan awal
Dalam kegiatan diawali memberi salam dan berdoa Bersama sesuai
dengan kepercayaan masing masing. Selanjutnya seblum memulai
pelajaran guru memperhatikan anak didik untuk bisa memulai pelajaran.
terPada kegiatan awal ini dimulai dengan mengucapkan salam dan berdoa
sesus mengkoordinasikan ataw menstabilkan pelajaran agar lebih tenang.
2. Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti ini diberikan suatu pertanyaan ataupun apersefsi
sekitar materi pecahan sederhana, bertanya sedikit tentang pecahan yang
sederhana yang dialami setiap hari, misalnya andi memiliki sepotongi kue
lalu dibagi kepada dua temannya yaitu, Irma dan juriah. Dan selanjutnya
setelah adanya pembelajaran mengenai pengenalan pecahan sederhana
dengan foster foster bangun datar, lalu guru menyajikan berbagai alat
peraga yang berbentuk papan pecahan.

3. Kegiatan penutup
Dalam kegiiatan penutup tenaga pendidik meminta beberapa murid yang
dapat menyimpulken pembelajaran pada materii yang sudahdiajarkan. Selepas
itu guru mempertegas lagi menyimpulkan untuk memperkuat penjelasan yang
telah dipaparkan siswa. Setelah itu guru memberikan tugas utnuk dikerjakan
dirumah. Lalu berdoa Bersama-sama dan guru memberikan salam.

c. Pengamatan
Adapun pengamatan yang telah dilaksanakan oleh penelti ialah sebagai
beriikut:

Tabel 4.1.1 Hasil Pengamatan Siklus I


NO. NAMA SISWA KKM NILAI
1. Aliza Madina Peratiwi 70 65
2. Arif Dwi Rahmadani 70 70
3. Chaca Adelina Hasibuan 70 65
4. Gilang Ramadhan Sembiring 70 75
5. Lucky Revaldo 70 70
6. Muhammad Fadli 70 75
7. Neysha Nuzulul Agustin Lubis 70 70
8. Nur Aisyah Harahap 70 60
Jumlah 550
Rata-rata 68,75

Rumusan penilaian:

jumlah skor
Nilai rata-rata = =
jumlah siswa

550
= = 68,7
8
Keterangan:
90-100 = Baik sekali
80-89 = Baik
65-79 = Cukup
55-64 = Kurang
0-54 = Sangat kurang
Kriteria Penilaian :
Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 3 orang
5
Ketentuan klasikal ×100 %=62,5 %
8

Dari perolehan yang diamati telah dilaksanakn oleh peniliti, upaya belajar
siswa menunjukkan ketuntasan cuman 3 orang siswa yang tuntas atau
37,5%. Maka dalam has ini akan dilakukan perbaikan siklus II.
d. Refleksi
Setelah melihat dari yang diamati, yang telah dilaksanakan, , peneliti
melakukani repleksi terhedap simulasi. Kegiatan refleksi adalah tertuju untuk
mengetahui hasil belajar murid yang telah dilaksanakan. pembelajaron pada
siklus satu (1) ini perlu diperbaiki, lalu dilanjutkan kepada siklus 2. Berasalkan
dari hasil yang diproleh dari pengamatan dan repleksi pada sikluis 1 yang
belum sempurna diharapkankan akan teratasi dengan dilangsungkannya simulasi
perbaikan pembelajaran siklis 2, shingga hasil belajar siswa dalam pembelajaran
matematika pada materi pecahan dapat meningkat dengan baik.

2. Skenario perbaikan pembelajaraan siklus II


a. Perencanaan
1) Mengidentipikasi masalahh berupajkan reflek pada siklus 1.
2) Membuat terus meenyiapkan bahan ajar yang akan diberikan ataupun
yang harus disampaikann kepada murid lalu dissusun dlm bntuk
pembelajaraan.
3) Mempersiapkann bahan alat peragaa seperti papan pecahan dan
menyusun murid agar terjun mendemontarasikan bahan peragaa dan
semoga pemahamn pada pecahan makin bertambah
4) Meenyiapkan beberapa kertas soal untuk mengetahui tentang
pengetahuan prosespembelajaran.
5) Menyiiapkan bahan pelajaran lain yang dibutuhkn tenaga pendidik.
6) Menyusun ruangan dengan baik agar menarik minat siswa belajar.
b. Pelaksanaan
1. Kegiatan awal
Dalam kegiatan ini Diawali mengucapkan salam lalu berdoa
menurut kepercayaan masing- masing.selanjutnya tanya jawab
sedikit terhadap siswa dengan pelajaran sebelumnya.
2. Kegiatan inti
Dalam mengawali kegiatan pelajaran guru melakukan cara
pembelajaran dengan mengelarkan bahan peraga yang baru yang sudah
dipersiapkan. Dimana guru mereflek anak anak dengan pelajaran yang
sebelumnya, dan membuat siwa membentuk berapa kelmpok. Dan
masingmasing kelompokk ada IV anak dandiantaranya ketua kelompak.
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempersentasekan tugas
tentang pecahan yang diberikan guru. Seorang tenaga pendidik juga tak
lupa mengarahkan para siswa apabila mereka mengalami kesulitan dalam
pelajaran. Setelah anak didik selesai mengerjakan tugasnya mereka
diwajibkan untuk mendemontrasikan atau mempersentasekan tugasnya
dihadapan teman yang lain, dan guru pun dan murid memberi kesimpulan
atas apa yang mereka dapat dalam pelajaran pada tiap kelompok. Anak
murid juga mengerjakan tugas tentang pecahan dan mereka juga harus
bisa membaca dan menulis lambang lambang pecahan dan bisa
membedakan pecahan yang sesungguhnya. Disaat siswa melaksanakan
untuk mengerjakan tugas guru memantau siswa mengerjakan soal latihan.
Setelah selesai guru mengar pecahn jugambisa dibandingkan dengan baik
tenaga pendidik mengasih soal-soal latihan. Seahkan anak murid untuk
mengerjakannya dipapan tulis. Untuk mengetahui sampai dimana
pemahaman siswa tentang pecahan.

3. Kegiatan penutup
Di akhir kegiatan guruu meminta murid agar memberi kesimpulan
dengan bahan ajar yang sudah dikasih kepada murid. dan tak lupa guru
memberi semangat kepada siswa yang berprestasi dan tak lupa juga memberi
ulangan dirumah, selanjutnya terus berdoa menurut kepercayaan masing-
masing dan guru memberi salam.

c. Pengamatan
Adapun pengamatan yang telah dilaksanakan oleh penelti ialah sebagai beriikut:

Tabel 4.1.2. Hasil Pengamatan Siklus II

NO. NAMA SISWA KKM NILAI


1. Aliza Madina Peratiwi 70 65
2. Arif Dwi Rahmadani 70 90
3. Chaca Adelina Hasibuan 70 80
4. Gilang Ramadhan Sembiring 70 90
5. Lucky Revaldo 70 85
6. Muhammad Fadli 70 95
7. Neysha Nuzulul Agustin Lubis 70 95
8. Nur Aisyah Harahap 70 80
Jumlah 680
Rata-rata 85

Rumusan penilaian:
jumlah skor
Nilai rata-rata = =
jumlah siswa
68 0
= = 85
8
Keterangan:
90-100 = Baik sekali
80-89 = Baik
65-79 = Cukup
55-64 = Kurang
0-54 = Sangat kurang
Kriteria Penilaian :
Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 orang
7
Ketentuan klasikal ×100 %=87 %
8

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa


ketidaktuntasan nilai siswa pada siklus I dapat teratasi dengan signifikan di siklus
II ini.

a. Refleksi

Setelah melihat hasiil yang diamati yang sudah dilaksanakan penelti


membuat reflekisi disaat simulasi. Kegiatan refleksi agar membantu untuk
mengetahui yang diproleh dari yang diamati yang dilaksanakan peneliti saat
simulasi. Dan pada pelajaran siklus II dimana siswa sudah mendapat perbaikan
yang sangat baik. Itu artinya pelajaran pada siklus II sudah berhasil semaksimal
mungkin apabila dilihat atau dibandingkkan pada siklus I.
3. Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus I
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan di SDN 22 Kotapinang
dengan mata pelajaran Matematika materi pecahan di kelas IV sesuai dengan
Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I (RPP) dengan gambaran sebagai
berikut:
1. Kegiatan Awal

a. Guru memberikan salam kepada siswa

b. Proses pembelajaran diawali dengan berdoa bersama sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing

c. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi ini


untuk memahami materi selanjutnya dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

e. Untuk memusatkan perhatian siswa, guru memberikan pertanyaan


2. Kegiatan Inti
 Guru menyajikan berbagai bentuk gambar kemudian menuliskanlambang
pecahan kedalam gambar tersebut
 Secara klasikal siswa diminta membaca lambang pecahan yang disajikan guru
 Guru kembali menyajikan berbagai bentuk gambar tanpa menuliskan lambang
pecahannya, kemudian siswa diminta untuk menyebutkan nilai pecahannya dan
ditulis pada buku masing- masing.

 Guru berkeliling memeriksa dan meneliti cara kerja siswa sambil membimbing
siswa yang memerlukan bantuan.
 Guru memberikan latihan, siswa mengerjakan.

3. Kegiatan Penutup
 Guru meminta beberapa siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
 Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang diberikan siswa
 Siswa diberi tugas secara individu untuk mengerjakan beberapa soal tentang
pecahan

 Guru bersama siswa berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.

4. Simulasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II


1. Pendahuluan
a. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi pecahan
ini untuk memahami materi selanjtnya dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.
b. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Untuk memusatkan perhatian siswa, guru memberi pertanyaan

2. Pendahuluan
a. Guru menjelaskan kembali materi pecahan yang sudah diajarkan
sebelumnya.
b. Guru menyajikan alat peraga benda konkret berupa papan pecahan.
c. Siswa dikelompokkan secara heterogen menurut kemampuan,gender
dengan jumlah anggota tiap kelompok 4 orang.
d. Tiap kelompok mendemonstrasikan nilai pecahan yang ditentukan guru
dengan alat peraga benda konkret.
e. Saat siswa kerja kelompok guru berkeliling sambil membimbing kelompok
yang memerlukan bantuan sekaligus melakukan penilaian, proses.
f. Hasil temuan nilai pecahan dari masing-masing kelompok dikumpulkan di
depan kelas kemudian siswa diminta mengamati dan membandingkan nilai
pecahan antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya.
g. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
h. Kelompok yang lain memberikan tanggapan.
i. Guru memvalidasi hasil disertai simpulan.

3. Pendahuluan

 Guru meminta beberapa siswa untuk menyimpulkan materi yang telah


dipelajari

 Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang diberikan siswa

 Siswa diberi tugas secara individu untuk mengerjakan beberapa soal tentang
pecahan

 Guru bersama siswa berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing

B. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS

1. Siklus I

Pada siklus I ini dalam pengamatan peneliti bisa diambil kesimpulan


bahwa masih banyak kendalaa yang diperoleh dimana siswa masih bingung
apa itu tentang pelajaran pecahan. Guru bisa memahami dari raut wajah
masing masing siswa dimana mereka sedikit tidak suka dengan pelajaran
pecahan sehingga mereka mengacuhkan guru dalam menjelaskan dan ada
juga yang tiduran dan jalan jalan keluar masuk. Sehingga berpengaruh
terhadap siswa lain juga sehingga mereka malas untuk belajar.

Dari materi yang diberikan guru bertanya kepada siswa, tetapi dar 8
orang siswa cuman 3 orang yang betul menjawab solnya 5 siswa lagi selalu
asik dengan kegiatannya masing masing sehingga mereka tidak
mengacuhkan pembelajaran yang disampaikan guru, dan diantaranya ada
juga yang memperhatikan tetapi hanya melotot saja sehingga pelajaran
pada siklus I ini tidak berhasil atau berjalan dengan baik.

Dalam pelajaran peneliti masih banyak memiliiki kekurangan pada


penyampaian materi dan juga dalam menggunakan bahan peraga yang tidak
menarik konsentrasi siswa dalam belajar. Seehingga anak murid dalam
belajar tidak bergairah sehingga brpengaruh pada pelajaran yang diberikan
pada siklus I ini. Setelah itu peneliti juga harus merubah suaasana local
yang kurang menarik sehingga murid kurang menarik dalam belajar, dan
guru juga harus meninggkatkan kemampuannya untuk menarik perhatian
siswa untuk menerima pelajaran materi yang disampaikan.

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa pengaruh pembelajaan sangat


terhambat pada siklus I ini. Sehingga belum sempurna dengan maksimal.
Dengan diadankannya memberi tugas diakhi pelajaran dimana nilai siswa
cuman 6,1 dari 8 anak. Cuman 4 orang anak yang mencapai pelajarannya
dan 4 anak lagi tidak belum mancapai pelajaran. Dan persentasee siwa
hanya 35 %. Maka dari itu peneliti terus semangat untuk bekerja lebih giat
pada pelajaran siklus selanjutnya, dan peneliti juga masiih banyak
kekurangannya dalam menyampaikan pelajaran dan juga alat perag dalam
pembelajaran. Dan juga peneliti juga kurang mampu menguasai kelas dan
tidak bisa mengkondisikankan kelas. Peneliti akan memperbaikinya pada
siklus selanjutnya yaitu siklus II.

2. Siklus II

Pada pelajran siklus II ini siswa telah sangat pesat mencapai pembelajaran
semaksimal mungkin, dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam mengekuti
pembelajaran yang diberikan guru, dan mereka benar benar serius dalam
mendengarkan guru. Dan pada siklus II ini peneliti memperbaiki dar keadaan
siklus I, dimana peneliti melihat siswa yang tadinya belum tanggap pada siklus I
dan sekarang sudah tanggap dan focus mendengar dan melihat pelajaran yang
berlangsung, dan siswa aktif dan berlomba lomba untuk maju kedepan untutung
mengerjakan materi pecahan dengan menggunakan papan pecahan sehingga
menarik banyak perhatian siswa.

Dan setelah dievaluasi ternyata nilai siswa dari siklus I masih sangat rendah
dan pada isklus II ini terlihat sangat meningkat pesat. Ini dapat diliihat peneliti
dari tugas yang diberikan, pada siklus II ini dapat dilihat nilai rata-rata sisa 85.5%
dari 8 siswa

Dengan demikian peneliti menyimpulkan perbaiikan pembelaram matimatika pada


materi pecahan dengan pendekatan permainan dengan media papan pecahan dikelas 4
SD N 22 kotapinang meningkat dengan baik.

5. Kesimpulan Dan Saran

A. Simpulan

Dari pembahasan pada bab 4 peneliiti bisa mengambil simpulan yaitu ,


pelajaran pecahan pada murid kelas 4 SD Negri 22 kotapinang berhasil
dengan baik dengan adanya bantuan papan pecahan. Benda kongkrit papan
pecahan yang peneliti gunakan untuk menjelaskan pecahan telah menolong
dan dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan mendorong guru agar
lebih berkreasi dalam memberikan pelajaran kepada sisswa, dengan adanya
papan pecahan hasil belajar siswa sangat meningkat pesat dengan baik
semaksimal mungkin.

B. Saran

Saat menggunakan papan pecahan pada pembelajaran akan memudahkan


siswa untuk memahami pecahan, dan pada waktu siswa mengerjakan latihan
tertulis seharusnya guru mendamping dan memperhatikan satu persatu dimeja
siswa masing-masing sehingga timbul perasaan siswa sangat diperhatikan
gurunyan, dengan adanya papan pecahan diharap kepada siswa agar lebih paham
dan guru juga harus memiiliki pengalaman tentang alat bantu pengajaran yang
dapat membantu siswa belajar lebih baik , seperti benda benda kongkrit.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Djauzak. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah


Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Alwi, Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
PustakaDepdikbud. 1994. Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud. 2000. Pedoman Pembuatan dan Penggunaan Alat


Peraga/Praktik Sederhana Mata Pelajaran matematika Untuk
Sekolah Dasar. Bandung: CV. Tidar.
Farhana, H, dkk. (2020). Penelitian Tindakan Kelas. Jakara: Publisher. Diakses 02
November 2021.
http://repository.ubharajaya.ac.id/6098/1/BUKU%20Penelitian%20Tindakan%2
0Kelas%20Husna.pdf\

Long, Lynette. 2001. Fabulous Fractions. Canada: John Wiley & Sons,Inc.

Nasution. 1982. Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Janmer.

Sudjana, Nana. 1989. CBSA Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:


SinarBaru.

Sugiarto. 2005. Matematika Sekolah II. Semarang: FMIPA Universitas


Negeri Semarang.
Sugiarto dan Isti Hidayah. 2004. Workshop Pendidikan Matematika.
Semarang:FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Sukahar dan dwi Juniati. 2004. Matematika 3. Jakarta: Balai Pustaka. Suyitno,

Amin. 2004. Matematika Sekolah I. Semarang: FMIPA


UniversitasNegeri Semarang.

Suyitno, Amin. 2005. Pendidikan Matematika I. Semarang: FMIPA


UniversitasNegeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai