Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan
belajar. Metode pembelajaran dapat memberikan motivasi pada siswa sehingga
akan meningkatkan pemahaman siswa tentang materi yang diajarkankan guru.
Selain itu faktor kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran juga akan mempengaruhi keberhasilan belajar. Oleh karena itu
sebagai guru yang profesional hendaknya berupaya semaksimal mungkin agar di
setiap pembelajaran dapat memilih metoda dan alat bantu pembelajaran yang tepat
sehingga pembelajaran dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Dari hasil pengamatan di SD Negeri Kertasari II Kecamatan Pangkalan
masalah yang dihadapi di Kelas V untuk mata pelajaran matematika sebagai
berikut :
Pemahaman materi tentang sifat komutatif menunjukan masih rendahnya
tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran yang dinyatakan dengan
nilai hasil belajar. Terbukti dari 20 siswa yang mendapat nilai di atas 60 hanya 4
orang siswa (20%).
Untuk penguasaan materi pembelajaran guru berusaha mengubah metode
pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok yang dapat
membantu siswa dalam belajar. Selain itu kerja kelompokpun masih diprioritaskan
untuk lebih merangsang siswa berargumentasi dan berani mengeluarkan pendapat
sesama temannya.
Oleh karena itu untuk meningkatkan pemahaman materi pembelajaran,
selain metode diskusi kelompok, juga digunakan alat peraga pembelajaran berupa
yang telah disiapkan terlebih dahulu oleh guru.
Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran
tersebut, peneliti perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) di Kelas V SD Negeri Kertasari II Kecamatan Pangkalan.
Dengan PTK guru melaksanakan penelitian dikelasnya sendiri melalui refleksi

1
diri dengan tujuan untuk memperbaiki pembelajaran dengan strategi pemecahan
masalah yang merupakan tindakan nyata dari proses pengembangan kemampuan
dengan memanfatkan fakta dan data yang melibatkan pihak-pihak terkait yang
saling mendukung.

B. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang dihadapi, maka penulis merumuskan
masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian :
“Bagaimana penerapan metode diskusi kelompok, tanya jawab dan alat peraga
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sifat komutatif dalam
mata pelajaran Matematika?”

C. Tujuan Perbaikan :
Berdasarkan keadaan siswa SD Negeri Kertasari Kecamatan Pangkalan
pada latar belakang masalah yang telah dirumuskan maka ditetapkan :
1. Tujuan umum Perbaikan ini adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran
dalam rangka meningkatkan kualitas prestasi belajar siswa.
2. Tujuan khusus dalam Perbaikan ini :
a. Menjelaskan penggunaan metode diskusi kelompok pada
meteri sifat komutatif.
b. Analisis dampak penggunaan metode diskusi kelompok
terhadap prestasi belajar siswa tentang materi sifat komutatif..

D. Manfaat Perbaikan :
Membuat laporan hasil perbaikan pembelajaran ini diharapkan berguna
untuk :
1. Guru sebagai peneliti :
a. Guru dapat melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bilamana
dirasakan perlu, guna perbaikan proses pembelajaran agar hasil yang
diharapkan tercapai.
b. Menumbuhkan wawasan berfikir ilmiah.

2
c. Mendorong untuk meningkatkan profesionalisme guru, memperbaiki
kinerja guru, dan meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Siswa ;
Siswa termotivasi untuk meningkatkan minat dan perhatian terhadap
pembelajaran yang sedang berlangsung karena pembelajaran ini
menyenangkan, menantang sehingga siswa tumbuh minat dan perhatiannya
yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa seperti apa yang
diharapkan.
3. Sekolah :
a. Manfaat penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan acuan atau
perbandingan untuk meningkatkan kredibilitas sekolah..
b. Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan prestasi
siswa dan kinerja guru.

3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran
Hakikat pembelajaran tidak terlepas dari apa yang disebut belajar,
beberapa ahli memberikan batasan tentang pengertian belajar, diantaranya;
Skinner dalam Wahyudin (2006 : 3.31), “ Belajar adalah berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman “. Pengertian lain juga
dikemukakan oleh Singer (1968) dalam Supandi dan Seba (1986 : 1) bahwa, “
Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif tetap disebabkan praktek atau
pengalaman lampau dalam situasi tertentu “.
Berdasarkan pengertian yang dikemukan di atas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa pada hakekatnya belajar adalah usaha yang dilakukan dengan
sengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang diinginkan. Sejalan
dengan hal tersebut, Hamalik (1995) dalam Wahyudin (2006 : 3.33) menjelaskan
tiga ciri khas dalam pembelajaran sebagai berikut :
1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan
unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.
2. Saling ketergantungan (interdependence) antara unsur sistem pembelajaran
yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing
– masing memberi sumbangannya kepada sistem pembelajaran.
3. Tujuan, pembelajaran memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai.

B. Prinsip-prinsip Belajar
Para ahli meneliti gejala-gejala dari berbagai sudut pandang ilmu. Mereka
telah menemukan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar. Diantaranya prinsip-
prinsip belajar yang penting berkenaan dengan:
1. Perhatian dan motivasi belajar.
2. Keaktifan belajar.
3. Keterlibatan dalam belajar.
4. Pengulangan belajar.
5. Tantangan semangat belajar.
4
6. Pemberian balikan dan penguatan belajar.
7. Adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar.
Perhatian dapat memperkuat kegiatan belajar, menggiatkan perilaku untuk
mencapai sasaran belajar. Perhatian berhubungan dengan motivasi sebagai
penggerak tenaga belajar. Motivasi dapat bersifat internal, eksternal, maupun
intrinsik atau ekstrinsik.
Yang dimaksud dengan motivasi yang bersifat internal adalah motivasi
yang datang dari diri sendiri. Motivasi yang bersifat eksternal adalah motivasi
yang datang dari orang lain. Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah
tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh,
seorang siswa yang dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di
sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan
motivasi eksterinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan yang
dilakukannya tetapi menjadi penyertanya. Sebagai contoh, seorang siswa belajar
sungguh-sungguh bukan disebabkan karena ingin memiliki pengetahuan yang
dipelajarinya tetapi didorong karena keinginan untuk naik kelas atau mendapatkan
ijasah. Naik kelas dan mendapatkan ijasah adalah penyerta dari keberhasilan
belajar.
Dewasa ini para ahli memandang siswa adalah seorang individu yang
aktif. Oleh karena itu, peran guru bukan sebagai satu-satunya pembelajar, tetapi
sebagai pembimbing, fasilitator dan pengarah. Belajar memang bersifat
individual, oleh karena itu belajar berarti suatu keterlibatan langsung atau
pemerolehan pengalaman individual yang unik. Belajar tidak terjadi sekaligus,
tetapi akan berlangsung penuh pengulangan berkali-kali, bersinambungan, tanpa
henti. Betapa pun pembelajaran yang telah direkayasa secara pedagogis oleg guru,
hasil belajar akan terpengaruh oleh karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifat
individual pelajar.

C. Pembelajaran Matematika SD
Pada anak usia SD tingkat pemahaman kognitifnya sangat rendah dan
terbatas. Mereka masih berada pada fase pemahaman konsep yang konkrit, oleh
Piaget disebut pengetahuan fisik. Mereka masih belum memiliki kapasitas untuk
5
memahami pengetahuan konseptual yang abstrak. Oleh karena itu bagi guru SD
dalam memberikan pembelajaran harus menggunakan metode yang bervariasi.
Siswa diberi kesempatan untuk mengalami, mencoba, melaksanakan, dan
mempraktekan apa yang dipelajari untuk memperoleh hasil yang lebih mantap.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan
disekolah dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, sehingga matematika
dijadikan sebuah barometer berhasil dan tidaknya seorang siswa dalam menempuh
pendidikan. Matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain, dengan kata
lain banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari
matematika. Dengan mengajarkan matematika berati kita telah mempersiapkan
siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di
dunia yang selalu berkembang, melalui bertindak atas dasar pemikiran secara
logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, efesien, serta menggunakan dengan
pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian Piaget mengemukakan bahwa ada empat
tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara
kronologis (menurut usia kalender ) yaitu :
1. tahap Sensosi Motor, dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun;
2. tahap Pra Operasi, dari sekitar umur 2 tahun sampai dengan umur 7 tahun;
3. tahap Operasi Konkrit, dari sekitar umur 7 tahun sampai dengan umur 11 thn
4. tahap Operasi Formal, dari sekitar umur 11 tahun dan seterusnya.
Teori ini berdasarkan pada hasil penelitian di Negeri Swiss pada tahun
1950, dari teori tersebut, anak SD ada pada tahap Operasi Konkrit dan Operasi
Formal. Operasi Konkrit ini seharusnya guru mengetahui kondisi anak,
kemampuan anak, yang pada umumnya anak telah memahami operasi logis
dengan bantuan benda-benda konkrit, sehingga anak akan selalu ingat, dengan
kata lain daya ingat anak kuat sekali.
Pada tahap Operasi Formal merupakan tahap akhir dari perkembangan
kognitip secara kualitas, anak sudah mampu melakukan penalaran dengan
menggunakan hal-hal yang abstrak. Sejalan dengan teori tersebut di atas penulis
beranggapan sangat cocok dengan penelitian tindakan kelas yang sedang
dilakukan, bahwa belajar matematika akan berhasil jika proses pembelajarannya
6
menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan,
dalam alat peraga matematika anak-anak dapat dihadapkan pada balok-balok logik
yang membantu anak-anak dalam mempelajari konsep-konsep abstrak.

D. Metode Pembelajaran
Dalam menempatkan siswa dalam proses belajar mengajar maupun guru
menempatkan diri sebagai fasilitator,mediator,dam motivator. Guru tidak semata-
mata berperan sebagai pengajar dalam arian alih pengetahuan (transfer
knowledge) atau dengan istilah lain sebagai demonstrator. Guru sebagai
demonstrator,yaitu menguasai materi pelajaran dan mengembangkannya supaya
siswa mengalami kemudahan dalam proses transformasi melalui proses belajar
mengajar yang dilaksanakan. Abdurachman (1991), orientasi guru kepada siswa
harus lebih banyak mendapat perhatian yang serius dan utama sehingga akan
tercipta suasana interaktif dalam pembelajaran.

1. Metodologi Pembelajaran
Dikemukakan oleh Abuy Sadikin (2004:3), bahwa istilah metodologi
secara etimologi berasal daribahasa Yunani yang terdiri dua kata yakni, metha dan
hodos (metodhos), Metha artinya melewati, dan hodos atrinya jalan atau cara.
Methodos berarti jalan untuk mencapai tujuan. Sedangkan logos artinya ilmu.
Kaitannya dengan pembelajaran, Abu Ahmadi (1997:52) mendefinisikan
metodologi pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar
yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.
Sementara itu Syahidin (2001:39), mendefinisikan metodologi
pembelajaran sebagai salah satu komponen penting yang menghubungkan
tindakan dengan tujuan pendidikan, sebab tidak mungkin meteri pendidikan dapat
diterima dan diserap serta dimanfaatkan dengan baik oleh siswa kecuali
disampaikan dengan metode yang tepat.
Melihat kedua defines di atas, dapat disimpilkan bahwa metodologi
pembelajaran merupakan upaya atau cara yang digunakan oleh seorang pendidik
untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada anak didiknya.

7
2. Prinsip-Prinsip dalam menerapkan Metodologi Pembelajaran
Menurut Ahmad Tafsir (1997:33) dalam memilih dan menerapkan suatu
metode pengajaran perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut metode pengajaran
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan,
kematangan, perbedaan individu lainnya.
b. Tujuan yang hendak dicapai.
c. Situasi yang mencakup kelas, atau situasi lingkungan
d. Alat-alat yang tersedia
e. Kemampuan mengajar
f. Sifat bahan pengajaran
Kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar ada beberapa metode
pengajaran yang dapat dipilih dan dipergunakan, antara lain ; Metode seramah,
Metode ekspositori, Metode Tanya jawab, Metode diskusi, Metode penugasan
(resitari), Metode Praktek (demonstrasi), Metode kerja kelompok, Metode
Sosiodrama, dan bermain peran, metode karyawisata, Metode Team Teaching.

E. Metode Diskusi Kelompok


Metode mengajar dalam sebuah proses pembelajaran, merupakan suatu cara
yang direncanakan secara strategis agar proses pembelajaran dapat belangsung
efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan dan penerapan suatu
metode mengajar yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran merupakan
sebuah ketrampilan guru yang tidak kalah pentingnya dengan komponen lain
dalam keseluruhan komponen pendidikan dan pengajaran.
Begitu pula halnya dengan metode yang akan dipakai untuk mendapat
hasil belajar yang optimal,maka guru harus pandai memilih kesesuaian metode
dengan materi pembelajaran. Metode mengajar dalam proses pembelajaran
,merupakan suatu cara yang direncanakan secara strategis agar proses
pembelajaran dapat berlangsung efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pemilihan dan penerapan sustu metode, karena itu salah satu yang sangat
mendasar yang harus dipahami oleh guru adalah bagaimana ia dapat memahami
kedudukan metode sama pentingnya dengan komponen pendidikan dan
8
pengajaran yang lain, seperti faktor guru, faktor anak, faktor situasi, faktor materi,
faktor tujuan, media dan lain-lain.
Metode diskusi adalah metode pengajaran dan pendidikan dalam bentuk
kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan.
Kegiatan diskusi diarahkan kepada pemecahan masalah, bukan untuk
menimbulkan masalah yang mengakibatkan perdebatan yang tidak berujung pada
penyelesaian. Kegiatan diskusi dilakukan untuk mendapatkan suatu kesimpulan
yang bersifat general yang dapat diterima oleh semua peserta diskusi secara
demokratis.
Dilihat dari sifat dan kegiatan interaksi di dalamnya, diskusi dapat
dibedakan atas diskusi formal, diskusi tidak formal, diskusi panel, diskusi dalam
bentuk simposium, dan diskusi pengajaran (lecture discution) yang sering
digunakan sebagai metode dalam kegiatan belajar mengajar.
Dalam melaksanakan diskusi sebagai suatu metode mengajar perlu
diketahui bahwa diskusi itu akan menimbulkan nilai-nilai positif yang berbeda-
beda. Diskusi yang diselenggarakan di sekolah-sekolah dasar tentu saja tidak sama
dengan suatu diskusi yag diselenggarakan pada sekolah-sekolah menengah atau
perguruan tinggi. Hal paling penting dari penggunaan metode diskusi ini adalah
apakah setiap anak atau peserta diskusi mau mengemukakan pendapatnya, serta
dapat menjaga etika dalam berdiskusi, barulah diperhatikan apakah
pembiacraannya memberikan kemungkinan memecahkan persoalan diskusi.
Agar penerapan metode pembelajaran, baik itu metode observasi maupun
diskusi kelompok dapat dilaksanakan dengan baik dalam proses belajar mengajar
perlu diperhatikan oleh memberikan bimbingaan dan pemecahan masalah bagi
siswa yaang mengalami kesulitan dalam belajar, dengan kata lain kunci
keberhasilan penggunaan metode sangat bergantung kepada kepiawaian guru
dalam penerapannya.

1. Penggunaan Metode Diskusi


Seperti telah disinggung di atas bahwa metode tanya-jawab dengan diskusi
saling mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi,
tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk
9
memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-
pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan
terdapat banyak jawaban yang benar.
Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi:
a. Menguji kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah.
b. Tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan
kepada “mempertimbangkan dan membandingkan”.Misalnya : Manakah
kiranya yang paling baik, pemecahan mana yang mungkin lebih berhasil,
manakah yang akan lebth membenikan manfaat.
c. Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf kemampuannya.

2. Peranan Guru Dalam Diskusi


Pimpinan diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga
diserahkan kepada siswa bila guru ingin memberi kesempatan kepada siswa untuk
belajar memimpin. Kecakapan memirnpin diskusi memang harus dilatih, bila kita
menginginkan keberhasilan suatu diskusi. Seseorang yang belum berpengalaman
dalam suatu diskusi dapat kebingungan, apabila terjadi pembicaraan yang jauh
menyimpang dari pokok persoalan. Dapat pula terjadi, seseorang yang senang
berbicara akan menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi
kesempatan kepada yang lain untuk mengemukakan pendapat.
Demikian pula bila diantara para peserta diskusi saling bertentangan
pendapat, bagi pemimpin yang belum terampil, tidak dapat mencarikan jalan
tengah sehingga diskusi berakhir tanpa adanya kesimpulan yang jelas. Bila siswa
belum pernah mengenal tata cara diskusi, mereka akan berbicara secara serempak
atau spontan menanggapi bila ada suatu pendapat yang menarik, juga sering
beberapa siswa belum memahami persoalan, sehingga memberikan komentar
yang menyimpang dan berkepanjangan. Akibatnya suasana jadi menjemukan dan
tidak dapat dilihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.
Pemimpin diskusi yang baik, akan sanggup dengan cepat mengambil
tindakan-tindakan menghadapi ketimpangan-ketimpangan tersebut di atas. Untuk
itulah para siswa perlu dilatih untuk memperoleh keterampilan memimpin yang
pada hakekatnya dapat dipelajari. Prof. Dr. Winarno Surakhmad dalam bukunya
10
“Pengantar Interaksi belajar-rnengajar” mengemukakan tiga peranan ‘pemimpin
diskusi ialah sebagai:

Sebagai seorang pemimpin ia berhak:


o Menunjukkan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka
o Menjaga agan tidak semua anggota berbicara serempak
o Mencegah dikuasainya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar
berbicara
o Membuka kesempatan bagi para anggota yang pemalu atau pendiam untuk
menyumbangkan ide-ide mereka.
o Mengatur sedemikian rupa sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap
dengan jelas oleh pendengar.

Dari peran tersebut, dapat kita lihat bahwa pemimpin akan belajar
memahami sifat-sifat peserta. Ia akan belajar bagaimana mendorong anggota yang
pendiam untuk ikut serta, dan bagaimana mencegah anggota yang senang
berbicara dan membuka kesempatan bagi anggota lain secara merata. Di sini
pemimpin harus dapat mengatur pembicaraan dengan bijaksana sehingga tidak
menimbulkan rasa tertekan, marah atau rendah diri.
Teknik ini berkembang dari die Jhon Dewey, yang terkenal dengan istilah
“Problem solving methode” atau teknik pemecahan masalah merupakan suatu
pendekatan yang dipandang cukup ilmiah dalam melakukan penyelidikan untuk
memperoleh sutau penemuan. Semua langkah yang ditempuh akan membimbing
siswa dalam berfikir kritis dan objektif sehingga dapat menarik kesimpulan yang
benar-benar ilmiah.
Pelaksanaan teknik diskusi meliputi beberapa tahap, yaitu tahap
pendahuluan, perumusan masalah dan kesimpulan. Dalam diskusi selalu ada suatu
pokok yang dibicarakan dan harus senantiasa kembali kepada pokok masalah,
pada hakekatnya diskusi memerlukan kedisiplinan yang ketat dan semua anggota
harus turut berfikir.

11
Agar kegiatan belajar dengan teknik diskusi berlangsung secara efektif dan
berhasil guna, perlu memperhatikan keterlibatan siswa dalam interaksi yang lebih
luas. Maksudnya, keikutsertaan siswa dalam mengemukakan pendapat-
pendapatnya secara aktif.
Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa teknik diskusi adalah
suatu teknik pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan
guna menggali dan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dengan
teknik ini diasumsikan potensi berfikir kritis dan keterampilan berbicara siswa
dapat meningkat dengan baik karena mereka diberikan kesempatan yang luas
untuk menganalisis dan mengeluarkan pendapatnya secara lebih aktif.

3.Langkah-langkah Metode Diskusi


Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam menggunakan
teknik diskusi adalah sebagai berikut:
a. Merumuskan hasil yang ingin dicapai dengan sejelas-jelasnya.
b. Mengemukakan masalah atau problem yang akan menjadi topik
pembicaraan dengan alasan-alasannya.
c. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok .
d. Dalam pelaksanaan diskusi, guru memberikan arahan dan menjaga
ketertiban.
e. Setiap kelompok melaporkan hasil yang dicapainya, dan hasil yang
telah dicapai itu ditanggapi oleh anggota kelompok lain.
f. Siswa mencatat hasil-hasil diskusi tersebut.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi


Metode diskusi memiliki kelebihan dan kekurangannya, yaitu:
Kelebihan :
a. Siswa belajar bermusyawarah
b. Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetabuan masing-
masing.
c. Belajar menghargai pendapat orang lain.
d. Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.
12
Kekurangan/kelemahan :
a. Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
b. Kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada penyelesaian.
c. Membutuhkan waktu cukup banyak.

F. Metode Demonstrasi
Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling
baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik
tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode
mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan
kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula
suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan
oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.
Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam
menyampaikan suatu pokok babasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode,
penyajian pengajaran menjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru
memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian menggunakan
contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di
sini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk
berpartisipasi.
Seorang guru yang pandai berpidato dengan segala humor dan variasinya,
mungkin tidak mengalami kesulitan dalam berbicara, ia dapat memukau siswa dan
awal sampai akhir pengajaran. Akan tetapi bagi seorang guru bicara, uraiannya
akan terasa kering, untuk itu ia dapat mengatasi dengan uraian sedikit saja,
diselingi tanya jawab, pemberian tugas, kerja kelompok atau diskusi sehingga
kelemahan dalam berbicara dapat ditutup dengan metoda lain.
Winarno Surakhmad dalam bukunya “Pengantar interaksi belajar mengajar”
menggolongkan metode metode itu menjadi dua golongan ialah: Metode interaksi
secara individual dan secara kelompok. Namun perlu diketahui bahwa kiasifikasi
tersebut tetap fleksibel.
13
Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar di mana seorang
guru, orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau siswa
menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli) atau
suatu proses, misalnya bagaimana cara membuat peta timbul, bagaimana cara
menggunakan kamera dengan hasil yang baik, dan sebagainya. Sedangkan metode
eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana guru bersama siswa mencoba
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Misalnya,
karena ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu, mencari cara-cara
yang lebih baik, mengetahui elemen/unsur-unsur apakah yang ada pada suatu
benda, ingin mengetahui apakah yang akan terjadi, dan sebagainya.
Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa sebuah eksperimen dapat juga
dijadikan demonstrasi. Misalnya guru dengan beberapa orang siswa mengadakan
eksperimen mengenai pengaruh tekanan udara terhadap sebuab kaleng minyak
tanah yang kosong, yang sudab dipanasi lebib dulu, kemudian ditutup rapat-rapat
dan segera disiram air dingin. Para siswa melihat peristiwa itu sebagai
demonstrasi. Dalarn hal ini eksperimen dapat dirangkaikan dengan demonstrasi.
Metode ini sering juga disebut metode ilmiah, sebab metode inilah yang dipakai
untuk menguji hipotesis.

Kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi :


Kelebihan:
o Perhatian siswa dapat dipusatkan, dan pokok bahasan yang dianggap
penting oleh guru dapat diartikan seperlunya.
o Siswa ikut serta aktif bila dernonstrasi sekaligus dilanjutkan dengan
eksperimen.
o Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya
siswa hendak mencoba menpelajari suatu proses dari buku bacaan.
o Beberapa persoalan yang belum dirnengerti ditanyakan langsung saat
proses itu ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.

Kelemahan

14
o Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua siswa dapat ikut serta,
misalnya alat terlalu kecil sedangkan jumlah siswa besar.
o Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan siswa.
menjadi lupa, dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan
pengalaman bagi siswa.

G. Alat Peraga
1. Pengertian Alat Peraga
Sampai saat ini para ahli pendidikan belum banyak yang mengungkapkan
secara sistematik tentang konsep alat peraga belajar. Namun dari beberapa buku
yang dibaca, banyak diungkapkan tentang alat peraga pelajaran bukan alat peraga
belajar. Namun penulis berpendapat bahwa yang dimaksud dengan alat peraga
pelajaran adalah juga alat peraga belajar.
Dari maksud tersebut dapat disimpulkan bahwa maksud dan tujuan
digunakannya alat peraga mengajar, yaitu agar siswa lebih cepat menguasai materi
pelajaran yang diberikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, alat peraga
belajar atau alat peraga mengajar pada situasi – situasi tertentu dapat dikatakan
sama, yaitu untuk membantu pembelajaran peserta didik. Hanya perbedaannya
terletak pada siapa yang menggunakan alat peraga tersebut. Jika alat tersebut
digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar sehingga proses mengajarnya
lebih efektif, maka alat – alat tersebut alat peraga mengajar. Tetapi juga alat
tersebut digunakan siswa untuk mempermudah belajarnya, maka disebut alat
peraga belajar.

2. Fungsi Alat Peraga


Adapun fungsi media pengajaran (alat peraga) seperti yang diungkapkan
Sadiman (1986 : 17) sebagai berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan agar guru tidak bersifat verbalitas.
b. Mengembangkan sifat kreatif anak karena menimbulkan gairah belajar,
memungkinkan interaksi yang berlangsung antara siswa dan
lingkungannya, mungkin anak belajar sendiri sesuai dengan
kemampuannya.
15
c. Salah satu fungsi alat peraga diatas adalah memperjelas penyajian materi
pelajaran agar tidak bersifat verbalitas (dalam bentuk kata – kata atau
tulisan), untuk itu peranan alat peraga dalam belajar adalah penting,
apabila guru tersebut tidak bisa menyampaikan pesan tersebut melalui
media verbal.

Untuk membantu menghilangkan kebiasaan – kebiasaan yang salah, maka


diperlukan alat. Alat peraga belajar yang baik dan benar, yaitu yang dapat
mempercepat pencapaian tujuan belajar siswa. . Banyak alat peraga yang bisa
digunakan dalam proses belajar mengajar olahraga, tetapi alat yang dibutuhkan
adalah alat peraga yang sesuai dengan tujuan belajar siswa yang diharapkan.
Dalam hal ini maka guru harus memahami, memiliki dan menetapkan alat – alat
peraga yang cocok untuk digunakan.

16
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilaksanakan di Kelas V SD Negeri
Kertasari II Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang. Penelitian dimulai sejak
Juli sampai dengan September 2009 untuk mata pelajaran Matematika yang terdiri
dari 20 orang siswa.
Waktu pelaksanaan dilaksanakan dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut:
RENCANA KEGIATAN
JULI AGUSTUS SEPTEMBER
No. PTK
Minggu Ke… 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyerahan Proposal v
2. Siklus I v
3. Siklus II v
4. Siklus III v
5. Penyusunan Laporan v
6. Penyempurnaan Laporan v
7. Penyerahan Laporan v
8. Penulisan Makalah v
9. Penyerahan Makalah v

B. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dari penelitian ini adalah SDN Kertasari II Kecamatan Pangkalan
Kabupaten Karawang dengan mengambil satu kelas yaitu kelas V. Sedangkan
yang menjadi sampel adalah 20 siswa di kelas V SDN Kertasari II.

C. Prosedur Penelitian
Setelah persiapan dianggap cukup baru penelitian dimulai, peneliti
membagi penelitian tiap mata pelajaran menjadi tiga siklus. Sedangkan waktunya
dimulai tanggal 29 Juli - 2 September 2009. Adapun langkah – langkahnya
sebagai berikut :

17
1. Merencanakan tindakan perbaikan.
2. Melaksanakan perbaikan – perbaikan.
3. Observasi
4. Melakukan refleksi.
Langkah – langkah pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran yang
ditempuh adalah sebagai berikut :

Siklus I
Materi Pokok : Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat
komutatif
Masalah yang diidentifikasi :
a. Peserta didik sulit memahami materi yang disampaikan.
b. Peserta didik kurang mendapat motovasi dalam pembelajaran.

Fokus Perbaikan :
Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tentang
Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat komutatif.

Langkah-langkah Pembelajaran:
a. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
b. Mempersiapkan soal latihan dan Pekerjaan Rumah (PR).
c. Sekenario perbaikan pembelajaran.
o Kegiatan Awal ( 5’)
– Apersepsi
– Membagikan LKS
– Membagikan buku sumber Matematika Kelas V
– Mengkondisikan siswa
– Mengabsen
o Kegiatan Inti (20’)
– Pendidik mengulang kembali menjelaskan materi pembelajaran secara
lebih terperinci dan jelas
– Sambil menerangkan / memperagakan cara pengerjaan, dilakukan
juga Tanya jawab dengan siswa

18
– Siswa ditugaskan mengisi latihan-latihan soal dengan berdiskusi
kelompok
– Mengisi ke depan kelas (dipapan tulis) hasil kelompok
– Hasil kerja kelompok dikumpulkan
o Kegiatan Akhir (5’)
– Membuat kesimpulan bersama
– Pendidik menilai hasil kerja siswa
– Memberi tugas PR
Siklus II
Materi Pokok : Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat
komutatif.

Masalah yang diidentifikasi :


a. Peserta didik sulit memahami materi yang disampaikan.
b. Peserta didik kurang mendapat motovasi dalam pembelajaran.

Fokus Perbaikan :
Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tentang
Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat komutatif.

Langkah – langkah Pembelajaran ;


a. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
b. Mempersiapkan soal latihan dan Pekerjaan Rumah (PR).
c. Sekenario perbaikan pembelajaran.
1. Kegiatan Awal ( 5’)
– Apersepsi
– Membagikan LKS
– Membagikan buku sumber Matematika Kelas V
– Mengkondisikan siswa
– Mengabsen
2. Kegiatan Inti (20’)
– Pendidik mendemontrasikan cara pengerjaan hitung bilangan bulat yang
menggunakan sifat komutatif (pertukaran)
– Sambil menerangkan/memperagakan cara pengerjaan, dilakukan juga
Tanya jawab dengan siswa
19
– Siswa ditugaskan mengisi latihan-latihan soal dengan berdiskusi
kelompok
– Mengisi ke depan kelas (dipapan tulis) hasil kelompok
– Hasil kerja kelompok dikumpulkan
3. Kegiatan Akhir (5’)
– Membuat kesimpulan bersama
– Pendidik menilai hasil kerja siswa
– Memberi tugas PR

Berdasarkan dari perolehan hasil evaluasi pada siklus II belum menunjukan


peningkatan yang memuaskan.Masalah yang belum terselesaikan yaitu Peserta
didik belum sepenuhnya memahami terhadap materi pembelajaran.

Siklus III
Materi Pokok : Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat
komutatif.

Masalah yang diidentifikasi :


a. Peserta didik sulit memahami materi yang disampaikan.
b. Peserta didik kurang mendapat motovasi dalam pembelajaran.
c. Langkah – langkah Pembelajaran ;
d. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
e. Mempersiapkan soal latihan dan Pekerjaan Rumah (PR).
f. Skenario pembelajaran :
1. Kegiatan Awal ( 5’)
– Apersepsi
– Membagikan LKS
– Membagikan buku sumber Matematika Kelas V
– Mengkondisikan siswa
– Mengabsen
2. Kegiatan Inti (20’)
– Pendidik lebih mengedepankan penggunaan alat peraga untuk
perkalian dan penjumlahan
– Siswa lebih diaktifkan untuk mengisi di papan tulis secara bergiliran
dan teman-temanya mengoreksi/menilai hasil pekerjaannya.
20
– Siswa ditugaskan mengisi latihan-latihan soal dengan berdiskusi
kelompok
– Mengisi ke depan kelas (dipapan tulis) hasil kelompok
– Hasil kerja kelompok dikumpulkan
3. Kegiatan Akhir (5’)
– Membuat kesimpulan bersama
– Pendidik menilai hasil kerja siswa
– Memberi tugas PR

Setelah melihat dari hasil kemampuan peserta didik dalam penguasaan


materi sifat komutatif. Tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pembelajaran ada peningkatan pada hasil pembelajaran Matematika siklus I (rata-
rata 59,2) siklus II (rata-rata 60,50) dan siklus III (rata-rata 82), sehingga peneliti
dan teman sejawat sepakat bahwa materi pembelajaran dianggap tuntas.
Setelah melihat dari hasil kemampuan peserta didik dalam penguasaan
materi sifat komutatif. Tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pembelajaran ada peningkatan pada hasil pembelajaran Matematika siklus I (rata-
rata 59,2), siklus II (rata-rata 60,50), dan siklus III (rata-rata 82), sehingga peneliti
dan teman sejawat sepakat bahwa materi pembelajaran dianggap tuntas.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Per Siklus


Berikut ini hasil perolehan nilai dari mata pelajaran yaitu Matematika
Kelas V , yang masing-masing 3 siklus adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Nilai Mata Pelajaran Matematika Kelas V
SD Negeri Kertasari II

Siklus
No Nama Siswa Ket.
1 2 3
21
1 Rohmin Nurya 70 70 100
2 Abdul Khoer Alpadilah 70 65 100
3 Abdul Sodikin 70 70 100
4 Ajat Wahyudin 60 50 70
5 Amalia 70 70 80
6 Amelia Putri 50 55 70
7 Ares Suhendar 60 60 80
8 Arif Hidayatulloh 50 50 70
9 Asep Saepudin 50 50 70
10 Bili Adam Damawan 70 70 80
11 Dadang Wijaya 80 80 100
12 Dede Ma Mun 80 80 100
13 Deni Leo Aldi 40 50 70
14 Devi Aisyah 40 50 70
15 Haryanto 50 50 70
16 Heru Agustin 80 80 100
17 Intan Tania 50 50 70
18 Iwang Krisna 50 60 70
19 Mega Restu Fauziah 50 50 70
20 Misnah Rahmawati 50 50 70
Jumlah 1480 1210 1640
Rata-rata 59,2 60,50 82

Grafik Rata-Rata Hasil Evaluasi Siklus I, Siklus II, Siklus III


Mata Pelajaran Matematika Kelas V

100
90 82
80
60,50
70
60
59,50
50
40
30
20
10
0
SS
SI SII SIII

22
Keterangan :
Hasil evaluasi SI : 59,5 SII : 60,5 SIII : 82

B. Pembahasan Dari Setiap Siklus


Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor,
pembelajaran yang dilaksanakan menampakkan adanya perbaikan. Hal ini
dibuktikan antara lain dengan adanya pertumbuhan siswa yang mampu menjawab
pertanyaan guru dan banyak siswa yang mengajukan pertanyaan dan sanggahan,
dari hasil pemantauan teman sejawat pada pembelajaran Matematika pada Siklus
I, Siklus II, dan III diperoleh nilai hasil evaluasi sebagai berikut:
1. Siklus I rata-rata perolehan nilai adalah 59,5.
2. Siklus II rata-rata perolehan nilai adalah 60,5.
3. Siklus III rata-rata perolehan nilai adalah 82
Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan sebanyak 3 siklus dalam
pelajaran Matematika. Guru dalam menjelaskan materi pembelajaran disertai
dengan media dan alat pembelajaran yang tepat sehingga tidak membuat siswa
bingung.
Dari pengalaman ini, dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar
apabila direncanakan dengan baik dan diadakan Rencana Perbaikan Pembelajaran
dengan PTK yang baik, maka akan terasa hasilnya, baik bagi guru maupun bagi
siswa itu sendiri. Sehingga guru merasa senang dan siswa termotivasi untuk
menggali semua potensi yang dimilikinya, baik kemampuan menangkap pelajaran
maupun cara menyampaikannya, akhirnya belajar mengajar lebih bermakna.
Strategi penanaman disiplin kelas dapat dilakukan dengan cara lain:
1. Guru harus menjadi contoh.
2. Mengadakan pertemuan kelas secara berkala.
3. Menerapkan aturan yang luwes, konsep yang matang dengan
diperoleh rincian keterangan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
4. Menyelesaikan aturan dengan kebutuhan siswa.

23
Hal ini terbukti dalam siklus III dimana hasil postes mengalami kemajuan
pada siklus ini telah ikut aktif dalam diskusi yang disiplin dalam menyelesaikan
tugas, sehingga siswa secara keseluruhan dapat memahami konsep yang benar.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah peneliti merencanakan dan melaksanakan perbaikan pembelajaran
di SD Negeri Kertasari II Kecamatan Pangkalan terhadap pembelajaran
Matematika maka peneliti dapat menarik kesimpulan :
Pemahaman siswa terhadap materi tentang mengurutkan bilangan dapat
ditingkatkan dengan cara :
1. Menggunakan metoda,media dan alat pembelajaran yang tepat.
2. Menggunakan media dan alat pembelajaran kartu bilangan
3. Memberikan materi tugas sesuai dengan bahan ajar agar dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
4. Memberikan kesempatan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dan
bereksperimen.
5. Memberikan latihan atau pengerjaan soal yang intensif
24
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan
oleh :
1. Guru
a. Gunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar dan
karakteristik siswa.
b. Pertanyaan diajukan dengan singkat dan jelas.
c. Siswa diberi kesempatan untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan.
d. Gunakan metoda,alat,dan media pembelajaran yang tepat dan memadai
pada kegiatan pembelajaran.
e. Materi tugas yang diberikan harus sesuai dengan bahan ajar.
f. Siswa diberi motivasi yang baik yang berkaitan dengan materi
pembelajaran

2. Sekolah
Sekolah harus selalu siap dalam mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pembelajaran, agar prestasi siswa dan guru pun perlahan
dapat meningkat.

3. Orang tua
Orang tua hendaknya membimbing anaknya dalam belajar, dan mengawasi
anaknya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, sehingga prestasi siswa bisa
terpantau oleh orang tua.

25
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta


Dimyati & Mudjiono (2002).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Herman Herry Asep, dkk (2007) . Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran .
Jakarta. Universitas Terbuka.
Herryanto .Nor Hamid,HM Akib. (2003) Statistika Dasar .Jakarta : Universitas
Indonesia.
Nahrowi, Adjie.(2006) Pemecahan Masalah Matematika . Bandung : UPI Press.
Nana Sudjana , Ibrahim (1989) Penelitian dan Penilaian Pendidikan . Bandung:
Sinar Baru.
Rohmat, (2004). Belajar Matematika . Bandung: PT Sarana Pancakarya Nusa
Wardani,I.G.A.K ;Wihardit, K ; & Nasoetion, N (2000) Penelitian Tindakan
Kelas . Jakarta. Universitas Terbuka Press.
Wardani,I.G.A.K.; Julaeha, S ; & Marsinah, Ngadi. (2007). Pemantapan
Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.

26
27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT
DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DI KELAS IV SD NEGERI KERTASARI II
UPTD KECAMATAN PANGKALAN
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN KARAWANG

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :

Nama : Sukim, S.Pd.


NIP : 19600420 198204 1 001
Tempat mengajar : SD Negeri Kertasari II

menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam


pelaksanaan PKP atas nama :
Nama : Nady, S.Pd.
NIP : 19620125 198104 1 001
Tempat mengajar : SD Negeri Kertasari II

Demikian agar surat pernyataan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Karawang, 14 Juli 2009


Mengetahui
Pengawas UPTD TK, SD Teman Sejawat
Kecamatan Pangkalan

H. Asep Suprayogi, S.Pd. Sukim, S.Pd.______


NIP. 19601125 198410 1 002 NIP. 19600420 198204 1 001

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Nady, S.Pd.
NIP : 19620125 198104 1 001
Tempat mengajar : SD Negeri Kertasari II

Menyatakan bahwa
Nama : Sukim, S.Pd.
NIP : 19600420 198204 1 001
Tempat mengajar : SD Negeri Kertasari II
Jabatan : Guru Kelas III

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran, yang merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Karawang, 14 Juli 2009


Yang membuat pernyataan,
Teman sejawat, Peneliti

Sukim, S.Pd.______ Nady, S.Pd._______


NIP. 19620125 198104 1 001
NIP. 19600420 198204 1 001
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V (Lima) / I (Satu)
Hari / Tanggal : Rabu, 29 Juli 2009
Alokasi Waktu : 1 x 35 Menit

I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah

II. KOMPETENSI DASAR


Menggunakan sifat-sifat operasi hitung, termasuk operasi campuran, FPB dan
KPK

III. INDIKATOR
Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) untuk melakukan perhitungan
dengan cepat.

IV. TUJUAN PERBAIKAN


Melalui metode diskusi atau kerja kelompok peserta didik dapat menemukan
hasil oprasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat komutatif

V. MATERI PEMBELAJARAN
– Operasi hitung bilangan bulat
1. Menggunakan sifat komutatif (Pertukaran)
 a+b=b+a
 axb=bxa
Contoh : 20 + 10 = 10 + 20
30 30

Contoh : 5 x 25 = 25 x 5
125 125
VI. METODE PEMBELAJARAN
– Diskusi / Kerja Kelompok
– Ceramah
– Tanya jawab
– Penugasan

VII.LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
o Kegiatan Awal ( 5’)
– Apersepsi
– Membagikan LKS
– Membagikan buku sumber Matematika Kelas V
– Mengkondisikan siswa
– Mengabsen
o Kegiatan Inti (20’)
– Pendidik mengulang kembali menjelaskan materi pembelajaran secara
lebih terperinci dan jelas
– Sambil menerangkan / memperagakan cara pengerjaan, dilakukan
juga Tanya jawab dengan siswa
– Siswa ditugaskan mengisi latihan-latihan soal dengan berdiskusi
kelompok
– Mengisi ke depan kelas (dipapan tulis) hasil kelompok
– Hasil kerja kelompok dikumpulkan
o Kegiatan Akhir (5’)
– Membuat kesimpulan bersama
– Pendidik menilai hasil kerja siswa
– Memberi tugas PR

VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR


o ALAT
– Kartu bilangan
– Lambang perkalian dan penjumlahan
– Simphoa

o SUMBER
– Buku Gemar Matematika kelas V halaman 2
Karangan : YD Sumanto dkk
Penerbit : Departemen Pendidikan Nasional 2008
– Buku lembar kerja siswa matematika kelas V Semester 1

IX. PENILAIAN
1. Prosedur : Proses dilaksanakan pada akhir pembelajaran

2. Jenis Tes : Tes tertulis


3. Bentuk Tes : Isian

4. Alat Tes : soal

a. Soal
Kerjakan soal-soal di bawah ini !
Soal sebelah kiri Soal Sebelah Kanan
1. 1.120 + 720 = …. 720 + 1.120 = ….
2. 12 x 50 = …. 50 x 12 = ….
3. 5.200 + 2.050 = ….. 2.050 + 5.200 = …..
4. 11 x 30 = …. 30 x 11 = …..
5. 10 x 60 = …. 60 x 10 = ….

b. Kunci Jawaban
Soal sebelah kiri Soal sebelah kanan
1. 840 840
2. 600 600
3. 7250 7250
4. 330 330
5. 600 600

c. Kriteria Penilaian
Skor = Jawaban benar x 10 = 100
Karawang, 29 Juli 2009
Mengetahui,
Pengawas UPTD TK, SD Peneliti
Kecamatan Pangkalan

H. Asep Suprayogi, S.Pd. Nady, S.Pd._______


NIP. 19620125 198104 1 001
NIP. 19601125 198410 1 002

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : V (Lima) / 1 (Satu)
Materi : Operasi Hitung Bilangan Bulat

Kerjakan dengan benar!


Soal sebelah kiri Soal Sebelah Kanan
1. 10 x 10 = …. 10 x 10 = ….
2. 12 x 10 = …. 10 x 12 = ….
3. 3 + 333 = ….. 333 + 3 = …..
4. 425 + 555 = …. 555 + 425 = …..
5. 617 + 383 = …. 383 + 617 = ….

Kelompok : …………………………..
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..
LEMBAR EVALUASI

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : V (Lima) /I (Satu)
Materi : Operasi Hitung Bilangan Bulat

Kerjakan soal-soal di bawah ini !


Soal sebelah kiri Soal Sebelah Kanan
1. 1.120 + 720 = …. 720 + 1.120 = ….
2. 12 x 50 = …. 50 x 12 = ….
3. 5.200 + 2.050 = ….. 2.050 + 5.200 = …..
4. 11 x 30 = …. 30 x 11 = …..
5. 10 x 60 = …. 60 x 10 = ….

Kelompok .......
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..
LEMBAR OBSERVASI
SIKLUS I

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : V (Lima) / I (Satu)
Hari / Tanggal : Rabu, 29 Juli 2009
Fokus Observasi : Partisipasi Siswa Dalam Belajar

Kemunculan
Aspek yang diobservasi
No. Tidak
Partisipasi Siswa Dalam Belajar Ada
ada
1. Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran
2. Memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran
3. Kelengkapan alat tulis
4. Keberanian menjawab pertanyaan
5. Keberanian mengajukan pertanyaan
6. Mencatat materi pelajaran

7. Mengerjakan soal-soal latihan

Komentar :
1. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Pengamat,

Sukim, S.Pd.______
NIP. 19600420 198204 1 001
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II

Satuan Pendidikan : SD Negeri Kertasari II


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V (Lima) / I (Satu)
Hari / Tanggal : Kamis, 12 Agustus 2009
Alokasi Waktu : 1 x 35’ Menit

I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah

II. KOMPETENSI DASAR


Menggunakan sifat-sifat operasi hitung, termasuk operasi campuran, FPB dan
KPK

III. INDIKATOR
Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) untuk melakukan perhitungan
dengan cepat.

IV. TUJUAN PERBAIKAN


Melalui metode demonstrasi diharapkan peserta didik dapat mengerjakan
operasi hitung bilangan bulat yang menggunakan sifat komutatif (pertukaran)
dengan baik dan benar.

V. MATERI PEMBELAJARAN
– Operasi hitung bilangan bulat
Menggunakan sifat komutatif (Pertukaran)
 a+b=b+a
 axb=bxa
Contoh : 15 + 35 = 35 + 15
50 50
Contoh : 14 x 10 = 10 x 14
140 140
VI. METODE PEMBELAJARAN
– Diskusi / Kerja Kelompok
– Ceramah
– Tanya jawab
– Penugasan

VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN


1. Kegiatan Awal ( 5’)
– Apersepsi
– Membagikan LKS
– Membagikan buku sumber Matematika Kelas V
– Mengkondisikan siswa
– Mengabsen
2. Kegiatan Inti (20’)
– Pendidik mendemontrasikan cara pengerjaan hitung bilangan bulat
yang menggunakan sifat komutatif (pertukaran)
– Sambil menerangkan / memperagakan cara pengerjaan, dilakukan
juga Tanya jawab dengan siswa
– Siswa ditugaskan mengisi latihan-latihan soal dengan berdiskusi
kelompok
– Mengisi ke depan kelas (dipapan tulis) hasil kelompok
– Hasil kerja kelompok dikumpulkan
3. Kegiatan Akhir (5’)
– Membuat kesimpulan bersama
– Pendidik menilai hasil kerja siswa
– Memberi tugas PR

VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR


o ALAT
– Kartu bilangan
– Lambang perkalian dan penjumlahan
– Simphoa
o SUMBER
– Buku Gemar Matematika kelas V halaman 2
Karangan : YD Sumanto dkk
Penerbit : Departemen Pendidikan Nasional 2008
– Buku lembar kerja siswa matematika kelas V Semester 1

IX. PENILAIAN
1. Prosedur : Proses dilaksanakan pada akhir pembelajaran

2. Jenis Tes : Tes tertulis

3. Bentuk Tes : Isian

4. Alat Tes : soal


a. Soal
Kerjakan soal-soal di bawah ini !
Soal sebelah kiri Soal Sebelah Kanan
1. 7.200 + 10 = …. 10 + 7.200 = ….
2. 650 + 350 = …. 350 + 650 = ….
3. 310 + 20 = ….. 20 + 310 = …..
4. 17 x 10 = …. 10 x 17 = …..
5. 19 x 11 = …. 11 x 19 = ….

b. Kunci Jawaban
Soal sebelah kiri Soal sebelah kanan
1. 7210 7210
2. 1000 1000
3. 330 330
4. 170 170
5. 209 209

c. Kriteria Penilaian
Skor = Jawaban benar x 10 = 100

Karawang, 12 Agustus 2009


Mengetahui,
Pengawas UPTD TK, SD Peneliti
Kecamatan Pangkalan
H. Asep Suprayogi, S.Pd. Nady, S.Pd._______
NIP. 19620125 198104 1 001
NIP. 19601125 198410 1 002

LEMBAR EVALUASI

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : V (Lima) / I (Satu)
Materi : Operasi Hitung Bilangan Bulat

Kerjakan soal-soal di bawah ini !


Soal sebelah kiri Soal Sebelah Kanan
1. 7.200 + 10 = …. 10 + 7.200 = ….
2. 650 + 350 = …. 350 + 650 = ….
3. 310 + 20 = ….. 20 + 310 = …..
4. 17 x 10 = …. 10 x 17 = …..
5. 19 x 11 = …. 11 x 19 = ….

Kelompok 1
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : V (Lima) / I (satu)
Materi : Operasi Hitung Bilangan Bulat

Kerjakan dengan benar!


Soal sebelah kiri Soal Sebelah Kanan
1. 11 x 15 = …. 15 x 11 = ….
2. 16 x 19 = …. 19 x 16 = ….
3. 1110 + 220 = ….. 220 + 1110 = …..
4. 40 + 30 = …. 30 + 40 = …..
5. 60 x 30= …. 30 x 60 = ….

Kelompok : …………………………..
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..

LEMBAR OBSERVASI
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V (Lima) / I (Satu)
Hari / Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2009
Fokus Observasi : Partisipasi Siswa Dalam Belajar

Kemunculan
Aspek yang diobservasi
No. Tidak
Partisipasi Siswa Dalam Belajar Ada
ada
1. Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran
2. Memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran
3. Kelengkapan alat tulis
4. Keberanian menjawab pertanyaan
5. Keberanian mengajukan pertanyaan
6. Mencatat materi pelajaran

7. Mengerjakan soal-soal latihan

Komentar :
1. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Pengamat,

Sukim, S.Pd.______
NIP. 19600420 198204 1 001

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)


SIKLUS III

Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V (Lima) / I (Satu)
Hari / Tanggal : Rabu, 2 September 2009
Alokasi Waktu : 1 x 35’ Menit

I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah

II. KOMPETENSI DASAR


Menggunakan sifat-sifat operasi hitung, termasuk operasi campuran, FPB dan
KPK

III. INDIKATOR
Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) untuk melakukan perhitungan
dengan cepat.

IV. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


– Dengan penggunaan alat peraga yang relevan diharapkan siswa dapat
mengerjakan soal-soal operasi hitung bilangan bulat yang menggunakan
sifat komutatif dengan benar
– Dengan cara pengerjaan bergiliran ke depan kelas (di papan tulis) siswa
dapat terbiasa mengerjakan soal operasi hitung bilangan bulat yang
menggunakan sifat komutatif dengan cepat dan benar

V. MATERI PEMBELAJARAN
– Operasi hitung bilangan bulat
Menggunakan sifat komutatif (Pertukaran)
 a+b=b+a
 axb=bxa

Contoh : 20 + 10 = 10 + 20
30 30
Contoh : 17 x 5 = 5 x 17
105 105

VI. METODE PEMBELAJARAN


– Diskusi / Kerja Kelompok
– Ceramah
– Tanya jawab
– Penugasan
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal ( 5’)
– Apersepsi
– Membagikan LKS
– Membagikan buku sumber Matematika Kelas V
– Mengkondisikan siswa
– Mengabsen
2. Kegiatan Inti (20’)
– Pendidik lebih mengedepankan penggunaan alat peraga untuk
perkalian dan penjumlahan
– Siswa lebih diaktifkan untuk mengisi di papan tulis secara bergiliran
dan teman-temanya mengoreksi/menilai hasil pekerjaannya.
– Siswa ditugaskan mengisi latihan-latihan soal dengan berdiskusi
kelompok
– Mengisi ke depan kelas (dipapan tulis) hasil kelompok
– Hasil kerja kelompok dikumpulkan

o Kegiatan Akhir (5’)


– Membuat kesimpulan bersama
– Pendidik menilai hasil kerja siswa
– Memberi tugas PR

VIII. ALAT DAN SUMBER BELAJAR


A. ALAT
– Kartu bilangan
– Lambang perkalian dan penjumlahan
– Simphoa

B. SUMBER
– Buku Gemar Matematika kelas V halaman 2
Karangan : YD Sumanto dkk
Penerbit : Departemen Pendidikan Nasional 2008
– Buku lembar kerja siswa matematika kelas V Semester 1

IX. PENILAIAN
1. Prosedur : Proses dilaksanakan pada akhir pembelajaran
2. Jenis Tes : Tes tertulis
3. Bentuk Tes : Isian
4. Alat Tes : soal
a. Soal
Kerjakan soal-soal di bawah ini !
Soal sebelah kiri Soal Sebelah Kanan
1. 2.100 + 3555 = …. 3555 + 2.100 = ….
2. 313 + 316 = …. 316 + 313 = ….
3. 27 + 206 = ….. 206 + 27 = …..
4. 126 x 10 = …. 10 x 126 = …..
5. 19 x 23 = …. 23 x 19 = ….

b. Kunci Jawaban
Soal sebelah kiri Soal sebelah kanan
1. 5655 5655
2. 629 629
3. 233 233
4. 1260 1260
5. 437 437

c. Kriteria Penilaian
Skor = Jawaban benar x 10 = 100

Karawang, 2 September 2009


Mengetahui,
Pengawas UPTD TK, SD Peneliti
Kecamatan Pangkalan
H. Asep Suprayogi, S.Pd. Nady, S.Pd._______
NIP. 19620125 198104 1 001
NIP. 19601125 198410 1 002

LEMBAR EVALUASI

SIKLUS III

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : V (Lima) / I (Satu)
Materi : Operasi Hitung Bilangan Bulat

Kerjakan soal-soal di bawah ini !


Soal sebelah kiri Soal Sebelah Kanan
1. 72.100 + 3555 = …. 3555 + 2.100 = ….
2. 313 + 316 = …. 316 + 313 = ….
3. 27 + 206 = ….. 206 + 27 = …..
4. 126 x 10 = …. 10 x 126 = …..
5. 19 x 23 = …. 23 x 19 = ….

Kelompok 1
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

SIKLUS III

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : V (Lima) / I (Satu)
Materi : Operasi Hitung Bilangan Bulat

Kerjakan dengan benar!


Soal sebelah kiri Soal Sebelah Kanan
1. 90 x 113 = …. 113 x 90 = ….
2. 50 x 50 = …. 50 x 50 = ….
3. 1000 + 150 = ….. 150 + 1000 = …..
4. 817 + 312 = …. 312 + 817 = …..
5. 55 x 40= …. 40 x 55 = ….

Kelompok : …………………………..
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..
LEMBAR ALAT PERAGA

1. Kartu Bilangan

1 2 3 4 5
10 20 30 40 50
100 100
200 300 400 500

1000 2000 3000 4000 5000

2. Lambang Bilangan
Perkalian dan Penjumlahan
LEMBAR OBSERVASI
SIKLUS III

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas / Semester : V (Lima) / I (Satu)
Hari / Tanggal : Rabu, 2 September 2009
Fokus Observasi : Partisipasi Siswa Dalam Belajar

Kemunculan
Aspek yang diobservasi
No. Tidak
Partisipasi Siswa Dalam Belajar Ada
ada
1. Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran
2. Memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran
3. Kelengkapan alat tulis
4. Keberanian menjawab pertanyaan
5. Keberanian mengajukan pertanyaan
6. Mencatat materi pelajaran

7. Mengerjakan soal-soal latihan

Komentar :
1. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Pengamat,

Sukim, S.Pd.______
NIP. 19600420 198204 1 001
Tabel Nilai Mata Pelajaran Matematika Kelas V
SD Negeri Kertasari II Selama 3 Siklus

Siklus
No Nama Siswa Ket.
1 2 3
1 Rohmin Nurya 70 70 100
2 Abdul Khoer Alpadilah 70 65 100
3 Abdul Sodikin 70 70 100
4 Ajat Wahyudin 60 50 70
5 Amalia 70 70 80
6 Amelia Putri 50 55 70
7 Ares Suhendar 60 60 80
8 Arif Hidayatulloh 50 50 70
9 Asep Saepudin 50 50 70
10 Bili Adam Damawan 70 70 80
11 Dadang Wijaya 80 80 100
12 Dede Ma Mun 80 80 100
13 Deni Leo Aldi 40 50 70
14 Devi Aisyah 40 50 70
15 Haryanto 50 50 70
16 Heru Agustin 80 80 100
17 Intan Tania 50 50 70
18 Iwang Krisna 50 60 70
19 Mega Restu Fauziah 50 50 70
20 Misnah Rahmawati 50 50 70
Jumlah 1480 1210 1640
Rata-rata 59,2 60,50 82

Anda mungkin juga menyukai