PENDAHULUAN
1
diri dengan tujuan untuk memperbaiki pembelajaran dengan strategi pemecahan
masalah yang merupakan tindakan nyata dari proses pengembangan kemampuan
dengan memanfatkan fakta dan data yang melibatkan pihak-pihak terkait yang
saling mendukung.
B. Rumusan Masalah
Untuk memperjelas masalah yang dihadapi, maka penulis merumuskan
masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian :
“Bagaimana penerapan metode diskusi kelompok, tanya jawab dan alat peraga
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi sifat komutatif dalam
mata pelajaran Matematika?”
C. Tujuan Perbaikan :
Berdasarkan keadaan siswa SD Negeri Kertasari Kecamatan Pangkalan
pada latar belakang masalah yang telah dirumuskan maka ditetapkan :
1. Tujuan umum Perbaikan ini adalah memperbaiki kualitas proses pembelajaran
dalam rangka meningkatkan kualitas prestasi belajar siswa.
2. Tujuan khusus dalam Perbaikan ini :
a. Menjelaskan penggunaan metode diskusi kelompok pada
meteri sifat komutatif.
b. Analisis dampak penggunaan metode diskusi kelompok
terhadap prestasi belajar siswa tentang materi sifat komutatif..
D. Manfaat Perbaikan :
Membuat laporan hasil perbaikan pembelajaran ini diharapkan berguna
untuk :
1. Guru sebagai peneliti :
a. Guru dapat melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bilamana
dirasakan perlu, guna perbaikan proses pembelajaran agar hasil yang
diharapkan tercapai.
b. Menumbuhkan wawasan berfikir ilmiah.
2
c. Mendorong untuk meningkatkan profesionalisme guru, memperbaiki
kinerja guru, dan meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Siswa ;
Siswa termotivasi untuk meningkatkan minat dan perhatian terhadap
pembelajaran yang sedang berlangsung karena pembelajaran ini
menyenangkan, menantang sehingga siswa tumbuh minat dan perhatiannya
yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi siswa seperti apa yang
diharapkan.
3. Sekolah :
a. Manfaat penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan acuan atau
perbandingan untuk meningkatkan kredibilitas sekolah..
b. Meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui peningkatan prestasi
siswa dan kinerja guru.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Pembelajaran
Hakikat pembelajaran tidak terlepas dari apa yang disebut belajar,
beberapa ahli memberikan batasan tentang pengertian belajar, diantaranya;
Skinner dalam Wahyudin (2006 : 3.31), “ Belajar adalah berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman “. Pengertian lain juga
dikemukakan oleh Singer (1968) dalam Supandi dan Seba (1986 : 1) bahwa, “
Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif tetap disebabkan praktek atau
pengalaman lampau dalam situasi tertentu “.
Berdasarkan pengertian yang dikemukan di atas, penulis mengambil
kesimpulan bahwa pada hakekatnya belajar adalah usaha yang dilakukan dengan
sengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang diinginkan. Sejalan
dengan hal tersebut, Hamalik (1995) dalam Wahyudin (2006 : 3.33) menjelaskan
tiga ciri khas dalam pembelajaran sebagai berikut :
1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan
unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.
2. Saling ketergantungan (interdependence) antara unsur sistem pembelajaran
yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing
– masing memberi sumbangannya kepada sistem pembelajaran.
3. Tujuan, pembelajaran memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai.
B. Prinsip-prinsip Belajar
Para ahli meneliti gejala-gejala dari berbagai sudut pandang ilmu. Mereka
telah menemukan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar. Diantaranya prinsip-
prinsip belajar yang penting berkenaan dengan:
1. Perhatian dan motivasi belajar.
2. Keaktifan belajar.
3. Keterlibatan dalam belajar.
4. Pengulangan belajar.
5. Tantangan semangat belajar.
4
6. Pemberian balikan dan penguatan belajar.
7. Adanya perbedaan individual dalam perilaku belajar.
Perhatian dapat memperkuat kegiatan belajar, menggiatkan perilaku untuk
mencapai sasaran belajar. Perhatian berhubungan dengan motivasi sebagai
penggerak tenaga belajar. Motivasi dapat bersifat internal, eksternal, maupun
intrinsik atau ekstrinsik.
Yang dimaksud dengan motivasi yang bersifat internal adalah motivasi
yang datang dari diri sendiri. Motivasi yang bersifat eksternal adalah motivasi
yang datang dari orang lain. Yang dimaksud dengan motivasi instrinsik adalah
tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Sebagai contoh,
seorang siswa yang dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di
sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya. Sedangkan
motivasi eksterinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan yang
dilakukannya tetapi menjadi penyertanya. Sebagai contoh, seorang siswa belajar
sungguh-sungguh bukan disebabkan karena ingin memiliki pengetahuan yang
dipelajarinya tetapi didorong karena keinginan untuk naik kelas atau mendapatkan
ijasah. Naik kelas dan mendapatkan ijasah adalah penyerta dari keberhasilan
belajar.
Dewasa ini para ahli memandang siswa adalah seorang individu yang
aktif. Oleh karena itu, peran guru bukan sebagai satu-satunya pembelajar, tetapi
sebagai pembimbing, fasilitator dan pengarah. Belajar memang bersifat
individual, oleh karena itu belajar berarti suatu keterlibatan langsung atau
pemerolehan pengalaman individual yang unik. Belajar tidak terjadi sekaligus,
tetapi akan berlangsung penuh pengulangan berkali-kali, bersinambungan, tanpa
henti. Betapa pun pembelajaran yang telah direkayasa secara pedagogis oleg guru,
hasil belajar akan terpengaruh oleh karakteristik psikis, kepribadian dan sifat-sifat
individual pelajar.
C. Pembelajaran Matematika SD
Pada anak usia SD tingkat pemahaman kognitifnya sangat rendah dan
terbatas. Mereka masih berada pada fase pemahaman konsep yang konkrit, oleh
Piaget disebut pengetahuan fisik. Mereka masih belum memiliki kapasitas untuk
5
memahami pengetahuan konseptual yang abstrak. Oleh karena itu bagi guru SD
dalam memberikan pembelajaran harus menggunakan metode yang bervariasi.
Siswa diberi kesempatan untuk mengalami, mencoba, melaksanakan, dan
mempraktekan apa yang dipelajari untuk memperoleh hasil yang lebih mantap.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan
disekolah dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi, sehingga matematika
dijadikan sebuah barometer berhasil dan tidaknya seorang siswa dalam menempuh
pendidikan. Matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain, dengan kata
lain banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari
matematika. Dengan mengajarkan matematika berati kita telah mempersiapkan
siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di
dunia yang selalu berkembang, melalui bertindak atas dasar pemikiran secara
logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, efesien, serta menggunakan dengan
pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian Piaget mengemukakan bahwa ada empat
tahap perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara
kronologis (menurut usia kalender ) yaitu :
1. tahap Sensosi Motor, dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun;
2. tahap Pra Operasi, dari sekitar umur 2 tahun sampai dengan umur 7 tahun;
3. tahap Operasi Konkrit, dari sekitar umur 7 tahun sampai dengan umur 11 thn
4. tahap Operasi Formal, dari sekitar umur 11 tahun dan seterusnya.
Teori ini berdasarkan pada hasil penelitian di Negeri Swiss pada tahun
1950, dari teori tersebut, anak SD ada pada tahap Operasi Konkrit dan Operasi
Formal. Operasi Konkrit ini seharusnya guru mengetahui kondisi anak,
kemampuan anak, yang pada umumnya anak telah memahami operasi logis
dengan bantuan benda-benda konkrit, sehingga anak akan selalu ingat, dengan
kata lain daya ingat anak kuat sekali.
Pada tahap Operasi Formal merupakan tahap akhir dari perkembangan
kognitip secara kualitas, anak sudah mampu melakukan penalaran dengan
menggunakan hal-hal yang abstrak. Sejalan dengan teori tersebut di atas penulis
beranggapan sangat cocok dengan penelitian tindakan kelas yang sedang
dilakukan, bahwa belajar matematika akan berhasil jika proses pembelajarannya
6
menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan,
dalam alat peraga matematika anak-anak dapat dihadapkan pada balok-balok logik
yang membantu anak-anak dalam mempelajari konsep-konsep abstrak.
D. Metode Pembelajaran
Dalam menempatkan siswa dalam proses belajar mengajar maupun guru
menempatkan diri sebagai fasilitator,mediator,dam motivator. Guru tidak semata-
mata berperan sebagai pengajar dalam arian alih pengetahuan (transfer
knowledge) atau dengan istilah lain sebagai demonstrator. Guru sebagai
demonstrator,yaitu menguasai materi pelajaran dan mengembangkannya supaya
siswa mengalami kemudahan dalam proses transformasi melalui proses belajar
mengajar yang dilaksanakan. Abdurachman (1991), orientasi guru kepada siswa
harus lebih banyak mendapat perhatian yang serius dan utama sehingga akan
tercipta suasana interaktif dalam pembelajaran.
1. Metodologi Pembelajaran
Dikemukakan oleh Abuy Sadikin (2004:3), bahwa istilah metodologi
secara etimologi berasal daribahasa Yunani yang terdiri dua kata yakni, metha dan
hodos (metodhos), Metha artinya melewati, dan hodos atrinya jalan atau cara.
Methodos berarti jalan untuk mencapai tujuan. Sedangkan logos artinya ilmu.
Kaitannya dengan pembelajaran, Abu Ahmadi (1997:52) mendefinisikan
metodologi pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar
yang dipergunakan oleh seorang guru atau instruktur.
Sementara itu Syahidin (2001:39), mendefinisikan metodologi
pembelajaran sebagai salah satu komponen penting yang menghubungkan
tindakan dengan tujuan pendidikan, sebab tidak mungkin meteri pendidikan dapat
diterima dan diserap serta dimanfaatkan dengan baik oleh siswa kecuali
disampaikan dengan metode yang tepat.
Melihat kedua defines di atas, dapat disimpilkan bahwa metodologi
pembelajaran merupakan upaya atau cara yang digunakan oleh seorang pendidik
untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada anak didiknya.
7
2. Prinsip-Prinsip dalam menerapkan Metodologi Pembelajaran
Menurut Ahmad Tafsir (1997:33) dalam memilih dan menerapkan suatu
metode pengajaran perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut metode pengajaran
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan,
kematangan, perbedaan individu lainnya.
b. Tujuan yang hendak dicapai.
c. Situasi yang mencakup kelas, atau situasi lingkungan
d. Alat-alat yang tersedia
e. Kemampuan mengajar
f. Sifat bahan pengajaran
Kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar ada beberapa metode
pengajaran yang dapat dipilih dan dipergunakan, antara lain ; Metode seramah,
Metode ekspositori, Metode Tanya jawab, Metode diskusi, Metode penugasan
(resitari), Metode Praktek (demonstrasi), Metode kerja kelompok, Metode
Sosiodrama, dan bermain peran, metode karyawisata, Metode Team Teaching.
Dari peran tersebut, dapat kita lihat bahwa pemimpin akan belajar
memahami sifat-sifat peserta. Ia akan belajar bagaimana mendorong anggota yang
pendiam untuk ikut serta, dan bagaimana mencegah anggota yang senang
berbicara dan membuka kesempatan bagi anggota lain secara merata. Di sini
pemimpin harus dapat mengatur pembicaraan dengan bijaksana sehingga tidak
menimbulkan rasa tertekan, marah atau rendah diri.
Teknik ini berkembang dari die Jhon Dewey, yang terkenal dengan istilah
“Problem solving methode” atau teknik pemecahan masalah merupakan suatu
pendekatan yang dipandang cukup ilmiah dalam melakukan penyelidikan untuk
memperoleh sutau penemuan. Semua langkah yang ditempuh akan membimbing
siswa dalam berfikir kritis dan objektif sehingga dapat menarik kesimpulan yang
benar-benar ilmiah.
Pelaksanaan teknik diskusi meliputi beberapa tahap, yaitu tahap
pendahuluan, perumusan masalah dan kesimpulan. Dalam diskusi selalu ada suatu
pokok yang dibicarakan dan harus senantiasa kembali kepada pokok masalah,
pada hakekatnya diskusi memerlukan kedisiplinan yang ketat dan semua anggota
harus turut berfikir.
11
Agar kegiatan belajar dengan teknik diskusi berlangsung secara efektif dan
berhasil guna, perlu memperhatikan keterlibatan siswa dalam interaksi yang lebih
luas. Maksudnya, keikutsertaan siswa dalam mengemukakan pendapat-
pendapatnya secara aktif.
Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa teknik diskusi adalah
suatu teknik pembelajaran yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan
guna menggali dan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi. Dengan
teknik ini diasumsikan potensi berfikir kritis dan keterampilan berbicara siswa
dapat meningkat dengan baik karena mereka diberikan kesempatan yang luas
untuk menganalisis dan mengeluarkan pendapatnya secara lebih aktif.
F. Metode Demonstrasi
Perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling
baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik
tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing masing. Suatu metode
mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan
kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula
suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan
oleh guru tertentu, kadang-kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.
Adakalanya seorang guru perlu menggunakan beberapa metode dalam
menyampaikan suatu pokok babasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode,
penyajian pengajaran menjadi lebih hidup. Misalnya pada awal pengajaran, guru
memberikan suatu uraian dengan metode ceramah, kemudian menggunakan
contoh-contoh melalui peragaan dan diakhiri dengan diskusi atau tanya-jawab. Di
sini bukan hanya guru yang aktif berbicara, melainkan siswa pun terdorong untuk
berpartisipasi.
Seorang guru yang pandai berpidato dengan segala humor dan variasinya,
mungkin tidak mengalami kesulitan dalam berbicara, ia dapat memukau siswa dan
awal sampai akhir pengajaran. Akan tetapi bagi seorang guru bicara, uraiannya
akan terasa kering, untuk itu ia dapat mengatasi dengan uraian sedikit saja,
diselingi tanya jawab, pemberian tugas, kerja kelompok atau diskusi sehingga
kelemahan dalam berbicara dapat ditutup dengan metoda lain.
Winarno Surakhmad dalam bukunya “Pengantar interaksi belajar mengajar”
menggolongkan metode metode itu menjadi dua golongan ialah: Metode interaksi
secara individual dan secara kelompok. Namun perlu diketahui bahwa kiasifikasi
tersebut tetap fleksibel.
13
Metode demonstrasi merupakan suatu metode mengajar di mana seorang
guru, orang luar atau manusia sumber yang sengaja diminta atau siswa
menunjukkan kepada kelas suatu benda aslinya, tiruan (wakil dari benda asli) atau
suatu proses, misalnya bagaimana cara membuat peta timbul, bagaimana cara
menggunakan kamera dengan hasil yang baik, dan sebagainya. Sedangkan metode
eksperimen ialah suatu metode mengajar di mana guru bersama siswa mencoba
mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Misalnya,
karena ingin memperoleh jawaban tentang kebenaran sesuatu, mencari cara-cara
yang lebih baik, mengetahui elemen/unsur-unsur apakah yang ada pada suatu
benda, ingin mengetahui apakah yang akan terjadi, dan sebagainya.
Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa sebuah eksperimen dapat juga
dijadikan demonstrasi. Misalnya guru dengan beberapa orang siswa mengadakan
eksperimen mengenai pengaruh tekanan udara terhadap sebuab kaleng minyak
tanah yang kosong, yang sudab dipanasi lebib dulu, kemudian ditutup rapat-rapat
dan segera disiram air dingin. Para siswa melihat peristiwa itu sebagai
demonstrasi. Dalarn hal ini eksperimen dapat dirangkaikan dengan demonstrasi.
Metode ini sering juga disebut metode ilmiah, sebab metode inilah yang dipakai
untuk menguji hipotesis.
Kelemahan
14
o Demontrasi menjadi tidak efektif bila tidak semua siswa dapat ikut serta,
misalnya alat terlalu kecil sedangkan jumlah siswa besar.
o Bila tidak dilanjutkan dengan eksperimen ada kernungkinan siswa.
menjadi lupa, dan pelajaran tidak akan berarti karena tidak menjadikan
pengalaman bagi siswa.
G. Alat Peraga
1. Pengertian Alat Peraga
Sampai saat ini para ahli pendidikan belum banyak yang mengungkapkan
secara sistematik tentang konsep alat peraga belajar. Namun dari beberapa buku
yang dibaca, banyak diungkapkan tentang alat peraga pelajaran bukan alat peraga
belajar. Namun penulis berpendapat bahwa yang dimaksud dengan alat peraga
pelajaran adalah juga alat peraga belajar.
Dari maksud tersebut dapat disimpulkan bahwa maksud dan tujuan
digunakannya alat peraga mengajar, yaitu agar siswa lebih cepat menguasai materi
pelajaran yang diberikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, alat peraga
belajar atau alat peraga mengajar pada situasi – situasi tertentu dapat dikatakan
sama, yaitu untuk membantu pembelajaran peserta didik. Hanya perbedaannya
terletak pada siapa yang menggunakan alat peraga tersebut. Jika alat tersebut
digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar sehingga proses mengajarnya
lebih efektif, maka alat – alat tersebut alat peraga mengajar. Tetapi juga alat
tersebut digunakan siswa untuk mempermudah belajarnya, maka disebut alat
peraga belajar.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Prosedur Penelitian
Setelah persiapan dianggap cukup baru penelitian dimulai, peneliti
membagi penelitian tiap mata pelajaran menjadi tiga siklus. Sedangkan waktunya
dimulai tanggal 29 Juli - 2 September 2009. Adapun langkah – langkahnya
sebagai berikut :
17
1. Merencanakan tindakan perbaikan.
2. Melaksanakan perbaikan – perbaikan.
3. Observasi
4. Melakukan refleksi.
Langkah – langkah pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran yang
ditempuh adalah sebagai berikut :
Siklus I
Materi Pokok : Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat
komutatif
Masalah yang diidentifikasi :
a. Peserta didik sulit memahami materi yang disampaikan.
b. Peserta didik kurang mendapat motovasi dalam pembelajaran.
Fokus Perbaikan :
Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tentang
Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat komutatif.
Langkah-langkah Pembelajaran:
a. Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
b. Mempersiapkan soal latihan dan Pekerjaan Rumah (PR).
c. Sekenario perbaikan pembelajaran.
o Kegiatan Awal ( 5’)
– Apersepsi
– Membagikan LKS
– Membagikan buku sumber Matematika Kelas V
– Mengkondisikan siswa
– Mengabsen
o Kegiatan Inti (20’)
– Pendidik mengulang kembali menjelaskan materi pembelajaran secara
lebih terperinci dan jelas
– Sambil menerangkan / memperagakan cara pengerjaan, dilakukan
juga Tanya jawab dengan siswa
18
– Siswa ditugaskan mengisi latihan-latihan soal dengan berdiskusi
kelompok
– Mengisi ke depan kelas (dipapan tulis) hasil kelompok
– Hasil kerja kelompok dikumpulkan
o Kegiatan Akhir (5’)
– Membuat kesimpulan bersama
– Pendidik menilai hasil kerja siswa
– Memberi tugas PR
Siklus II
Materi Pokok : Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat
komutatif.
Fokus Perbaikan :
Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran tentang
Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat komutatif.
Siklus III
Materi Pokok : Operasi hitung bilangan bulat dengan menggunakan sifat
komutatif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus
No Nama Siswa Ket.
1 2 3
21
1 Rohmin Nurya 70 70 100
2 Abdul Khoer Alpadilah 70 65 100
3 Abdul Sodikin 70 70 100
4 Ajat Wahyudin 60 50 70
5 Amalia 70 70 80
6 Amelia Putri 50 55 70
7 Ares Suhendar 60 60 80
8 Arif Hidayatulloh 50 50 70
9 Asep Saepudin 50 50 70
10 Bili Adam Damawan 70 70 80
11 Dadang Wijaya 80 80 100
12 Dede Ma Mun 80 80 100
13 Deni Leo Aldi 40 50 70
14 Devi Aisyah 40 50 70
15 Haryanto 50 50 70
16 Heru Agustin 80 80 100
17 Intan Tania 50 50 70
18 Iwang Krisna 50 60 70
19 Mega Restu Fauziah 50 50 70
20 Misnah Rahmawati 50 50 70
Jumlah 1480 1210 1640
Rata-rata 59,2 60,50 82
100
90 82
80
60,50
70
60
59,50
50
40
30
20
10
0
SS
SI SII SIII
22
Keterangan :
Hasil evaluasi SI : 59,5 SII : 60,5 SIII : 82
23
Hal ini terbukti dalam siklus III dimana hasil postes mengalami kemajuan
pada siklus ini telah ikut aktif dalam diskusi yang disiplin dalam menyelesaikan
tugas, sehingga siswa secara keseluruhan dapat memahami konsep yang benar.
BAB V
A. Kesimpulan
Setelah peneliti merencanakan dan melaksanakan perbaikan pembelajaran
di SD Negeri Kertasari II Kecamatan Pangkalan terhadap pembelajaran
Matematika maka peneliti dapat menarik kesimpulan :
Pemahaman siswa terhadap materi tentang mengurutkan bilangan dapat
ditingkatkan dengan cara :
1. Menggunakan metoda,media dan alat pembelajaran yang tepat.
2. Menggunakan media dan alat pembelajaran kartu bilangan
3. Memberikan materi tugas sesuai dengan bahan ajar agar dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa.
4. Memberikan kesempatan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir dan
bereksperimen.
5. Memberikan latihan atau pengerjaan soal yang intensif
24
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan
oleh :
1. Guru
a. Gunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar dan
karakteristik siswa.
b. Pertanyaan diajukan dengan singkat dan jelas.
c. Siswa diberi kesempatan untuk berfikir sebelum menjawab pertanyaan.
d. Gunakan metoda,alat,dan media pembelajaran yang tepat dan memadai
pada kegiatan pembelajaran.
e. Materi tugas yang diberikan harus sesuai dengan bahan ajar.
f. Siswa diberi motivasi yang baik yang berkaitan dengan materi
pembelajaran
2. Sekolah
Sekolah harus selalu siap dalam mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan pembelajaran, agar prestasi siswa dan guru pun perlahan
dapat meningkat.
3. Orang tua
Orang tua hendaknya membimbing anaknya dalam belajar, dan mengawasi
anaknya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, sehingga prestasi siswa bisa
terpantau oleh orang tua.
25
DAFTAR PUSTAKA
26
27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT
DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
DI KELAS IV SD NEGERI KERTASARI II
UPTD KECAMATAN PANGKALAN
DINAS PENDIDIKAN
KABUPATEN KARAWANG
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa
Nama : Sukim, S.Pd.
NIP : 19600420 198204 1 001
Tempat mengajar : SD Negeri Kertasari II
Jabatan : Guru Kelas III
I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah
III. INDIKATOR
Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) untuk melakukan perhitungan
dengan cepat.
V. MATERI PEMBELAJARAN
– Operasi hitung bilangan bulat
1. Menggunakan sifat komutatif (Pertukaran)
a+b=b+a
axb=bxa
Contoh : 20 + 10 = 10 + 20
30 30
Contoh : 5 x 25 = 25 x 5
125 125
VI. METODE PEMBELAJARAN
– Diskusi / Kerja Kelompok
– Ceramah
– Tanya jawab
– Penugasan
VII.LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
o Kegiatan Awal ( 5’)
– Apersepsi
– Membagikan LKS
– Membagikan buku sumber Matematika Kelas V
– Mengkondisikan siswa
– Mengabsen
o Kegiatan Inti (20’)
– Pendidik mengulang kembali menjelaskan materi pembelajaran secara
lebih terperinci dan jelas
– Sambil menerangkan / memperagakan cara pengerjaan, dilakukan
juga Tanya jawab dengan siswa
– Siswa ditugaskan mengisi latihan-latihan soal dengan berdiskusi
kelompok
– Mengisi ke depan kelas (dipapan tulis) hasil kelompok
– Hasil kerja kelompok dikumpulkan
o Kegiatan Akhir (5’)
– Membuat kesimpulan bersama
– Pendidik menilai hasil kerja siswa
– Memberi tugas PR
o SUMBER
– Buku Gemar Matematika kelas V halaman 2
Karangan : YD Sumanto dkk
Penerbit : Departemen Pendidikan Nasional 2008
– Buku lembar kerja siswa matematika kelas V Semester 1
IX. PENILAIAN
1. Prosedur : Proses dilaksanakan pada akhir pembelajaran
a. Soal
Kerjakan soal-soal di bawah ini !
Soal sebelah kiri Soal Sebelah Kanan
1. 1.120 + 720 = …. 720 + 1.120 = ….
2. 12 x 50 = …. 50 x 12 = ….
3. 5.200 + 2.050 = ….. 2.050 + 5.200 = …..
4. 11 x 30 = …. 30 x 11 = …..
5. 10 x 60 = …. 60 x 10 = ….
b. Kunci Jawaban
Soal sebelah kiri Soal sebelah kanan
1. 840 840
2. 600 600
3. 7250 7250
4. 330 330
5. 600 600
c. Kriteria Penilaian
Skor = Jawaban benar x 10 = 100
Karawang, 29 Juli 2009
Mengetahui,
Pengawas UPTD TK, SD Peneliti
Kecamatan Pangkalan
Kelompok : …………………………..
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..
LEMBAR EVALUASI
Kelompok .......
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..
LEMBAR OBSERVASI
SIKLUS I
Kemunculan
Aspek yang diobservasi
No. Tidak
Partisipasi Siswa Dalam Belajar Ada
ada
1. Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran
2. Memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran
3. Kelengkapan alat tulis
4. Keberanian menjawab pertanyaan
5. Keberanian mengajukan pertanyaan
6. Mencatat materi pelajaran
Komentar :
1. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Pengamat,
Sukim, S.Pd.______
NIP. 19600420 198204 1 001
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah
III. INDIKATOR
Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) untuk melakukan perhitungan
dengan cepat.
V. MATERI PEMBELAJARAN
– Operasi hitung bilangan bulat
Menggunakan sifat komutatif (Pertukaran)
a+b=b+a
axb=bxa
Contoh : 15 + 35 = 35 + 15
50 50
Contoh : 14 x 10 = 10 x 14
140 140
VI. METODE PEMBELAJARAN
– Diskusi / Kerja Kelompok
– Ceramah
– Tanya jawab
– Penugasan
IX. PENILAIAN
1. Prosedur : Proses dilaksanakan pada akhir pembelajaran
b. Kunci Jawaban
Soal sebelah kiri Soal sebelah kanan
1. 7210 7210
2. 1000 1000
3. 330 330
4. 170 170
5. 209 209
c. Kriteria Penilaian
Skor = Jawaban benar x 10 = 100
LEMBAR EVALUASI
Kelompok 1
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Kelompok : …………………………..
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..
LEMBAR OBSERVASI
SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V (Lima) / I (Satu)
Hari / Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2009
Fokus Observasi : Partisipasi Siswa Dalam Belajar
Kemunculan
Aspek yang diobservasi
No. Tidak
Partisipasi Siswa Dalam Belajar Ada
ada
1. Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran
2. Memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran
3. Kelengkapan alat tulis
4. Keberanian menjawab pertanyaan
5. Keberanian mengajukan pertanyaan
6. Mencatat materi pelajaran
Komentar :
1. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Pengamat,
Sukim, S.Pd.______
NIP. 19600420 198204 1 001
I. STANDAR KOMPETENSI
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah
III. INDIKATOR
Menggunakan sifat komutatif (pertukaran) untuk melakukan perhitungan
dengan cepat.
V. MATERI PEMBELAJARAN
– Operasi hitung bilangan bulat
Menggunakan sifat komutatif (Pertukaran)
a+b=b+a
axb=bxa
Contoh : 20 + 10 = 10 + 20
30 30
Contoh : 17 x 5 = 5 x 17
105 105
B. SUMBER
– Buku Gemar Matematika kelas V halaman 2
Karangan : YD Sumanto dkk
Penerbit : Departemen Pendidikan Nasional 2008
– Buku lembar kerja siswa matematika kelas V Semester 1
IX. PENILAIAN
1. Prosedur : Proses dilaksanakan pada akhir pembelajaran
2. Jenis Tes : Tes tertulis
3. Bentuk Tes : Isian
4. Alat Tes : soal
a. Soal
Kerjakan soal-soal di bawah ini !
Soal sebelah kiri Soal Sebelah Kanan
1. 2.100 + 3555 = …. 3555 + 2.100 = ….
2. 313 + 316 = …. 316 + 313 = ….
3. 27 + 206 = ….. 206 + 27 = …..
4. 126 x 10 = …. 10 x 126 = …..
5. 19 x 23 = …. 23 x 19 = ….
b. Kunci Jawaban
Soal sebelah kiri Soal sebelah kanan
1. 5655 5655
2. 629 629
3. 233 233
4. 1260 1260
5. 437 437
c. Kriteria Penilaian
Skor = Jawaban benar x 10 = 100
LEMBAR EVALUASI
SIKLUS III
Kelompok 1
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
SIKLUS III
Kelompok : …………………………..
Ketua : …………………………..
Anggota :
1. ………………………….
2. ………………………….
3. ………………………….
4. ………………………….
Hari / Tanggal : …………………………..
LEMBAR ALAT PERAGA
1. Kartu Bilangan
1 2 3 4 5
10 20 30 40 50
100 100
200 300 400 500
2. Lambang Bilangan
Perkalian dan Penjumlahan
LEMBAR OBSERVASI
SIKLUS III
Kemunculan
Aspek yang diobservasi
No. Tidak
Partisipasi Siswa Dalam Belajar Ada
ada
1. Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran
2. Memperhatikan guru ketika menjelaskan pelajaran
3. Kelengkapan alat tulis
4. Keberanian menjawab pertanyaan
5. Keberanian mengajukan pertanyaan
6. Mencatat materi pelajaran
Komentar :
1. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Pengamat,
Sukim, S.Pd.______
NIP. 19600420 198204 1 001
Tabel Nilai Mata Pelajaran Matematika Kelas V
SD Negeri Kertasari II Selama 3 Siklus
Siklus
No Nama Siswa Ket.
1 2 3
1 Rohmin Nurya 70 70 100
2 Abdul Khoer Alpadilah 70 65 100
3 Abdul Sodikin 70 70 100
4 Ajat Wahyudin 60 50 70
5 Amalia 70 70 80
6 Amelia Putri 50 55 70
7 Ares Suhendar 60 60 80
8 Arif Hidayatulloh 50 50 70
9 Asep Saepudin 50 50 70
10 Bili Adam Damawan 70 70 80
11 Dadang Wijaya 80 80 100
12 Dede Ma Mun 80 80 100
13 Deni Leo Aldi 40 50 70
14 Devi Aisyah 40 50 70
15 Haryanto 50 50 70
16 Heru Agustin 80 80 100
17 Intan Tania 50 50 70
18 Iwang Krisna 50 60 70
19 Mega Restu Fauziah 50 50 70
20 Misnah Rahmawati 50 50 70
Jumlah 1480 1210 1640
Rata-rata 59,2 60,50 82