Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kognitif yang dapat dicapai pada saat
atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut prestasi pada penelitian ini
adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.

Winkel (1996.226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan


keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang maka prestasi belajar
merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan
usaha-usaha belajar.

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas


Dari pengertian diatas kita dapat menemukan karakteristik Penelitian Tindakan
Kelas ,yang membedakannya dengan penelitian lain. Adapun ciri-ciri tersebut
antara lain :
a. Guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik
pembelajaran yang dilakukannya selama ini, dan perbaikan tersebut
diprakarsai dalam diri guru sendiri ( an inquiry of practice from within )
b. Self reflective inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri merupakan ciri
PTK yang paling esensial.
c. PTK dilakukan di dalam kelas ,sehingga fokus penelitian ini adalah
kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan
interaksi.
d. PTK bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan
secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan.

5
3. Mata Pelajaran Matematika

Matematika adalah ilmu hitung secara informal dapat di definisikan sebagai


bilangan yang bisa langsung diperoleh dari bilangan bulat melalui beberapa
operasi dasar : tambah, kurang, kali, bagi.

Matematika adalah tulisan dikenal sebagai teorema Pythagoras yang kelihatan


sebagai hasil pembangunan matematika yang paling kuno dan tersebar luas
setelah aritmatika dasar dan geometri

4. Kajian Tentang Masalah PTK


1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research


yaitu satu Action Research yang dilakukan di kelas. Makna penelitian Tindakan
kelas dari segi semantik (arti kata ) adalah Action Research sesuai dengan arti
katanya, diterjemahkan menjadi penelitian tindakan yang oleh Carr dan Kemmis
( Mc Niff, 1991,p.2 ) didefinisikan sebagai berikut:
a. Penelitian tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang
dilakukan melalui refleksi diri.
b. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang
diteliti,seperti guru, siswa atau kepala sekolah
c. Penelitiantindakan dilakukan dalam situasi pendidikan
d. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki :dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktik-praktik pemahaman terhadap praktik tersebut ,serta
situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilaksanakan.
Mills ( 2000 ) mendefinisikan penelitian tindakan sebagai “ systematic inquiry
“ yang dilakukan oleh guru ,kepala sekolah ,atau konselor sekolah untuk
mengumoulkan informasi tentang berbagai praktik yang dilakukannya.
Informasi ini digunakan untuk meningkatkan persepsi serta mengembangkan
“reflektive practice“ yang berdampak positif dalam berbagai praktik
persekolahan, termasuk memperbaiki hasil belajar siswa

6
Dengan berbekalkan pengertian ini kita dapat mengkaji bahwa pengertian PTK
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi
diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa meningkat.

2. Mengapa Penelitian Tindakan Kelas Perlu Dilakukan Oleh Guru ?

Menurut Hopkins ( 1993 ) berkaitan dengan isu-isu seputar profesionalisme,


praktik di kelas, kontrol sosial terhadap guru, serta kemanfaatan penelitian
pendidikan.

Dari segi profesionalisme, penelitian kelas yang dilakukan oleh guru dipandang
sebagai satu unjuk kerja seorang guru yang profesional karena studi sistematik
yang dilakukan terhadap diri sendiri dianggap sebagai tanda ( hallmark ) dari
pekerjaan guru yang profesional .

Dari sini ada dua argumentasi yang dapat dikemukakan ( Hopkins , 1993,
hal .34 – 42 ) sebagai berikut :

1. Guru yang baik perlu mempunyai otonomi dalam melakukan penilaian


profesional, saran dan masukan dari luar tetap penting tetapi jumlah yang
menentukan apakah saran tersebut sesuai dengan kelas yang dihadapinya.
2. Ketidaktepatan paradigma penelitian tradisional dalam membantu guru
memperbaiki kinerjanya dalam mengajar, karena temuan -temuan penelitian
tradisional sangat sulit diterapkan dalam praktik pembelajaran di kelas.

B. Metode Pembelajaran

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan
pembelajaran. Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau tehnik
yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung.

Metode yang digunakan oleh guru dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah
asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan
tujuan pembelajaran. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai
tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk

7
mencapai tujuan yang lain, sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.

1. Pemilihan dan Penentuan Metode dalam Kegiatan Belajar Mengajar


bertolak dari :
a. Nilai Strategis Metode.

Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan.


Didalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik, ketika guru
menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik di kelas. Bahan pelajaran
yang diberikan oleh guru itu akan kurang memberikan dorongan (motivasi)
kepada anak didik bila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat.
Disinilah kehadiran metode menempati posisi penting dalam penyampaian bahan
pelajaran.

Bahan pelajaran yamg disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode


justru akan mempersulit guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pengalaman
membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh
pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas kurang bergairah dan kondisi anak
didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai
dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.Karena itu dapat
dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam
kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi
jalannya kegiatan belajar mengajar.

b. Efektifitas Penggunaan Metode


Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi
kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan
pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode
menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas, serta situasi
kelas.

Guru yang selalu senang menggunakan metode ceramah sementara tujuan


pembelajarannya adalah agar anak didik dapat memperagakan sholat ,adalah
kegiatan mengajar yang kurang kondusif. Seharusnya menggunakan metode yang

8
dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran ,bukannya tujuan yang harus
menyesuaikan diri dengan metode. Karena itu efektivitas penggunaan dapat
terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran
yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan tertulis.

c. Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode

Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran. Guru sebagai salah satu sumber belajar
berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar
anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah
melakukan pemilihan dan penentuan metode yang bagaimana yang akan dipilih
untuk mencapai tujuan pengajaran.

Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode –metode tertentu
yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan
pengajaran adalah agar anak didik dapar menuliskan sebagian dari ayat-ayat
dalam surah Al-Fatihah, maka guru tidak tepat menggunakan metode diskusi,
tetapi yang tepat adalah menggunakan metode latihan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

Winarno Surakhmad (1990: 97 )mengatakan,bahwa pemilihan dan penentuan


metode dipengaruhi oleh beberapa faktor,sebagai berikut :

a. Anak Didik

Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah


gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru akan
berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang
berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam. Demikian juga halnya
mengenai jenis kelamin mereka, ada yang berjenis kelamin laki-laki dan ada yang
berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang, dan
ada pula yang pendek, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan persamaan
pada setiap anak didik. Jika aspek biologis di atas ada persamaan dan perbedaan ,

9
maka pada aspek intelektual juga ada perbedaan. Para ahli sepakat bahwa secara
intelektual, anak didik selalu menunjukkan perbedaan.

Dari aspek psikologis sudah diakui ada juga perbedaan. Di sekolah perilaku anak
didik selalu menunjukkan perbedaan ,ada yang pendiam,ada yang kreatif, ada
yang suka biucara ,ada yang tertutup (introver) ada yang terbuka (ekstrover ),
ada yang pemurung,ada yang periang dan sebagainya. Semua perilaku anak didik
tersebut mewarnai suasana kelas. Perbedaan individual anak didik pada aspek
biologis, intelektual, dan psikologis sebagaimana disebutkan diatas,
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru
ambil dalam menciptakan lingkungan belajar yang kreatif.

b. Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan
dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara
herarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi,yaitu tujuan
pembelajaran,tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum, tujuan institusional, dan
tujuan pendidikan nasional.tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermediet
(antara) , yang paling langsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

c. Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari
hari ke hari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar
mengajar di alam terbuka, yaitu di luar ruang sekolah. Maka guru dalam hal ini
tentu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.
Di lain waktu , sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh
tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara
berkelompok. Anak didik dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar dibawah
pengawasan dan bimbingan guru. Disana semua anak didik dalam kelompok
masing-msing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah. Dalam
hal ini tentu guru telah memilih metode mengajar untuk membelajarkan anak
didiknya, yaitu metode problem solving. Demikianlah, situasi yang diciptakan
guru mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

10
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di
sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode
mengajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktik IPA, misalnya kurang
mendukung penggunaan metode eksperimen atau demonstrasi. Demikian juga
halnya ketiadaan mempunyai fasilitas olah raga,tentu sukar bagi guru menerapkan
metode latihan. Justru itu keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika
faktor lain mendukung.

e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru sarjana
pendidikan dan keguruan barangkali lebih banyak menguasai metode –metode
mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga ahli di bidang keguruan dan
wajar saja dia menjiwai dunia guru, berbeda dengan guru yang sarjana bukan
pendidikan dan keguruan. Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi
kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi
kendala dalam memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya yang
dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar belakang kan pendidikan guru.
Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Dengan demikian,
dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman
mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode mengajar.

3. Macam-macam Metode Mengajar


a. Metode Proyek
Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Penggunaan metode ini bertolak
dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak ditinjau

11
dari berbagai segi. Dengan perkataan lain, pemecahan setiap masalah perlu
melibatkan bukan hanya satu mata pelajaran atau bidang studi saja, melainkan
hendaknya melibatkan berbagai mata pelajaran yang ada kaitannya dan
sumbangannya bagi pemecahan masalah tersebut, sehingga setiap masalah dapat
dipecahkan secara keseluruhan yang berarti.

b. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen ( percobaan ) adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan
demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri,mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses
yang dialaminya itu.

c. Metode Tugas dan Resitasi


Metode resitasi ( penugasan ) adalah metode penyajian bahan dimana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya
tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman
sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau di
mana saja asal tugas itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena dirasakan
bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Artinya ,banyaknya
bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang.
Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan,maka metode
inilah yang biasa guru gunakan untuk mengatasinya.Tugas dan resitasi tidak sama
dengan pekerjaan rumah ( PR ), tetapi jauh lebih luas dari itu.Tugas biasanya bisa
dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan di tempt lainnya. Tugas
dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar ,baik secara individual, atau
dapat pula secara kelompok.

12
d. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa-siswa dihadapkan
kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.Tehnik diskusi adalah salah
satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di
dalam diskusi ini proses belajar mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua
atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi,
memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif
sebagai pendengar saja.

e. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan roleplaying dapat dikatakan sama artinya dan dalam
pemakaiannya sering disilih gantikan. Sosiodrama pada dasarnya
mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.

f. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
sedang dicari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai penjalasan
lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran
akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan
baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang
diperhatikan selama pelajaran berlangsung.

Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapat gambaran yang lebih jelas
tentang ha-hal yang berhubungan dengan tentang hal-hal yang berhubungan
dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya
sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-komponen yang
membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk
mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu.

13
g. Metode Problem Solving
Metode problem solving ( metode pemecahan masalah ) bukan hanya sekedar
metode mengajar,tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam
problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

h. Metode Karyawisata
Tehnik karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
siswa ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari /
menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko
serba ada, suatu peternakan atau perkebunan, museum, dan sebagainya. Banyak
istilah yang digunakan ,tetapi maksudnya sama dengan karyawisata, seperti
widyawisata, study tour, dan ada pula dalam waktu beberapa hari atau waktu
panjang.

i. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa
kepada guru. Metode tanya jawab adalah yang tertua dan banyak di gunakan
dalam proses pendidikan, baik dilingkungan keluarga, masyarakat maupun
sekolah.

j. Metode Latihan
Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan satu cara mengajar
yang baik untuk menanamkan kebiasaan - kebiasaan yang baik. Selain itu, metode
ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, kesempatan,
ketetapan, dan keterampilan.

k. Metode Ceramah.

14
Metode ceramah adalah metode yang boleh di katakan metode tradisional, karena
sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara
guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meski metode ini lebih
menuntut keaktifan guru dari pada anak didik, tetapi ini tidak bisa ditinggalkan
begitu saja dalam kegiatan pengajaran. Apa lagi dalam pendidikan pengajaran
tradisional, seperti di pedesaan, yang kekurangan fasilitas.

Cara mengajar ceramah dapat dikatakan juga sebagai teknik kuliah, merupakan
suatau cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau
informasi atau uraian tentang suatu pokok permasalahan serta masalah secara
lisan.

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode ceramah adalah cara panyajian
pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau penjelasan lisan langsung
terhadap siswa.

Adapun metode yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah metode demonstrasi.

 Metode Demonstrasi
1. Pengertian metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran
dengan mempertunjukkan secara langsung obyeknya atau caranya melakukan
sesuatu untuk mempertunjukkan proses tertentu. Metode demonstrasi dapat
digunakan pada semua mata pelajaran .

2. Keunggulan Metode Demonstrasi antara lain :

a. Siswa dapat memahami sesuai obyek sebenarnya.


b. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa
c. Siswa dibiasakan untuk kerja secara sistematis
d. Siswa dapat mengamati sesuatu secara proses.
e. Siswa dapat mengetahui hubungan struktural atau urutan obyek.
f. Siswa dapat membandingkan pada beberapa obyek.

3. Kelemahan Metode Demonstrasi

15
a. Dapat menimbulkan berfikir konkret saja.
b. Bila jumlah siswa banyak efektivitas demonstrasi sulit dicapai.
c. Bergantung pada alat bantu
d. Bila demonstrasi guru tidak sistematis ,demonstrasi tidak berhasil.
e. Banyak siswa yang kurang berani.

4. Langkah-langkah Metode Demonstrasi

a. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran


b. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan di demonstrasikan .
c. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan perhatian dan peniruan dari siswa .
d. Penguatan ( diskusi, tanya jawab, dan atau latihan ) terhadap hasil
demonstrasi
e. Kesimpulan

Dari berbagai uraian yang telah di kemukakan peneliti di atas, peneliti


menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika tentang
penjumlahan bilangan bulat karena :

1. Dapat menyebabkan siswa memahami suatu materi dengan cara kerja yang
sistematis.
2. Siswa dapat mengetahui hubungan struktural atau hubungan obyek.
3. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
4. Siswa dapat mengamati sesuatu secara proses.
5. Siswa dapat memahami sesuai obyek sebenarnya.

C. Tinjauan Hasil – hasil Penelitian Terdahulu

Abdulloh menyatakan bahwa selama pembelajaran Matematika berlangsung


banyak siswa yang kurang aktif memahami materi pelajaran dikarenakan hanya
menggunakan media buku paket saja , siswa jarang menanggapi pertanyaan yang
diberikan oleh guru sehingga hasil yang dicapai oleh siswa dalam ulangan
formatif sangat mengecewakan atau hasil ulangan formatif siswa tidak dapat
memenuhi standar ketuntasan belajar yang telah ditentukan.

16
Oleh karena itu Abdulloh melaksanakan penelitian tindakan kelas yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran
Matematika dengan menggunakan metode tanya jawab diharapkan hasil prestasi
siswa dapat meningkat dan memenuhi standar ketuntasan belajar yang kita
harapkan .

Ternyata penelitian yang dilakukan oleh Abdulloh membuahkan hasil yang


sangat menyenangkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai siswa pada
pembelajaran awal sebelum menggunakan metode tanya jawab menurut
Abdulloh adalah 40 %, tetapi setelah menggunakan metode tanya jawab hasil
belajar yang dicapai meningkat menjadi 90 % siswanya yang memenuhi standar
ketuntasan belajar.

Dengan berpedoman pada penelitian Abdulloh tersebut, maka peneliti mencoba


menerapkan penelitia tindakan kelas di kelas IV SDN 2 Suak Kecamatan
Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan, dengan menggunakan metode
demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang penjumlahan
bilangan bulat, agar prestasi belajarnya meningkat dan dapat memenuhi standar
ketuntasan belajar yang telah ditentukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SDN 2 Suak Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan.

17

Anda mungkin juga menyukai