NIM : 2108113066
Kelas :B
Mata kuliah : Class Room Action Reseach ( PTK )
Dosen : Dr. Wira Indra Satya, S. Pd, M. Kes
1. Self-reflective inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri PTK yang
paling esensial. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan
atau objek atau tempat lain sebagai responden, maka PTK mempersyaratkan guru
mengumpulkan data dari praktiknya sendiri melalui refleksi diri. Ini berarti, guru mencoba
mengingat kembali apa yang dikerjakannya di dalam kelas, apa dampak tindakan tersebut
bagi siswa, dan kemudian yang terpenting guru mencoba memikirkan mengapa dampaknya
seperti itu.
a. peran guru yang berfungsi sebagai pengajar di kelas:
1)Self-reflective inquiry membantu guru untuk merenungkan cara mereka mengajar di
kelas. Guru dapat memeriksa apakah metode pengajaran mereka efektif, apakah siswa
terlibat dengan baik, dan apakah tujuan pembelajaran tercapai.
2)Dengan merenungkan peran mereka sebagai pengajar, guru dapat mengidentifikasi
aspek-aspek dalam pengajaran mereka yang perlu diperbaiki, seperti teknik pengajaran,
penggunaan sumber daya, atau interaksi dengan siswa.
3)Self-reflective inquiry mendorong guru untuk secara kritis mengevaluasi pengalaman
pengajaran mereka. Guru mencari tahu apa yang telah berjalan baik (kekuatan) dan apa
yang perlu diperbaiki (kelemahan) dalam pembelajaran siswa.
4)Guru dapat menggunakan hasil renungan ini sebagai dasar untuk merancang tindakan
perbaikan yang konkret dalam pengajaran mereka.
b. Contoh masalah perbaikan pembelajaran dalam dua siklus pada mate pelajaran tertentu.
Siklus 1:
Masalah: Rendahnya tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
(SKI)
Langkah-langkah PTK:
●Mengidentifikasi masalah: Guru merenungkan hasil evaluasi siswa dan menemukan bahwa
banyak siswa kesulitan memahami materi SKI.
●Merencanakan tindakan perbaikan: Guru merancang rencana pembelajaran yang lebih interaktif
dan memanfaatkan alat bantu visual untuk membantu siswa memahami konsep.
Siklus 2:
Masalah: Masih ada beberapa siswa yang belum mencapai pemahaman yang diharapkan.
Langkah-langkah PTK:
2. Pelaksanaan PTK secara intensif dan terstruktur secara sistematis dapat menciptakan guru
yang professional
Dan dalam prosesnya butuh perencanaan, evaluasi dan perbaikan secara kontinyu, terstruktur
secara sistematis, melalui PTK hal ini bisa di lakukan untuk mencapai hal tersebut.
Guru bukan hanya bertugas untuk memeberikan pelajaran saja karena guru berperan dalam
membantu kelancaran dan keefektifan selama proses pembelajaran. Guru memiliki peranan yang
sangat banyak, guru berperan sebagai Korektor, Inspirator, Informator, Organisator, Motivator,
Inisiator, Fasilitator, Pembimbing, Demonstator, Pengelola Kelas, Mediator, Supervisor dan
Evaluator.
Guru yang baik perlu mempunyai otonomi dalam melakukan penilaian profesional,
sehingga sesungguhnya, ia tidak perlu diberitahu apa yang harus dia kerjakan. Ini tidak
berarti bahwa ia tidak dapat menerima masukan atau saran dari luar. Saran atau masukan
tersebut tetap penting, tetapi gurulah yang menentukan (memberikan professional
judgement) atau yang paling tahu apakah masukan/saran tersebut sesuai dengan kelas yang
dihadapinya.
Ketidaktepatan paradigma penelitian tradisional dalam membantu guru memperbaiki
kinerjanya dalam mengajar. Salah satu aspek yang tidak menguntungkan dari penelitian
tradisional adalah temuan-temuannya yang sangat sulit diterapkan dalam praktik
pembelajaran di kelas. Sebagaimana dikemukakan oleh Athur Bolster yang dikutip oleh
Hopkins (1993), pengaruh penelitian tentang mengajar terhadap praktik pembelajaran
sangat kecil karena asumsi atau titik tolak tentang mengajar yang digunakan para peneliti
berbeda dengan asumsi atau titik tolak yang digunakan para guru. Sebagai akibatnya,
kesimpulan resmi yang dihasilkan oleh berbagai penelitian tersebut kurang relevan dengan
kebutuhan para guru yang mengajar di kelas.