Anda di halaman 1dari 6

Nama : Bayhaqi

NIM : 2108113066
Kelas :B
Mata kuliah : Sejarah Pendidikan Islam
Dosen : Dr. Taqiyyudin, M. Pd

Kriteria dan Makna Sejarah, Sumber dan Obyek Sejarah, dan Kegunaan mempelajari Sejarah
Sejarah adalah suatu hal yang tak bisa dilepaskan dari peradaban manusia yang akan
mengalami perkembangan dan evolusi. Manusia adalah makhluk yang dinamis, sehingga mampu
menciptakan sejarah yang pada akhirnya akan dimanfaatkan bagi kehidupan berikutnya. Oleh
karena itu kita juga wajib banget mengetahui dan memahami pengertian dari sejarah. Sebab
sejarah bisa memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan seseorang.

A. Pengertian Sejarah

Sejarah merupakan kejadian masa lampau yang tak boleh kita lupakan, karena tanpa adanya
sejarah kita tidak akan ada seperti pada zaman sekarang ini.

a. Pengertian sejarah Secara Etimologi


Kata ‘’Sejarah’’berasal dari Bahasa Arab ‘’syajaratun’’, artinya pohon. Apabila
digambarkan secara sistematik, sejarah hampir sama dengan pohon, memiliki cabang dan ranting
, bermula dari sebuah bibit, kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Seirama
dengan kata sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang berasal dari bahasa arab.
Sejarah dalam dunia Barat disebut historie (Perancis), historie (Belanda) , dan history
(Inggris),dari bahasa Yunani, istoria yang berarti ilmu.
Menurut definisi yang umum, kata history berarti ‘’masa lampau umat manusia’’. Dalam
bahasa Jerman disebut Geschichte, barasal dari kata geschehen yang berarti terjadi. Sedangkan
dalam bahasa Arab disebut tarikh, berasal dari akar kata ta’rikh dan taurikh yang berarti
pemberitahuan tentang waktu dan kadangkala kata tarikhus syai’I menunjukan arti pada tujuan
dan masa berakhirnya suatu peristiwa.
Dalam pengertian lain, sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa
lampau (events in the past). Dalam pengertian yang lebih seksama sejarah adalah kisah dan
peristiwa masa lampau umat manusia.
Dalam istilah bahasa-bahasa eropa, asal muasal istilah sejarah yang di pakai dalam literatur
bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu banyak yang mengakui bahwa
istilah sejarah berasal muasal, dalam bahasa yunani historia. Dalam bahasa inggris dikenal
dengan history, bahasa perancis historie , bahsa italia storia, bahsa jerman geschichte, yang
berarti terjadi, dan bahasa belanda di kenal gescheiedenis.
Melihat pada makna kebahasaaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa
pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena masalah waktu itu
penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini
dengan membuat periodisas.

b. Pengertian sejarah secara epistimologi


Dalam khazanah filsafat, secara singkat epistemologi diartikan sebagai teori ilmu
pengetahuan. Pembicaraan dalam epistemologi pada pokoknya berhubungan dengan upaya untuk
menjawab bagaimana karakteristik pengetahuan ilmiah, bagaimana metodologi untuk
memperolehnya dan apa kriteria keabsahan dan kebenarannya serta bagaimana mengujinya.
Epistemologi merupakan bentukan dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu episteme yang
berarti pengetahuan dan logos yang juga berarti pengetahuan atau informasi. Jadi epistemologi
adalah pengetahuan tentang pengetahuan.

Masalah sejarawan dalam usahanya memilih suatu subjek dalam mengumpulkan informasi
mengenai subjek itu (kegiatan tersebut belakangan sering kali diberi nama yunani heuristik).
Heuristik sejarah tidak berbeda dalam hakikatnya dengan kegiatan bibliografis yang lain sejauh
menyangkut. Akan tetapi sejarawan harus mempergunakan banyak material yang tidak terdapat
didalam buku-buku. Jika bahan-bahan itu bersifat arkeologis, epigrafis, atau numismatis, untuk
sebagian besar yang harus bertumpu kepada museum.

Jika bahan-bahan itu berupa dokumen-dokumen resmi, maka ia harus mencari di arsip,
pengadilan-pengadilan, perpustakaan pemerintah, dan lain-lain. Jika bahan-bahan itu merupakan
dokumen-dokumen pribadi yang tidak terdapat dalam koleksi-koleksi resmi, ia mungkin harus
mencarinya diantara dokumentasi perusahaan-perusahaan, ruang piagam dari puri-puri kuno,
milik berharga kolektor autograph, dokumen-dokumen gereja, dan sebagainya.jika telah
memikirkan sesuatu subjek, dengan pembatasan-pembatasan yang sedikit banyak bersifat pasti,
mengenai perorangan, wilayah, waktu, dan fungsi (yakni aspek-aspek ekonomi, politik,
intelektual, diplomasi, atau aspek-aspek karya lainnya) yang bersangkutan, ia mencari bahan-
bahan yang mungkin ada sangkut pautnya dengan perorangan diwilayah itu pada waktu itu yang
berfungsi secara itu. Bahan-bahan itu adalah sumber-sumbernya semakin cermat pembatasannya
mengenai perorangan, wilayah, waktu dan fungsi, semakin besar kemungkinannya bahwa
sumber-sumbernya akan ada sangkut pautnya dengan subjeknya.

c. Aksiologi

Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri. jadi,
aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari
pengetahuan, dan sebenarnya ilmu pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa
memanfaatkannya dan tentunya dimanfaatkan sengan sebaik-baiknya dan dijalan yang baik pula.
karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih itu di
manfaatkan di jalan yang tidak benar.

Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. ilmu tidak bebas nilai
artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan
moral suatu masyarakat; sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat
dalam usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan
bencana.

1. Tujuan ilmu Sejarah

Jika mahasiswa ditanya oleh dosen atau profesornya; Apa tujuan anda memepelajari
sejarah? Bagi mahasiswa pintar akan menjawab dari dua aspek, yaitu:

Pertama; Untuk memenuhi rasa ingin tahu mengenai peristiwa-peristiwa masa lampau,
tentang bagaimana deskripsi peristiwanya, mengapa peristiwa itu terjadi dan bagaimana akhir
peristiwa itu, serta perkiraan implikasi atau dampak peristiwa tersebut terhadap bidang-bidang
kehidupan lainnya.

Kedua; Untuk mengetahui lebih mendalam apakah sejarah itu suatu seni atau suatu
disiplin ilmu, Profesor Charles A. Beard, dalam pidatonya selaku Presiden Perserikatan Ahli
Sejarah Amerika di New York, 1933 dengan judul: “Written History as an Act of Faith”
menyatakan bahwa: Sejarah sebagai disiplin ilmu dan sebagai seni kedua hal itu saling mengisi.
Tetapi yang pasti bahwa, sejarah memiliki metode yang berilmiah. Berjuta-juta fakta sejarah
dapat dipastikan secara meyakinkan baik bagi awam maupun bagi para ahli.

2. Manfaat Ilmu Sejarah

Sejarah selalu dikaitkan dengan pernyataan peristiwa atau kejadian masa lampau. selaku
sebuah cerita, sejarah memberikan sesuatu keadaan yang sebetulnya terjadi, berbeda dengan
dongeng, yang juga berbentuk cerita, tetapi hanya sekadar pelipur lara. Kejadian-kejadian yang
dimunculkan dalam dongeng hanyalah merupakan hayalan penyusun cerita tersebut.

Dalam cerita sejarah, sumbernya adalah kejadian pada masa silam berdasarkan
peninggalan sejarah. Peninggalan itu berupa hasil perbuatan manusia sebagai makhluk social.

Selama manusia masih ada rasa serba ingin tahu terhadap perbuatan-perbuatan masa
lampau, selama itu akan terasa perlunya memepelajari sejarah. Dari perbuatan-perbuatan tersebut
kita dapat bercermin dan menilai, perbuatan-perbuatan mana yang merupakan keberhasilan dan
mana yang merupakan kegagalan.

Dengan demikian manfaat yang dapat kita petik dengan mengetahui sejarah kita akan
dapat berhati-hati agar kegagalan itu tak terulang kembali. Tepatlah kata Confutse, seorang
Filosof Cina Berkata “sejarah mendidik kita supaya bertindak bijaksana”. Selanjutnya, seorang
ahli sejarah Yunani berkata “Histori ist Magistra Vitae” artinya: “sejarah bermanfaat sebagai
guru yang baik” sehingga terciptalah sebuah cerita sejarah yang berdasarkan pada kenyataan,
dalam bentuk peninggalan atau sumber sejarah.

Para ahli memandang kejadian-kejadian itu dengan dengan bermacam-macam


interpretasi. Pandangan-pandangan para ahli itu juga disebut teori sejarah yang tak luput dari
pandangan hidupnya.

Dalam buku “Penggunaan Ilmu Sejarah”oleh Roeslan Abdul Gani memandang bahwa
Ilmu sejarah ibarat penglihatan tiga dimensi yaitu penglihatan ke masa silam, kedua ke masa
sekarang dan kemudian ke masa depan.

Pendapat diatas mengandung pengertian bahwa dalam menyelidiki masa silam itu kita
tidak dapat melepaskan diri pada kenyataan kejadian masa sekarang yang sedang kita alami
bersama, dan sedikit banyaknya juga kita tidak melepaskan diri dari perspektif kita ke masa
depan.
Sebagai rangkuman dapat dikemukakan bahwa tujuan dan manfaat yang dapat diperoleh
dalam mempelajari ilmu sejarah, ialah:

1. Untuk memperoleh pengalaman mengenai peristiwa-peristiwa sejarah dimasa lalu baik positif
maupun pengalaman negative dijadikan hikmah agar kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi
tidak terulang kembali.

2. Untuk mengetahui dan dapat mengusai hukum-hukum sejarah yang berlaku agar kemudian
dapat memanfaatkan dan menerapkannya bagi mengatasi persoalan-persoalan hidup saat
sekarang dan yang akan dating.

3. Untuk menumbuhkan kedewasaan berpikir, memiliki vision atau cara pandang kedepan yang
lebih luas serta bertindak lebih arif dan bijaksana terutama dalam mengambil keputusan.

B. Karakteristik Sejarah dan Kedudukan Ilmu Sejarah

Dalam pengertian yang luas kata “sejarah” mengandung makna segala peristiwa yang
sifatnya sudah terjadi (historiaartinya description, narration complexus factorum), termasuk
berita yang faktual yang sudah terjadi. Dengan demikian kita bisa membedakan suatu “sejarah”
bumi, atau tumbuh-tumbuhan, sejarah manusia, yaitu berita atau peristiwa, bagaimana terjadinya
akibat apa yang ditimbulkan atas peristiwa tersebut.

Tetapi dalam pengertian yang sempit kata sejarah dipakai untuk menunjukkan karakteristik
perbuatan manusia. Manusia sebagai enssociale artinya sebagai makhluk sosial dan suatu
kebahagiaan berganda masyarakat . Dengan demikian, subjektum-subjektum sejarah adalah
manusia dan objektum-objektum sejarah adalah perbuatan, pekerjaan atau hasil usaha manusia
yang sudah tentu dipilah-pilah yang punya nilai sejarah.

Kalau ilmu dapat dipandang sebagai bentuk kegiatan manusia, maka sejarah dengan
subjeknya adalah manusia dan objek sejarah sebagai hasil perbuatan manusia. Hasil kegiatan
manusia yang disebut sejarah setelah memiliki kriteria atau sifat-sifat ilmu seperti yang
dijabarkan diatas , juga dapat dipastikan bahwa sejarah telah mengandung tiga aspek pokok yang
merupakan ciri ilmu pengetahuan, yaitu:

1. Sejarah dilakukan oleh manusia dalam rangka memperoleh pengetahuan baru,

2. Sebagai pengetahuan, ilmu sejarah memang mengkaji peristiwa-peristiwa masa lampau tetapi
peristiwanya dikupas, dianalisis dengan meneliti sebab akibatnya.
3. Hasil analisis tersebut dirangkumkan kembali sehingga dapat diperoleh pengertian dalam
bentuk sintesis yang dapat memberi penejelasan mengenai aspek-aspeknya:

a. Bagaimana (deskripsi) peristiwanya?

b. Mengapa peritiwanya terjadi?

c. Ke mana arah peristiwa itu selanjutnya ?

atau sejauh mana pengaruh peristiwa tersebut terhadap waktu-waktu berikutnya?

Jadi ilmu sejarah memperoleh kedudukan sebagai ilmu setelah berbagai peristiwa sejarah
itu disoroti sebagai suatu permasalahan dengan cara menganalisi hubungan sebab akibatnya
sedemikian rupa, sehingga dapat ditemukan hukum-hukum sejarah tertentu yang menjadi
patokan bagai terjadinya peristiwa-peristiwa dimaksud.

Juga dengan dipenuhinya kriteria atau ciri-ciri ilmu, yaitu :

1. Sejarah memiliki tujuan atau objek sasaran tertentu,

2. Memiliki metode,

3. Sejarah bersifat sistematis,

4. Sejarah bersifat empiris,

5. Bersifat rasional dan objektif,

6. Dapat diverifikasi, maka sejarah adalah pengetahuan yang bersifat ilmiah.

Oleh karena itu, hasil penelitian ilmu sejarah berupa “historiografi atau penulisan ilmu
sejarah” pada akhirnya harus dapat dipakai sebagai norma untuk pedoman bagi keadaan sekarang
dan memperhitungkan segala sesuatu yang mungkin dapat terjadi pada waktu yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai