1. Menurut Istilah
a. Dalam bahasa Inggris, kata Sejarah berasal dari kata Historia yang
berarti masa lampau; masa lampau umat Manusia.
Aspek-Aspek Sejarah
Ada tiga aspek dalam sejarah yakni masa lampau, masa kini, dan masa
yang akan datang antara lain sebagai berikut...
Masa lampau, menjadi awal balik dalam masa yang akan datang sehingga
dalam sejarah terdapat pelajaran mengenai nilai dan moral.
Masa kini, adalah sejarah yang menjadi sumber pemahaman bagi generasi-
generasi penurus dari masyarakat terdahulu sebagai cermin untuk menuju
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sumber Sejarah
Sumber Sekunder adalah benda-benda tiruan dari benda aslinya atau sumber
pustaka hasil para para ahli sejarah, laporan penelitian, dan terjemahan
kitab-kitab kuno
Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi
yang disusun menurut ingatan, tafsiran, manusia atau kesan.
b. Unsur Sejarah - Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.
Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai sifat
krologis dalam kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep periodisasi.
Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran
karena peristiwa sejarha dapat berlansung secara kompleks tergantung dari
akal manusia dengan lingkungan yang ada.
Sejarah terikat oleh waktu, karena waktu memegang peranan penting yang
harus terdapat dalam sejarah. tetapi ilmu pengetahuan tidak terikat oleh
waktu karena bukan hal yang penting dari ilmu pengetahuan
Sejarah terikat oleh tempat, karena memiliki sifat yang unik dan einmalig
atau terjadi hanya sekali. Sifat unik terikat oleh tempat atau spasial.
Sejarah terikat oleh kekhususan, karena tempat dan waktu mmbuat sejarah
menjadi uni dan khusus.
2. Teori Yunan
Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia
yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina
bagian selatan. Menurut pendukung teori Yunan, pendapat mereka didasari
oleh dua hal berikut:
Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki
kemiripan dengan kapak tua yang ada di kawasan Asia Tengah.
Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki
kemiripan dengan bahasa Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut
membuka kemungkinan bahwa penduduk di Kamboja berasal dari
daratan Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan
tersebut selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka
melanjutkan perpindahan dan sampai ke Nusantara.
3. Teori Out of Taiwan
Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal
dari Taiwan bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah
Harry Truman Simanjuntak. Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari
keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku di Nusantara memiliki
rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang
bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari
rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan, selain
hal tersebut menurut riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom
tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah Cina.
4. Teori Out of Afrika
Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini
berasal dari Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui
penelitian DNA mitokondria gen perempuan dengan gen laki-laki. Menurut
Max Ingman (ahli genetika dari Amerika Serikat), manusia modern yang ada
sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun
lalu.Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika melakukan
migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi
tersebut menuju Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke
lembah Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab
Levant dan jalur kedua melewati Laut Merah.
BIDANG
MASA
KEHIDUPA MASA HINDU-BUDHA MASA ISLAM
PRAAKSARA
N
Sastra Belum ada karya Pengaruh Hindu-Buddha Kosakata bahasa Arab baik
dan sastra yang pada bahasa adalah lisan maupn tulisan mulai
Bahasa dihasilkan dikenal dan digunakannya banyak digunakan. Hasil
bahasa Sanskerta dan karya sastra berupa
huruf Pallawa oleh hikayat, babad, suluk dan
masyarakat Indonesia. syair.
Hasil sastra berupa kitab
kitab yang ditulis oleh
Mpu Tantular, Mpu
prapanca dan lainnya.
b. Portugis
Berita Columbus berhasil menemukan daerah baru membuat Raja Portugis
penasaran dan mengutus Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi
meenjelajahi samudra mencari Tanah Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain
agar lebih cepat menuju Tanah Hindia. Sebelum Vasco da Gama diperintahkan
oleh Raja Portugis, sudah ada pelaut lain yang melakukan pelayaran yaitu
Bartholomeus Diaz. Ia melakukan pelayaran mencari daerah timur dengan
menelusuri pantai barat Afrika, hingga pada tahun 1488 karena serangan ombak
yang besar terpaksa Bartholomeus Diaz dan rombongan mendarat di ujung
Selatan Benua Afrika, yang kemudian tempat tersebut diberi nama Tanjung
Harapan. Bartholomeus Diaz tidak melanjutkan pelayaran melainkan bertolak
kembali ke negaranya.
Pada tahun 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan
memulai penjelajahan mengikuti rute yang telah dilalui oleh Bartholomeus Diaz.
Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah ia sewa, setelah singgah di
Tanjung Harapan ia dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan melalui
pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Samudra
Hindia. Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama berhasil mendarat di Kalikut
di pantai barat India. Setelah beberapa tahun tinggal di India mereka menyadari
bahwa Ini bukan daerah penghasil rempah-rempah. Karena hal tersebut, tahun
1512, Alfonso de Albuquerque bersama beberapa buah kapal ke Maluku. Awalnya
masyarakat Maluku menyambut baik .Pada saat itu, kesultanan Ternate di Maluku
diperintah oleh Kaicil Darus. Sultan ternate itu meminta bantuan Portugis untuk
mendirikan benteng di Ternate dengan tujuan agar ternate terhindar dari
kemungkinan serangan dari daerah lain. Tahun 1522 Portugis mengabulkan
pemintaan Sultan Ternate dengan mendirikan benteng Saint jhon. Pendirian
benteng tersebut ternyata harus dibayar mahal oleh Ternate karena Portugis
menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate.
Sultan ternate terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoli
pendagangan dengan Portugis.
c. Belanda
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-
rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di
bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil
rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan
putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol
mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara
dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam
pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika
Tanjung HarapanSamudra HindiaSelat SundaBanten.. Kedatangan
rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat
Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap
yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten.
Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck
dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada
saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga
kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga
sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten. Keberhasilan
rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-
orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan
di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus
menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat
yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan
dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara
resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau
Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang
pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang
Belanda.
2. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik
dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
d. Inggris
Pada tahun 1586 Inggris mendatangi Indonesia yang dipimpin oleh Thomas
Cavendish dengan melewati jalur yang sama. Ratu Elisabeth memberikan sebuah
hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus segala
hubungan perdagangan dengan Asia. EIC mengirim armada untuk menuju
Indonesia. EIC dapat melewati jalan Portugis tetapi gagal untuk masuk Indonesia.
Sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor
dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan
Makassar. Pada tahun 1811, Inggris kembali melakukan penyerangan Terhadap
Belanda untuk dapat menguasai Indonesia. Ketika melakukan penyerangan itu
Gubernur Jendral Deandels tengah dipanggil untuk kembali ke Belanda dan
digantikan oleh Gubernur Jendral Jan Jansen. Penyerangan yang dilakukan Ingris
dapat melupuhkan kekuasaan Belanda. sehingga belanda menyerahkan
kekuasaannya di Indonesia kepada Inggris.
Penyerahan kekuasaan ditandai dengan di buatnya sebuah perjanjian, yang
disebut dengan "Perjanjian Tuntang" pada tanggal 18 sepember 1811, yang
berisikan:
a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
c. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris
dapat memegang jabatannya terus
d. Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu, bukan menjadi
tanggung jawab Inggris.
Satu minggu sebelum perjanjian itu dilakukan, Raja Lord Minto yang
berkedudukan di India, mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil
Gubernur . Sehingga Raffles memiliki kekusaan penuh di Indonesia. Kedatangan
Raffles di Indonesia mendapat sebuah penyambutan yang hangat dari pada Raja-
Raja Melayu saat itu. Raffles datang pertama kali ke Indonesia dengan keadaan
dimana rakyat menderita dengan semua perjanjian yang telah dibuat oleh
Belanda. sehingga Raffles membuat sebuah kebijakan baru meliputi:
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
b. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa
pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan
kedudukannya sebagai kepala pribumi secara turun-temurun. Mereka
dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung di bawah
kekuasaan pemerintah pusat.
2. Bidang Perekonomian dan Keuangan
a. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor
b. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan
wajib (Verplichte Leverantie)
c. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent).
d. Pemungutan pajak pada mulanya secara perorangan menjadi
dibayarkan kepada kolektor yang dibantu kepala desa tanpa melalui
bupati.
3. Bidang Sosial
a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
b. Penghapusan perbudakan
4. Bidang Pendidikan
a. Ditulisnya buku berjudul History of Java
b. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd untuk mengadakan
penelitian yang menghasilkan buku berjudul History of the East Indian
Archipelago
c. Raffles juga aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah
perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Ditemukannya bunga bangkai yang akhirnya diberi nama Rafflesia
Arnoldi
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor
Kekuasaan Inggris di Indonesia diakhiri dengan dibuatnya Convention Of London
pada tahun 1814 yang berisikan:
1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan
Inggris.
3. Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka
diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.
Kekusaan Inggris di Indonesia hanya berlangsung hanya sebentar, sekitah tahun
1811 -1816.
e. Jepang
Pada 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke pangkalan militer
Amerika Serikat di Asia Timur Raya, tanggal 11 Januari 1942 Jepang menduduki
daerah minyak dengan mendarat di Tarakan Kalimantan Timur,di lanjutkan ke
Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan Banjarmasin. Pada tanggal 16 Februari
1942 Jepang menduduki Palembang ,setelah daerah-daerah di luar di kuasai
,Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah jawa sebagai pusat
pemerintahan Hindia Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat
di Pulau Jawa (Teluk Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di bawah pimpinan
Letjen Hitoshi Immamura . Untuk menghadapi tentara Jepang ,Belanda pernah
membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang di sebut ABDACOM
(American British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang .
Belanda menguras semua hasil alam yang dimiliki Kepulauan Maluku, seperti
Rempah-rempah, akibatnya rakyat hidup sengsara dan menderita. Melihat hal itu
Pattimura bangkit memimpin rakyat Maluku untuk mengusir Belanda. Pasukan
Pattimura berhasil merebut benteng Duursted pada tanggal 16 Mei 1817. Dalam
peristiwa ini menewaskan Residen Van Den Berg dan sebagai balasan atas
kekalahannya ,Belanda mendatangkan bala bantuan yang lebih banyak dan
dengan senjata lengkap untuk merebut benteng itu kembali.
3. Perjuangan Untung Suropati
(SI) pecah menjadi dua yaitu SI Sayap Putih dan SI Sayap Merah.
1. SI sayap kanan atau SI Sayap putih
Berlandaskan nasionalisme dan keislaman. Tokohnya HOS Cokroaminoto
dan H. Agus Salim serta Surya Pranoto. Pusatnya di Jogjakarta.
2. SI sayap kiri atau SI sayap merah
Berhalauan komunis yang nantinya menjadi PKI. Tokohnya Semaun.
Pusatnya di Semarang.
C. Indische Partij
Didirikan pada tahun 1912 di kota Bandung oleh Tiga Serangkai, yaitu
E.F.E. Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara yang
bertujuan menumbuhkan dan meningkatkan nasionalisme untuk memajukan
tanah air yang dilandasi jiwa nasional serta mempersiapkan kehidupan rakyat
yang merdeka.
Dengan tujuannya itu, IP menempatkan diri sebagai organisasi politik
pertama di Indonesia. Pada tahun 1913, IP dinyatakan sebagai partai
terlarang karena tulisan Suwardi Suryaningrat berjudul Als Ik een
Nederlander was (Jika Saya Seorang Belanda) yang secara tajam menyindir
tindakan pemerintah kolonial . Program Indische Partij:
Menanamkan cita-cita persatuan nasional Indonesia.
Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan
Memberantas tindakan yang membangkitkan kebencian antar-agama
dan ras.
Memperkuat pengaruh pro-Hindia (Indonesia) dalam pemerintahan
kolonial.
Menyerukan perbaikan ekonomi bangsa Indonesia
D. Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad
Dahlan dengan tujuan mengembangkan ajaran agama Islam, memberantas
kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama yang benar, dan
memajukan pemahaman ilmu agama Islam di antara para anggota.
E. Perhimpunan Indonesia
Berasal dari organisasi pelajar Indonesia bernama Indische Vereeniging.
Organisasi itu didirikan pada tahun 1908 sebagai forum komunikasi di antara
pelajar Indonesia yang merantau di luar negeri. Tokoh PI antara lain
Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid Joyoadiningrat, Iwa
Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan Mangunkusumo, dan
Nazir Datuk Pamuncak.
F. Partai Komunis Indonesia
Berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Dalam melaksanakan programnva, PKI
berpegang teguh pada kebijakan Komintern (Komunis Internasional). SI
terpecah menjadi SI Merah (julukan untuk SI prokomunis) dan SI Putih
(julukan untuk SI nonkomunis). Akhirnya, aturan disiplin SI, mengharuskan
anggota SI Merah keluarr dari SI. Peristiwa pada tahun 1921 itu menandai
berdirinya PKI sebagai organisasi politik yang berdiri sendiri.
G. Partai Nasional Indonesia
Didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung di bawah pimpinan Ir.
Sukarno. PNI bertujuan mencapai Indonesia merdeka dengan usaha sendiri.
Ideologi PNI disebut Marhaenisme. Sebagai wadah persatuan politik yang ada
di Indonesia pada tanggal 17 Desember 1927 diselenggarakan kongres
pertama dengan tujuan agar langkah dan perjuangan partai-partai yang ada
seragam. Kongres Partai Nasional Indonesia pertama di Surabaya( 27 30
Mei 1928). Kongres ini menetapkan beberapa hal berikut.
1. Susunan program yang meliputi:
a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional.
2. Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi.
3. Memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan kekuatan
sendiri.
Berikut program-programnya:
Bidang Politik
Memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan Indonesia.
Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah nasional.
Menuntut kemerdekaan pers dan berserikat
E. Dampak pendidikan
A. Pendidikan Pada Masa Kolonial Belanda
Jepang mewajibkan bagi setiap murid sekolah untuk rutin melakukan beberapa
aktivitas berikut ini:
1 Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;
2 Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang,
Tenno Heika setiap pagi;
3 Setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada
cita-cita Asia Raya;
4 Setiap pagi mereka juga diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang;
5 Melakukan latihan-latihan fisik dan militer;
6 Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan. Bahasa
Jepang menjadi bahasa yang juga wajib diajarkan.
2. Peristiwa Rengasdengklok
Seperti diketahui di atas bahwa demam proklamasi telah melanda para
pemuda Indonesia. Pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam,
utusan pemuda yang terdiri dari Wikana dan Darwis menghadap Bung Karno di
Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Wikana menyampaikan tuntutan agar
Bung Karno mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia esok hari, yaitu
pada tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno menolak tuntutan itu karena ia tidak
mau meninggalkan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
lainnya. Apalagi anggota-anggota PPKI sudah diundang bersidang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh
sekelompok pemuda ke Rengas Dengklok yakni sebuah tempat di sebelah timur
kota Jakarta. Maksud dan tujua para pemuda membawa kedua pemimpin
tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung Hatta mengumumkan proklamasi
kemerdekaan Indonesia secepatnya. Bung Karno dan Bung Hatta adalah
pemimpin yang berwibawa besar dan berpendirian teguh. Beliau tidak mau
dipaksa oleh para pemuda. Namn beliau sangat memahami maksud para
pemuda yang dibakar oleh semangat untuk merdeka.
Sementara itu, di Jakarta tercapai kesepakatan antara Mr. Ahmad Subardjo
dari golongan tua dengan Wikana dan Yusuf Kunto dari golongan muda untuk
membawa kembali Bung Karno dan Bung Hatta ke Jakarta. Pada hari Kamis
tanggal 16 Agustus 1945 pukul 16.00 sore, Mr.Ahmad Subardjo dengan diantar
oleh Yusuf Kuntomenuju Rengasdengklok untuk menjemput kembali Bung Karno
dan Bung Hatta. Pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul 21.00 rombongan
meninggalkan Rengasdengklok kembali ke Jakarta.Sekitar pukul 23.00
rombongan tiba di rumah Bung Karno untuk menurunkan Ibu Fatmawati (Isteri
Bung Karno), yang ikut dibawa ke Rengasdengklok.
Pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi, Bung Karno memimpin rapat
PPKI di rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.
Rapat itu terutama untuk membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
Para hari Jumat, bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00
wib dilaksanakan upacara Proklamasi kemerdekaan indonesia dengan susunan
acara :
1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dikenal sebagai Bapak Proklamator. Beliau berjasa
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat jalur perundingan. Banyak
peristiwa penting yang melibatkan Soekarno, baik masa persiapan
kemerdekaan sampai usaha mempertahankannya.
Jasa dan peranan beliau antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan
Rajiman Wedyodiningrat ke Dalat, Vietnam. Mereka bertemu Jenderal
Terrauchi untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia.
2. Tanggal 17 Agustus 1945, membacakan Proklamasi Kemerdekaaan RI dan
bersama Mohammad Hatta menandatangani naskah proklamasi.
3. Tanggal 18 Agustus 1945 dilantik menjadi presiden RI.
4. Tanggal 23 Agustus 1945, membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).
5. Tanggal 28 Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan Inggris di
Surabaya.
2. Drs. Mohammad Hatta
Peran Drs. Mohammad Hatta dalam usaha mempertahankan
kemerdekaan antara lain sebagai berikut:
1. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
2. Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar
(KMB) di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus2 November 1949.
3. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan
kedaulatan Republik Indonesia.
4. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi
wakil presiden pertama Republik Indonesia.
3. Sultan Hamengkubuwono IX (HB IX)
Peranan HB IX dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia antara
lain sebagai berikut:
1. Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX
menyatakan bahwa Kesultanan Jogjakarta adalah bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pada saat ibu kota RI di Jakarta diserang Belanda, HB IX
mempersiapkan dan menyediakan Kota Jogjakarta sebagai pusat
pemerintahan RI.
3. HB IX menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Roem
Royen.
4. Saat terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949, HB IX membantu TNI
menyediakan Keraton Jogjakarta sebagai tempat persembunyian para
pejuang dan TNI.
5. Tanggal 13 Juli 1949, HB IX diangkat menjadi Menteri Koordinator
Pertahanan Keamanan pada sidang pertama kabinet Indonesia.
6. Tanggal 27 Desember 1949, HB IX mewakili Indonesia dalam
penandatanganan kedaulatan RI dan menerima penyerahan kedaulatan
dari Belanda.
4. Jenderal Soedirman
Peranan Jenderal Soedirman dalam perjuangan mempertahankan
kemerdekaan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 12 Desember 1945, memimpin TKR di Ambarawa dalam
menggempur dan mengusir Inggris. Saat itu beliau masih berpangkat
kolonel.
2. Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya
melawan Belanda dalam Agresi Militer Belanda II.
Satu hal yang perlu kamuh ingat, Jenderal Soedirman tetap berjuang
memimpin pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan
atas jasa dan pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat
sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.
Kelemahan :
Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi
1667 Triliun pada awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret
2009
Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi
Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya
banyak berpusat di aceh, karena provinsi aceh telah di porak
porandakan oleh bencana alam stunami pada tahun 2004.
Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank century
Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam
mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada
waktu tertentu. Selain melatih kita untuk dapat berpikir sinkronik dan kronologis,
sejarah juga mengajarkan kepada kita cara berpikir holistik. Holistik mempunyai
pengertian menyeluruh, artinya dalam mengamati atau mempelajari suatu
peristiwa kita hendaknya menggunakan cara pandang dengan mempertimbangkan
berbagai aspek. Sebagai contoh, kita ingin mempelajari mengapa perang dapat
terjadi? Dengan cara berpikir holistik kita akan mulai mempelajari sebab-sebab,
tokoh yang terlibat, di mana terjadinya, kapan terjadinya, faktor pemicu, usaha-
usaha yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya perang, korban, dan akibat
dari perang tersebut. Oleh karena itu, kita juga belajar bahwa setiap akibat pasti
ada sebabnya, sejauh mana kemampuan kita dapat mencegah sebab atau
mengurangi atau bahkan menghindari akibat yang tidak kita inginkan.
a. Bidang Keagamaan
Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, telah berkembang kepercayaan
yang berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang di Indonesia. Kepercayaan
itu bersifat animisme dan dinamisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan
terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme
merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.
Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia secara
perlahan memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elit di
sekitar istana.
b. Bidang Politik
Masyarakat Indonesia dikenalkan oleh orang-orang India tentang sistem
pemerintahan kerajaan. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat
bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan
terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Kemudian, pemimpin
ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai dengan
peraturan hukum kasta.Karena itu, lahirlah kerajaan-kerajaan di Indonesia,
seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha
lainnya.
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-Buddha
Masa Hindu dan Buddha
c. Bidang Sosial
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal
aturan kasta, yaitu: (1) Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), (2)
Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan), (3) Kasta Waisya
(pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit). (4) Kasta Sudra (rakyat jelata dan
pekerja kasar). Namun, unsur budaya Indonesia lama masih tampak dominan
dalam semua lapisan masyarakat. Sistem kasta yang berlaku di Indonesia
berbeda dengan kasta yang ada di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Hal ini
tampak pada kehidupan masyarakat dan agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan
silsilahnya, Raja Kundungga adalah orang Indonesia yang pertama tersentuh
oleh pengaruh budaya India. Pada masa pemerintahannya, Kundungga masih
mempertahankan budaya Indonesia karena pengaruh budaya India belum
terlalu merasuk ke kerajaan. Penyerapan budaya baru mulai tampak pada saat
Aswawarman, anak Kundungga, diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya.
Adanya pengaruh Hindia mengakibatkan Kundungga tidak dianggap sebagai
pendiri Kerajaan Kutai.
d. Bidang Pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti
pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan
tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.
f. Bidang Arsitektur
Salah satu arsitektur Zaman Megalitikum adalah Punden berundak.
Arsitektur tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan
bangunan candi. Jika kita memperhatikan, Candi Borobudur sebenarnya
mengambil bentuk bangunan punden berundak agama Buddha Mahayana. Pada
Candi Sukuh dan candi-candi di lereng Pegunungan Penanggungan, pengaruh
unsur budaya India sudah tidak begitu kuat. Candi-candi tersebut hanyalah
punden berundak. Begitu pula fungsi candi di Indonesia, candi bukan sekadar
tempat untuk memuja dewa-dewa seperti di India, tetapi lebih sebagai tempat
pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya
yang berupa arca merupakan perwujudan raja yang telah meninggal. Hal ini
mengingatkan kita pada bangunan punden berundak dengan menhirnya.
a. Bidang Politik
Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang
memiliki corak Hindu-Buddha. Akan tetapi, setelah masuknya Islam, kerajaan-
kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha pelan-pelan mengalami keruntuhan dan
digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, seperti
Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lain-lain. Pada sistem pemerintahan yang
bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya para wali. Jika
raja pada suatu kerajaan meninggal dunia, tidak dimakamkan di candi tetapi
dimakamkan secara Islam.
b. Bidang Sosial
Aturan kasta tidak diterapkan pada Kebudayaan Islam seperti kebudayaan
Hindu. Pengaruh Islam yang berkembang sangat pesat membuat mayoritas
masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Hal ini menyebabkan aturan
kasta mulai pudar di masyarakat Indonesia. Nama-nama Arab seperti
Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan, Hamzah, Musa, dan lainnya
mulai digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak diserap ke bahasa
Indonesia, contohnya rahmat, berkah (barokah), rezeki (rizki), kitab, ibadah,
sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat, mukadimah, dan masih banyak
lagi yang lainnya.
c. Bidang Pendidikan
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya,
pesantren telah berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat
itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam
masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan pesantren berubah menjadi
pendidikan Islam. Pesantren merupakan sebuah asrama tradisional pendidikan
Islam. Siswa tinggal menetap bersama untuk belajar ilmu keagamaan di bawah
bimbingan guru yang disebut kiai. Asrama siswa berada di dalam kompleks
pesantren, begitu juga Kiai tinggal di kompleks pesantren.
Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di
daerah Leran Gresik, tempat tersebut diduga makam salah seorang bangsawan
Majapahit yang telah masuk Islam. Dalam perkembangannya, pengaruh huruf
dan bahasa Arab terlihat pada karya-karya sastra Islam.
Teks-teks yang berasal dari Al-Quran merupakan tema yang paling sering
dituangkan dalam seni kaligrafi ini. Media kaligrafi yang sering digunakan
adalah nisan makam, mihrab, dinding masjid, kain tenunan, kayu, dan kertas
sebagai pajangan.
4. Pembentukan Kementerian
Setelah rapat menetapkan wilayah, Panitia Kecil yang dipimpin oleh Mr. Ahmad
Soebardjo menyampaikan laporannya. Panitia Kecil mengajukan tiga belas
kementerian. Sidang kemudian membahas usulan tersebut dan menetapkan perihal
kementerian. Selanjutnya, rapat memutuskan adanya dua belas departemen dan
satu kementerian negara.
Menteri Negara :
Mohammad Amir
Wahid Hasjim
Mr. Sartono
A. A. Maramis
Otto Iskandardinata
Dengan taktik dan strategi baru yang bersifat nasionalis, muncullah organisasi
berkonsep nasionalisme. Inilah yang menandai perubahan pergerakan dari fisik
kedaerahan menjadi pergerakan nasional yang modern.
A. Organisasi awal pergerakan
1. Budi Utomo
Budi Utomo (BU) merupakan pergerakan nasional yang didirikan tanggal 20 Mei
1908, di Jakarta oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. Bertujuan menggalang dana untuk
membantu anak-anak bumiputra yang kekurangan. Namun ide itu kurang mendapat
dukungan dari Kaum Tua. Ide dr. Wahidin itu kemudian diterima dan kembangkan
oleh Sutomo, mahasiswa School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten (STOVIA).
Yang kemudian dipilih sebagai ketua. Sebagian besar pendiri BU adalah pelajar
STOVIA, seperti Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo, dan RT
Ario Tirtokusumo. Pada 29 Agustus 1908, dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan BU
di Yogyakarta. Para tokoh pendiri BU berpendapat bahwa untuk mendapatkan
kemajuan, maka pendidikan dan pengajaran harus menjadi perhatian utama.
Organisasi itu mempunyai corak sebagai organisasi modern, yaitu mempunyai
pimpinan, ideologi dan keanggotaan yang jelas. Kemudian diikuti oleh organisasi-
organisasi lain yang membawa pada perubahan sosial-politik. Organisasi BU bersifat
kooperatif terhadap pemerintah kolonial Belanda. BU bersifat tidak membedakan
agama, keturunan, dan jenis kelamin. Pada mulanya organisasi ini orientasinya
hanya sebatas pada kalangan priyayi, namun pancaran etnonasionalisme semakin
terlihat saat dilaksanakan
kongres BU pada 3-5 Oktober 1908, di Yoyakarta. Dalam kongres itu dibahas
tentang dua prinsip perjuangan, golongan muda menginginkan perjuangan politik
dalam menghadapi pemerintah kolonial, sedangkan golongan tua mempertahankan
cara lama yaitu perjuangan sosio-kultural. Orientasi politik semakin menonjol di
kalangan muda kemudian mencari organisasi yang sesuai dengan mendirikan
Sarekat Islam. Pada waktu dibentuk Dewan Rakyat (Volksraad) pada tahun 1918,
wakil-wakil BU duduk di dalamnya. Pemerintah dengan demikian tidak menaruh
curiga karena sifat BU yang moderat. Pemerintah Hindia Belanda mengakui BU
sebagai organisasi yang sah pada Desember 1909. Dukungan dari Pemerintah
Hindia Belanda ini tidak lain sebagai bagian dari pelaksanaan Politik Etis. Ini
menyebabkan kecurigaan oleh kalangan bumiputera. BU mulai kehilangan
wibawanya pada tahun 1935, organisasi itu bergabung dengan organisasi lain
menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra). Namun demikian, dengan segala
kekurangannya BU telah mewakili aspirasi pertama rakyat Jawa ke arah kebangkitan
dan juga aspirasi rakyat Indonesia. Keberadaan BU memberikan inspirasi untuk
organisasi-organisasi modern lainnya, seperti Jong Sumatra, Jong Ambon, Sedio
Tomo, Muhammadiyah, dan lain-lain.
2. Sarekat Islam
SI awalnya adalah Sarekat Dagang Islam yang terbentuk akibat kegelisahan R.M
Tirtoadisuryo yang mengetahui pedagang pribumi terdesak akibat pengusaan
pedagang Cina. Pada mulanya SI bertujuan untuk kesejahteraan sosial dan
persamaan sosial. Sebagai perkumpulan dagang SDI kemudian berpindah ke
Surabaya yang merupakan kota dagang di Indonesia. SDI selanjutnya dipimpin oleh
Haji Umar Said Cokroaminoto. Cokroaminoto dikenal sebagai seorang orator yang
cakap dan bijak, kemampuannya berorator itu memikat anggota-anggotanya. Di
bawah kepemimpinannya diletakkan dasar-dasar baru yang bertujuan untuk
memajukan semangat dagang bangsa Indonesia. Disamping itu SDI juga
memajukan rakyat dengan menjalankan hidup sesuai ajarana agama dan
menghilangkan paham yang keliru tentang agama Islam. SDI kemudian berubah
nama menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1913. Pada kongres SI yang pertama,
tanggal 26 Januari 1913, dalam pidatonya di Kebun Bintang Surabaya, ia
menegaskan bahwa tujuan SI adalah menghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia,
memperkuat ekonomi pribumi agar mampu bersaing dengan bangsa asing. Usaha
di bidang ekonomi itu nampak sekali dengan didirikannya koperasi di Kota
Surabaya. Di Surabaya pula berdiri PT. Setia Usaha, yang bergerak tidak saja
menerbitkan surat kabar Utusan Hindia, juga bergerak di bidang penggilingan
padi dan perbankan. Usaha itu dimaksudkan untuk membebaskan kehidupan
ekonomi dari ketergantungan bangsa asing. Dalam waktu kurang dari satu tahun SI
sudah berkembang pesat dengan banyaknya cabang di berbagai daerah. Ini
merupakan ancaman bagi pemerintah kolonial sehingga mereka membuat
peraturan untuk menghambat perkembangan SI. Kemudian dibentuklah Central
Sarikat Islam (CSI) yang
mengorganisasikan 50 cabang kantor SI daerah.
SI berubah menjadi organisasi politik dan mengirimkan wakilnya dalam Volksraad.
Dalam November Beloofte, Gubernur Jenderal Belanda mengatakan bahwa suatu
saat Volksraad akan menjadi tempat menampung suara rakyat. Namun demikian,
Volksraad tetap menjadi alat kolonial sehingga Agus Salim dan Cokroaminoto
merubah sifat organisasi mereka menjadi nonkooperatif.
Dalam kongres SI (1914), Cokroaminoto dipilih menjadi ketua. Masalah internal pun
muncul dan kewibawaan CSI berkurang. Karena itu perpecahan harus dihindari.
Pada kongres tahunan, Cokroaminoto mengatakan bahwa Indonesia memerlukan
pemerintahan sendiri. Dengan kata lain, yaitu menyatukan beberapa etnis menjadi
bangsa Indonesia. Cokroaminoto dikenal sebagai orator yang cerdas, menimbulkan
seorang pemuda meniru caranya berpidato. Ialah Soekarno.
Kongres tetap berjalan dan memutuskan bahwa azas perjuangan SI adalah
pemerintahan berdiri sendiri dan melawan pemerintah kolonial. Rakyat memberikan
simpati dan keanggotaan SI pun semakin banyak. Namun, sebagai organisasi yang
besar SI telah disusupi orang-orang yang menjadi anggota Indische Sociaal
Democratische Vereninging (ISDV), seperti Semaun dan Darsono. Yang memberikan
pengaruh sosial-komunis.
Pada kongres kelima, SI mengalami perpecahan menjadi SI merah yang beraliran
ekonomi dogmatis (komunis) dipimpin Semaun dan SI putih beraliran nasional
keagamaan dipimpin oleh Cokroaminoto. Namun karena dalam partai tidak boleh
rangkap, maka Semaun dikeluarkan dari SI. Dengan demikian, pengaruh PKI dalam
SI telah teratasi.
Dalam kongres di Madiun, CSI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam.
Sedangkan yang mendapat pengaruh PKI bernaung dalam Sarekat Rakyat bentukan
PKI. PSI nonkooperatid, namun anggotanya diperbolehkan duduk dalam Dewan
Rakyat atas nama pribadi. Kongres tahun 1927 menyatakan azas PSI adalah
mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama Islam. PSI bergabung dalam
Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia sehingga
nama PSI menjadi PSII dengan bertmbah kata Indonesia.
Banyaknya anggota PSII menimbulkan perpecahan, hingga mengalami kemunduran.
Peranannya sebagai partai Islam dilanjutkan oleh Partai Islam Indonesia di bawah
Dr. Sukiman.
3. Indische Partij
Organisasi ini berdiri karena orang Indo-Belanda dianggap lebih rendah meski
mereka termasuk dalam bangsa kelas I. E.F.E Douwes Dekker berkeinginan
melanjutkan Indische Bond yang sebelumnya telah dibuat. Keinginan itu semakin
kuat saat ia bertemu dengan dr. Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara (Tiga
Serangkai). Sebagai seorang koresponden surat kabar de Locomotief di Semarang,
kemudian harian Soerabajasch Handelsblad, Bataviaasch Nieuwsblad, dan akhirnya
di majalah Het Tijdschrift dan surat kabar De Expres, Douwes Dekker dengan
mudah dapat mengutarakan gagasannya. Douwes Dekker berpendapat bahwa
tujuan akhir organisasi adalah kemerdekaan. Ia juga melakukan propaganda ke
seluruh Jawa dai 15 September-3 Oktober 1912 dengan menemui pemimpin elit BU
untuk membangkitkan semangat golongan bumiputera untuk melawan penjajah.
Kunjungan itu menghasilkan tanggapan positif hingga anggota IP pun bertambah
terus hingga menjadikan IP sebagai partai yang berbahaya. Akibatnya para
pemimpin IP ditangkap dan dibuang. Douwes Dekker ke Timor, Kupang;
C.mangunkusumo ke Bkuma; Suwardi Suryaningrat ke Bangka. Kemudian mereka
dibuang ke Belanda. Satu persatu mereka akhirnya dipulangkan. Namun IP sudah
berganti nama menjadi Insulinde. Namun kurang mendapat perhatian, hingga
berubah nama lagi menjadi Naational Indische Partij. Suwardi Suryaningrat
kemudian mendirikan Perguruan Taman Siswa.
B. Organisasi keagamaan
1. Muhammadiyah
BU menginspirasi KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 18 November
1912 yang bercirikan organisasi sosial, pemdidikan, dan keagamaan. Salah satu
tujuannya adalah memurnikan ajaran Islam, yang seharusnya bersumber dari Al-
Quran dan Al-Hadis. Tindakannya adalah amar makruf nahimunkar. Pembaruan
model Wahabiyah di Arab pun dimulai. Dari organisasi, pendidikan, media, hingga
kemasyarakatan. Munculah organisasi wanita bernama Aisyah yang hanya
menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai tugas yang sama dalam
mengajak kebaikan dan menjauhi keburukan.
2. Nahdlatul Ulama
Bertepatan dengan Kongres Islam sedunia, para ulama mendirikan lembaga
bernama Jamiyatul Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 di Surabaya dengan
salah satu ulama nya adalah Kyai Haji Hasyim Ashari. Berpegang teguh pada
Ahlusunnah wal jamah dengan tujuan masalah ekonomi, sosial dan pendidikan.
Pada 1935 NU berkembang pesat serta tetap berusaha memperluas pengaruhnya
ke seluruh jawa. Kongres selanjutnya dibentuk Wanita Nahdlatul Ulama Muslihat dan
Organisasi Ansor.
3. Organisasi islam lainnya
Banyak keturunan Arab yang ada di Indonesia, mendorong A.R Baswedan untuk
mendirikan Partai Arab Indonesia.
Di Sumatra Barat, didirikan Sumatra Thawalib oleh pemuda Sumatra Barat yang
telah belajar di Mekah pada Syekh Akhmad Katib. Mereka membawa ajaran Islam
modern dengan dorongan Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh. Bertujuan
mengusahakan dan memajukan ilmu pengetahuan bagi kemajuan masyarakat
menurut ajaran Islam. Kemudian berganti nama menjadi Persatuan Muslim
Indonesia dan bertujuan Indonesia Merdeka dan Islam Jaya. Tetapi kemudian
dilarang oleh pemerintah.
Persatuan Tarbiyah Islam, didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuly yang
bertentangan dengan Thawalib. Tujuannya adalah pendidikan, dengan mendirikan
madrasah dan membuat majalah sebagai penyalur aspirasi. Setelah kemerdekaan,
berubah nama menjadi Partai Tarbiyatul Islam. Organisasi yang sejalan dengan Perti
adalah Persatuan Msulim Tapanuli yang didirikan Syekh Musthafa Purba.
Di Bandung berdiri Persatuan Islam yang bertujuan meningkatkan kesadaran
beragama dan semangat ijtihad. Organisasi ini muncul sebagai reaksi pembatasan
gerak Jamiyatul Khair.
Di Kalimantan Selatan berdiri organisasi lanjutan SI dengan mendirikan madrasah
Daru Salam yang dilengkapi asrama dan sawah sebagai tempat belajar.
Di Aceh juga muncul Persatuan Ulama Seluruh Aceh akibat kegagalan SI. Didirikan
oleh Tengku M.Daud Beureuh. Bertujuan meningkatkan pendidikan agar terlaksana
syariat Islam. Kemudian Nahdlatul Wathan di Nusa Tenggara. Organisasi ini
berorientasi pada pendidikan.
4. Majelis Islam Ala Indonesia
MIAI merupakan organisasi gabungan dari politik dan massa yang bersifat moderat
terhadap Belanda. MIAI juga diakui oleh Jepang, tetapi dibubarkan karena tidak
memuaskan. Diganti dengan Majelis Syuro Msulimin Indonesia. Dipimpin KH Hasyim
Ashari, KH Mas Mansyur, KH Farid Maaruf, KH Hasyim, Kartosudarmo, KH Nachrowi,
dan Zainal Arifin.
C. Organisasi pemuda
Tri Koro Dharmo didirikan di Jakarta pada 7 Maret 1915 dengan ketua dr. Satiman
Wiryosanjoyo. Beranggotakan pemuda-pemuda Jawa. Berubah nama menjadi Jong
Java danmenjadi bersifat nasional. Setelah sumpah pemuda, ia berfusi dalam
Indonesia Moeda.
1917 berdirilah Jong Sumatera Bond, bertujuan memperkukuh hubungan
antarpelajar dan menumbuhkan kesadaran pada anggotanya. Tokohnya adalah
Moh. Hatta dan Moh. Yamin.
Perkumpulan lain ada Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon yang kemudian
berfusi dalam Indonesia Moeda. Muncul Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia di
Bandung oleh mahasiswa Jakarta dan Bandung. Kemudian berdiri Jong Indonesia
yang sudah bersifat nasional dan berganti nama menjadi Pemuda Indonesia dan
organisasi wanitanya adalah Putri Indonesia. Tahun 1926, diadakan Kongres Pemuda
I yang dihadiri anggota-anggota yang masih bersifat kedaerahan.
D. Organisasi wanita
Pada 1912 berdiri Putri Mardika di Jakarta. Bertujuan membantu gadis bumiputera
mendapat pendidikan dan belajar berbicara didepan umum. Dengan beberapa
tokoh yaitu, Sabaruddin, R.A Sutinah, Joyo Pranoto, Rr. Rukmini, Sandikan
Tondokusumo.
Kartini Fonds, didirikan Ny. C. Th. Van Deventer, seorang penasehat politik. Fokus
tujuan mereka adalah mendobrak berbagai kungkungan wanita dan menginginkan
kemajuan. Munculnya organisasi-organisasi wanita di berbagai daerah mendorong
pergerakan wanita untuk meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan. Mereka
tidak hanya bergerak dalam bidang pendidikan, namun juga sosial.
E. Partai Komunis Indonesia
Di Belanda, Sneevliet, Brandster, dan Dekker mendirikan ISDV. Mereka berusaha
mendekati rakyat tapi tidak berhasil. Maka Sneevliet menyusup dalam SI dan
memberikan paham komunis sehingga SI terpecah. Radikalisme komunis
membuatnya diusir oleh Belanda sehingga terjadi pergantian pemimpin. Mereka
berganti nama menjadi Partai Komunis Hindia kemudian menjadi Partai Komunis
Indonesia. Komunisme cepat tersebar di masyarakat karena mereka berfikir akan
terlepas dari penjajahan. Oleh Belanda, para pemimpin PKI ditangkap. Semaun dan
Darsono melarikan diri ke Rusia. Pemerintahan dipimpin Tan Malaka. Akhirnya Tan
Malaka ditangkap dan diasingkan dengan Abdul Muis. PKI selanjutnya bergabung
dengan Comintern.
Berdasarkan hasil kebudayaannya, secara garis besar kebudayaan Zaman Praaksara dibagi menjadi Zaman Batu dan Zaman Logam.
1. Zaman Batu
Pada Zaman Batu, peralatan yang digunakan manusia purba terbuat dari
batu. Zaman Batu dibedakan menjadi empat zaman, yaitu Zaman Palaeolithikum,
Mesolithikum, Neolithikum, dan Megalithikum.
Zaman Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)
Disebut Zaman Batu Tua karena hasil kebudayaan dibuat dari batu dan
pengerjaannya masih sederhana dan kasar. Hasil kebudayaan pada Zaman
Palaeolithikum yang terkenal adalah kebudayaan Pacitan dan kebudayaan
Ngandong.
1) Kebudayaan Pacitan
Pacitan adalah nama salah satu kabupaten di Jawa Timur yang
berbatasan dengan Jawa Tengah. Pada zaman purba, diperkirakan aliran
Bengawan Solo mengalir ke selatan dan bermuara di pantai Pacitan. Pada
1935, Von Koenigswald menemukan beberapa alat dari batu di Pacitan. Alat-
alat tersebut bentuknya menyerupai kapak, tetapi tidak bertangkai sehingga
menggunakan kapak tersebut dengan cara digenggam. Alat-alat batu dari
Pacitan ini disebut dengan kapak genggam (chopper) dan kapak perimbas. Di
Pacitan juga ditemukan alat-alat berbentuk kecil yang disebut serpih.
Berbagai benda peninggalan tersebut diperkirakan digunakan oleh manusia
purba jenis Meganthropus.
2) Kebudayaan Ngandong
Ngandong adalah salah satu daerah dekat Ngawi, Madiun, Jawa Timur.
Di daerah Ngandong dan Sidorejo banyak ditemukan alat dari tulang dan
alat-alat kapak genggam dari batu. Alat-alat dari tulang itu di antaranya
dibuat dari tulang binatang dan tanduk rusa. Selain itu, ada juga alat-alat
seperti ujung tombak yang bergerigi pada sisi-sisinya. Berdasarkan
penelitian, alat-alat itu merupakan hasil kebudayaan Homo Soloensis dan
Homo Wajakensis. Karena ditemukan di daerah Ngandong, dikenal secara
umum dengan Kebudayaan Ngandong.
Di dekat Sangiran, dekat dengan Surakarta ditemukan juga alat-alat
berbentuk kecil yang biasa disebut flake. Manusia purba sudah memiliki nilai
seni yang tinggi. Pada beberapa flake ada yang dibuat dari batu indah,
seperti chalcedon.
Zaman Mesolithikum (Zaman Batu Madya)
Dua hal yang menjadi ciri Zaman Mesolithikum adalah kebudayaan
Kjokkenmoddinger dan abris sous roche.
1) Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Kjokken berarti dapur
dan modding berarti sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah-
sampah dapur. Kjokkenmoddinger merupakan timbunan kulit siput dan
kerang yang menggunung. Di dalam Kjokkenmoddinger ditemukan banyak
kapak genggam. Kapak tersebut berbeda dengan chopper (kapak genggam
dari Zaman Palaeolithikum).
Kapak genggam tersebut dinamakan pebble atau Kapak Sumatra
berdasarkan tempat penemuannya. Di samping pebble, ditemukan pula
kapak pendek (hache courte) dan pipisan (batu bata penggiling beserta
landasannya).
2) Abris Sous Roche
Manusia purba menjadikan gua sebagai rumah. Kehidupan di dalam
gua yang cukup lama meninggalkan sisa-sisa kebudayaan dari mereka. Abris
sous roche adalah kebudayaan yang ditemukan di dalam gua-gua. Di daerah
mana alat-alat tersebut ditemukan? Alat-alat apa saja yang ditemukan di
dalam gua tersebut?
Di Gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur banyak ditemukan alat-
alat, seperti flake, kapak, batu penggilingan, dan beberapa alat dari tulang.
Karena di gua tersebut banyak ditemukan peralatan dari tulang, disebut
Sampung Bone Culture. Selain di Sampung, gua-gua sebagai abris sous roche
terdapat juga di Besuki, Bojonegoro, dan Sulawesi Selatan.
3) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung dan
mempunyai tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali. Bersama
Sarkofagus juga ditemukan tulang-tulang manusia beserta bekal kubur,
seperti perhiasan, periuk, dan beliung.
4) Kubur Batu
Kubur batu hampir sama dengan sarkofagus, begitu juga dengan
fungsinya. Bedanya, kubur batu ini terbuat dari lempengan atau lembaran
batu yang lepas-lepas dan dipasang pada keempat sisinya, bagian alas dan
bagian atasnya. Kubur peti batu ini banyak ditemukan di daerah Kuningan,
Jawa Barat.
5) Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara
bertingkat. Fungsi bangunan ini adalah untuk pemujaan. Punden berundak
ditemukan di daerah Lebak Sibedug, Banten Selatan.
6) Arca
Arca adalah patung yang dibuat menyerupai bentuk manusia dan
binatang. Binatang yang digambarkan, di antaranya gajah, kerbau, kera, dan
harimau. Arca ini banyak ditemukan, antara lain di Sumatra Selatan,
Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Apa yang dapat kalian simpulkan dari berbagai peninggalan pada
Zaman Batu Besar? Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan manusia
pada masa tersebut? Apakah mereka hanya membutuhkan keperluan untuk
memenuhi perutnya? Berbagai peninggalan pada Zaman Megalithikum
menunjukkan kepada kita bahwa manusia pada Zaman Praaksara telah sadar
akan adanya kekuatan di luar manusia. Walaupun mereka tidak
meninggalkan bentuk agama yang jelas, mereka telah menunjukkan ketaatan
kepada Sang Pencipta.
2. Zaman Logam
Pada Zaman Logam, manusia telah mengembangkan teknologi yang cukup
tinggi. Mengapa dikatakan teknologi tinggi? Sebab batu tinggal membentuk sesuai
kehendak pemahat. Logam sementara itu tidak dapat dipahat dengan mudah
sebagaimana halnya batu.
Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu dan besi.
Mereka telah mengolah bahan tersebut menjadi beraneka macam bentuk. Hal ini
membuktikan bahwa manusia purba telah mengenal peleburan logam. Kebudayaan
Zaman Logam sering juga disebut Zaman Perundagian.
Manusia purba membuat peralatan dari logam, baik sebagai alat berburu,
mengerjakan ladang, maupun untuk keperluan upacara keagamaan. Alat-alat dari
perunggu, misalnya kapak corong atau kapak sepatu. Kapak corong ditemukan di
Sumatra Selatan, Jawa, Bali, serta Sulawesi Tengah dan Selatan.
Di beberapa daerah di Indonesia juga ditemukan nekara. Nekara digunakan
untuk upacara keagamaan (kepercayaan pada masa purba). Misalnya, dalam
upacara memanggil hujan dan persembahan lainnya. Nekara ini berbentuk seperti
berumbung yang berpinggang bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Jadi,
seperti dandang telungkup. Daerah penemuannya di Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa,
Pulau Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Di Alor ditemukan nekara yang berukuran
kecil yang disebut moko. Selain nekara, juga ditemukan alat atau benda-benda
perhiasan, seperti kalung, cincin, anting-anting, dan manik-manik.
1. Bidang Ekonomi
2. Bidang Politik
1. Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik
di parlemen untuk saling menjatuhkan.
a. Sistem Pemerintahan
Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai
kepala pemeritahan.
Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada
Parlemen (DPR)
Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.
b. Kabinet
1) Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
Merupakan koalisi antara Masyumi dengan Partai Indonesia
Raya (PIR), Parindra, Partai Katolik, Parkindo, dan PSII.
Moh. Natsir Perdana Menteri pertama Indonesia, berasal
dari Partai Masyumi.
Didukung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Moh. Roem,
Assaat, Djuanda, Soemitro Djojohadikusumo.
Perekonomian Indonesia mengalami masa paling
menguntungkan..
Karena berlangsungnya Perang Korea pada tahun 1950-an
yang mendorong naiknya harga komoditas hingga
berdampak pada peningkatan pendapatan ekspor.
Kabinet Natsir mulai goyah ketika Hadikusumo dari PNI
mengeluarkan mosi tuntutan agar pemerintah mencabut PP
No. 39 Tahun 1950 tentang pemilihan anggota lembaga
perwakilan daerah.
2) Kabinet Sukiman (26 April 1951-23 Februari 1952)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Soekarno menunjuk Sukiman (Masyumi) dan Suwirjo (PNI)
Program Kabinet Sukiman:
a) Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
b) Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran
nasional dalam jangka pendek dan jangka panjang.
c) Menyelesaikan persiapan pemilu dan mempercepat
pelaksanaan otonomi daerah.
d) Menyiapkan UU tentang pengakuan serikat buruh.
e) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
f) Memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI secepatnya.
Keputusan kontroversial Keputusan Menteri Luar Negeri
Ahmad Soebardjo menandatangani perjanjian Mutual
Security Act (MSA) dengan Duta Besar Amerika Serikat,
Merle Cochran.
Sunario (PNI) menganggap Ahmad Soebardjo melanggar
politik luar negeri bebas aktif. Akibat mosi tersebut, Ahmad
Soebadjo akhirnya mengundurkan diri.
3) Kabinet Wilopo (30 Maret 1952-2 Juni 1953)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Adanya penerapan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet yang
terdiri atas menteri-menteri yang ahli di bidangnya.
Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Krisis ekonomi karena merosotnya ekspor impor yang
semakin tidak terkendali.
b) Muncul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme
yang mengancam keutuhan bangsa.
c) Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu peristiwa
perselisihan internal dalam lingkungan TNI. Sumber
utama ketidakkompakan TNI.
Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak stabil saat terjadi
peristiwa Tanjung Morawa. Pemerintah melalui Menteri
Dalam Negeri, Isqak Tjokrodisurjo menyetujui perusahaan
Deli Planters Vereeniging mengelola tanahnya kembali di
Tanjung Morawa. Tetapi atas hasutan PKI, banyak petani lokal
menduduki tanah-tanah tersebut.
c. Sistem Kepartaian
Diawali dengan Presiden Soekarno mendirikan PNI pada tanggal
23 Agustus 1945.
Wapres Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal
3 November 1945 dan terbentuklah 10 parpol, yaitu Masyumi,
PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, Parkindo, PRS, Permai, PKRI.
Sistem kepartaian yang dianut adalah sistem multipartai.
d. Pemilu 1955
Dilaksanakan dalam 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955) Memilih anggota
DPR (parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955) Memilih anggota
konstituante
5 partai besar pada Pemilu 1955 PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII.
Nilai positif yang dapat diambil:
a) Tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
b) Jumlah orang yang tidak memilih (golput) sedikit.
c) Kesadaran berdemokrasi
2. Kehidupan Ekonomi
a. Permasalahan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Liberal:
Permasalahan jangka pendek, yaitu pemerintah harus mengurangi
jumlah uang yang beredar dan mengatasi kenaikan biaya hidup.
Permasalahn jangka panjang, yaitu pertambahan penduduk yang
tidak terkendali dan tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.
1) Gerakan Benteng
Dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
Kebijakan dimulai pada April 1950, yaitu:
a) Memberikan bantuan kepada pengusaha Pribumi agar
mereka ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi
nasional. Bantuan tersebut berupa bimbingan konkret
atau bantuan kredit.
b) Membangun kewirausahaan Pribumi agar mampu
membentengi perekonomian Indonesia yang baru
merdeka.
2) Gunting Syafruddin
Dicetuskan oleh Syafruddin Prawiranegara.
Kebijakan dimulai pada 15 Maret 1950, yaitu:
a) Pemotongan nilai uang (senering) yang bernilai Rp2,5 ke
atas hingga nilai setengahnya.
4) Konfrontasi Militer
Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno
mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora) di
Yogyakarta pada acara peringatan Agresi Militer II
Belanda.
Isi Trikora:
a) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan
Belanda.
b) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air
Indonesia
c) Melaksanakan mobilisasi umum.
Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru
antara kapal jenis motor torpedo boat (MTB) ALRI dengan
dua kapal perusak Belanda.
2. Kehidupan Ekonomi
5. PRRI/Permesta
a. Merupakan pemberontakan terbesar dan terorganisasi dengan baik karena
pendukung utamanya adalah Tentara Nasional Indonesia.
b. Tujuannya :
Otonomi daerah yang lebih besar cenderung ke federasi terlebih saat
dikeluarkannya Perda No.50 tahun 1950
Menenatng system liberalism pemerintahan, hal ini tampak dari telah
tersusunnya Kabinet PRRI
c. Membentuk dewan :
Dewan Banteng di Padang, pimpinan Ahmad Husein, 20-24 Nov 1956
Dewan Gajah di Sumatera Utara, pimpinan Letkol Simbolon, 22 Des 1964
Dewan Masyumi di Sulawesi Utara, pimpinan Ventje Sumual, 18 Februari
1957.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru,
sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua
aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan
reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian
Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan
kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden
Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara
lain:
Penelitian Sejarah
d. Penelitian Bibliografis
Penelitian Bibliografis untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta
generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu
masalah atau suatu organisasi. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide
yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-ahli.