Anda di halaman 1dari 91

Pengertian Sejarah

1. Menurut Istilah

a. Dalam bahasa Inggris, kata Sejarah berasal dari kata Historia yang
berarti masa lampau; masa lampau umat Manusia.

b. Dalam bahasa Arab sejarah disebut dengan sajaratun (syajaroh)


yang berarti pohon dan keturunan, maksudnya disaat kita membaca
silsilah raja-raja akan tampak pohon dari yang terkecil sampai
berkembang menjadi besar, maka hal tersebut sejarah diartikan
sebagai silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa
pemerintahan keluarga raja di masa lampau.

c. Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut dengan istoria yang


berarti belajar. Sehingga arti sejarah adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari segala peristiwa, kejadian yang terjadi di masa lampau
dalam kehidupan umat manusia.

d. Dalam bahasa Jerman, kata sejarha disebut dengan geschichte yang


berarti sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi di masa
lampau kehidupan umat Manusia.

2. Pengertian Sejarah Menurut Bahasa


Pengertian sejarah menurut bahasa terbagi dua yaitu pengertian
sejarah dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, pengertian
sejarah adalah kejadian atau peristiwa. Sedangkan pengertian sejarah dalam
arti luas adalah suatu peristiwa manusia yang memiliki akar dalam realisasi
diri dengan kebebasan dan keputusan daya rohani. Dalam bahasa Indonesia,
sejarah memiliki 3 arti yaitu sejarah adalah silsilah atau asal usul, sejarah
adalah kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau dan
sejarah adalah ilmu pengetahuan dan cerita.

3. Pengertian Sejarah Menurut Para ahli

a. R.Mohammad Ali: Pengertian sejarah menurut R.Mohammad Ali


adalah keseluruhan perubahan dan kejadian-kejadian yang benar-
benar telah terjadia atau ilmu yang menyelidiki perubahan-perubahan
yang benar-benar terjadi di masa lampau.

b. Ibnu Khaldun: Menurut Ibnu Khaldun yang mendefinisikan sejarah


sebagai catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban
dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak
masyarakat itu.
c. Moh. Yamin, SH: Sejarah menurut Moh. Yamin, SH adalah suatu ilmu
pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa
yang dapat dibuktikan dengan bahan kenyataan

d. Roeslan Abdulgani: Pengertian sejarah menurut Roeslan Abdulgani


adalah ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa
lampau beserta kejadian-kejadiannya; dengan masuks untuk menilai
secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan
perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan
masa sekarang serta arah progres di masa depan.

e. W.H.Walsh: Pengertian sejarah menurut W.H.Walsh adalah


pencatatan yang berarti dan penting bagi manusia. Catatan tersebut
meliputi tindakan-tindakan dan pengalaman-pengalaman manusia di
masa lampau pada hal-hal yang penting sehingga merupakan cerita
yang berarti.

f. Patrick Gardiner: Pengertian sejarah menurut Patrick Gardiner


adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh
manusia.

g. J.V.Bryce: Menurut J.V. Bryce bahwa pengertian sejarah adalah


catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh
manusia.

h. Thomas Carlyle: Pengertian sejarah menurut Thomas Carlyle adalah


peristia masa lampau yang mempelajari biografi orang-orang yang
dikenal. Mereka, adalah penyelamat pada zamannya. Mereka
merupakan orang-rang besar yang pernah dicatat sebagai peletak
dasar sejarah.

Aspek-Aspek Sejarah

Ada tiga aspek dalam sejarah yakni masa lampau, masa kini, dan masa
yang akan datang antara lain sebagai berikut...

Masa lampau, menjadi awal balik dalam masa yang akan datang sehingga
dalam sejarah terdapat pelajaran mengenai nilai dan moral.

Masa kini, adalah sejarah yang menjadi sumber pemahaman bagi generasi-
generasi penurus dari masyarakat terdahulu sebagai cermin untuk menuju
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Masa lampau, adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia dan


kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat merumuskan hubungan
sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan
tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian tercatat dalam
sejarah.

Sumber Sejarah

Pengertian Sumber Sejarah - Sumber sejarah adalah semua yang


menjadi pokok sejarha. Menurut Moh. Ali bahwa yang dikatakan dengan
sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud
serta berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba sampai dengan
sekarang. Sedangkan pendapat Muh. Yamin bahwa sumber sejarah adalah
kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.

Jenis-Jenis Sumber Sejarah - Sumber sejarah dikelompok menjadi


beberapa macam antara lain sebagai berikut...
1, Sumber Lisan, adalah sumber sejarah yang didapatkan langsung dari
keterangan para pelaku sejarah atau saksi mata peristiwa di masa lampau.
Seperti seorang anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) yang
pernah ikut serangna umum menceritakan peristiwa yang dialami kepada
orang lain, apa yang sudah dialami dilihat serta yang dilakukannya
merupakan penuturan lisan (sumber lisan) yang dipakai untuk bahan
penelitisan sejarah.
2. Sumber Tertulis, adalah sumber sejarah yang didapatkan dari peninggalan-
peninggalan tertulis, catatan peristiwa terjadi di masa lamapu, seperti
naskah, surat kabar, dokumen, tambo (catatan tahunan dari cina), babad,
dan rekaman
3. Sumber Benda (Artefak), adalah sumber sejarah yang didapatkan dengan
peninggalan-peninggalan yang berupa benda-benda kebudayaan. Seperti
kapak, perhiasan, candi, gerabah, manik-manik dan patung. Namun sumber
sejarah tersebut belum dapat dipastikan kebenarannya. Oleh karena itu
sumber-sumber sejarah memerlukan penelitian, pengkajian, analisis, da
penafsiran yang cermat oleh para ahli.
Berdasarkan dari urutannya yang menyampaikan sumber sejarah antara lain
sebagai berikut...

Sumber Primer, adalah peninggalan asli sejarah. Misalnya piagam, prasasti,


candi, kronik, yang berasal di zamannya.

Sumber Sekunder adalah benda-benda tiruan dari benda aslinya atau sumber
pustaka hasil para para ahli sejarah, laporan penelitian, dan terjemahan
kitab-kitab kuno

Sumber Tersier, adalah buku-buku sejarah yang disusun atas laporan-laporan


penelitian ahli tanpa dengan melakukan penelitian langsung

Ruang Lingkup Sejarah

Ruang lingkup sejarah merupakan pemahaman yang menjadi sejarah


sebagai ilmu pengetahuan. Ruang lingkup sejarah meliputi konsep sejarah,
unsur sejarah, dan hubungan sejarah dengan ilmu. Berikut penjelasan ruang
lingkup sejarah

a. Konsep Sejarah - Konsep adalah suatu wujud kemampuan akal dalam


membentuk gambaran baru yang sifatnya abstrak (tidak nyata) menurut data
atau suatu kajian.

Sejarah sebagai peristiwa, adalah kejadian, kenyataan (realita), aktualitas


sejarah yang telah terjadi atau berlangsung di masa lalu. Sejarah
mengandung kejadian yang terladi atau berlangsung di masa lalu.

Sejarah sebagai kisah, adalah suatu rangkaian cerita yang berupa narasi
yang disusun menurut ingatan, tafsiran, manusia atau kesan.

Sejarah sebagai ilmu, mempelajari kenyataan dengan mengadakan penelitian


dan pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah. Sejarah sebagai ilmu
pengetahuan terdapat beberapa syarat ilmiah misalnya empiris, objektif,
teori, dan kesimpulan umum (menggeneralisasikan).

Sejarah sebagai seni, dikatakan sebagai seni karena sejarah memerlukan


inutisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa dalam penulisan sejarah.

b. Unsur Sejarah - Sejarah terdiri dari 3 unsur antara lain sebagai berikut.

Ruang, adalah tempat terjadinya suatu peristiwa yang menjadi bukti


peristiwa sejarah menjadi real.

Waktu, adalah unsur sejarah yang memegang peranan penting sebagai sifat
krologis dalam kajiansejarah sehingga dikenal dengan konsep periodisasi.

Manusia, adalah unsur sejarah yang menjadi sentral atau pemegang peran
karena peristiwa sejarha dapat berlansung secara kompleks tergantung dari
akal manusia dengan lingkungan yang ada.

c. Hubungan Sejarah dengan Ilmu

1). Persamaan Sejarah dengan Ilmu - Persamaan sejarah sebagai ilmu


pengetahuan adalah berdasarkan dari pengalaman, pengamatan dan
penyerapan. Sama-sama memiliki dasar teori dan metode.
2). Perbedaan sejarah dengan ilmu - Perbedaan sejarah sebagai ilmu
pengetahuan adalah dapat dipahami jika sejarah terikat oleh...

Sejarah terikat oleh waktu, karena waktu memegang peranan penting yang
harus terdapat dalam sejarah. tetapi ilmu pengetahuan tidak terikat oleh
waktu karena bukan hal yang penting dari ilmu pengetahuan

Sejarah terikat oleh tempat, karena memiliki sifat yang unik dan einmalig
atau terjadi hanya sekali. Sifat unik terikat oleh tempat atau spasial.
Sejarah terikat oleh kekhususan, karena tempat dan waktu mmbuat sejarah
menjadi uni dan khusus.

Ciri Manusia Pra Aksara

Dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal


tulisan
adalah sebagai berikut:
a. Organisasi kemasyarakatannya sudah ada,Nenek moyang kita hidup
berkelompok. Mereka bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong
royong, dan demokratis. Mereka memilih seorang pemimpin yang dianggap
dapat melindungi masyarakat dari berbagai gangguan termasuk gangguan
roh sehingga seorang pemimpin dianggap memiliki kesaktian lebih. Cara
pemilihan pemimpin yang demikian disebut primus inter pares, yaitu yang
terutama di antara yang banyak.Jadi, seorang pemimpin adalah yang terbaik
bagi mereka bersama.
b. Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup
berkelompok
sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong.
c. Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai
wujud peduli dan memelihara alam lingkungannya dan memiliki pengetahuan
tentang perbintangan (astronomi), Selain digunakan untuk mengenali musim,
ilmu astronomi juga sudah dimanfaatkan sebagai petunjuk arah dalam
pelayaran, yaitu Bintang Biduk Selatan dan Bintang Pari (orang Jawa
menyebut Lintang Gubug Penceng) untuk menunjuk arah selatan serta
Bintang Biduk Utara untuk menunjukkan arah utara. Kemampuan astronomi
dan angin musim ini telah mengantarkan mereka berlayar ke barat sampai di
Pulau Madagaskar, ke timur sampai di Pulau Paskah, dan ke selatan sampai di
Selandia Baru serta ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang. Pengetahuan
astronomi juga digunakan dalam pertanian dengan memanfaatkan Bintang
Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.

d. Sudah mengenal sistem persawahan. Sistem persawahan mulai dikenal


bangsa Indonesia sejak zaman Neolitikum, yaitu manusia hidup menetap.
Mereka terdorong untuk mengusahakan sesuatu yang menghasilkan (food
producing). Sistem persawahan diawali dari sistem ladang sederhana yang
belum banyak menggunakan teknologi, kemudian meningkat dengan adanya
teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan. Sistem irigasi dalam
bercocok tanam digunakan untuk memenuhi kebutuhan air dengan cara
membuat pematang dan saluran air. Cara ini kemudian meningkat menjadi
pembuatan terasering di lereng pegunungan, serta pembuatan bendungan
atau dam air yang sederhana. Sementara itu, untuk mengerjakan sawah
dibuatlah alat-alat dari logam dan mengembangkan tanaman biji-bijian, padi,
juwawut, serta tanaman kering lainnya.

e. Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim,


bahkan
mereka sudah berani mengarungi laut luas,mengingat kondisi geografis
Indonesia yang memiliki banyak pulau,mengharuskan untuk menggunakan
perahu untuk mencapai pulau lainya.Kemampuan berlayar bagi masyarakat
ini digunakan sebagai dasar kemampuan berdagang.Oleh karena itu, pada
awal Masehi, Bangsa Indonesia sudah berlayar sampai Pulau madagaskar,
Pulau Paskah,dll.
f. Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan
sistem bivalve dan a cire perdue.
g. .Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah roh nenek moyang
kemudian menyembah dewa.
h. Sudah memiliki sistem ekonomi barter.

Teori Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia


1. Teori Nusantara
Dalam teori Nusantara dinyatakan bahwa asal mula manusia yang
menghuni wilayah Nusantara ini tidak berasal dari luar, melainkan dari
wilayah Nusantara itu sendiri, teori nusantara menyatakan bahwa manusia
purba menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Indonesia
sendiri.Berikut adalah argumen yang melandasi teori Nusantara.
Bangsa Melayu merupakan bangsa yang berperadaban
tinggi. Peradaban tidak mungkin dapat dicapai apabila tidak melalui
proses perkembangan dari kebudayaan sebelumnya.
Bahasa Melayu memang memiliki kesamaan dengan bahasa
Champa (Kamboja), namun persamaan tersebut hanyalah suatu
kebetulan saja.
Adanya kemungkinan bahwa orang Melayu adalah keturunan
dari Homo soloensis dan Homo Wajakensis.
Adanya perbedaan bahasa antara bahasa Austronesia yang
berkembang di Nusantara dengan bahasa Indo-Eropa yang
berkembang di Asia Tengah.

2. Teori Yunan
Dalam teori yunan disebutkan bahwa manusia-manusia purba di Indonesia
yang menjadi nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina
bagian selatan. Menurut pendukung teori Yunan, pendapat mereka didasari
oleh dua hal berikut:
Ditemukan kapak tua di wilayah Nusantara yang memiliki
kemiripan dengan kapak tua yang ada di kawasan Asia Tengah.
Bahasa melayu yang berkembang di Nusantara memiliki
kemiripan dengan bahasa Champa yang ada di Kamboja. Hal tersebut
membuka kemungkinan bahwa penduduk di Kamboja berasal dari
daratan Yunan dengan menyusuri Sungai Mekong. Arus perpindahan
tersebut selanjutnya diteruskan ketika sebagian dari mereka
melanjutkan perpindahan dan sampai ke Nusantara.
3. Teori Out of Taiwan
Menurut teori Out of Taiwan, bangsa yang ada di Nusantara ini berasal
dari Taiwan bukan dari daratan Cina. Pendukung teori Out of Taiwan adalah
Harry Truman Simanjuntak. Menurut pendekatan linguistik, bahwa dari
keseluruhan bahasa yang digunakan suku-suku di Nusantara memiliki
rumpun yang sama yaitu rumpun Austronesia. Akar dari keseluruhan cabang
bahasa yang digunakan leluhur yang menetap di Nusantara berasal dari
rumpun Austronesia di Formosa atau dikenal dengan rumpun Taiwan, selain
hal tersebut menurut riset genetika yang dilakukan pada ribuan kromosom
tidak menemukan kecocokan pola genetika dengan wilayah Cina.
4. Teori Out of Afrika
Menurut teori Out of Afrika, manusia modern yang hidup sekarang ini
berasal dari Afrika. Dasar teori ini adalah dukungan ilmu genetik melalui
penelitian DNA mitokondria gen perempuan dengan gen laki-laki. Menurut
Max Ingman (ahli genetika dari Amerika Serikat), manusia modern yang ada
sekarang ini berasal dari Afrika antara kurun waktu 100-200 ribu tahun
lalu.Diperkirakan manusia Afrika melakukan migrasi ke luar Afrika melakukan
migrasi ke luar Afrika sekitar 50.000-70.000 tahun silam. Tujuan migrasi
tersebut menuju Asia Barat. Jalur yang ditempuh ada dua yaitu mengarah ke
lembah Sungai Nil, melintas Semenanjung Sinai lalu ke utara melewati Arab
Levant dan jalur kedua melewati Laut Merah.

Ciri Kehidupan Masyarakat Zaman Pra Aksara


1. Palaeolithikum
Palaeolithikum atau jaman batu tua berlangsung kurang lebih 600.000 tahun
yang lalu atau selama masa Pleistosen. Jaman batu tua ditandai dengan ciri :
peralatan hidup dibuat dari batu yang dikerjakan secara kasar dan tidak
diasah, manusia hidup dengan berpindah tempat (nomaden) serta
berlangsung pada jaman dilluvium atau jaman pleistosen.
Dari jaman paleolithikum yang berlangsung selama kala pleistosen ditandai
dengan adanya bukti fosil manusia di dunia. Oleh karena itu perkembangan
budaya memiliki ciri sebagai berikut:
1) manusia masih hidup mengembara (nomaden)
2) masyarakat belum mengenal bercocok tanam
3) makanan diperoleh dari alam (food gathering)
4) alat yang dibuat masih sangat kasar.
Manusia pada jaman ini dimungkinkan telah mengenal api. Hal ini dibuktikan
dengan penemuan arkeologis di gua Choukoutien (Cina) berupa fosil kayu
bekas terbakar. Gua tersebut didiami Sinanthropus Pekinensis yang dianggap
sejaman dengan Pithecanthropus Erectus. Pada masa peralihan pleistosen ke
holosen, kebudayaan paleolithikum masih berlangsung. Dalam masa
peralihan ini, kebudayaan batu tua mendapat pengaruh dengan masuknya
arus kebudayaan baru dari daratan Asia. Kebudayaan yang membawa corak
baru tersebut dinamakan kebudayaan mesolithikum atau jaman batu tengah.
2. Mesolithikum
Mesolithikum atau jaman batu tengah diperkirakan berlangsung selama
20.000 tahun yang lalu atau selama kala Holosen. Jaman batu tengah di
Indonesia ditandai dengan masuknya migrasi manusia dari daratan Asia.
Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya mulai berkembang.
Adapun ciri perkembangan budayanya meliputi :
1) kehidupan manusia mulai menetap (seminomaden)
2) mulai mengenal bercocok tanam secara sederhana
3) mulai mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat masih mirip dengan jaman batu tua, tetapi sudah lebih
halus
5) manusia pendukung kebudayaannya sudah mencapai tingkat Homo
sapiens.
Kehidupan yang mulai menetap agak lama yang dilakukan manusia
merupakan titik awal dari perkembangan kehidupan manusia untuk mencapai
kemajuan. Pemilihan tempat tinggal mereka, akan mempengaruhi corak
kebudayaan yang dihasilkan manusia. Manusia ada yang tinggal di gua di
tepi sungai, tepi pantai dan ada yang masih berpindah tempat. Jenis manusia
yang hidup adalah Papua Melanesoid, misal Papua (Indonesia), Semang
(Malaysia), Aeta (Philipina), Sakai (Siak) dan Aborigin (Australia).
3. Neolithikum
Neolithikum atau jaman batu baru diperkirakan berlangsung tahun 2000 SM.
Kebudayaan batu baru merupakan bentuk budaya yang tersebar luas di
kepulauan Indonesia.. Adapun ciri perkembangan budayanya adalah :
1) kehidupan manusia sudah menetap secara mantap
2) sudah mengenal bercocok tanam dengan baik
3) sudah mampu mengolah bahan makanan sendiri
4) alat yang dibuat dari batu sudah halus dan kompleks
5) peradaban lebih maju dan dapat membuat alat rumah tangga yang lebih
baik, misal kemampuan menenun dan membuat pakaian.
Kehidupan mengembara sudah ditinggalkan, manusia mulai bercocok tanam
dan beternak. Hidup menetap didukung dengan kemampuan membuat
rumah secara sederhana. Hal ini mendorong pembentukan masyarakat yang
memerlukan segala peraturan kerjasama. Pembentukan pemukiman
melahirkan perkampungan atau desa yang ditopang pula dengan pembagian
kerja. Kerajinan tangan berkembang pesat. Perkembangan demikian menjadi
dasar-dasar pertama kehidupan manusia dalam konteks masyarakat seperti
sekarang ini.
4. Megalithikum
Kebudayaan megalithikum berlangsung pada jaman neolithikum dan jaman
logam. Kebudayaan yang dihasilkan berupa bangunan batu besar. Batu besar
yang dibuat tidak dikerjakan secara halus, melainkan diratakan secara kasar
untuk mendapatkan bentuk yang dibutuhkan. Kebudayaan megalithikum
didasarkan pada kepercayaan bahwa yang mati tetap ada hubungan dengan
yang ditinggalkan. Masyarakat percaya bahwa yang mati akan memberikan
kesejahteraan dan kesuburan tanaman. Bangunan batu besar sebagai sarana
untuk menghormati mereka yang telah mati. Daerah penemuannya meliputi
Nias, Sumatra, Jawa, Sumbawa, Flores, dan Toraja. Kebudayaan megalithikum
berawal dari masa neolithikum, yaitu sejalan dengan telah berkembangnya
budaya menetap dan kehidupan masyarakat bercocok tanam. Namun
demikian megalithikum mengalami perkembangan pesat justru pada jaman
logam. Jenis manusia yang hidup sama dengan masa neolithikum yaitu
bangsa Proto Melayu yang hidup menetap.

Teori Masuknya Agama Hindu Budha di Indonesia


a. Teori Brahmana
Van Leur merupakan tokoh utama yang melontarkan teori brahmana. Inti
dari teori ini yaitu penyebaran agama dan kebudayaan India ke Indonesia
dilakukan oleh golongan brahmana (pandita atau rohaniawan). Para
brahmana ini datang ke Indonesia atas undangan para penguasa di
Indonesia..Van Leur melandasi pendapatnya dengan keyakinan bahwa
antara India dan Indonesia terjadi hubungan perdagangan. Dalam hubungan
tersebut dimungkinkan bukan hanya orang-orang India yang datang ke
Indonesia, melainkan juga sebaliknya banyak juga orang Indonesia yang
datang ke India.
b. Teori Ksatria
Menurut R.C. Majundar, munculnya kerajaan atau pengaruh Hindu di
kepulauan Indonesia disebabkan oleh peranan kaum Ksatria atau para
prajurit India. Para prajurit diduga melarikan diri dari India dan mendirikan
kerajaan-kerajaan di kepulauan Indonesia dan Asia Tenggara. Teori ksatria
juga didukung oleh F.D.K. Bosch.Menurut F.D.K. Bosch, pada masa lampau
di India sering terjadi perang antargolongan. Para prajurit yang kalah
kemudian meninggalkan India. Rupanya para prajurit tersebut ada yang
sampai ke wilayah Indonesia. Para prajurit itulah yang kemudian berusaha
mendirikan koloni-koloni baru sebagai tempat tinggalnya.
c. Teori Waisya
Teori waisya dikemukakan oleh N.J. Krom. Teori ini menyatakan bahwa kaum
pedagang dari India selain berdagang juga membawa adat dan kebiasaan
atau budaya negaranya.N.J Krom mengungkap adanya pernikahan antara
para pedagang tersebut dan wanita Indonesia. Pernikahan tersebut dianggap
sebagai saluran penyebaran pengaruh yang sangat penting dalam teori ini.G.
Coedes berpendapat bahwa yang memotivasi para pedagang India untuk
datang ke Asia Tenggara adalah keinginan untuk memperoleh barang
tambang terutama emas dan hasil hutan.
d. Teori Sudra
Di duga peperangan yang terjadi di India telah menyebabkan golongan sudra
menjadi orang buangan. Tori sudra menyatakan bahwa penyebaran agama
Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta sudra.
Alasannya karena mereka dianggap sebagai orang-orang buangan dan hanya
hidup sebagai budak.Oleh karena itu mereka pergi dari India di antaranya
datang ke Indonesia dengan tujuan untuk mengubah kehidupannya. Hipotesis
sudra didukung oleh Von van Faber.
e. Teori Arus Balik
F.D.K. Boasch yang sebelumnya mengemukakan teori ksatria, kemudian
berubah pikiran. Hal itu dapat terjadi karena dia menemuka fakta-fakta baru.
Bosch berpendapat bahwa golongan cendekiawanlah yang membawa agama
Hindu-Budha ke Indonesia. Golongan Cendekiawan yang dimaksud adalah
para pendeta atau biksu.Teori ini didukung oleh sejarawan Van Leur.
Menurut pendapat Van Leur, orang Indonesia juga berperan dalam proses
masuknya agama dan kebudayaan Hindu-Budha (India). Para pedagan yang
berasal dari Indonesia datang sendiri ke India karena penasaran dengan
kebudayaan India.

Teori Masuknya Agama Islam di Indonesia


Teori Gujarat
Teori ini dikemukakan oleh seorang professor Snouck Hurgronje, dia
berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada awal abad ke 13 M, yang
dibawa oleh para pedagang dari Gujarat, India. Para pedagang dari Gujarat
masuk untuk berdagang ke Indonesia sembari mengenalkan paham Islam di
tengah kehidupan bermasyarakat.Namun, teori ini dibantah oleh beberapa
ahli sejarah. Mereka berpendapat, jika Islam datang dari Gujarat, maka
otomatis Islam yang berkembang di Indonesia merupakan Islam dengan
paham Syiah. Hal ini karena, di Gujarat pada waktu itu, Islam yang
berkembang disana adalah Islam dengan paham Syiah. Akan tetapi, hal ini
tidak berlaku di Indonesia, yang mayoritas penduduknya menganut Islam
dengan mazhab Syafi`i.
Teori Mekkah
Menurut teori ini, Islam masuk ke Indonesia melalui peran langsung dari para
pedagang muslim asal Timur Tengah yang sembari berdagang, menyebarkan
agama Islam din Indonesia. Teori ini berpendapat bahwa, agama Islam masuk
ke Indonesia berawal dari abad ke 7 M.Teori ini diperkuat dengan
ditemukannya sebuah naskah berita asal China, yang mengemukakan bahwa
pada tahun 625 M, sudah mulai terdapat perkampungan bangsa Arab di
Sumatera tepatnya di daerah Barus.
Teori Persia
Seorang sejarawan yang bernama P.A. Husein Hidayat mengatakan bahwa
Islam masuk ke Indoenesia berawal dari masuknya para pedagang yang
berasal dari Persia pada tahun ke-7 M. Mereka singgah ke Gujarat sebelum
melanjutkan perjalanan ke nusantara. Hal ini juga diperkuat dengan
terdapatnya kesamaan budaya Islam antara Indonesia dengan Persia (Iran).

Kehidupan Sosial, Ekonomi, Budaya Masa Hindu-Budha Islam di


Indonesia
Bangsa Indonesia yang sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak begitu saja
menerima budaya-budaya baru yang berasal dari luar. Berikut beberapa pengaruh
di berbagai bidang terhadap kehidupan masyarakat Indonesia :

BIDANG
MASA
KEHIDUPA MASA HINDU-BUDHA MASA ISLAM
PRAAKSARA
N

Keagama Kepercayaan Masyarakat Indonesia Masyarakat Indonesia


an masyarakat saat secara berangsur-Angsur secara berangsur-Angsur
itu adalah memeluk Agama Hindu memeluk Agama Islam
animisme dan dan Buddha
dinamisme

Politik Dalam Sistem pemerintahan Sistem pemerintahan yang


kehidupan kerajaan dikenalkan Oleh bercorak Islam, rajanya
berkelompok orang-orang India. Dalam bergelar sultan atau sunan
biasanya ada sistem ini, kelompok- seperti halnya para wali.
seorang kelompok kecil Jika rajanya meninggal,
pemimpin masyarakat bersatu tidak dimakamkan di candi
didalamnya dengan kepemilikan tetapi dimakamkan secara
wilayah yang luas. Kepala Islam.
suku yang terbaik dan
terkuat berhak atas
Tampuk kekuasaan
kerajaan. Kemudian,
pemimpin ditentukan
secara turun-temurun
berdasarkan hak waris
sesuai dengan Peraturan
hukum kasta

Sosial Hidup masyarakat Indonesia Aturan kasta mulai pudar di


berkelompok mengenal aturan kasta, masyarakat
kelompok yaitu: Kasta Brahmana
dimana proses (kaum pendeta dan para
sosialisasi hanya sarjana), Kasta Ksatria
terjadi intern (para prajurit, pejabat dan
dalam kelompok bangsawan), Kasta Waisya
masing masing (pedagang petani, pemilik
tanah dan prajurit). Kasta
Sudra (rakyat jelata dan
pekerja kasar). Namun,
unsur budaya Indonesia
lama masih tampak
dominan dalam semua
lapisan Masyarakat

Pendidika Lembaga-lembaga Pendidikan Islam


n pendidikan semacam berkembang di pesantren-
Belum mengenal asrama merupakan salah pesanten Islam.
sistim satu bukti pengaruh dari sebenarnya, pesantren
pendidikan dan kebudayaan Hindu- telah berkembang sebelum
segala Buddha di Indonesia. Islam masuk ke Indonesia.
pengetahuan Lembaga pendidikan Pesantren saat itu menjadi
yang diperoleh tersebut mempelajari satu tempat pendidikan dan
masih berasal bidang saja, yaitu pengajaran agama Hindu.
dari pengalaman keagamaan. Setelah Islam masuk, mata
hidup di alam pelajaran dan proses
bebas pendidikan pesantren
berubah menjadi
pendidikan Islam.

Sastra Belum ada karya Pengaruh Hindu-Buddha Kosakata bahasa Arab baik
dan sastra yang pada bahasa adalah lisan maupn tulisan mulai
Bahasa dihasilkan dikenal dan digunakannya banyak digunakan. Hasil
bahasa Sanskerta dan karya sastra berupa
huruf Pallawa oleh hikayat, babad, suluk dan
masyarakat Indonesia. syair.
Hasil sastra berupa kitab
kitab yang ditulis oleh
Mpu Tantular, Mpu
prapanca dan lainnya.

Arsitektur Masyarakat Punden berundak Islam telah


dan praaksara telah merupakan salah satu memperkenalkan tradisi
Kesenian mendirikan arsitektur Zaman baru dalam teknologi
bangunan Megalitikum. Arsitektur arsitektur seperti masjid
bangunan yang tersebut berpadu dengan dan istana. Juga
terbuat dari budaya India yang diperkenalkan dengan seni
batu, mengilhami pembuatan kaligrafi.
diantaranya : bangunan candi yang
Menhir, dolmen, disertai patung induk
sarkofagus, berupa arca.
punden
berundak dan
waruga

Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Hindu Budha Islam di


Indonesia
1. Agama Hindu Budha
Agama Hindu dan Budha berasal dari Jazirah India yang sekarang meliputi
wilayah negara India, Pakistan, dan Bangladesh. Kedua agama ini muncul pada dua
waktu yang berbeda (Hindu: 1500 SM, Budha: 500 SM), namun berkembang di
Indonesia pada waktu yang hampir bersamaan. Munculnya agama Hindu dan Budha
di Indonesia berawal dari hubungan dagang antara pusat Hindu Budha di Asia
seperti China dan India dengan Nusantara. Hubungan dagang antara masyarakat
Nusantara dengan para pedagang dari wilayah Hindu Budha inilah yang
menyebabkan adanya asimilasi budaya, sehingga agama Hindu dan Budha lambat
laun mulai berkembang di Nusantara.
Kepulauan Nusantara yang diapit oleh dua benua (Asia dan Australia) serta
oleh dua samudra (Hindia dan Pasifik), mempunyai letak yang sangat strategis
dalam jalur perdagangan dunia kala itu. Hal ini membuat para pedagang asing dari
negeri-negeri lain seperti Cina, India, Persia, dan Arab sering singgah di kepulauan
Nusantara. Para pedagang asing ini tidak hanya berkepentingan untuk berdagang di
Nusantara. Mereka juga menjalin interaksi secara sosial budaya dengan masyarakat
lokal, sehingga masuklah pengaruh-pengaruh kebudayaan mereka ke Nusantara,
termasuk pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha.
2. Agama Islam
Proses masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara
menyesuaikan diri dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada.
Ajaran-ajaran Islam yang mengajarkan persamaan derajat, tidak membeda-bedakan
si miskin dan si kaya, si kuat dan si lemah, rakyat kecil dan penguasa, tidak adanya
sistem kasta dan menganggap semua orang sama kedudukannya dihadapan Allah
telah membuat agama Islam perlahan-lahan mulai memeluk agama Islam.

Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan


dengan cara- cara sebagai berikut.
1. Melalui Cara Perdagangan
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China
dan daerah lain di Asia. Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu
lintas perdagangan di Indonesia sangat padat karena dilalui oleh para pedagang
dari seluruh dunia termasuk para pedagang muslim. Pada perkembangan
selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan mendirikan
perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini juga tak jarang mengundang
para ulama dan mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan
mubaligh yang datang atas undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki
salah satu peran penting dalam upaya penyebaran Islam di Indonesia.
2. Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang
terpandang. Hal ini menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk
menikahkan anak gadis mereka dengan para pedagang ini. Sebelum menikah, sang
gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu. Pernikahan secara muslim antara para
saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin memperlancar penyebaran
Islam di Nusantara.
3. Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam
terbentuk. Pendidikan dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing
oleh guru agama, ulama, ataupun kyai. Para santri yang telah lulus akan pulang ke
kampung halamannya dan akan mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.
4. Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada
penduduk lokal. Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang
mementaskan wayang untuk mengenalkan agama Islam. Cerita wayang yang
dipentaskan biasanya dipetik dari kisah Mahabrata atau Ramayana yang kemudian
disisipi dengan nilai-nilai Islam.

KEDATANGAN BANGSA BARAT KE INDONESIA

A. Latar belakang kedatangan bangsa Barat ke Indonesia


Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia dilatar belakangi peristiwa jatuhnya
Konstantinopel ke tangan Turki Usmani (1453), penemuan teknologi, dorongan
untuk melanjutkan perang Salib. Portugis dan Spanyol merupakan pelopor
penjelajahan samudera untuk menemukan dunia baru di timur. Dan portugis juga
merupakan pembuka jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah
penghasil rempah-rempah. Kemudian disusul Belanda dan Inggris. Tujuan mereka
datang ke timur tidak semata-mata untuk mencari keuntungan melalui
perdagangan rempah-rempah, tetapi juga mempunyai tujuan yang lain, yaitu :
a. Gold : Mencari kekayaan dan keuntungan
b. Glory : Memburu kejayaan, mencari kekuasaan
c. Gospel : Menjalankan tugas suci unyuk menyebarkan agama nasrani

B. Jalur pelayaran dan kedatangan bangsa Barat ke Indonesia


Jalur yang dilalui oleh bangsa Barat untuk menemukan rempah-rempah
adalah dengan menggunakan jalur laut. Adapun proses kedatangan bangsa Barat ke
Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Spanyol
Keberhasilan Columbus menemukan benua Amerika pada pelayaran
pertamanya pada tahun 1492, mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan
penjelajahan ke samudra timur dan menemukan daerah penghasil rempah-
rempah. Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magelhan disertai seorang
kapten kapal yang bernama Sebastian del Cano. Magelhan mengambil jalur yang
telah dilalui oleh Columbus. Setelah terus berlayar Magelhan dan rombongan
mendarat di ujung selatan benua Amerika yang kemudian tempat tersebut
dinamakan Selat Magelhan. Magelhan dan rombongan mendarat di Pulau Guam
pada tahun 1521. Kemudian melanjutkan penjelajahannya dan menemukan
Kepulauan Massava ( Filipina ) yang kemudian menyatakan bahwa daerah
tersebut merupakan daerah koloni Spanyol. Karena tindakannya itulah Magelhan
dan rombongan mendapatkan perlawanan dari rakyat Mactan dan akhirnya
Magellhan terbunuh dalam peperangan .
Rombongan yang selamat dalam pertempuran tersebut melarikan diri dan
kemudian oleh del Cano dipimpin bergerak ke arah selatan dan menemukan
Kepulauan Maluku. Kedatangan bangsa Spanyol ini diterima baik oleh Sultan
Tidore yang saat itu sedang bermusuhan dengan Portugis. Sebaliknya,
kedatangan Spanyol di Maluku bagi Portugis merupakan pelanggaran atas hak
monopoli. Oleh karena itu, timbullah persaingan antara Portugis dan Spanyol.
Persaingan tersebut sejalan dengan pertentangan antara sultan Ternate dan
Sultan tidore. Sultan ternate bersekutu dengan portugis, sedangkan sultan tidore
bersekutu dengan Spanyol. Puncaknya Portugis dan Spanyol menempuh jalan
perundingan yang di laksanakan di Saragosa (Spanyol) tahun 1529. Perundigan
itu menghasilkan kesepakatan yang disebut dengan Pejanjian Saragosa yang
berisi :
1. Spanyol harus meninggalkan maluku dan melakukan perdagangan di
Filipina
2. Portugis tetap melakukan kegiatan perdagangan di Kep Maluku.

b. Portugis
Berita Columbus berhasil menemukan daerah baru membuat Raja Portugis
penasaran dan mengutus Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi
meenjelajahi samudra mencari Tanah Hindia. Vasco da Gama mencari jalan lain
agar lebih cepat menuju Tanah Hindia. Sebelum Vasco da Gama diperintahkan
oleh Raja Portugis, sudah ada pelaut lain yang melakukan pelayaran yaitu
Bartholomeus Diaz. Ia melakukan pelayaran mencari daerah timur dengan
menelusuri pantai barat Afrika, hingga pada tahun 1488 karena serangan ombak
yang besar terpaksa Bartholomeus Diaz dan rombongan mendarat di ujung
Selatan Benua Afrika, yang kemudian tempat tersebut diberi nama Tanjung
Harapan. Bartholomeus Diaz tidak melanjutkan pelayaran melainkan bertolak
kembali ke negaranya.
Pada tahun 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon dan
memulai penjelajahan mengikuti rute yang telah dilalui oleh Bartholomeus Diaz.
Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah ia sewa, setelah singgah di
Tanjung Harapan ia dan rombongan melanjutkan perjalanan dengan melalui
pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Samudra
Hindia. Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama berhasil mendarat di Kalikut
di pantai barat India. Setelah beberapa tahun tinggal di India mereka menyadari
bahwa Ini bukan daerah penghasil rempah-rempah. Karena hal tersebut, tahun
1512, Alfonso de Albuquerque bersama beberapa buah kapal ke Maluku. Awalnya
masyarakat Maluku menyambut baik .Pada saat itu, kesultanan Ternate di Maluku
diperintah oleh Kaicil Darus. Sultan ternate itu meminta bantuan Portugis untuk
mendirikan benteng di Ternate dengan tujuan agar ternate terhindar dari
kemungkinan serangan dari daerah lain. Tahun 1522 Portugis mengabulkan
pemintaan Sultan Ternate dengan mendirikan benteng Saint jhon. Pendirian
benteng tersebut ternyata harus dibayar mahal oleh Ternate karena Portugis
menuntut imbalan berupa hak monopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate.
Sultan ternate terpaksa harus menandatangani perjanjian monopoli
pendagangan dengan Portugis.

c. Belanda
Sebelum datang ke Indonesia, para pedagang Belanda membeli rempah-
rempah di Lisabon (ibu kota Portugis). Pada waktu itu Belanda masih berada di
bawah penjajahan Spanyol. Mulai tahun 1585, Belanda tidak lagi mengambil
rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis dikuasai oleh Spanyol. Dengan
putusnya hubungan perdagangan rempah-rempah antara Belanda dan Spanyol
mendorong bangsa Belanda untuk mengadakan penjelajahan samudra.
Pada bulan April 1595, Belanda memulai pelayaran menuju Nusantara
dengan empat buah kapal di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Dalam
pelayarannya menuju ke timur, Belanda menempuh rute Pantai Barat Afrika
Tanjung HarapanSamudra HindiaSelat SundaBanten.. Kedatangan
rombongan Cornelis de Houtman, pada mulanya diterima baik oleh masyarakat
Banten dan juga diizinkan untuk berdagang di Banten. Namun, karenanya sikap
yang kurang baik sehingga orang Belanda kemudian diusir dari Banten.
Rombongan kedua dari Negeri Belanda di bawah pimpinan Jacob van Neck
dengan delapan buah kapalnya tiba di Banten pada bulan November 1598. Pada
saat itu hubungan Banten dengan Portugis sedang memburuk sehingga
kedatangan bangsa Belanda diterima dengan baik. Sikap Belanda sendiri juga
sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para penguasa Banten. Keberhasilan
rombongan Van Neck dalam perdagangan rempah-rempah, mendorong orang-
orang Belanda yang lain untuk datang ke Indonesia. Akibatnya terjadi persaingan
di antara pedagang-pedagang Belanda sendiri.
Setiap kongsi bersaing secara ketat. Di samping itu, mereka juga harus
menghadapi persaingan dengan Portugis, Spanyol, dan Inggris. Melihat gelagat
yang demikian, Olden Barneveld menyarankan untuk membentuk perserikatan
dagang yang mengurusi perdagangan di Hindia Timur. Pada tahun 1602 secara
resmi terbentuklah Vereenigde Oost Indiesche Compagnie (VOC) atau
Perserikatan Dagang Hindia Timur. VOC membuka kantor dagangnya yang
pertama di di Banten (1602) di kepalai oleh Francois Wittert.
Tujuan dibentuknya VOC adalah sebagai berikut.
1. Untuk menghindari persaingan yang tidak sehat antara sesama pedagang
Belanda.
2. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan, baik
dengan sesama bangsa Eropa, maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
3. Untuk mendapatkan monopoli perdagangan, baik impor maupun ekspor.
d. Inggris
Pada tahun 1586 Inggris mendatangi Indonesia yang dipimpin oleh Thomas
Cavendish dengan melewati jalur yang sama. Ratu Elisabeth memberikan sebuah
hak istimewa kepada EIC (East Indian Company) untuk mengurus segala
hubungan perdagangan dengan Asia. EIC mengirim armada untuk menuju
Indonesia. EIC dapat melewati jalan Portugis tetapi gagal untuk masuk Indonesia.
Sejak pertama kali tiba di Indonesia tahun 1604, EIC mendirikan kantor-kantor
dagangnya. Di antaranya di Ambon, Aceh, Jayakarta, Banjar, Japara, dan
Makassar. Pada tahun 1811, Inggris kembali melakukan penyerangan Terhadap
Belanda untuk dapat menguasai Indonesia. Ketika melakukan penyerangan itu
Gubernur Jendral Deandels tengah dipanggil untuk kembali ke Belanda dan
digantikan oleh Gubernur Jendral Jan Jansen. Penyerangan yang dilakukan Ingris
dapat melupuhkan kekuasaan Belanda. sehingga belanda menyerahkan
kekuasaannya di Indonesia kepada Inggris.
Penyerahan kekuasaan ditandai dengan di buatnya sebuah perjanjian, yang
disebut dengan "Perjanjian Tuntang" pada tanggal 18 sepember 1811, yang
berisikan:
a. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris.
b. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
c. Semua pegawai Belanda yang mau bekerja sama dengan Inggris
dapat memegang jabatannya terus
d. Semua hutang pemerintah Belanda yang dahulu, bukan menjadi
tanggung jawab Inggris.
Satu minggu sebelum perjanjian itu dilakukan, Raja Lord Minto yang
berkedudukan di India, mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil
Gubernur . Sehingga Raffles memiliki kekusaan penuh di Indonesia. Kedatangan
Raffles di Indonesia mendapat sebuah penyambutan yang hangat dari pada Raja-
Raja Melayu saat itu. Raffles datang pertama kali ke Indonesia dengan keadaan
dimana rakyat menderita dengan semua perjanjian yang telah dibuat oleh
Belanda. sehingga Raffles membuat sebuah kebijakan baru meliputi:
1. Bidang Birokrasi Pemerintahan
a. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 karesidenan
b. Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa
pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat.
c. Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan
kedudukannya sebagai kepala pribumi secara turun-temurun. Mereka
dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung di bawah
kekuasaan pemerintah pusat.
2. Bidang Perekonomian dan Keuangan
a. Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor
b. Penghapusan pajak hasil bumi (contingenten) dan sistem penyerahan
wajib (Verplichte Leverantie)
c. Menetapkan sistem sewa tanah (landrent).
d. Pemungutan pajak pada mulanya secara perorangan menjadi
dibayarkan kepada kolektor yang dibantu kepala desa tanpa melalui
bupati.
3. Bidang Sosial
a. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
b. Penghapusan perbudakan
4. Bidang Pendidikan
a. Ditulisnya buku berjudul History of Java
b. Memberikan bantuan kepada John Crawfurd untuk mengadakan
penelitian yang menghasilkan buku berjudul History of the East Indian
Archipelago
c. Raffles juga aktif dalam mendukung Bataviaach Genootschap, sebuah
perkumpulan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
d. Ditemukannya bunga bangkai yang akhirnya diberi nama Rafflesia
Arnoldi
e. Dirintisnya Kebun Raya Bogor
Kekuasaan Inggris di Indonesia diakhiri dengan dibuatnya Convention Of London
pada tahun 1814 yang berisikan:
1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda.
2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan
Inggris.
3. Cochin (di Pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris, sedangkan Bangka
diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.
Kekusaan Inggris di Indonesia hanya berlangsung hanya sebentar, sekitah tahun
1811 -1816.

e. Jepang
Pada 7 Desember 1941 terjadi pengeboman Jepang ke pangkalan militer
Amerika Serikat di Asia Timur Raya, tanggal 11 Januari 1942 Jepang menduduki
daerah minyak dengan mendarat di Tarakan Kalimantan Timur,di lanjutkan ke
Balikpapan,Pontianak,Samarinda dan Banjarmasin. Pada tanggal 16 Februari
1942 Jepang menduduki Palembang ,setelah daerah-daerah di luar di kuasai
,Jepang memusatkan perhatiannya untuk menguasai tanah jawa sebagai pusat
pemerintahan Hindia Belanda dan pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang mendarat
di Pulau Jawa (Teluk Banten,Indramayu dan Banjarnegara) di bawah pimpinan
Letjen Hitoshi Immamura . Untuk menghadapi tentara Jepang ,Belanda pernah
membentuk Komando Gabungan Tentara Serikat yang di sebut ABDACOM
(American British Dutch Australian Command) yang bermarkas di Lembang .

Pasukan Jepang dengan cepat menyerbu pusat-pusat kekuatan tentara


Belanda di Jawa . Tanggal 5 Maret 1942 Batavia jatuh ke tangan Jepang . Tentara
jepang terus bergerak ke Selatan dan menguasai kota Bogor ,dengan mudah
kota-kota lain juga jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942
Jenderal Ter Poorten atas nama komandan pasukan Belanda/Sekutu
menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang yang di wakili
Letjen Hitoshi Immamura. Penandatanganan ini di laksanakan di Kalijati,Subang.
Keinginan Jepang menguasai Indonesia karena Indonesia kaya akan sumber
daya alam yang dapat di manfaatkan untuk pengembangan industri Jepang,di
samping itu ,juga terdorong oleh ajaran yang berkaitan dengan Shintoisme
,khususnya tentang Hakko Ichiu ,yakni ajaran tentang kesatuan kelurga umat
manusia. Ajaran tersebut menyatakan bahwa bangsa Jepang dan Indonesia
serumpun.

Kedatangan Jepang di Indonesia di sambut dengan senang hati oleh rakyat


Indonesia . Jepang di elu-elukan sebagai Saudara Tua yang di pandang dapat
membebaskan dari kekuasaan Belanda . Tentara Jepang mempropagandakan
bahwa kedatangannya ke Indonesia untuk membebaskan rakyat dari
cengkraman penjajahan bangsa barat ,Jepang juga akan membantu memajukan
rakyat Indonesia.
Pemerintahan jepang di Indonesia kemudian membentuk pemerintahan
Militer di seluruh kepulauan wilayah Indonesia bekas Hindia belanda itu
wilayahnya di bagi menjadi 3 wilayah Pemerintahan Militer ;

1. Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 25 (Toni Shudan ) untuk


Sumatera ,pusatnya di Bukit Tinggi

2. Pemerintahan Militer Angkatan Darat: Tentara ke 16 (Asamu Shudan)


untuk Jawa dan Madura ,pusatnya di Jakarta di tambah angkatan laut (Dai
Ni Nankekantai)

3. Pemerintahan Militer Angkatan Laut: Armada Selatan kedua untuk daerah


Kalimantan,Sulawesi,dan Maluku,pusatnya di Makasar .

Pada bidang pembentukan organisasi baru

Organisasi militer bentukan Jepang:


1.) Heiho
Heiho merupakan organisasi militer resmi yang dibentuk pada bulan April
1945. Anggotanya adalah para pemuda yang berusia 18 25 tahun. Heiho
merupakan barisan pembantu kesatuan angkatan perang dan dimasukkan
sebagai bagian dari ketentaraan Jepang.
2.) PETA
PETA dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1944. Anggota PETA terdiri atas
orang Indonesia yang mendapat pendidikan militer Jepang. PETA bertugas
mempertahankan tanah air Indonesia. Tokoh-tokoh PETA yang terkenal
antara lain Supriyadi, Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, dan
Jenderal Ahmad Yani

Organisasi semimiliter bentukan Jepang


1. Seinendan (Barisan Pemuda), melatih para pemuda (14-22 tahun) agar
dapat menjaga tanah airnya sendiri
2. Fujinkai (Himpunan Wanita), memberikan latihan-latihan militer pada
wanita yang berusia minimal 15 tahun
3. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), melatih pemuda (25 -35
tahun.)membantu tugas polisi
4. Suishintai (Barisan Pelopor), dipimpin oleh Ir. Soekarno
5. Gakukotai ( Barisan Pelajar), dibentuk tanggal 15 Desember 1944
6. Jibakutai (Barisan Berani Mati).

Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan yang sangat penting,waktu itu


masih di berlakukan pemerintahan sementara .Berdasarkan Osamu Seirei
(Undang-undang yang di keluarkan oleh Panglima Tentara ke 16) yang berisi
ketentuan :

1. Jabatan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda di hapuskan di ambil


alih oleh panglima tentara Jepang di Jawa
2. Para penjabat pemerintah sipil beserta pegawainya di masa Hindia belanda
tetap di akui kedudukannya

3. Badan-badan pemerintah dan undang-undang di masa Belanda tetap di akui


secara sah untuk sementara waktu

Adapun pemerintahan susunan militer Jepang adalah

1. Panglima tentara (GUNSHIREKAN) , kemudian di sebut Panglima Tertinggi


(SEIKO SHIKIKAN) Sebagai pucuk pimpinan . Panglima tentara pertama di
jabat oleh Letjen Hitoshi Immamura.

2. Kepala Pemerintahan Militer (GUNSEIKAN) di Kantor Pusat di sebut


GUNSEIKANBU ,terdapat 4 BU (semacam departemen) yaitu :

Somobu (Departemen Dalam Negeri)


Zaimubu (Departemen Keuangan)
Sangvobu (Departemen Perusahaan,Industri dan Kerajinan tangan atau
urusan Perekonomian
Kotsubu (Departemen Lalu Lintas)
Shihobu (Departemen Kehakiman)

3. Koordinator Pemerintah dengan tugas memulihkan ketertiban dan keamanan


atau semacam gubernur(GUNSEIBU) ,meliputi :

Jawa Barat : Pusatnya di Bandung

Jawa Tengah : Pusatnya di Semarang

Jawa Timur : Pusatnya di Surabaya

Di tambah dua daerah istimewa (kochi) yakni Yogyakarta dan


Surakarta

Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang yang


bersifat militer ,Jepang juga mengembangkan pemerintahan sipil .Pada bulan
Agustus 1942 ,pemerintahan militer berusaha meningkatkan sistem
pemerintahan antara lain :

Mengeluarkan UU No 27 tentang pemerintahan daerah

Dimantapkan dengan UU No 28 tentang pemerintahan shu serta


tokubetsushi

Menurut UU No 28 ,pemerintah daerah tertinggi adalah shu (keresidenan)


.Seluruh pulau Jawa dan Madura kecuali Kochi Jogyakarta dan Kochi Surakarta di
bagi menjadi daerah-daerah shu (keresidenan) ,Shi (kotapraja),Ken
(kabupaten),Gun (kawedanan),Son (kecamatan) dan ku (desa/kelurahan) .
Seluruh pulau Jawa dan Madura di bagi menjadi 17 shu .

PM. Koiso mengemukakan janji pemberian kemerdekaan kepada India Timur


(Indonesia) kelak di kemudian hari pada 7 September 1945. Hal ini disebabkan
kebijakan tersebut dikeluarkan pada saat Jepang diambang pintu kekalahan.

Peran Perjuangan Para Tokoh


1. Perjuangan Sultan Agung

2 kali Sultan Agung menyerang Belanda, namun mengalami kegagalan karena


belanda membakar gudang-gudang beras persediaan bahan makanan bagi
prajurit mataram. Akibatnya prajurit mataram kekurangan bahan makanan dan
terjangkit berbagai macam penyakit.
2. Perjuangan Pattimura(Maluku)

Belanda menguras semua hasil alam yang dimiliki Kepulauan Maluku, seperti
Rempah-rempah, akibatnya rakyat hidup sengsara dan menderita. Melihat hal itu
Pattimura bangkit memimpin rakyat Maluku untuk mengusir Belanda. Pasukan
Pattimura berhasil merebut benteng Duursted pada tanggal 16 Mei 1817. Dalam
peristiwa ini menewaskan Residen Van Den Berg dan sebagai balasan atas
kekalahannya ,Belanda mendatangkan bala bantuan yang lebih banyak dan
dengan senjata lengkap untuk merebut benteng itu kembali.
3. Perjuangan Untung Suropati

Perlawanan Untung Suropati dipicu oleh ketidakadilan dan penghianatan


bangsa Belanda terhadap Bangsanya. Perlawanannya dimulai tahun 1686 di Jawa
Barat, kemudian diteruskan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur.
4. Perjuangan pangeran diponegoro

Dengan segala siasat, belanda berhasil menanamkan pengaruhnya di kerajaan


Mataram. Rakyat ditindas dengan beban berat seperti kerja rodi dan
diberlakukannya bermacam-macam pajak. Melihat keadaan itu Raden Mas
Ontowiryo(Pangeran Diponegoro) dari kasultanan Yogyakarta berkeinginan
mengusir Belanda. Perang dimulai setelah Belanda membuat jalan melalui
makam leluhur Pangeran Diponegoro. Diponegoro menggunakan siasat perang
gerilya.
5. Perjuangan Tuanku Imam Bonjol
Perlawanan rakyat di wilayah Minangkabau, Sumatra Barat, terhadap Belanda
dipimpin oleh Imam Bonjol. Perlawanan yang disebut juga perang Paderi ini
berkobar mulai tahun 1821 -1837. Pada awalnya, perang Paderi terjadi karena
adanya perselisihan antara kaum adat dan kaum Paderi. Peristiwa ini merupakan
kesempatan baik bagi Belanda untuk merebut Sumatra Barat, degan politik
adudomba. Belanda kemudian membantu pihak yang lemah,yaitu kaum
adat,untuk menghadapi kaum Paderi.Kedua kaum itu sama-sama menyadari
bahwa peristiwa ini hanya akan menguntungkan Belanda semata. Kaum Paderi
dan Adat kemudian bersatu melakukan perlawanan terhadap belanda.
6. Perjuangan rakyat Aceh
Serangan pertama Belanda di bawah pimpinan Jenderal Kohler berhasil di
patahkan oleh pasukan rakyat Aceh yang dipimpin antara lain oleh Teuku
Umar,Cut Nyak Dien, Teuku Cik Di Tiro, Panglima Polem dan Cut Mutia.Jenderal
Kohler tewas dan prajutitnya kembali ke Batavia. Belanda menggunakan siasat
kultur stelsel yang bersifat mempertahankan diri dalam benteng, namun gagal.

ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL INDONESIA


A. Budi Utomo
Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Karena menandai awal
berdirinya organisasi kebangsaan, tanggal itu selanjutnya dikenang sebagai
Hari Kebangkitan Nasional. Tokoh pendirinva adalah para mahasiswa STOVIA,
seperti Soetomo, Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T. Ario Tirtokusumo.
Pada mulanya, Budi Utomo bukan organisasi politik. Kegiatannya terpusat
pada bidang sosial dan budaya. Sejak tahun 1915, Budi Utomo mulai
bergerak di bidang politik. Pada tahun 1929, Budi Utomo masuk menjadi
anggota PPPKI (Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia).
Pada tahun 1935, Budi Utomo bergabung dengan PBI (Persatuan Bangsa
Indonesia) yang dipimpin oleh Soetomo. Penggabungan (fusi) itu membentuk
organisasi baru bernama Parindra (Partai Indonesia Raya).
1. Kongres Budi Utomo yang pertama berlangsung di Yogyakarta pada
tanggal 3 Oktober 5 Oktober 1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang
yaitu Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya II, Magelang, Surabaya, dan Batavia.
Dalam kongres Budi Utomo yang pertama berhasil diputuskan beberapa
hal berikut:
a. Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura.
b. Tidak melibatkan diri dalam politik.
c. Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan budaya
d. Menyusun pengurus besar organisasi yang diketuai oleh
R.T.Tirtokusumo
e. Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras
untuk negara dan bangsa.

B. Sarekat Islam (SI)


Pada tahun 1909, Kyai Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam
untuk membela kepentingan pedagang Islam dari ancaman dan dominasi
pedagang Cina, serta meningkatkan pengamalan ajaran Islam di antara para
anggota. Pada tahun 1911, Sarekat Dagang Islam berubah nama menjadi
Sarekat Islam (SI). Perubahan nama itu diikuti dengan perluasan tujuan, yakni
melawan segala bentuk penindasan dan dominasi rasial. Tokoh SI antara lain
Haji Oemar Said Tjokroaminoto, Haji Agus SaLim, Abdul Moeis, dan
Suryopranoto.
1. Kongres pertama di Surabaya(20 Januari 1913)
Dalam kongres ini diambil keputusan bahwa:
a. SI bukan partai politik dan tidak akan melawan pemerintah Hindia
Belanda.
b. Surabaya ditetapkan sebagai pusat SI.
c. HOS Tjokroaminoto dipilih sebagai ketua.
2. Kongres kedua di Surakarta yang menegaskan bahwa SI hanya terbuka
bagi rakyat biasa.
3. Kongres ketiga di Bandung(17-24 Juni 1916)
SI bercita-cita menyatukan seluruh penduduk Indonesia sebagai suatu
bangsa yang berdaulat.
4. Kongres yang keempat di Jakarta(1917)
SI mendesak pemerintah agar membentuk Dewan Perwakilan Rakyat
(Volksraad). SI mencalonkan H.O.S. Tjokroaminoto dan Abdul Muis sebagai
wakilnya di Volksraad.

(SI) pecah menjadi dua yaitu SI Sayap Putih dan SI Sayap Merah.
1. SI sayap kanan atau SI Sayap putih
Berlandaskan nasionalisme dan keislaman. Tokohnya HOS Cokroaminoto
dan H. Agus Salim serta Surya Pranoto. Pusatnya di Jogjakarta.
2. SI sayap kiri atau SI sayap merah
Berhalauan komunis yang nantinya menjadi PKI. Tokohnya Semaun.
Pusatnya di Semarang.
C. Indische Partij
Didirikan pada tahun 1912 di kota Bandung oleh Tiga Serangkai, yaitu
E.F.E. Douwes Dekker, Cipto Mangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara yang
bertujuan menumbuhkan dan meningkatkan nasionalisme untuk memajukan
tanah air yang dilandasi jiwa nasional serta mempersiapkan kehidupan rakyat
yang merdeka.
Dengan tujuannya itu, IP menempatkan diri sebagai organisasi politik
pertama di Indonesia. Pada tahun 1913, IP dinyatakan sebagai partai
terlarang karena tulisan Suwardi Suryaningrat berjudul Als Ik een
Nederlander was (Jika Saya Seorang Belanda) yang secara tajam menyindir
tindakan pemerintah kolonial . Program Indische Partij:
Menanamkan cita-cita persatuan nasional Indonesia.
Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan
Memberantas tindakan yang membangkitkan kebencian antar-agama
dan ras.
Memperkuat pengaruh pro-Hindia (Indonesia) dalam pemerintahan
kolonial.
Menyerukan perbaikan ekonomi bangsa Indonesia
D. Muhammadiyah
Didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad
Dahlan dengan tujuan mengembangkan ajaran agama Islam, memberantas
kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama yang benar, dan
memajukan pemahaman ilmu agama Islam di antara para anggota.
E. Perhimpunan Indonesia
Berasal dari organisasi pelajar Indonesia bernama Indische Vereeniging.
Organisasi itu didirikan pada tahun 1908 sebagai forum komunikasi di antara
pelajar Indonesia yang merantau di luar negeri. Tokoh PI antara lain
Mohammad Hatta, Ali Sastroamijoyo, Abdulmajid Joyoadiningrat, Iwa
Kusumasumantri, Sastro Mulyono, Sartono, Gunawan Mangunkusumo, dan
Nazir Datuk Pamuncak.
F. Partai Komunis Indonesia
Berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Dalam melaksanakan programnva, PKI
berpegang teguh pada kebijakan Komintern (Komunis Internasional). SI
terpecah menjadi SI Merah (julukan untuk SI prokomunis) dan SI Putih
(julukan untuk SI nonkomunis). Akhirnya, aturan disiplin SI, mengharuskan
anggota SI Merah keluarr dari SI. Peristiwa pada tahun 1921 itu menandai
berdirinya PKI sebagai organisasi politik yang berdiri sendiri.
G. Partai Nasional Indonesia
Didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 di Bandung di bawah pimpinan Ir.
Sukarno. PNI bertujuan mencapai Indonesia merdeka dengan usaha sendiri.
Ideologi PNI disebut Marhaenisme. Sebagai wadah persatuan politik yang ada
di Indonesia pada tanggal 17 Desember 1927 diselenggarakan kongres
pertama dengan tujuan agar langkah dan perjuangan partai-partai yang ada
seragam. Kongres Partai Nasional Indonesia pertama di Surabaya( 27 30
Mei 1928). Kongres ini menetapkan beberapa hal berikut.
1. Susunan program yang meliputi:
a. bidang politik untuk mencapai Indonesia merdeka,
b. bidang ekonomi dan sosial untuk memajukan pelajaran nasional.
2. Menetapkan garis perjuangan yang dianut adalah nonkooperasi.
3. Memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan kekuatan
sendiri.
Berikut program-programnya:
Bidang Politik
Memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan Indonesia.
Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah nasional.
Menuntut kemerdekaan pers dan berserikat

Bidang Ekonomi Bidang Sosial


Membentuk tata perekonomian Memajukan pengajaran untuk rakyat
vang melibatkan rakyat kecil. kecil.
Mengusahakan pembentukan Meningkatkan kedudukan kaum
koperasi. wanita.
Memperhatikan kepentingan buruh
dan tani.

H. Persatuan Bangsa Indonesia


Berawal dari Indonesische Studie Club yang didirikan oleh Dr. Sutomo di
Surabaya, pada tahun 1924. Kegiatan PBI menitikberatkan pada rakyat. Salah
satu usahanya adalah mendirikan rukun tani. Kegiatan PBI selanjutnya
adalah menggalakkan koperasi, membentuk serikat kerja, dan meningkatkan
pengajaran dan pendidikan rakyat. Pada tahun 1935, PBI dan Budi Utomo
bergabung membentuk Parindra.
I. Nahdatul Ulama
Pendiri NU adalah K.H. Hasyim Asyari dari Pondok Pesantren Tebu Ireng.
NU berdiri pada tanggal 31 Januari 1926. NU bergerak di bidang keagamaan,
pendidikan, sosial, dan budaya.
Tujuan Nahdatul Ulama adalah mencerdaskan umat Islam dan menegakkan
syariat agama Islam berdasarkan Mazhab Syafii. Selain bergerak dalam
bidang agama pendidikan, sosial, dan budaya NU juga bergerak dalam
bidang politik.
J. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Tokoh GAPI antara lain Muhammad Husni Thamrin, Amir Syarifuddin, dan
Abikusno Cokrosuyoso. Konferensi GAPI, tanggal 4 Juli 1939, menghasilkan
seruan Indonesia Berparlemen. Seruan itu tidak menuntut kemerdekaan
penuh, melainkan suatu parlemen berdasarkan sendi-sendi demokrasi. Untuk
melaksanakan aksinya, GAPI mengadakan Kongres Rakyat Indonesia, tanggal
25 Desember 1939. Keputusan penting dari kongres tersebut antara lain :
1. penetapan bendera merah putih sebagai bendera kebangsaan
2. bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan

Menjelang kedatangan Jepang, tuntutan GAPI semakin gencar melalui


pembentukan Majelis Rakyat Indonesia, yang merupakan kelanjutan Kongres
Rakyat Indonesia. Namun, tuntutan itu langsung redup setelah Jepang menguasai
Indonesia.

DAMPAK PENJAJAHAN SAMPAI KEBANGKITAN NASIONAL


A. Dampak di bidang Politik
Masa penjajahan Belanda:
Pemerintah kolonial ikut campur tangan dalam pemerintahan Kerajaan.
Kedudukan raja terikat oleh struktur pemerintahan kolonial.
Pemerintahan dibentuk dengan sistem sentralisasi yang pusatnya di Batavia
Keberadaan rakyat Indonesia pada masa itu dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Situasi sebelum dijalankannya politik etis, dan
b. Situasi sesudah dijalankannya politik etis.
Situasi sebelum dijalankannya politik etis, kehidupan masyarakat terdiri atas
tiga golongan, yaitu :
Masyarakat kalangan bawah, yaitu meliputi : kaum buruh, pedagang,
petukang, dan pekerja rendah lainnya.
Masyarakat kalangan menengah, yaitu meliputi : petani yang memiliki
tanah dan para pegawai pemerintahan kolonial Belanda.
Masyarakat kalangan atas, yaitu meliputi : Pemuka agama dan para
Bangsawan.
Sedangkan keberadaan setelah dijalankannya politik etis, keberadaan
masyarakat Indonesia ditandai dengan adanya kalangan-kalangan pelajar.
Masa kebangkitan nasional:
Melarang penggunaan Bahasa Belanda dan memperbolehkan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar.
Dibentuknya badan persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu BPUPKI dan
PPKI. Dengan kemunculan badan persiapan ini, muncullah ide Pancasila.
Mendukung semangat Anti-Belanda, sehingga secara tidak langsung Jepang
ikut mendukung semangat jiwa nasionalisme Indonesia.
Memberi kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk ikut serta dalam
pemerintahan politik.
Dilarangnya kegiatan politik dan dibubarkannya organisasi politik yang ada.
Dilarangnya segala jenis rapat dan kegiatan politik.
B. Dampak di bidang Ekonomi
Masa penjajahan Belanda:
1. Para pengusaha pribumi kedudukannya menjadi aparatur pemerintah
kolonial, mereka tidak lagi mendapatkan penghasilan dan upeti seperti
sebelumnya
2. Nasib rakyat, terutama para petani menanggung beban yg amat berat. Petani
harus menanam tanaman yang diperintahkan pemerintah kolonial.
3. Sistem perdagangan dikuasai oleh pihak penjajah (monopoli). Hal ini tidak
memberikan keuntungan apa pun untuk rakyat Indonesia. Sebaliknya, banyak
rakyat yang hidup dalam kemiskinan dan kelaparan.
Masa kebangkitan nasional:
Jepang mengeksploitasi SDA dan SDM untuk kepentingan perang.
Jepang mengambil secara paksa makanan, pakaian dan pembekalan lainnya
dari rakyat Indonesia tanpa kompensasi.
Terjadinya inflasi dan krisis ekonomi yang sangat menyengsarakan rakyat.
Terputusnya hubungan antar daerah akibat dari self sufficiency.
Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang sehingga seluruh
potensi SDA dan bahan mentah lainnya digunakan untuk mendukung industri
perang.
Penerapan sanksi yang berat oleh Jepang dengan menerapkan sistem
ekonomi secara ketat.
Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi
kebutuhan daerah sendiri dan menunjang kegiatan perang).
C. Dampak di bidang Sosial
Masa penjajahan belanda:
Diskriminasi dan intimidasi berdasarkan golongan dalam kehidupan
masyarakat dan suku bangsa. Kedudukan sosial bangsa Indonesia dibagi
menjadi 3 kelas, yaitu :
1. kelas satu diduduki oleh bangsa Barat
2. kelas dua oleh Timur Asing
3. kelas tiga diduduki oleh masyarakat pribumi.
Orang Eropa (kulit putih) memiliki hak isitimewa daripada rakyat pribumi
yang dibebani oleh kewajiban dan tidak dilindungi hukum
Tidak semua anak pribumi dapat memperoleh pendidikan
Di bidang pemerintahan, tidak semua jabatan tersedia untuk orang pribumi
Masa kebangkitan nasional:
Bangsa Indonesia mengalami berbagai pembaharuan akibat didikkan Jepang
yang menumbuhkan kesadaran dan keyakinan yang tinggi akan harga
dirinya.
Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu
Tonarigami atau Rukun Tetangga (RT).
Adanya praktik perbudakan wanita (yugun ianfu). Banyak wanita muda
Indonesia yang digunakan sebagai wanita penghibur bagi perang Jepang.
Kegiatan romusha yang menyengsarakan dan memiskinkan rakyat.
Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independent dan
pengawasan berada di bawah pengawasan Jepang.
D. Dampak di bidang Budaya
Dalam bidang ini, budaya Barat sangat berpengaruh dalam kehidupan rakyat
Indonesia. Kehidupan Barat sedikit demi sedikit berkembang menjadi tata
kehidupan pribumi, mulai dari cara pergaulan, gaya hidup, bahasa dan cara
berpakaian. Sedangkan pada masa penjajahan jepang Jepang mendirikan Keimin
Bunka Shidosho (Pusat Kebudayaan) tanggal 1 April 1943 di Jakarta. Fungsi lembaga
ini mewadahi aktivitas kebudayaan Indonesia.

E. Dampak pendidikan
A. Pendidikan Pada Masa Kolonial Belanda

Pemerintah kolonial Belanda mempunyai ambisi dan strategi sendiri ketika


menerapkan pola pendidikan modern. Pada awalnya, Pemerintah Kolonial Belanda
hanya memberikan model pendidikan pada anak bangsa yang berupa sekolah
ongko loro dan ongko siji. Sekolah ini bertujuan agar anak bangsa mendapatkan
pendidikan 1 tahun dan 3 tahun saja, materi yang diberikan berupa ketrampilan
berhitung, membaca, dan menulis sederhana. Hal ini dilakukan karena di satu sisi
pemerintah Belanda ingin mendapatkan tenaga administrasi level bawah yang
bergaji rendah, di sisi lain Belanda tidak ingin memberikan sepenuhnya ilmu
pengajaran dan pengetahuan bagi anak bangsa yang status sosialnya dipandang
rendah. Pemerintah Kolonial Belanda memberikan persyaratan bagi siswa yang
masuk di sekolah ongko siji dan loro. Syarat utamanya adalah latar belakang
keningratan bagi siswa-siswanya.
Namun setelah munculnya politik etis yang dimotori van Deventer dan Baron
van Hoevel, maka terjadi perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia. Sistem
sekolah dan kurikulum mengalami banyak perubahan. Semula jenjang pendidikan
terlama di bangku sekolah dasar hanya tiga tahun berubah menjadi 5 (lima) tahun
dan 6 (enam tahun). Model sekolah ini dinamakan schakel school dan HIS (Holland
Inlandsche School). Materi pengajaran mengalami perubahan yang cukup banyak.
Tingkat kesulitan mengalami peningkatan dan tidak setiap anak bangsa bisa
menjadi siswa di sekolah iniMereka yang berasal dari kalangan rakyat biasa tetap
tidak diperbolehkan memasuki jenjang pendidikan HIS. Mereka yang berasal dari
kalangan priyayi rendah, tentu saja harus ngenger dahulu agar dapat diterima
menjadi siswa sekolah ini. Bahasa Belanda menjadi bahasa pengantar dalam
kegiatan belajar di sekolah ini. Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan pula ELS
(Eropesch Lagere School) sebagai sekolah dasar untuk anak-anak Eropa dan China
Lagere School bagi anak-anak keturunan Tionghoa.
Di tingkat lanjut, pemerintah Kolonial Belanda mendirikan MULO yang
setingkat SMP jaman sekarang. Kurikulum yang dipergunakan semakin lengkap.
Bahasa Belanda tetap menjadi bahasa pengantar. Selain itu diajarkan bahasa
Perancis dan Inggris. Tidak setiap anak bangsa bisa memperoleh pendidikan tingkat
ini. Banyak kendala rasialis dan sosial yang menghalangi anak bangsa untuk
memperoleh kesempatan ini. Jika dibandingkan jaman sekarang lulusan MULO
sebanding kualitasnya dengan lulusan S-1 sekarang. Bagi lulusan MULO maka ia
berhak mendapatkan tempat pekerjaan di struktur kepegawaian negeri maupun
militer pemerintah Kolonial Belanda.
Pada level yang tertinggi, kebijakan Kolonial Belanda menjelang pertengahan
abad ke-20 mulai mendirikan sekolah setingkat SLTA sekarang dengan sebutan AMS
(Algemens Middlebars School) dan HBS (Hoogere Bourgere School). Minimal anak
bangsawan tinggi yang diperbolehkan memasuki jenjang sekolah ini. Untuk AMS
ditempuh selama 3 (tiga) tahun, sedangkan untuk HBS ditempuh 5 (lima) tahun.
Siswa yang bersekolah di HBS secara sosial ia adalah pribumi yang sudah
disamakan derajatnya dengan bangsa Eropa/Belanda. Pada pendidikan tingkat ini,
kualitas menjadi sebuah ukuran mutlak. Oleh karena pola pendidikannya yang
disiplin dengan kurikulum yang jelas maka dengan sendirinya menghasilkan alumni
yang disegani oleh siapa saja. Para alumninya antara lain: Soekarno, Hatta, Sutan
Syahrir, Syafruddin Prawiranegara, Soetomo, Cipto Mangunkusuma, A. Rivai,
Suwardi Suryaningrat, dsb.
B. Pendidikan di Masa Kebangkitan Nasional
Didorong semangat untuk mengembangkan pengaruh dan wilayah sebagai
bagian dari rencana membentuk Asia Timur Raya yang meliputi Manchuria, Daratan
China, Kepulauan Filiphina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Indo China dan Rusia di
bawah kepemimpinan Jepang, negera ini mulai melakukan ekspansi militer ke
berbagai negara sekitarnya tersebut. Dengan konsep Hakko Ichiu (Kemakmuran
Bersama Asia Raya) dan semboyan Asia untuk Bangsa Asia, bangsa fasis inipun
menargetkan Indonesia sebagai wilayah potensial yang akan menopang ambisi
besarnya. Dengan konteks sejarah dunia yang menuntut dukungan militer kuat,
Jepang mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa dilepaskan dari
kepentingan ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa
pendudukan Jepang sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan
militer dalam peperangan Pasifik. Setelah Februari 1942 menyerang Sumatera
Selatan, Jepang selanjutnya menyerang Jawa dan akhirnya memaksa Belanda
menyerah pada Maret 1942. Sejak itulah Jepang kemudian menerapkan beberapa
kebijakan terkait pendidikan yang memiliki implikasi luas terutama bagi sistem
pendidikan di era kemerdekaan. Hal-hal tersebut antara lain:
1. Dijadikannya Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pengantar pendidikan
menggantikan Bahasa Belanda;
2. Adanya integrasi sistem pendidikan dengan dihapuskannya sistem pendidikan
berdasarkan kelas sosial di era penjajahan Belanda.
Sistem pendidikan pada masa pendudukan Jepang itu kemudian dapat diikhtisarkan
sebagai berikut:
1. Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah Rakyat). Lama studi 6 tahun.
Termasuk SR adalah Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama dari Sekolah
dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di masa Hindia Belanda.
2. Pendidikan Lanjutan. Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah Pertama)
dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga
dengan lama studi 3 tahun.
3. Pendidikan Kejuruan. Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional antara lain
di bidang pertukangan, pelayaran, pendidikan, teknik, dan pertanian.
4. Pendidikan Tinggi.
Guna memperoleh dukungan tokoh pribumi, Jepang mengawali dengan
menawarkan konsep Putera Tenaga Rakyat di bawah pimpinan Soekarno, M. Hatta,
Ki Hajar Dewantoro, dan K.H. Mas Mansur pada Maret 1943. Konsep ini dirumuskan
setelah kegagalan the Triple Movement yang tidak menyertakan wakil tokoh
pribumi. Tetapi PTR akhirnya mengalami nasib serupa setahun kemudian. Pasca ini,
Jepang tetap merekrut Ki Hajar Dewantoro sebagai penasehat bidang pendidikan
mereka. Upaya Jepang mengambil tenaga pribumi ini dilatarbelakangi pengalaman
kegagalan sistem pendidikan mereka di Manchuria dan China yang menerapkan
sistem Nipponize (Jepangisasi). Karena itulah, di Indonesia mereka mencobakan
format pendidikan yang mengakomodasi kurikulum berorientasi lokal. Jepang juga
memandang perlu melatih guru-guru agar memiliki keseragaman pengertian
tentang maksud dan tujuan pemerintahannya. Materi pokok dalam latihan tersebut
antara lain:
1 Indoktrinasi ideologi Hakko Ichiu;
2 Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran dan semangat Jepang;
3 Bahasa, sejarah dan adat-istiadat Jepang;
4 Ilmu bumi dengan perspektif geopolitis; serta
5 Olaharaga dan nyanyian Jepang. Sementara untuk pembinaan kesiswaan.

Jepang mewajibkan bagi setiap murid sekolah untuk rutin melakukan beberapa
aktivitas berikut ini:
1 Menyanyikan lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo setiap pagi;
2 Mengibarkan bendera Jepang, Hinomura dan menghormat Kaisar Jepang,
Tenno Heika setiap pagi;
3 Setiap pagi mereka juga harus melakukan Dai Toa, bersumpah setia kepada
cita-cita Asia Raya;
4 Setiap pagi mereka juga diwajibkan melakukan Taiso, senam Jepang;
5 Melakukan latihan-latihan fisik dan militer;
6 Menjadikan bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam pendidikan. Bahasa
Jepang menjadi bahasa yang juga wajib diajarkan.

Setelah menguasai Indonesia, Jepang menginstruksikan ditutupnya sekolah-


sekolah berbahasa Belanda, pelarangan materi tentang Belanda dan bahasa-bahasa
Eropa lainnya. Termasuk yang harus ditutup adalah HCS, sehingga memaksa
peranakan China kembali ke sekolah-sekolah berbahasa Mandarin di bawah
koordinasi Hua-Chino Tsung Hui, yang berimplikasi pada adanya proses resinification
(penyadaran dan penegasan identitas sebagai keturunan bangsa China). Kondisi ini
antara lain memaksa para guru untuk mentranslasikan buku-buku berbahasa asing
kedalam Bahasa Indonesia untuk kepentingan proses pembelajaran. Selanjutnya
sekolah-sekolah yang bertipe akademis diganti dengan sekolah-sekolah yang
bertipe vokasi. Jepang juga melarang pihak swasta mendirikan sekolah lanjutan dan
untuk kepentingan kontrol, maka sekolah swasta harus mengajukan izin ulang untuk
dapat beroperasi kembali. Taman Siswa misalnya terpaksa harus mengubah Taman
Dewasa menjadi Taman Tani, sementara Taman Guru dan Taman Madya tetap tutup.
Kebijakan ini menyebabkan terjadinya kemunduran yang luar biasa bagi dunia
pendidikan dilihat dari aspek kelembagaan dan operasonalisasi pendidikan lainnya.
Sementara itu terhadap pendidikan Islam, Jepang mengambil beberapa kebijakan
antara lain: (1) Mengubah Kantor Voor Islamistische Zaken pada masa Belanda yang
dipimpin kaum orientalis menjadi Sumubi yang dipimpin tokoh Islam sendiri, yakni
K.H. Hasyim Asyari. Di daerah-daerah dibentuk Sumuka; (2) Pondok pesantren
sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah Jepang; (3) Mengizinkan
pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar seni kemiliteran
bagi pemuda Islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin; (4) Mengizinkan berdirinya
Sekolah Tinggi Islam di Jakarta di bawah asuhan K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakkir
dan Bung Hatta; (4) Diizinkannya ulama dan pemimpin nasionalis membentuk
barisan Pembela Tanah Air (PETA) yang belakangan menjadi cikal-bakal TNI di
zaman kemerdekaan; dan (5) Diizinkannya Majelis Islam Ala Indonesia (MIAI) terus
beroperasi, sekalipun kemudian dibubarkan dan diganti dengan Majelis Syuro
Muslimin Indonesia (Masyumi) yang menyertakan dua ormas besar Islam,
Muhammadiyah dan NU. Lepas dari tujuan semula Jepang memfasilitasi berbagai
aktivitas kaum muslimin ketika itu, nyatanya hal ini membantu perkembangan Islam
dan keadaan umatnya setelah tercapainya kemerdekaan.

Peristiwa Menjelang Proklamasi


1. Hari-Hari Menjelang Proklamasi di Jakarta
Perang pasifik semakin berkobar. Dimana-mana pasukan Jepang mengalami
kekalahan. Untuk persiapan penyerahan kemerdekaan bangsa Indonesia dari
Jepang, maka tanggal 9 Agustus 1945, para pemimpin bangsa Indonesia yaitu Ir.
Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Dr. Rajiman Widyodiningrat berangkat ke kota
Dalat di Vietnam. Maksud keberangkatan itu adalah untuk membicarakan
rencana kemerdekaan bangsa Indonesia dengan pimpinan Jepang Jenderal
Terauchi yang berpusat di kota Dalat. Jenderal Terauchi yang menjadi panglima
tertinggi tentara Jepang di seluruh Asia Tenggara memberitahukan bahwa
pemerintah Jepang di Tokyo telah memutuskan untuk memberikan kemerdekaan
kepada bangsa Indonesia.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 ketiga tokoh pemimpin pergerakan Indonesia
kembali dari Dalat menuju Jakarta. Pada saat itu sebenarnya ada hal-hal penting
yang belum diketahui oleh ketiga tokoh tersebut. Karena memang sengaja tidak
diberitahu oleh Jepang. Hal-hal penting yang dimaksud adalah :
a. Pada tanggal 6 Agustus 1945, jam 08.15 pagi Kota Hiroshima dijatuhi bom
atom oleh Amerika Serikat. Lebih dari 70.000 orang penduduk Kota
Hiroshima menjadi korban.
b. Tanggal 9 Agustus 1945 bom atom yang kedua dijatuhkan oleh Amerika
Serikat di Kota Nagasaki. Akibat ledakan tersebut lebih dari 75.000 orang
penduduk Nagasaki menjadi korban.

Pemimpin Angkatan Perang Jepang, terutama Kaisar Jepang Hiroshito,


berkesimpulan bahwa tentara Jepang tidak mngkin lagi meneruskan
peperangan. Untuk menghindari rakyat Jepang dari kehancuran, maka pada
tanggal 14 Agustus 1945 kaisar memerintahkan untuk menghentikan perang
dan mengakui kekalahan Jepang.
Beriata tentang kekalahan Jepang masih sangat dirahasikan. Semua radio
disegel oleh pemerntah Jepang. Sungguh pun demikian ada juga orang yang
dengan sembunyi-sembunyi mendengar berita tentang kekalahan Jepang
tersebut. Diantaranya adalah Sutan Syahrir.
Sultan Syahrir yang lebih dahulu mengetahui kekalahan Jepang dari sekutu
segera menemui Bung Hatta yang baru kembali dari Dalat (Saigo, Vietnam).
Sultan Syahrir mendesak agar kemerdekaaan Indonesia segera
diproklamasikan. Kemudian Bung Hatta beserta Sutan Syahrir menuju ke rumah
Bung Karno yang terletak di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Sutan
Syahrir juga mendesak Bung Karno dan Bung Hatta agar segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Bung Karno dan Bung Hatta menolak pengumuman proklamasi kemerdekaan
Indonesia tanpa bertemu dan bermusyawarah lebih dahulu dengan anggota
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) lainnya. Bung Karno dan Bung
Hatta berpendapat bahwa kemerdekaan Indonesia harus dicapai tanpa
pertumpahan darah.
Pda tanggal 15 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur Jakarta, para pemuda
mengadakan suatu pertemuan. Pertemuan itu antara lain dihadiri oleh Subadio,
Subianti, Margono, Wikana dan Armansyah. Pokok pembicaraan adalah sekitar
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia secepat mungkin diumumkan ke seluruh
dunia.

2. Peristiwa Rengasdengklok
Seperti diketahui di atas bahwa demam proklamasi telah melanda para
pemuda Indonesia. Pada tanggal 15 Agustus 1945 sekitar pukul 22.30 malam,
utusan pemuda yang terdiri dari Wikana dan Darwis menghadap Bung Karno di
Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Wikana menyampaikan tuntutan agar
Bung Karno mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia esok hari, yaitu
pada tanggal 16 Agustus 1945. Bung Karno menolak tuntutan itu karena ia tidak
mau meninggalkan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
lainnya. Apalagi anggota-anggota PPKI sudah diundang bersidang.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh
sekelompok pemuda ke Rengas Dengklok yakni sebuah tempat di sebelah timur
kota Jakarta. Maksud dan tujua para pemuda membawa kedua pemimpin
tersebut adalah agar Bung Karno dan Bung Hatta mengumumkan proklamasi
kemerdekaan Indonesia secepatnya. Bung Karno dan Bung Hatta adalah
pemimpin yang berwibawa besar dan berpendirian teguh. Beliau tidak mau
dipaksa oleh para pemuda. Namn beliau sangat memahami maksud para
pemuda yang dibakar oleh semangat untuk merdeka.
Sementara itu, di Jakarta tercapai kesepakatan antara Mr. Ahmad Subardjo
dari golongan tua dengan Wikana dan Yusuf Kunto dari golongan muda untuk
membawa kembali Bung Karno dan Bung Hatta ke Jakarta. Pada hari Kamis
tanggal 16 Agustus 1945 pukul 16.00 sore, Mr.Ahmad Subardjo dengan diantar
oleh Yusuf Kuntomenuju Rengasdengklok untuk menjemput kembali Bung Karno
dan Bung Hatta. Pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul 21.00 rombongan
meninggalkan Rengasdengklok kembali ke Jakarta.Sekitar pukul 23.00
rombongan tiba di rumah Bung Karno untuk menurunkan Ibu Fatmawati (Isteri
Bung Karno), yang ikut dibawa ke Rengasdengklok.
Pada malam itu juga, sekitar pukul 02.00 pagi, Bung Karno memimpin rapat
PPKI di rumah Laksamana Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.
Rapat itu terutama untuk membicarakan persiapan proklamasi kemerdekaan
Indonesia.

3. Punyusunan Teks Proklamasi


Rapat yang berlangsung sepanjang malam itu baru berakhir sekitar pukul
04.00 pagi menjelang sahur. Ketika itu kebetulan bertepatan dengan bulan
Ramadhan saaat umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa. Di atas
dikatakan bahwa rapat berlangsung di rumah Laksamana Tadashi Maeda ialah
Perwira Tinggi Angkatan Laut Jepang. Ia adalah kawan baik Mr. Ahmad Subardjo.
Dalam rapat itu dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Naskah
proklamasi itu dirumuskan oleh tiga orang, yaitu Bung Karno, Bung Hatta dan
Mr. Ahmad Subardjo. Yang menulis naskah proklamasi adalah Bung Karno.
Setelah selesai Bung Karno membacakan teks itu perlahan-lahan agar peserta
rapat yang hadir dapat mendengarnya. Bung Karno menyarankan agar naskah
proklamasi itu ditandatangani oleh seluruh hadirin. Tetapi setelah diadakan
musyawarah, disepakati bahwa naskah proklamasi itu ditandatangani oleh Bung
Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kemudian naskah tulisan
tangan Bung Karno itu diketik oleh Sayuti Melik.
Rapat berlangsung sepanjang malam di rumah Laksamana Tadashi Maeda itu
berhasil merumuskan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Rapat juga
menyetujui supaya proklamasi kemerdekaan Indonesia diumumkan pada pukul
10.00 esok hari pada tanggal 17 Agustus 1945.

4. Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan


Pada waktu fajar tanggal 17 Agustus 1945, para perumus teks proklamasi
baru keluar dari rumah laksamana Maeda. Beberapa jam berikutnya, mereka
berkumpul kembali dikediaman Soekarno untuk melaksanakan upacara
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Orang-orang kemudian sibuk
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk upacara.

Sudiro, Sekretaris Ir. Soekarno menugasi S. Suhud (Komandan pengawal rumah


Bung Karno dan pemimpin barisan pelopor) agar menyiapkan tiang bendera dari
bambu. Bendera merah putih yang dijahit ibu Fatmawatitelah disiapkan.
Pasukan PETA dibawah komandan Syudanco Latief Hendraningrat dan Syudanco
Abdurrahman, dengan senjata lengkap telah berjaga disekitar rumah tersebut.

Menjelang pukul 10.00, tokoh-tokoh nasional telah hadir ditempat upacara.


Diantaranya Dr. Buntaran, M. Sam Ratulangi, A.A. Maramis, Ki Hajar Dewantara,
K.H. Mas Mansyur, Mr. Sartono, S.K. Trumurti, M. Tabrani, Dr. Muwardi, Sayuti
Melik, A.G. Pringgodigdo, Pandu Kartawiguna dan para tokoh pemuda.

Para hari Jumat, bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00
wib dilaksanakan upacara Proklamasi kemerdekaan indonesia dengan susunan
acara :

a. Pembacaan teks Proklamasi.


b. Pengibaran bendera merah putih.
c. Sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan Dr. Muwardi.

Dengan suara yang mantap, Ir. Soerkarno menyampaikan pidato pendahuluan


yang singkat dilanjutkan dengan membacakan teks proklamasi kemerdekaan.
Setelah pembacaan proklamasi, Syudanco Latief Hendraningrat mengerek
bendera merah putih diiringi lagu Indonesia raya oleh seluruh peserta upacara.
Upacara kemudian ditutup dengan sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan Dr.
Muwardi. Setelah itu para hadirin berpelukan dan kemudian menyalami Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta. Dengan proklamasi kemerdekaan itu, berakhirlah
penjajahan Jepang di Indonesia selama kurang lebih 3,5 tahun.

Peran tokoh-tokoh Dalam mempertahankan keutuhan negara dan


bangsa Indonesia setelah Proklamasi sampai 1965

1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dikenal sebagai Bapak Proklamator. Beliau berjasa
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia lewat jalur perundingan. Banyak
peristiwa penting yang melibatkan Soekarno, baik masa persiapan
kemerdekaan sampai usaha mempertahankannya.
Jasa dan peranan beliau antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno bersama Mohammad Hatta dan
Rajiman Wedyodiningrat ke Dalat, Vietnam. Mereka bertemu Jenderal
Terrauchi untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia.
2. Tanggal 17 Agustus 1945, membacakan Proklamasi Kemerdekaaan RI dan
bersama Mohammad Hatta menandatangani naskah proklamasi.
3. Tanggal 18 Agustus 1945 dilantik menjadi presiden RI.
4. Tanggal 23 Agustus 1945, membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR).
5. Tanggal 28 Oktober 1945, mengadakan perundingan dengan Inggris di
Surabaya.
2. Drs. Mohammad Hatta
Peran Drs. Mohammad Hatta dalam usaha mempertahankan
kemerdekaan antara lain sebagai berikut:
1. Bersama Ir. Soekarno menandatangani naskah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
2. Menjadi pemimpin delegasi Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar
(KMB) di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus2 November 1949.
3. Pada tanggal 27 Desember 1945, menandatangani naskah pengakuan
kedaulatan Republik Indonesia.
4. Drs. Mohammad Hatta dipercaya mendampingi Ir. Soekarno menjadi
wakil presiden pertama Republik Indonesia.
3. Sultan Hamengkubuwono IX (HB IX)
Peranan HB IX dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia antara
lain sebagai berikut:
1. Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX
menyatakan bahwa Kesultanan Jogjakarta adalah bagian dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pada saat ibu kota RI di Jakarta diserang Belanda, HB IX
mempersiapkan dan menyediakan Kota Jogjakarta sebagai pusat
pemerintahan RI.
3. HB IX menjadi anggota delegasi Indonesia dalam Perundingan Roem
Royen.
4. Saat terjadi Serangan Umum 1 Maret 1949, HB IX membantu TNI
menyediakan Keraton Jogjakarta sebagai tempat persembunyian para
pejuang dan TNI.
5. Tanggal 13 Juli 1949, HB IX diangkat menjadi Menteri Koordinator
Pertahanan Keamanan pada sidang pertama kabinet Indonesia.
6. Tanggal 27 Desember 1949, HB IX mewakili Indonesia dalam
penandatanganan kedaulatan RI dan menerima penyerahan kedaulatan
dari Belanda.
4. Jenderal Soedirman
Peranan Jenderal Soedirman dalam perjuangan mempertahankan
kemerdekaan bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Tanggal 12 Desember 1945, memimpin TKR di Ambarawa dalam
menggempur dan mengusir Inggris. Saat itu beliau masih berpangkat
kolonel.
2. Jenderal Soedirman memimpin pasukan TNI melakukan perang gerilya
melawan Belanda dalam Agresi Militer Belanda II.
Satu hal yang perlu kamuh ingat, Jenderal Soedirman tetap berjuang
memimpin pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan
atas jasa dan pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat
sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.

Perkembangan Masyarakat Indonesia sejak Orde Baru sampai


Reformasi

Kehidupan Politik Masa Orde Baru


1. Melakukan pembaharuan menuju perubahan seluruh tatanan kehidupan
masyarakat berbangsa dan bernegara
2. Menyusun kembali kekuatan bangsa menuju stabilitas nasional guna
mempercepat proses pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur
3. Menetapkan Demokrasi Pancasila guna melaksanakan Pancasila dan UUD
1945 secara murni dan konsekuen.
Melaksanakan Pemilu secara teratur serta penataan pada lembaga-lembaga
negara.
Politik Dalam Negeri
a) Pembentukan Kabinet Pembangunan ( Kabinet Ampera )
Program Kabinet AMPERA => disebut Catur Karya Kabinet AMPERA
1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan
pangan.
2. Melaksanakan pemilu dalam batas waktu yakni 5 Juli 1968.
3. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas aktif untuk
kepentingan nasional.
4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam
segala bentuk dan manifestasinya.
b) Sidang MPRS tahun 1968 menetapkan Suharto sebagai presiden untuk
masa jabatan 5 tahun dan dibentuk kabinet yang baru dengan nama
Kabinet Pembangunan dengan tugasnya yang disebut dengan
Pancakrida
*Penciptaan stabilitas politik dan ekonomi
*Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun
Tahap pertama
*Pelaksanaan Pemilihan Umum
*Pengikisan habis sisa-sisa Gerakan 30 September
*Pembersihan aparatur negara di pusat pemerintahan dan daerah dari
pengaruh PKI.
c) Pembubaran PKI dan ormasnya
Pembubaran PKI pada 12 Maret 1966 yang diperkuat dengan
dikukuhkannya Ketetapan MPRS No. IX Tahun 1966
Dikeluarkan pula keputusan yang menyatakan bahwa PKI
sebagai organisasi terlarang di Indonesia.
Pada tanggal 8 Maret 1966 dilakukan pengamanan 15 orang
menteri yang dianggap terlibat Gerakan 30 September 1965. Hal
ini disebabkan muncul keraguan bahwa mereka tidak membantu
presiden untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.
4. Penyederhanaan dan Pengelompokan Partai Politik
Setelah pemilu 1971 dilakukan penggabungan (fusi) sejumlah
partai. Penggabungan tersebut menghasilkan tiga kekuatan sosial-
politik, yaitu :
Partai Persatuan Pembangunan (PPP), fusi dari NU, Parmusi, PSII,
dan Partai Islam Perti yang dilakukan pada tanggal 5 Januari 1973
(kelompok partai politik Islam)
Partai Demokrasi Indonesia (PDI), fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai
Murba, IPKI, dan Parkindo (kelompok partai politik yang bersifat
nasionalis).
5. Pemilihan Umum
Selama masa Orde Baru, berhasil melaksanakan pemilu sebanyak enam
kali yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, yaitu: tahun 1971, 1977,
1982, 1987, 1992, dan 1997. Pemilu yang berlangsung menimbulkan kesan
sudah terciptanya demokrasi di Indonesia. Apalagi pemilu berlangsung secara
tertib dan dijiwai oleh asas LUBER(Langsung, Umum, Bebas, dan
Rahasia).Kenyataannya pemilu diarahkan pada kemenangan peserta tertentu
yaitu Golongan Karya (Golkar) yang selalu mencolok sejak pemilu 1971-1997.
Kemenangan Golkar yang selalu mendominasi tersebut sangat
menguntungkan pemerintah dimana terjadi perimbangan suara di MPR dan
DPR. Perimbangan tersebut memungkinkan Suharto menjadi Presiden
Republik Indonesia selama enam periode pemilihan. Selain itu, setiap
pertangungjawaban, Rancangan Undang-undang, dan usulan lainnya dari
pemerintah selalu mendapat persetujuan dari MPR dan DPR tanpa catatan.

6. Peran Ganda ABRI


Guna menciptakan stabilitas politik maka pemerintah menempatkan peran
ganda bagi ABRI yaitu sebagai peran hankam dan sosial. Sehingga peran
ABRI dikenal dengan Dwifungsi ABRI. Kedudukan TNI dan Polri dalam
pemerintahan adalah sama di lembaga MPR/DPR dan DPRD mereka
mendapat jatah kursi dengan pengangkatan.
7. Pemasyarakatan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila)
8. Mengadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Perpera) di Irian Barat dengan
disaksikan oleh wakil PBB pada tanggal 2 Agustus 1969.
Politik Luar Negeri
1. Kembali menjadi anggota PBB
Indonesia menjadi anggota PBB pada 3 Juni 1966 dan resmi
menjadi anggota PBB pada 28 Desember. Indonesia kembali menjadi
anggota PBB karena Indonesia menyadari PBB banyak memberi
manfaat.
2. Normalisasi hubungan dengan beberapa negara
a) Pemulihan hubungan dengan Singapura
b) Pemulihan hubungan dengan Malaysia => Rakyat Sabah diberi
kesempatan menegaskan kembali keputusan yang mereka ambil
mengenai kedudukan mereka dalam Federasi Malaysia.
Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan hubungan
diplomatic. Peresmian persetujuan pemulihan hubungan
Indonesia-Malaysia oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak
dilakukan di Jakarta tanggal 11 agustus 1966 dan ditandatangani
persetujuan Jakarta (Jakarta Accord).

Kehidupan Ekonomi Masa Orde Baru

Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya


mendominasi kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-
unit ekonomi swasta. Sehingga, pada awal Orde Baru program pemerintah
berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha
mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan
pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Oleh karena itu pemerintah menempuh
cara sebagai berikut:
a) Stabilisasi dan Rehabilitasi Ekonomi
b) Kerja Sama Luar Negeri
c) Pembangunan Nasional
Pelaksanaannya pembangunan nasional dilakukan secara bertahap yaitu:
1) Jangka panjang mencakup periode 25 sampai 30 tahun
2) Jangka pendek mencakup periode 5 tahun (Pelita/Pembangunan Lima
Tahun)
Kehidupan Politik Masa Reformasi

Masa Pemerintahan Presiden BJ.Habibie


Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga
banyak bermunculan partai-partai politik yang baru sebanyak 45 parpol.
Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen.
Membentuk 3 undang-undang Menetapkan 12 ketetapan MPR dan ada 4
ketetapan yang mencerminkan jawaban dari tuntutan reformasi .
Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid
Membentuk Kabinet Persatuan Nasional
Sering melakukan perjalanan keluar negeri dengan tujuan menjalin kerjasama
dengan negara lain.
Menerapkan politik luar negeri bebas aktif.
Menghapus peraturan yang merugikan kaum minoritas, tetapi berbagai aksi
penolakan muncul karena gagasannya seperti, Presiden mencabut tap MPR
tentang larangan terhadap PKI dan penyebaran Marxisme dan Leninisme.
Gagasan tersebut mendapat tantangan dari kalangan Islam termasuk MUI.
Kemudian, gagasannya mengenai membuka hubungan dagang dengan Israel,
gagasan tersebut mendapat tantangan keras.
Masa Pemerintahan Megawati Sukarno Putri
Membentuk Kabinet Gotong-Royong => Kabinet Gotong-Royong (KGR)
dibentuk pada 10 Agustus 2001. Pada masa Presiden Megawati memimpin,
Indonesia sedang porak poranda akibat beragam konflik seperti konflik
komunal (Ambon, Poso, Sampang) dan konflik politik (pemakzulan Gusdur).
Para pelaku ekonomi, kalangan birokrasi, pengamat politik, danmenteri dan
setingkatnya menilai KGR ini cukup tangguh, hal ini dapat dilihat bahwa 26
dari 32 jabatan menteri dan setingkat menteri dijabat oleh para profesional
yang menguasai bidang tugas masing-masing. Akan tetapi KGR ini
mengecewakan karena terkesan lamban dalam kinerjanya.
Mengadakan pemilu yang bersifat demokratis yang dilaksanakan tahun 2004
dan melalui dua periode yaitu :
a) Periode pertama untuk memilih anggota legislatif secara langsung.
b) Periode kedua untuk memilih presiden dan wakil presiden secara
langsung. Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama yang
dilaksanakan secara langsung artinya rakyat langsung memilih
pilihannya.
Membentuk KPK ( Komisi Pemberantas Korupsi), namun juga tidak berhasil
karena semakin maraknya KKN.
Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Membentuk Kabinet Bersatu jilid I dan jilid II
Menganut konsep trias politika
Pemisahan kekuasaan kepada 3 lembaga berbeda: Legislatif, Eksekutif,
dan Yudikatif. Legislatif adalah lembaga untuk membuat undang-undang;
Eksekutif adalah lembaga yang melaksanakan undang-undang; dan
Yudikatif adalah lembaga yang mengawasi jalannya pemerintahan dan
negara secara keseluruhan. Dengan terpisahnya 3 kewenangan di 3
lembaga yang berbeda tersebut, diharapkan jalannya pemerintahan
negara tidak timpang, terhindar dari korupsi pemerintahan oleh satu
lembaga, dan akan memunculkan mekanisme check and balances (saling
koreksi, saling mengimbangi). Kendatipun demikian, jalannya Trias Politika
di tiap negara tidak selamanya serupa, mulus atau tanpa halangan.
Meningkatkan kerjasama internasional dan meningkatkan kualitas diplomasi
Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentingan nasional. Politik luar
negeri Indonesia di masa pemerintahan SBY diumpamakan dengan istilah
mengarungi lautan bergelombang, bahkan menjembatani dua karang. Hal
tersebut dapat dilihat dengan berbagai insiatif Indonesia untuk menjembatani
pihak-pihak yang sedang bermasalah.

Kehidupan Ekonomi Masa Reformasi


1. Masa Pemerintahan Presiden BJ.Habibie
Kerjasama dengan Dana Moneter Internasional untuk membantu proses
pemulihan ekonomi
Memotong nilai tukar rupiah terhadap dollar namun pada akhirnya nilai
tukar rupiah meroket naik
Menerapkan independensi BI agar lebih mengurus perekonomian.
Melikuidasi bank yang bermasalah
Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar
negeri
Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang di syaratkan IMF
Pemerintahan Presiden B.J Habibie yang mengawali masa reformasi
belum melakukan maneuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang
ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan
stabilitas politik.
2. Masa Pemerintahan Abdurahman Wahid
Mulai mengarah pada perbaikan, diantaranya pertumbuhan PDB yang
positif, laju inflasi dan suku bunga rendah.
Memberi kebebasan seluas-luasnya pada suku terutama Tionghoa.
Hubungan pemerintah dengan IMF kurang baik, sehingga pinjaman uang
dari luar negeri terus tertunda.
Kondisi politik dan social yang parah membuat investor enggan
menanamkan modalya.
3. Masa Pemerintahan Megawati Sukarno Putri
Untuk mengatasi utang luas negeri dikeluarkan kebijakan berupa
penundaan pembayaran utang.
Untuk mengatasi krisis moneter, dilakukan cara dengan menaikkan
pendapitan perkapita dan menurunkan kurs rupiah.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan inflasi,
dikeluarkan kebijakan privatisasi terhadap BUMN. Namun terjadi banyak
penyimpangan karena kepemilikan publik yang menjadi salah satu
sumber pemasukan negara beralih menjadi kepemilikan privat .
Memperbaiki kinerja ekspor, sehingga dapat ditingkatkan.
4. Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Kondisi perekonomian pada masa pemerintahan SBY mengalami
perkembangan yang sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh
pesat di tahun 2010 seiring pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global
yang terjadi sepanjang 2008 hingga 2009. Berikut beberapa kelebihan dan
kekurangan pada masa pemerintahan SBY :
Kelebihan :
Mengurangi subsidi negara Indonesia atau menaikkan harga
BBM.
Kebijakan BLT, akan tetapi bantuan tersebut diberhentikan
sampai pada tangan rakyat atau masyarakat yang
membutuhkan.
Kebijakan menyalurkan bantuan dana BOS kepada sarana
pendidikan yang ada di Negara Indonesia.
Menurunnya angka kemiskinan
Menurunnya rasio hutang negara terhadap PDB

Kelemahan :
Jumlah utang negara tertinggi sepanjang sejarah yakni mencapi
1667 Triliun pada awal tahun 2009 atau 1700 triliun per 31 Maret
2009
Tingkat pengeluaran untuk administrasi yang luar biasa tinggi
Konsentrasi pembangunan di awal pemerintahannya hanya
banyak berpusat di aceh, karena provinsi aceh telah di porak
porandakan oleh bencana alam stunami pada tahun 2004.
Dianggap belum mampu menyelesaikan masalah bank century

Kontribusi Indonesia pada Dunia Internasional

Digelarnya Konferensi Tingkat Tinggi yang disebut Konferensi Asia Afrika di


Kota Bandung, Jawa Barat pada 18-24 April 1955. Konferensi yang dikenal
sebagai KAA tersebut menghasilkan Dasasila Bandung, yang menjadi dasar
penolakan penjajahan dan menuntut kemerdekaan bagi negara-negara di
Asia dan Afrika.
Turut memprakarasi terbentuknya GNB pada 1961 di mana gerakan tersebut
menolak dan menyatakan tidak memihak antara perang ideologis Amerika
Serikat sebagai blok barat dan Uni Soviet sebagai blok timur saat itu yang
sedang bersitegang.
Ikut memprakarsai kerjasama dengan sejumlah negara di Asia Tenggara yaitu
ASEAN, yang dibentuk di Bangkok, Thailand pada 8 Agustus 1967,
berdasarkan Deklarasi Bangkok yang disahkan oleh Indonesia, Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand.
Indonesia kembali masuk sebagai anggota PBB sekaligus terpilih menjadi
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 1974-1975 dan 1995-
1996.
Indonesia turut berperan dalam pengiriman pasukan perdamaian Kontingen
Garuda di sejumlah negara konflik. Pasukan perdamaian tersebut hingga
tahun 2006 telah dikirim ke sejumlah negara di antaranya Mesir, Kongo,
Vietnam, Iran, Irak, Kuwait, Namibia, Kamboja, Somalia, Bosnia-Herzegovina,
Georgia, Mozambik, Filipina, Tajikistan, Sierra Leone, Sudan, dll.
Indonesia mewakili suara negara-negara berkembang dalam Organisasi
Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO).
Indonesia menjadi anggota APEC, yang merupakan kerja sama ekonomi antar
negara-negara di Asia Pasifik yang pada awal pembentukannya pada 1989
anggotanya adalah Amerika Serikat, Australia, Brunei, Filipina, Indonesia, dan
Thailand. Peranan Indonesia dalam APEC antara lain turut mewujudkan
ketertiban dunia melalui forum konsultasi APEC yang jujur, adil, bebas, saling
membantu tanpa membedakan bangsa.
Pada masa reformasi, Indonesia masuk dalam keanggotaan negara-negara
dengan kekuatan ekonomi 20 besar dunia yang dinamakan G-20. Indonesia
mewakili suara negara-negara berkembang khususnya Asia Tenggara dalam
kebijakan perekonomian dunia, pemerataan perekonomian, dan percepatan
pembangunan.
Hasil kebudayaan Indonesia telah dikenal setelah Unesco menjadikan
sejumlah warisan leluhur bangsa Indonesia seperti wayang, batik, dan
angklung sebagai warisan budaya dunia.

Konsep Sinkronik dalam Sejarah


Kata sinkronik, berasal dari bahasa Yunani yaitu syn yang berarti dengan, dan
chronoss yang berarti waktu. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
sinkronik diartikan sebagai segala sesuatu yang bersangkutan dengan peristiwa
yang terjadi pada suatu masa. Kajian sejarah secara sinkronik artinya mempelajari
peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada masa atau waktu tertentu dengan
lebih mendalam. Lebih lengkapnya dapat dijelaskan bahwa konsep sinkronik dalam
sejarah adalah bagaimana mempelajari atau mengkaji, pola-pola, gejala, dan
karakter dari sebuah peristiwa sejarah pada masa tertentu.
Secara umum sinkronik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1) Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu.
2) Menitikberatkan kajian peristiwa pada pola-pola, gejala, dan karakter.
3) Bersifat horizontal
4) Tidak ada konsep perbandingan
5) Cakupan kajian lebih sempit
6) Kajiannya sangat sistematis
7) Sifat kajian lebih serius dan mendalam
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sinkronik dalam sejarah adalah kajian yang
lebih menitikberatkan pada meneliti gejala-gejala yang meluas dari sebuah
peristiwa tetapi dengan waktu yang terbatas. Sebagai contoh, seseorang sejarawan
ingin menyusun sejarah perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang. Hal
yang akan dia lakukan adalah meneliti gejala atau fenomena perkembangan
kehidupan ekonomi bangsa Indonesia yang terjadi pada masa pendudukan Jepang
itu saja.

Konsep Diakronik atau Kronologi dalam Sejarah


Secara etimologis kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia dan chronoss.
Dia mempunyai arti melintas, melampaui, atau melalui, sedangkan chronoss berarti
waktu. Jadi, diakronik berarti sesuatu yang melintas, melalui, dan melampaui dalam
dalam batasan waktu. Jika dikaitkan dengan sejarah, sesuatu yang melintas,
melalui, atau melampaui tersebut adalah peristiwa atau kejadian.
Secara etimologis, kata kronologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu chronoss dan
logos. Chronoss artinya waktu, sedangkan logos artinya uraian atau ilmu. Jadi,
kronologi adalah ilmu tentang waktu, yang memang di dalam perkembangannya
kemudian menjadi ilmu bantu sejarah yang menyusun peristiwa atau kejadian-
kejadian sesuai dengan urutan waktu terjadinya.
Mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan waktu terjadinya adalah
untuk mempermudah kita dalam melakukan rekonstruksi terhadap semua peristiwa
masa lalu dengan tepat. Kronologi juga membantu kita agar dengan mudah dapat
membandingkan peristiwa sejarah yang terjadi di suatu tempat yang berbeda tetapi
dalam waktu yang sama.
Sejarah juga mengenal istilah periodisasi, yang bertugas membuat klasifikasi dari
peristiwa-peristiwa sejarah dalam tahap-tahap dan pembabakan tertentu.
Periodisasi dalam sejarah diperlukan karena penting bagi kita agar dapat
mengadakan tinjauan secara menyeluruh terhadap peristiwa-peristiwa yang telah
terjadi dan saling keterhubungannya dalam berbagai aspek. Periodisasi dalam
sejarah dapat dilakukan dengan banyak klasifikasi berdasarkan sejumlah aspek
dalam kehidupan manusia, seperti perkembangan sistem politik, pemerintahan,
agama dan kepercayaan, ekonomi, dan sosial budaya. Contoh berikut adalah
periodisasi yang dibuat berdasarkan sistem mata pencarian hidup dalam sejarah
Indonesia.
- Masa berburu dan meramu
- Masa bercocok tanam
- Masa bercocok tanam tingkat lanjut
- Masa perundagian
Periodisasi yang banyak digunakan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan
masyarakat, sistem politik, ekonomi, agama, dan kepercayaan suatu kerajaan
digunakan pembabakan berdasarkan urutan dinasti, seperti yang terdapat pada
sejarah bangsa-bangsa di Asia. Di Asia pada umumnya kedudukan raja dianggap
penting dalam masyarakat, seperti contoh berikut ini.
Dinasti yang pernah memerintah Jawa dari masa perkembangan pengaruh agama
dan kebudayaan Hindu-Buddha hingga pengaruh Islam adalah sebagai berikut.
Dinasti (Wangsya) Sanjaya (732-850 M).
Dinasti Syailendra (750-900 M).
Dinasti Isyana (900-1222 M).
Dinasti Girindra (1222-1478 M).
Dinasti Demak (1521-1568 M).
Dinasti Pajang (1568-1600 M).
Dinasti Mataram (1600-1775 M).
Periodisasi bertujuan membuat klasifikasi dalam sejarah sehingga akan
memudahkan kita untuk memahami peristiwa-peristiwa sejarah secara kronologis.
Melalui periodisasi, kita menjadi mudah untuk memahami hal-hal yang terkait
dengan:
perkembangan manusia dari waktu ke waktu
kesinambungan antarperiode,
kemungkinan terjadinya fenomena yang berulang, dan
perubahan yang terjadi dari periode awal hingga ke periodeberikutnya.
Periodisasi sejarah Indonesia adalah sebagai berikut
Masa Praaksara.
Masa kedatangan dan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha.
Masa kedatangan dan perkembangan agama Islam.
Masa kekuasaan kolonialisme Barat
Masa pendudukan Jepang
Masa Revolusi.
Masa Orde Lama Masa Orde Baru.
Masa Reformasi
KRONIK
Dalam sejarah kita juga dikenalkan dengan istilah kronik. Kronik adalah catatan
peristiwa menurut urutan waktu kejadiannya. Kronik berupa catatan perjalanan
yang ditulis oleh para musafir, pendeta, dan pujangga pada masa yang lalu. Mereka
pada umumnya menulis tentang peristiwa, kejadian, hal-hal yang menarik perhatian
dan mengesankan yang mereka temui di suatu tempat dan pada waktu tertentu.
Kronik sejarah Indonesia banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta Cina yang
banyak berdatangan ke Nusantara untuk berbagai kepentingan. Kronik tentang
Nusantara yang banyak ditulis oleh para musafir dan pendeta adalah ketika Cina
diperintah oleh sejumlah dinasti, seperti Dinasti Chou, Qin, Tang, dan Ming, dan juga
oleh para musafir serta pendeta yang datang dari India. Berdasarkan catatan yang
mereka buat, kita dapat mengetahui, atau paling tidak memiliki gambaran, tentang
bagaimana kondisi masyarakat Nusantara di suatu tempat pada masa yang lalu.
Namun, untuk memperoleh gambaran lebih jelas tentang masa lalu, diperlukan
banyak sumber lain yang dapat mendukung kebenaran dari kronik tersebut.

Cara Berpikir Kronologis dan Sinkronik dalam Belajar Sejarah


Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir Diakronik/ kronologis, artinya
berpikirlah secara runtut, teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep
kronologis, sejarah akan memberikan kepada kita gambaran yang utuh tentang
peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu sehingga dengan
mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antarperistiwa yang
terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berpikir diakronik atau
kronologis ini sangat diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah.

Cara berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam
mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada
waktu tertentu. Selain melatih kita untuk dapat berpikir sinkronik dan kronologis,
sejarah juga mengajarkan kepada kita cara berpikir holistik. Holistik mempunyai
pengertian menyeluruh, artinya dalam mengamati atau mempelajari suatu
peristiwa kita hendaknya menggunakan cara pandang dengan mempertimbangkan
berbagai aspek. Sebagai contoh, kita ingin mempelajari mengapa perang dapat
terjadi? Dengan cara berpikir holistik kita akan mulai mempelajari sebab-sebab,
tokoh yang terlibat, di mana terjadinya, kapan terjadinya, faktor pemicu, usaha-
usaha yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinya perang, korban, dan akibat
dari perang tersebut. Oleh karena itu, kita juga belajar bahwa setiap akibat pasti
ada sebabnya, sejauh mana kemampuan kita dapat mencegah sebab atau
mengurangi atau bahkan menghindari akibat yang tidak kita inginkan.

Konsep Ruang dan Waktu


Sejarah terbentuk dari tiga unsur, yang ketiganya tidak dapat terpisahkan antara
satu dengan yang lain. Ketiga unsur tersebut, yaitu manusia, ruang dan waktu
1. Manusia. Unsur manusia memiliki peran penting dalam peristiwa sejarah.
Manusia adalah pelaku/aktor utama yang sangat mementukan suatu peristiwa
sejarah. Sehingga mempelajari sejarah dapat diartikan juga kita mempelajari
sejarah manusia. Sebagai aktor sejarah, manusia memiliki kemampuan berpikir
yang merupakan cikal bakal munculnya ide kreatif. Ide kreatif inilah yang
merupakan embrio terbentuknya kebudayaan.
2. Ruang. Dalam sejarah, ruang merupakan unsur penting yang harus ada.
Ruang atau tempat terjadinya peristiwa sejarah berkaitan dengan aspek geografis.
Setiap komunitas yang tinggal di suatu tempat, akan memiliki pola pikir dan sistem
budaya yang diperoleh dari leluhurnya. Sehingga kisah sejarah manusia merupakan
proses interaksi dengan kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi pada ruang atau
tempat tertentu.
3. Waktu. Setiap manusia dan makhluk hidup lainnya hidup dalam waktu dan
tidak dapat dilepaskan dari waktu. Mereka berkaitan erat dengan kehidupan masa
lalu, masa kini, dan masa depan. Mempelajari sejarah bukan hanya mempelajari
sesuatu yang berhenti, melainkan sesuatu yang terus bergerak sejalan dengan
perjalanan waktu. Setiap peristiwa sejarah berada dalam kurun waktu tertentu yang
memiliki latar belakang waktu sebelumnya

Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah


Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan
dalam suatu peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai
subyek atau pelaku sejarah. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan
dengan tempat dan waktu kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan
dari unsur tempat dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan
waktu itu sendiri pada suatu tempat dimana manusia hidup (beraktivitas).

Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu dan


Buddha

Sebelum masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat telah memiliki


kebudayaan yang cukup maju. Unsur-unsur kebudayaan asli Indonesia telah tumbuh
dan berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia yang
sebelumnya memiliki kebudayaan asli tidak dengan begitu saja menerima budaya-
budaya baru tersebut. Proses masuknya pengaruh budaya Indonesia terjadi karena
adanya hubungan dagang antara Indonesia dan India. Kebudayaan yang datang
dari India kemudian mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan asli
Indonesia. Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia ini dapat dilihat dari
peninggalan-peninggalan sejarah dalam berbagai bidang, antara lain seperti
berikut.

a. Bidang Keagamaan
Sebelum budaya Hindu-Buddha datang, telah berkembang kepercayaan
yang berupa pemujaan terhadap roh nenek moyang di Indonesia. Kepercayaan
itu bersifat animisme dan dinamisme. Animisme merupakan suatu kepercayaan
terhadap suatu benda yang dianggap memiliki roh atau jiwa. Dinamisme
merupakan suatu kepercayaan bahwa setiap benda memiliki kekuatan gaib.
Dengan masuknya kebudayaan Hindu-Buddha, masyarakat Indonesia secara
perlahan memeluk agama Hindu dan Buddha, diawali oleh golongan elit di
sekitar istana.

b. Bidang Politik
Masyarakat Indonesia dikenalkan oleh orang-orang India tentang sistem
pemerintahan kerajaan. Dalam sistem ini, kelompok-kelompok kecil masyarakat
bersatu dengan kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan
terkuat berhak atas tampuk kekuasaan kerajaan. Kemudian, pemimpin
ditentukan secara turun-temurun berdasarkan hak waris sesuai dengan
peraturan hukum kasta.Karena itu, lahirlah kerajaan-kerajaan di Indonesia,
seperti Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, dan kerajaan bercorak Hindu-Buddha
lainnya.
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Hindu-Buddha
Masa Hindu dan Buddha

c. Bidang Sosial
Masuknya kebudayaan Hindu menjadikan masyarakat Indonesia mengenal
aturan kasta, yaitu: (1) Kasta Brahmana (kaum pendeta dan para sarjana), (2)
Kasta Ksatria (para prajurit, pejabat dan bangsawan), (3) Kasta Waisya
(pedagang petani, pemilik tanah dan prajurit). (4) Kasta Sudra (rakyat jelata dan
pekerja kasar). Namun, unsur budaya Indonesia lama masih tampak dominan
dalam semua lapisan masyarakat. Sistem kasta yang berlaku di Indonesia
berbeda dengan kasta yang ada di India, baik ciri-ciri maupun wujudnya. Hal ini
tampak pada kehidupan masyarakat dan agama di Kerajaan Kutai. Berdasarkan
silsilahnya, Raja Kundungga adalah orang Indonesia yang pertama tersentuh
oleh pengaruh budaya India. Pada masa pemerintahannya, Kundungga masih
mempertahankan budaya Indonesia karena pengaruh budaya India belum
terlalu merasuk ke kerajaan. Penyerapan budaya baru mulai tampak pada saat
Aswawarman, anak Kundungga, diangkat menjadi raja menggantikan ayahnya.
Adanya pengaruh Hindia mengakibatkan Kundungga tidak dianggap sebagai
pendiri Kerajaan Kutai.

d. Bidang Pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan semacam asrama merupakan salah satu bukti
pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Lembaga pendidikan
tersebut mempelajari satu bidang saja, yaitu keagamaan.

e. Bidang Sastra dan Bahasa


Pengaruh Hindu-Buddha pada bahasa adalah dikenal dan digunakannya
bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa oleh masyarakat Indonesia. Pada masa
kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia, seni sastra sangat berkembang terutama
di zaman kejayaan Kerajaan Kediri.

f. Bidang Arsitektur
Salah satu arsitektur Zaman Megalitikum adalah Punden berundak.
Arsitektur tersebut berpadu dengan budaya India yang mengilhami pembuatan
bangunan candi. Jika kita memperhatikan, Candi Borobudur sebenarnya
mengambil bentuk bangunan punden berundak agama Buddha Mahayana. Pada
Candi Sukuh dan candi-candi di lereng Pegunungan Penanggungan, pengaruh
unsur budaya India sudah tidak begitu kuat. Candi-candi tersebut hanyalah
punden berundak. Begitu pula fungsi candi di Indonesia, candi bukan sekadar
tempat untuk memuja dewa-dewa seperti di India, tetapi lebih sebagai tempat
pertemuan rakyat dengan nenek moyangnya. Candi dengan patung induknya
yang berupa arca merupakan perwujudan raja yang telah meninggal. Hal ini
mengingatkan kita pada bangunan punden berundak dengan menhirnya.

Masa Islam di Indonesia

3. Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia pada Masa Islam

Masuknya Agama Islam sangat berpengaruh pada masyarakat Indonesia.


Kebudayaan Islam terus berkembang di Indonesia sampai sekarang. Pengaruh
kebudayaan Islam dalam kehidupan masyarakat Indonesia antara lain pada bidang-
bidang berikut.

a. Bidang Politik
Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang pemerintahan yang
memiliki corak Hindu-Buddha. Akan tetapi, setelah masuknya Islam, kerajaan-
kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha pelan-pelan mengalami keruntuhan dan
digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam, seperti
Samudra Pasai, Demak, Malaka, dan lain-lain. Pada sistem pemerintahan yang
bercorak Islam, rajanya bergelar sultan atau sunan seperti halnya para wali. Jika
raja pada suatu kerajaan meninggal dunia, tidak dimakamkan di candi tetapi
dimakamkan secara Islam.

b. Bidang Sosial
Aturan kasta tidak diterapkan pada Kebudayaan Islam seperti kebudayaan
Hindu. Pengaruh Islam yang berkembang sangat pesat membuat mayoritas
masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Hal ini menyebabkan aturan
kasta mulai pudar di masyarakat Indonesia. Nama-nama Arab seperti
Muhammad, Abdullah, Umar, Ali, Ibrahim, Hasan, Hamzah, Musa, dan lainnya
mulai digunakan. Kosakata bahasa Arab juga banyak diserap ke bahasa
Indonesia, contohnya rahmat, berkah (barokah), rezeki (rizki), kitab, ibadah,
sejarah (syajaratun), majelis (majlis), hikayat, mukadimah, dan masih banyak
lagi yang lainnya.

Begitu pula dengan sistem penanggalan. Sebelum Islam masuk ke


Indonesia, masyarakat Indonesia sudah mengenal kalender Saka (kalender
Hindu) yang dimulai pada tahun 78 M. Dalam kalender Saka ini, ditemukan
nama-nama pasaran hari seperti legi, pahing, pon, wage, dan kliwon. Setelah
berkembangnya Islam, Sultan Agung dari Mataram menciptakan kalender Jawa,
dengan menggunakan perhitungan peredaran bulan (komariah) seperti tahun
Hijriah (Islam).

c. Bidang Pendidikan
Pendidikan Islam berkembang di pesantren-pesanten Islam. Sebenarnya,
pesantren telah berkembang sebelum Islam masuk ke Indonesia. Pesantren saat
itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam
masuk, mata pelajaran dan proses pendidikan pesantren berubah menjadi
pendidikan Islam. Pesantren merupakan sebuah asrama tradisional pendidikan
Islam. Siswa tinggal menetap bersama untuk belajar ilmu keagamaan di bawah
bimbingan guru yang disebut kiai. Asrama siswa berada di dalam kompleks
pesantren, begitu juga Kiai tinggal di kompleks pesantren.

d. Bidang Sastra dan Bahasa


Persebaran bahasa Arab lebih cepat daripada persebaran bahasa Sanskerta
karena dalam Islam tak ada pengkastaan. Semua orang dari raja hingga rakyat
jelata dapat dengan bebas mempelajari bahasa Arab. Pada mulanya, memang
hanya kaum bangsawan yang pandai menulis dan membaca huruf dan bahasa
Arab. Namun selanjutnya, rakyat kecil pun mampu membaca dan menulis huruf
Arab.

Penggunaan huruf Arab di Indonesia pertama kali terlihat pada batu nisan di
daerah Leran Gresik, tempat tersebut diduga makam salah seorang bangsawan
Majapahit yang telah masuk Islam. Dalam perkembangannya, pengaruh huruf
dan bahasa Arab terlihat pada karya-karya sastra Islam.

Islam telah memperkenalkan tradisi baru dalam teknologi arsitektur seperti


masjid dan istana. Ada perbedaan antara masjid-masjid yang dibangun pada
awal masuknya Islam ke Indonesia dengan masjid yang ada di Timur Tengah.
Masjid di Indonesia tidak mempunyai kubah di puncak bangunannya. Kubah
digantikan dengan atap tumpang atau atap bersusun. Jumlah atap tumpang itu
selalu ganjil, tiga tingkat atau lima tingkat serupa dengan arsitektur Hindu.
Contohnya, Masjid Demak dan Masjid Banten Islam juga memperkenalkan seni
kaligrafi. Kaligrafi adalah seni menulis aksara indah yang merupakan kata atau
kalimat. Kaligrafi ada yang berwujud gambar binatang atau manusia (hanya
bentuk siluetnya). Ada pula yang berbentuk aksara arab yang diperindah.

Teks-teks yang berasal dari Al-Quran merupakan tema yang paling sering
dituangkan dalam seni kaligrafi ini. Media kaligrafi yang sering digunakan
adalah nisan makam, mihrab, dinding masjid, kain tenunan, kayu, dan kertas
sebagai pajangan.

Peristiwa pembentukan pemerintahan pertama Republik


Indonesia
Dilihat dari hukum tata negara, Proklamasi Kemerdekaan 1945 berarti bahwa
bangsa Indonesia telah memutuskan ikatan dengan tatanan hukum sebelumnya.
Tatanan Hindia Belanda ataupun tatanan hukum pendudukan Jepang. Dengan kata
lain, bangsa Indonesia mulai saat itu telah mendirikan tatanan hukum yang baru,
yaitu tatanan hukum Indonesia. Di dalamnya berisikan hukum Indonesia, yang
ditentukan dan dilaksanakan sendiri oleh bangsa Indonesia.
Sehari setelah proklamasi dikumandangkan, para pemimpin bekerja keras
membentuk lembaga pemerintahan sebagaimana layaknya suatu negara merdeka.
PPKI kemudian menyelenggarakan rapat pada 17 Agustus 1945. Atas inisiatif
Soekarno dan Hatta, mereka merencanakan menambah sembilan orang sebagai
anggota baru yang terdiri dari para pemuda, seperti Chairul Saleh dan Sukarni.
Namun, para pemuda memutuskan untuk meninggalkan tempat karena
menganggap PPKI adalah bentukan Jepang.

1. Pengesahan UUD 1945


Rapat pertama PPKI untuk mengesahkan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945
dilaksanakan di Pejambon Jakarta. Sebelumnya, Soekarno dan Hatta meminta Ki
Bagus Hadikusumo, K.H.Wachid Hasjim, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Mr.Teuku
Mohammad Hassan untuk mengkaji rancangan pembukaan UUD. Hal ini
sebagaimana tercantum dalam Piagam Jakarta yang dianut oleh BPUPKI pada 22
Juni 1945, khususnya berkaitan dengan kalimat Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi para pemeluk-pemeluknya.
Hal ini perlu dikaji karena pemeluk agama lain merasa keberatan jika kalimat itu
dimasukkan dalam UUD. Akhirnya, setelah dilakukan pembicaraan yang dipimpin
oleh Hatta, dicapai kata sepakat bahwa kalimat tersebut dihilangkan untuk menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa. Rapat pleno dimulai pada pukul 11.30 di bawah
pimpinan Soekarno dan Hatta. Dalam membicarakan UUD ini, rapat berlangsung
lancar.
Rapat berhasil menyepakati bersama rancangan Pembukaan dan UUD Negara
Republik Indonesia. Rancangan yang dimaksud adalah Piagam Jakarta yang dibuat
oleh BPUPKI dengan sedikit perubahan disahkan menjadi UUD. Isi dari UUD meliputi
Pembukaan, Batang Tubuh yang terdiri dari 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan, dan 2
Ayat Aturan Tambahan disertai dengan penjelasan. Dengan demikian, Indonesia
memiliki landasan hukum yang kuat dalam hidup bernegara dengan menentukan
arahnya sendiri.
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Pada hari yang sama, dalam rapat untuk memilih presiden dan wakil presiden,
tampil Otto Iskandardinata yang mengusulkan agar pemilihan dilakukan secara
mufakat. Ia sendiri mengajukan Soekarno dan Hatta masing-masing sebagai
presiden dan wakil presiden. Tentunya hal ini sesuai dengan UUD yang baru
disahkan.
Dalam musyawarah untuk mufakat, secara aklamasi peserta sidang menyetujui dan
menetapkan Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden pertama
Republik Indonesia, diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

3. Pembagian Wilayah Indonesia


Rapat PPKI pada 19 Agustus 1945 memutuskan pembagian wilayah Indonesia
menjadi delapan provinsi di seluruh bekas jajahan Hindia Belanda. Kedelapan
provinsi tersebut adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Borneo (Kalimantan),
Maluku, Sulawesi, Sunda Kecil (Nusa Tenggara), Sumatra, dan Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Surakarta.

4. Pembentukan Kementerian
Setelah rapat menetapkan wilayah, Panitia Kecil yang dipimpin oleh Mr. Ahmad
Soebardjo menyampaikan laporannya. Panitia Kecil mengajukan tiga belas
kementerian. Sidang kemudian membahas usulan tersebut dan menetapkan perihal
kementerian. Selanjutnya, rapat memutuskan adanya dua belas departemen dan
satu kementerian negara.

1. Menteri Luar Negeri: Mr. Achmad Soebardjo


2. Menteri Dalam Negeri: R.A.A. Wiranatakoesoema
Wakil Menteri Dalam Negeri: Mr. Harmani
3. Menteri Keamanan Rakyat: Soeljadikoesoemo
4. Menteri Kehakiman: Prof. Dr. Soepomo
5. Menteri Penerangan: Amir Sjarifuddin
Wakil Menteri Penerangan: Ali Sastroamidjojo
6. Menteri Keuangan: Dr. Samsi Sastrawidagda
7. Menteri Kemakmuran: Ir. Soerachman Tjokroadisoerjo
8. Menteri Pekerjaan Umum: Abikoesno Tjokrosoejoso
9. Menteri Perhubungan: Abikoesno Tjokrosoejoso
10. Menteri Sosial: Iwa Koesoemasoemantri
11. Menteri Pengajaran: Ki Hadjar Dewantara
12. Menteri Kesehatan: Dr. Boentaran Martoatmodjo

Menteri Negara :

Mohammad Amir
Wahid Hasjim
Mr. Sartono
A. A. Maramis
Otto Iskandardinata

Pejabat setingkat menteri

Ketua Mahkamah Agung: Dr. Koesoema Atmadja


Jaksa Agung: Gatot Tarunamihardja
Sekretaris Negara: Abdoel Gaffar Pringgodigdo
Juru bicara Negara: Soekarjo Wirjopranoto

5. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat


Pada 22 Agustus 1945, PPKI kembali menyelenggarakan rapat pembentukan Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang akan menggantikan PPKI. Soekarno dan Hatta
mengangkat 135 orang anggota KNIP yang mencerminkan keadaan masyarakat
Indonesia. Seluruh anggota PPKI, kecuali Soekarno dan Hatta menjadi anggota KNIP.
Mereka kemudian dilantik pada 29 Agustus 1945.

Susunan pengurus KNIP adalah sebagai berikut.

Ketua KNIP : Mr. Kasman Singodimejo


Wakil Ketua I : Sutarjo Kartohadikusumo
Wakil Ketua II : Mr.J.Latuharhary
Wakil Ketua III : Adam Malik
Tugas dan wewenang KNIP adalah menjalankan fungsi pengawasan dan berhak ikut
serta dalam menetapkan GBHN.

6. Membentuk Kekuatan Pertahanan dan Keamanan


Pada 23 Agustus Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya BKR
sebagai badan kepolisian yang bertugas menjaga keamanan. Mayoritas angota BKR
terdiri dari mantan anggota PETA, KNIL, dan Heiho. Terpilih sebagai pimpinan BKR
pusat adalah Kaprawi.
Dalam perkembangannya, kebutuhan untuk membentuk tentara tidak dapat
diabaikan lagi. Apalagi setelah Sekutu membebaskan para serdadu Belanda bekas
tawanan Jepang dan melakukan tindakan-tindakan yang mengancam pertahanan
dan keamanan. Soekarno kemudian memanggil mantan Mayor KNIL Oerip
Soemohardjo dari Yogyakarta ke Jakarta. Oerip Soemohardjo diberi tugas untuk
membentuk tentara nasional.
Berdasarkan maklumat Presiden RI, pada 5 Oktober berdirilah Tentara Keamanan
Rakyat (TKR). Soepriyadi (tokoh perlawanan tentara PETA terhadap Jepang di Blitar)
terpilih sebagai pimpinan TKR. Atas dasar maklumat itu, Oerip Soemohardjo segera
membentuk Markas Besar TKR yang dipusatkan di Yogyakarta.
Pada perkembangannya, Tentara Keamanan Rakyat berubah menjadi Tentara
Keselamatan Rakyat pada 7 Januari 1946. Nama itu berubah kembali menjadi
Tentara Republik Indonesia (TRI) pada 24 Januari 1946. TRI berubah nama menjadi
Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 3 Juni 1947. Dengan demikian, hingga
pertengahan 1947 pemerintah telah berhasil menyusun, mengonsolidasi, sekaligus
menyatukan alat pertahanan dan keamanan.

Persamaan dan perbedaan strategi pergerakan nasional Indonesia


pada awal kebangkitan nasional sampai proklamasi kemerdekaan
Indonesia

Faktor yang menimbulakn pergerakan nasional antara lain :


a. Faktor eksternal, waktu itu umumnya bangsa-bangsa di Asia menghadapi
imperialisme Barat menimbulkan bangkitnya nasionalisme Asia. Selain itu
kemenangan Jepang terhadap Rusia tahun 1905 membuktikan Bangsa Timur
dapat mengalahkan Bangsa Barat. Disamping itu, adanya gerakan Turki Muda
yang mencari perbaikan nasib.
b. Faktor internal, adanya rasa tidak puas, penderitaan, rasa kesedihan dan
kesengsaraan yang dialami bangsa Indonesia. Perasaan tersebut sudah
diungkapkan dengan perlawan melawan Belanda, namun karena masih
bersifat kedaerahan perlawanan tersebut selalu berbuah gagal. Kemudian
mereka sadar, Indonesia harus bersatu melawan dengan nasionalisme.

Dilihat dari segi perjuangan organisasi pada masa pergerakan nasional


Indonesia memiliki 2 strategi, yaitu radikal dan moderat. Perjuangan bersifat radikal
adalah perjuangan yang amat keras menuntut perjuangan dengan cara
nonkoorperasi (tidak bekerja sama) terhadap kolonial. Sedangkan bersifat adalah
perjuangan yang menghindari tindakan kekerasan atau perilaku ekstrem dengan
penerapan taktik koorperasi dengan penguasa kolonial.
Bentuk dan strategi organisasi pergerakan nasional memiliki perbedaan
meski memiliki satu tujuan yang sama yaitu mencapai kemerdekaan. Bentuknya
ada yang berupa organisasi sosial, politik, kebudayaan, gerakan pemuda, gerakan
wanita, gerakan buruh maupun keagamaan. Sedangkan strateginya secara umum
yaitu :
i. Menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya
ii.Sudah bersifat nasional, tidak kedaerahan
iii.
Tidak menggunakan kekerasan senjata
iv.Dipimpin tokoh-tokoh agama, kaum terpelajar, tokoh-tokoh pemuda, dan
tokoh-tokoh masyarakat
v. Asas perjuangannya ada yang bersifat kooperatif (tetapi bukan prinsip) dan
non-kooperatif

Dengan taktik dan strategi baru yang bersifat nasionalis, muncullah organisasi
berkonsep nasionalisme. Inilah yang menandai perubahan pergerakan dari fisik
kedaerahan menjadi pergerakan nasional yang modern.
A. Organisasi awal pergerakan
1. Budi Utomo

Budi Utomo (BU) merupakan pergerakan nasional yang didirikan tanggal 20 Mei
1908, di Jakarta oleh dr. Wahidin Sudirohusodo. Bertujuan menggalang dana untuk
membantu anak-anak bumiputra yang kekurangan. Namun ide itu kurang mendapat
dukungan dari Kaum Tua. Ide dr. Wahidin itu kemudian diterima dan kembangkan
oleh Sutomo, mahasiswa School tot Opleiding voor Inlandsche Arsten (STOVIA).
Yang kemudian dipilih sebagai ketua. Sebagian besar pendiri BU adalah pelajar
STOVIA, seperti Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo, dan RT
Ario Tirtokusumo. Pada 29 Agustus 1908, dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan BU
di Yogyakarta. Para tokoh pendiri BU berpendapat bahwa untuk mendapatkan
kemajuan, maka pendidikan dan pengajaran harus menjadi perhatian utama.
Organisasi itu mempunyai corak sebagai organisasi modern, yaitu mempunyai
pimpinan, ideologi dan keanggotaan yang jelas. Kemudian diikuti oleh organisasi-
organisasi lain yang membawa pada perubahan sosial-politik. Organisasi BU bersifat
kooperatif terhadap pemerintah kolonial Belanda. BU bersifat tidak membedakan
agama, keturunan, dan jenis kelamin. Pada mulanya organisasi ini orientasinya
hanya sebatas pada kalangan priyayi, namun pancaran etnonasionalisme semakin
terlihat saat dilaksanakan
kongres BU pada 3-5 Oktober 1908, di Yoyakarta. Dalam kongres itu dibahas
tentang dua prinsip perjuangan, golongan muda menginginkan perjuangan politik
dalam menghadapi pemerintah kolonial, sedangkan golongan tua mempertahankan
cara lama yaitu perjuangan sosio-kultural. Orientasi politik semakin menonjol di
kalangan muda kemudian mencari organisasi yang sesuai dengan mendirikan
Sarekat Islam. Pada waktu dibentuk Dewan Rakyat (Volksraad) pada tahun 1918,
wakil-wakil BU duduk di dalamnya. Pemerintah dengan demikian tidak menaruh
curiga karena sifat BU yang moderat. Pemerintah Hindia Belanda mengakui BU
sebagai organisasi yang sah pada Desember 1909. Dukungan dari Pemerintah
Hindia Belanda ini tidak lain sebagai bagian dari pelaksanaan Politik Etis. Ini
menyebabkan kecurigaan oleh kalangan bumiputera. BU mulai kehilangan
wibawanya pada tahun 1935, organisasi itu bergabung dengan organisasi lain
menjadi Partai Indonesia Raya (Parindra). Namun demikian, dengan segala
kekurangannya BU telah mewakili aspirasi pertama rakyat Jawa ke arah kebangkitan
dan juga aspirasi rakyat Indonesia. Keberadaan BU memberikan inspirasi untuk
organisasi-organisasi modern lainnya, seperti Jong Sumatra, Jong Ambon, Sedio
Tomo, Muhammadiyah, dan lain-lain.

2. Sarekat Islam
SI awalnya adalah Sarekat Dagang Islam yang terbentuk akibat kegelisahan R.M
Tirtoadisuryo yang mengetahui pedagang pribumi terdesak akibat pengusaan
pedagang Cina. Pada mulanya SI bertujuan untuk kesejahteraan sosial dan
persamaan sosial. Sebagai perkumpulan dagang SDI kemudian berpindah ke
Surabaya yang merupakan kota dagang di Indonesia. SDI selanjutnya dipimpin oleh
Haji Umar Said Cokroaminoto. Cokroaminoto dikenal sebagai seorang orator yang
cakap dan bijak, kemampuannya berorator itu memikat anggota-anggotanya. Di
bawah kepemimpinannya diletakkan dasar-dasar baru yang bertujuan untuk
memajukan semangat dagang bangsa Indonesia. Disamping itu SDI juga
memajukan rakyat dengan menjalankan hidup sesuai ajarana agama dan
menghilangkan paham yang keliru tentang agama Islam. SDI kemudian berubah
nama menjadi Sarekat Islam (SI) pada tahun 1913. Pada kongres SI yang pertama,
tanggal 26 Januari 1913, dalam pidatonya di Kebun Bintang Surabaya, ia
menegaskan bahwa tujuan SI adalah menghidupkan jiwa dagang bangsa Indonesia,
memperkuat ekonomi pribumi agar mampu bersaing dengan bangsa asing. Usaha
di bidang ekonomi itu nampak sekali dengan didirikannya koperasi di Kota
Surabaya. Di Surabaya pula berdiri PT. Setia Usaha, yang bergerak tidak saja
menerbitkan surat kabar Utusan Hindia, juga bergerak di bidang penggilingan
padi dan perbankan. Usaha itu dimaksudkan untuk membebaskan kehidupan
ekonomi dari ketergantungan bangsa asing. Dalam waktu kurang dari satu tahun SI
sudah berkembang pesat dengan banyaknya cabang di berbagai daerah. Ini
merupakan ancaman bagi pemerintah kolonial sehingga mereka membuat
peraturan untuk menghambat perkembangan SI. Kemudian dibentuklah Central
Sarikat Islam (CSI) yang
mengorganisasikan 50 cabang kantor SI daerah.
SI berubah menjadi organisasi politik dan mengirimkan wakilnya dalam Volksraad.
Dalam November Beloofte, Gubernur Jenderal Belanda mengatakan bahwa suatu
saat Volksraad akan menjadi tempat menampung suara rakyat. Namun demikian,
Volksraad tetap menjadi alat kolonial sehingga Agus Salim dan Cokroaminoto
merubah sifat organisasi mereka menjadi nonkooperatif.
Dalam kongres SI (1914), Cokroaminoto dipilih menjadi ketua. Masalah internal pun
muncul dan kewibawaan CSI berkurang. Karena itu perpecahan harus dihindari.
Pada kongres tahunan, Cokroaminoto mengatakan bahwa Indonesia memerlukan
pemerintahan sendiri. Dengan kata lain, yaitu menyatukan beberapa etnis menjadi
bangsa Indonesia. Cokroaminoto dikenal sebagai orator yang cerdas, menimbulkan
seorang pemuda meniru caranya berpidato. Ialah Soekarno.
Kongres tetap berjalan dan memutuskan bahwa azas perjuangan SI adalah
pemerintahan berdiri sendiri dan melawan pemerintah kolonial. Rakyat memberikan
simpati dan keanggotaan SI pun semakin banyak. Namun, sebagai organisasi yang
besar SI telah disusupi orang-orang yang menjadi anggota Indische Sociaal
Democratische Vereninging (ISDV), seperti Semaun dan Darsono. Yang memberikan
pengaruh sosial-komunis.
Pada kongres kelima, SI mengalami perpecahan menjadi SI merah yang beraliran
ekonomi dogmatis (komunis) dipimpin Semaun dan SI putih beraliran nasional
keagamaan dipimpin oleh Cokroaminoto. Namun karena dalam partai tidak boleh
rangkap, maka Semaun dikeluarkan dari SI. Dengan demikian, pengaruh PKI dalam
SI telah teratasi.
Dalam kongres di Madiun, CSI berubah nama menjadi Partai Sarekat Islam.
Sedangkan yang mendapat pengaruh PKI bernaung dalam Sarekat Rakyat bentukan
PKI. PSI nonkooperatid, namun anggotanya diperbolehkan duduk dalam Dewan
Rakyat atas nama pribadi. Kongres tahun 1927 menyatakan azas PSI adalah
mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan agama Islam. PSI bergabung dalam
Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia sehingga
nama PSI menjadi PSII dengan bertmbah kata Indonesia.
Banyaknya anggota PSII menimbulkan perpecahan, hingga mengalami kemunduran.
Peranannya sebagai partai Islam dilanjutkan oleh Partai Islam Indonesia di bawah
Dr. Sukiman.

3. Indische Partij
Organisasi ini berdiri karena orang Indo-Belanda dianggap lebih rendah meski
mereka termasuk dalam bangsa kelas I. E.F.E Douwes Dekker berkeinginan
melanjutkan Indische Bond yang sebelumnya telah dibuat. Keinginan itu semakin
kuat saat ia bertemu dengan dr. Cipto Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara (Tiga
Serangkai). Sebagai seorang koresponden surat kabar de Locomotief di Semarang,
kemudian harian Soerabajasch Handelsblad, Bataviaasch Nieuwsblad, dan akhirnya
di majalah Het Tijdschrift dan surat kabar De Expres, Douwes Dekker dengan
mudah dapat mengutarakan gagasannya. Douwes Dekker berpendapat bahwa
tujuan akhir organisasi adalah kemerdekaan. Ia juga melakukan propaganda ke
seluruh Jawa dai 15 September-3 Oktober 1912 dengan menemui pemimpin elit BU
untuk membangkitkan semangat golongan bumiputera untuk melawan penjajah.
Kunjungan itu menghasilkan tanggapan positif hingga anggota IP pun bertambah
terus hingga menjadikan IP sebagai partai yang berbahaya. Akibatnya para
pemimpin IP ditangkap dan dibuang. Douwes Dekker ke Timor, Kupang;
C.mangunkusumo ke Bkuma; Suwardi Suryaningrat ke Bangka. Kemudian mereka
dibuang ke Belanda. Satu persatu mereka akhirnya dipulangkan. Namun IP sudah
berganti nama menjadi Insulinde. Namun kurang mendapat perhatian, hingga
berubah nama lagi menjadi Naational Indische Partij. Suwardi Suryaningrat
kemudian mendirikan Perguruan Taman Siswa.

B. Organisasi keagamaan

1. Muhammadiyah
BU menginspirasi KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah pada 18 November
1912 yang bercirikan organisasi sosial, pemdidikan, dan keagamaan. Salah satu
tujuannya adalah memurnikan ajaran Islam, yang seharusnya bersumber dari Al-
Quran dan Al-Hadis. Tindakannya adalah amar makruf nahimunkar. Pembaruan
model Wahabiyah di Arab pun dimulai. Dari organisasi, pendidikan, media, hingga
kemasyarakatan. Munculah organisasi wanita bernama Aisyah yang hanya
menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai tugas yang sama dalam
mengajak kebaikan dan menjauhi keburukan.
2. Nahdlatul Ulama
Bertepatan dengan Kongres Islam sedunia, para ulama mendirikan lembaga
bernama Jamiyatul Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 di Surabaya dengan
salah satu ulama nya adalah Kyai Haji Hasyim Ashari. Berpegang teguh pada
Ahlusunnah wal jamah dengan tujuan masalah ekonomi, sosial dan pendidikan.
Pada 1935 NU berkembang pesat serta tetap berusaha memperluas pengaruhnya
ke seluruh jawa. Kongres selanjutnya dibentuk Wanita Nahdlatul Ulama Muslihat dan
Organisasi Ansor.
3. Organisasi islam lainnya
Banyak keturunan Arab yang ada di Indonesia, mendorong A.R Baswedan untuk
mendirikan Partai Arab Indonesia.
Di Sumatra Barat, didirikan Sumatra Thawalib oleh pemuda Sumatra Barat yang
telah belajar di Mekah pada Syekh Akhmad Katib. Mereka membawa ajaran Islam
modern dengan dorongan Jamaluddin Al Afghani dan Muhammad Abduh. Bertujuan
mengusahakan dan memajukan ilmu pengetahuan bagi kemajuan masyarakat
menurut ajaran Islam. Kemudian berganti nama menjadi Persatuan Muslim
Indonesia dan bertujuan Indonesia Merdeka dan Islam Jaya. Tetapi kemudian
dilarang oleh pemerintah.
Persatuan Tarbiyah Islam, didirikan oleh Syekh Sulaiman Ar Rasuly yang
bertentangan dengan Thawalib. Tujuannya adalah pendidikan, dengan mendirikan
madrasah dan membuat majalah sebagai penyalur aspirasi. Setelah kemerdekaan,
berubah nama menjadi Partai Tarbiyatul Islam. Organisasi yang sejalan dengan Perti
adalah Persatuan Msulim Tapanuli yang didirikan Syekh Musthafa Purba.
Di Bandung berdiri Persatuan Islam yang bertujuan meningkatkan kesadaran
beragama dan semangat ijtihad. Organisasi ini muncul sebagai reaksi pembatasan
gerak Jamiyatul Khair.
Di Kalimantan Selatan berdiri organisasi lanjutan SI dengan mendirikan madrasah
Daru Salam yang dilengkapi asrama dan sawah sebagai tempat belajar.
Di Aceh juga muncul Persatuan Ulama Seluruh Aceh akibat kegagalan SI. Didirikan
oleh Tengku M.Daud Beureuh. Bertujuan meningkatkan pendidikan agar terlaksana
syariat Islam. Kemudian Nahdlatul Wathan di Nusa Tenggara. Organisasi ini
berorientasi pada pendidikan.
4. Majelis Islam Ala Indonesia
MIAI merupakan organisasi gabungan dari politik dan massa yang bersifat moderat
terhadap Belanda. MIAI juga diakui oleh Jepang, tetapi dibubarkan karena tidak
memuaskan. Diganti dengan Majelis Syuro Msulimin Indonesia. Dipimpin KH Hasyim
Ashari, KH Mas Mansyur, KH Farid Maaruf, KH Hasyim, Kartosudarmo, KH Nachrowi,
dan Zainal Arifin.

C. Organisasi pemuda
Tri Koro Dharmo didirikan di Jakarta pada 7 Maret 1915 dengan ketua dr. Satiman
Wiryosanjoyo. Beranggotakan pemuda-pemuda Jawa. Berubah nama menjadi Jong
Java danmenjadi bersifat nasional. Setelah sumpah pemuda, ia berfusi dalam
Indonesia Moeda.
1917 berdirilah Jong Sumatera Bond, bertujuan memperkukuh hubungan
antarpelajar dan menumbuhkan kesadaran pada anggotanya. Tokohnya adalah
Moh. Hatta dan Moh. Yamin.
Perkumpulan lain ada Jong Minahasa, Jong Celebes, Jong Ambon yang kemudian
berfusi dalam Indonesia Moeda. Muncul Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia di
Bandung oleh mahasiswa Jakarta dan Bandung. Kemudian berdiri Jong Indonesia
yang sudah bersifat nasional dan berganti nama menjadi Pemuda Indonesia dan
organisasi wanitanya adalah Putri Indonesia. Tahun 1926, diadakan Kongres Pemuda
I yang dihadiri anggota-anggota yang masih bersifat kedaerahan.

D. Organisasi wanita
Pada 1912 berdiri Putri Mardika di Jakarta. Bertujuan membantu gadis bumiputera
mendapat pendidikan dan belajar berbicara didepan umum. Dengan beberapa
tokoh yaitu, Sabaruddin, R.A Sutinah, Joyo Pranoto, Rr. Rukmini, Sandikan
Tondokusumo.
Kartini Fonds, didirikan Ny. C. Th. Van Deventer, seorang penasehat politik. Fokus
tujuan mereka adalah mendobrak berbagai kungkungan wanita dan menginginkan
kemajuan. Munculnya organisasi-organisasi wanita di berbagai daerah mendorong
pergerakan wanita untuk meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan. Mereka
tidak hanya bergerak dalam bidang pendidikan, namun juga sosial.
E. Partai Komunis Indonesia
Di Belanda, Sneevliet, Brandster, dan Dekker mendirikan ISDV. Mereka berusaha
mendekati rakyat tapi tidak berhasil. Maka Sneevliet menyusup dalam SI dan
memberikan paham komunis sehingga SI terpecah. Radikalisme komunis
membuatnya diusir oleh Belanda sehingga terjadi pergantian pemimpin. Mereka
berganti nama menjadi Partai Komunis Hindia kemudian menjadi Partai Komunis
Indonesia. Komunisme cepat tersebar di masyarakat karena mereka berfikir akan
terlepas dari penjajahan. Oleh Belanda, para pemimpin PKI ditangkap. Semaun dan
Darsono melarikan diri ke Rusia. Pemerintahan dipimpin Tan Malaka. Akhirnya Tan
Malaka ditangkap dan diasingkan dengan Abdul Muis. PKI selanjutnya bergabung
dengan Comintern.

F. Perhimpunan Indonesia : manifesto politik


Para pelajar Hindia di Belanda mendirikan Indische Vereniging beranggotakan
orang-orang Hindia, Cina, Belanda. Didirikan oleh R.M Notoruoto, R. Panji
Sosrokartono dan R. Husein Jajadiningrat. Semula bergerak di bidang sosialis.
Mengeluarkan majalah Hindia Putera.
Banyaknya pemuda-pemuda pelajar di tanah Hindia yang dibuang ke Belanda,
semakin menggiatkan aktivitas perkumpulan itu. Dalam perkembangan
selanjutnya perkumpulan itu mengutamakan masalah-masalah politik.
Jiwa kebangsaan yang semakin kuat diantara mahasiswa Hindia di Belanda
mendorong mereka untuk mengganti nama Indische Vereninging menjadi
Indonesische Vereeniging (1922). Selanjutnya perkumpulan itu berganti
nama Indonesische Vereeniging (1925), dengan pimpinan Iwa Kusuma
Sumatri, JB. Sitanala, Moh.Hatta, Sastramulyono, dan D. Mangunkusumo.
Nama perhimpunannya diganti lagi menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Nama majalah terbitan mereka juga berganti nama Indonesia Merdeka. Itu semua
merupakan usaha baru dalam memberikan identitas nasioalis yang
muncul di luar tanah air. Mereka juga membuat simbol-simbol baru, merah
putih sebagai lambang mereka dan Pangeran Diponegoro sebagai tokoh
perjuangan.
Perhimpoenan Indonesia semakin mendapat simpatik dari para mahasiswa
Indonesia di tanah Belanda. Jumlah keanggotaannya pun semakin bertambah
banyak. Tahun 1926 jumlah anggota mencapai 38 orang. Di tanah Belanda
itulah para mahasiswa itu menyerukan pada semua pemuda di Indonesia
Hindia untuk bersatu padu dalam setiap gerakan-gerakan mereka. PI
bersemboyan self reliance, not mendiancy, yang berarti tidak memintaminta
dan menuntut-nuntut. Dalam Anggaran Dasarnya juga disebutkan,
bahwa kemerdekaan Indonesia hanya diperoleh melalui aksi bersama, yaitu
kekuatan serentak oleh seluruh rakyat Indonesia berdasarkan kekuatan
sendiri. Kepentingan penjajah dan yang terjajah berlawanan dan tidak
mungkin diadakan kerjasama (nonkoperasi). Bangsa Indonesia harus mampu
berdiri di atas kaki sendiri, tidak tergantung pada bangsa lain.
PI menjadi organisasi politik yang semakin disegani karena pengaruh
Moh. Hatta. Di bawah pimpinan Hatta, PI berkembang dengan pesat dan
merangsang para mahasiswa yang ada di Belanda untuk terus memikirkan
kemerdekaan tanah airnya. Aktivitas politik PI tidak saja dilakukan di Belanda
dan Indonesia, juga dilakukan secara internasional. Mahasiswa secara teratur
melakukan diskusi dan melakukan kritik terhadap pemerintah Belanda. PI
juga menuntut kemerdekaan Indonesia dengan segera.
Dengan demikian jelaslah bahwa Perhimpunan Indonesia merupakan
manifesto politik pergerakan Indonesia. Karena Perhimpunan itu lahir di negeri
asing yang saat itu menjadi penjajah tanah Hindia. Dari tempat penjajah itulah
perkumpulan pemuda terpelajar itu berhasil mengobarkan semangat dan
panji-panji kemerdekaan Indonesia. jelaslah bahwa para pemuda Indonesia
tidak takut untuk membela dan berjuang untuk kemerdekaan tanah airnya
dengan segala resikonya.
7. Taman Siswa
Awalnya, Taman Siswa bernama Nationaal Onderwijs Instituut Taman Siswa
(Institut Pendidikan Nasional Taman Siswa). Saat itu Taman Siswa hanya
memiliki 20 murid kelas Taman Indria. Namun, kemudian Taman Siswa
berkembang pesat dengan memiliki
52 cabang dengan murid kurang
lebih 65.000 siswa.
Azas Taman Siswa adalah Ing Ngarsa
Sung Tulada, Ing Madya Mangun
Karsa, Tut Wuri Hkamuyani.
Artinya, guru di depan harus
memberi contoh atau teladan,
di tengah harus bisa menjalin
kerjasama, dan di belakang harus
memberi motivasi atau dorongan
kepada para siswanya. Azas ini
masih relevan dan penting dalam
dunia pendidikan.
Taman Siswa mendobrak sistem
pendidikan Barat dan pondok
pesantren, dengan mengajukan
sistem pendidikan nasional.
Pendidikan nasional yang ditawarkan
adalah pendidikan bercirikan
kebudayaan asli Indonesia. Taman Siswa mengalami banyak kendala dari pihak-
pihak yang tidak
mendukung. Pemerintah Kolonial Hindia Belanda mengeluarkan berbagai
aturan untuk membatasi pergerakan Taman Siswa, seperti dikenai pajak
rumah tangga dan Undang-Undang Ordonansi Sekolah Liar Tahun 1932 yakni
larangan mengajar bagi guru-guru yang terlibat partai politik. Taman siswa
mampu memberikan kontribusi yang luar biasa bagi masyarakat luas dengan
pendidikan, Taman Siswa mampu menyediakan pendidikan untuk rakyat
yang tidak mampu disediakan oleh pemerintah kolonial. Saat ini sekolah
Taman Siswa masih berdiri dan tetap berperan bagi kemajuan pendidikan di
Indonesia.
8. Organisasi Buruh
Perkumpulan Adhi Dharma yang didirikan oleh Suryopranoto (kakak Ki Hajar
Dewantara) pada tahun 1915 berperan sebagai organisasi yang membela
kepentingan kaum buruh, termasuk membantu para buruh yang dipecat
untuk memperoleh pekerjaan baru dan membantu keuangan mereka selama
mencari pekerjaan.
Pada bulan Agustus 1918, Suryopranoto membentuk gerakan kaum buruh
bernama Prawiro Pandojo ing Joedo atau Arbeidsleger (tentara buruh)
yang merupakan cabang dari Adhi Dharma. Organisasi ini didirikan sebagai
dampak dari terjadinya aksi perlawanan kaum buruh pabrik gula di Padokan
(sekarang pabrik gula Madukismo), Bantul, Yogyakarta.
Bulan November 1918, Suryopranoto mendeklarasikan berdirinya Personeel
Fabriek Bond (PFB) yang beranggotakan buruh tetap, Perkumpulan Tani dan
koperasi yang kemudian lazim disebut sebagai Sarekat Tani dengan anggota
kuli kenceng atau pemilik tanah yang disewa pabrik, serta Perserikatan
Kaoem Boeroeh Oemoem (PKBO) yang beranggotakan buruh musiman. PFB
didirikan untuk membela kepentingan kaum buruh yang terus mengalami
penindasan. Bersama PFB, Suryopranoto memimpin banyak aksi mogok kerja
untuk menuntut peningkatan kesejahteraan bagi kaum buruh. Pada tahun
1918 Adi Dharma menjadi bagian dari Sarekat Islam (SI), maka Personeel
Fabriek Bond (PFB) yang terbentuk dalam tahun tersebut otomatis berada di
bawah perlindungan Central Sarekat Islam (CSI). Sepulang dari pembuangan
penjara Sukamiskin, Suryopranoto dan Adhi
Dharma turut berkiprah sebagai pengajar di Taman Siswa, lembaga
pendidikan untuk kaum bumiputera yang didirikan oleh sang adik, Suwardi
Suryaningrat, yang saat itu telah berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara.
Strategi perlawanan bangsa indonesia terhadap penjajah sampai
abad XX

A. Perlawanan Fisik Bangsa Indonesia terhadap Penjajahan Barat


1. Perlawanan terhadap Portugis
a. Perlawanan Rakyat Demak terhadap Portugis
Pada tahun 1513 Demak melakukan penyerangan terhadap
Portugis di Malaka dengan bantuan Kerajaan Aceh. Penyerangan
dipimpin oleh Adipati Unus yang terkenal dengan sebutan Pangeran
Sabrang Lor. Pada masa pemerintahan Adipati Unus, Demak
melakukan blokade pengiriman beras ke Malaka sehingga Portugis
kekurangan makanan.
Upaya Demak untuk mengusir Portugis diwujudkan dengan
ditaklukkannya Kerajaan Pajajaran oleh Fatahillah pada tahun
1527.Ketika orang-orang Portugis mendatangi Sunda Kelapa (sekarang
Jakarta), terjadilah perang antara Kerajaan Demak yang dipimpin
Fatahillah dan tentara Portugis. Portugis pun berhasil dipukuk mundur.
Kemudian Pelabuhan Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta
yang berarti kejayaan yang sempurna oleh Fatahillah.
b. Perlawanan Rakyat Aceh terhadap Portugis
Portugis mulai mengusik kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam
saat berada di Malaka. Portugis berusaha menguasai Kerajaan Aceh
Darussalam yang menjadi pusat perdagangan baru setelah jatuhnya
Malaka. Pada tahun 1513, Aceh bersama Demak melancarkan
serangan ke Malaka, tapi gagal. Portugis pun sama juga gagal
melancarkan serangan ke Aceh. Aceh meminta bantuan persenjataan,
militer, dan ahli perang dari Turki. Dan bantuan dipenuhi oleh Turki
pada tahun 1567. Setelah bantuan dari Turki datang, pada tahun 1568
Aceh bersama Turki menyerang Portugis di Malaka. Portugis terpaksa
bertahan mati-matian dalam menghadapi serangan tersebut di
Benteng A Famassa. Namun, Portugis dapat menggagalkan serangan
dari Aceh.
c. Perlawanan Rakyat Ternate terhadap Portugis
2. Perlawanan terhadap VOC-Hindia Belanda
a. Perlawanan terhadap VOC
b. Perlawanan terhadap Pemerintahan Hindia Belanda
3. Perlawanan terhadap Inggris
a. Perlawanan Kraton Yogyakarta terhadap Penjajahan Bangsa Inggris
Pada saat Inggris berkuasa menggantikan Belanda di Jawa, yang
mengisi kekuasaan di pusat adalah Raffles, sedangkan Karesidenan
Yogyakarta adalah John Crawfurd. Saat itu, Karesidenan Yogyakarta
dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwana II atau Sultan Sepuh. Sultan
HB II terkenal keras dan sangat menentang pemerintah kolonial
sehingga membuat orang Eropa (Inggris) terganggu. Sikap kerasnya
tersebut terlihat ketika Raffles untu pertama kali datang ke Yogyakarta
pada bulan Desember 1811. Saat itu, Sultan HB II berani bertengkar
dengan Raffles. Selanjutnya, juga terjadi pada awal Januari 1812.
Dalam pertemuan ini ada insiden kecil yang terjadi ketika tempat
duduk Raffles di Keraton Yogyakarta dibuat lebih rendah dari Sultan HB
II. Insiden ini pun berhasil diatasi.
Sultan HB II tidak puas dengan hasil pertemuannya dengan
Raffles. Sultan HB II semakin kecewa dengan pemerintah Inggris.
Secara diam-diam, Sunan Pakubuwana IV (Sultan PB IV) mengutus
Tumenggung Ronowijoyo untuk menghadap Sultan HB II dengan
membawa surat. Dalam surat itu, Sunan PB IV mengusulkan kerja
sama untuk melawan Inggris dan bila berhasil akan membagi 2 wilayah
yang telah dirampas oleh orang Eropa. Sultan HB II menyetujui hal itu
dan mengirimkan Tumenggung Sumodiningrat. Kesepakatan tercapai
pada awal Mei 1812 di Klaten antara Ronowijoyo dan Sumodiningrat.
Tanpa sepengetahuan Sultan HB II, Sunan PB IV mengutus Patih
Cokronegoro untuk menemui putra mahkota Yogyakarta. Cokronegoro
menyampaikan bahwa Sunan PB IV menghendaki putra mahkota
Surojo naik tahta dan bersedia membantunya. Sunan PB IV
menawarkan untuk kerja sama melawan Inggris dan ketika Inggris
berhasil diusir dari Jawa, wilayah Jawa akan dibagi 2 antara Surakarta
dan Yogyakarta. Rencana ini pun tercium oleh John Crawfurd yang
segera mengirimkan berita itu pada Raffles. Setelah mendengar berita
tersebut, Raffles memerintahkan Mayor Jenderal Gillespie untuk
berangkat ke Yogyakarta dan menyerbu Keraton Yogyakarta.
Pada tanggal 19-20 Juni 1812, Inggris menyerbu Keraton
Yogyakarta. Dalam pertempuran 2 hari, Inggris berkekuatan 1000
serdadu berseragam merah. Jumlah itu masih ditambah 500 prajurit
Leguin Pangeran Prangwedono dari Mangkunegaran, Surakarta. Sultan
HB II yang menghadapi Inggris tidak mendapat bantuan dari Surakarta
seperti yang tertulis dalam surat rahasia bahwa Surakarta akan
membantu Yogyakarta dalam melakukan perlawanan terhadap Inggris.
Perang ini diakhiri dengan menyerahnya Sultan HB II dan dimulainya
penjarahan besar-besaran harta, pusaka, dan pustaka Keraton
Yogyakarta. Setelah itu, Raffles memerintahkan penangkapan Sultan
HB II. Sultan HB II dibawa ke Batavia dan menunggu pengadilan
disana. Sultan HB II dijatuhi hukuman pembuangan ke Pulau Penang
pada awal Juli 1812. PB IV pun dirampas sebagian wilayahnya.
b. Perlawanan Rakyat Palembang terhadap Penjajahan Bangsa Inggris
Raffles mengirim 3 orang utusan yang dipimpin oleh Richard
Philips ke Palembang untuk mengambil alih kantor sekaligus benteng
Belanda di Palembang dan meminta hak kuasa sultan atas tambang
timah di Pulau Bangka. Sultan Mahmud Badaruddin II menolak
permintaan itu dengan merujuk pada surat Raffles sebelumnya bahwa
kalau Belanda berhasil diusir, Palembang akan menjadi kesultanan
yang merdeka. Raffles pun kaget luar biasa setelah mengetahui bahwa
dengan cerdas Sultan Mahmud Badaruddin II menjadikan isi suratnya
dahulu sebagai legitimasi untuk melepaskan diri dari kekuasaan
Inggris.
Raffles pun memilih untuk mengkhianati janjinya tersebut. Ia
mengirim ekspedisi perang di tahun 1812 yang dipimpin Mayor
Jenderal Robert Gillespie. Ekspedisi pun sampai dalam waktu 1 bulan di
Sungai Musi. Sultan Mahmud Badaruddin II juga sudah bersiap-siap
menghadapi gempuran tersebut.
Kesultanan Palembang akhirnya jatuh ke tangan Inggris hanya
dalam waktu 1 minggu karena pertahanan di Pulau Borang sudah jebol
tanpa perlawanan yang berarti. Ternyata adik sultan yang bernama
Pangeran Adipati Ahmad Najamuddin telah menjadi komandan yang
pengecut bagi pasukannya di pulau yang strategis itu. Mengetahui hal
itu, Sultan Mahmud Bdaruddin II segera meninggalkan keraton
Palembang dengan membawa seluruh tanda kebesaran kesultanan lalu
mempersiapkan perlawanan gerilya terhadap Inggris.
Tanggal 26 April 1812, bendera Inggris sudah berkibar di atas
benteng Palembang. Dan tanggal 14 Mei 1812, Najamuddin diangkat
oleh Robert Gillespie atas nama Inggris untuk menggantikan kakanya
sebagai Sultan Palembang. Tambang timah di Pulau Bangka dan
Belitung akhirnya diserahkan oleh sultan boneka ini kepada Inggris.
Robert Gillespie ditarik pulang ke Batavia karena keberhasilannya dan
digantikan oleh Kapten R. Mearers menjadi Residen Palembang.
Pertengahan Agustus 1812, Mearers memimpin pasukannya untuk
menyerang Sultan Mahmud Badaruddin II di Buaya Langu, hulu Sungai
Musi. Mearers mengalami luka parah dalam pertempuran ini yang
akhirnya meninggal di rumah sakit di Muntok.
Mearers digantikan oleh Mayor William Robinson. Tampaknya ia
tidak cocok dengan Sultan Najamuddin yang dinilai menjadi sultan
yang lemah dan tidak dihargai oleh rakyat. Robinson tidak setuju
dengan keputusan Raffles yang mengangkat sultan tersebut, dan juga
ia tidak suka dengan kebiasaan Raffles yang suka mengumbar janji,
juga pembiaran yang dilakukan Raffles pada peristiwa pembantain
paukan Belanda. Atas inisiatifnya sendiri, Robinson mengirim seorang
perwira didampingi penerjemah untuk bernegosiasi dengan Sultan
Mahmud Badaruddin II, namun gagal.
Pada tangal 19 Juni 1813, Robinson datang sendiri untuk
menemui Sultan Mahmud Badaruddin II di Muara Rawas. Misi yang
dilaksanakan Robinson pun berhasil. Sultan Mahmud Badaruddin II
mau kembali ke Palembang untuk menggantikan adiknya. Akhirnya,
tanggal 13 Juli 1813, Sultan Mahmud Badaruddin II kembali ke
istananya (keraton besar) di Palembang, sementara adiknya bertempat
tinggal di keraton lama.
Raffles sangat tersinggung dengan keputusan Robinson karena
tidak meminta pendapatnya dulu. Akhirnya, perjanjian Robinson
dengan Sultan Mahmud Badaruddin II dibatalkan sepihak. Robinson
pun dipecat dan ditangkap dengan alasan menerima suap dari Sultan
Mahmud Badaruddin II. Tanggal 4 Agustus 1813, armada Inggris
dipimpin Mayor W. Colebrooke tiba di Palembang untuk menurunkan
Sultan Mahmud Badaruddin II dari tahtanya kembali untuk digantikan
oleh Sultan Najamuddin. Uang yang dikatakan uang suap untuk
Robinson dikembalikan pihak Inggris ke Sultan Mahmud Badaruddin II
lengkap dengan bunganya. Dan tanggal 21 Agustus 1813, Sultan
Najamuddin kembali menduduki tahtanya di keraton besar.

Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat


sebelum dan sesudah abad ke-20

Pada abad ke-16 bangsa Eropa berlayar ke wilayah Timur, diantaranya


Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda. Tujuan mereka adalah mencari rempah-
rempah dan juga menyebarkan agama kristen. Setelah sampai Nusantara
keserakahan mereka timbul, yang awalnya hanya ingin berdagang tiba-tiba mereka
ingin menguasai Nusantara. Keinginan mereka itulah yang melatarbelakangi bangsa
Indonesia melakukan perjuangan.
1. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sebelum
abad ke-20
Sebelum tahun 1908, banyak bangsa lain yang ingin menjajah dan
menguasai Indonesia. Banyak yang memeras, menyiksa dan merebut hak-hak
rakyat Nusantara. Perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajah hampir dilakukan
diseluruh wilayah, terutama di daerah yang menjadi pusat kekuasaan penjajah.
Perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah VOC menggunakan
senjata dimulai pada abad ke-17, dimana perlawanan tersebut dilakukan oleh
Sultan Agung dari Mataram, Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa Sulawesi
Selatan, Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Iskandar Muda dari Aceh, Untung Surapati,
Trunajaya, dan Ibnu Iskandar dari Minangkabau.
Sedangkan yang berjuang pada abad ke-19 antara lain :
a. Thomas Matulesy ata Pattimura dari Maluku (1817)
b. Pangeran Diponegoro, Sentot Prawirodirjo, Kyai Mojo, dan Pangeran
Mangkubumi di Jawa (1825-1830)
c. Tuanku Imam Bonjoldari Minangkabau Sumatera Barat (1822-1837)
d. Sultan Mahmud Badaruddin II dari Palembang (1817)
e. Pangeran Antasari dan Pangeran Hidayat dari Kalimantan (1859-1862)
f. I Gusti Kentut Jelantik dari Bali (1846-1849)
g. Anak Agung Made dari Lombok (1895)
h. Teuku Umar, Panglima Polim, Teuku Cik Di Tiro, dan Cut Nyak Dien dari
Aceh (1873-1904)
i. Si Singamangaraja XII dari Batak (1878-1907)
Berbagai perlawanan rakyat Indonesia yang terjadi pada sebelum abad ke-20
seperti perlawanan Diponegoro, Imam Bonjol, Sultan Agung serta perlawanan-
perlawanan rakyat lainnya masih dalam batas-batas wilayah yang sempit dan
parsial. Akibatnya perlawanan-perlawanan tersebut dapat diredam oleh kekuatan
penjajah yang sudah menguasai secara nasional di Indonesia.
Kegagalan perjuangan dengan kekerasan senjata oleh para pahlawan baik
ketika melawan Portugis, Belanda, maupun Inggris karena bangsa Indonesia
mempunyai beberapa kelemahan, sebagai berikut:
a. Perjuangan bersifat lokal / kedaerahan
b. Perlawanan terhadap penjajah dilakukan secara sporadis dan tidak
dalam waktu yang bersamaan
c. Perjuangan pada umunya dipimpin oleh pemimpin yang kharismatik
d. Perjuangan menentang penjajah sebelum masa 1908 dilakukan dengan
kekerasan senjata
e. Para pejuang mudah diadu domba sehingga sering terjadi perselisihan
antar pemimpin di Indonesia
Bangsa Indonesia sadar bahwa penjajah yang terorganisasi dengan baik tidak
mungkin dapat dikalahkan oleh perjuangan yang bersifat lokal dan tidak
terorganisasi, oleh karena itu strategi perjuangan baru lebih diorganisasi dengan
baik agar setelah abad ke-20 menggunakan strategi yang baru dan bisa
mengalahkan penjajah.
2. Strategi Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajahan Barat sesudah
abad ke-20
Perjuangan bangsa Indonesia setelah abad ke-20 merupakan perjuangan
yang sudah menunjukkan karakter yang bersifat nasional. Perjuangan nasional juga
dikenal dengan istilah Pergerakan Nasional.
Tak hanya bersifat nasional, tapi bersifat perjuangan diplomasi dan
organisasi. Corak perlawanan berubah dari pola perjuangan fisik (memakai senjata)
menjadi non fisik (diplomasi dan organisasi). Berubahnya corak perlawanan
terhadap penjajah pada masa pergerakan nasional terwujud berkat meningkatnya
pendidikan di masa itu yang kemudian melahirkan kelompok baru, yaitu kaum
intelektual atau golongan terpelajar.

Hasil Busaya Praaksara yang berada di lingkungan terdekat

Berdasarkan hasil kebudayaannya, secara garis besar kebudayaan Zaman Praaksara dibagi menjadi Zaman Batu dan Zaman Logam.

1. Zaman Batu
Pada Zaman Batu, peralatan yang digunakan manusia purba terbuat dari
batu. Zaman Batu dibedakan menjadi empat zaman, yaitu Zaman Palaeolithikum,
Mesolithikum, Neolithikum, dan Megalithikum.
Zaman Palaeolithikum (Zaman Batu Tua)
Disebut Zaman Batu Tua karena hasil kebudayaan dibuat dari batu dan
pengerjaannya masih sederhana dan kasar. Hasil kebudayaan pada Zaman
Palaeolithikum yang terkenal adalah kebudayaan Pacitan dan kebudayaan
Ngandong.
1) Kebudayaan Pacitan
Pacitan adalah nama salah satu kabupaten di Jawa Timur yang
berbatasan dengan Jawa Tengah. Pada zaman purba, diperkirakan aliran
Bengawan Solo mengalir ke selatan dan bermuara di pantai Pacitan. Pada
1935, Von Koenigswald menemukan beberapa alat dari batu di Pacitan. Alat-
alat tersebut bentuknya menyerupai kapak, tetapi tidak bertangkai sehingga
menggunakan kapak tersebut dengan cara digenggam. Alat-alat batu dari
Pacitan ini disebut dengan kapak genggam (chopper) dan kapak perimbas. Di
Pacitan juga ditemukan alat-alat berbentuk kecil yang disebut serpih.
Berbagai benda peninggalan tersebut diperkirakan digunakan oleh manusia
purba jenis Meganthropus.
2) Kebudayaan Ngandong
Ngandong adalah salah satu daerah dekat Ngawi, Madiun, Jawa Timur.
Di daerah Ngandong dan Sidorejo banyak ditemukan alat dari tulang dan
alat-alat kapak genggam dari batu. Alat-alat dari tulang itu di antaranya
dibuat dari tulang binatang dan tanduk rusa. Selain itu, ada juga alat-alat
seperti ujung tombak yang bergerigi pada sisi-sisinya. Berdasarkan
penelitian, alat-alat itu merupakan hasil kebudayaan Homo Soloensis dan
Homo Wajakensis. Karena ditemukan di daerah Ngandong, dikenal secara
umum dengan Kebudayaan Ngandong.
Di dekat Sangiran, dekat dengan Surakarta ditemukan juga alat-alat
berbentuk kecil yang biasa disebut flake. Manusia purba sudah memiliki nilai
seni yang tinggi. Pada beberapa flake ada yang dibuat dari batu indah,
seperti chalcedon.
Zaman Mesolithikum (Zaman Batu Madya)
Dua hal yang menjadi ciri Zaman Mesolithikum adalah kebudayaan
Kjokkenmoddinger dan abris sous roche.
1) Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark. Kjokken berarti dapur
dan modding berarti sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah-
sampah dapur. Kjokkenmoddinger merupakan timbunan kulit siput dan
kerang yang menggunung. Di dalam Kjokkenmoddinger ditemukan banyak
kapak genggam. Kapak tersebut berbeda dengan chopper (kapak genggam
dari Zaman Palaeolithikum).
Kapak genggam tersebut dinamakan pebble atau Kapak Sumatra
berdasarkan tempat penemuannya. Di samping pebble, ditemukan pula
kapak pendek (hache courte) dan pipisan (batu bata penggiling beserta
landasannya).
2) Abris Sous Roche
Manusia purba menjadikan gua sebagai rumah. Kehidupan di dalam
gua yang cukup lama meninggalkan sisa-sisa kebudayaan dari mereka. Abris
sous roche adalah kebudayaan yang ditemukan di dalam gua-gua. Di daerah
mana alat-alat tersebut ditemukan? Alat-alat apa saja yang ditemukan di
dalam gua tersebut?
Di Gua Lawa, Sampung, Ponorogo, Jawa Timur banyak ditemukan alat-
alat, seperti flake, kapak, batu penggilingan, dan beberapa alat dari tulang.
Karena di gua tersebut banyak ditemukan peralatan dari tulang, disebut
Sampung Bone Culture. Selain di Sampung, gua-gua sebagai abris sous roche
terdapat juga di Besuki, Bojonegoro, dan Sulawesi Selatan.

Zaman Neolithikum (Zaman Batu Baru/Batu Muda)


Zaman Neolithikum merupakan perkembangan zaman dari
kebudayaan batu madya. Alat-alat dari batu yang mereka hasilkan lebih
sempurna dan telah lebih halus disesuaikan dengan fungsinya. Hasil
kebudayaan yang terkenal pada Zaman Neolitikum adalah jenis kapak
persegi dan kapak lonjong.
1) Kapak Persegi
Kapak persegi berbentuk persegi panjang atau trapesium. Kapak
persegi yang besar sering disebut beliung atau pacul (cangkul). Sementara
yang berukuran kecil disebut trah (tatah) yang digunakan untuk mengerjakan
kayu. Alat-alat itu, terutama beliung, sudah diberi tangkai. Daerah
persebaran kapak persegi adalah daerah Indonesia bagian barat, misalnya di
daerah Sumatra, Jawa, dan Bali.
2) Kapak Lonjong
Kapak lonjong dibuat dari batu berbentuk lonjong yang sudah diasah
halus dan diberi tangkai. Fungsi alat ini diperkirakan untuk kegiatan
menebang pohon. Daerah persebaran kapak lonjong umumnya di daerah
Indonesia Bagian Timur, misalnya di daerah Irian, Seram, Tanimbar, dan
Minahasa.
Pada Zaman Neolithikum, di samping ada berbagai kapak, juga
ditemukan berbagai alat perhiasan. Misalnya, di Jawa ditemukan gelang-
gelang dari batu indah dan alat-alat tembikar atau gerabah. Pada zaman itu
sudah dikenal adanya pakaian. Hal ini terbukti dengan ditemukannya alat
pemukul kulit kayu yang dijadikan sebagai bahan pakaian.
Zaman Megalithikum (Zaman Batu Madya)
Peninggalan kebudayaan Megalithikum terbuat dari batu berukuran
besar. Kebudayaan Megalithikum tidak hanya untuk keperluan memenuhi
kebutuhan hidup manusia secara fisik. Mereka juga telah membuat berbagai
bangunan batu untuk kepentingan berbagai upacara keagamaan, di
antaranya dipergunakan dalam persembahyangan maupun untuk mengubur
jenazah. Hasil-hasil Kebudayaan Megalithikum, antara lain sebagai berikut.
1) Menhir
Menhir adalah tiang atau tugu batu yang didirikan sebagai sarana
untuk memuja arwah nenek moyang. Menhir banyak ditemukan di Sumatra
Selatan, Kalimantan, dan Sulawesi Tengah.
2) Dolmen
Dolmen merupakan bangunan berbentuk seperti meja batu, berkaki
menhir (menhir yang agak pendek). Bangunan ini digunakan sebagai tempat
sesaji dan pemujaan terhadap nenek moyang. Ada juga dolmen yang di
bawahnya berfungsi sebagai kuburan. Bangunan semacam ini dinamakan
pandusha.

3) Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti kubur batu yang bentuknya seperti lesung dan
mempunyai tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali. Bersama
Sarkofagus juga ditemukan tulang-tulang manusia beserta bekal kubur,
seperti perhiasan, periuk, dan beliung.
4) Kubur Batu
Kubur batu hampir sama dengan sarkofagus, begitu juga dengan
fungsinya. Bedanya, kubur batu ini terbuat dari lempengan atau lembaran
batu yang lepas-lepas dan dipasang pada keempat sisinya, bagian alas dan
bagian atasnya. Kubur peti batu ini banyak ditemukan di daerah Kuningan,
Jawa Barat.
5) Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan dari batu yang disusun secara
bertingkat. Fungsi bangunan ini adalah untuk pemujaan. Punden berundak
ditemukan di daerah Lebak Sibedug, Banten Selatan.
6) Arca
Arca adalah patung yang dibuat menyerupai bentuk manusia dan
binatang. Binatang yang digambarkan, di antaranya gajah, kerbau, kera, dan
harimau. Arca ini banyak ditemukan, antara lain di Sumatra Selatan,
Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Apa yang dapat kalian simpulkan dari berbagai peninggalan pada
Zaman Batu Besar? Bagaimana dengan pemenuhan kebutuhan manusia
pada masa tersebut? Apakah mereka hanya membutuhkan keperluan untuk
memenuhi perutnya? Berbagai peninggalan pada Zaman Megalithikum
menunjukkan kepada kita bahwa manusia pada Zaman Praaksara telah sadar
akan adanya kekuatan di luar manusia. Walaupun mereka tidak
meninggalkan bentuk agama yang jelas, mereka telah menunjukkan ketaatan
kepada Sang Pencipta.
2. Zaman Logam
Pada Zaman Logam, manusia telah mengembangkan teknologi yang cukup
tinggi. Mengapa dikatakan teknologi tinggi? Sebab batu tinggal membentuk sesuai
kehendak pemahat. Logam sementara itu tidak dapat dipahat dengan mudah
sebagaimana halnya batu.
Manusia purba membuat peralatan dari logam seperti perunggu dan besi.
Mereka telah mengolah bahan tersebut menjadi beraneka macam bentuk. Hal ini
membuktikan bahwa manusia purba telah mengenal peleburan logam. Kebudayaan
Zaman Logam sering juga disebut Zaman Perundagian.
Manusia purba membuat peralatan dari logam, baik sebagai alat berburu,
mengerjakan ladang, maupun untuk keperluan upacara keagamaan. Alat-alat dari
perunggu, misalnya kapak corong atau kapak sepatu. Kapak corong ditemukan di
Sumatra Selatan, Jawa, Bali, serta Sulawesi Tengah dan Selatan.
Di beberapa daerah di Indonesia juga ditemukan nekara. Nekara digunakan
untuk upacara keagamaan (kepercayaan pada masa purba). Misalnya, dalam
upacara memanggil hujan dan persembahan lainnya. Nekara ini berbentuk seperti
berumbung yang berpinggang bagian tengahnya dan sisi atasnya tertutup. Jadi,
seperti dandang telungkup. Daerah penemuannya di Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa,
Pulau Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Di Alor ditemukan nekara yang berukuran
kecil yang disebut moko. Selain nekara, juga ditemukan alat atau benda-benda
perhiasan, seperti kalung, cincin, anting-anting, dan manik-manik.

KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA AWAL


KEMERDEKAAN

1. Bidang Ekonomi

Pada masa pasca proklamasi kemerdekaan, keadaan perekonomian Indonesia


mengalami kondisi yang cukup terpuruk dengan terjadinya inflasi dan pemerintah
tidak sanggup mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama
mata uang Jepang dan mata uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai
dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak.
Oleh karena itu dengan sangat terpaksa pemerintah Indonesia menetapkan
tiga mata uang sekaligus yaitu mata uang de javasche Bank , mata uang Hindia
Belanda dan mata uang pemerintahan Jepang. Pemerintah Indonesia juga
mengambil tindakan lain yaitu menasionalisasikan de javasche bank dan
perkebunan perkebunan asing milik swasta asing, serta mencari pinjaman dana
dari luar negeri seperti Amerika, tetapi semua itu tidak memberikan hasil yang
berarti dikarenakan adanya blokade ekonomi oleh Belanda dengan menutup akses
ekspor impor yang mengakibatkan negara merugi sebesar 200.000.000,00.
Banyak peristiwa yang mengakibatkan defisitnya keuangan negara salah
satunya adalah perang yang dilancarkan sekutu dan NICA. Usaha- usaha lain yang
dilakukan oleh pemerintah RI untuk mengatasi masalah ekonomi adalah
menyelenggarakan konferensi ekonomi pada bulan februari tahun 1946. Agenda
utamanya adalah usaha peningkatan produksi pangan dan cara pendistribusiannya,
masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan milik swasta asing.

2. Bidang Politik

Kondisi dunia politik bangsa Indonesia pasca proklamasi kemerdekaan,


banyak sekali mengalami perubahan dan pembaharuan di segala aspek. Sebagian
besar melakukan pembenahan di dalam tubuh pemerintahan yang mana
sebelumnya dipimpin oleh bangsa jepang yang menduduki bangsa Indonesia
setelah Belanda. Pertama-tama melakukan rapat PPKI yang dilaksanakan pada
tanggal 18 agustus 1945. Agenda pertama adalah menunjuk presiden dan wakil
presiden serta mengesahkan dasar negara yaitu UUD Negara. Kemudian rapat terus
berlanjut dengan agenda agenda yang lebih luas yaitu pembentukan alat-alat
perlengkapan negara seperti Komite Nasional, Kabinet Pertama RI, pembagian
wilayah RI atas 8 Propinsi beserta pada gubernurnya, penetapan PNI sebagai satu-
satunya partai politik di Indonesia, pembentukan BKR/TKR, dan lain-lain. Tetapi
banyaknya hambatan dan kurangnya pengalaman dalam perjalanan pembangunan
yang akan dihadapi, maka jalannya pemerintahan menjadi tersendat dan tidak
seluruhnya sesuai rencana dan cita-cita yang telah di rencanangkan.

3. Bidang sosial dan budaya

Pasca proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di


dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum
kemerdekaan di proklamirkan, didalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi
diskriminasi rasial dengan membagi kelas-kelas masyarakat. Yang mana
masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan di dominasi oleh warga eropa dan
jepang, sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan
hanya menjadi budak dari bangsawan atau penguasa.
Tetapi setelah 17 agustus 1945 segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari
bumi bangsa Indonesia dan semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak
dan kewajiban yang sama dalam segala bidang.
Salah satu tujuan bangsa Indonesia yang telah dicanangkan sejak awal adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya landasan itulah yang menjadikan
misi utama yaitu menitik beratkan pembangunan awal dibidang pendidikan yang
mana telah di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara yang mana di cetuskan
menjadi Bapak pendidikan yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan pada
masa pasca kemerdekaan 1945.
KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA
DEMOKRASI LIBERAL
A. DEMOKRASI LIBERAL

1. Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik
di parlemen untuk saling menjatuhkan.
a. Sistem Pemerintahan
Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai
kepala pemeritahan.
Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada
Parlemen (DPR)
Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.
b. Kabinet
1) Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
Merupakan koalisi antara Masyumi dengan Partai Indonesia
Raya (PIR), Parindra, Partai Katolik, Parkindo, dan PSII.
Moh. Natsir Perdana Menteri pertama Indonesia, berasal
dari Partai Masyumi.
Didukung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Moh. Roem,
Assaat, Djuanda, Soemitro Djojohadikusumo.
Perekonomian Indonesia mengalami masa paling
menguntungkan..
Karena berlangsungnya Perang Korea pada tahun 1950-an
yang mendorong naiknya harga komoditas hingga
berdampak pada peningkatan pendapatan ekspor.
Kabinet Natsir mulai goyah ketika Hadikusumo dari PNI
mengeluarkan mosi tuntutan agar pemerintah mencabut PP
No. 39 Tahun 1950 tentang pemilihan anggota lembaga
perwakilan daerah.
2) Kabinet Sukiman (26 April 1951-23 Februari 1952)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Soekarno menunjuk Sukiman (Masyumi) dan Suwirjo (PNI)
Program Kabinet Sukiman:
a) Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
b) Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran
nasional dalam jangka pendek dan jangka panjang.
c) Menyelesaikan persiapan pemilu dan mempercepat
pelaksanaan otonomi daerah.
d) Menyiapkan UU tentang pengakuan serikat buruh.
e) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
f) Memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI secepatnya.
Keputusan kontroversial Keputusan Menteri Luar Negeri
Ahmad Soebardjo menandatangani perjanjian Mutual
Security Act (MSA) dengan Duta Besar Amerika Serikat,
Merle Cochran.
Sunario (PNI) menganggap Ahmad Soebardjo melanggar
politik luar negeri bebas aktif. Akibat mosi tersebut, Ahmad
Soebadjo akhirnya mengundurkan diri.
3) Kabinet Wilopo (30 Maret 1952-2 Juni 1953)
Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
Adanya penerapan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet yang
terdiri atas menteri-menteri yang ahli di bidangnya.
Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Krisis ekonomi karena merosotnya ekspor impor yang
semakin tidak terkendali.
b) Muncul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme
yang mengancam keutuhan bangsa.
c) Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu peristiwa
perselisihan internal dalam lingkungan TNI. Sumber
utama ketidakkompakan TNI.
Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak stabil saat terjadi
peristiwa Tanjung Morawa. Pemerintah melalui Menteri
Dalam Negeri, Isqak Tjokrodisurjo menyetujui perusahaan
Deli Planters Vereeniging mengelola tanahnya kembali di
Tanjung Morawa. Tetapi atas hasutan PKI, banyak petani lokal
menduduki tanah-tanah tersebut.

4) Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953-24 Juli 1955)


Merupakan koalisi antara PNI dan NU, Masyumi memilih
menjadi oposisi.
Soekarno menunjuk Ali Sastroamidjojo (PNI) dan
Wongsonegoro (Partai Indonesia Raya) sebagai perdana
menteri dan wakil perdana menteri.
Prestasi:
a) Mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA).
b) Membentuk panitia pemilu yang diketuai Hadikusumo.
Dalam mengatasi masalah perekonomian, Kabinet Ali
berusaha meninjau ulang utang pemerintah dan cadangan
devisa negara dengan cara membatalkan hasil Konferensi
Meja Bundar (KMB) berkaitan utang Indonesia kepada
Belanda.

5) Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-3 Maret 1956)


Program utama Pemberantasan korupsi yang mendapat
dukungan rakyat dan TNI.
Prestasi Berhasil menyelenggarakan pemilu
pertama tahun 1955.
Pemilu dilaksanakan 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955) Memilih anggota
DPR (parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955) Memilih anggota
Konstituante

6) Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956-14 Maret 1957)


Merupakan koalisi antara PNI, Masyumi, dan NU.
Program kerja:
a) Melaksanakan pembatalan hasil KMB.
b) Berjuang mengembalikan Irian Barat ke pangkuan
Indonesia.
c) Memulihkan keamanan dan ketertiban serta
pembangunan ekonomi, keuangan, industri,
perhubungan, pendidikan, dan pertanian.
d) Melaksanakan hasil keputusan KAA.
e) Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional.
Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Sentiment anti-Tionghoa mulai berkembang dalam
masyarakat.
b) Muncul kekacauan di berbagai daerah yang mengarah
pada gerakan separatisme.
c) Perselisihan antara pengusaha Tionghoa dan pengusaha
nasional akibat pembatalan hasil KMB.
Akhir masa Kabinet Ali II disebabkan oleh mundurnya
sejumlah menteri.

7) Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)


Latar belakang dibentuk:
a) Kondisi politik dan keamanan Indonesia semakin tidak
menentu.
b) Pertentangan parpol semakin memanas.
Disebut juga Kabinet Karya, karena disusun berdasarkan
zaken kabinet.
Program:
a) Membentuk Dewan Nasional, yaitu badan yang bertujuan
menampung dan menyalurkan aspirasi dari kekuatan-
kekuatan nonpartai yang ada dalam masyarakat.
b) Normalisasi situasi RI.
c) Memperjuangkan pengembalian Irian Barat.
d) Mempercepat proses pembangunan.
Dalam memimpin pemerintahan, Djuanda dibantu oleh
Hardi, K.H. idham Chalid, dan J. Leimena.
Prestasi:
a) Menentukan garis kontinental batas wilayah laut
Indonesia melalui Deklarasi Djuanda. Akibatnya, tercipta
wilayah daratan dan lautan Indonesia menjadi satu
kesatuan bulat dan utuh.
Hasil Deklarasi Djuanda diresmikan menjadi UU No.
4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia.
b) Menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk
meredakan pergolakan di berbagai daerah.

c. Sistem Kepartaian
Diawali dengan Presiden Soekarno mendirikan PNI pada tanggal
23 Agustus 1945.
Wapres Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemerintah tanggal
3 November 1945 dan terbentuklah 10 parpol, yaitu Masyumi,
PNI, PSI, PKI, PBI, PRJ, Parkindo, PRS, Permai, PKRI.
Sistem kepartaian yang dianut adalah sistem multipartai.

d. Pemilu 1955
Dilaksanakan dalam 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955) Memilih anggota
DPR (parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955) Memilih anggota
konstituante
5 partai besar pada Pemilu 1955 PNI, Masyumi, NU, PKI, PSII.
Nilai positif yang dapat diambil:
a) Tingkat partisipasi masyarakat tinggi.
b) Jumlah orang yang tidak memilih (golput) sedikit.
c) Kesadaran berdemokrasi

e. Kegagalan Konstituante Menyusun UUD


10 November 1956 Presiden Soekarno melantik 514 anggota
Konstituante.
Tugas badan Konstituante Merumuskan UUD baru
Masalah utama yang dihadapi Penetapan Dasar Negara
Kegagalah Konstituante disebabkan oleh:
a) Perdebatan yang berlarut-larut.
b) Adanya perselisihan antarpartai.
c) Munculnya desakan untuk kembali pada UUD 1945.
30 Mei 1959 Konstituante mengadakan pemungutan suara dan
hasilnya mayoritas menghendaki kembali pada UUD 1945.
Kedudukan Konstituante terdesak ketika A.H. Nasution
mengeluarkan PEPERPU/040/1959 yang berisi larangan adanya
kegiatan politik.
Konstituante dibubarkan pada 5 Juli 1959 melalui Dekrit Presiden
5 Juli 1959.

2. Kehidupan Ekonomi
a. Permasalahan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Liberal:
Permasalahan jangka pendek, yaitu pemerintah harus mengurangi
jumlah uang yang beredar dan mengatasi kenaikan biaya hidup.
Permasalahn jangka panjang, yaitu pertambahan penduduk yang
tidak terkendali dan tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.

b. Kebijakan Pemerintah Untuk Mengatasi Permasalahan Ekonomi

1) Gerakan Benteng
Dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
Kebijakan dimulai pada April 1950, yaitu:
a) Memberikan bantuan kepada pengusaha Pribumi agar
mereka ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi
nasional. Bantuan tersebut berupa bimbingan konkret
atau bantuan kredit.
b) Membangun kewirausahaan Pribumi agar mampu
membentengi perekonomian Indonesia yang baru
merdeka.

2) Gunting Syafruddin
Dicetuskan oleh Syafruddin Prawiranegara.
Kebijakan dimulai pada 15 Maret 1950, yaitu:
a) Pemotongan nilai uang (senering) yang bernilai Rp2,5 ke
atas hingga nilai setengahnya.

3) Nasionalisasi De Javasche Bank


Kebijakan yang dilakukan yaitu, Perubahan status De
Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral
dan Banks Sirkulasi. Diumumkan pada 15 Desember 1951
berdasarkan UU No. 24 Tahun 1951.

4) Pembentukan Biro Perancang Negara


Dibentuk pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I.
Bertugas merancang pembangunan jangka pendek sehingga
hasilnya belum bia dirasakan oleh masyarakat.
Akibat tidak adanya stabilitas politik (masa kabinet terlalu
singkat) menyebabkan kemerosotan ekonomi, inflasi, dan
lambatnya pelaksanaan pembangunan.

5) Sistem Ekonomi Ali-Baba


Diprakarsai oleh Isqak Tjokroadisurjo (Menteri Perekonomian
pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I)
Kebijakan yang dilakukan, yaitu: Mendorong berkembangnya
pengusaha swasta nasional pribumi dalam usaha merombak
ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
Langkah yang diambil:
a) Mewajibkan pengusaha asing yang beroperasi di
Indonesia untuk memberikan pelatihan dan tanggung
jawab kepada TKI agar dapat menduduki jabatan staf.
b) Mendirikan perusahaan negara.
c) Menyediakan kredit.
d) Memberikan lisensi bagi perusahaan swasta nasional.

KEHIDUPAN POLITIK, EKONOMI, DAN SOSIAL PADA MASA


DEMOKRASI TERPIMPIN
1. Kehidupan Politik

a. Dekrit Presiden 5 Juli 1959


Merupakan jembatan politik dari era Demokrasi Liberal menuju era
Demokrasi Terpimpin.
Latar belakang:
a) Pemberlakuan Sistem Demokrasi Terpimpin. Dilakukan untuk
memperbarui struktur politik Indonesia.
b) Pembentukan Kabinet Gotng Royong.
Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959:
a) Pembubaran Konstituante.
b) Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD
1945.
c) Pembentukan MPR yang terdiri atas DPR dan DPAS.

b. Sistem Pemerintahan dan Konsep Politik


Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Presidensial.
Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan serta tidak bertanggung jawab kepada parlemen
(DPR).
Dalam menjalankan pemerintahan, Presiden mendapat
dukungan dari 3 kekuatan besar, yaitu Nasionalis, Agama,
Komunis (NASAKOM). Hal ini memberi peluang bagi
berkembangnya ideologi komunis.
Presiden Soekarno mencetuskan:
a) Ajaran NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis)
Ajaran ini dimanfaatkan oleh PKI untuk menyebarkan
ideologi komunis.
Ketua PKI, D.N. Aidit berusaha menyebarkan cuplikan-
cuplikan pidato Presiden Soekarno sehingga seolah-
olah sejalan dengan gagasan dan cita-cita politik PKI.
b) Ajaran RESOPIM (Revolusi, Sosialisme Indonesia, dan
Pimpinan Nasional)
Tujuan Memperkuat kedudukan Soekarno.
Inti ajaran Seluruh unsur kehidupan berbangsa
dan bernegara harus dicapai melalui revolusi, dijiwai
oleh sosialisme, dan dikendalikan oleh satu pimpinan
nasional yang disebut Panglima Besar Revolusi (PBR),
yaitu Presiden Soekarno.
Dampak Kedudukan lembaga tinggi dan tertinggi
negara ditetapkan di bawah Presiden.
c. Politik Luar Negeri
Sejak proklamasi kemerdekaan politik luar negeri Indonesia adalah
Bebas Aktif. Akan tetapi dalam Demokrasi Terpimpin politik luar negeri
Indonesia mengalami penyimpangan. Dalam Manipol-USDEK
ditegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia bertujuan melenyapkan
imperialisme dan mencapai dasar-dasar bagi perdamaian dunia yang
kekal dan abadi.
1) Politik Konfrontasi Nefo dan Oldefo
Presiden Soekarno memperkenalkan doktrin politik baru yang
membagi dunia menjadi 2 blok, yaitu New Emerging Forces (Nefo)
dan Old Established Forces (Oldefo).
Nefo Negara-negara yang sedang berkembang dan
negara sosialis yang dianggap progresif, termasuk juga
negara yang baru merdeka atau sedang memperjuangkan
kemerdekaanya.
Oldefo Negara kolonialis, imperialis, dan penghampat
kemajuan bangsa-bangsa yang sedang berkembang.
2) Politik Mercusuar
Adalah politik untuk mencari kemegahan/keindahan dalam
pergaulan antarbangsa di dunia. Politik mercusuar dijalankan
Presiden Soekarno karena menganggap Indonesia sebagai
mercusuar yang mampu menerangi jalan negara-negara Nefo. Hal
ini diwujudkan dengan:
Membuat bangunan-banguna fenomenal yang menelan biaya
miliaran rupiah,
Menyelenggarakan Games of the New Emerging Forces
(Ganefo), yaitu pesta olahraga negara-negara Nefo.

3) Konfrontasi dengan Malaysia


Perselisihan Indonesia-Malaysia berawal pada 27 Mei 1961,
Perdana Menteri Malaya, Tengku Abdulrachman Putu, melontarkan
ide gagasan pembentukan Federasi Malaysia. Feredasi ini meliputi,
Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah.gagasan tersebut
kemudian diusulkan kepada Perdana Menteri Inggris, Harold Mc
Millan pada Oktober 1961.
Pemerintah Indonesia menganggap pembentukan Federasi
Malaysia sebagai proyek neokolonialisme Inggris. Proyek ini
dianggap membahayakn Indonesia dan negara-negara Nefo.
Kebijakan Presiden Soekarno:
a) Mengumukan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) pada 3 Mei 1964,
yang isinya:
Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia
Bantu perjuangan rakyat Malaysia untuk membebaskan diri
dari Nekolim Inggris.
b) Membentuk Komando Operasi Tertinggi (Koti) dan Komando
Mandala dengan tugas menyelenggarakan operasi militer dalam
rangka mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia.

4) Indonesia Keluar dari PBB


Pada 7 Januari 1965, Indonesia keluar dari PBB.
Sebab:
a) PBB menerima Malaysia sebagai anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB.
b) PBB tidak merombak struktur organisasi PBB.
Dampak:
a) Sebagian besar negara Asia dan Afrika mengecam tindakan
Indonesia.
b) Indonesia kehilangan satu forum untuk menyelesaikan sengketa
dengan Malaysia secara damai.

d. Pembebasan Irian Barat


Latar Belakang Bangsa Indonesia kecewa atas keputusan hasil
KMB bahwa masalah Irian Barat akan diselesaikan satu tahun
setelah penyerahan kedaulatan.
Perjuangan Pembebasan Irian Barat
1) Perjuangan Diplomasi
Pemerintah Indonesia mengirim para diplomat untuk
memperjuangkan Irian Barat melalui forum internasional. Para
diplomat: Soebandrio, Mukarto Notowidagdo, Zairin Zain, Adam
Malik, Ganis Harsono, Alex Alatas, dan A.H. Nasution.
Beberapa upaya yang dilakukan:
a) Konferensi Colombo pada April 1954.
b) Konferensi Asia Afrika pada April 1955.
c) Siding Umum PBB pada 1954-1957.
2) Konfrontasi Politik
Pada 1956 Indonesia secara sepihak membatalkan hasil
KMB yang dikukuhkan dalam UU No. 13 Tahun 1956.
Pada 17 Agustus 1956, Kabinet Ali Sastroamidjojo
membentuk pemerintahan sementara Irian Barat.
Tujuannya untuk mendeklarasikan pembentukan Provinsi
Irian Barat sebagai bagian dari RI
3) Konfrontasi Ekonomi
Dilakukan dengan:
Pembatalan utang-utang Indonesia kepada Belanda
senilai F 3.661 juta.
Melarang maskapai penerbangan Belanda melakukan
penerbangan dan pendaratan di wilayah Indonesia.
Memberhentikan semua perwakilan konsuler Belanda di
Indonesia mulai tanggal 5 Desember 1957.
Melakukan nasionalisasi perusahaan Belanda di Indonesia
sejak Desember 1958.

4) Konfrontasi Militer
Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno
mengumumkan Tri Komando Rakyat (Trikora) di
Yogyakarta pada acara peringatan Agresi Militer II
Belanda.
Isi Trikora:
a) Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan
Belanda.
b) Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air
Indonesia
c) Melaksanakan mobilisasi umum.
Pada 15 januari 1962, terjadi pertempuran di Laut Aru
antara kapal jenis motor torpedo boat (MTB) ALRI dengan
dua kapal perusak Belanda.

Persetujuan New York


Ellsworth Bunker (penengah konfrontasi Indonesia-Belanda,
dari Amerika Serikat) mengusulkan:
a) Agar Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia
dengan perantara PBB yaitu United Nation Temporary
Executive Authority (UNTEA) dalam jangka waktu 2
tahun.
b) Agar rakyat Irian Barat diberi kesempatan menentukan
pendapatnya agar tetap berada dalam wilayah RI atau
memisahkan diri.
Ellsworth Bunker mengajak Indonesia-Belanda bertemu dalam
meja perundingan. Delegasi Indonesia (Adam Malik) dan
Delegasi Belanda (Dr. Van Royen).
Isi Persetujuan New York Selambat-lambatnya tanggal 1
Oktober 1962 Belanda menyerahkan Irian Barat kepada
United Nation Temporary Executive Authority (UNTEA).
Pada 31 Desember 1962 bendera Indonesia mulai berkibar di
samping bendera PBB dan selambat-lambatnya tanggal 1 Mei
1963 UNTEA atas nama PBB menyerahkan Irian Barat kepada
Indonesia.
Setelah penyerahan Irian Barat, pemerintah Indonesia
diwajibkan melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat
(Pepera).

Pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Act of free


choice
Dilaksanakan sejak 14 Juli 1969 s.d. 4 Agustus 1969. Pelaksanaan
diatur oleh Brigjen Sarwo Edhie Wibowo dan diawasi langsung oleh
perwakilan PBB yaitu Fernando Ortis Sanz.
Dewan musyawarah Pepera memutuskan bahwa Irian Barat tetap
merupakan bagian dari RI.

2. Kehidupan Ekonomi

Kekacauan politik ditandai dengan terjadinya Inflasi. Kehidupan ekonomi


merosot.

Kebijakan Pemerintah untuk Mengatasi Permaslahan Ekonomi

a) Membentuk Dewan Perancang Nasional (Depernas)


Dibentuk berdasarkan UU No. 80 tahun 1958
Pemimpin Muh. Yamin
Tugas Mempersiapkan rancangan UU pembangunan nasional
dan menilai penyelenggaraan pembangunan.
Pada 1963, berganti nama menjadi Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) yang dipimpin Presiden
Soekarno.

b) Menerapkan Kebijakan Devaluasi Mata Uang Rupiah


Ditetapkan pada 24 Agustus 1959
Tujuan Meningkatkan nilai rupiah dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat kecil.
Usaha Pemerintah melakukan pembekuan terhadap semua
simpanan yang melebihi Rp25.000,00.
Dilaksanakan oleh Panitia Penampung Operasi Keuangan (PPOK)

c) Menekan Laju Inflasi


Pada 25 Agustus 1959, pemerintah mengeluarkan Perppu No. 2
Tahun 1959 untuk membendung laju inflasi.
Tujuan Mengurangi jumlah uang yang beredar agar dapat
menstabilkan keuangan dan perekonomian negara.
Usaha Pemerintah menginstruksikan penghematan bagi
instansi pemerintah, memperketat pengawasan atas
perusahaan-perusahaan negara.

d) Deklarasi Ekonomi (Dekon)


Pada 28 Maret 1963, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekon.
Tujuan:
1) Menciptakan ekonomi yang bersifat nasional, demokratis,
dan bebas dari sisa-sisa imperialisme.
2) Mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara
terpimpin.
e) Dana Revolusi
Dikeluarkan oleh Jusuf Muda
Diperoleh dari devisa kredit jangka panjang
Usaha melakukan pungutan terhadap perusahaan atau
perseorangan yang mendapat fasilitas kredit antara 250 juta
hingga 1 miliar rupiah.
Hasil pengumpulan Dana Revolusi digunakan untuk membiayai
proyek-proyek mandataris presiden yang bersifat prestise politik
dengan mengorbankan kondisi ekonomi dalam negeri.

UPAYA BANGSA INDONESIA MENGHADAPI DISINTEGRASI BANGSA


DALAM BENTUK PERGOLAKAN DAN PEMBERONTAKAN

1. PKI Madiun 1948


Latar belakang :
Kekecawaan Amir Syarifudin terhadap Parlemen yang telah menjatuhkannya dari
jabatan PM karena Perjanjian Renville sehingga membentuk gerakan oposisi
untuk mengacaukan pemerintahan yang berkuasa pada saat itu.
Musso yang baru saja pulang dari Uni Soviet dan kembali ingin membangun PKI
menjadi partai besar.
Menentang program Rasionalisasi Angkatan Perang oleh PM Hatta banyak
anggota PKI yang ter phk.
b. Beberapa aksi yang dilakukan di antaranya :
melakukan aksi penculikan dan pembunuhan terhadap aparat keamanan dan
profesi lain dengan melemparkan isu kepada TNI sehingga menimbulkan
keresahan di kalangan rakyat dan kaum agamawan untuk menjatuhkan lawan
politiknya.
mendukung gerakan para buruh dan tani untuk memperjuangkan nasibnya lewat
demo 5 Juli 1948 Pabrik Karung Goni di Delanggu yang ujungnya berakhir
dengan bentrok, dan banyak buruh yang terluka.
Memperoklamasikan berdiriya Soviet RI 18 september 1948
c. Upaya penumpasan :
Dari arah barat Pasukan Devisi II pimpinan Gatot Subroto dan dari arah timur
Pasukan Devisi I di bawah pimpinan Sungkono
d. 30 September 1948 Madiun dapat dikuasai oleh pasukan pemerintah kaki tangan
Muso dapat ditangkap dan mendapatkan hukuman. Amir Syarifudin pun dapat
ditangkap dan mendapatkan hukuman mati.

2. Darul Islam /Tentara Islam Indonesia ( 1949 1965 )


a. Gerakan ini berpusat di Jawa Barat dipimpinan oleh Kartosuwiryo
b. Latar Belakang gerakan ini :
Penolakn perintah penarikan TNI dari kantong-kantong gerilya ke Yogyakarta
(Mabes TNI saat itu)
Keinginan untuk memiliki tentara ini disebabkan adanya Agresi Belanda yang
membuat Indonesia terdesak dan keamanan setiap daerah sangat tergantung
pada masing-masing wilayahnya.
c. Namun dalam perjalanannya gerakan ini mengarah pada keinginan untuk
mendirikan negara sendiri dengan nama Negara IslamIndonesia dengan Syariah
Islam sebagai ideologinya.
d. Secara sepihak ia memproklamasikan Negara Islam Indonesia /NII tanggal 7
Agustus 1949 gerakan ini mendapat dukungan dari Belanda yang memang
menginginkan Indonesia terpecah-pecah.
e. Pemerintah melakukan penumpasan melalui operasi Baratayudha, Kartosuwiryo
tertangkap 4 Juni 1962, dan mendapatkan hukuman mati.
f. Gerakan DI/TII mendapatkan dukungan dari gerakan separatis dari daerah lain
yang memiliki visi yang sama yaitu Islam, di antaranya :
Jateng : Amir Fatah dan Kia Sumolangu dalam perjalannya dapat diitumpas oleh
gerakan Banteng Nasional.
Aceh : Daud Beaureueh
Latar belakangnya : menolak penurunan status dari daerah istimewa menjadi
daerah Keresidenan ; keiginan untuk mendapatkan hak pengelolaan keuangan
daerah yang lebih besar.
Keinginan untuk membentuk NII, secara sepihak memproklamasikan NII pada 20
September 1953.
Sulawesi Selatan : Kahar Muzakar. menuntut Kesatuan Gerilyawan SulSel
(KGSS) dimasukkan ke dalam Brigade Hasanuddin tetapi ditolak bergabung
dengan TII/NI pimpinan Kartosuwiryo sejak 7 Agustus 1953.
g. Penumpasan ;
Operasi Pagar Betis 1960 Kartosuwiryo dihukum mati 4 Juni 1962
Kahar Muzakar dihukum mati Feb 1965
Ibnu Hajar dihukum mati Maret 1965.

3. Andi Azis ( 1949 1950 )


a. Terjadi di Makasar dipimpin oleh Kapten Andi Azis ( Letnan Ajudan Wali Negara NIT
).
b. Latar belakang :
Tuntutan kepada APRIS agar anggota bekas KNIL yang menjadi penangungjawab
terhadap keamanan NIT.
Mereka direktut sebagai TNI untuk wilayah Makasar.
Mereka menjadi pendukung pembentukan negara Federasi
c. Penumpasan dilakukan HV Worang dan berhasil membebaskan A. Yunus
Mokoginta yang ditawan oleh Andi Azis.
d. PM. NIT yaitu Diapari diganti oleh Ir. Putuhena hasil pilihan pemerintah Indonesia.

4. Republik Maluku Selatan ( 1949 1950 )


a. Latar belakangnya :
Dilakukan oleh bekas tentara KNIL yang pro Belanda
Keinginan untuk mendirunikan pemerintahan sendiri/negara sendiri.
b. Pemimpin gerakannya Soumukil yang berhasil memproklamasikan Negara RMS
25 April 1950.
c. Dalam memperjuangkan cita-citanya ia bergabung bersama Andi Azis.
d. Penumpasan dilakukan oleh Kawilarang 14 Juli 1950 dan tentara APRIS yang gugur
S. Sudiarso, Abdullah dan Ign Slamet Riyadi. Soumukil dan Andi Azis dapat
melarikan diri ke Maluku.

5. PRRI/Permesta
a. Merupakan pemberontakan terbesar dan terorganisasi dengan baik karena
pendukung utamanya adalah Tentara Nasional Indonesia.

b. Tujuannya :
Otonomi daerah yang lebih besar cenderung ke federasi terlebih saat
dikeluarkannya Perda No.50 tahun 1950
Menenatng system liberalism pemerintahan, hal ini tampak dari telah
tersusunnya Kabinet PRRI
c. Membentuk dewan :
Dewan Banteng di Padang, pimpinan Ahmad Husein, 20-24 Nov 1956
Dewan Gajah di Sumatera Utara, pimpinan Letkol Simbolon, 22 Des 1964
Dewan Masyumi di Sulawesi Utara, pimpinan Ventje Sumual, 18 Februari
1957.

6. Gerakan 30 September 1965


1. Sejak 1950 -1965 PKI di bawah komando DN. Aidit telah merencanakan untuk
mendirikan negara komunis Indonesia.
2. Langkah yang dilakukan Aidit untuk dapat mewujudkan cita-citanya adalah :
a. Melakukan penggalangan massa dengan menyusup ke partai-partai. Kader-kader
terbaiknya ditugaskan untuk menjadi anggota di berbagai organisasi massa supaya
anggota gerakan tersebut mendukung gerakan mereka.
b. Mempengaruhi Soekarno untuk semakin anti terhadap bangsa barat dan USA. Hal
ini berhasil terbukti dengan terbentuk Blok Nefo yang anggotanya adalah negara-
negara anti kapitalis poros Jakarta Peking Pyong yhang.
c. Mengadu domba partai-partai besar (PSI dan Masyumi) dengan menyampaikan
informasi kepada Soekarno bahwa kedua partai tersebut menjadi oposisi sehingga
oleh Soekarno kedua partai tersebut mendapat sanksi pembekuan/ditutup.
d. Membentuk biro-biro khusus :
Pasukan Pasopati yang dipersiapkan untuk melakukan penculikan terhadap
jendral AD dengan merekrut tentara-tentara pilihan.
Pasukan Gatotkaca yang dipersiapkan untu kmenggalang buruh dan tani untuk
dijadikan pasukan ke-5 dengan basis latihannya di Halim.
Pasukan Bimasakti yang dipersiapkan untuk pengamanan terhadap aset-aset
negara yang penting seperti RRI, Telkom, Bank, Istana.
e. Ikut sebagai kontestan Pemilu 1955 dan ternyata menjadi salah satu pemenang
pemilu
(PNI,Masyumi,NU,PKI). Dari kemenangannya itu keuntungan yang didapat oleh PKI
adalah :
Mempunyai wakil di parlemen.
Hal ini dapat digunakan untuk mempengaruhi keputusan pemerintah yang
memerlukan persetujuan dari DPR.
Mempunyai wakil di cabinet/menteri.
Dengan memiliki kadernya yang duduk di kabinet/menjadi menteri maka ruang gerak
PKI untuk membuat kebijakan publik yang lebih menguntungkan PKI menjadi lebih
leluasa.
Memiliki akses luas di tingka pemerintah pusat maupun daerah.
PKI menjadi lebih mudah dalam mengkoordinasikan setiap program kegiatannya.
Mempunyai hak untuk mendudukan wakilnya di militer.
Tentarapun dapat dikontrololeh PKI.
3. PKI mendapatkan perlawanan dari :
a. Kaum Agamawan yang tidak dapat meneria pandangan PKI yang atheis dan
perilaku yang menghalalkan segala cara dalam memperjuangkan tujuannya (demo
yang berujung anarkis)
b. Angkatan Darat menjadi salah satu kelompok penghalang utama PKI, dengan
alasan :
Adanya korelasi antara kesempatan berkembangnya partai Komunis di suatu
negara mengakibatkan negara itu pada akhirnya menjadi negara komunis.
Tugas utama tentara untuk menyelamatkan negara kesatuan RI dari ancaman
pembubaran oleh pihak manapun. (Ideologi negara yang diterima sesuai cita-cita
perjuangannya adalah Pancasila, bukan Komunis)
Kerjasama internasional dalam rangka mengantisipasi Perang Dingin
mempengaruhi politik Indonesia.
c. Kaum Nasionalis yang berusaha untuk terus mempertahankan negara RI tetap
pada jalurnya yaitu Negara merdeka bebas dari pengaruh manapun juga.
4. Rencana Coup detat dipercepat karena menurunnya kesehatan Soekarno yang
tidak dapat dipastikan kesembuhannya, maka dibuatlah rencana :
a. Tahap pertama melakukan penculikan terhadap lawan-lawan PKI yang akan
menggagalkan rencananya yaitu tokoh-tokoh AD 1 Oktober dini hari oleh pasukan
Pasopati.
b. Tahap kedua Memanfaatkan perayaan ulang tahun ABRI 5 Oktober untuk
melakukan pembunuhan terhadap Soekarno saat menjadi komandan upacara.
(ditembak saat dipodium) gagal
c. Tahap ketiga mengumumkan kepada rakyat akan adanya upaya
penggulingan kekuasaan oleh tokoh-tokoh AD yang menamakan dirinya Dewan
Jendral sehingga terkesan PKI menjadi pahlawan, telah menyelamatkan negara
dari tindakan makar.
5. Beberapa pendapat tentang Dalang peristiwa 30 September 1965 :
a. PKI dengan alasan :
Pasukan yang melakukan penculikan dan pembunuhan para jendral adalah
personel AD pimpinan Syam Kamaruzaman, tokoh utama biro khusus PKI.
Jenasah para Jendral saat ditemukan ada di lubangbuaya. Tempat ini diketahui
secara umum bahwa merupakan markas PKI.
Tindakan tidak perikemanusiaan ini hanya dapat dilakukan oleh kelompok
manusia yang tidak mengakui Tuhan sehingga tidak memiliki rasa kasih.
b. Soekarno dengan didukung PKI alasan :
Selama ini Soekarno memiliki hubungan dekat dengan PKI.
Selama terjadinya penculikan hingga pengungkapan perkara Soekarno selalu
berada di bawah pengawalan PKI.
Jendral yang dibunuh adalah orang-orang yang selama ini memberikan
kritik/peringatan tak kenal lelah terhadap Soekarno yang dekat dengan PKI.
c. Amerika dengan alasan :
Amerika tidak ingin Indonesia masuk ke dalam kelompok Komunis pimpinan Un
Soviet kaitkan dengan perang dingin USA X Rusia.
USA selalu mengamati/mengikuti perkembangan Indonesia melalui AD.

d. Soeharto, dengan alasan :


Rasa sakit hati Soeharto terhadap tokoh-tokoh AD yang telah membatasi jenjang
karirnya.
Soeharto mengetahui adanya rencana coup detat oleh PKI terhadap Soekarno
hanya tidak mengetahui waktunya dan hal itu tidak dilakukan antisipasi/dibiarkan
terjadi.
Keinginan Soeharto untuk meningkatkan jenjang kariernya sebagai orang nomor
satu di Indonesia.
Dengan mudahnya Soeharto melakukan penelusuran kasus secara cepat.
e. Tidak ada pelaku tunggal, dengan alasan :
Semua pihak punya kepentingan dan diuntungkan (PKI, AD, Soeharto, Amerika).
6. Soekarno lamban dalam menangani peristiwa 30 Sep.1965 karena :
a. Ketidak yakinan Soekarno terhadap tuduhan bahwa dalang peristiwa itu adalah
PKI, mengingat PKI selama ini selalu setia membantunya.
b. Pengaruh PKI yang sangat kuat sejak peristiwa 30 Sep. 1965 yang ditandai
dengan pengawalan yang ketat yang dilakukan oleh pasukan Komunis Soekarno
dibawa ke Lubangbuaya terus Istana Negara Bogor dengan pengawalan ketat.
c. Kondisi kesehatan yang menurun sehingga mempengaruhi daya konsentrasi
dalam penanganan perkara.
7. Faktor yang menguntungkan Soeharto sehingga ia menjadi pengganti Soekarno :
a. Rakyat terlanjur tidak percaya lagi pada Soekarno yang terkesan
lambat/mengulur-ulur waktu dalam menangani 30 Sep.1965.
b. Ditolaknya Pidato pertanggungjawaban Soekarno karena tidak membuat
keputusan apapun terhadap PKI dan penanganan 30 Sep.1965 tersebut di
kalangan parlemenpun akhirnya tidak simpati terhadap Soekarno.
c. Kebencian rakyat terhadap PKI yang telah melakukan tindakan anarkhis
terhadap tokoh-tokoh penting Indonesia.
d. Tuntutan rakyat akan kehidupan yang lebih baik dan keamanan yang
terjamin Tritura.
e. Tindakan heroic Soeharto yang berhasil membongkar kasus 30 Sept. 1965
diterima dengan senang oleh rakyat dan kalangan politisi.
f. Jabatan Soeharto sebagai Pangkostrad (jabatan setelah menhankam jika terjadi
hal-hal darurat ).

PERUBAHAN DEMOKRASI DI INDONESIA PADA MASA REFORMASI

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka Indonesia memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru,
sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua
aspek kehidupan masyarakat dan negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan
reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian
Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan
kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.

Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan kekuasaan dari Presiden
Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada tanggal 21 Mei 1998.
Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara
lain:

Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-pokok reformasi

Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang


Referandum

Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara yang bebas


dari KKN

Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa Jabatan Presiden


dan Wakil Presiden RI

Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV

Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan umum sudah


dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.
Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini adalah demokresi
Pancasila, namun berbeda dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi
perlementer tahun 1950 1959. Perbedaan demkrasi reformasi dengan demokrasi
sebelumnya adalah:

Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih demokratis dari yang


sebelumnya.

Ritasi kekuasaan dilaksanakan dari mulai pemerintahan pusat sampi pada


tingkat desa.

Pola rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara


terbuka.

Sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya kebebasan


menyatakan pendapat

Peran Pelajar, Mahasiswa, dan Tokoh Masyarakat dalam Perubahan


Politik dan Ketatanegaraan Indonesia
Berikut beberapa peran pelajar/mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam perubahan
politik dan ketatanegaraan Indonesia :

Saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pemuda memiliki semangat juang


tinggi untuk segera memerdekakan Indonesia, mereka berselisih pendapat
dengan golongan tua. Akan tetapi, keberanian pemuda inilah yang
menyebabkan Indonesia segera merdeka.
Pemuda memiliki peran dalam penggulingan Presiden Soekarno dan
rezimnya, sekaligus ideologi komunis yang kontroversional pada masa itu.
Runtuhnya Demokrasi Terpimpin juga berkat kerja keras pemuda Indonesia,
yang saat itu mereka mendirikan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia),
yang terdiri dari kelompok pemuda Islam, Katholik, dan mantan PSI.
Tahun 1998, mahasiswa seluruh Indonesia melakukan demonstrasi secara
besar-besaran dalam rangka menolak diangkatnya kembali Presiden Soeharto
menjadi Presiden RI.
Setelah reformasi, walaupun belum ada peristiwa politik radikal yang
memerlukan peran penting mahasiswa. Namun peran mahasiswa masih
dibutuhkan sebagai media kontrol politik Indonesia, sebagai distributor
pikiran-pikiran masyarakat. Sifat mahasiswa yang kritis merupakan faktor
pemicu yang kuat dalam pentingnya peranan mahasiswa dalam peristiwa
politik tanah air saat ini.
Sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai
kebaikan pada suatu kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya.
Sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak
moral dan perilakunya.
Pelajar dan tokoh masyarakat dapat menyuarakan aspirasi mereka yang
nantinya akan dipertimbangkan oleh pemerintah, dan dapat merubah politik
dan ketatanegaraan Indonesia melalui demonstrasi yang memenuhi syarat
dan tidak menimbulkan kerusuhan.
Tokoh masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya melalui jabatan yang
diemban dan disampaikan oleh atasannya.
Berikut beberapa tokoh masyarakat yang berperan dalam perubahan
politik dan ketatanegaraan Indonesia, pada masa reformasi, sebagai
berikut :
1. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Gus Dur adalah pemimpin NU, sebuah ormas Islam yang terbesar di
Indonesia. Selain ulama, beliau adalah negarawan yang memiliki wawasan
tentang pentingnya pluralisme bangsa. Gus Dur adalah salah satu dari tokoh-
tokoh reformasi yang membawa dampak besar bagi bangsa Indonesia.
Gus Dur yang mencetuskan pertemuan Ciganjur yang dihadiri oleh Megawati,
Sri Sultan Hamengkubuwono X, Amien Rais. Selanjutnya, tokoh-tokoh
reformasi yang hadir di Ciganjur menamai dirinya sebagai kelmpok Poros
Tengah yang bertekad menggulirkan agenda reformasi di Indonesia.
Gus Dur juga penggagas berdirinya partai PKB, yang anggotanya sebagian
besar adalah orang NU. Partai ini juga banyak melahirkan tokoh reformasi
yng mempunyai pikiran yang kritis.
Pada masa pemilu pertama, Gus Dur dijagokan menjadi calon presiden RI
oleh tokoh-tokoh reformasi. Akhirnya, Gus Dur ditunjuk sebagai presiden
menggantikan BJ Habibie, sedangkan Megawati ditunjuk sebagai wakil
presiden mendampingi Gus Dur. Namun, di tengah masa pemerintahannya,
Gus Dur dicopot mandatnya oleh MPR.
2. Sri Sultan Hamengkubuwono X
Sri Sultan Hamengkubuwono X adalah sosok Raja Yogyakarta yang memiliki
peran penting mempersatukan bangsa ini agar tetap bersatu, karena sejak
krisis moneter, Indonesia mengalami ancaman disintegrasi. Apalagi, sejak
Timor Timur lepas dari pangkuan ibu pertiwi, memicu timbulnya separatisme
di beberapa tempat di Indonesia.
Banyak yang tidak tahu bahwa beliau juga merupakan bagian dari tokoh
reformasi, Sri Sultan Hamengkubuwono X sering turun ke jalan menenangkan
demonstran agar tidak bersikap anarkis, terutama di Yogyakarta. Saat
menjelang Soeharto dicabut mandatnya, terjadi huru hara di Jakarta, Solo,
dan Banjarmasin. Sebagai salah satu dari tokoh reformasi, beliau membawa
dampak baik bagi masyarakat Yogyakarta.
Agar aksi anarkis tidak sampai di Yogyakarta, Sang Raja ini selalu hadir setiap
ada demonstrasi dan mengunjungi korban-korban kekerasan demo di rumah
sakit. Terbukti, Yogyakarta tetap terkendali walau sempat ada bentrok di
sudut kota. Sebagai slah satu tokoh reformasi, beliau lebih berperan dalam
pengendali massa.
Berkat itulah, setelah reformasi, Sri Sultan Hamengkubuwono X ditunjuk
menjabat Gubernur DIY bersama Sri Paku Alam IX menggantikan gubernur
sebelumnya.
3. Megawati Soekarno Putri
Megawati merupakan simbol dari perlawanan terhadap rezim orde baru. Saat
jabatannya menjadi ketua PDI digulingkan sepihak oleh Soeyadi yang
disokong oleh rezim orde baru, Megawati mendirikan partai baru yang diberi
nama Partai Demokrasi Indonesia.
Megawati berjarak dengan rezim Soeharto. Pada era reformasi, tokoh ini
memiliki peran cukup penting. Beliau merancang kembali nilai-nilai
nasionalisme dan demokrasi. Pada pemilu legislatif, partai yang didirikan
Megawati memperoleh banyak suara, bahkan mengalahkan Golkar. Megawati
pun ditunjuk sebagai wakil presiden mendampingi Gus Dur. Beliau didukung
oleh banyak pihak reformasi lainnya.
Dua tahun berikutnya, Megawati naik pangkat menjadi presiden mengantikan
kedudukan Gus Dur yang dicopot mandatnya oleh MPR, dan menunjuk
Hamzah Haz sebagai wapres mendampingi Megawati melanjutkan
pemerintahan.
4. Amien Rais
Amien Rais merupakan salah satu tokoh reformasi yang hadir dari dunia
kampus. Amien Rais juga punya andil dalam menggulingkan rezim Soeharto.
Beliau merupakan sosok pencetus berdirinya kelompok Poros Tengah yang
dideklarasikan di Ciganjur, tempat kediaman Gus Dur. Awalnya, menjelang
rezim orde baru runtuh, Amien Rais selalu turun ke jalan bergabung dengan
demonstran mahasiswa. Orasi-orasi yang dilontarkan Amien Rais begitu
cerdas. Beliau menawarkan perubahan demokrasi Indonesia ynag lebih
modern.
Saat banyak partai bermunculan, Amien Rais juga mendeklarasikan
partainya, yakni Partai Amanat Nasional. Pada era reformasi, Amien Rais juga
sempat menjabat sebagai ketua MPR.

Penelitian Sejarah

Penelitian sejarah adalah suatu proses investigasi yang di lakukan dengan


aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan menemukan, menafsirkan dan merevisi
fakta-fakta sehingga tercapai pengetahuan lebih mendalam mengenai suatu
peristiwa, tingkah laku, teori atau hukum. Penelitian sejarah yang baik biasanya
berupaya membandingkan hasil penelitian tentang masa lalu dengan keadaan
masa kini dan bahkan dapat pula digunakan untuk meramalkan keadaan masa
yang akan datang.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk memahami masa lalu, dan mencoba
memahami masa kini atas dasar persitiwa atau perkembangan di masa lampau.
Ciri-ciri dari metode sejarah adalah sebagai berikut:
1) Metode sejarah lebih banyak menggantungkan diri pada data yang diamati orang
lain di masa-masa lampau;
2) Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data primer dibandingkan
dengan data sekunder. Bobot data harus dikritik, baik secara internal maupun
secara eksternal;
3) Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi yang
lebih tua yang tidak diterbitkan ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan
yang standar;
4) Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan
waktu. Sumber tersebut harus diuji kebenaran. Fakta harus dibenarkan oleh
sekurang-kurangnya dua saksi yang tidak pernah berhubungan.
Sumber Data pada Penelitian Sejarah
Sumber dari sejarah yang merupakan data yang digunakan dalam penelitian
dengan metode sejarah dapat diklasifikasikan secara bermacam-macam. Antara
lain: remain, dokumen, sumber primer, sumber sekunder, materi fisik, materi tulisan
dan sebagainya.
Jenis-jenis Penelitian Sejarah
a. Penelitian Sejarah Komparatif
penelitian sejarah komparatif adalah penelitian untuk membandingkan faktor-faktor
dari fenomena-fenomena sejenis pada suatu periode masa lampau. Misalnya, ingin
diperbandingkan sistem pengajaran di Cina dan Jawa, dan pada masa kerajaan
Majapahit.
b. Penelitian Yuridis atau Legal
penelitian yuridis adalah penelitian untuk menyelidiki hal-hal yang menyangkut
dengan hukum, baik hukum formal ataupun hukum nonformal dalam masa yang
lalu. Misalnya peneliti ingin mengetahui dan menganalisa tentang keputusan-
keputusan pengadilan akibat-akibat hukum adat serta pengaruhnyha terhadap
suatu masyarakat pada masa lampau.
c. Penelitian Biografis
penelitian biografis adalah penelitian untuk meneliti kehidupan seseorang dan
hubungannya dengan masyarakat. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak,
pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari
subjek penelitian dalam masa hidupnya, serta pembentukan watak figur yang
diterima selama hayatnya.

d. Penelitian Bibliografis
Penelitian Bibliografis untuk mencari, menganalisa, membuat interpretasi serta
generalisasi dari fakta-fakta yang merupakan pendapat para ahli dalam suatu
masalah atau suatu organisasi. Penelitian ini mencakup hasil pemikiran dan ide
yang telah ditulis oleh pemikir-pemikir dan ahli-ahli.

Langkah-langkah Penelitian Sejarah


a. Pemilihan Subyek yang akan Diteliti
Pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik penelitian dengan tujuan
agar dalam melakukan pencarian sumber-sumber sejarah dapat terarah dan tepat
sasaran.
b. Heuristik (Pengumpulan Data)
Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah untuk berburu dan
mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan masalah yang sedeang
diteliti.misalnya dengan melacak sumber sejarah tersebut dengan meneliti berbagai
dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para saksi sejarah.
c. Kritik (Verifikasi)
Kritik merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang telah dicari
(ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik intern.
d. Interpretasi (Penafsiran)
Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga
menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari berbagi fakta yang ada
kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur. Fakta yang ada
ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta yang ada, untuk
menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran yang sempit.
Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif sajabelum cukup.
Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari landasan
penafsiran yang digunakan.

e. Historiografy (Penulisan Sejarah)


Historiogray adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber
yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah.

Anda mungkin juga menyukai