DOSEN PENGAMPU :
KHALISHATUN ZAHRA
3193121004
2019
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT., Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk
para pembaca. Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya bisa diperbaiki.
Penulis
(i)
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
(ii)
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah sebagai ilmu
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah sebagai seni
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
https://kbbi.web.id/ilmu diambil 01 Sept 19 pukul 21.15
2
3
suatu ilmu. Dalam filsafat disebut epistemologi, dari bahasa Yunani episteme yang
berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu. Ilmu-ilmu alam menjadikan alam
sebagai objeknya, sedangkan ilmu-ilmu sosial menjadikan masyarakat sebagai
objek penelitian, maka sejarah juga mempunyai objek sendiri, yaitu manusia dalam
waktu.
Meskipun sama-sama pengetahuan tentang waktu. Sejarah berbeda dengan
mitos. Mitos tidak menjelaskan dan mempersoalkan tentang kapan sesuatu itu
terjadi, sedangkan bagi sejarah kapan kejadian tersebut terjadi sangatlah penting.
Sejarah bertanya bagaimana mungkin orang mengetahui waktu, pengetahuan itu
mutlak atau relatif, cara-cara mengukur kebenaran pengetahuan itu, dan model-
model penjelasan sejarah.
Sejarah mempunyai tradisi panjang, jauh lebih panjang daripada ilmu-ilmu
sosial. Dalam setiap tradisi itu terdapat teori sejarah. Di universitas-universitas
Amerika yang berorientasi pragmatis, tidak diajarkan teori sejarah yang bersifat
filosofis. Sebaliknya, di Negeri Belanda yang mempunyai tradisi kontinental yang
kontemplatif, teori sejarah yang bersifat filosofis diajarkan. Teori sejarah diajarkan
sesuai dengan keperluan peradaban.
d. Sejarah memiliki Generalisasi
Generalisasi, dalam bahasa Latin generalis yang berarti umum. Generalisasi
merupakan sebuah kesimpulan umum dari suatu kejadian2. Hanya saja perlu diingat
kalau ilmu-ilmu lain bersifat nomotetis3, sejarah itu pada dasarnya bersifat
ideografis4. Jika sosiologi membicarakan pluralisme Amerika, mereka dituntut
untuk menarik kesimpulan-kesimpulan umum yang berlaku dimana-mana dan
dapat dianggap sebagai kebenaran umum.
2
http://kbbi.web.id/generalisasi diambil 01 Sept 19 pukul 22.07
3
Nomotetis adalah ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang universal berlaku, mempelajari
obyeknya dalam keabstrakannya dan mencoba menemukan unsur-unsur yang selalu terdapat
kembali dalam segala pernyataannya yang konkrit bilamana dan di mana saja, misalnya adalah
ilmu alam, ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat dan sebagainya.
(https://brainly.co.id/tugas/6618566#readmore diambil pada 01 Sept 19 pukul 22.15)
4
Ideografis adalah sifat menggambarkan, menceritakan, memaparkan, melukiskan sesuatu atau
peristiwa dengan sangat jelas atau sedetil mungkin agar diperoleh pemahaman dan makna atas
peristiwa tersebut (https://brainly.co.id/tugas/1514149 diambil pada 01 Sept 19 pukul 22.27)
5
Metode dalam bahasa Yunani, yaitu methode yang berarti cara. Dalam
melakukan penelitian, sejarah memiliki metode tersendiri yang menggunakan
pengamatan. Jika ternyata suatu pernyataan yang diberikan tidak didukung dengan
bukti-bukti sejarah, maka pernyataan itu ditolak. Misalnya pernyataan kaum Maxis
orthodox bahwa superstructure atau bangunan-atas yang berupa kenyataan
simbolis tidak ada kecualinya adalah cerminan setia dari structure atau bangunan-
bawah yang berupa sistem sosial. Pernyataan ini ternyata tidak dapat bertahan
terhadap metode sejarah. Kesadaran keagamaan adalah bentuk kesadaran yang
lintas kelas, sebagaimana ditunjukkan dalam penelitian-penelitian. Asumsi
bangunan-bawah bangunan-atas itu terlalu banyak pengecualian untuk menjadi
hukum. Hukum-hukum sosial itu terlalu bersifat mekanis, padahal metode sejarah
itu bersifat terbuka dan hanya tunduk pada fakta. Metode sejarah mengharuskan
orang untuk berhati-hati. Dengan metode sejarah orang tidak boleh menarik
kesimpulan yang terlalu berani. Misalnya, dengan penelitian yang detail, sejarah
tidak apat menyimpulkan bahwa Sang Merah Putih telah berkibar di Indonesia 6000
tahun. Juga, Indonesia telah dijajah Belanda selama 350 tahun ternyata tidak sesuai
dengan kenyataan sejarah. Metode penelitian sejarah sebagai berikut
2. Kritik sumber, terbagi menjadi kritik ekstern dan kritik intern. Kritik ekstern
adalah menilai keakuratan sumber, sedangkan kritik intern adalah menilai
kesahihannya data dalam sumber.
3. Interprestasi : analisis sejarah
4. Historiografi : penyajian hasil interprestasi fakta dalam bentuk tulisan5.
5
https://brainly.co.id/tugas/677971#readmore diambil pada 02 Sept 19 pukul 19.34
7
3.1 Kesimpulan
Sejarah dilihat sebagai ilmu dan seni keduanya mempunyai keterkaitan karena
setiap pengetahuan yang ditulis di dalam peristiwa memuat suatu ilmu-ilmu harus
disusun secara rapi dan berintonasi,dalam menulis peristiwa harus terdapat unsur
seni didalamnya agar terlihat gaya bahasanya untuk menarik pembaca dan
membawanya untuk berimajinasi seolah-olah terbawa dalam suasana di masa lalu.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
di atas.
8
Daftar Pustaka