PENUTUR AUSTONESIA
Disusun oleh :
NIM : 3193321007
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
‘‘Critical Journal Review’’ dengan mata kuliah Prasejarah Indonesia dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Critical Journal Review ini saya
susun dalam rangka memenuhi salah satu dari 6 tugas yang ada di UNIMED
sebagai salah satu bagian dari KKNI. Semoga Critical Journal Review ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Didalam makalah CJR ini saya mengkritik empat jenis journal dalam tugas
Prasejarah Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Arfan
Diansyah S.Pd M.Pd selaku Dosen Pengampu, dan buat kedua orangtua saya yang
senantiasa memberikan dukungan kepada saya.
Harapan saya semoga ini membantu dan menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembacanya, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi nya sehingga kedepan nya dapat menjadi lebih baik lagi.
Makalah ini saya akui masih banyai kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
3.1
KESIMPULAN ...........................................................................................18
3.2
SARAN........................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 IDENTITAS JOURNAL
1. JOURNAL UTAMA
Judul Artikel : Progres Penelitian Austronesia di Nusantara
Nama Jurnal : Jurnal Penelitian dan pengembangan Arkeologi
Tahun : Juni 2015
Pengarang : Truman Simanjuntak
Kota Terbit : Jakarta Selatan
Vol : 33
Hal : 1-76
Alamat Situs : simanjuntaktruman@gmail.com
2. JOURNAL PEMBANDING 1
Tahun : 2015
Pengarang : Ketut Wiradnyana
Penerbit : Balai Arkeologi Medan
Vol : 18
Hal : 22-39
Alamat Situs : ketutwiradnyana@yahoo.com
3. JOURNAL PEMBANDING 2
Judul Artikel : Penutur Austronesia dan Cara Penyebarannya
Nama Jurnal : Jurnal Balai Arkeologi Malaysia
Tahun : Desember 2017
Pengarang : Zuliskandir Ramli & Zaharah Sulaiman
Penerbit : Ikatan Ahli Arkeologi Malaysia
Vol : 30
Hal : 59-74
2
4. JOURNAL PEMBANDING 3
Nama Artikel : Budaya Megalitik Rantai Penutur Austronesia Di
Kawasan Pandegalang
Nama Jurnal : Jurnal Balai Arkeologi Bandung
Tahun : 2 November 2014
Pengarang : Sudarti Prijono
Penerbit : Purbawidya
Vol : 3, No 2
Hal : 89-100
Alamat Situs : sudarti_25@yahoo.com
3
BAB II
RINGKASAN ISI JOURNAL
4
Persebaran ke Selatan dan barat daya mencapai Jawa dan Sumatera.Bukti
bukti tertua di Jawa terdapat di beberapa situs dan salah satunya adalah
Ponjen,Purbalingga Jawa Tengah berupa situs perbengkelan beliung dan gelang
batu.Penemuan lainnya terdapat di Song Keplek,Punung Jawa Timur khususnya
dilapisan hunian teratas dengan sisa sisa pecahan pecahan tembikar polos dan
beliung dengan peninggalan dari 3260 BP.
Salah satu praktek penguburan yang sudah mulai berkembang pada periode ini
adalah penguburan dalam tempayan atau disebut dengan kubur tempayan. Model
penguburan yang diterapkan pada penguburan primer dan sekunder merupakan
bukti adanya perlakuan khusus terhadap si mati. Praktek penguburan semacam
ini berlatarbelakang pada konsepsi kepercayaan yang dianut masyarakat dikala
itu, yakni untuk memelihara hubunngan yang baik antara roh si mati dengan
yang hidup dan untuk mendatangkan berkat bagi yang hidup.
6
Proses transformasi budaya asli menjadi budaya sekarang dipengaruhi
oleh dua factor yaitu evolusi local dan pengaruh luar.Evolusi local merupakan
proses adaptasi dan interaksi terhadap lingkungan yang berbeda beda hingga
membentuk corak budaya yang berbeda-beda pula. Kedatangan pengaruh luar
dengan intesitas yang berbeda-beda turut pula mempengaruhi proses
transformasi budaya.Proses seperti ininlah yang terjadi pada kehidupan
Austronesia dalam perjalanan waktu, hingga menciptakan keragaman yang
tinggi ,baik pada penuturnya maupun pada budayanya. Etnisitas dengan
kekhasan bahasa dan budaya pada umumnya pun lambat laun terbentuk
diberbagai daerah hingga pada kondisi sekarang.
1. PENDAHULUAN
Gerabah slip merah adalah salah satu ciri kebudayaan material ras
Austronesia. Gerabah jenis ini sanagt terbatas ditemukan di indonesia bagian
Barat dan umumnya banyak ditemukan di bagian tengah atau timur.
7
Oleh karena itu, keberadaan gerabah slip merah yang dikaitkan dengan
Austronesia di indonesia bagian barat cenderung diabaikan. Terlebuh dalam
kaitannya dengan migrasi pada kisaran Austronesia masa prasejarah.
Secara umum dapat diketahui bahwa berbagai corak budaya megalitik
yang ada di Indonesia bagian barat merupakan salah satu produk dari kelompok
Austronesia. Keberadaan tersebut sering dikaitkan dengan teori out of Taiwan
yang menyebutkan bahwa imigrasi Austronesia berasal dari Taiwan yang
kemudian menyebar di Filiphina dan wilayah lainnya dan dianaranya adalah
sulawesi.
2. PEMBAHASAN
a. Perspektif Linguistik
b. Perspektif Arkeologi
10
11
12
13
vegetasi hutan hujan tropis dan merupakan kawasan yang subur dengan sumber
air yang melimpah dari Ci Karet yang mengalir dari lereng Gunung Pulasari dan
sungai-sungai lain yang bersumber di lereng Gunung Asepan ( Fadillah,2002:18).
Tulisan ini berangkat dari data arkelogis yang diperoleh melalui hasil
penelitian di kawasan Pandeglanng di antaranya monolit bergores di situs
Cadasari. Goresan pada monolit ini membentuk pola segitiga dengan lubang di
bagian tengahnya. Oleh masyarakat setempat disebut sebagai batu “tumbung”
( tumbung = kemaluan wanita). Tumbung dapat ditafsirkan sebagai simbol
kesuburan atau lambang kesucian ( sukendar dkk, 1982:5; Djaenuderajat,
2001:25).
Tinggalan budaya dengan motif hias bentuk goresan terdapat pada batu
bergores.batu ini berukuran panjang 39 cm, lebar 37 cm dan tinggi 10 cm. Batu
bergores juga ditemukan di situs parigi,kecamatan seketi. Batu bergores juga
ditemukan di situs parigi, kecamatan Seketi.
14
Di samping itu unsur budaya lain yang di duga diperkenalan para penutur
Austronesia di antaranya tradisi kunyah pinang dan pelihara ternak babi, ayam,
anjing dan kerbau ( Tanudirjo, 2011:23-42).
15
A. JOURNAL UTAMA
KELEBIHAN :
KEKURANGAN :
B. JOURNAL PEMBANDING 1
KELEBIHAN :
KEKURANGAN :
C. JOURNAL PEMBANDING 2
KELEBIHAN :
KEKURANGAN :
D. JOURNAL PEMBANDING 3
KELEBIHAN :
KEKURANGAN :
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN