Anda di halaman 1dari 14

CRITICAL JURNAL RIVIEW

SEJARAH ASIA SELATAN

DOSEN PENGAMPU
Najuah, M.pd

OLEH:

ROBINTANG SIRAIT
3193321023

REGULER C
PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perkem Sejarah Asia
Selatan yang berjudul “CRITICAL JURNAL REVIEW” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Saya ucapakan banyak terimakasih atas bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai
pihak.mpada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, saya menyampaikan ucapan
terimakasih kepada ibuk yang telah membingbing saya dalam membuat tugas ini.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan tugas Critical Jurnal Review ini banyak sekali
kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna baik dari segi Bahasa maupun susunan
penulisasnya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan untuk langkah-langkah selanjutnya.

Akhir kata saya ucapkan terimaksasih kepada semua pihak yang telah terkait. Harapan
saya semoga Critical Jurnal Review ini dapat bermamfaat bagi semua pihak.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR ..................................................................... 1


B. Tujuan CJR ................................................................................................. 1
C. Manfaat CJR ............................................................................................... 1

BAB II RINGKASAN ARTIKEL

A. Deskripsi Isi ............................................................................................... 2

BAB III PEMBAHASAN

` A. Review Jurnal ............................................................................................. 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR


Mengkritik suatu jurnal sangatlah penting buat kalangan mahasiswa maupun
mahasisiwi,karena dengan mengkritik suatu jurnal seseorang dapat mengetahuin dan
memahami apa saja yang disajikan si peneliti dalam sebuah jurnal.Selaim itu,kritikal
ini juga melatih kita dalam mengevaluasi dan menganalisis sebuah pembahasan dari si
peneliti,sehinggan hal ini dapat menjadi masukkan ataupun saran bagi si peneliti untuk
kedepannya.krtikal jurnal ini diharapkan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca
agar sama-sama dapat mengerti bagaimana langkah-langkah yang baik dalam
mengkritik sebuah jurnal

B. Tujuan penulisan CJR

Tujuan dari mengkritik jurnal ini adalah untuk referensi ilmu yang dapat
menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui kelebihan dan
kekurangan suatu jurnal,menjadi bahan pertimbangan,penganalisa dan pembanding
serta menyelesaikan salah satu tugas dari mata kuliah Perkembangan peserta didik di
Universitas Negeri Medan

C. Manfaat penulisan CJR

Manfaat yang didapatkan dari Critical Journal Review ini adalah:

1. Membantu pembaca dalam mengetahui gambaran umum tentang sebuah hasil


jurnal secara ringkas
2. Pembaca dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu jurnal
3. Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap caea
penulisan ini dan bagian-bagian lainnya.
4. Mengetahui alasan dibuatnya jurnal tersebut.
 Identitas Jurnal Utama

 Judul : Perkembangan dan Peninggalan Dinasti Moghul di India (1525- 1857)

 Jurnal : ISTORIA

 Vol dan Nomor : Vol. 5 nomor 2

 Edisi : April 2008

 Penulis : Supardi

Jurnal Pembanding

 Judul : Kemunduran dan Kehancuran kerajaan Mughal

 Jurnal : el-Harakah

 Vol dan Nomor : Vol.11 nomor 3

 Edisi : 2009

 Kota terbit : Surabaya

 ISSN :-

 Penulis : M. Djamaluddin Miri


BAB II
RINGKASAN ISI ARTIKEL
Ringkasan isi artikel

PERKEMBANGAN DAN PENINGGALAN

DINASTI MOGHUL DI INDIA 1525-1857

Kesultanan Moghul adalah Dinasti Islam yang terbesar dan terakhir di India. Setelah
mengalahkan Ibrahim Lodi, Babur membangun stabilitas politik dan memperkuat angkatan
perang serta melakukan penetrasi. Sampai tahun 1529 wilayah kekuasaan Moghul sangat luas
mulai dari Turkestan sampai Teluk Bengala. Artinya daerah-daerah penting telah ada di bawah
kekuasaan Moghul. Walaupun demikian Babur belum dapat dikatakan berhasil mengausai
seluruh India

India yang pada masa lalu meliputi negara India, Pakistan, dan Bangladesh pada masa
sekarang selalu menarik dikaji. Ketiga negara ini memiliki kesinambungan sejarah yang satu
hingga masa kolonialisme Barat. Secara geografis India terpisah oleh benteng alam pegunungan
Himalaya di sebelah utara dan Hindu Kusy di sebelah Barat Laut. Pegunungan Himalaya
merupakan benteng terpanjang yang membujur dari Afghanistan hingga Assam sejauh 2.500
km2. Kondisi geografis inilah sebagai salah satu penyebab sulitnya pengaruh luar masuk ke
India. Walaupun begitu, berbagai bangsa silih berganti masuk ke daerah India dan memberikan
warna perkembangan kebudayaan India terutama melalui celah Khyber yang menghubungkan
dengan Afghanistan dan lintas Bolan yang di Pakistan. Setidaknya di India telah lahir 4 agama
dunia yakni Hindu, Buddha, Jain, dan Sikh. Selain keempat tersebut, warna sejarah India juga
dipengaruhi oleh pengaruh Islam yang berkembang pesat sejak pertengahan abad VII M dari
jazirah Asia Barat. SejakSejak awal abad XIII sampai dengan pertengahan XIX dinasti Islam
berkembang di India. Masa pengaruh politik Islam telah dimulai sejak awal abad VIII ketika
Muhammad bin al-Qasim diutus Khalifah al-Walid I menyerbu daerah Sind mulai tahun 708 M.
Walaupun belum menguasai seluruh India,Qasim telah berhasil menancapkan pengaruh politik
Islam di daerah Punjab. Sejak masa itu politik Islam terus merangsek di India. Dinasti Ghazni
yang berkembang sejak tahun 961 M berpusat di Afghanistan menjadi kekuatan politik kedua
yang berpengaruh di India, dan dinasti Ghuri adalah pengaruh politik ketiga dalam sejarah
kerajaan Islam di India. Akhir Dinasti Ghuri menandai mulainya kekaisaran Islam di India
ditandai dengan berdirinya Kesultanan Delhi oleh Kutbu’ddin Aibak (1206-1211). Sejak saat
itulah dinasti Islam berkembang di India sampai dengan tahun 1857.Mengkaji kekuasaan para
dinasti Islam di India sangat menarik, selainkekhasan sifat politik para dinasti Islam di India,
juga akan ditemukan berbagai peninggalan kebudayaan yang luar biasa tinggi. Ada lima dinasti
Islam yang berkuasa di India mulai tahun 1206-1857 M. Kelima Dinasti yang memerintah
tersebut adalah ; Dinasti Budak (1206-1290), Dinasti Khilji (1290 – 1321), Dinasti Taghluk
(1321 – 1388 ), Dinasti Lodhi (1450 – 1526), dan Dinasti Moghul (1526 –1857). Berbagai
peninggalan baik kebudayaan, sistem sosial, ekonomi, politik, hukum, dan pemerintahan masih
dapat ditelusuri pada masa sekarang. Dinasti Moghul adalah dinasti terakhir yang memerintah di
India.

Peletak dasar dinasti Islam di India adalah Kutbu’ddin Aibak (1206-1211), yang berhasil
mendirikan kerajaan Islam di India yang merdeka. Raja-raja terbesar dari dinasti Moghul adalah
Sultan Akbar, Sultan Shah Jahan, dan Sultan Aurangzib. Sultan Akbar terkenal sebagai raja yang
berusaha melakukan akomodasi politik dan kultur atas kekuasaan Islam dan masyarakat Hindu di
India. Di bawah kepemimpinannya Moghul berhasil berkembang menjadi dinasti yang besar.
Sultan Shah Jahan terkenal dengan peninggalannya dalamseni dan bangunan. Makam Tajmahal
sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini merupakan salah satu bangunan
peninggalan masa pemerintahannya. Sementara Sultan Aurangzib sebagai pemimpin yang
berhasil mengembangkan kekuasaan Dinasti Moghul sehingga memiliki wilayah kekuasaan yang
sangat luas.

Beberapa peninggalan kerajaan Mughal

1. Sistem politik dan ekonomi


 India sebagai negara merdeka.
Kebesaran dinasti Moghul tidak hanya ditunjukkan luasnya daerah yang disatukan
dalam satu imperium, tetapi juga berbagai pembaharuan sistem politik. Apabila
dicermati, penetrasi politik Islam pada masa sebelumdinasti Moghul masih
memiliki ikatan kuat dengan dinasti Islam di Asia Barat. Sebagai sebuah negara,
wilayah kesultanan Moghul mencapai wilayah terluas di India sepanjang sejarah
sejajar dengan masa pemerintahan Ashoka.
 Pembagian wilayah kerajaan.
Kerajaan Moghul memiliki pemerintah pusat yang beribukota di Delhi,
sedangkan wilayah-wilayah di bawahnya identik dengan sistempropinsi dengan
raja muda yang mengepalainya. Hal ini sebagai bentuk langsung pengaruh sistem
pemeintahan Islam di Asia Barat. Gelar Sultan juga sebagai bentuk nyata
pengaruh sistem politik Islam di Asia Barat.
 Sumber pendapatan negara.
2. Perubahan sosial. Semenjak Islam masuk ke India, pengaruh mendasar yang utama
adalah masalah penghapusan kasta yang telah mendarah daging ratusan tahun lamanya.
Islam tidak mengenal kasta, sehingga oleh sebagian masyarakat Islam di India terutama
pada kasta rendah, kedatangan Islam disambut dengan senang hati. Dampaknya adalah
terjadinya transformasi sosial karena kesetaraan penduduk dalam memperoleh akses
ekonomi dan untuk bagian tertentu adalah menjadi pegawai pemerintah dan
tentara.Perubahan menonjol lainnya adalah masalah kesetaraan gender.Keberadaan kaum
wanita yang selama ratusan tahun menjadi kelompok kelas dua terangkat oleh masuknya
Islam di India. Upacara Sati (menceburkan diri ke api seorang perempuan dalam
pembakaran mayat suaminya) terus terkikis oleh pengaruh Islam di India. Namun
demikian bukan berarti upacara Sati ini terhapus begitu saja di India. Sampai dengan
abad XX upacara Sati masih dilakukan oleh sebagian masyarakat India.
3. Seni dan bangunan
 Karya sastra.
Berbagai karya sastra banyak muncul di India pada masa Dinasti Moghul. Dalam
syariat Islam tidak ada pemisahan antara politik dan ibadah, antara imam dan
pemimpin pemerintahan. Tiap sendi kehidupan manusia terintegrasi dalam nilai-
nilai agama.
 Bangunan
Salah satu bangunann peninggalan dinasti Moghul adalah Taj Mahal, yaitu
bangunan yang dibuat oleh Shah Jahan untuk istrinya yang meninggal. Shah
Jahan juga meninggalkan berbagai bangunan indah dan megah lainnya seperti
Masjid Ja’mi, Istana Shah Jahanabad, Masjid Mutiara di Agra, Dewan di Delhi,
Agra, dan Lahore.

Ringkasan isi artikel

Kehancuran dan kemunduran kerajaan Mughal

Mughal adalah salah satu Kerajaan Islam yang tinggal lama sekitar 342 tahun, dimulai
dari Sultan Zahr al-Din Muhammad (1483-1530 A.D) sampai Sultan Siraj al-Din Bahadur Syah
(1837-1858 A.D). Ada dua faktor-faktor penting yang menyebabkan Kerajaan Mughal
memisahkan masing-masing lainnya dan menghadapi penurunan, faktor internal dan eksternal.
Secara internal, Kerajaan Mughal menghadapi penurunan karena tidak ada sistem dan
mekanisme suksesi kekuasaan, dan juga kurangnya integritas kepemimpinan generasi berikutnya
yang merupakan keturunan para mantan pemimpin. Kehidupan hedonisme Gaya juga menjadi
penyebab utama situasi politik yang rumit di Kerajaan. Apalagi kebijakan politik yang cenderung
lebih puritan dan ideologis juga merusak sistem pemerintahan. Itu Karena itu, faktor internal
menyebabkan kontrol politik lemah dan tidak berdaya otoritas Kerajaan di depan kerajaan lain.
Sebagai konsekuensi, banyak pemberontakan terjadi di mana-mana. Itu benar-benar membuat
kekuatan Kerajaan satu per satu milik kerajaan lain.

Sesungguhnya romantisme kejayaan peradaban Islam mencapai puncaknya pada zaman


klasik, tepatnya pada masa Dinasti Bani Abbasiyah (750-850 M). Namun sebelumnya Dinasti
Bani Ummayyah juga tak bisa dilupakan begitu saja. Sebab sesungguhnya kemajuan Bani
Abbsiyah adalah melanjutkan apa yang telah diperjuangkan oleh kekhalifahan Bani Umayyah.
Namun kejayaan yang telah dirintis tersebut tidak bisa bertahan lama. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan jatuhnya dua dinasti besar dalam sejarah peradaban Islam tersebut. Diantaranya
adalah

1. ketidakpuasan sejumlah besar orang-orang non-Arab yang memeluk Islam. Faktor


2. kedua adalah meningkatnya perpecahan di antara kabilah-kabilah Arab.
3. Ketiga yaitu kekecewaan sejumlah besar orang yang prihatin akan keadaan agama
4. Keempat terjadi ketidakpuasan dalam pembagian jabatan di kalangan internal yang
menyebabkan terjadinya perang saudara,
5. faktor terakhir adalah kurangnya pengawasan terhadap luasnya wilayah yang harus
dikendalikan.

Setelah jatuhnya dinasti Abbasiyah, dalam waktu kurun waktu yang begitu lama muncullah
kerajaan Islam terbesar yang berdiri di India, yaitu kerajaan Mughal yang berdiri tegak selama
tiga abad (1526-1858 M). Kerajaan ini didirikan oleh Babur, seorang keturunan Mongol pada
tahun 1526 M. Dalam kurun waktu kurang lebih 150 tahun, kerajaan yang menganut agama
Islam tersebut telah memberikan warna tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas
beragama Hindu di India. Tentu saat ini, gaung kebesaran Islam warisan Dinasti Mughal sudah
tidak terdengar lagi. Namun perlu diketahui bahwa lahirnya negara Islam Pakistan tidak terlepas
dari perkembangan Islam pada masa dinasti tersebut.Bahkan sisa-sisa kemegahan Dinasti
Mughal masih bisa terlihat dari bangunan-bangunan-bangunan bersejarah yang masih bertahan
hingga sekarang seperti Taj Mahal dan Red Fort (Benteng Merah) yang merupakan artefak
peniggalan Shah Jehan.Kerajaan yang telah mengalami suksesi kepemimpinan sebanyak enam
belas kali tersebut adalah suatu prestasi tersendiri dalam khazanah peradaban Islam. Terutama
implikasi positif, seperti kemajuan di bidang perekonomian, pertanian militer bagi bangsa India
saat itu.
BAB III

PEMBAHASAN

Kekuatannya yaitu :

- Abstrak
Pada bagian ini si peneliti benar-benar menguraikan secara jelas seperti apa permasalahan
yang akan diteliti,sehingga pembaca dapat mudah memahami apa yang disajikan oleh si
peneliti
- Banyaknya teori dan referensi yang diberikan membuat pembaca tidak monoton hanya
kepada satu fakta saja.Hal ini juga memperluas pengetahuan si pembaca
- Secara keseluruhan jurnal ini telah memenuhi standart penulisan,sehingga cocok untuk
dijadikan referensi yang sah dan baik dalam penelitian
- Jurnal ini memaparkan secara jelas latar belakang dari permasalahan yang dibahasa
dalam penelitian.

- Penjelasan yang disampaikan pada landasan teori memaparkan cukup jelas, Penggunaan
tata bahasa yang mudah untuk dipahami

- Untuk penulisan sesuai dengan ketentuan pembuatan suatu jurnal.

Kelemaahannya yaitu:

- Peneliti tidak mencantumkan bagaimana langkah-langkah ia dalam meneliti sehingga kita


hanya tau sekilas dengan teori saja.
- Peneliti juga tidak mencantumkan halaman pada identitas jurnal
- Kelemahan dari penelitian ini adalah tidak disajikannya hasil penelitian dalam bentuk
table atau diagram yang dapat mempermudah pembaca untuk memperoleh data.
- Dalam jurnal ini juga si peneliti tidak memaparkan langkah-langkah dalam penelitiaanya
sehinga agak sulit untuk memahami isi dari penelitiannya.
Perbandingan Jurnal utama dan pembanding

1. Pada kedua jurnal sama-sama membahas bagaimana Dinasti Mughal di India, pada jurnal
utama penulis menjabarkan bagaimana sejarah lahirnya dinasti Mughal sampai dengan
kehancuran kerajaan tersebut lengkap dengan peninggalan dari Dinasti Mughal,
sedangkan pada jurnal pembanding penulis hanya membahasa bagaimana proses
jatuhnya/kemunduran dinasti Mughal.

2. Dalam jurnal pembanding buku referensinya terlalu sedikit, dan tidak internasional,
sedangkan dalam jurnal utama memuat banyak referensi dan mencakup buku – buku dari
luar negeri untuk menambah kemampuan berpikir pembaca.

3. Walaupun tidak terjun langsung ke lapangan namun jurnal 2 mengandung banyak


referensi dan kutipan buku, sehingga jurnal ini lebih dipercaya keakuratan datanya bila
dibandingkan dengan jurnal 1 yang lebih banyak memuat hipotesis atau pendapat penulis.

4. Masalah kelebihan dan kekurangan model yang disampaikan dari ke – 2 jurnal tersebut
kurang lebih sama namun disampaikan dalam penjabaran yang berbeda. Hanya saja
keduaa jurnal tersebut tidak mencantumkan bagaimana metode penelitian yang
digunakan dalam penulisan jurnal

5. Untuk saran yang diberikan dari masing masing jurnal, sudah sesuai dengan isi penelitian
yang dibahas dalam jurnal. Begitu juga dengan kesimpulannya, diharapkan dapat
bermanfaat untuk kedepannya.

6. Dalam aspek tata bahasa jurnal 1 lebih mudah dipahami dibandingkan jurnal 2.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulan

Dari hasil jurnal yang diriview maka bisa ditarik kesimpulan bahwa Kesultanan Moghul
adalah Dinasti Islam yang terbesar dan terakhir di India. Setelah mengalahkan Ibrahim Lodi,
Babur membangun stabilitas politik dan memperkuat angkatan perang serta melakukan penetrasi.
Sampai tahun 1529 wilayah kekuasaan Moghul sangat luas mulai dari Turkestan sampai Teluk
Bengala. Artinya daerah-daerah penting telah ada di bawah kekuasaan Moghul. Walaupun
demikian Babur belum dapat dikatakan berhasil mengausai seluruh India. Raja-raja terbesar dari
dinasti Moghul adalah Sultan Akbar, Sultan Shah Jahan, dan Sultan Aurangzib. Sultan Akbar
terkenal sebagai raja yang berusaha melakukan akomodasi politik dan kultur atas kekuasaan
Islam dan masyarakat Hindu di India. Di bawah kepemimpinannya Moghul berhasil berkembang
menjadi dinasti yang besar. Sultan Shah Jahan terkenal dengan peninggalannya dalamseni dan
bangunan. Makam Tajmahal sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini merupakan
salah satu bangunan peninggalan masa pemerintahannya. Sementara Sultan Aurangzib sebagai
pemimpin yang berhasil mengembangkan kekuasaan Dinasti Moghul sehingga memiliki wilayah
kekuasaan yang sangat luas.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan jatuhnya dua dinasti besar dalam sejarah peradaban
Islam tersebut. Diantaranya adalah

6. ketidakpuasan sejumlah besar orang-orang non-Arab yang memeluk Islam. Faktor


7. kedua adalah meningkatnya perpecahan di antara kabilah-kabilah Arab.
8. Ketiga yaitu kekecewaan sejumlah besar orang yang prihatin akan keadaan agama
9. Keempat terjadi ketidakpuasan dalam pembagian jabatan di kalangan internal yang
menyebabkan terjadinya perang saudara,
10. faktor terakhir adalah kurangnya pengawasan terhadap luasnya wilayah yang harus
dikendalikan.

Anda mungkin juga menyukai