Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

Makalah

Teks Non Akademik dalam Bahasa Indonesia

Disusun oleh:
Nugrah Sabam Timothy Sihotang
Dwiky Pamungkas Muris
Intan Nurminah Hasibuan
Mastrida Nainggolan

Universitas Negeri Medan


2021
NAMA : Dwiky Pamungkas Muris
NIM : 3193321002
KELAS : C REGULER 2019

PENGERTIAN TEKS NON AKADEMIK


Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks
Nonakademik.Teks akademik dan teks non akademik ditandai oleh ciri-ciri tertentu (Depdikbud,
1993:2). Karya tulis ilmiah merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan
akademik dalam setiap langkah akademik karya tulis ilmiah selalu hadir dan menjadi tugas insan
akademik guna menundukan derajat keilmiahannya.Teks akademik atau karya tulis ilmiah
merupakan tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan
menggunakan bahasa yang benar. (Yunus dkk, 2014:16).
Sedangkan teks nonakademik adalah segala sesuatu diluar hal-hal yang tersirat
ilmiah dan tidak terlaku pada satu teori tertentu. Jadi teks nonakademik merupakan karya yang
penulisannya tidak didukung oleh fakta, yang biasanya hanya berdasarkan fakta pribadi.
Teks non akademik ialah teks yang penulisannya tidak didukung oleh fakta umum yang
biasanya hanya berdasarkan fakta pribadi dan menggunakan bahasa formal yang popular.
Teks non akademik tidak memuat hipotesis dan penyajiannya memuat sejarah.
NAMA : Mastrida Nainggolan
NIM : 3193321012
KELAS : C Reguler 2019

CIRI CIRI TEKS NON AKADEMIK


Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks non akademik:
1. Rumit dalam struktur kalimat
2. Cenderung tidak padat informasi
3. Padat akan kata-kata struktural
4. Cenderung s edikitmemanfaa tkannominalisasi
5. Cenderung sedikit memanfaatka nmetafora gramatika, da nbilangan tidak banyak mengandung
ungkapan yang inkongruen
6. Cenderung sedikit memanfaatkan istilah teknis.
7. Lebih kongret dan cenderung tidak bersifat taksonomik
8. Tidak menunjukan pengacuanesfora sebagaiciri penting.
9. Tidak menonjol pada salah satu jenis proses
NAMA : Intan Nurminah Hasibuan
NIM : 3193321014
KELAS : C Reguler 2019

PERBEDAAN TEKS AKADEMIK DAN TEKS NON


AKADEMIK
No. Teks Akademik Teks Non Akademik

1 Sederhana dalam struktur kalimat Rumit dalam struktur kalimat

2 Padat informasi Cenderung tidak padat informasi

3 Padat kata-kata leksikal Padat kata-kata struktural

4 Banyak memanfaatkan nominalisasi Cenderung sedikit memanfaatkan


nominalisasi

5 Banyak memanfaatkan metafora Cenderung sedikit memanfaatkan metafora


gramatika melalui ungkapan inkongruen gramatika, sehingga tidak banyak
mengandung ungkapan inkongruen

6 Banyak memanfaatkan istilah teknis Cenderung sedikit memanfaatkan istilah


teknis

7 Bersifat taksonomik dan abstrak Lebih konkret dan cenderung tidak bersifat
taksonomik

8 Banyak memanfaatkan sistem pengacuan Tidak menunjukkan pengacuan esfora


esfora sebagai ciri penting

9 Banyak memanfaatkan proses relasional Tidak menonjol pada salah satu jenis proses
identifikatif dan proses relasional atribut
10 Bersifat kronologis dengan banyak Bersifat dialogis dengan mendayagunakan
mendayagunakan kalimat indikatif jenis kalimat yang lebih bervariasi
deklaratif

11 Memanfaatkan bentuk pasif untuk Menekankan kepada pelaku dalam peristiwa


menekankan pokok persoalan, bukan dialog, sehingga pelaku peristiwa menjadi
pelaku sehingga teks akademik menjadi lebih penting dan menimbulkan sifat
objektif subjektif

12 Seharusnya tidak mengandung kalimat Sering mengandung kalimat minor


minor

13 Seharusnya tidak mengandung kalimat Sering mengandung kalimat tak gramatikal


tak gramatikal

14 Tergolong ke dalam genre faktual Tergolong ke dalam genre yang lebih


bervariasi, dapat faktual atau fiksional
NAMA : Nugrah Sabam Timothy Sihotang
NIM : 3193121026
KELAS : C Reguler 2019

JENIS-JENIS TEKS NON AKADEMIK

1. DONGENG
Secara singkat definisi dongeng ini merupakan bentuk sastra lama yang meceritakan
mengenai suatu hal yang fiksi atau artinya tidak nyata namun tetap sangat disukai oleh banyak
orang, khususnya anak-anak. Dongeng adalah bentuk sastra lama yang menceritakan mengenai
suatu peristiwa atau kejadian yang luar biasa berupa fiksi (tidak nyata) atau khayalan. Dongeng
ini merupakan bentuk cerita tradisional atau juga cerita yang disampaikan secara terun-temurun
dari nenek moyang yang mempunyai fungsi untuk dapat mengajarkan nilai-nilai moral serta juga
sebagai hiburan.

2. CERPEN
Cerpen atau cerita pendek dalam cerpen memiliki unsur-unsur dan ciri-ciri cerpen yang
memudahkan kita untuk mengetahui bahwa ini cerpen dan memudahkan kita dalam
membedakan bahwa ini benar-benar cerpen dan ini hanya cerita biasa yang terkadang sulit untuk
membedakannya. Cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepeuluh menit atau
setengah jam. Untuk jumlah katanya sekitar 500-5.000 kata. Olah karena itu, cerita pendek
sering diungkapkan sebagai cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk. Cerita pendek pada
umumnya bertema sederhana, jumlah tokohnya pun terbatas. Untuk jalan ceritanya pun
sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup yang terbatas.
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif
fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya
fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena
singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh,
plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.
Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot, sebuah situasi yang digambarkan singkat yang
dengan cepat tiba pada tujuannya, dengan parallel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan
munculnya novel yang realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan
contoh-contoh dalam cerita-cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.

3. DRAMA
Drama merupakan genre karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan
gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui
peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi
yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa
sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Drama memerlukan
kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah
konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah pementasan drama.

Anda mungkin juga menyukai