MUGHAL
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Agama Islam
(Sejarah Islam) Enoh, Drs., M.Ag
Disusun Oleh :
Kelas E
2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB 1 ..................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
BAB 2 ..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
BAB 3 ................................................................................................................... 17
PENUTUP ............................................................................................................. 17
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Kerajaan Mughal ialah salah satu kerajaan, disamping Turki Ustmani dan
Safawi. Selain itu, kerajaan Mughal juga merupakan salah satu warisan peradaban
Islam di India. Hadirnya Kerajaan Mughal membentuk sebuah peradaban baru di
daerah tersebut dimana pada saat itu mengalami kemunduran dan
keterbelakangan. Kerajaan Mughal yang bercorak Islam mampu membangkitkan
semangat umat Islam di India.
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan pokok permasalahan, antara lain :
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin kami
capai dalam pembuatan makalah ini adalah:
5
BAB 2
PEMBAHASAN
6
menulis, "Dia bukan orang Mughal. Di dalam memoarnya dia menyebut
dirinya orang Turki. Akan tetapi, cukup aneh, dinasti yang didirikannya
dikenal sebagai dinasti Mughal. Ensiklopedia Islam bahkan menyebutkan
“Mogul (Mughalpen) didirikan olehseorang penjajah dari Asia Tengah,
Muhammad Zahiruddin Babur dari etnis Mongol.”
7
B. Raja yang Memimpin Kerajaan Mughal
8
dan kejayaan Mughal sebagai sebuah dinasti Islam yang besar di India.
Ketika menerima tahta kera¬jaan ini Akbar baru berusia 14 tahun,
sehingga seluruh urusan pemerintahan dipercayakan kepada Bairam
Khan, seorang penganut Syi’ah. Di awal masa pemerintahannya, Akbar
menghadapi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang
masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang paling mengancam
kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang
menguasai Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontak berusaha memasuki
kota Delhi. Bairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut
sehingga terjadilah peperangan dahsyat yang disebut Panipat II pada
tahun 1556 M. Himu dapat dikalah¬kan dan ditangkap, kemudian
dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat dikuasai penuh.
Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang
sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan
kepentingan aliran Syi’ah. Bairam Khan memberontak, tetapi dapat
dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah persoalan-
persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program
ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar,
Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan,
Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat
luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.Keberhasilan
ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah
kerajaan besar. Dua gerbang India yakni kota Kabul sebagai gerbang ke
arah Turkistan, dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah Persia,
dikuasai oleh pemerintahan Mughal. Menurut Abu Su’ud, dengan
keberhasilan ini Akbar bermaksud ingin mendirikan Negara bangsa
(nasional). Maka kebijakan yang dijalankannya tidak begitu menonjolkan
spirit Islam, tetapi bagaimana mempersatukan berbagai etnis yang
membangun dinastinya. Keberhasilan Akbar mengawali masa kemajuan
Mughal di India.
9
4) Jahangir (1605-1627), Kepemimpinan Jihangir yang didukung oleh
kekuatan militer yang besar. Semua kekuatan musuh dan gerakan
pemberontakan berhasil dipadamkan, sehingga seluruh rakyat hidup
dengan aman dan damai[. Pada masa kepemimpinannya, Jehangir
berhasil menundukkan Bengala (1612 M), Mewar (1614 M) Kangra.
Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang ia lakukan
mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari ayahnya yaitu Akbar.
5) Syah Jihan (1628¬-1658), tampil meggantikan Jihangir. Bibit-bibit
disintegrasi mulai tumbuh pada pemerintahannya. Hal ini sekaligus
menjadi ujian terhadap politik toleransi Mughal. Dalam masa
pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan. Tahun pertama masa
pemerintahannya, Raja Jujhar Singh Bundela berupaya memberontak dan
mengacau keamanan, namun berhasil dipadamkan. Raja Jujhar Singh
Bundela kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang dari
Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian
Selatan. Pemberontakan ini cukup menyulitkan. Namun pada tahun 1631
pemberontakan inipun dipatahkan dan Khan Jahan dihukum mati.Pada
masa ini para pemukim Portugis di Hughli Bengala mulai berulah. Di
samping mengganggu keamanan dan toleransi hidup beragama, mereka
menculik anak-anak untuk dibaptis masuk agama Kristen. Tahun 1632
Shah Jahan berhasil mengusir para pemukim Portugis dan mencabut hak-
hak istimewa mereka. Shah Jehan meninggal dunia pada 1657, setelah
menderita sakit keras. Setelah kematiannya terjadi perang saudara.
Perang saudara tersebut pada akhirnya menghantar Aurangzeb sebagai
pemegang Dinasti Mughal berikutnya.
6) Aurangzeb (1658-1707), menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan
Mughal sebagai entitas Muslim India nyaris hancur akibat perang
saudara. Maka pada masa pemerintahannya dikenal sebagai masa
pengembalian kedaulatan umat Islam. Penulis menilai periode ini
merupakan masa konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai sebuah
kerajaan dan sebagai negeri Islam. Aurangzeb berusaha mengembalikan
10
supremasi agama Islam yang mulai kabur akibat kebijakan politik
keagamaan Akbar.
7) Bahadur Syah (1707-1712), Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan
penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan
politik dalam negeri. Raja-raja sesudah Aurangzeb mengawali
kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal.
11
Turki Basrah, Yaman dan Hadmarut, para pemimpin negeri Maghiribi
dan Raja Arbesinia.
2) Bidang Ekonomi dan Perdagangan
Untuk mengelola ekonomi pertanian pemerintah juga mengatur
tentang organisasi pertanian. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh
seorang pejabat local, yang dinamakan muqaddam, yang mana
kedudukannya dapat diwariskan, dia mempunyai tanggung jawab
menyetorkan penghasilan untuk menghindari tindak kejahatan. Kaum
petani dilindungi hak kepemilikan tanah dan pewarisan, tetapi jika tidak
loyal maka pejabat lokal berhak menyitanya.
3) Bidang Pendidikan dan Iptek
Dalam bidang pendidikan, Akbar membangun bangunan khusus
untuk tempat pengajian ilmu, dia juga berusaha menarik simpati para
ulama dengan menghibahkan sejumlah madrasah dan perpustakaan.
4) Bidang Seni dan Budaya
a. Seni Budaya dan arsitektur puncaknya terjadi pada masa sultan Syah
Jahan yang ditandai dengan berbagai karya budaya fisik, seperti karya
arsitektur monumental Taj Mahal, yang merupakan bangunan indah,
yang dimaksudkan sebagai tanda cinta kasihnya kepada istri tercinta
Mumtaz Mahal. Taj Mahal juga salah satu keajaiban dunia dan
merupakan lambang peradaban dan kebudayaan Islam masa Lampau di
India. Selain itu juga Shah Jahan telah membangun Masjid Mutiara,
Masjid Jami’ di Delhi, serta takhta Merak, yaitu singgasana yang dibuat
dari emas, perak, intan, serta permata cemerlang.
b. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana,
baik yang berbahasa Persia maupun India. Penyair India yang terkenal
adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi menghasilkan
karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya yang mengandung pesan
kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang
sejarawan yang bernama Abu Fadl dengan karyanya bernama Akbar
Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal
12
berdasarkan figure pemimpinnya. Akbar mensponsori ajaran Din Illahi,
yaitu ajaran campuran berbagai unsur kepercayaan Hindu dan tasawuf
dari unsur syi’ah.
13
kasar. Karena rakyat merasa tertekan, maka terjadilah pemberontakan rakyat
dibawah pimpinan sultan Bahadur Syah pada bualan Mei 1857 M.
Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah, karena Inggris
mendapat dukungan dari beberapa penguasa Hindu dan Muslim. Inggris
kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam kepada pemberontak. Mereka
diusir dari kota Delhi, rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan Bahadur
Syah, sultan Mughal terakhir diusir dari istana (1858 M). dengan demikian,
berakhirlah sejarah kekuasaaan kerajaan Mughal di India.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan kerajaan Mughal
itu mundur pada satu setengah abad terakhir, dan membawa kepada
kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:
Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuasaan militer sehingga operasi
militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat dipantau oleh
kekuatan maritime Mughal. Begitu juga tidak terampilnya dalam
mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.
Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elite politik, yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
Kurang cakapnya pemerintahan Aurangzeb sehingga konflik antar agama
terjadi sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
Semua sultan pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang
lemah dalam bidang kepemimpinan.
14
Sistim ini adalah Din-I-Ilahi dan Mansabhadari. Di bidang militer,
pasukan Mughal dikenal pasukan yang sangat kuat. Mereka terdiri dari
pasukan gajah berkuda dan meriam. Wilayahnya dibagi distrik-distrik.
Setiap distrik dikepalai oleh sipah salar dan sub distrik di kepalai oleh
faudjar. Dengan sistim ini pasukan Mughal berhasil menaklukan daerah –
daerah di sekitarnya.
15
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan
budaya juga berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra
gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun berbahasa
India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi,
seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar berjudul Padmavat,
sebuah karya alegoris yang mengandung pesan kebijakan jiwa manusia
16
BAB 3
PENUTUP
17
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, Jaih. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Bani Quraisy
Mahmud, Nasir. 2005. Islam Konsep dan Sejarahnya, Bandung : Rosda karya
18