Anda di halaman 1dari 21

PERADABAN ISLAM MASA KERAJAAN MUGHAL DI INDIA

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : Dr. Ruswan, M.A.

Disusun Oleh:

Savira Nurkhodijah (1908026002)

Ahmad Jamaludin Yusuf (1908026018)

Siti Shofwatun Nisa‟ (1908056069)

Sinta Nurlaila (1908076042)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena telah melimpahkan Rahmat
serta Hidayahnya kepada kita semua sehingga makalah ini bisa tersusun dan bisa kami
selesaikan. Tidak lupa juga Sholawat serta salam kita panjatkan kepada Baginda Agung Nabi
Muhammad SAW,serta keluarga dan sahabatnya sehingga kita diberikan hidayahnya. Kami
teLah mencoba Menyusun Makalah ini sebaik mungkin dengan harapan bisa membantu para
pembaca untuk menambah ilmu, pengetahuan, dan serta wawasan mengenai Sejarah Islam
Masa Kerajaan Mughal Di India.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada:

1. Orang tua Kami yang telah menjadi Motivator untuk menyelesaikan Tugas ini.
2. Dr. Ruswan, MA. Selaku dosen pengampu dalam Mata kuliah ini.
3. Teman-teman yang telah berkontribusi dalam menyelesaikan Tugas ini dengan Kerja
sama yang baik.

Walaupun kami telah menggunakan banyak bahan refrensi untuk mendukung dan
menambah pengetahuan untuk artikel ini, tapi kami tahu masih banyak kekurangan dan
kesalahan pada makalah yang kami tulis. Namun kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan masukan dari para pembaca
untuk memberikan Kritik dan Saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
yang baik lagi.

Semarang, 20 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................................... 2

BAB II: PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal di India ........................................................ 3


B. Masa Perkembangan Kerajaan Mughal .................................................................. 4
C. Penyebab Kemajuan Kerajaan Mughal .................................................................. 8
D. Penyebab Kemunduran Kerajaan Mughal ............................................................. 10

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 15
B. Saran ...................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam muncul di Jazirah Arab pada abad ke-7,Ketika Nabi Muhammad menerima
kitab suci Allah. Setelah kematian Rasulullah. Islam menyebar ke Samudra Atlantik
dibarat dan Asia Tengah di timur. Seiring waktu, Muslim terpecah dan ada banyak
kerajaan islam lainnya yang berkembang.

Namun,Islam muncul sebagai Kerajaan-Kerajaan seperti Kerajaan Umayyah,


Abbasiyah, Kerajaan Seljuk/Turkiseljuk, Ottoman Empire, Mughal Empire, India, dan
Kesultanan Malaka yang telah menjadi kerajaan yang kuat. Tempat yang bagus untuk
belajar mencari ilmu pengetahuan telah disadari oleh sebuah peradaban Islam yang
agung. Pada zaman emas Islam banyak Ahli dalam Ilmu Sains dan Ilmu lainnya yang
muncul dari Negara-negara Muslim.

Pada abad ke-18 dan ke-19 banyak daerah islam jatuh ke tangan penjajah Eropa.
Setelah perang Dunia 1, Kekaisaran Ottoman runtuh KerajaanIslam terakhir menyembah
bumi. Sebelum Arab kedatangan Islam adalah wilayah yang sangat terbelakang. Banyak
orang Arab adalah penyembang berhala dan pengikut Kristen dan Yudaisme lainnya.
Mekkah adalah tempat suci bagi orang Arab saat itu. Karena di tempat-tempat ini ada
berhala mereka, begitu pula Sumur Zamzam, yang terpenting adalah Ka‟bah.

Nabi Muhammad lahir di mekkah , yatim piatu lalu ia dibesarkan oleh


Kakeknya,setelah Kakeknya meninggal ia pun di urus oleh Pamannya. Ketika Nabi
Muhammad berumur 40 tahun,ia didatangi Malaikat Jibril lalu setelah itu ia mengajar
Islam secara diam-diam kepada orang terdekatnya dikenal sebagai “as-Sabiqun al-
Awwalun” kemudian pengajaran secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah. Pada
tahun 622, Nabi Muhammad beserta pengikutnya pindah dari mekkah ke Madinah.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad Islam telah berkembang secara luas diseluruh
Dunia. Bani Abbasiyah, Bani Ummayah, dan Kekaisaran Utsmaniyah bisa dikatakan
bahwa untuk menghubungkan daya dari empat khalifah pertama Islam setelah Khulafur
Rasyidin.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal di India?
2. Bagaimana masa perkembangan Kerajaan Mughal?
3. Apa penyebab kemajuan Kerajaan Mughal?
4. Apa penyebab kemunduran Kerajaan Mughal?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah peradaban Kerajaan Mughal di India
2. Untuk mengetahui masa perkembangan Kerajaan Mughal
3. Untuk mengetahui penyebab kemajuan Kerajaan Mughal
4. Untuk mengetahui penyebab kemunduran Kerajaan Mughal

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal berdiri pada tahun 1526 M. Kerajaan Mughal merupakan salah
satu warisan peradaban islam di India. Agama Islam masuk ke India diperkirakan abad
ke 7 M melalui perdagangan. Dalam keterangan sejarah tahun 871 M telah ada orang
Arab yang menetap di India. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum kerajaan Mughal
berdiri, masyarakat India sudah mengenal islam. Dibuktikannya terdapat sebuah
bangunan yang dibangun oleh Qutbuddin Aybak pada tahun 1193 M di kota Delhi.
India menjadi wilayah islam pada masa Umayyah, yaitu pada masa Khalifah Al-
Wahid. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh pasukan Umayah yang dipimpin oleh
panglima Muhammad bin Qasim. Kemudian, pasukan Ghaznawiyah dibawah pimpinan
Sultan Mahmud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dengan berhasil
menaklukan seluruh kekuasaan Hindu dan mengadakan pengislaman sebagian
masyarakat India pada tahun 1020 M1. Setelah Ghaznawi hancur, muncullah beberapa
dinasti kecil yang menguasai negeri India, seperti dinasti Khalji (1296-1316 M), dinasti
Tuglag (1320-1412 M), dan dinasti Lodi (1451-1526 M).
Kerajaan Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke-
16 hingga ke-19. Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin Babur yang merupakan keturunan
Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol yang lahir pada Jumat 24 Februari 1483. Ayah
Zaharuddin bernama Umar Mirza menjadi Amir di Fergana, turunan langsung dari
Miransyah putra ketiga dari Timur Lenk. Sementara, itu ibunya berasal dari keturunan
Jengkuai, anak kedua dari Jengis Khan. Babur lahir pada 14 Februari 1483 hari Jum‟at di
Farghana di bagian utara Transoksania (kini Uzbekistan). Pada usia 11 tahun, Babur
kehilangan ayahnya dan sekaligus menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia
yang masih sangat muda. Meskipun, masih berusia muda, ia sangat pemberani dan ia
mendapat pelatihan sejak dini sehingga memungkinkan untuk menjadi seorang pejuang
dan penguasa besar.
Sepeninggal ayahnya, yaitu Umar Mirza, Babur menggantikannya menjadi penguasa
di Farghana. Ekspansinya ke India dimulai dengan menundukkan penguasa setempat
yaitu Ibrahim Lody dengan bantuan Alam Khan (Paman Lody) dan gubernur Lahore. Ia

1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 166.
3
menghadapi Dinasti Lody yang terakhir (Ibrahim Lody) yang tentaranya berjumlah
40.000 orang di kota Panipat pada April 1526 M. Dalam peperangan ini, Lody terbunuh
dan Babur menguasai Delhi dan Agra. Sejak itu Babur dapat menguasai India dan
mendirikan dinasti Mughal yang beribukota di Delhi.
B. Masa Perkembangan Kerajaan Mughol
1. Humayyun (1530-1540 M dan 1555-1556 M)
Babur mempunyai empat orang putra, yaitu Humayyun, Kamran, Hindal, dan
Aksari. Di antara empat anaknya ini, hanya Humayyun yang melanjutkan kekuasaan
ayahnya. Beliau lahir pada Maret 1508 di Kabul (Afghanistan). Ketika kecil ia
mempelajari bahasa Arab, Turki, dan Persia. Ketika berusia 20 tahun, ia berkuasa di
Badakhshan, saat ayahnya masih masih memegang tampuk kekuasaannya. dalam
pemerintahannya, ia bisa menguasai Kalanjir, Chunar, Malwa, dan Gurajat (1531).2
Sepanjang pemerintahannya kondisi negara tidak stabil, karena banyak terjadi
perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada tahun 1540 terjadi pemberontakan yang
dipimpin oleh Sher Kkhan di Qanuj. Dalam pertempuran ini, Humayun kalah dan
melarikan diri ke Qandahar dan kemudian ke Persia. Atas bantuan Raja Persia ia
menyusun kekuatannya kembali. Setelah merasa kuat ia melakukan pembalasan dan
menguasai India lagi tahun 1555 M.3
Setelah perluasan daerah kekuasaannya, ia menaklukkan penyerangan di Bengal
untuk membantu penguasa daerah itu (Sultan Mahmud) yang sedang melawan Sher
Syah Syah Suri. Ketika peperangan terjadi, beliau kehilangan kontak untuk
mengontrol kekuasaannya di Delhi dan Agra. Ternyata kedua wilayah tersebut
dikendalikan oleh saudaranya (Hindal). Peperangan tersebut mengalami kekalahan.
Pasukan beliau dipukul mundur oleh Sher Syah, hingga melarikan diri ke Iran pada
Juli 1543 untuk meminta bantuan dari raja Persia (Syah Tahmasp). Raja Persia
membantu beliau dan bisa menaklukan Qandahar dan Kabul. Di luar India Syah
Syah Suri memperkokoh kekuasaanya dan melakukan pembaruan dibidang
administrasi, keuangan, perdagangan, komunikasi keadilan, perpajakan, dan
pertanian. Namun ia wafat pada 22 Mei 1545. Tahtanya digantikan kepada putranya
Ismail Syah yang memerintah dari 1545-1553. Ia tidak sesukses ayahnya, setelah ia
wafat. Tahtanya digantikan kepada anaknya Firuz yang masih muda, berumur 12
2
Zafar Iqbal, Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, hlm, 283.
3
Siti Maryam, dkk, Sejarah Kebudayaan Islam: Dari Klasik hingga Modern, Yogyakarta, LESFI, Cet.3, 2009,
hlm. 184.
4
tahun. Namun ia dibunuh oleh pamannya sendiri, Mubariz Khan, yang menjadi
penguasa meskipun menghadapi tantangan. Humayyun memanfa‟atkan kekacauan
pemerintahan musuhnya, sehingga bisa merebut kembali Delhi dan Arga. Namun ia
wafat karena kecelakaan, jatuh dari lantai dua perpustakaan Sher Mandal, di Delhi,
pada Januari 1556.
2. Akbar Khan (1556-1605 M)
Kekuasaan Humayun dilanjutkan oleh anaknya, Akbar Khan. Gelarnya Sultan
Abdul Fath Jalaluddin Akbar Khan. Sewaktu naik tahta berumur 15 tahun dan
memerintah India selama 50 tahun (1556-1605 M).18 Karena usianya masih muda,
pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan, seorang penganut Syi‟ah. Di
periode pertama, Akbar menghadapi berbagai pemberontakan. Di Punjab, Khan
Syah melancarkan pemberontakan setelah menggalang sisa-sisa pengikutnya. Di
Agra pemberontakan kaum Hindu dipimpin oleh Hemu, berhasil menguasai kota
itu dan Delhi. Di wilayah barat lahir gerakan yang dipimpin oleh saudara seayah
dengan Akbar, Mirza Muhammad Hakim. Kasmir, Multan, Bengala, Sind,
Gujarat, Bijapur dan lain-lain berusaha melepaskan diri dari kekuasaan Mughal.4
Namun, setelah Akbar berumur dewasa, ia dapat mengembalikan wilayah-
wilayah yang pernah melepaslan diri, dan memperluas wilayah-wilayah baru
secara gemilang. Strateginya, pertama, ia menyingkirkan Bairam Khan karena
terlalu memaksakan paham syi‟ah. Kedua, melancarkan serangan kepada para
penguasa yang menyatakan merdeka. Ketiga, memperkuat militer dan mewajibkan
pejabat sipil mengikuti latihan militer. Keempat, membuat kebijakan shalahul
(toleransi universal). Kebijakan ini memberikan hak persamaan kepada semua
penduduk, mereka tidak dibedakan berdasarkan etnis maupun agama. Bahkan, ia
menawarkan konsep penyatuan agama-agama menjadi satu bentuk agama yang
disebut din ilahi. Dengan strategi ini, wilayah Mughal menjadi sangat luas, dua
kota penting sebagai pintu gerbang ke luar, Kabul dan Kandahar, dikuasai.5
Sistem pemerintahan Akbar adalah militeristik. Pemerintahan pusat dipegang
oleh raja. Pemerintahan daerah dipegang oleh Sipah Salar atau kepala komandan.
Sedangkan subdistrik dikepalai oleh Faudjar atau komandan. Jabatan-jaatan sipil
juga memakai jenjang militer dimana para pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan
4
Moh. Nurhakim. Sejarah dan Peradaban Islam, Malang, UMM Press, Cet.2, 2004, hlm. 147.
5
Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, Malang, UMM Press, Cet.2, 2004, hlm. 149.

5
militer. Selama menjalankan pemerintahan, Akbar menekankan terciptanya
stabilitas dan keamanan dalam negeri. Dia menyadari bahwa masyarakat India
merupakan masyarakat yang plural, baik dari segi agama maupun etnis. Kebijakan-
kebijakannya dibuat untuk tetap menjaga persatuan di wilayahnya. Akbar
menerapkan politik “Sulh-E-Kul” atau toleransi universal, yang memandang semua
rakyat sama derajatnya. Dalam bidang agama Akbar menciptakan Din-i-Ilaihi,
yaitu menjadikan semua agama yang ada di India menjadi satu. Tujuannya adalah
kepentingan stabilitas politik. Dengan adanya penyatuan agama ini diharapkan
tidak terjadi permusuhan antar pemeluk agama. Untuk merealisasikan ajarannya,
Akbar mengawini putri Hindu sebanyak dua kali, berkhutbah dengan
menggunakan simbol hindu, melarang menulis dengan huruf Arab, tidak
mewajibkan khitan dan melarang menyembelih dan memakan daging sapi.
Usaha lain Akbar adalah membentuk Mansabdharis, yaitu lembaga public
service yang berkewajiban menyiapkan segala urusan kerajaan, seperti menyiapkan
sejumlah pasukan tertentu. Lembaga ini merupakan merupakan satu kelas
penguasa yang terdiri dari berbagai etnis yang ada, yaitu Turki, afghan, Persia dan
Hindu.6
3. Jahanghir (1605-1628 M)
Penguasa Mughal ketiga adalah Jahanghir, putera Akbar. Masa
pemerintahannya kurang lebih 23 tahun (1605-1628). Jahanghr adalah pengikut
Ahlussunnah wal jama‟ah, sehingga Din-i-ilahi yang dibentuk ayahnya menjadi
hilang pengaruhnya. Pemerintahannya diwarnai dengan pemberontakan, seperti
pemberontakan di Ambar yang tidak mampu dipadamkan. Pemberontakan juga
muncul dari dalam istana yang dipimpin Kurram, putranya sendiri. Dengan
bantuan panglima Muhabbat Khan, Kurram menangkap dan menyekap Jahanghir.
Berkat usaha permaisuri, permusuhan ayah dan anak dapat didamaikan. Akhirnya
setelah Jahangir meninggal (1627 M), Kurram naik tahta dan bergelar Abu
Muzaffar Shahabuddin Muhammad Shah Jahan Padsah Ghazi.
4. Syah Jihan (1628-1658)
Syah Jihan tampil meggantikan Jihangir. Bibit-bibit disintegrasi mulai tumbuh
pada pemerintahannya. Hal ini sekaligus menjadi ujian terhadap politik toleransi

6
Siti Maryam, dkk, Sejarah Kebudayaan Islam: Dari Klasik hingga Modern, Yogyakarta, LESFI, Cet.3, 2009,
hlm. 184-185.
6
Mughal. Dalam masa pemerintahannya terjadi dua kali pemberontakan. Tahun
pertama masa pemerintahannya, Raja Jujhar Singh Bundela berupaya
memberontak dan mengacau keamanan, namun berhasil dipadamkan. Raja Jujhar
Singh Bundela kemudian diusir. Pemberontakan yang paling hebat datang dari
Afghan Pir Lodi atau Khan Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian Selatan.
Pemberontakan ini cukup menyulitkan. Namun pada tahun 1631 pemberontakan
inipun dipatahkan dan Khan Jahan dihukum mati. Aurangzeb (1658-1707)
menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal sebagai identitas Muslim India
nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa pemerintahannya dikenal
sebagai masa pengembalian kedaulatan umat Islam. Penulis menilai periode ini
merupakan masa konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai sebuah kerajaan dan
sebagai negeri Islam. Aurangzeb berusaha mengembalikan supremasi agama Islam
yang mulai kabur akibat kebijakan politik keagamaan Akbar. Raja-raja pengganti
Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi
kemerosotan politik dalam negeri. Rajaraja sesudah Aurangzeb mengawali
kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal.
C. Kemajuan Kerajaan Mughal
1. Politik dan Pemerintahan
a. Zaharuddin Muhammad Babur (1526-1530). Ia adalah Raja pertama sekaligus
pendiri kerajaan Mughal. Masa kepemimpinannya digunakan untuk membangun
fondasi pemerintahan.
b. Humayyun (1530-1556). Sepeninggal Babur, takhta kerajaan Mughal diteruskan
oleh anaknya yang bernama Humayyun. Ia berhasil mengalahkan
pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan
diri dari Delhi.
c. Akbar (1556-1605) di awal masa pemerintahannya, Akbar menghadapi
pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di
Punjab. Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal
sebagai sebuah kerajaan besar. Dua gerbang India yaitu kota Kabul sebagai
gerbang ke arah Persia, dikuasai oleh pemerintahan Mughal. Keberhasilan
Akbar mengawali masa kemajuan Mughal di India.
d. Jahangir (1605-1627). Kepemimpinan Jahangir yang di dukung oleh kekuatan
militer yang besar. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil
7
dipadamkan, seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai. Pada masa
kepemimpinannya, Jahangir berhasil menundukkan Benggali (1612 M), Mewar
(1614 M) Kangra. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta penaklukan yang ia
lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari Ayahnya, yaitu Akbar.
2. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, dinasti Mughal mengembangkan sektor pertanian,
pertambangan, dan perdagangan. Sumber utama keuangan kerajaan lebih bertumpu
kepada sektor pertanian. Dalam hal ini pemerintahan dinasti Mughal membentuk
sebuah sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil
pertanian dan melindungi petani. Wilayah terkecil disebut deh dan beberapa deh
tergabung dalam pargana (kaum petani kawedanan). Setiap pargana petani dikepalai
oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan "muqaddam" atau "patel”. 7 Perpajakan
dikelola sesuai dengan sistem zabt. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada
tiap unit tanah dan harus dibayar secara tunai. Besarnya beban didasarkan pada nilai
rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh tahun terakhir. Perdagangan dan pengolahan
industri pertanian mulai berkembang. Pada masa Akbar konsesi perdagangan
diberikan kepada The British East India Company (EIC), yaitu perusahaan Inggris-
India Timur untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 16008.
Mereka mengekspor katun dan busa sutra India, bahan baku sutra, sendawa, nila,
dan rempah serta mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang
besar.
3. Bidang Keagamaan
Pada masa Akbar, perkembangan agama islam di kerajaan Mughal mencapai
suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah
cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Karena aliran ini Akbar
mendapat kritik dari baerbagai lapisan umat islam. Bahkan Akbar dituduh membuat
agama baru. Pada praktiknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama islam,
akan tetapi, konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di
India.9 Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan bahwa Akbar gila kekuasaan
dengan mengedepankan simbol-simbol agama.

7
Fatah Syukur NC, Sejarah Peradaban Islam, Pustaka Rizki Putra, Semarang, 2010, hlm. 86.
8
Dedi Supriyadi dan M Abd Djalil, Sejarah Peradaban Islam. CV. Pustaka Setia, Bandung , 2008, hlm.137.
9
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.180.
8
4. Bidang Seni dan Ilmu Pengetahuan
Munculnya beberapa karya sastra tinggi, seperti Padmavat yang yang
mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair
istana. Abu Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah
Mughal dan pemimpinnya. Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang
arsitektur.10 Taj Mahal di Agra merupakan Puncak karya arsitektur pada masanya,
diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Masjid Raya Delhi di
Lahore.11
5. Bidang Pemberdayaan Wanita
Pada masa pemerintahan dinasti Mughal di India wanita mendapatkan tempat
yang begitu istimewa. Mereka mendapatkan kebebasan yang berdasarkan keadilan
dari ajaran agama Islam dan wanita dimuliakan kedudukannya dan didengar
pendapatnya. Sebelumnya, pada masa pemerintahan Sultan Akbar dikeluarkan
larangan membakar wanita bersama mayat suaminya, namun pada saat itu menurut
ajaran umat Hindu India seorang wanita yang ditinggal mati oleh suaminya harus
dibakar bersama suaminya sebagai bentuk kesetiaan kepada suaminya. 12 Pada masa
Sultan Akbar juga dikeluarkan undang-undang pembatasan umur pernikahan nikah
yaitu usia laki-laki 16 tahun, sedangkan wanita 14 tahun agar keturunan mereka
tidak lemah. Kebijakan sultan Akbar tersebut menunjukkan bahwa penghargaan
kepada wanita pada masa dinasti Mughal sangatlah tinggi. Wanita mempunyai
posisi yang tidak dapat diabaikan dalam pemerintahan, politik, maupun sosial.
D. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal
Ada dua faktor yang menyebabkan Kemunduran dan Kehancuram Kerajaan Mughal,
yaitu faktor Internal dan eksternal. Kedua penyebab ini memiliki hubungan yang sangat
erat tantara satu dengan yang lain.
1. Faktor Internal
a. Tidak adanya kejelasan lajur suksesi
Ketidakjelasan suksesi menimbulkan berbagai kemelut berkepanjangan
diantara para anggota keluarga kerajaan yang merasa mempunyai wewenang dan
kemampuan untuk menjadi raja. Akibatnya, perebutan kekuasaan Melalui

10
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,
hlm. 134.
11
Dedi Supriyadi dan M Abd Djalil, Sejarah Peradaban Islam. CV. Pustaka Setia, Bandung, 2008, hlm.177.
12
Dedi Supriyadi dan M Abd Djalil, Sejarah Peradaban Islam. CV. Pustaka Setia, Bandung, 2008, hlm.153.
9
kekerasan dan bahkan perang saudara sering tidak terhindarkan lagi (Mu‟nis,
1973:486). Misalnya Aurangzeb, ia menjadi raja setelah melakukan perang
saudara dengan melibatkan banyak pangeran, seperti Murad, Syuja‟, dan Syikoh
(Mahmudunnasir,1994:368-369).
Sepeninggal Aurangzeb, Kekuasaan diperebutkan oleh ketiga orang anaknya
dan akhirnya dimenangkan oleh Bahadur Syah dengan bantuan bangsa Rayput
yang dahulunya justru menjadi musuh besar bagi kerajaan Mughal (Israr,
1978:108). Demikian halnya sepeninggal Bahadar Syah, penggantinya Azimuz
Syah meninggal, anaknya yang bernama Jihandar Syah menggantikannya menjadi
raja, namun ditentang oleh adiknya Farukh Syah dan berhasil menyingkirkannya
pada tahun 1713 M. kekuasaan Farukh Syah tidak pula bertahan lama, karena
pada tahun1719 ia tewas ditangan para pendukungnya sendiri, dan kedudukannya
digantikan oleh Muhammad Syah yang bertahan sampai tahun 1748 M. sebelum
kemudian diusir oleh Nadir Syah dari suku Afsyar yang sebelumnya berhasil
mengalahkan dinasti Safawiyah di Persia(Yatim,1996:160)
Adanya konflik-konflik intern yang berkepanjangan tersebut mengakibatkan
dan melemahkan pengawasan terhadap pemerintahan daerah sehingga akhirnya
terjadi disintegrasi, selain merusak persatuan dan kesatuan.
Beberapa daerah mulai melepaskan loyalitasnya kepada pemerintah pusat,
bahkan cenderung memperkuat posisi pemerintahan, masing-masing seperti
Hiderabat dan Nizam al-Mulk, Marathas oleh Shivaji, Rajput oleh Si Jai Singh,
Punjab oleh kelompok Sikh, Oudh oleh Sadat Khan, Bengal oleh Syuja‟ al Din,
selain wilayah pantai yang mulai dikuasai oleh para pedagang asing , terutama
EJC dari Inggris (Yatim, 1996:161)
b. Lemahnya Para Pewaris Tahta Kerajaan
Kebanyakan pewaris tahta kerajaan, terutama setelah Aurangzeb adalah orang-
orang yang lemah dalam kepemimpinan. Hal ini terbukti bahwa dari 29 Sultan
yang pernah pemimpin kerajaan Mughal hanya beberapa saja yang tercatat
mampu bertahan lebih dari 20 tahun (Boswirh, 1933:235). Sedangkan selebihnya
hanya mampu berkuasa dalam waktu yang relatif singkat, bahkan ada yang hanya
beberapa bulan saja.
Adapun yang pernah berkuasa adalah (Arnold, 1995:227)
1. Zahiruddin Babur (932-937 H/1526-1530 M)
10
2. Nasiruddin Humayan (937-947 H/1530-1540 M)
3. Sultan-sultan Suri dari Delhi (947-962 H/1540-1555 M)
4. Humayun (962-963 H/1555-1556 M) memerintah dua kali
5. Jalal al Din Akbar I (963-1014 H/1556-1605 M)
6. Nur al Din Jahangir (1014-1037 Hh/1605-1627 M)
7. Dawar Bakhsy (1037M/1627-1628 M)
8. Syihab al Din Syah Jihan (1037-1068H/1628-1675M)
9. Murad Bakhsy (1068 H/1657M)
10. Syah Syuja‟ (1068 H/1657 M).
11. Muhy al Din Aurangzeb Alamgir I (1068-1118 H/1658-1707 M).
12. A‟zam Syah (1118-1119 H/1707 M).
13. Kam Bakhsy (1119 H/1707 M).
14. Syah Alam Bahadur Syah (1119-1124 H/1707-1712 M).
15. Azhim as Sha‟n (1124 H/1712 M).
16. Mu‟iz al Dil Jihandar (1124 H/1712 M).
17. Farrukh Syiar (1124-1131 H/1713-1719 M).
18. Syams al Din Rafi‟ al Darajat (1131 H/1719 M).
19. Rafi‟ al Daulah Syah Jihan II (1131 H/1719 M).
20. Niku Siyar (1131 H/1719 M).
21. Nashir al Din Muhammad Syah (1131-1161 H/1719-1748 M).
22. Ahmad Syah Bahadur (1161-1167 H/1748-1754 M).
23. „Aziz al Din Alamgir II (1167-1173 H/1754-1760 M).
24. Syah Jihan III (1173 H/1760 M).
25. Jalal al Dil „Ali Jawhar Syah Alam II (1173-1201 H/1760-1788 M).
26. Bidar Bakht (1202-1203 H/1788 M).
27. Syah Alam II (1203-1221 h/1788-1806 M).
28. Sultan Akbar II (1221-1253 H/1806-1837 M).
29. Siraj al Din Bahadur Syah II (1837-1858 M).
Orang-orang yang berkuasa hanya beberapa orang saja yang mampu Bertahan
lama. Selain itu, walaupun mereka mampu bertahan lama, Namun tidak semuanya
berada dalam masa kejayaan. Beberapa diantaranyaBerada dalam masa sulit

11
seperti Nashiral al Din Muhammad Syah yang sejak tahun 1739 M. menjadi
kerajaan boneka dari Nashir Syah yang melakukan penaklukan ke Kerajaan
Mughal (Yatim,1996:160), dan Jalal al-dina Alam berada dalam kekuasaan
Ahmad Khan Durrani dari Afghan, meskipun tetap diizinkan memakai gelar
Sultan (Yatim, 1996:161)
Demikian hanya pada Sultan Akbar II, pemerintahannya telah memberikan
konsesi kepada IEC untuk mengembangkan usahanya di India dengan konpensasi
jaminan kehidupan bagi raja dan keluarga. Hal ini berarti kekuasaan sebenarnya
sudah berada ditangan Inggris. Meskipun kedudukan dan gelar Sultan masih boleh
dipertahankan (Yatim, 1996:162)
c. Pola Kehidupan Mewah dan Boros
Berbagai kemewahan tersebut antara lain sebagaimana yang dilakukan oleh
Sultan Akbar dengan banyak membangun masjid-masjid dan istana-istana yang
sangat indah, seperti Fadifuf (Fathpur) Sikri pada tahun 1560 M. demikian halnya
dengan Syah Jehan, Sebagian besar harta kekayaan Negara untuk membangun
masjid dan istana yang super indah dan bahkan untuk singgasananya saja telah
dibuat menyerupakan burung merak berlapiskan emas dan berbagai permata yang
sangat mahal (Israr, 1978:107).
Pada masanya pula, telah dibangun Taj Mahal di kota Agra tahun 1613 M
sebagai lambamg cintanya kepada mendiang permaisurinya, Mumtaz Mahal. Taj
Mahal yang terbuat dari albast (marmer putih) dengan luas 100x110 m, memiliki
4 pintu masuk yang besar dengan ketinggian 20m, dan dibangun menurut langgam
Persia dilengkapi dengan kubah penutup setinggi 80m, dibuat untuk menciptakan
bangunan yang belum pernah didirikan manusia sebelumnya. Untuk itu, maka
Syah Jehn telah mengundang para arsitek dari Italia, Persia dan negeri-negeri
lainnya (Israr, 1978:114-115), sehingga kelak menjadi maha karya seni dan
sebagai salah satu keajaiban dunia. Pada akhirnya, berbagai kemewahan dan
pemborosan tersebut menimbulkan ketidaksenangan di kalangan rakyat yang
merasa ikut dibebani dengan kenaikan pajak dan pungutan lainnya, selain
melemahkan perekonomian negara.
d. Kebijakan Puritanisme
Kebijakan puritanisme oleh Sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang

12
Hindu secara paksa demi menjadikan tanah india sebagai negara Islam, dengan
menyerang berbagai praktek social keagamaan yang dikembangkan oleh
masyarakat Hindu (Hodgson, 1974:96), disamping memperlakukan diskriminasi
yang mencolok terhadap masyarakat Hindu dan memberi hak-hak Istimewa
kepada Masyarakat Islam (Boswirh, 1993:237) telah menyebabkan kalangan
Hndu memusuhi dan bersekongkol dengan musuh-musuh Mughal, sehingga
akhirnya meletuslah berbagai pemberontakan-pemberontakan seperti yang
dilakukan oleh Kalangan Marathas dibawah pimpinan Santaji Ghjorpade dan
Dhanaji Jadey (Mahmudunnasir, 1994:373)
e. Pemaksaan Ajaran Syi‟ah
Pemaksaan ajaran Syi‟ah diberlakukan oleh Muazzam putera tertua Sultan
Aurangzeb yang sebelumnya menjadi penguasa di Kabul bergelar Bahadur
Syah (1707-1712 M). Pemaksaan ini bertentangan dengan kebijaksanaan para
Sultan Mughal sebelumnya seperti Syah Jehan yang justru berkeinginan
mempresatukan Asia Tengah dan India dalam sebuah kekaisaran Sunni (Boswirh,
1993:273). Akibat dari pemaksaan tersebut, maka Mughal dihadapkan pada
perlawanan penduduk Lahore di saat harus berharapan pula dengan perlawanan
yang dilakukan oleh kaum Syikh sebagai akibat dari Tindakan Sultan sebelumnya
(Yatim, 1996:159-160).
2. Faktor Ekstrnal
a. Adanya pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Hindu
dan Sikh, selain akibat dari kebijakan politik dan ekonomi para penguasa Mughal,
seperti puritanisme dan pungutan pajak yang sangat tinggi untuk membiayai
kegemaran hidup mewah dan boros para penguasa, kemungkinan juga oleh sebab-
sebab lain, seperti perasaan dendam kesumat sebelumnya berkaitan dengan
penaklukan kota Khithor oleh Sultan Akbar (1556-1605 M) yang memusnahkan
seluruh penduduknya berjumlah 30.000 jiwa. Kota ini dapat direbut setelah
seluruh penduduknya mengorbankan diri termasuk wanita dan anak-anak, dengan
memilih membunuh diri melompot ke dalam nyala api yang amat besar daripada
menjadi tawanan Sultan Akbar (Israr, 1978:105).
b. Adanya serangan-serangan dari luar, seperti yang dilakukan oleh Nadir Syah pada
tahun 1739 M. karena menganggap Kerajaan Mughal telah banyak sekali

13
memberikan bantuan kepada para pemberontak Afghan di daerah Persia.
c. Demikian halnya dengan serangan yang dilakukan oleh Ahmad Khan Durrani dari
Afghan tahun 1761 M. sehingga membuat Mughal akhirnya menjadi kerajaan
boneka, meskipun Syah Alam selaku raja Ketika itu masih diperkenakan untuk
memakai gelar Sultan (Boswirh, 1993:238).
d. Datangnya kekuatan Inggris dengan perusahaan dagangnya IEC.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal
Kerajaan Mughal berdiri pada tahun 1526 M. Kerajaan Mughal merupakan
salah satu warisan peradaban islam di India. Sebagaimana diketahui, india adalah
suatu wilayah tempat tumbuh dan berkembangnya peradaban Hindu. Dengan
hadirnya kerajaan Mughal maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang
nyaris tenggelam kembali muncul. Dalam keterangan sejarah tahun 871 M telah ada
orang Arab yang menetap di India. India menjadi wilayah islam pada masa
Umayyah, yaitu pada masa Khalifah Al-Wahid. Penaklukan wilayah ini dilakukan
oleh pasukan Umayah yang dipimpin oleh panglima Muhammad bin Qasim.
Kerajaan Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke-
16 hingga ke-19. Ia menghadapi Dinasti Lody yang terakhir (Ibrahim Lody) yang
tentaranya berjumlah 40.000 orang diluar kota Panipat pada April 1526 M. Sejak itu
Babur dapat menguasai India dan mendirikan dinasti Mughal yang beribukota di
Delhi.
2. Masa Perkembangan Kerajaan Mughal
Babur mempunyai empat orang putra, yaitu Humayyun, Kamran, Hindal, dan
Aksari. Di antara empat anaknya ini, hanya Humayyun yang melanjutkan kekuasaan
ayahnya. Sepanjang pemerintahannya kondisi negara tidak stabil, karena banyak
terjadi perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada tahun 1540 terjadi pemberontakan
yang dipimpin oleh Sher Kkhan di Qanuj. Tahtanya digantikan kepada putranya
Ismail Syah yang memerintah dari 1545-1553. Namun ia dibunuh oleh pamannya
sendiri, Mubariz Khan, yang menjadi penguasa meskipun menghadapi tantangan.
Kekuasaan Humayun dilanjutkan oleh anaknya, Akbar Khan. Kedua, melancarkan
serangan kepada para penguasa yang menyatakan merdeka. Bahkan, ia menawarkan
konsep penyatuan agama-agama menjadi satu bentuk agama yang disebut din ilahi.
Sistem pemerintahan Akbar adalah militeristik. Pemerintahan daerah dipegang oleh
Sipah Salar atau kepala komandan. Usaha lain Akbar adalah membentuk
Mansabdharis, yaitu lembaga public service yang berkewajiban menyiapkan segala
urusan kerajaan, seperti menyiapkan sejumlah pasukan tertentu. Lembaga ini

15
merupakan merupakan satu kelas penguasa yang terdiri dari berbagai etnis yang ada,
yaitu Turki, afghan, Persia dan Hindu. Pemerintahannya diwarnai dengan
pemberontakan, seperti pemberontakan di Ambar yang tidak mampu dipadamkan.
Pemberontakan juga muncul dari dalam istana yang dipimpin Kurram, putranya
sendiri. Pemberontakan yang paling hebat datang dari Afghan Pir Lodi atau Khan
Jahan, seorang gubernur dari provinsi bagian Selatan. Aurangzeb (1658-1707)
menghadapi tugas yang berat.
3. Kemajuan Kerajaan Mughal
Zaharuddin Muhammad Babur adalah Raja pertama sekaligus pendiri kerajaan
Mughal. Sepeninggal Babur, takhta kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang
bernama Humayyun. Ia berhasil mengalahkan pemberontakan Bahadur Syah,
penguasa Gujarat yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Kemudian (1556-
1605) di awal masa pemerintahannya Akbar, Akbar menghadapi pemberontakan
sisa-sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Keberhasilan
mengawali masa kemajuan Mughal di India. Kepemimpinan Jahangir yang di
dukung oleh kekuatan militer yang besar. Usaha-usaha pengamanan wilayah serta
penaklukan yang ia lakukan mempertegas kenegarawanan yang diwarisi dari
Ayahnya, yaitu Akbar. Dalam bidang ekonomi, dinasti Mughal
mengembangkan sektor pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Dalam hal ini
pemerintahan dinasti Mughal membentuk sebuah sistem pemerintahan lokal yang
digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani. Pada masa
Akbar, perkembangan agama islam di kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang
menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam
beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Munculnya beberapa karya sastra tinggi, seperti
Padmavat yang yang mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad
Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini Akbari
yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya. Pada masa pemerintahan dinasti
Mughal di India wanita mendapatkan tempat yang begitu istimewa.
4. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal
Ada dua faktor yang menyebabkan Kemunduran dan Kehancuram Kerajaan Mughal,
yaitu faktor Internal dan eksternal. Kedua penyebab ini memiliki hubungan yang
sangat erat tantara satu dengan yang lain.

16
Faktor internal
a) Tidak adanya kejelasan lajur suksesi
b) Lemahnya para pewaris tahta kerajaan
c) Pola kehidupan raja yang mewah dan boros
d) Kebijakan puritanisme
e) Pemaksaan ajaran syi‟ah
Faktor eksternal
a) Adanya pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Hindu
dan Sikh.
b) Adanya serangan dari luar seperti yang dilakukan oleh Nadir Syah pada tahun
1739 M dan Ahmad Khan Durrani pada tahun 1761 M.
c) Datangnya kekuatan Inggris dengan perusahaan dagangnya IEC.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat dan kami sangat menyadari Makalah ini sangat jauh
dari kesempurnaan. Maka kami harapkan untuk memberi kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan pengembangan makalah untuk kedepannya. Semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
kita.

17
DAFTAR PUSTAKA

Adang Affandi. Mu‟nis, Husain. (1973). Alam al Islami Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya. ‘. Mesir: Dar al Ma‟arif.

Arnold, Thomas W. (1995). Sejarah Da’wah Islam. Terjemahan oleh H.A. Nawawi Rambe.
Jakarta: Wijaya Jakarta. Bandung: Mizan.

Boswith, C.E. (1993). Dinasti-dinasti Islam. Terjemahan oleh Ilyas Hasan.

Hodgson, Murshal G.S. (1974). The Venture of Islam. Vol.III. Chicago: The University of
Chicago Press.

Facruddin, Fuad Muhammad. (1985). Perkembangan Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan


Bintang
Iqbal, Zafar. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve.
Israr, C. (1978). Sejarah Kesenian Islam. Jilid 2. Jakarta: Bulan Bintang.

Mahmudunnasir, Syed. 1994. Islam Konsepsi dan Sejarahnya.

NC, Fatah Syukur. (2010). Sejarah Peradaban Islam. Semarang: CV. Pustaka Rizki Putra.

Nurhakim, Moh. (2004). Sejarah dan Peradaban Islam, Malang: UMM Press. Cet.2.
Siti Maryam, dkk. (2009). Sejarah Kebudayaan Islam: Dari Klasik hingga Modern,
Yogyakarta: LESFI, Cet.3.
Supriyadi, Dedi dan M Abd Djalil. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Thohir, Ajid. (2004). Perkembangan peradaban di kawasan dunia Islam. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Diakses dari http://digilib.uinsgd.ac.id/.

Watt, W. Montgomery. (1990). Kejayaan Islam: Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis.

Yatim, Badri. (2013). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Diakses dari
https://buku-sejarah-peradaban-islam-badri-yatim-pdf-49.peatix. com/.

Yatim, Badri. (1996). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo.

18

Anda mungkin juga menyukai