Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PE N DAH U LUAN
A. Latar Belakang
Spanyol adalah sebuah Negara yang pernah di taklukkan oleh islam
untuk mengembangkan agama islam dinegeri tersebut. Ketika umat islam
masuk ke negeri Spanyol, telah banyak engalami peradaban yang pesat baik
kebudayaan maupun pendidikan islam, karena spanyol didukung negerinya
yang subur dengan menghasilkan ekonomi yang cukup tinggi sehingga
menghasilkan para pemikir hebat. Spanyol mengalami perkembangan pesat,
kebudayaan dan pendidikan Islam yang di mulai dengan mempelajari ilmu
agama dan sastra, kemudian meningkat dengan mempelajari ilmu pengetahuan
lainnya. Karena itu, dalam waktu relative singkat Cardova dapat menyaingi
Baghdad dalam bidang ilmu pengetahuan dan kesusatraan. Dengan demikian
kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik pehatian para sejarawan.
Spanyol merupakan tempat paling strategis bagi Eropa pada waktu itu
untuk menggali peradaban Islam yang tak tertandingi baik dalam bentuk
hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar agama.
Orang-orang Eropa menjadi saksi sejarah bahwa Spanyol di bawah panji Islam
jauh meninggalkan Negara-negara tetangga di Eropa terutama di bidang
pemikiran, sains, dan peradaban.
Ibukota Spanyol Islam yang dalam bahasa Arab disebut al-Andalus
(dari kata vandalas). Dulunya bernama Iberia. Ketika Romawi berkuasa (abad
ke-2) mereka menamainya Asbania (Pantai Marmot). Spanyol adalah
sebuah provinsi yang beribukota Cordova pada masa pemerintahan Bani
Umayyah di Barat (1756-1031 M), luas wilayahnya 13.727 km2 dan jumlah
penduduknya sekitar 782.999 jiwa. Islam pada masa ini telah berubah menjadi
dokumen sejarah tersendiri bagi perjalanan masa-masa keemasan Islam yang
patut menjadi perhatian bagi generasi sekarang.
Menurut Philip K. Hitty bahwa umat islam pada masa 711-1490 M
pernah mencata lembaran cemerlang di dalam sejarah pemikiran orang Eropa
pada abad pertengahan, the golden age (masa keemasan). Akan tetapi,
meskipun pemerintahan tersebut pernah Berjaya dan bergenrasi di Eropa,

namun harus diakui pula bahwa pemerintahan tersebut juga mengalami


kemunduran, bermula ketika meninggalnya al Hakam II dan akhirnya secara
berlahan-lahan daulat tersebut mengalami kemunduran dan kehancuirannya.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan tentang bagaimana masuknya Islam ke Spanyol ?
2. Menjelaskan perkembangan Islam di Spanyol ?
3. Bagaimanakah kemajuan peradaban Islam di Spanyol ?
4. Apakah penyebab kemunduran dan kehancuran peradaban Islam di
Spanyol ?
5. Apakah pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa ?
C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan tentang bagaimana masuknya Islam ke Spanyol ?
2. Menjelaskan perkembangan Islam di Spanyol ?
3. Bagaimanakah kemajuan peradaban Islam di Spanyol ?
4. Apakah penyebab kemunduran dan kehancuran peradaban Islam di
Spanyol ?
5. Apakah pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa ?

B A B II
PE M B AH AS AN
A. Masuknya Islam ke Spanyol
Spanyol di duduki Umat islam pada zaman Khalifah Al-Walid ( 705715 M ), salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di
Damaskus. Sbeleum penklukkan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika

Utara dan menjadikannya sebalagi salah satu propinsi dari dinasti Bani
Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman
Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd Al-Malik mengangkat
Hasan ibn Numan Al-Ghassani menjdai gubernur di daerah itu. Di zaman AlWalid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah kekuasaannya dengan
menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu ia juga menyempurnakan
penaklukan ke daerah-daeah bekas kekuasaan bangsa Barbar di oegununganpegunungan, sehingga mereka menyatakan setia dan berjanji tidak akan
membuat kekacauan-kekacauan seperti yang pernah mereka lakukan
sebelumnya. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu pertama kali
dikalahkan sampai menjadi salah satu propinsi dari khalifah Bani Umayah
memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai tahun 30 H ( Masa
pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan ) sampai tahun 83 H (masa AlWalid). Sebelumdikalahkan dan kemudian dikuasai Islam, di kawasan ini
terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan kerajaan Romawi,
yaitu kerajaan Gothik. Kerajaan ini sering menghasut penduduk agar membuat
dan menentang kekuasaan ISlm. Setelah kawasan ini betul-betul dapat
dikuasai, umat islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukkan
Spanyol. Dengan demikian, afrika utara enjadi batu loncatan bagi kaum
muslimin dalam penaklukan wilayah Spanyol.
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang
dapat dikatakan paling berjasa memimpinsatuan-satuan pasukan kesana.
Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tharuq ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair.
Thariq dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia menyeberangi selat
yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu dengan satu pasukan
perang, lima ratus orang di antaranya adalah tentara berkuda, mereka menaiki
empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Dalam penyerbuan itu Thariq
tidak mendapatkan perlawanan yang berarti. Ia menang dsn kembali ke Afrika
Utara membawa harta rampasana yang tidak sedikit jumlahnya. Didorong oleh
keberhasila Tharuq dan kemelut yang terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic
yang berkuasa di Spanyol pada saat itu, serta dorongan yang besar untuk

memperoleh harta rampasan perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M
mengirim pasukan ke Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan
Thariq ibn Ziyad.
Tahriq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol,
karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri
dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan
sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Walid. Pasukan itu
kemudian menyeberangi Selat dibawah pimpinan Thariq ibn Ziyad. Sebuah
gunung tempat pertama kali Tharuq dan pasukannya mendarat dan
menyiapkan pasukannya, dikenal degan nama Gibraltar (Jabal Thariq).
Dengan dikuasainya daerah ini, maka terbukalah pintu secara luas untuk
memasuki Spanyol. Dalam pertempuran di suatu tempat yang bernama
Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ Thariq dan pasukannya
terus menaklukkan kota-kota penting seperti corodva, Granada dan Toledo
(ibu kota kerajaan Goth saat itu). Sebelum Thariq menaklukkan kota Toledo ia
meminta tambahan pasukan kepada Musa ibn Nushair di Afrika Utara. Musa
mengirimkan tambahan pasukan sebanyak 5000 personal, sehingga jumlah
pasukan Thariq seluruhnya 12.000 orang. Jumlah ini belum sebanding dengan
pasukan Gothik yang jauh lebih besar, 100.000 orang.
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad membuka
jalan untuk penaklukkan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn
Nushair merasa perlu melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan
maksud membantu perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia
berangkat menyeberangi selat itu dan satu per satu kota tang dilewatinya dapat
ditaklukkannya. Setelah Musa berhasil menaklukkan Sidonia Karmona,
Seville, dan Merida serta mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir
di Orihuela, ia bergabung dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya
berhasil menguasai seluruh kota penting di Spanyol, termasuk bagian
utaranya, mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa
pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdil Azis tahun 99 H/717 M. kali ini,
sasaran ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan

Perancis Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah, tetapi


usahanya itu gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. selanjutnya,
pimpinan pasukan diserahkan kepada Abd Al-Rahman ibn Abdullah AlGhafiqi. Dengan pasukannya, ia menyerang kota Bardesu, Poiter, dan dari sini
ia mencoba menyerang kota Tours. Akan tetapi, di antara kota Poiter dan
Tours itu ia ditahan oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Prancis
gagal dan tentara yang dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu masih juga terdapat penyerangan-penyerangan, seperti ke
Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M, dan pulau-pulau yang
terdapatdi Laut Tengah. Majorca, Corsia, Sardinia, Creta, Rhodes, Cyprus, dan
sebagian dari Sicilia juga jatuh ketangan Islam di zamanBani Umayah.
Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum Muslimin yang geraknya
dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol
dan melebar jauh menjangkau Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari
Italia.
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam Nampak begitu
mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor ekstrenal dan
internal yang menguntungkan.
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang
terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh
orang-orang Islam., kondisi sosial,, politik dan ekonomi negeri ini berada
dalam keadaan menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoyak-koyak
dan terbagi-bagi kedalam beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu,
penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut
oleh penguasa yaitu aliran Monofisit, apalagi terhadap penganut agama lain,
Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari
penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak
bersedia disiksa dan dibunuh secarabrutal. Rakyat diagi-bagi kedalam system
kelas, sehingga, keadaaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan
ketiadaan persamaan hak. Di dalam situasi seperti itu, kaum tertindas menanti
kedatangan juru pembebas dan juru pembebasnya mereka temukan dari orang
islam. Berkenann dengan itu, Ameer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin

mengatakan, ketika Africa (Timur dan Barat) menikmati kenyamanan dalam


segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan tetanggganya di
Jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan dibawah kekuasaan
tangan besi penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam kemelut
yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang
keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan
dan pemberontakan. Perpecahan dalam negeri Spanyol ini banyak membantu
keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat
banyak coraknya dan sudah ada jauh sebelum kerajaan dan sudah ada jauh
sebelum kerajaan Gothic berdiri.
Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat.
Buruknya kondisi sosial, ekonomi dan keagamaan tersebut terutama
disebabkan oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada
masa pemerintahan Raja Roderick, raja Goth terakhir yang dikalahkan Islam.
Selainitu raja Roderick juga mengalami konflik dengan ratu Julian. Hal
menguntungkan tentara Islam ainnya adalah tentara Roderick yang terdiri dari
para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai semangat perang. Adapun
yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat
dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang dan para prajurit Islam yang
terlibat dalam penaklukan wilayah spanyol pada khususnya. Para pemimpin
adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya
diri. Mereka pun cakap, berani dan tabh dalam menghadapi setiap persoalan.
Yang tak kalh pentingnya adalah ajaran Islam yang ditunjukkan para tentara
Islam, yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong menolong. Sikap toleransi
agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi kaum Muslimin itu
menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam disana.
B. Perkembangan Islam di Spanyol
Sejak pertama kali islam minginjakkan kaki di tanah spanyol hingga
masa jatuhnya, islam memainkan peran yang sangat besar. Islam di spayol
telah berkuasa selamat tujuh setengah abad. Menurut Dr.Badri Yatim, sejarah
panjang islam di spanyol dapat di bagi dalam 6 periode.
1. Periode Pertama (711 755 M)

Pada periode ini, spanyol berada di bawah pemerintahan para wali


yang di angkat oleh khalifah bani umayyah yang berpusat di damaskus.
Pada periodeh ini stabilitas politik negeri spanyol belum tercapai secara
sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang dating dari luar
maupun dari dalam. Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa
perselisihan di antara elite penguasa. Di samping itu, terdapat perbedaan
pandangan antara khalifah di damaskus dan gubernur afrika utara yang
berpusat di kairawan. Ada pun gangguan yang dating dari luar yaitu
datangnya dari sisa sisa musuh islam di spanyol yang tinggal di daerah
pegunungan.
2. Periode kedua (755 912 M)
Pada periode ini spanyol berada di bawah pemerintahan khalifah
Abbasiyah di baghdat. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang
memasuki spanyol, tahun 138 H/ 755 M dan di beri gelar Abdurrahman Ad
Dakhil. Abdurrahman Ad- Dakhil adalah keturunan Bani Umayyah yang
berhasil lolos dari kejaran Bani Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil
menaklukkan Bani Umayyah di damaskus. Selanjutnya Ad- Dakhil
berhasil mendirikan dinasti Ummayah di spanyol.
Saat periode ini, umat islam spanyol mulai memperoleh kemajuan
baik dalam bidang politik maupun peradaban. Abdurrahman Ad _ dakhil
mendirikan mesjid Cordova dan sekoloah di kota kota besar spanyol.
3. Periode ketiga ( 912 1013 M)
Pada periode ini berlangsung

mulai

dari

pemerintahan

Abdurrahman III yang bergelar An nasir sampai munculnya raja


raja kelompok. Pada periode ini spanyol diperintah oleh penguasa dengan
gelar khalifah. Pada periode ini umat islam di spanyol mencapai puncak
kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad.
Abdurrahman

An

nashir

mendirikan

universitas

Cordova.

Perpustakaannya memiliki ratusan ribu buku. Pada masa ini, masyarakat


dapat menikmati kesejatraan dan kemakmuran yang tinggi.
4. Periode keempat ( 1013 1086 M)

Pada masa ini spanyol sudah terpecah pecah menjadi beberapa


Negara kecil yang berpusat di kota kota tertentu. Bahkan pada periode
ini spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara kecil

di bawah

pemerintahan raja raja golongan atau Al- Mulukuth Thawaif yang


berpusat di suatu kota seprti sevilla, cordova, Toledo, dan sebagainya.
Pada periode ini umat islam di spanyol kembali memasuki pertikaian
intern. Ironisnya jika terjadi perang saudara, ada di antara pihak pihak
yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja raja keristen.
Namun, walaupun demikian, kehidupan intelektual terus berkembang pada
periode ini. Istana istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk
mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana yang lain.
5. Periode kelima (1086 1248 M)
Pada periode ini spanyol islam meskipun masih terpecah dalam
beberapa Negara, tetapi terhadap satu kekuatan yang dominan yakni
kekuasaan Dinasti Murabithun ( 1086 1143 M) dan dinasti Muwahhidun
(1146 1143 M). dinasti Murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan
agama yang di dirikan oleh Yusuf bin Tasyfin di afrika utara. Pada tahun
1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di
Marakesy. Dan akhirnya dapat memasuki spanyol dan menguasainya.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada periode ini kekuasaan islam di
spanyol di pimpin oleh penguasa penguasa yang lemah sehingga
mengakibatkan beberapa wilayah islam dapat di kuasai oleh kaum Kristen.
Tahun 1238 M cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan sevilla jatuh
pada tahun 1248 M. hamper seluruh wilayah spanyol islam lepas dari
tangan penguasa islam.
6. Periode keenam (1248 1492 M)
Pada periode ini islam hanya berkuasa di Granada di bawah dinasti
ahmar (1232 1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di
zaman Abdurrahman An nasir. Akan tetapi, secara politik dinasti ini
hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan islam yang merupakan
pertahanan terakhir di spanyol ini berakhir karena perselisihan orang
orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad

merasa tidak senang kepada ayahnya kerena menunjuk anaknya yang lain
sebagai penggantinya sebagai raja. Ia memberontak dan berusaha
merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan di
gantikan oleh Muhammad bin Saad. Abu Abdullah kemudian meminta
bantuan kepada Ferdinand bdan Isabella untuk menjatuhkannya. Dua
penguasa keristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah, dan Abu
Abdullah naik tahta.
Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua kerajaan
besar Kristen melalui perkawinan, dan akhirnya mereka menyerang balik
terhadap kekuatan Abu Abdullah. Abu Abdullah tidak kuasa menahan
serangan serangan penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya
kalah. Abu Abdullah akhirnya menyerahkan kekuasaan ke Ferdinand dan
Isabella, sedangkan Abu Abdullah hijrah ke afrika utara. Dengan
demikian, berakhirlah kekuasaan islam di spanyol pada tahun 1492 M.
Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam yang
berada di wilayah ini. Walaupun islam telah Berjaya dan dapat berkuasa di
sana selama hamper tujuh setengah abad lamanya.
C. Kemajuan peradaban Islam di Spanyol
Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan Islam di Spanyol, umat
islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka
peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian di dunia, kepada
kemajuan yang lebih kompleks.
1. Kemajuan intelektual
Spanyol adalah negeri yang subur dan pada gilirannya banyak
menghasilkan pemikir. Semua komunitas masyarakat spanyol islam,
kecuali Kristen yang masih menentang kehadiran Islam, memberikan
saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang
melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
a. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang
sangat brilian.Ia berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui
ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat
terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad

ke-9 M, selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5,


Muhammad ibn Abd Al-rahman ( 832-886 M ). Tokoh utama pertama
dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakar Muhammad ibn
Al-sayigh yang lebih dikenal dengan ibn Bajjah.Masalah yang
dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah
tadbir al-mutawahid. Tokoh utama kedua adalah Abu Bakar ibn
Thufail, ia banyak menulis masalah kedokteran, astonomi, dan filsafat.
Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalahHay ibnyaqzhan. Bagian
akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut
Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu ibn
Rusyddari Cordova. Ciri khasnya adalah kecerdasan dalam menafsirkan
naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalahmasalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli
fiqh dengan karyanya Bidayah al-Mujtahid.
b. Sains
Ilmu ilmu kedokteran, Iiter, matematika, astronomi, kimia dan
lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Farnas termasyur
dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang pertama kali
menemukam pembuatan kaca dari batu.Ibrahim ibnYahyaal Naqqash
terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menetukan waktu terjadinya
gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil
membuat teropong modern yang dapat menempuh jarak antara tatasurya
dan bintang-bintang ahmad ibn Ibasdari Condova adalah ahli dalam
bidang obat-obatan. Umm Al-Hasan bint Abi Jafardan saudara
perempuan Al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan
wanita. Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat
melahirkan banyak pemikir terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (11451228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia
dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera
Pasai dan Cina. Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah.
c. Fiqih

10

Dalam bidang fiqih, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut


mashab Maliki.Yang memperkenalkan mashabini disana adalah Ziyad
ibn Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn
Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd AlRahman.Ahli-ahli fiqih lainnya diantaranya adalah Abu Bakaribn AlQuthiyah, Munzir ibn Said Al-Baluthi, dan ibn Hazm yang terkenal.
d. Musik dan Kesenian
Dalam bidang music dan seni suara, Spanyol Islam mencapai
kecermelangan dengan tokohnya Al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki
Zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan jamuan, Zaryab
selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai
pengubah lagu. Ilmu yang di milikinya itu diturunkan kepada anakanaknya, baik pria mupun wanita, dan juga kepada budak-budak
,sehingga kemasyhurannya tersebarluas.
e. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa

administrasi

dalam

pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang


Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomorduakan
bahasa asli mereka. Mereka banyak juga yang ahli dan mahir dalam
bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka
itu antara lain : Ibn Sayyidih, ibn Malik pengarang Alfiyah, Ibn Khuruf,
Ibn Al-Hajj, Abu Ali Al-Isybili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu
Hayyan Al-Garnathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya
sastra banyak bermunculan, sepertial-iqd al-Farid karyaibn Abd
Rabbih, al-qalaid buah karya Al-Fathibn Khaqan,dan banyak lagi yang
lain.
f. Kemegahan Pembangunan Fisik
Aspek aspek pembangunan fisik yang mendapatkan perhatian
umat Islam sangat banyak. Dalam pedagangan, jalan-jalan dan pasarpasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. System irigasi baru
diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal
sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan
jembatan-jembatan air didirikan.Tempat-tempat yang tinggi, dengan

11

begitu, juga mendapat jatah air. Orang-orang Arab memperkenalkan


pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Di samping itu, orang-orang
Islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebunkebun, dan taman-taman. Indusri, di samping pertanian dan
perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi Spanyol
Islam.Di antaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industry
barang-barang

tembikar.

Namun

demikian,

pembangunan-

pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedunggedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, dan
taman-taman. Di antara pembangunan yang megah adalah masjid
Cordova, kota Al-Zahra, Istana Jafariyah di Saragosa, tembok Toledo,
a.

Istana Al-Makmun, mesjid Seville, dan Istana Al-Hamra di Granada.


Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang
kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah.
b. Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di
Spanyol.

D. Penyebab kemunduran dan kehancuran peradaban Islam di Spanyol


1. Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa Muslim tidak melakukan islamisasi secara
sempurna. Mereka sudah merasa puas dengan hanya menagih upeti dari
kerajaan-kerajaan

Kristen

taklukannya

dan

membiarkan

mereka

mempertahankan hukum dan adat mereka, termasuk posisi hirarki


tradisional,

asal

tidak

ada

perlawanan

bersenjata.

Namun

demikian,kehadiran Arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orangorang Spanyol Kristen. Hal itu menyebabkan kehidupan Iitera Islam di
Spanyol tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen.
Pada abad ke-11 M umat Kristen memperoleh kemajuan pesat, sementara
umat Islam sedang mengalami kemunduran.
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Kalau di tempat-tempat lain, para mukalaf diperlukan sebagai
orang Islam yang sederajat, di Spanyol, sebagaimana politik yang

12

dijalankan Bani Umayyah di Damaskus, orang-orang Arab tidak pernah


menerima orang-orang prabumi. Setidak-tidaknya sampai abad ke-10 M,
mereka masih Iitera istilah ibad dan muwalladun kepada para mukalaf
itu, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan. Akibatnya, kelompokkelompok etnis non-Arab yang ada sering menggerogoti dan merusak
perdamaian. Hal itu mendatangkan dampak besar terhadap sejarah sosioekonomi negeri tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideology yang
dapat Iitera makna persatuan,disamping kurangnya Iitera yang dapat
menjadi personifikasi Iiteratu itu.
3. Kesulitan Ekonomi
Di paruh kedua masa Islam di Spanyol, para penguasa membangun
kota

dan

mengembangkan

ilmu

pengetahuan

dengan

sangat

serius,sehingga lalai membina perekonomian. Akibatnya timbul


kesulitan ekonomi yang amat memberatkan dan mempengaruhi kondisi
politik dan militer.
4. Tidak Jelasnya Sistem Peralihan Kekuasaan
Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan diantara ahli waris.
Bahkan,karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk AlThawaif muncul. Granada yang merupakan pusat kekuasaan Islam terakhir
di Spanyol jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella,diantaranya juga
disebabkan permaslahan ini.
5. Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia
selalu berjuang sendirian, tanpa mendapatkan bantuan kecuali dari Afrika
Utara. Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternative yang mampu
membendung kebangkitan Kristen disana.
E. Pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa
Spanyol merupakan tempat paling utama bagi Eropa untuk menyerap
peradaban Islam. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol
berada di bawah kekuasaan Islam jauh meninggalkan Iitera-negara
tetangganya Eropa, terutama dalam pemikiran dan sains di samping bangunan
fisik. Tokoh Spanyol Islam yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran di
Eropa dengan Averros (1120-1198 M).

13

Pengaruh-pengaruh peradaban Islam, termasuk di dalamnya pemikiran


Ibnu Rusyd ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa
yang belajar di berbagai universitas Islam di Spanyol, seperti Universitas
Cordoba, Sevilla, Malaga, Granada, dan Samalanca. Selama belajar di
Spanyol, mereka aktif menerjemah-kan buku-buku karya ilmuan muslim,
pusat penerjemahan buku adalah di Toledo. Setelah pulang ke negerinya,
mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitas pertama di
Eropa adalah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, tiga puluh
tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru
berdiri 18 buah Universitas. Di dalam universitas-universitas tersebut, ilmu
yang mereka peroleh dari universitas-universitas Islam diajarkan, seperti ilmu
kedokteran, ilmu pasti, dan filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak
dipelajari adalah pemikiran Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung
sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali
(renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M. Berkembangnya
pemikiran Yunani di Eropa kali ini adalah melalui terjemahan-terjemahan
Arab yang dipelajari kemudian diterjemahkan kembali ke dalam bahasa latin.
Akan tetapi, walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol
dengan cara yang sangat kejam, namun ia telah membidani gerakan-gerakan
penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali
kebudayaan Yunani klasik (renaissance) pada abad ke-14 M, gerakan
reformasi pada abad ke-16, rasionalisme pada abad ke-17, dan pencerahan
(Aufklarung) pada abad ke-18 M.
Demikian juga bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa. Selama
Islam berada di Andalusia, telah banyak nama-nama benda yang dikenal di
Barat berasal dari bahasa Arab. Karena lamanya Islam disana , tidak kurand
dari 7.000 kata-kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab.
Di antara kata-kata bahasa Arab banyak yang masuk ke dalam suku
kata bahasa Eropa seperti ke dalam bahasa Spanyol, Inggris, Prancis, dan
Jerman. Misalnya kata-kata as-sukkar (gula), menjadi azukar (Spanyol), sugar

14

(Inggris), al-kuhul (alcohol) menjadi Iiterat, al-fil (gajah) menjadi marfil,


syarab (minuman cair) menjadi syrup, dan lain-lain.
Demikian besar pengaruh peradaban Spanyol Islam di Eropa, sehingga
jika saja masyarakat Eropa tidak mempelajari peradaban-peradaban Islam,
bukan tidak mustahil bahwa Eropa masih tertinggal di belakang dalam hal
peradaban dunia. Bangsa Eropa maju dalam ilmu pengetahuan dan peradaban
dikarenakan mereka belajar kepada kaum muslimin terutama melalui berbagai
Iiterature dari hasil karya kaum muslimin di Andalusia Spanyol.

15

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spanyol merupakan tempat paling strategis bagi Eropa pada waktu itu
untuk menggali peradaban Islam yang tak tertandingi baik dalam bentuk
hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar agama.
Orang-orang Eropa menjadi saksi sejarah bahwa Spanyol di bawah panji Islam
jauh meninggalkan Negara-negara tetangga di Eropa terutama di bidang
pemikiran, sains, dan peradaban.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, segala kritik saran dari
pembaca akan penyusun terima dengan lapang dada untuk perbaikan
penyusunan yang lebik baik lagi.

16

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Munir Samsul, 2009. Sejarah Perdaban Islam. AMZAH


Hodgson G.S. Marshall, 2002. The Venture of Islam ( Iman dan Sejarah dalam
Peradaban Dunia ). Jakarta ; Paramadina.
Rasyid Soraya, 2012. Sejarah Islam Abad Modern. Makassar ; Alauddin
University Press
Wahyuddin, dkk. 2010. Sejarah Islam di Indonesia. Makassar ; Alauddin Press
Yatim, Badri, 2010. Sejarah Peradaban Islam di Rasah Islamiyah. II. Jakarta ; PT.
RAJAGRAFINDO PERSADA

17

Anda mungkin juga menyukai