Penjajahan Belanda ”
DISUSUN OLEH :
KHOIRUN NA’IMAH
BELLA ANJANI
RIO SANTOSO
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Rofi’I,S.Pd.I selaku dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah membimbing kami dalam
mempelajari mata kuliah SPI, dan rekan-rekan yang selalu mengingatkan tugas-tugas
ini dan memberikan ide-ide yang positif untuk kami.
“Tidak ada gading yang tak retak”, dengan segala kerendahan hati, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Penyusun
Halaman Depan.........................................................................................................i
Kata Pengantar..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1 Rasyid Rizani, S.HI., M.HI (Hakim pada Pengadilan Agama Bajawa – NTT). Kerajaan-Kerajaan
Islam di Indonesia Sebelum Masa Penjajahan Belanda.http://konsultasi-hukum-
online.com/2013/06/kerajaan-kerajaan-islam-di-indonesia-sebelum-masa-penjajahan-belanda/#.
12 November 2013. Pukul 19:30 WIB
B. Pajang
Usia kesultanan ini tidak panjang, kekuasaan dan kebesarannya diambil
alih oleh kerajaan Mataram. Sultan atau raja pertama kerajaan ini adalah Jaka
Tingkir yang berasal dari Pengging, di lereng Gunung Merapi.
Selama pemerintahan Sultan Adiwijaya, kesusasteraan dari kesenian
keraton yang sudah maju di Demak dan Jepara lambat laun dikenal di
pedalaman besar Jawa. Pengaruh agama islam yang kuat di pesisir menjalar
dan tersebar ke daerah pedalaman.
Riwayat kerajaan Pajang berakhir tahun 1618.Kerajaan Pajang waktu itu
memberontak terhadap Mataram ketika itu di bawah Sultan Agung.Pajang
dihancurkan, rajanya melarikan diri ke Giri dan Surabaya.
D. Cirebon
Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama di Jawa
Barat.Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati lahir
tahun 1448 dan wafat 1568 M dalam usia 120 tahun. Setelah Cirebon resmi
berdiri sebagai sebuah kerajaan Islam yang bebas dari kekuasaan Pajajaran,
Sunan Gunung Jati berusaha meruntuhkan kerajaan Pajajaran yang masih
belum menganut islam.
Keutuhan Cirebon sebagai suatu kerajaan hanya sampai Pangeran
Girilaya.Sepeningggalnya Cirebon diperintah oleh dua putranya, Marta Wijaya
atau Sepuh dan Kartawijaya atau Panembahan Anom.Panembahan Sepuh
memimpin kesultanan Kasepuhan sebagai Rajanya yang pertama denagn gelar
Samsuddin, sementara Panembahan Anom memimpin kesultanan Kanoman
dengan gelar Badruddi.
E. Banten
Sejak sebelum zaman islam, ketiak masih berada di bawah kekuasaan
raja – raja Sunda, Banten sudah menjadi kota yang berarti. Kekuasaan Sunan
Gunung Jati atas Banten diserahkan kepada putranya, Hasanuddin. Hasanuddin
kawin dengan putri Demak dan diresmikan menjadi Panembahan Banten tahun
1552.
6[6] DE GRAFF dan PIGEAUD, Kerajaan Islam Pertama Jawa, (Jakarta: PT. Pustaka
Utama Grafiti.1985), hlm.133
B. Maluku
Islam mencapai Kepulauan rempah-rempah atau yang sekarang lebih
dikenal dengan Maluku ini yaitu pada pertengahan terakhir abad ke-15. Sekitar
tahun 1460 M raja Ternate Vongi Tidore memeluk agama Islam, ia menikahi
seoarang wanita keturunan ningrat dari Jawa. Namun, H.J. de Graaf
berpendapat bahwa raja pertama yang benar-benar muslim adalah Zayn Al-
’Abidin (1486-1500 M).
Pada masa itu gelombang perdagangan muslim terus mengalami
peningkatan sehingga raja menyerah kepada tekanan para pedagang Muslim itu
dan memutuskan belajar tentang Islam pada madrasah Giri. Di Giri ia dikenal
dengan nama Raja Bulawa atau Raja Cengkeh, mungkin karena ia membawa
cengkeh ke sana sebagai hadiah. Ketika kembali dari Jawa ia mengajak
Tahubahahul ke daerahnya, yang terakhir ini kemudian dikenal sebagai
penyebar utama agama Islam di Kepulauan Maluku.8[8]
Karena usia Islam masih muda di Ternate Portugis yang tiba di sana pada
tahun 1522 M, berharap dapat menggantikannya dengan agama kristen.
Harapan itu tidak dapat terwujud karena usaha-usaha yang telah dilakukan
mereka hanya mendatangkan hasil yang sedikit.
Berkenaan dengan Ambon, sejarawan Ambon satu-satunya yaitu Rijali
menceritakan bahwa perdana Jamilu dari hitu (salah satu dari semenanjung di
Ambon) menemani penguasa dari Ternate Zayn Al-‘Abidin dalam
perjalanannya ke Giri. Menurut de Graaf pernyataan ini hanya menunjukkan
bahwa hubungan antar Hitu dengan Ternate memang sangat dekat.
Tersebarnya Islam di Hitu lebih dikarenakan datangnya seorang qadi
yaitu Ibrahim yang menjadi seorang qadi di Ambon dan memberikan
pengajaran kepada seluruh guru agama islam di pulau ini. Ambon bahkan
mendirikan sebuah masjid bergonjong tujuh yang mengingatkan orang kepada
Giri, bangunan yang didirikan dalam bentuk yang sama.riwayat setempat
menguatkan pendapat ini yang menybutkan bahwa sumber Islam di Ambon
C. Sulawesi
Di Sulawesi Kerajaan Gowa-Tallo merupakan Kerajaan kembar yang
saling berbatasan biasanya disebut Kerajaan Makasar. Kerajaan ini terletak di
semenanjung barat Daya pulau Sulawesi yang merupakan daerah transit yang
sangat strategis.
Sejak Gowa-Tallo tampil sebagai pusat perdagangan laut, Kerajaan ini
mejalin hubungan baik dengan Ternate yang telah menerima Islam dari
Gresik/Giri. Di bawah pemerintahan Sultan Babullah Ternate mengadakan
perjanjian persahabatan dengan Gowa-Tallo. Ketika itulah raja Ternate
berusaha mengajak penguasa Gowa-Tallo untuk menganut agama Islam, tetapi
gagal. Baru pada waktu Datu’ Ribandang datang ke Kerajaan Gowa-Tallo
agama Islam mulai masuk di dalam Kerajaan ini. Alauddin (1591-1636 M)
adalah sultan pertama yang menganut Islam yaitu pada tahun 1605 M.
Penyebaran Islam setelah itu berlangsung sesuai dengan tradisi yang
telah ama diterima oleh para raja keturunan To Manurung. Tradisi itu
mengharuskan seorang raja untuk memberitahukan hal baik kepada yang lain.
Karena itu Kerajaan kembar Gowa-Tallo menyampaikan pesan Islam kepada
Kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, Wajo, Soppeng dan Bone. Raja Luwu
segera menerima pesan Islam itu. Sementara itu, tiga Kerajaan Wajo, Soppeng
dan Bone yang terikat dalam aliansi Tallumpoeco (tiga kerajaan)
dalam perebutan hegemoni dengan Gowa-Tallo. Wajo menerima Islam tanggal
10 Mei 1610 M dan Bone, merupakan saingan politik gowa sejak pertengahan
abad ke-16 tanggal 23 November 1611 M. Raja Bone yang pertama masuk
Islam dikenal dengan gelar Sultan Adam. Namun meski sudah Islam
peperangan-peperangan antara dua Kerajaan yang bersaing itu pada masa-masa
selanjutnya masih sering terjadi dan bahkan melibatkan Belanda untuk
mengambil keuntungan politik daripadanya.
3.2 Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, kami menyadari dalam penulisan
makalah ini banyak sekali kesalahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran
yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya. Besar
harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi
para pembaca pada umumnya dan khususnya bagi pemakalah.