Disusun Oleh :
Kelompok III :
1. Anggel Yulia Rahma (201010101)
2. Dela Adelia (201010098)
3. Haidatul Hamrah.H (201010080)
4. Inayah Qurrata A‟yun (201010095)
5. Irzal Setiawan ST (201010077)
6. Yuli Oktavia Ningsih (201010089)
7. Moh. Syawal (201010096)
8. Muhammad Mas Zaifudin (201010071)
9. Muh Reski Budiman (201010070)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Tafsir tentang Tujuan pendidikan Islam ini dengan tepat
waktu. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Belajar merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sehingga
banyak orang dari berbagai kalangan yang membicarakan tentang belajar. Hampir
semua pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku manusia dibentuk, diubah dan
berkembang melalui proses belajar. Kegiatan belajar dapat berlangsung dimana
saja, baik di sekolah, di rumah di madrasah, di masyarakat, dan lain sebagainya.
Maka dari itu tidak mengherankan jika belajar merupakan hal yang wajib bagi
setiap manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tujuan pendidikan islam itu?
2. Bagaimana tafsir surat Ali-Imron ayat 138-139?
3. Bagaimana tafsir surat Al-Fath ayat 29?
4. Bagaimana hubungan ayat dengan pokok bahasan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan pendidikan islam.
2. Untuk mengetahui tafsir surat Ali-Imron ayat 138-139.
3. Untuk mengetahui tafsir surat Al-Fath ayat 29.
4. Untuk mengetahui hubungan ayat dengan pokok bahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sementar itu, hasil keputusan kongres pendidikan islam sedunia tahun 1980 di
Islamabad, tujuan pendidikan islam yakni upaya untuk menumbuhkan kepribadian
manusia yang menyeluruh , secara seimbang, melalui latihan jiwa, intelek, diri
manusia yang rasional, perasaan dan indera. Oleh Karena itu, pendidikan harus
mencapai pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya; spiritual, intelektual,
imajinatif, fisik, ilmiah dan bahasa secara individual maupun kolektif mendorong
semua aspek ke arah kebaikan dan mencapai kesempurnaan, tujuan akhirnya
adalah dengan perwujudan ketundukan yang sempurn kepada Allah, baik secara
pribadi, komunitas maupun seluruh umat manusia.
Dikatakan oleh Dr. Zakiah Darajat bahwa tujuan pendidikan islam secara
keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi insan kamil
dengan pola takwa, insane kamil artinya manusia utuh rohani dan jasmani, dapat
hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah
SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan islam itu di harapkan menghasilkan
manusia yang berguna bagi dirinya dan masyarakatnya serta senagn dan gemar
mengamalkan dan mengembangkan ajaran islam dalam berhubungan dengan
Allah dan dengan sesamanya, dapat mengambil manfaat yang semakin meningkat
dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia kini dan akhirat nanti.
Tujuan pendidikan islam mempunyai cakupan yang sangat luas baik secara
material maupun secara spiritual. Pendidikan islam tidak hanya melihat bahwa
pendidikan sebagai upaya mencerdaskan semata melainkan sejalan dengan konsep
islam tentang manusia dan hakikat eksistensinya. Bahkan pendidikan islam
berupaya menumbuhkan pemahaman dan kesadaran bahwa manusia itu sama di
depan Allah, perbedaannya adalah kadar ketaqwaannya sebagai bentuk perbedaan
secara kualitatif.
(١٣٨)
(١٣٩)
Artinya:
138. “(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk
serta pelajaran bagi orang- orang yang bertakwa.”
139. “janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika
kamu orang-orang yang beriman.”
2. Penafsiran
“Haa – dza bayaanul liin naasi wa hudaw wa mau‟izhatul lilmuttaqiin“ Ini
penjelsan bagi manusia, yaitu suatu petunjuk dan nasehat yang melembutkan
jiwa orang-orang yang bertakwa.
Al-Qur‟an dan apa yang telah kami ungkapkan merupakan penjelasan bagi
manusia. Disamping itu juga menjadi pedoman, pegangan, dan penjelasan bagi
semua muttaqin yang mengambil manfaat dari petunjuknya.
Bagaimana hati dan jiwamu dihinggapi perasaan lemah dan risau, padahal
kamulah orang-orang yang tertinggi (iman dan derajatnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan rasul-Nya. Yang dimaksut dengan larangan kita
bersifat lemah dan bersedih hati adalah larangan kita membiarkan diri
dipengaruhi sifat-sifat yang lemah (berjiwa lemah).Oleh karena ituhendaklah
kita menyiapkan perbekalan yang cukup saat akan berangkat perang, dengan
semangat menyala-menyala (membaja) sambil bertawakal kepada Allah.
Pernyataan wa antumal a‟launa (kamu lebih tinggi) mengandung kabar gembira
bahwa para mukmin kelak akan memperoleh kemenangan dan kesuksesan.
Artinya:
“Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia
bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan
keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud.
Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat
mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan
tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di
atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-
orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan
mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.”
2. Penafsiran
Pada ayat ini Allah menjelaskan sifat dan sikap Nabi Muhammad SAW
beserta pengikut-pengikut beliau. Allah berfirman: Nabi Muhammad adalah
utusan Allah yang diutusnya membawa rahmat bagi seluruh alam dan orang-
orang yang bersama dengannya yakni sahabat-sahabat Nabi serta pengikut-
pengikut setia beliau adalah orang-orang yang bersikap keras yakni tegas tidak
berbasa-basi yang mengorbankan akidahnya terhadap orang-orang kafir. Walau
mereka memiliki sikap tegas itu namun mereka berkasih sayang antar sesama
mereka. Mereka juga ruku‟ dan sujud dengan tulus ikhlas karena Allah,
senantiasa mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya yang agung.. demikian
itulah sifat-sifat yang agung dan luhur serta tinggi.
Sesungguhnya kebaikan itu mempunyai cahaya dalam hati dan sinar wajah
keluasaan pada rezki dan cinta yang tertanam di hati orang banyak. Utsman
berkata “ tidak seorang pun yang menyembunyikan suatu rahasia kecuali Allah
menampakanya pada raut wajahnya dan perkataanya ”. Apa saja yang dilakukan
oleh seseorang atau dia bayangkan maka kan tampak pada raut wajahnya. Maka
apabila seseorang mu‟min benar kata hatinya terhadap Allah maka Allah akan
memperbaiki lahiriyahnya dihadapan manusia.
A. Kesimpulan
Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah membentuk manusia yang sehat
jasmani dan rohani serta moral yang tinggi, untuk mencapai kebahagiaan dunia
dan akherat, baik sebagai makhluk individu maupun sebagai anggota masyarakat.
B. Saran
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
Untuk mendapatkan pendidikan yang baik maka perlu adanya pemahaman
terhadap dasar dan tujuan pendidikan yang mendalam yang berlandaskan Al-
Qur‟an dan Hadist
DAFTAR PUSTAKA
http://anwarstain-anwar.blogspot.com/2013/11/tujuan-pendidikan-dalam-surat-al-
imran.html
https://mitasari55.wordpress.com/2016/04/10/tafsir-qs-ali-imran-138-139-dan-qs-adz-
dzariyat-56/
http://yasmineanna4.blogspot.com/2014/10/tafsir-tarbawi-tujuan-pendidikan_66.html