Disusun Oleh:
Disusun Oleh :
Mohammad Jafar
NIM. 201010083
A. Latar Belakang
Seorang pendidik harus memiliki sifat kepribadian yang positif. Bagaimapun alasannya
sorang pendidik harus memiliki sifat kelebihan (lebih pintar) dari anak didiknya. Karena
seorang pendidik bertugas mendidik dan mengajar anak-anak didik, serta mengantarkannya
menuju keberhasilan tujuan yang dicita-citakan yakni memiliki kepribadian yang takwa kepada
Allah. Sulit rasanya seorang pendidik mampu membawa anak didiknya menuju keberhasilan
tujuan pendidikan tersebut, jika seorang guru atau seorang pendidik tidak terlebih dahulu
memiliki sifat-sifat kepribadian tersebut tersebut.
Seorang guru disamping keberadaannya sebagai figure (contoh) di hadapan anak didik, dia juga
harus mampu mewarnai dan mengubah kondisi anak didik dari kondisi yang negatif menjadi
yang positif dari keadaan yang kurang menjadi lebih (dari tidak bisa menjadi bisa)
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hadits yang berkaitan tentang pendidik yang bersikap adil ?
2. Bagaimana penjelasan dan asbabul wurud hadits yang berkaitan pendidik yang bersikap
adil ?
3. Apa kaitan hadits pendidik yang bersikap adil dengan teori pendidikan yang ada ?
4. Apa kaitan hadits pendidik yang bersikap adil dengan kondisi realita pendidikan saat
ini ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui macam-macam hadits yang berkaitan tentang pendidik yang bersikap
adil
2. Untuk mengetahui penjelasan dan asbabul wurud hadits yang berkaitan pendidik yang
bersikap adil
3. Untuk mengetahui kaitan hadits pendidik yang bersikap adil dengan teori pendidikan
yang ada
4. Untuk mengetahui kaitan hadits pendidik yang bersikap adil dengan kondisi realita
pendidikan saat ini
PEMBAHASAN
A. Hadits Pertama
a. Matan Hadits
B. Hadits Kedua
a. Matan Hadits
ت فَأ ْع َطتْ ُك َّل ٍ ث ت َ َم َراَ َس ِك ْينَةٌ تَحْ ِم ُل ا ْبنَتَي ِْن لَ َها فَأ َ ْطعَ ْمت ُ َها ثَالْ ع َْن عَائِشَةَ اَنَّ َها قَالَتْ َجا َءتْنِ ْي ِم
ْشقَّتْ الت َّ ْم َر ِة الَّتِي كَانَت َ َست َ ْطعَ َمتْ َها ا ْبنَتَا َها فْ اح َد ٍة ِم ْن ُه َما ت َ ْم َرةً َو َرفَعَتْ إِلَى فِ ْي َها ت َ ْم َرةً ِلتَأ ُكلُ َها فَا
ِ َو
سلَّ َم
َ صلَّى هللاِ عَل ْي ِه َو ُ صنَعَتْ ِل َر
َ ِس ْو ِل هللا َ ِي ْ شأَنُ َها فَذَك َْرتُ الّذ َ ت ُ ِر ْي ُد أ َ ْن تَأ ُكلُ َها بَ ْينَ ُه َما فَأ َ ْع َجبَنِي
ب لَ َها بِ َها ا ْل َجنَّةَ أ َ ْو أ َ ْعتَقَ َها بِ َها ِم ْن النَّ ِار
َ فَقَا َل إِنّ هللاِ قَ ْد أ َ ْو َج
b. Terjemahan
Dari Aisyah r.a berkata: “ada seorang perempuan miskin datang kepadaku
dengan membawa kedua anak perempuannya ,maka saya berikan kepadanya tiga butir
biji kurma. Ia memberikan kepada masing-masing anaknya sebutir biji kurma dan
yang sebutir lagi sudah ia angkat ke mulutnya untuk di makan ,tetapi (tiba-tiba)
diminta oleh kedua anaknya juga, ia lalu membelah biji kurma yang akan di makannya
itu dan di bagi kepada kedua anaknya itu. Saya sangat kagum melihat perilaku orang
perempuan itu. Kemudian saya ceritakan kepada Rosulullah SAW, peristiwa yang
dilakukan wanita itu, beliau lantas bersabda :”Sesungguhnya Allah telah menentukan
surge baginya atau ia dibebaskan oleh api neraka lantaran perbuatannya
itu.”(HR.Muslim)
c. Penjelasan
Hadist di atas menjelaskan adanya seorang wanita miskin bersama dua orang
anak wanitanya datang kepada Aisyah minta sedekah makanan.Wanita tersebut dikasih
tiga butir kurma.Tentunya sesuai dengan kondisi Aisyah pada saat itu adanya kurma
yang terbatas disamping sesuai dengan jumlah orang yakni seorang ibu dan dua orang
anak wanita. Kondisi Aisyah biasa-biasa saja. Sebagian riwayat menyatakan kalau pagi
hari tidak ada makanan apa-apa di rumah nabi berpuasa. Tiga butir kurma itu di
serahkan langsung ke tangan seorang ibu. Kesimpulannay, tiga butir kurma itu di
bagikan secara adil oleh ibundanya masing-masing anak satu butir kurma dan yang
satu butir kurma dan yang satu butir lagi untuk ibunya.
A. Kesimpulan
Dari kedua hadits yang diriwayatkan dari Nu’Man dan Aisyah Radhiallahu ‘Anha
menjelaskan beberapai poin penting sebagai berikut :
1. Seorang pendidik baik guru maupun orang tua harus bersikap adil terhadap anak-anaknya
dalam segala hal yang baik dalam sikap pelayanan dan penilaian.
2. Dalam masalah hibah terhadap anak harus dilakukan secara merata dan sama atau tidak
semua.
3. Hadits menunjukkan sifat kasih sayang dan keadilan seorang pendidik yakni seorang ibu
terhadap anak-anaknya,
4. Diantara kasih saying seorang guru terhadap murid-muridnya adalah mengajarkan etika dan
hal-hal yang penting dalam tatanan hidup di dunia dan akhirat.
5. Islam perhatian terhadap anak-anak wanita dan tidak membedakan dengan anak pria,
bahkan Islam memberi motivasi bagi siapa yang diuji mempunyai anak-anak wanita, ia
senang dan memerhatikan pendidikannya, maka merreka sebagai penghalang masuk neraka
Jika hadits diatas dikaitkan dengan teori pendidikan yang ada disimpulkan bahwa
pendidik harus memiliki ciri-ciri yang menurut pandangan umum dianggap baik, baik dari segi
sikap, perilaku, maupun tutur kata. Dimana dikemukakan ciri-ciri sikap dan sifat guru yang
baik salah satunya adalah bersikap adil.
Seorang guru saat menilai, hendaklah dia fokus pada rubrik penilaian yang telah
ditentukan sehingga dapat meminimalkan subjektifitas penilaian. Kesampingkan faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi keadilan dalam memberi nilai.
Perlakuan adil bagi seluruh siswa dalam hal interaksi pun tidak luput dari bias. Jangan
membedakan perlakuan pada siswa yang pandai dengan yang kurang pandai, yang dekat
dengan guru dan yang tidak dekat dengan guru, kecuali unsur-unsur tersebut masuk dalam
kriteria penilaian standar yang telah disepakati sebelumnya
DAFTAR PUSTAKA
- http://zakiyaislam.blogspot.com/2018/12/hadits-tentang-pendidik.html
- https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/04/09/o5cu1e301-guru-yang-adil
- https://fpscs.uii.ac.id/blog/2020/05/06/sebuah-refleksi-penerapan-sikap-adil-guru-siswa/
- Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000 ), h. 143
- Mohammad Surya, dkk., 2010. Landasan Pendidikan: Menjadi Guru Yang baik, Bogor:
Ghalia Indonesia, h. 15.