Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Makalah pada Mata Kuliah Tafsir
Maudhu’i Semester 1 Program Studi
Pendidikan Agama Islam
Oleh:
REZKY NURMUTHMAINNAH
861082021006
MAJDATUL FUADI
861082021008
ZAKIAH KHAIRUNNISA Y.
861082021009
MAHLIZA
861082021046
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. H. M. Amir HM., M. Ag.
PROGRAM PASCASARJANA
الر حِ ي ِْم
َّ الر حْ َم ِن
َّ ِْــــــــــــــــــم هللا
ِ بِس
Tiada kata yang paling indah selain puji dan rasa syukur kepada Allah
hidayah dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul
“Perspektif Al-Qur‟an Tentang Evaluasi Pembelajaran (Analisis Term Al-Fitan)”
yang merupakan tugas pada Mata Kuliah Tafsir Maudhui, Fakultas Tarbiyah
Harapan saya sebagai penyusun makalah, yaitu semoga apa yang terdapat
dalam lembaran kertas ini, dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Tak lupa
pula kami haturkan maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
Allah SWT.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Evaluasi Pembelajaran Term al-Fitan 3
B. Perspektif Al-Qur’an tentang al-Fitan 5
C. Hubungan Term al-Fitan dengan Pendidikan 14
A. Simpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR RUJUKAN 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation yang berarti
tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu. Dalam bahasa arab evaluasi
dikenal dengan istilah imtihan yang berarti ujian dan dikenal pula dengan istilah
khataman sebagai cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan. Evaluasi
tujuan.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh
subsistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap system
merupakan salah satu kegiatan yang wajib hukumnya baik pria maupun wanita
masalah dalam bidang pendidikan. Didalam Al-Qur’an ada beberapa jumlah term
yang menunjukkan makna evaluasi seperti Al- Bala, Al- Imtihan, Al- Fitnah, Al-
1
2
Hisab, Al- Nazr, Al- Inba, Al- Wazn, dan lain-lain.tetapi dalam makalah ini hanya
membahas tentang Al- fitan atau Al- fitnah sesuai dengan judul yaitu Perspektif
B. Rumusan Masalah
pokok yaitu :
C. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang dan pokok masalah yang diangkat oleh
PEMBAHASAN
Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang mengandung kata
dasar value "nilai". Kata value atau nilai dalam istilah evaluasi berkaitan dengan
keyakinan bahwa sesuatu hal itu baik atau buruk, benar atau salah, kuat atau lemah,
cukup atau belum cukup, dan sebagainya. Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu
proses mempertimbangkan suatu hal atau gejala dengan mempergunakan patokan
patokan tertentu yang bersifat kualitatif. misalnya baik-tidak baik, kuat lemah,
dalam menilai (assessment) keputusan yang dibuat untuk merancang suatu sistem
mengharuskan penggunaan berbagai alat ukur yang akurat dan bermalna, untuk
1
Ajat Rukajat, Teknik Evaluasi Pembelajaran (Cet. I; Yogtakarta: Deepublish, 2018), h.1.
3
4
sistem pendidikan yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai
alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses
Qur'an sebanyak 60 kali dalam berbagai bentuk kata yang beragam. Kata al-Fitnah,
secara etimologi berarti cobaan, dan ujian. Menurut Shihab kata fitnah terambil dari
akar kata fatana yang pada mulanya berarti membakar emas untuk mengetahui
kadar kualitasnya. Kata fitnah juga digunakan berdasar pemakaian asal di atas
dalam arti menguji, dan godaan baik ujian/godaan itu berupa nikmat/kebaikan
2
Rina Febriana, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara , 2019) h.1.
3
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Malia, 2006), h. 220.
4
Lailial Muhtifah, Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif al-Qur'an. Al Qalam 22.2 (2005),
h. 251.
5
sistematis. Evaluasi itu suatu proses yang penting proses pembelajaran dan menjadi
sebuah tanggung jawab kepada pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran. 5
keputusan. Dalam dunia pendidikan sering kita jumpai suatu keputusan yang begitu
kontoversial. Hal tersebut mungkin tidak akan terjadi, ketika acuan serta ukuran-
dimengerti semua pihak. 6 Oleh karena itu, disinilah pentingnya sebuah evaluasi.
Sebagai tahapan akhir dari serangkaian proses yang diawali oleh tahapan
pembelajaran, metode, media bahkan sampai kurikulum yang digunakan juga dapat
dievaluasi.
QS Al-Baqarah/2:191
5M. Bukhori, Teknik- teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Bandung: Jemmars. 1980), h.
23.
6
Indra Perdana dan misnawati Evaluasi Pembelajaran (Cet. I; Guepedia, 2021), h. 7-8.
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah Per
7
Tafsir :
karena Allah tidak suka siapa pun yang melampaui batas, maka bila mereka
melampaui batas, maka bunuhlah mereka dan siapapun yang memerangi dan
bermaksud membunuh kamu – jika tidak ada jalan lain yang dapat ditempuh
untuk mencegah agresi mereka, - lakukan hal itu di mana pun kamu
menemukan mereka dan bila mereka tidak bermaksud membunuh, dan hanya
mengusir kamu; maka usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir
sanak keluarga, teror serta pengusiran dari tanah tumpah darah, bahkan
pengusiran yang diizinkan Allah itu adalah sesuatu yang wajar. Dan
disebut di atas, atau kemusrikan yakni penolakan mereka atas Keesaan Allah
lebih keras, yakni lebih besar bahaya atau dosanya, dari pada pembunuhan
yang diizinkan dan diperintahkan ini. Namun demikian, hai kaum muslim,
di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu di tempat itu, maka kamu bukan
Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir baik mereka yang ketika itu
8
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbāh Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (Vol. 1, Cet.
IX; Ciputat: Lentera Hati, 2002), h. 393.
7
berada di Mekah, maupun selain mereka, kapan dan dari mana pun
datangnya.9
muslimin yang dilakukan oleh kaum musyrikin yang beliau maksud fitnah
pemisahan sanak keluarga, terror, serta pengusiran dari tanah tumpah darah
dan pengusiran. Hal ini wajar jika dibalas oleh kaum muslimin sebagai bentuk
pembelaan mempertahankan haknya, dan hal ini diizinkan Allah. Itu adalah
hal yang wajar. Dibandingkan dari pada bentuk penolakan mereka terhadap
keesaan Allah.10
akan tetapi Allah mengizinkan membalas serangan kaum kafir ketika orang
mukmin diserang.11
memerangi mereka dimana saja, baik di tanah halal maupun di tanah haram
hakhak kaum muslim terhadap apa yang dilakukan kaum musyrik seperti
9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbāh, h. 401-402.
10
M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbāh, h. 425.
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an Dan Tafsirnya Jilid I Juz 1-2-3, (Jakarta: Penerbit
11
terhadap orang mukmin, maka mereka tidak boleh diganggu, dan dihormati
haknya juga. Fitnah (menimbulkan kekacauan), seperti mengusir sahabat dari
QS al-Hadid/57:14
َ ُيُنَادُونَ ُه ۡم أَلَ ۡم نَكُن َّم َعكُ ۡم ِۖ قَالُواْ بَلَ َٰى َو َٰلَ ِكنَّكُ ۡم فَت َنت ُ ۡم أَنف
سكُ ۡم َوت ََربَّصۡ ت ُ ۡم َو ۡٱرت َۡبت ُ ۡم
ُ ٱَّلل ۡٱلغ َُر
ور ِ َّ ٱَّلل َوغ ََّركُم ِب ِ َّ ى َحت َّ َٰى َجا ٓ َء أَمۡ ُرُّ َِوغ ََّر ۡتكُ ُم ۡٱۡل َ َمان
Terjemahnya:
Orang-orang (munafik) memanggil mereka (orang-orang beriman),
“Bukankah kami dahulu bersama kamu?” Mereka menjawab, “Benar,
tetapi kamu mencelakakan dirimu sendiri (dengan kemunafikan),
menunggu-nunggu (kebinasaan kami), meragukan (ajaran Islam), dan
ditipu oleh angan-angan kosong sampai datang ketetapan Allah. (Setan)
penipu memperdayakanmu (sehingga kamu lalai) terhadap Allah.12
Tafsir :
oleh pagar sehingga mereka tidak dapat menyusul atau memperoleh sedikit
12
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah Per
Kata (Cet. I; Bekasi: Citra Bagus Segara, 2013), h. 62.
9
pun dari cahaya kaum beriman. Mereka terpaku di tempat diliputi oleh
mereka ketika itu yakni: Mereka masih terus juga berteriak memanggil
ketika di dunia bersama kamu sebagai kaum beriman dan sama-sama taat dan
dahulu secara lahiriah bersama kami tetapi kamu mencelakakan diri kamu
menantinanti kebinasaan kami jadi sebenarnya kamu tidak bersama kami dan
di samping itu kamu juga ragu terhadap ajaran Islam serta ditipu oleh angan-
angan kosong menyangkut kehidupan dunia ini, dan masa depan agama
Islam. Sikap kamu itu berlanjut sampai akhirnya datanglah ketetapan Allah
dengan kematian kamu; dan kamu telah ditipu terhadap Allah oleh setan yang
amat penipu antara lain dengan mengiming-iming tentang luasnya rahmat dan
pengampunan Allah swt. Jika demikian itu keadaan kamu maka pada hari ini
tidak diterima apapun bentuknya dan melalui siapapun tebusan dari kamu
guna membebaskan kamu dari siksa dan tidak pula hal serupa diterima dari
berlindung kamu atau tempat yang lebih tepat buat kamu dan seburuk-buruk
13
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbāh Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (Vol. 1,
Cet. IX; Ciputat: Lentera Hati, 2002), h. 448.
10
QS Al-Maidah/5:41
ارع ُْونَ فِى ْالكُ ْف ِر ِمنَ الَّ ِذيْنَ قَالُ ْٓوا َٰا َمنَّا ِبا َ ْف َوا ِه ِه ْم َ ُالرسُ ْو ُل ََل يَحْ ُز ْنكَ الَّ ِذيْنَ ي
ِ س َّ َٰيٓاَيُّ َها
س ّٰمعُ ْونَ ِلقَ ْو ٍم َٰاخ َِري َْۙنَ َل ْم َ ب ِ س ّٰمعُ ْونَ ِل ْل َك ِذ
َ ۛ َولَ ْم تُؤْ ِم ْن قُلُ ْوبُ ُه ْم ۛ َو ِمنَ الَّ ِذيْنَ هَاد ُْوا
ِ يَأْت ُ ْوكَ ۗۡ يُ َح ِرفُ ْونَ ْال َك ِل َم ِم ْۢ ْن بَ ْع ِد َم َو
اض ِع ۚۡه يَقُ ْولُ ْونَ ا ِْن ا ُ ْوتِ ْيت ُ ْم َٰهذَا فَ ُخذُ ْوهُ َوا ِْن لَّ ْم
َٰٰۤ ُ
ولىِٕكَ الَّ ِذيْنَ لَ ْم شيْـًٔا ۗۡ ا ِ ّٰ َّٰللاُ فِتْنَت َهٗ فَلَ ْن ت َ ْملِكَ لَهٗ ِمن
َ ّٰللا ّٰ تُؤْ ت َْوهُ فَاحْ ذَ ُر ْوا َۗۡو َم ْن ي ُِّر ِد
َ ٌعذَاب
ع ِظ ْي ٌم َ ِاَل ِخ َرة َٰ ْ ي َِّۖولَ ُه ْم فِى
ٌ ط ِه َر قُلُ ْوبَ ُه ْم ۗۡ لَ ُه ْم فِى الدُّ ْنيَا ِخ ْز
َ ُّّٰللاُ ا َ ْن ي
ّٰ ي ُِر ِد
Terjemahnya:
Wahai Rasul (Muhammad)! Janganlah engkau disedihkan karena mereka
berlomba-lomba dalam kekafirannya. Yaitu orang-orang (munafik) yang
mengatakan dengan mulut mereka, “Kami telah beriman,” padahal hati
mereka belum beriman; dan juga orang-orang Yahudi yang sangat suka
mendengar (berita-berita) bohong dan sangat suka mendengar (perkataan-
perkataan) orang lain yang belum pernah datang kepadamu. Mereka
mengubah kata-kata (Taurat) dari makna yang sebenarnya. Mereka
mengatakan, “Jika ini yang diberikan kepadamu (yang sudah diubah)
terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah.”
Barangsiapa dikehendaki Allah untuk dibiarkan sesat, sedikit pun engkau
tidak akan mampu menolak sesuatu pun dari Allah (untuk menolongnya).
Mereka itu adalah orang-orang yang sudah tidak dikehendaki Allah untuk
menyucikan hati mereka. Di dunia mereka mendapat kehinaan dan di akhirat
akan mendapat azab yang besar.14
a) Asbabun Nuzul
Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud yang bersumber dari Ibnu
Abbas: bahwa ayat ini (Al-Maidah ayat 41) turun berkenaan dengan dua
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah Per
14
sama, membayar tebusan berbeda (setengah dari yang lain)? Kami berikan
sekarang ini dengan rasa dongkol, tertekan serta takut terjadi perpecahan.
b) Tafsir
Allah pemilik kerajaan langit dan bumi. Dia Maha Kuasa atas segala
mengurangi kerajaan-Nya sedikit pun. Jika demikan; Hai Rasul, yakni Nabi
sedih oleh ulah dan perbuatan orang-orang yang bersegera bagaikan berlomba
dengan yang lain dalam kekafiran, yaitu di antara orang-orang yang
mengatakan telah beriman tentang apa yang engkau sampaikan hai Nabi
15
Syaikh al-Muhaddits Muqbil bin Hadi al Wadi’I, Shohih Asbabun Nuzul, (Cet. II,
Maktabah Darul Quds, Yaman dan Daar Ibnu Hazm, Beirut : 1994), h. 163.
12
jika kamu diberi yang bukan ini, yakni yang belum diubah maka hati-hatilah,
sesuatupun yang telah datang ketetapannya dari Allah. Mereka itu adalah
orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka, dengan iman
tersebarnya ajaran Islam, dan di akhirat kelak mereka beroleh siksaan yang
besar.17
16
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbāh Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (Vol. 1,
Cet. IX; Ciputat: Lentera Hati, 2002), h. 476.
17
M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbāh, h. 478.
13
mengantar ke satu jurang yang dalam, sehingga mereka tidak mudah keluar
dari dalam jurang itu. Di sisi lain jika dikatakan ilā menuju, maka ia dapat
memberi kesan bahwa satu ketika mereka pernah beriman, dan kini baru
QS Al-Anbiya/21:35
َش ِر َو ْال َخي ِْر فِتْنَةً َۗۡواِلَ ْينَا ت ُ ْر َج ُع ْون ِ ۡۗ كُ ُّل نَ ْف ٍس ذَ ٰۤا ِٕىقَةُ ْال َم ْو
َّ ت َونَ ْبلُ ْوكُ ْم ِبال
Terjemahnya:
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu
dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan
dikembalikan hanya kepada Kami. 19
Tafsir:
engkau, mereka atau siapa pun akan merasakan mati. Kami perlakukan kamu
semua dalam kehidupan dunia ini seperti perlakuan siapa yang menguji kamu
dengan sesuatu yang kamu nilai keburukan untuk melihat dalam kenyataan
kesabaran kamu dan juga Kami menguji dengan sesuatu yang kamu nilai
kebaikan untuk melihat pula siapa yang bersyukur. Itu semua sebagai cobaan
18
M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbāh, h. 480.
19
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Kode, Transliterasi Per Kata, Terjemah Per
Kata (Cet. I; Bekasi: Citra Bagus Segara, 2013), h. 71.
14
terjadi sesudahnya.20
sebagai cobaan, mengisyaratkan bahwa hidup manusia tidak pernah luput dari
ujian, karena hidup hanya berkisar pada baik dan buruk. Ujian dengan
manusiaa biasa lupa daratan di kala dia senang, sedang bila dalam kesulitan,
dia lebih cenderung butuh sehingga dorongan untuk mengingat Allah Swt
yaitu manusia adalah makhluk yang lemah, makhluk yang suka membantah dan
ingkar kepada Allah, mudah lupa dan banyak salah namun mempunyai batas untuk
sadar kembali. Tetapi di sisi lain manusia juga merupakan makhluk terbaik dan
termulia, yang dipercaya Allah untuk mengemban amanah yang istimewa, yang
diangkat sebagai khalifah di bumi dan yang telah diserahi Allah apa yang ada di
langit dan di bumi. Bertolak dari kajian tersebut, maka ditemukan hal-hal prinsipal
sendiri maupun pihak lain. Namun manusia itu juga memiliki kelebihan kelebihan
20
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbāh Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (Vol. 1,
Cet. IX; Ciputat: Lentera Hati, 2002), h. 450-451.
21
M. Quraish Shihab, Tafsir Al- Misbāh, h. 452.
15
bahwa manusia senantiasa dalam pengawasan Allah yang apabila hal ini disadari
konsep evaluasi di dalam ayat-ayatnya sebagai acuan bagi manusia untuk hati-hati
dalam melakukan perbuatannya. Allah dalam berbagai firman-Nya dalam kitab suci
Al-Qur'an memberitahukan kepada kita bahwa pekerjaan evaluasi terhadap peserta
didik adalah merupakan suatu tugas penting dalam rangkaian tugas pendidikan
yang dilaksanakan oleh pendidik. Ada tiga tujuan pedagogis dari sistem evaluasi
2. Untuk mengetahui sampai di mana atau sejauh mana hasil pendidikan wahyu
diketahui manusia yang paling mulia di sisi Allah yaitu yang paling bertaqwa
kepada-Nya, manusia yang sedangdalam iman dan ketaqwaannya, dan
manusia yang ingkar kepada ajaran Islam. Untuk mengetahui sejauh mana
22
Khoirul Anwar, Evaluasi Pembelajaran Menurut Al-Qur’an, Rausyan Fikr, Vol. 15, No.
1, 2019, h. 55.
16
mengetahui kemampuan belajar siswa dan sampai mana peserta didik memahami
memotivasi peserta didik untuk belajar mengevaluasi diri sendiri yang akan
PENUTUP
A. Kesimpulan
sistematis. Evaluasi itu suatu proses yang penting proses pembelajaran dan
menjadi sebuah tanggung jawab kepada pihak yang terlibat dalam proses
pembelajaran. Term al-fitan dapat didefenisikan sebagai ujian, cobaan, dan
kemampuan belajar siswa dan sampai mana peserta didik memahami terkait
17
DAFTAR PUSTAKA
18