Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia di dunia ini tidaklah berjalan sendiri. Setiap gerak langkah
yang kita lakukan tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Sehingga apa yang ada di
sekitar kita merupakan ketetapan dari Allah yang maha kuasa atas segala sesuatu.
Ketetapan yang ada pada kita terkadang tidak sesuai dengan yang kita harapkan.
Tetapi perlu diketahui bahwa Dia lebih tahu dengan apa yang kita butuhkan saat ini.

Salah satu hal yang sudah menjadi ketetapan dari Allah adalah Rizqi. Rizqi yang
diberikan kepada manusia tentunya sesuai dengan ukuran kemampuan diri manusia itu
sendiri. Meskipun terkadang manusia selalu merasa kurang dengan apa yang telah
diterimanya.Ketetapan rizqi yang diberikan kepada manusia banyak dijelaskan al-
qur’an. Diantara surat-surat yang membahas hal itu adalah surat al-insyiroh dan al-
quraisy yang akan dijelaskan dalam makalah ini. Meskipun tidak secara langsung
Allah menegaskan tentang hal tersebut, tetapi diantara isi kandungan yang ada di
dalam surat al-insyiroh dan al-quraisy mengenai hal tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana surah al - Quraisy & surah al-Insyirah?
2. Apakah keterkaitan isi kandungan surah al-quraisy dan al-Insyirah tentang
ketentuan rezeki Allah swt?
3. Bagaimana menerapkan isi kandungan surah al-Quraisy dan al-Insyirah tentang
ketentuan rezeki allah swt., dalam kehidupan?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui surah surah al - Quraisy & Surah al-Insyirah.
2. Untuk mengetahui keterkaitan isi kandungan surah al-Quraisy dan al-Insyirah
tentang ketentuan rezeki Allah swt.
3. Untuk mengetahui menerapkan isi kandungan surah al-Quraisy dan al-Insyirah
tentang ketentuan rezeki allah swt., dalam kehidupan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Surah Al – Quraisy

ْ‫) الَّ ِذي أَ ْط َع َم ُه ْم ِمن‬3( ‫ت‬


ِ ‫ب َه& َذا ا ْلبَ ْي‬
َّ ‫) فَ ْليَ ْعبُ&دُوا َر‬2( ‫ف‬
ِ ‫الص& ْي‬ ِّ َ‫) إِياَل فِ ِه ْم ِر ْحلَ&ة‬1( ‫ش‬
َّ ‫الش&تَا ِء َو‬ ٍ ‫ف قُ& َر ْي‬ ِ ‫إِل ِ ياَل‬
)4( ‫ف‬ ٍ ‫وع َوآ َمنَ ُه ْم ِمنْ َخ ْو‬
ٍ ‫ُج‬

Artinya :

Karena kebiasaan orang-orang Quraisy, (yaitu) kebiasaan mereka


bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka
menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah), Yang telah memberi makanan
kepada mereka untuk menghilangkan rasa lapar dan mengamankan mereka
dari ketakutan.

Penjelasan Ayat

Surat Quraisy adalah surah Makiyyah. Namanya yang dikenal secara


umum aadalah surah Quraisy. Tujuan utama surah ini adalah mengingatkan
suku yang paling berpengaruh di Mekah (Suku Quraisy) tentang betapa besar
nikmat Alloh yang mestinya mereka syukuri dengan jalan mengabdi kepada
Tuhan Yang Maha Esa, tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Ayat pertama disini Alloh mengingkatkan kaum musyrikin Mekah yang


mengaku sebagai pembele-pembela rumah-Nya dan tampil di bawah pimpinan
suku yang paling berpengaruh di sana yaitu Suku Quraisy mengingatkan
mereka agar mensyukuri nikmat yang dilimpahkan kepada mereka dengan
jalan mengabdi kepada Tuhan Pemilik rumah itu. Alloh berfirman: Karena
kebiasaan orang-orang Quraisy, yaitu kebiasaan mereka bepergian pada musim
dingin ke Yaman dan musim panas ke Syam yakni Syiria, dan Lebanon. 1

1
M.Quraisy Syihab, Tafsir al-Misbah,Pesan, Kesan dan Keserasian, (Jakarta: lentera hati,
2002), hlm.558-559

2
Masyarakat Mekah dikagumi dan ditakuti oleh masyarakat di sekitarnya
karena semua pihak mengagungkan Kab’ah, sedang kaum Quraisy dengan
berbagai cabang-cabang kesukuannya memegang tampuk tanggung jawab
memelihara Ka’bah, memenuhi kebutuhannya serta kebutuhan pokok para
peziarahnya. Karena itu mereka memperoleh rasa aman, baik dalam tempat
pemukiman mereka di Mekah maupun dalam perjalanan mereka ke luar kota.
Penghormatan dan rasa kagum itu bertambah sejak dibinasakannya oleh Alloh
SWT. pasukan bergajah yang sengaja datang untukmerubuhkan Ka’bah yang
diurus oleh penduduk Mekah itu (suku Quraisy). 2
Kata quraisy terambil dari kata at-taqarrusy yang berarti keterhimpunan,
kekuatan dan kesucian dari hal-hal buruk. Penamaan suku itu demikian untuk
memuji mereka dalam pesatuan dan kekokohan mereka serta sikap yang
ditampakan mereka dalam perdagangan. Dalam konteks pujian terhadap suku
ini serta pengaruh mereka yang beitu kuat dalam masyarakat, Nabi SAW.
bersabda: “Al-A’immat(u) min Quraisy yang berarti pemimpin-pemimpin
(hendaknya diangkat) dari suku Quraisy” (HR. Ahmad melalui Anas Ibin
Malik).
Pada ayat ke-2 ini menceritakn perjalanan orang quraisy dalam berdagang.
Pada musim dingin mereka berdagang ke negara Yaman dengan jalur selatan
yaitu, Mekah, Thaif, Asir, San’a (Yaman) dan pada musim panas mereka
berdagang ke Negara Syam (Suriah) dengan jalur utara, Mekah, Madinah,
Damaskus, Hunain, Badar, Ma’an (Syirqil Urdun). Hal ini disebabkan karena
tanah arab yang tandus sehingga mereka dalam mencari rezeki dari Allah
melalui jalur perdagangan.
Kata rihlah terambi dari kata rahala yang berarti pergike tempat yang
relatif jauh. Rihlah adalah kepergian atau perjalanan yang cukup jauh, yang
dimaksud adalah perjalanan dagang kaum Quraisy yang mereka lakukan dua
kali dalam setahun yaitu pada musim dan musim panas. Perjalanan dagang ini
pertama kali oleh kakek Nabi SAW, Hasyim Ibnu ‘Abd Manaf. Ini disebabkan

2
A.Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Semarang: PT. Karya Thoha Putra, 1993),
hlm. 92

3
karena sebelum itu apabila penduduk Mekah mengalami kesulitan pangan,
pemimpin rumah tangga membawa keluarga mereka ke suatu tempat tertentu
dan membangun kemah buat mereka di sana untuk tinggal sampai mereka mati
kelaparan. Ini mereka istilahkan dengan al-I’tifar.
Ketika itu ada salah satu keluarga Bani Makhzum yang bermaksud
melakukan hal tersebut tetapi beritanya didengar oleh Hasyim, maka beliau
menyampaikan kepada suku Quraisy tentang peristiwa itu dan kemudian beliau
meminta mereka bergotong royong untuk saling membantu. Dari sinilah
kemudian mereka bersepakat untuk melakukan perdagangan dengan
keuntungan yang dibagi rata. Apa yang diperoleh si kaya, diperoleh dalam
kadar yang sama oleh orang miskin. Sikap bergotong royong inilah yang
menjadikan perjalanan dagang itu diabadikan oleh surah ini.3
Inti dari ayat ke-3 dan ke-4 adalah Allah mengingatkan orang Quraisy
supaya bersyukur dengan rezeki yang diberikan dengan cara memanfaatkan
sesuai dengan yang diperintahkan Allah. Karena jaminan keamanan yang
mereka peroleh saat perjalanan itu dan karena keuntungan materil yang mereka
raih itu bersumber dari Alloh SWT maka hendaklah mereka yakni kaum
Quraisy penduduk Mekah itu menyembah Tuhan Pemelihara dan Pemilik
rumah ini yakni Ka’bah yang telah memungkinkan mereka meraih kedua
manfaat sekaligus. Yuhan itulah yang telah memberi makan mereka setelah
lapar atau untuk menghilangkan rasa lapar yang mereka derita, padahal mereka
tinggal di lembah yang tidak bertanaman dan memberi mereka rasa aman dari
ketakutan sedangkan penduduk di sekitar mereka banyak yang sering kali
saling merampok dan membunuh.
Masyarakat Mekah mengakui wujud Alloh dan menyatakan diri pengikut
ajaran Nabi Ibrohim AS. Sehingga seharusnya mereka mengesakan Alloh,
karena itulah inti ajarannya, akan tetapi hal ini bertentangan dengan realitas
yang terjadi di masyarakat Mekah. Alloh pada ayat diatas ditunjuk dengan
kalimat “Pemilik rumah ini” yakni Ka’bah. Hal ini digunakan untuk
mengingatkan mereka bahwa kehormatan yang mereka dapatkan di tengah

3
M.Quraisy Syihab, Tafsir al-Misbah,(Jakarta: lentera hati, 2002), hlm.560

4
masyarakat sekitar, serta rasa aman dan jaminan perjalanan itu disebabkan
karena mereka adalah penduduk kota dimana rumah Alloh itu ada.

Dua hal yang disebut oleh ayat terakhir surat ini yaitu kesejahteraan yang
dicapai dengan tersedianya pangan (pertubuhan ekonomi) serta jaminan
(stabilitas) keamanan merupakan dua hal yang sangat penting bagi kebahagiaan
masyarakat. Kedua hal ini jugalah yang dimohonkan oleh Nabi Ibrahim ketika
berkunjung ke Mekah yakni dengan do’a beliau:

ِ ‫ق أَ ْهلَهُ ِمنَ الثَّ َم َرا‬


‫ت َمنْ آ َمنَ ِم ْن ُه ْم بِاهَّلل ِ َوا ْليَ ْو ِم اآل ِخ ِر قَا َل‬ ْ ‫اج َع ْل َه َذا بَلَدًا آ ِمنًا َو‬
ْ ‫ار ُز‬ ْ ‫َوإِ ْذ قَا َل إِ ْب َرا ِهي ُم َر ِّب‬
ِ ‫ْس ا ْل َم‬
‫صي ُر‬ َ ‫ب النَّا ِر َوبِئ‬ِ ‫ضطَ ُّرهُ إِلَى َع َذا‬ ْ َ‫َو َمنْ َكفَ َر فَأ ُ َمتِّ ُعهُ قَلِيال ثُ َّم أ‬

“Tuhanku, jadikanlah negri ini negri yang aman sentosa, dan berikanlah
rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka
kepada Alloh dan hari Kemudian.” Alloh berfirman: “Dan kepada orang yang
kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani
siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali” (QS. Al-Baqarah [2]:
126).

B. Surah al-Insyirah

َ َ‫) الَّ ِذي أَ ْنق‬2( ‫ض ْعنَا َع ْنكَ ِو ْز َر َك‬


َّ‫) فَإِن‬4( ‫) َو َرفَ ْعنَا لَ َك ِذ ْك َر َك‬3( َ‫ض ظَ ْه َرك‬ َ ‫) َو َو‬1( ‫ص ْد َر َك‬ َ ‫ش َر ْح لَ َك‬ ْ َ‫أَلَ ْم ن‬
)8( ‫ار َغ ْب‬ ْ ‫) َوإِلَى َربِّ َك َف‬7( ‫ص ْب‬َ ‫) فَإ ِ َذا فَ َر ْغتَ فَا ْن‬6( ‫س ًرا‬
ْ ُ‫س ِر ي‬ْ ‫) إِنَّ َم َع ا ْل ُع‬5( ‫س ًرا‬ ْ ‫َم َع ا ْل ُع‬
ْ ُ‫س ِر ي‬
1. Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,
2. dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu,
3. yang memberatkan punggungmu ?
4. dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu,
5. karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain,4
4
Abd. Bin Muhammad, Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2008), hlm.378

5
8. dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

Isi kandungan Surah Al-Insyirah

Surah Al-Insyirah turun sebelum Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah.


Al-Insyirah artinya kelapangan dada. Surat ini juga dinamakan dengan al-
Syarh. Ada juga yang menyebutnya surat Alam Nasyrah. Semua nama tersebut
merujuk ke ayat pertamanya.5
Surat al-Insyirah adalah surah ke-94, termasuk wahyu yang ke-12 yang
diterima Nabi Muhammad Saw. Ia turun sesudah surat ad-Duha dan sebelum
al-‘Ashr. Ia terdiri dari 8 ayat.

Menjelang turunnya surah ad-Dhuha, Rasulullah Saw sangat gelisah dan


bimbang, karena lama tidak mendapatkan wahyu lagi dari Allah. Sedangkan
ketika turunnya surat ini, kegelisahan dan kekhawatiran tersebut telah hilang.
Beliau merasakan kelapangan dada dan jiwa yang tenang. Oleh karena itu pada
awal surat ini Allah mengingatkan beliau tentang anugerah tersebut.
Isi kandungan surat ini berkaitan dengan akhir surat sebelumnya, ad-Duha.
Yaitu perintah untuk menyampaikan dan menunjukkan nikmat-nikmat Allah
kepada Nabi Muhammad Saw. Diantara nikmat itu adalah wahyu yang selama
ini telah beliau terima. Dalam surat ini beliau diingatkan agar terus
menyampaikan dakwahnya, walaupun penyampaian itu berat dan mendapat
penolakan oleh banyak manusia. Beliau tidak perlu khawatir dan berkecil hati,
karena Allah akan selalu bersama beliau.
Ayat pertama dalam surah insyirah berbicara tentang kelapangan dada
dalam pengertian immaterial yang dapat menghasilkan kemampuan menerima
dan menemukan kebenaran, hikmah, kemudahan dan kebijaksanaan, serta

5
M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dean Keserasian Al-Qur’an,
(Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 33-33

6
kesanggupan menampung bahkan memaafkan kesalahan dan gangguan-
gangguan orang lain. Kata ‫ شرح‬serupa maknanya dengan doa Nabi Musa As :6

‫يَ ْفقَهُوا قَوْ لِي‬  ‫ َواحْ لُلْ ُع ْق َدةً ِم ْن لِ َسانِي‬  ‫ص ْد ِري َويَسِّرْ لِي أَ ْم ِري‬
َ ‫َربِّ ا ْش َرحْ لِي‬

Artinya :

Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku


urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti
perkataanku

Ayat 2-3, menegaskan bahwa disamping anugrah kemudahan yang akan


diperoleh Nabi, ayat di atas melanjutkan bahwa: Dan disamping itu Kami juga
telah menanggalkan darimu beban yang selama ini engkau pikul dan engkau
rasakan sangat memberatkan punggungmu. Dari ayat ini dapat diketahui
betapa berat beban yang dipikul oleh Nabi Muhammad. Al-Qur’an tidak
menjelaskan tentang beban itu, karenanya timbul berbagai pendapat ulama
antara lain:
a. Wafatnya istri beliau Khadijah RA dan paman beliau Abu Thalib.
b. Beratnya wahyu Al-Qur’an yang baru diterima.
c. Keadaan masyarakat pada zaman Jahiliyah

Ayat ke-4 menegaskan anugrah Allah yang lain yakni, disamping


kemudahan dan keringanan beban pada ayat ini Allah memberikan
penghargaan kepada Nabi Muhammad berupa:
a. Nama Nabi Muhammad disejajarkan dengan Allah dalam kalimat syahadat

6
A. Mustafa Al-Maraghi, TafsirAl Maragi, ( PT. Karya Toha Putra Semarang, 1989) , hlm.
68-70

7
b. Seseorang tidak dianggap beriman bila tidak beriman kepada Muhammad
c. Nama dan sifat Nabi tercantum di kitab-kitab suci sebelum Al-Qur’an
d. Nabi Muhammad dijadikan suri tauladan bagi seluruh umat manusia
e. Semua umat Islam senantiasa menucapkan sholawat kepada Nabi Muhammad.7

Dalam ayat ke-5 dan ke-6, Allah menyatakan bahwa jika engkau telah
mengetahui dan menyadari betapa besar anugrah Allah itu maka dengan
demikian, menjadi jelas pula bagimu wahai Nabi agung bahwa 
sesungguhnya bersama atau sesaat sesudah kesulitan ada kemudahan yang
besar, sesungguhnya setelah kemudahan ada kesulitan yang besar. Ayat 5 dan 6
disini sesuai jalannya dengan isyarat yang dikandung dalam firman Allah:
‫صي ٌر‬ َ َ ‫َذلِ َك ِبأَنَّ هَّللا َ يُولِ ُج اللَّ ْي َل فِي النَّ َها ِر َويُولِ ُج النَّ َها َر فِي اللَّ ْي ِل َوأَنَّ هَّللا‬
ِ َ‫س ِمي ٌع ب‬
“Yang demikian itu, adalah karena Sesungguhnya Allah (kuasa)
memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam
dan bahwasanya Allah Maha mendengar lagi Maha melihat.”

7
M. Quraisy Syihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan dean Keserasian Al-Qur’an,
(Tanggerang: Lentera Hati,2002), hlm. 39

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Surat Quraisy adalah surah Makiyyah yang tujuan utama surah Quraisy
adalah mengingatkan suku yang paling berpengaruh di Mekah (Suku Quraisy)
tentang betapa besar nikmat Allah yang mestinya mereka syukuri dengan jalan
mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, tanpa mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun, sedangkan tema utama surah Al Insyiroh adalah penenangan
hati Nabi Muhammad saw.menyangkut masa lalu dan masa datang beliau, serta
tuntutan untuk berusaha sekuat tenaga dan penuh optimisme.
Kedua surat tesebut diatas berisi tentang rezeki yang diberikan Allah
kepada makhluknya banyak macamnya. QS. Quraisy menjelaskan rezeki dari
Allah tentang harta perniagaaan, makanan, rasa aman dan jauh dari rasa cemas.
Sedangkan QS. Al-Insyirah menjelaskan beberpaa rezeki dari Allah adalah
bersikap lapang dada (sabar) dalm berdakwah, diringankan dari beban yang
berat dan kemudahan yang diberikan kepada Naabi Muhammad.
Pesan lain dari surah Quraisy yaitu menjelaskan rezeki dari Allah akan
diperoleh dengan usaha manusia seperti bertani, berdagang, pegawai, buruh
dsb. Sedangkan QS Al-Insyirah menjelaskan manusia harus pandai
memanfaatkan waktu untuk mencari rezeki guna memenuhi kebutuhan
hidupnya.
B. Saran
Sebagai ummat Islam yang bertaqwa maka hendaknya kita menjalankan
segala perintah dan larangan Allah, apalagi peintah Allah yang sudah
tercantum di surah Al-Qur’an seperti QS. Al-Insyiroh dan Quraisy maka tidak
ada alasan lain selain mendengarkan dan mengamalkan

9
DAFTAR PUSTAKA

Bin Muhammad, Abd, Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i, 2008
Mustafa al-Maraghi, Ahmad, TafsirAl Maragi, Karya Toha Putra Semarang, 1989
Mustafa al-Maraghi,Ahmad, Tafsir al-Maraghi, Semarang: Karya Thoha Putra,
1993
Quraisy Syihab, Muhammad, Tafsir al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian,
Jakarta: lentera hati, 2002
T. Ibrahim dan H. Darsono, Pemahaman Al-Qur’an dan Hadis untuk Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah, Solo, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2013.

10

Anda mungkin juga menyukai