Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MUSLIM AKTUAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Hadits Tarbawi 1”
Dosen Pembimbing :H. Ahmad Zarnuji, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Kelompok IV

1. Aziz Abdullah (192210158)


2. Rijal Mukhtarullah Al Fatih ( 192210181 )
3. Arifatul Khoir (192210156 )

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM MA’ARIF NU
METRO LAMPUNG
TP.2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah”Hadits
Tarbawi 1”. Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini disampaikan terimahkasih sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan sehingga makalah ini
terselesaikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyampurnaan tugas selanjutnya. Akhir kata semoga apa yang telah kami
kerjakan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukan.

Metro, 8 November 2020

Penulis

DAFTAR ISI

ii
HALAMAN JUDUL …………………………………….………………. i

KATA PENGANTAR …………………………………………..……… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1

1. Latar Belakang Masalah…………………………………….….… 1


2. Rumusan Masalah ………………………………………….….…. 1

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………….. 2

1. Pengertian Muslim Aktual …………………………….…..….….. 2


2. Sumber Riwayat …………………………………………………. 2
3. Mukharrijul Hadis (Orang Yang Mengeluarkan Hadis) …………. 4
4. Takhrijul Hadits (Pengeluaran/Periwayatan Hadis) ……………… 6
5. Asbabul Wurud (Sebab Timbulnya Hadits) ……………………… 7
6. Fiqhul Hadits (Pemahaman Hadis) ………………………………. 7

BAB III PENUTUP…………………………………………………….. 16

1. Kesimpulan …………………………….………………………… 16
2. Saran ……………………………………………………………… 16

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Salah satu landasan utama yang mampu menjadikan umat bersatu atau
bersaudara ialah persamaan kepercayaan atau akidah. Ini telah dibuktikan oleh
bangsa Arab yang sebelum Islam selalu berperang dan bercerai-berai tetapi
setelah mereka menganut agama Islam dan memiliki pandangan yang sama
baik lahir maupun batin, merka dapat bersatu.
Hakekat persaudaraan dalam islam adalah saling memperhatikan, dalam artian
saling memahami, saling mengerti, saling membantu, dan membela terhadap
sesama sebagaimana ditegaskan dalam hadis Rasulullah Saw. Betapa penting
silaturahmi dalam kehidupan umat islam terutama dalam pendidikan. Hal ini
karena menyambung silaturahmi berpengaruh terhadap pendidikan karena
bekal hidup di dunia dan akhirat, orang yang selalu menyambung silaturhami
akan dipanjangkan usianya dalam arti akan dikenang selalu.

2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian muslim aktual ?
2. Apa saja sumber riwayat ?
3. Apa itu mukharrijul hadis ?
4. Apa itu takhrijul hadits ?
5. Apa itu asbabul wurud ?
6. Apa itu fiqhul hadits ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Muslim Aktual


Muslim aktual, adalah seorang muslim yang benar-benar mengamalkan
ajaran Islam. Tidak hanya sebatas dalam sebuah tataran konseptual dan ibadah
ritual semata, akan tetapi harus ada tindakan yang diaktualisasikan dalam
kehidupan realitas sosial kemanusian yang benar-benar humanis, harmonis
dan damai. (Wajidi Sayadi, 2011:89)
Berikut sabda Nabi saw.:
ْ
‫لِ َم‬D‫لِ ُم َم ْن َس‬D‫يقوالل ُم ْس‬ ‫لم‬D‫ه وس‬D‫لى هللا علي‬D‫ول هللا ص‬D‫معت رس‬D‫عن عبد هللا بن عمرو رضي هللا عنه قال س‬
) ‫ْال ُم ْسلِ ُمونَ ِم ْن لِ َسانِ ِه َويَ ِد ِه َو ْال ُمهَا ِج ُر َم ْن هَ َج َر َما نَهَى هَّللا ُ َع ْنهُ ( رواه احمد‬
Artinya: “Bersumber dari Abdullah ibn ‘Amr ra., ia berkata, aku mendengar
Rasulullah saw. Bersabda: “Seorang muslim itu adalah orang yang muslim
yang lainnya merasa selamat dari gangguan lidah dan tangannya. orang yang
berhijrah adalah orang yang menahan diri dari apa yang dilarang Allah
kepadanya.”
(HR. Ahmad)

2. Sumber Riwayat
Adapun yang menjadi sumber hadis ini yang langsung menerima dan
terlibat dengan Rasulullah saw. adalah Abdullah ibn ‘Amr. Nama lengkapnya
ialah Abu Muhammad Abdullah ibn ‘Amr ibn al-‘Ash ibn Wail.Lahir pada
tahun 27 (SH).Ia masuk Islam lebih dahulu dari pada kedua orang tuanya dan
hijrah ke Madinah sesudah tahun ke-7 H, serta banyak mengikuti peperangan.
Abdullah ibn Amr adalah termasuk salah seorang sahabat yang pandai menulis
sehingga banyak sekali koleksi hadist yang di tulisnya yang semua itu
didengar langsung dari Nabi Muhammad SAW. Beliau pernah menuturkan:
“Aku menulis semua yang kudengar dari Rasullulah SAW. Karena hal itu
akan ku apal. Akan tetapi, orang-orang quraisy melarang dan mengatakan
kepada beliau bahwa “Anda selalu menulis tentang apa yang anda dengar dari

2
Rasullullah SAW, padahal beliau tidak lebih dari manusia yang biasa yang
mana bisa berbicara dalam keaan marah atau gembira.”Orang-orang quraisya
pada saat itu memfitnah atau menuduh baginda rasullullah SAW di
hadapannya sehingga membuat Abu Muhammad berhenti menulis tentang
semua yang di sampaikan Rasullullah, namun akibat rasa penasarannya
Abdullah pun bertanya dan menceritakan langsung kepada Rasullullah
SAW.Ternyata beliau menjawab “Tulislah demi Allah, tidak keluar dari
mulutku kecuali kata-kata yang hak.
Bukan hanya itu Abu Huraira juga memberikan kesaksian bahwa Abdullah
banyak sekali menulis hadis, katanya: “Tidak ada sahabat Nabi yang lebih
banyak hadisnya daripada saya kecuali Abdullah ibn Amr, sebab ia pandai
menulis, sedangkan saya tidak.” Kita tau bahwa Abu Hurairah adalah beliau
adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Abu Muhammad
Ibnu Hazm mengatakan bahwa, dalam Musnad Baqiy bin Makhlad terdapat
lebih dari 5300 hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RadhiyAllahu
'anhu. Tetapi beliau mengatakan atau bersaksi bahwa “Tidak ada yang paling
banyak hadist dari pada saya kecuali AbudAllah ibn Amr”. (Al Ishabah,
4/316).
Abdullah abn Amr adalah sosok yang rajin dan tekun menulis hadist sampai-
sampai mengoleksi sebuah Shahifah yang beliau namakan Shahifah ash-
Shadiqah.(Secara etimologi, pengertian shahifah dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah lembaran yang bertulis, dokumen dan halaman (buku).
Sedangkan secara terminology, shahifah adalah lembaran-lembaran tulisan
yang berisi hadis dan ditulis pada zaman Rasulullah saw). Bukan hanya dalam
bidang ke tekunan dan kerajinannya Abdullah ibn Amr ibn al-Ash ini seorang
ahli mengenai al-Quran dan juga tentang kitab-kitab samawi yang terdahuku,
sebab di ketahui bahwa dia pandai berbahasa Suryani, semua ini di kuatkan
dengan yang di sampaikan oleh Syuraik ibn Khalifah iya menutirkan bahwa ia
melihat Abdullah ibn Amr membaca tulisan yang berbahasa Suryani.
Rasyid al-Hajari meriwayatkan yang bersumber dari ayahnya, bahwa ada
seorang berkata kepada Abdullah ibn Amr, “Beritahukanlah kepadaku tentang

3
suatu hadis yang Anda terima dari Rasullullah SAW. Bersabda sebagimana
hadis yang diriwayatkan di atas: “Seorang muslim sejati ialah yang selamat
atas sesamanya muslim dari gangguan lidah dan tangannya.”
Dialah yang merupakan acuan dan rujukan dalam menetapkan hukum,
pemberian fatwa, dan dalam berbagai pengajaran agama di mesir.Ia
meriwayatkan 700 Hadis Nabi SAW. Penduduk Mesir telah meriwayatkan
hadis yang bersumber dari Abdullah ibn Amr ibn Ash lebih dari 100 hadis.Ia
wafat di Mesir pada tahun 63 H dalam usia 92 tahun pada masa pemerintahan
Abdul Malik ibn Marwan. Ada juga yang mengatakan wafat di Thaif pada
tahun 55 H dan ada juga yang berpendapat wafat di Mekkah pada tahun 67 H.
(Wajidi Sayadi, 2008:82-84)

3. Mukharrijul Hadis (Orang Yang Mengeluarkan Hadis)


Adapun mukharrij yang meriwayatkan dan mengoleksi hadis tersebut
sehingga sampai ke tangan kita sekarang ini adalah imam Ahmad ibn
Hambal.Nama lengkapnya ialah Abu Abdillah Ahmad ibn Muhammad ibn
Hambal ibn Hilal ad-Azuhli as-Syaibani al-Marwazi al-Baghdadi.Lahir di
Marwaz pada bulan Rabi’ al-Awal tahun 164 h (780 M). Ibunya membawanya
ke kota Baghdad ketika dalam keadaan menyusuinya. Kota Baghdad-lah
tempat beliau mulai mencurahkan perhatiannya belajar dan mencari hadis-
hadis sejak usia 16 tahun, hingga mengembara ke berbagai kota, seperti
Mekkah, Madinah, Syiria, Yaman, Bashrah dan kota-kota lainnya. Ia belajar
hadis kepada guru-gurunya, antara lain: Sufyan ibn Uyainah, Ibrahim ibn
Sa’ad, Yahya ibn Qaththan. Ia belajar Fiqh kepada imam Syafi’i dan selalu
menyertainya selama tinggal di Baghdad. Imam Syafi’I pernah berkata: “ku
tinggalkan kota Baghdat dengan tindak meninggalkan apa-apa, selain
meninggalkan orang yang lebih taqwa, dan lebih alim dari ilmu fikih yang
tiada bandingannya, yaitu Abnu Hambal.” Di sini dapat jelas bahwa seorang
gurunya memujinya dan tidak meninggalkan keraguan sedikitpun tentang
kealiman, ketaqwaan dan ilmu yang dia ajarkan kepada Abu Hambal.Ia
termasuk salah seorang imam mujtahid yang dalam perkembangannya

4
kemudian, pokok-pokok hasil ijtihad pemikirannya melahirkan majhab-
majhab fikih yang di kenal dengan mazhab Hanabilah. Akibat
kecendrungannya kepada disiplin dunia hadis lebih dominan, ia menghafal
1.000.000 (satu juta) mantan hadis dan ia digelar sebagai imam Ahli as-
Sunnah. Banyak sekali tokoh-tokoh hadis besar yang hidup sezaman
dengannya belajar kepadanya, termasuklah imam bukhari muslim, Ibnu Abi
ad-Dunya, Ahmad ibn Abi al-Hawarimiy dan lain-lain.
Di antara karyanya yang monumental ialah kitab Musnad al-Imam Ahmad ibn
Hambal, yang memuat 40.000 hadis.10.000 dari jumlah hadis tersebut
merupakan hadis yang diulang-ulang.Namun yang jelas dilihat dari
penomorannya hanya sampai pada hadis yang bernomor 27.100.dalam
Musnad-nya ini ada sekitar 700 nama sahabat dan 100 lebih sahabat
perempuan.
Adapun kwalitas hadis yang terkoleksi dalam Musnad Ahmad ini, ada yang
shahih ada juga yang tidak sahih. Bahkan, Al-Iraqi (806 H/1404 M),
berpendapat, bahwa hadis-hadis yang terdapat dalam Musnad Ahmad ini,
selain ada yang dhaif, juga ada yang maudhu’ (palsu) karena anaknya yang
bernama Abdullah telah banyak menambahkan hadist-hadist dalam Musnad
ayahnya itu. Menurutnya ada sekitar 38 hadist yang kwalitasnya
maudhu’.Sedangkan menurut Ibnu al-Jauziy (597 H/ 1201 M), ada sekitar 29
hadis yang maudhu’.Di dalamnya karena menurutnya, periwayat yang
berdusta, baik sengaja ataupun tidak, maka hadis yang disampaikannya itu
adalah maudhu’.Hal ini dibantah oleh Abu al-A’ala al-Hamdani, menurutnya
bahwa kedustaan periwayatnya berdusta, baik sengaja ataupun tidak sengaja
maka hadis yang disampaikan itu adalah maudhu’.Semua hal ini di bantah
oleh Abu al-A’ala al-Hamdani menurutnya bahwa kedustaan periwayat yang
tidak sengaja, tidaklah menyebabkan hadis yang di rawayatkannya menjadi
maudhu’.Oleh karena itulah, ia berpendapat tidak ada hadist maudhu’ didalam
Musnad Ahmad ibn Hambal. Begitu juga Imam Jalaludin as-Suyuthi (911 H/
1505 M) ulama yang termasuk tashhul (memudahkan dan bersikap longgar)
dalam menilai kualitas hadist, mengatakan bahwa semua hadis dalam Musnad

5
Ahmad adalah berkualitas maqbul (diterima) alasannya karena semua hadis
yang kwalitasnya saif dalam Musnad ini, keadaannya dekat dengan kualitas
hasan. Hal ini memang wajar, karena pada zaman Ahmad ibn Hambal,
klasifikasi hadis dilihat dari sisi kualitasnya hanya dua macam, yaitu sahih dan
daif.
Ahmab ibn Hambal wafat pada hari Jumat, bulan Rabi’ al-Awal tahun 241
H (855 M) di Bghdad dalam usia 77 tahun dan dimakamkan di Marwaz,
tempat kelahirannya. (Wajidi Sayadi, 2008: 84-86)

4. Takhrijul Hadits (Pengeluaran/Periwayatan Hadis)


Hadis tersebut diriwayatkan Ahmad dalam Musnadnya sebanyak 12 kali
hanya susunan redaksinya ada yang berbeda-beda, tidak sama seperti di atas,
yaitu pada hadits no. 6767, 6796, 6850, 6914, 6916, 6943, 6944, 15208, 6886,
6479, 8712, dan 23447. Bukhari dalam Sahih-nya pada hadis no. 9, 10 dan
6484.Muslim dalam Sunan-nya pada hadis no. 2481.Nasai dalam Sunan-nya
pada hadis no. 4995 dan 4996.Darimi dalam Sunan-nya pada hadis no. 2716.
Dalam Hadis lain yang senada susunan redaksinya ialah:
"‫ا‬D‫و م‬D‫ؤمن ه‬D‫ الم‬.‫دين‬DD‫طراب والي‬D‫انه اض‬D‫لمين من لس‬D‫المسلمون هو أن يجعل تهنئة إلى إخوانه من المس‬
‫اء‬DD‫ عن األخط‬D‫ع‬D‫ذي يمتن‬DD‫و ال‬DD‫اجر ه‬DD‫ المه‬.‫روح‬DD‫نز وال‬DD‫ر على ك‬DD‫ني البش‬DD‫األمن هلل من ب‬DD‫عور ب‬DD‫ل الش‬DD‫يجع‬
‫ والمجاهد هو الجهاد ضد نفسه في طاعة هللا‬.‫" والخطايا‬.

“muslim itu adalah yang membuat selamat terhadap sesamanya muslim dari
gangguan lidah dan tangannya. Mukin itu adalah yang membuat rasa aman
terhaadap sesamanya manusia atas harta dan juwanya .muhajir adalah orang
yang menahan diri dari kesalahan dan dosa. Dan mujahid adalah yang berjihad
terhap dirinya sendiri dalam ketaatan kepada Allah.”

Dalam wacana ilmu hadis, hadis tersebut di atas termasuk bagian dari hadis
masyur. Pengertian masyur di sini bukan dalam artian umum yaitu popular,
akan tetapi yang dimaksudkan adalah masyhur dalam pengertian ilmu hadist.
Hadist masyur menurut ibnu hajar al-asqalani (852 H/1449 M) adalah hadist

6
yang mempunyai jalur sanad terbatas yang lebih dari dua dan tidak sampai
pada derajad mutawatir.Hadis ada masyhur di kalangan ahli ushul fiqih saja,
kalangan ahli bahasa saja, kalangan ahli pendidikan, dan kalangan masyarakat
umum. Hadist tersebut di atas adalah hadist masyhur di kalangan ahli hadist,
ahli fiqih, ahli ushul, dan masyarakat umum, dan Kwalitasnya adalah sahih,
ada juga hadis masyhur namun kwalitanya sangat daif, seperti hadist . (Wajidi
Sayadi, 2009:86-87)
ْ ُ‫ا‬
ِّ ‫طلبُ ُوا ْا ِلع ْل َم َولَوْ بِال‬
‫صيْن‬
“Tuntutlah ilmu walaupun di negri cina”

5. Asbabul Wurud (Sebab Timbulnya Hadits)


Adapun latar belakang yang menyebabkan lahirnya hadis ini adalah
sebagaimana yang diriwayatkan Ahmad yang bersumber dari Abdullah ibn
‘Amr, katanya; aku mendengar Rasulullah saw. bersbda: Kezaliman itu
merupakan kegelapan pada hari kiamat kelak. Oleh karena itu, menghindarlah
kalian dari kejahatan, sebab sesunggunhnya Allah tidak senang terhadap
kejahatan dan memang tidak memerintahkan kejahatan itu.Dan, hindarilah
sifat kikir, sebab ialah yang menghancurkan orang-orang terdahulu.Mereka
menyuruh memotong dan mereka melakukannya dan mereka menyuruh dan
berbuat kikir.Dan, mereka menyuruh dan berbuat tindak kejahatan. Lalu
seorang laki-laki berdiri dan mendatangi Rsaulullah saw. dan bertanya kepada
beliau “Orang Islam manakah yang lebih uatama, ya Rasulalllah?”. “Muslim
ialah orang yang yang mampu menyelamatkan sesama dari gangguan tangan
dan lidahmu”, jawab Rasulullah. Kemudian yang lainnya juga bertanya:
Manakah hijrah yang utama, ya RasulAllah?” Beliau menjawab: “Engkau
menahan dari dari apa yang dilarang Tuhanmu”. (Wajidi Sayadi, 2009:89)

6. Fiqhul Hadits (Pemahaman Hadis)


Kalau dilihat dari sisi konteks historis sosial, lahirnya hadis ini diketahui,
bahwa sessungguhnya sabda Nabi saw. di atas merupakan jawaban dari orang-
orang terdahulu sebelum Islam yang berbuat kezaliman dan berbagai tindak

7
kejahatan. Islam datang dengan misi yang sangat berbeda dengan mereka dan
jauh dari tindakan yang menyakitkan dan menyengsarakan, baik secara
individual maupun sosial kemasyarakatan secara umum. Bahkan, justru
seorang muslim harus bercirikhas mampu menciptakan suasana yang
kondusif, aman dan damai. Secara etimologi, kata Islam berasal dari kata
salima-yaslamu-salamatan, yang mengandung arti as-Silm (penyerahan dan
ketundukan), as-Salm, (perdamaian dan keamanan). Dalam ilmu gramatika
(tashrif)----tata bahasa Arab, kata muslim adalah isim fail dari aslama-
yuslimu-islãman. Sekali lagi, dalam ilmu tashrif, aslama adalah termasuk
bagian dari fiil tsulasi mazid (fiil yang pada dasarnya terdiri dari tiga huruf,
tapi kemudian mendapat tambahan, baik satu, dua atau tiga huruf) yang
terbagi ke dalam 12 bab. Aslama kebetulan masuk tsulastsi mazid al-ruba’i,
maksudnya fiil yang alsalnya tiga huruf, yatu sin-lam-mim, kemudian
ditambah lagi satu huruf, yaitu hamzah, sehingga menjadi empat huruf. Dan,
aslama ini masuk dalam bab if’al, yang salah satu faidah atau maknya adalah
lil-ta’diyah (fiil yang butuh pada maf’ul: kalau dalam istilah bahasa Indonesia
adalah kata kerja transitif (lawan dari intransitif).
Secara termenologi, ketika disebut kata muslim, itu menunjukkan atribut
seorang penganut agama Islam yang telah menyempurnakan rukun-rukun
Islam. Atau bisa di katakana ketika di sebut kata muslim itu menunjukan pada
atribut seorang penganut agama Islam yang tekah mengikrarkan dua kalimat
Syahadat, mendirikan shalat, puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu
melaksanakannya. Berdasarkan pada terminology di sini menilai seperti inilah
Islam pada umunya sehingga banyak orang menilai bahwa Islam di Indonesia
telah mengalami kemajuan, karena masjid-masjid dan tempat-tempat ibadah
lainnya ramai dan penuh di kunjungi umat Islam di hari jumat dan hari raya
idul fitri dan adha saja terutama di bulan ramadhan, majlis-majlis ta’lim
semakin banyak dan tersebar hampir di semua wilayah masyarakar Islam
sehingga merambah sampai ke hotel-hotel berbintang yang di prakarsai oleh
para selebritis, lihat saja setiap tahun semakin banyak dan bertambah orang
yang berangkat haji ke mekkah.. sementara disisi lain dalam kehidupan

8
realitas sosial kemanusiaan, di mana tindakan kriminalitas, perampokan,
pembunuhan, perjudian, pemerkosaan, perampasan, korupsi, penipuan,
pelacuran, perdagangan anak dan perempuan, dan masih banyak lagi kejahatan
yang ada, kita lihat justru yang menjadi pelakunya adalah yang beragama
Islam. Apakah fakta seperti ini, fakta yang terjadi sampai hari ini bisa di
katakana bahwa umat Islam di Indonesia ini maju? Bisa kita katakana atau kita
simpulkan dari fakta ini bahwa Islam di Indonesia ini masih Islam ritual,
bukan Islam actual dan sosial, masih sangat-sangat minoritas dan masih sangat
jauh di katakana Islam actual yang kita harapkan.
Bukankah masih banyak kita jumpai umat Islam naik haji ke mekkah
berkali-kali bahkan umrah berkali-kali dalam setahun yang secara hukum fiqih
itu hanya sunnah saja dan hasilnya pun setelah pulang dari mekkah banyak di
ataranya tidak mampu mengubah kwalitas hidup mereka menjadi lebih baik
lagi, tidak mengasah dan mempertajam spiritual dan moralnya. (karena yang
wajib hanya satu kali), akan tetapi orang-orang di sekitarnya yang butuh
makan masih banyak justru tidak dipedulikan. Bukankah itu lebih wajib.Masih
banyak anak yatim terlantar atau lembaga pendidikan yang butuh pendanaan
ataupun korban-korban musibah sosial kemanusiaan berantakan, bukankah
semua hal ini sungguh hal yang jelas-jelas membutuhkan bantuan.
Kita berikan conoh yang di dalamnya bisa di ambil ibrahnya, didalam
ibadah haji salah satu rukunya adalah tawaf keliling Ka’bah. Gerakan
mengelilingi ka’bah itu sebetulnya mengandung ajaran simbolik yang intinya
adalah supaya berbaur dan larut bersama-sama orang-orang di sekeliling
dalam kehidupan sosial dan merasakan apa yang mereka rasakan (panas,
desak-desakan, bahagia, penuh haru, haus dll) sehingga dengan demikian
timbulah rasa kepekaan dan kepedulian sosial antar sesama umat Islam.
Mengapa Islam ritual ini sangat kental di masyarakat Indonesia mungkin saja
akibat pemahaman umat Islam sendiri terhadap agama Islam masih sangat
kurang dan masih sangat minus serta keterbatasan kemampuan untuk dapat
memanfaatkan sarana dan media informasi tentang Islam, apalagi oleh
masyarakat yang beragama Islam di desa-desa yang masih sangat minim

9
sekali pengetahuannya tentang agama tetapi di kota juga tidak begitu jauh
dengan di desa di kota sepertinya yang lebih sangat minis pengetahuannya
tentang agama lihat saja sangat jarang sekali kita jumpai tentang kemanusiann,
sosial, (Islam actual) di kota semua orang saling sibuk dengan urusan mereka
pribadi.
Hadis tersebut di atas juga memepertegas, bahwa seoarang muslim itu tidak
hanya sekedar persaksian verbal melalui ucapan dua kalimat syahadat dan
ibadah ritual. Namun, harus mampu melakukan sesauatu yang membuat orang
lain dan lingkungannya selamat, aman dan damai. Setidaknya kita mampu
menghindarkan diri dai perbuatan yang bisa menganggu orang lain.

Bukankah Nabi saw. Bersabda:

‫لَّ َم‬D‫ ِه َو َس‬D‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬


َ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ع َْن النَّبِ ِّي‬ ِ ‫س َر‬ ٍ َ‫َح َّدثَنَا ُم َس َّد ٌد قَا َل َح َّدثَنَا يَحْ يَى ع َْن ُش ْعبَةَ ع َْن قَتَا َدةَ ع َْن أَن‬
‫ ُد ُك ْم َحتَّى‬D‫ؤ ِمنُ أَ َح‬Dْ Dُ‫ا َل الَ ي‬DDَ‫لَّ َم ق‬D‫ ِه َو َس‬D‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬D‫ص‬
َ ‫س ع َْن النَّبِ ِّي‬ ٍ َ‫ا َدةُ ع َْن أَن‬DDَ‫َوع َْن ُح َس ْي ٍن ْال ُم َعلِّ ِم قَا َل َح َّدثَنَا قَت‬
: ‫لم‬DD‫ مس‬.7 . ‫ان‬DD‫ اليم‬:‫اري‬DD‫ البخ‬.)‫ائى‬DD‫د والنس‬DD‫لم وأحم‬DD‫اري ومس‬DD‫(رواه البخ‬. ‫يُ ِحبَّ ِأل ِخي ِه َما يُ ِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه‬
‫ ادب‬: ‫ النسائى‬.‫ ادب‬: ‫ احمد‬. 67 : ‫اليمان‬
Artinya:
Musaddad telah menceritakan kepada kami, ia berkata bahwa Yahya telah
menceritakan kepada kami dari Syu’bah dari Qatadah dari Anas r.a berkata
bahwa Nabi saw. telah bersabda “tidaklah termasuk beriman seseorang di
antara kamu sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri.” (H.R. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Nasa’i)

Hadits ini menyebutkan, “Mencintai orang lain seperti mencintai dirinya


sendiri”, dalam hadits ini kita di anjurkan untuk bergaul dengan orang lain
dengan kebaikan. Maksudnya jika kita bergaul dengan orang lain dengan
kebaikan serta kita menyenanginya maka pasti merekapun akan bergaul
dengan kita den gan budi pekerti yang baik. Diantara kebaikan itu adalah
menepati janji, lemah lembut, dan beberapa kebaikan lain yang sesuai dengan
perintah agama.

10
Jadi jelaslah di sini bahwa sesama muslim itu mempunyai kewajiban atas
muslim lainnya. Firman Allah dalam Q.S Al-Anfaal/8:72.
‫رُوا‬D‫َص‬َ ‫آووْ ا َون‬ َ َ‫يل هَّللا ِ َوالَّ ِذين‬ِ ِ‫ب‬D‫ ِه ْم فِي َس‬D‫م َوأَ ْنفُ ِس‬Dْ ‫أ َ ْم َوالِ ِه‬Dِ‫ ب‬D‫دُوا‬Dَ‫َاجرُوا َو َجاه‬
َ ‫إِ َّن الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوه‬
ِ Dَ‫ْض َوالَّ ِذينَ آ َمنُوا َولَ ْم يُه‬
‫ ْي ٍء َحتَّى‬D ‫ا لَ ُك ْم ِم ْن َواَل يَتِ ِه ْم ِم ْن َش‬DD‫اجرُوا َم‬D ُ ‫أُولَئِكَ بَ ْع‬
ٍ ‫ضهُ ْم أَوْ لِيَا ُء بَع‬
ُ ‫ق َوهَّللا‬
ٌ ‫ا‬DDَ‫م ِميث‬Dُْ‫وْ ٍم بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَه‬DDَ‫ ُر إِاَّل َعلَى ق‬D ‫ص‬
ْ َّ‫م الن‬Dُ ‫ِّين فَ َعلَ ْي ُك‬ َ ‫ َوإِ ِن ا ْستَ ْن‬D‫يُهَا ِجرُوا‬
ِ ‫م فِي الد‬Dْ ‫صرُو ُك‬
‫صي ٌر‬ ِ َ‫بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬

Terjemahan: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta


berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang
memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang
muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi. dan (terhadap)
orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban
sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan
tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan)
agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum
yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha
melihat apa yang kamu kerjakan. ( Depertemen Agama RI, 2002: 187)

Adapun yang dimaksud lindung melindungi dalam ayat tersebut adalah pada
masa nabi SAW dahulu, di antara muhajirin dan anshar terjalin persaudaraan
yang amat teguh, untuk membentuk masyarakat yang baik.demikian
keteguhan dan keakraban persaudaraan mereka itu, sehingga pada pemulaan
Islam mereka waris-mewarisi seakan-akan mereka bersaudara kandung.
Sesama muslim harus saling mengasihi dan menyayangi. Kasih sayang
seorang muslim itu tidak harus dalam bentuk pujian, terkadang kasih sayang
itu dapat diwujudkan dalam bentuk sesuatu yang menyakitkan, kritikan
misalnya. Terkadang dalam bentuk bantuan finansial, tenaga dan pikiran. Di
lain waktu, kasih sayang diekspresikan dengan kritik pedas karena kesalahan
yang dilakukan oleh seorang muslim. Bukan karena hasad dan benci namun
karena kita kasihan saudara kita terjerumus dalam dosa yang bisa

11
mengantarkannya ke dalam neraka dan murka Allah.Karena kewajiban orang
yang mengkritik untuk meluruskan niat.Motivasi yang benar dalam kritik
adalah kasih sayang. Tentu akan nampak berbeda cara mengkritik karena
motivasi kasih sayang dengan cara mengkritik karena motivasi hasad dan
permusuhan. Allah berfirman dalam Q.S Al-Hujurat/49:10.
Terjemahan: Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu
damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Depertemen Agama RI,
2002: 187)
Ahmad juga meriwayatkan bersumber dari sahabat Anas ibn Malik, katanya
Nabi SAW, bersabda:
"‫ل‬DD‫ وك‬،‫ة‬DD‫رق أو الثقاف‬DD‫دين أو الع‬DD‫ر عن ال‬DD‫اس (بغض النظ‬DD‫ قادرون على توفير األمن لجميع الن‬D‫المؤمنين‬
،‫ه‬D‫ة قوت‬D‫ وهللا أن روحي هي في قبض‬D.‫الخالفات) والمسلمين قادرة على حفظ الجار اللسان تدخل واليدين‬
‫لن يدخل الجنة أحد الذي يجعل جاره ليست آمنة ألن فعل الشر‬. "(HR ‫)أحمد عن أنس بن مالك‬

“orang beriman adalah yang mampu memberikan rasa aman terhadap


semuanya manusia (tanpa membedakan agama, etnis, budaya, dan segala
perbedaan) dan orang muslim adalah yang mampu menyelamatkan terhadap
sesamanya dari gangguan lidah dan tangannya. Dan demi Allah yang jiwaku
ada dalam genggaman kekuasaan-Nya, tidak akan masuk syurga orang yang
membuat tentangganya tidak aman karena ulah kejahatannya.”(HR. Ahmad
dari Anas ibn Malik).

Di kataka kepada Raullulah SAW bahwa ada seorang perempuan puasa di


siang hari dan sibuk berdiri shalat di malam hari tetapi ia menyakiti
tetangganya. Rasullullah SAW menjawabnya “Perempuan itu di (isi) neraka”.
Di sini tampak bahwa ibadah sholat dan puasa seseorang tidak ternilai
sedikitpun jika dia tidak mampu menerjemahkan dan menerapkan arti shalat
dan puasanya ke dalam kehidupan realitanya, tetapi justru ia menyakiti dan
merusak hubungan baik dengan tetangganya. Dalam hadis-hadis lain di
sebutkan bahwa seseorang yang tidak baik dengan tetangganya yang

12
memutuskan tali silahturahim dengan tetangganya yang merapas hak orang
lain, bukan saja ibadahnya yang tidak Allah terima bahkan dia tidak termasuk
dari golongan orang-orang beriman.
‫ بينما جاره جائع‬،‫ "ال إيمان بي الناس الذين ينامون في حالة من الشبع‬:‫"كما قال النبي‬

Nabi juga bersabda: “Tidak beriman kepadaku orang yang tidur dalam
keadaan kenyang, sementara tentangganya kelaparan”.

Di dalam al-Quran juga sangat jelas bahwa akan celakalah orang-orang yang
menghardik anak yatim, tidak member makan orang miskin, riya’ dalam ber-
amal, dan tidak mau memberikan pertolongan. Dalam hadis lain di riwayatkan
tentang orang-orang Muflis(vailit atau bangkrut) pada hari kiamat kelak ia
akan kehilangan seluruh pahala shalat, puasa, dan lain-lain, karena merampas
hak orang lain, menuduh orang yang tidak bersalah atau menyakiti terhadap
sesamnya.
Dalam hadits yang lain Nabi saw. juga bersabda:

ْ َ‫لِ ِم الَ ي‬D ‫ال ْال ُم ْسلِ ُم أَ ُخو ْال ُم ْس‬


ُ‫ ه‬D‫ظلِ ُم‬ َ ِ ‫ أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬: ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ َما‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ُ ‫َح ِد‬
ِ ‫يث اب ِْن ُع َم َر َر‬
‫ا‬DDَ‫هُ بِه‬D‫ ّر َج هَّللا ُ َع ْن‬Dَ‫ةً ف‬Dَ‫اجتِ ِه َو َم ْن فَ ّر َج ع َْن ُم ْسلِ ٍم ُكـرْ ب‬ َ ‫َو الَ يُ ْسلِ ُمهُ َم ْن َكانَ فِي َحا َج ِة أَ ِخي ِه َكانَ هَّللا ُ فِي َح‬
‫ب يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة َو َم ْن َستَ َر ُم ْسلِ ًما َست ََر هُ هَّللا ُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
ِ ‫ُكرْ بَةً ِم ْن ُك َر‬
Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a berkata: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w
bersabda: Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain.

Beliau tidak boleh menzalimi dan menyusahkannya. Barang siapa yang mau
memenuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah pun akan berkenan memenuhi
kebutuhannya. Barangsiapa yang melapangkan satu kesusahan kepada seorang
muslim, maka Allah akan melapangkan salah satu kesusahan di antara
kesusahan-kesusahan Hari Kiamat nanti.

)‫ ومسلم‬،‫ (رواه البخاري‬.‫ وهللا سوف يغلق عار له يوم القيامة‬،‫من يغلق شخص عار مسلم‬

13
Barangsiapa yang menutup aib seseorang muslim, maka Allah akan menutup
aibannya pada Hari Kiamat. (HR Bukhori-Muslim)

Itulah sikap seorang muslim, bisa memberikan kontribusi positif pada


lingkungan di mana ia berada, tidak hanya berkuat pada ibadah-ibadah yang
bersifat ritual. Harus ada kepekaan dan kepedulian pada masayarakat, karena
itulah makna dari rahmatan lil ‘alamin.
Selanjutnya dalam hadis di atas, Nabi merangkaikan kata al-muslim dengan
kata al-muhajir, yaitu orang yang hijrah.Dari segi etimologi, kata hijrah berarti
memutuskan atau menjahui.Dalam konteks sabda Nabi tersebut, hijrah yang
dimaksud adalah memutuskan diri dari segala yang dilarang oleh Allah.
Abdullah ibn ‘Amr ibn al-Ash meriwayatkan bahwa Rsulullah saw. pernah
ditanya oleh seseorang:

َ‫ أَ ْن تَ ْهج َُر َما َك ِرهَ َربُّك‬: ‫ال‬ َ ‫أَيُّ ْال ِهجْ َر ِة أَ ْف‬
َ َ‫ض ُل ؟ ق‬
Artinya:
Manakah hijrah yang lebih utama? Beliau menjawab: “Engkau memutuskan
diri dari apa yang dibenci Tuhanmu”
(HR. Ahmad dan Nasai dari Abdulla ibn ‘Amr).

Meninggalkan suatu daerah menuju daerah lain yang ebih aman dengan
dasar pertimbangan tuntutan agama adalah termasuk hijrah yang dituntut
dalam Islam, tetapi meninggalkan apa saja yang di larang oleh Allah irulah
hijrah yang paling utama. Inilah hakikatnya hijrah sesungguhnya.
Syams al-Haq Abadiy dalam kitabnya ‘Aun al-Ma’bud mengutib pendapat al-
Alqamah yang meburutnya, bahwa hijrah itu ada dua macam, yaitu pertama,
hijrah secara fisik dengan meninggalkan suatu daerah dengan dasar
mempertimbangkan agama dan menghindari adanya fitnah. Kedua, hijrah
batin secara psikhis atau yang di kenal dengan istilah hijrah al-Qulub wa al-
Jawarih dalm artinya meninggalkan segala bentuk ajakan hawa nafsu setan,
segala yang di larang oleh Allah dan melakukan apa yang Allah perintahkan.

14
Hijrah seperti ini wajib bagi umat Islam kapan dan dimanapun. Contohnya
saja dalam permasalahan sebagai berikut: orang yang pernah terlibat dalam
penyalah gunaan obat-obat berbahaya dan terlarang lainnya baik srbagai
konsumen, pengedar atau sebagai penyeludup seperti yang kita kebal sebagai
narkoba. Orang-orang yang terperangkap dengan narkoba ini lalu
meninggalkan semua hal buruk ini dan berhijrah.Mereka itulah yang di sebut
dengan orang-orang yang berhijrah (muhajir).

BAB III

15
PENUTUP
1. kesimpulan
Muslim yang aktual adalah sosok yang bisa memberikan kedamaian dan
ketentraman terhadap dirinya sendiri dan bagi masyarakat serta menjauhi atau
memutuskan dari sesuatu yang dilarang oleh Allah. Itulah muslim yang benar.
Itulah sikap seorang muslim, bisa memberikan kontribusi positif pada
lingkungan di mana ia berada, tidak hanya berkuat pada ibadah-ibadah yang
bersifat ritual. Harus ada kepekaan dan kepedulian pada masayarakat, karena
itulah makna dari rahmatan lil ‘alamin.
Muslim yang aktual adalah sosok yang bisa memberikan kedamaian dan
ketentraman terhadap drinya sendiri dan bagi masyarakat serta menjauhi atau
memutuskan dari sesuatu yang dilarang oleh Allah. Itulah muslim yang benar.

2. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dan tentunya masih sangat jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu penyusun berharap kepada para pembaca untuk bersedia
memberikan kritik ataupun saran yang sifatnya konstruktif agar bisa lebih baik
lagi dalam menyusun makalah yang serupa dimasa yang akan datang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, 2006. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: CV. Doa Abu
Wajidi Sayadi, 2008. Hadis Tarbawi Pesan-Pesan Nabi SAW, Tentang
Pendidikan. Pontianak: STAIN Prees.
Wajidi Sayadi, 2011. Hadis Tarbawi Pesan-Pesan Nabi SAW, Tentang
Pendidikan. Jakarta: Pustaka Firdaus.
https://rumpit.wordpress.com. realisasi-iman-dalam-kehidupan-sosial. Tanggal 25
April 2015; 07:00.

17

Anda mungkin juga menyukai