Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU ARABI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Pemikiran Pendidikan Islam
dengan dosen pengampu Prof. Dr. Syahidin, M.Pd.

Disusun oleh: Iqbal Syahrijar

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul Konsep Pendidikan Islam Menurut Ibnu Arabi.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen kami yang
bernama Prof. Dr. Syahidin, M.pd. pada mata kuliah Kajian Pemikiran Pendidikan Islam.
Selain itu tujuan dari penulisan makalah ini untuk menambah wawasan keilmuan mengenai
topik yang dibahas yaitu tentang Konsep Pendidikan Islam Menurut Ibnu Arabi bagi para
pembaca dan juga penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Syahidin, M.Pd. yang telah
memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan sesuai bidang yang penulis tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik
secara dukungan maupun pengetahuannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini.

Bekasi, 09 febuari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan islam diawali pada masa khulafaurrasyidin. Pada masa itu
ditandai dengan munculnya kota pendidikan, tokoh-tokoh dan pemikiran-pemikiran dalam
mengembangkan Islam. Kurikulum yang digunakan meliputi : membaca dan menulis,
membaca dan menghafal Al-Quran. Ilmu-ilmu yang diajarkan meliputi pokok-pokok ajaran
islam seperti tata cara berwudhu, sholat, puasa, membaca dan menghafal syair-syair yang
mudah, Al-Quran dan tafsirnya, hadits dan pengumpulannya, serta fikih.

Pendidikan islam tidak lepas dari tokoh-tokoh yang telah berkontribusi banyak akan
kemajuan pemikiran islam. Diantara tokoh yang telah berkontribusi adalah Ibnu Arabi. Ibnu
Arabi yang bernama lengkap Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah
bin Hatim At-Tha’i adalah seorang sufi yang mahsyur pada abad ke 13. Ibnu Arabi lahir pada
17 ramadhan 560 H atau 28 juli 1165 M di Murcia, Spanyol dan wafat pada 1240 M di
Damaskus, makamnya berada di Syiria terletak di bawah gunung qayisun.

Diantara kontribusi besarnya di dalam perkembangan pendidikan Islam. Ibnu Arabi telah
melahirkan sebuah karya besar dan telah masyhur dikalangan umat islam yaitu kitab Futuhat
al-Makkiah dan Fushush al-Hikam. Kedua kitab ini sampai sekarang masih banyak dipelajari.
Namun disisi lain, Ibnu Arabi merupakan tokoh yang dianggap kontroversial melalui teorinya
Wahdah al-Wujud. Alhasil pemikiran dari ibnu Arabi selalu menarik perhatian untuk
senantiasa dibahas kaum akademisi. Oleh karena itu, tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk menggali informasi mengenai biografi Ibnu Arabi dan konsep pemikirannya dalam
pendidikan islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Ibnu Arabi ?
2. Bagaimana pemikiran pendidikan Islam menurut Ibnu Arabi ?

C. Tujuan

1. Untuk memberikan informasi tentang biografi Ibnu Arabi.


2. Untuk menjelaskan pemikiran pendidikan Islam menurut Ibnu Arabi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Ibnu Arabi

Ibnu Arabi bernama lengkap Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin
Abdullah bin Hatim At-Tha’I, biasa dipanggil dengan nama Abu bakar, Abu Muhammad dan
Abu Abdullah namun yang terkenal dengan nama Ibnu Arabi. Ibnu Arabi di gelari dengan
sejumlah gelar yang melekat pada sosoknya, seperti Syekh al Akbar, Nur al Abhar, Kibrit al
Ahmar, dan Ibn Aflathun.1 Ibnu arabi lahir pada 17 ramadhan 560 H atau 28 juli 1165 M di
Andalusia, Spanyol. Ibnu Arabi wafat pada 1240 M di Damaskus, makamnya berada di Syiria
terletak di bawah gunung qayisun.2

Ibnu Arabi tumbuh besar dari kalangan keluarga sufi keturunan dari suku arab Tayy.
Ayah dan kedua pamannya merupakan seorang sufi, ayahnya bernama ‘Ali merupakan salah
seorang pegawai dari pimpinan Murcia dan pamannya bernama Yahyan ibn yughan al-
Shanhaji yang merupakan seorang penguasa di daerah Tlemcen, kota yang terletak di Aljazair
bagian barat.3 Dari kecil Ibnu Arabi telah diajarkan ayahnya untuk bersikap zuhud,
menentang hawa nafsunya dan selalu bergantung kepada Allah SWT.

Masa kecil Ibnu Arabi ditandai peristiwa pemberontakan oleh sekelompok tentara
Kristen yang mereka namai dengan sebutan Reconquista (penakluk) terhadap dinasti muslim
yang berkuasa pada wilayah tersebut. Kemudian ia dan keluarga meninggalkan tanah
kelahirannya menuju Sevilla. Disana Ibnu Arabi tinggal selama 30 tahun dan mempelajari
banyak ilmu pengetahuan, seperti Al-Quran, hadits, ilmu kalam dan fikih kepada Ibn Hazm al
Zuhri.4 Setelah cukup lama tinggal di Sevilla, Ibnu arabi kemudian pergi menuju Cordova
untuk melanjutkan pelajaran yang lebih tinggi dan lebih luas. Ia mempelajari ilmu tafsir
kemudian memperdalam ilmu hadits, fikih serta ilmu-ilmu yang lainnya dengan mudah dan
lancar karena Ibnu Arabi telah dibekali kecerdasan dan dukungan dari orang tuanya. Salah

1
Mutawalli, “Pemikiran Teologi Sufistik Syaikh al Akbar Ibn Arabi”, Ulumuna, Volume XIV Nomor
2, Desember 2010. Hlm. 275.
2
Zubaidi, “Konsep Pendidikan Menurut Ibnu Arabi”, Tarbawi, Volume 10 Nomor 2, Juli-Desember
2013. Hlm. 100.
3
Muh Panji Maulana, “Filsafat Ketuhanan Ibn Arabi (Telaah Kitab Hill Al-Rumuz Wa Mafatih Al-
Kunuz)”, Yaqzhan, Volume 4 Nomor 2, Desember 2018. Hlm. 334.
4
Abd Halim Rofi’ie, “Wahdat Al Wujud Dalam Pemikiran Ibnu Arabi”, Ulul Albab, Volume 13 Nomor
2 Tahun 2010. Hlm. 133.
satu gurunya di Cordova adalah Syekh Abu Madyan. Singkat cerita, selama tinggal di
Cordova, Ibnu Arabi pernah berjumpa dengan dua wanita sufi yang masyhur yaitu Yasmin
Mursyaiyah dan Fatimah Qurthubiyah serta seorang filsuf islam besar yaitu Ibnu Rusyd.

Tidak berhenti sampai Sevilla, Ibnu Arabi terus melanglang buana ke berbagai negeri
Islam di Andalusia dan Afrika Utara. Di Tunisia ia mempelajari dan mensyarahkan kitab
Khal’un Na’laini karangan Ibnu Qasyim. Kemudian ia mengunjungi perguruan al Mariyah di
bawah pimpinan Ibnu Massarah dan di lanjutkan oleh Ibnu Arief. 5 Dalam perenungannya di
madrasah al Mariyah inilah Ibnu Arabi memastikan untuk serius memperdalam ilmu tasawuf.

Pada tahun 1201 M Ibnu Arabi berkunjung ke kota Mekkah untuk melaksanakan
ibadah haji. Di kota ini juga, Ibnu Arabi mendapatkan ilham untuk menuliskan sebuah karya,
yang mana karya ini menjadi karya terbesarnya yaitu kitab Al-Futuhat Al-Makiyyah. 6 Ia
mengaku bahwa dalam penulisannya, Ibnu Arabi didiktekan Allah melalui malaikat yang
menyampaikan ilham. Sedangkan karya fenomenal lainnya yaitu kitab Fushush Al-Hikam
menurut pengakuannya didiktekan oleh Nabi Muhammad didalam tidurnya saat di Mahrusah,
Damaskus pada tahun 1229 M. Setelah menetap di Damaskus, di kota inilah ia
menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1240 M.

B. Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Arabi

Sabagai pengantar dalam menguraikan gagasan pemikiran Ibnu Arabi, tidak lepas dari
teori wahdatul wujud. Pemahaman tentang wahdatul wujud menjadi pengikat atau ciri dari
seluruh pemikiran Ibnu Arabi. Hal inilah yang akan merumuskan pemikiran pendidikan Islam
menurut Ibnu Arabi.

5
Zubaidi, “Konsep Pendidikan Menurut Ibnu Arabi”, Tarbawi, Volume 10 Nomor 2, Juli-Desember
2013. Hlm. 100.
6
Muh Panji Maulana, “Filsafat Ketuhanan Ibn Arabi (Telaah Kitab Hill Al-Rumuz Wa Mafatih Al-
Kunuz)”, Yaqzhan, Volume 4 Nomor 2, Desember 2018. Hlm. 335.

Anda mungkin juga menyukai