Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TOKOH HADIS KUTUB TIS’AH


(Imam Malik, Imam Ahmad Ibn Hanbal Dan Al-Damiri)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“Studi Hadis”
Dosen Pengampu:
Dr. Imroatul Azizah, M.Ag

Oleh :
Alifiah Farizky (08040420096)
Alysia Qotrunnada (08040420099)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesehatan rohani
dan jasmani sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada teladan Nabi kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita
jalan yang harus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi
seluruh semesta.
Dalam makalah ini kami menguraikan mengenai penjabaran “Tokoh Hadis
Kutub Tis‟ah”. Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Studi Hadis
dan dosen pengajarlah yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah
kepada kelompok kami.
Atas terselesainya tugas ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Masdar Hilmy. S.Ag. M.A., Ph.D selaku Rektor UIN Sunan Ampel
Surabaya.
2. Bapak Dr. H. AH. Ali Arifin, M.M selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sunan Ampel Surabaya.
3. Bapak Achmad Room Fitrianto, S.E., M.E.I selaku Kepala Program Studi
Ekonomi Syariah.
4. Ibu Dr. Imroatul Azizah, M.Ag selaku Dosen mata kuliah Studi Hadis UIN
Sunan Ampel Surabaya.
5. Orang tua yang selalu mendukung dan memberi semangat serta tak pernah lelah
memberi do‟a dan motivasi.
6. Serta teman-teman yang membantu.
Akhir penyusun sangat kami harapkan,semoga dari pembuatan makalah ini
dapat diambil manfaatnya dan penulis memahami. Jika makalah ini tidak jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran sangat kami butuhkan. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat dan memiliki harapan dari pembaca.

Surabaya, 24 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Imam Malik ...................................................................................................... 3
1. Biografi Imam Malik ...................................................................................... 3
3. Guru-guru dan murid-murid Imam Malik ...................................................... 5
4. Karya-karya Imam Malik ............................................................................... 6
B. Ahmad Ibnu Hanbal ........................................................................................ 7
1. Biografi Ahmad Ibnu Hanbal ......................................................................... 7
2. Masa Menuntut Ilmu ...................................................................................... 9
3. Guru-Guru dan Murid-Murid Ahmad Ibnu Hanbal...................................... 11
4. Karya-Karya Ahmad Ibnu Hanbal................................................................ 12
C. Imam Al-Darimi ............................................................................................. 13
1. Biografi Imam Al-Darimi ............................................................................. 13
2. Masa menuntut Ilmu ..................................................................................... 14
3. Guru-guru dan murid-murid Al-Darimi ....................................................... 15
4. Karya-Karya Imam Al-Darimi ..................................................................... 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 17
B. Saran................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam pada masa Rasulullah masih hidup apabila terdapat kekurangan
paham terhadap suatu hukum, para sahabat langsung menanyakan kepada
Rasulullah, sehingga bisa cepat terselesaikan. Kemudian sepeninggalan
Rasulullah para sahabat menggunakan pengalaman yang diperoleh dari
perkataan, perbuatan dan kebiasaan beliau ketika masih hidup.
Sumber ajaran Islam yang utama adalah Al-Qur‟an dan hadis atau al-
Sunnah. Al-Qur‟an merupakan sumber dasar syari‟at Islam yang tidak ada
keraguannya, karena al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW, dan menjadi sumber utama hukum dalam Islam adapun
sumber hukum kedua adalah Al-Sunnah. Dalam usaha penulisan Al-Qur‟an
Rasulullah telah langsung membimbing dan menuntunnya. Sehingga sejak zaman
Rosulullah sampai terbentuknya mushaf sebagaimana yang kita dapat saksikan
saat ini, memerlukan waktu yang relatif pendek, yitu sekitar 15 tahun. Sedangkan
untuk menghimpun dan penulisannya mengalami masa yang cukup panjang,
yaitu tiga abad lamanya.
Tetapi untuk hadis tidak ada perintah dari nabi Muhammad untuk
membukukannya. Pada abad ke 2 Hijriah barulah hadis Nabi dibukukan yaitu
pada mas Khalifah Umar ibn Abd al-Aziz dengan dukungan penguasa saat itu.
Sehingga hal tersebut menjadikan hadis berkembang sedemikian pesatnya dan
memunculkan beragam kitab hadis. Kegiatan pembukuan kitab hadits didunia
Islam sudah berlangsung 12 abad lamanya. Berikut ini sekilas biografi, guru, dan
muridnya, ringkasan kitabnya tentang tokoh al kutub al tis'ah yang meliputi:
Imam Malik, Imam Ahmad ibn Hambal, dan Imam al Darimi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Tokoh Hadis Kutub al-Tis‟ah (Imam Malik,Imam
Ahmad Ibnu Hanbali, dan Imam al Darimi)?
2. Bagaimana Guru dan Murid dari Tokoh Hadis Kutub al-Tis‟ah (Imam
Malik,Imam Ahmad Ibnu Hanbali, dan Imam al Darimi)?
3. Bagaimana karya-karya dari Tokoh Hadis Kutub al-Tis‟ah (Imam
Malik,Imam Ahmad Ibnu Hanbali, dan Imam al Darimi)?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Biografi Tokoh Hadis Kutub al-Tis‟ah (Imam Malik,
Imam Ahmad Ibnu Hanbal, dan Imam al Darimi).
2. Untuk Mengetahui Guru dan Murid dari Tokoh Hadis Kutub al-Tis‟ah
(Imam Malik, Imam Ahmad Ibnu Hanbal, dan Imam al Darimi).
3. Untuk Mengetahui karya-karya dari Tokoh Hadis Kutub al-Tis‟ah (Imam
Malik, Imam Ahmad Ibnu Hanbal, dan Imam al Darimi).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Imam Malik
1. Biografi Imam Malik
Nama lengkap pengarang kitab al-Muwatta adalah Abu Abdullah Malik
ibn Anas ibn Malik ibn Abi Amir ibn Harith al-Asbahi. Dia terkenal dengan
sebutan Imam Malik. Imam Malik merupakan Imam Dari al-Hijrah, seorang
ahli fiqih, ahli hadis dan merupakan pendiri madzhab Malikiyah. Garis
keturunannya berakhir pada Ya‟rub bin al-Qattan al-Asbahi, dinisbatkan
kepada “Dhi Asbah”, sebutan bagi satu Kabilah di daerah Yaman yang salah
seorang kakeknya pindah dan menetap di Madinah. 1
Datuk Imam Malik, Abu Amir adalah seorang sahabat senior yang
militeran. Reputasi kemiliterannya meliputi seluruh Gazwah, yakni
peperangan yang dipimpin langsung oleh Nabi, kecuali peperangan Badar.
Kakeknya, Malik bin Abi Amir, termasuk tabi‟in senior, dan merupakan
ulama kenamaan. Dia merupakan salah seorang dari keempat pemandu
2
keranda jenazah Khalifah Usman bin Affan pada malam pemakamannya.
Imam Malik merupakan generasi Atba‟ al-Tabi‟in. ia dilahirkan di
Madinah pada tahun 93 Hijriyah dari seorang ibu yang telah
mengandungnya selama tiga tahun, dan wafat di Madinah juga dalam usia 87
tahun, setelah menjadi mufti Madinah selama 60 tahun. Dia sakit selama 22
hari dan wafat pada hari ahad tanggal 14 Rabi‟ al-Awwal tahun 179 H. 3
Imam Malik memiliki budi pekerti yang luhur, sopan, lemah lembut, suka
menolong orang yang kesusahan, dan suka berderma kepada kaum miskin.
Beliau juga termasuk orang yang pendiam, tidak suka membual dan

1
PROF. DR.H. ZAINUL ARIFIN, MA., STUDI KITAB HADIS, Pertama 2013 (Surabya: Al-Muna
Surabaya, 2013), hlm.55-56, http://digilib.uinsby.ac.id/20097/2/Studi%20kitab%20hadis.pdf.
2
Sholahuddin Al Ayubi, “MANHAJ PENULISAN KITAB AL MUWATTA‟ KARYA IMAM
MALIK,” (Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN SMH Banten VOL. 03, NO. 01 (2009):
hlm.41.
3
PROF. DR.H. ZAINUL ARIFIN, MA., STUDI KITAB HADIS, hlm.56.

3
berbicara seperlunya, sehingga dihormati oleh banyak orang. Namun dibalik
sifat pendiamnya tersebut, beliau juga merupakan sosok yang sangat kuat,
dan kokoh dalam pendirian. Bukti terkait sifatnya tersebut adalah Imam
Malik pernah dicambuk 70 kali oleh Gubernur Madinah Ja‟far ibn Sulaiman
ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas karena menolak mengikuti pandangan Ja‟far
ibn Sulaiman.4
Sejak kecil atas dukungan orang tuanya, khususnya ibunya, beliau
berguru kepada para ulama‟ di Madinah. Beliau tidak pernah berkelana
keluar dari Madinah. Karena kota madinah pada masa itu adalah pusat ilmu
pengetahuan Agama Islam, dan karena ditempat inilah banyak tabi‟in yang
berguru dari sahabat-sahabat Nabi dan banyak ulama‟ dari berbagai penjuru
dunia berdatangan untuk berguru dan bertukar pikiran.5
2. Masa Menuntut Ilmu
Pada saat malik tumbuh dewasa dan pada masa sebelumnya, Madinah
al-Munawwara berkembang dengan para ulama besar yang merupakan
pewaris langsung pengetahuan para sahabat. Diantara mereka adalah „tujuh
fuqoha kota madina (atau sepuluh fuqoha) dan sahabat-sahabat mereka yang
belajar dari mereka. Imam Malik sendiri selalu haus akan ilmu dan
mengabdikan dirinya untk mengumpulkan ilmu dari tokoh-tokoh tersebut. Ia
minum dan minum lagi dari pancuran air pengetahuan yang segar dan manis.
Beliau adalah seorang muhadist yang menjunjung tinggi hadist
Rasullullah SAW. Jika hendak memberikan hadis, ia berwudhu‟ terlebih
dahulu, kemudian duduk di alas sholat dengan tenang dan tawadhu‟. Selain
ahli hadist, beliau juga ahli fikih. Sehingga seluruh warga hijaz menyebutnya
dengan “Sayyidi fuqaha al hijaz”. 6

4
Muhammad Qomarullah, “MENGENAL KUTUB TIS‟AH DAN BIOGRAFI PENGARANGYA,”
Dosen STAI Bumi Silampari Lubuklinggau Vol. XII, No. 01. Februari 2017 (2017): hlm.21.
5
PROF. DR.H. ZAINUL ARIFIN, MA., STUDI KITAB HADIS, hlm.57.
6
Muhammad Qomarullah, “MENGENAL KUTUB TIS‟AH DAN BIOGRAFI PENGARANGYA,”
hlm.21-22.

4
3. Guru-guru dan murid-murid Imam Malik
Imam Malik pernah belajar kepada 900 guru, 300 diantaranya dari
golongan tabi‟in dan 600 orang dari kalangan tabi‟it tabi‟in.
Menurut Amin al-Khulli, diantara guru-gurunya yang terkemuka
adalah:
a) Rabi‟ah al-Ra‟yi bin Abi Abdirrahman Furuh alMadani (w. 136 H).
Rabi‟ah adalah guru Imam Malik pada waktu kecil, yang mengajari Imam
Malik tentang Ilmu Akhlak, Ilmu Fiqih dan Ilmu Hadis. Ada 12 riwayat
hadis yang diriwayatkan.
b) Ibnu Hurmuz Abu Bakar bin Yazid (w. 147 H). Imam Malik berguru
kepada Hurmuz selama kurang lebih 8 tahun dalam Ilmu Kalam, Ilmu
I‟tiqad dan Ilmu Fiqih dan mendapatkan 54-57 hadis darinya.
c) Ibnu Shihab al-Zuhri (w. 124 H), Imam Malik meriwayatkan 132 hadis
darinya, dengan rincian 92 hadis Musnad dan yang lainnya Mursal.
d) Nafi‟ ibn Surajis Abu Abdullah al-Dailami (w. 120 H). Dia adalah
pembantu keluarga Abdullah bin Umar dan hidup pada masa Khalifah
Umar bin Abdul Aziz. Riwayat Imam Malik darinya adalah riwayat yang
paling sahih sanadnya. Imam Malik mendapat 80 hadis lebih dari Nafi‟.
e) Ja‟far Sadiq ibn Muhammad ibn Ali al Husain ibn Abu Talib al-Madani.
(w. 148 H). Beliau adalah salah seorang imam isna asariyyah, ahlul bait
dan ulama‟ besar. Imam Malik berguru fiqih dan hadis kepadanya dan
mengambil sembilan hadis darinya dalam bab manasik.
f) Muhammad Abi al-Munkadir ibn al-Hadiri al-taimy alQurashi (w. 131
H). Beliau adalah saudara dari Rabi‟ah al-Ra‟yi, ahli fiqih hijaz dan
Madinah, ahli hadis dan seorang Qari‟ yang tergolong Sayyidat al-Qura.7
Imam Malik mempunyai banyak sekali murid yang terdiri dari para
ulama. Qodhi Ilyad menyebutkan bahwa lebih dari 1000 orang ulama‟
terkenal yang menjadi murid Imam Malik, diantaranya: Muhammad bin

7
HAMNAH, “KITAB AL-MUWAṬṬA‟ IMAM MĀLIK(Studi tentang Metodologi Penyusunan)”
(makassar, UIN Alauddin Makassar, 2013), hlm.56-57.

5
Muslim Al-Zuhri, Rabi‟ah bin Abdurrahman, Yahya bin Said Al-Anshori,
Muhammad bin Ajlal, Salim bin Abi Umayah, Muhammad bin Abdurrahman
bin Abi Ziab, Abdul Malik bin Juraih, Muhammad bin Ishaq dan Sulaiman
bin Mahram Al-Amasi.
Sedangkan yang seangkatan adalah Sufyan bin Said Al-Sauri, Lais bin
Saad Al-Misri, al-Auza‟i, Hamad bin Zaid, Sufyan bin Uyaynah, Hammad bin
Salamah, Abu Hanifah dan putranya Hammad, Qodhi Abu Yusuf, Qodhi
Syuraik bin Abdullah dan Syafi‟i, Abdullah bin Mubarok, Muhammad bin
Hasan, Qodhi Musa bin Thoriq dan Walid bin Muslim.8
4. Karya-karya Imam Malik
Di antara karya Imam Malik adalah kitab al-Muwatta‟ yang ditulis pada
tahun 144 H. Atas anjuran kholifah Ja‟far Al-Mansyur. Menurut penelitian
Abu Bakar Al-Abhary Atsar Rosulullah SAW, para sahabat dan tabi‟in yang
tercantum dalam kitab al-Muwata‟ sejumlah 1.720 orang.
Pendapat Imam Malik bisa sampai pada kita melalui dua buah kitab,
yaitu al- Muwatha‟ dan Al-Mudawwanah al-Kubro.9 Kitab al-Muwatha‟
mengandung dua aspek yaitu aspek hadits dan aspek fiqih. Adanya aspek
hadits karena al- Muwatha‟ banyak mengandung hadits yang berasal
Rasulullah SAW atau dari sahabat atau tabi‟in. Hadits itu diperoleh dari 95
orang yang kesemuaannya dari penduduk Madinah, kecuali 6 orang
diantaranya: Abu Al-zubair (Makkah), Humaid al-Ta‟wil dan Ayyub Al-
Sahtiyang (basrah), Atha‟ bin Abdullah (khurasan), Abdul Karim (jazirah),
Ibrahim ibn Abi Abiah (syam).
Sedangkan yang dimaksud aspek fiqih adalah kaena kitab al-Muwatha‟
disusun berdasarkan sistematika dengan bab-bab pembahasan layaknya kitab
fiqih. Ada bab thaharah, sholat, zakat, nikah, dan lain-lain.
Kitab lain karangan Imam Malik adalah kitab mudawwanah al-Kubro
yang merupakan kumpulan risalah yang memuat kurang lebih 1.036 masalah

8
“Imam Malik,” UIN Sunan Ampel Surabya, t.t., hlm.38.
9
Huzaemah Tahido Yanggo, “Pengantar Perbandingan Mazhab...,” t.t., hlm.7.

6
dari fatwa Imam Malik yang dikumpulkan oleh As‟ad bn al-furaid Al-
Naisabury yang berasal dari tunis yang pernah menajdi murid Imam Malik.10
Al- Muwatta` merupakan hasil karya Imam Malik yang paling
spektakuler, dan disana masih ada beberapa karya beliau yang tersebar,
diantaranya;
1. Risalah fi al qadar
2. Risalah fi an nujum wa manazili al qamar
3. Risalah fi al aqdliyyah
4. Risalah ila abi Ghassan Muhammad bin Mutharrif
5. Risalah ila al Laits bin Sa‟d fi ijma‟i ahli al madinah
6. Juz`un fi at tafsir
7. Kitabu as sir
8. Risalatu ila Ar Rasyid. 11

B. Ahmad Ibnu Hanbal


1. Biografi Ahmad Ibnu Hanbal
Ahmad bin Muhammad ibn Hanbal al-Syaibaniy dilahirkan di
Baghdad pada bulan Rabi‟ul awal tahun 164 H atau November 780 Masehi.
Nama lengkapnya Ahmad Ibn Muhammad ibn Hanbal. Beliau juga salah satu
pendiri madzhab empat yang diberi nama mazhab hambali. Panggilan sehari-
harinya Abu Abdullah. Beliau keturunan Arab dari suku bani Syaiban,
sehingga diberi Laqab al-Syaibany. Dan Ahmad Ibn Hanbal meninggal pada
hari Jum‟at bulan Rabi‟ul awal tahun 241 H (855 M) di kota kelahirannya
Baghdad.12 Ayahnya bernama Muhammad, seorang mujtahid di Basrah.
Sedangkan ibunya bernama Safiyah binti Maimunah binti Abdullah Malik Al-
Syaibaniy.

10
Sholahuddin Al Ayubi, “MANHAJ PENULISAN KITAB AL MUWATTA‟ KARYA IMAM
MALIK.”
11
Muhammad Qomarullah, “MENGENAL KUTUB TIS‟AH DAN BIOGRAFI PENGARANGYA,”
hlm.23.
12
Muhammad Yasir. 2013. Kitab Musnan Ahmad Ibn Hanbal. Menara, Vol. 12, No. 2, h. 165.

7
Kakeknya, Hanbal ibn Hilal adalah Gubernur Sarakhs yang bersama
dinasti Abbasiyyah aktif menentang dinasti Umayyah di Khurasan. Ketika
Ahmad masih kecil, ayahnya berpulang kerahmatullah dengan hanya
meninggalkan harta pas-pasan untuk menghidupi keluarganya. Sebuah riwayat
menyebutkan bahwa jika Ahmad ibn Hanbal ditanya mengenai asal sukunya,
beliau mengatakan beliau adalah seorang anak dari suku orang-orang miskin.
Ahmad adalah anak tunggal, dan semenjak kematian ayahnya, sang Ibu tidak
menikah lagi, meskipun beliau masih muda dan banyak lelaki melamarnya.
Hal itu dilakukan dengan tujuan agar beliau bisa memfokuskan perhatian
kepada Ahmad sehingga bisa tumbuh sebagaimana yang diharapkan.13
Ahmad menikah dan memiliki dua orang putra yang terkenal dalam
bidang hadis yaitu Shalih dan Abdullah. Kedua putranya banyak menerima
hadis dari sang ayah dan memasukkan sejumlah hadis kedalam kitab Musnad
ayahnya. Ahmad seorang ilmuan yang Produktif diantara karya-karyanya.
Kitab yang paling agung dan termashur adalah Musnad Ahmad. Imam Ahmad
ibn Hanbal adalah Imam yang keempat dari fuqaha‟ Islam. beliau adalah
orang yang mempunyai sifat-sifat luhur dan budi pekerti yang tinggi. Imam
Ahmad juga adalah seorang yang zuhud, bersih hatinya dari segala macam
pengaruh kebendaan. Beliau juga dikenal seorang yang pendiam tetapi beliau
tertarik untuk selalu berdiskusi dan tidak segan meralat pendapatnya sendiri
apabila jelas bahwa pendapat orang lain lebih benar. Beliau adalah orang yang
berwawasan luas, ulama yang sangat dalam pemahamannya terhadap ruh
syariat. Selama hayatnya, Imam Ahmad cinta sekali kepada sunnah Rasulullah
SAW, sehingga mendorongnya untuk banyak meniru Rasulullah dalam segala
urusan agama dan dunia. Beliau tidak hafal satu hadispun kecuali
mengamalkannya. Sehingga ada suatu kalangan yang lebih melihat beliau
sebagai seorang ilmuwan hadist daripada ilmuwan fiqh.
Imam Ahmad tertarik untuk menulis hadits pada tahun 179 Hijriyah saat
berumur 16 tahun. Beliau terus berada di kota Baghdad mengambil hadits dari

13
Ibid., h. 166

8
syaikh-syaikh hadits kota itu hingga tahun 186 H. Beliau melakukan
mulazamah kepada syaikhnya, Hasyim bin Basyir bin Abu Hazim al-Wasithiy
hingga syaikhnya tersebut wafat tahun 183 H. Disebutkan oleh putra beliau
bahwa beliau mengambil hadis dari Hasyim sekitar tiga ratus ribu hadis lebih.
2. Masa Menuntut Ilmu
Imam Ahmad tumbuh dewasa sebagai seorang anak yatim. Ibunya
berperan penuh dalam mendidik dan membesarkan beliau. Untungnya, sang
ayah meninggalkan untuk mereka dua buah rumah di kota Baghdad. Dari kota
Baghdadd inilah beliau memulai mencurahkan perhatiannnya belajar dan
mencari hadis sehikmat-hikmatnya, sejak baru berumur 16 tahun.14
Beliau mendapatkan pendidikannya yang pertama di kota Baghdad.
Saat itu, kota Baghdad telah menjadi pusat peradaban dunia Islam, yang
penuh dengan manusia yang berbeda asalnya dan beragam jenis ilmu
pengetahuan. Disana tinggal para qari‟, ahli hadis, para sufi, ahli bahasa,
filosof, dan sebagainya.
Setamatnya menghafal Alquran dan mempelajari ilmu- ilmu bahasa
Arab di al-Kuttab saat berumur 14 tahun, beliau melanjutkan pendidikannya
ke ad-Diwan. Beliau terus menuntut ilmu dengan penuh azzam yang tinggi
dan tidak mudah goyah. Sang ibu banyak membimbing dan memberi beliau
dorongan semangat. Tidak lupa dia mengingatkan beliau agar tetap
memperhatikan keadaan diri sendiri, terutama dalam masalah kesehatan.
Tentang hal itu beliau pernah bercerita,“Terkadang aku ingin segera pergi
pagi-pagi sekali mengambil (periwayatan) hadits, tetapi Ibu segera
mengambil pakaianku dan berkata, „Bersabarlah dulu. Tunggu sampai adzan
berkumandang atau setelah orang-orang selesai shalat subuh.'”15
Perhatian beliau saat itu memang tengah tertuju kepada keinginan
mengambil hadits dari para perawinya. Beliau mengatakan bahwa orang

14
Muhammad Qomarullah. 2017. Mengenak Kutub Tis‟ah dan Biografi Pengarangnya (Imam Malik,
Imam Ahmad ibn Hambal dan Al-Damiri). el-Ghiroh, vol. XII, no. 01, h. 17
15
Ibid., h. 18

9
pertama yang darinya beliau mengambil hadits adalah al-Qadhi Abu Yusuf,
murid/rekan Imam Abu Hanifah. Imam Ahmad tertarik untuk menulis hadits
pada tahun 179 saat berumur 16 tahun. Beliau terus berada di kota
Baghdad mengambil hadits dari syaikh-syaikh hadits kota itu hingga tahun
186. Beliau melakukan mulazamah kepada syaikhnya, Hasyim bin Basyir bin
Abu Hazim al-Wasithiy hingga syaikhnya tersebut wafat tahun 183.
Disebutkan oleh putra beliau bahwa beliau mengambil hadits dari Hasyim
sekitar tiga ratus ribu hadits lebih.
Imam Ahmad hidup di Baghdad yang merupakan pusat peradaban dan
ilmu pengetahuan nomor satu pada saat itu. Di sana, tinggal para pakar ilmu
pengetahuan. Sejak kecil Imam Ahmad menghafal al-Qur'an, belajar Bahasa
Arab, hadits, dan Sejarah. Ketika beranjak dewasa, Imam ahmad memilih
untuk menekuni ilmu hadits yang menuntutnya untuk mengembara ke
berbagai kota untuk mencari hadits. Dalam pengemabaraannya, Imam Ahmad
juga mengkaji Fiqih. Karenanya ia dapat memadukan hadits dan fiqih
sekaligus
Demikianlah, beliau amat menekuni pencatatan hadis, dan
ketekunannya itu menyibukkannya dari hal-hal lain sampai dalam hal
berumah tangga. Beliau baru menikah setelah berumur 40 tahun. Ada
orang yang berkata kepada beliau, “Wahai Abu Abdillah, Anda telah
mencapai semua ini. Anda telah menjadi imam kaum muslimin.” Beliau
menjawab, “Bersama mahbarah (tempat tinta) hingga ke maqbarah (kubur).
Aku akan tetap menuntut ilmu sampai aku masuk liang kubur.” Dan memang
senantiasa seperti itulah keadaan beliau: menekuni hadits, memberi fatwa, dan
kegiatan- kegiatan lain yang memberi manfaat kepada kaum muslimin.
Sementara itu, murid-murid beliau berkumpul di sekitarnya, mengambil
darinya (ilmu) hadits, fiqih, dan lainnya. Ada banyak ulama yang pernah
mengambil ilmu dari beliau, di antaranya kedua putra beliau, Abdullah dan
Shalih, Abu Zur „ah, Bukhari, Muslim, Abu Dawud, al-Atsram, dan lain-lain.

10
3. Guru-Guru dan Murid-Murid Ahmad Ibnu Hanbal
Guru pertama Ahmad bin Hanbal muda adalah murid senior dari Imam
Abu Hanifah yakni Abu Yusuf al-Qadhi. Ia belajar dasar-dasar ilmu fikih,
kaidah-kaidah ijtihad, dan metodologi kias dari Abu Yusuf. Imam Ahmad
berguru kepada banyak ulama yang tersebar diberbagai negeri seperti
Mekkah, Kufah, Basrah, Baghdad, yaman, dan negeri lainnya. Diantaranya
adalah:16
1) Ismail bin Ja‟far
2) Abbad bin Abbad Al-Ataky
3) Umar bin Abdillah bin Khalid
4) Husyaim bin Basyir bin Qasim bin Dinar As-Sulami
5) Imam Syafi‟i
6) Waki‟ bin Jarrah
7) Ismail bin Ulayyah
8) Sufyan bin Uyainah
9) Abdurrazaq bin Human
10) Ibrahim bin Ma‟qil
Adapun murid-murid beliau, diantaranya Shalih bin Imam Ahmad bin
Hambal (Putranya), Abdullah bin Imam Ahmad bin Hambal (Putranya),
Keponakannya, Hambal bin Ishaq, Al-Hasan ibn ash-Shabba al-Bazzar,
Muhammad ibn Ubaidillah al-Munadi, Muhammad ibn Ismail al-Bukhari,
Muslim ibn al-Hajjaj an-Naisaburi, Abu Zur‟ah, Abu Hatim ar-Raziyan, Abu
Dawud as-Sijitani, Ibn Qudama, Ibn Qayyim, Saleh M, Abdullah bin Ahmad,
Abu Bakar al-Asram, Abdul Malik al-Marwazi.17
Ulama-ulama besar yang pernah mengambil ilmu dari Imam Ahamd bin
Hanbal antara lain adalah: Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibn Abi al- Dunya
dan Ahmad bin Abi Hawarimy.

16
http://repository.uin-suska.ac.id/7292/3/BAB%20II.pdf., h. 16
17
Ibid., h. 17

11
4. Karya-Karya Ahmad Ibnu Hanbal
Ahmad Ibn Hanbal telah berhasil mengarang sejumlah buku, diantara
yang telah diterbitkan, sedangkan yang telah hilang. Selain itu, masih ada
beberapa bukunya yang memerlukan perbaikan dan pulisitas.
Berikut daftar karya tulis Ahmad ibn Hanbal:18
1) Al-Ilal wa Ma‟rifat Al-Rijal
2) Tarikh
3) Al-Nasakh wa Al-Mansukh Al-Tafsir
4) Al-Manasik
5) Al-Asyribah
6) Al-Zuhd
7) Al-Radd‟ala Al-Zanadiqah wa Al-Jahmiyah
8) Al-Musnad
Dari sekian buku yang dikarangnya, Musnad merupakan kitab yang
terkenal dan merupakan kitab-kita Musnad terbesar yang pernah ada. Musnad
Ahmad termasuk kitab termashur dan terbesar yang disusun pada periode
kelima perkembangan hadis (Abad ketiga Hijriyah). Kitab ini melengkapi dan
menghimpun kitab-kitab hadis yang ada sebelumnya dan merupakan satu
kitab yang dapat memenuhi kebutuhan muslim dalam hal agama dan dunia
pada masanya. Dimana koleksi hadis dalam Musnad semula diangkat dari
hasil seleksi kurang lebih 750.000 hadis oleh Ahmad lebih ditekankan norma
seleksinya pada segi nilai kelayakan hadis, ushul fiqih, dan tafsir. Dari jumlah
itu beliau seleksi menjadi 40.000 hadis yang dibukukan dengan tulisan tangan
24 jilid dan ketika diterbitkan dengan tulisan ketikan mesin mendai 6 jilid
format sedang.19
Ada lagi hasil karya beliau yang dikumpulkan oleh Abu Bakar al Khallal,
diantaranya:
1) Kitabu al „illal

18
http://digilib.uinsby.ac.id/10561/6/Tia_bab%203.pdf., h. 63
19
Ibid., h. 64

12
2) Kitabu al „ilmi
3) Kitabu al sunnah
Kitab al-I‟lal memperlihatkan betapa beliau cukup serius dalam
mengamati illat atau cacat hadis, disamping kitab berjudul kitab al-Ashribah
dan al-Nasikh wa al-Mansuh menempatkan Imam Ahmad Ibn Hambal sebagai
analisis fiqih dikelasnya, disamping pola pemikiran fiqihnya yang sedikit
banyak dipengaruhi oleh metode yang bersangkutan untuk dijadikan hujjah.

C. Imam Al-Darimi
1. Biografi Imam Al-Darimi
Nama lengkap Imam Al-Darimi adalah Abu Muhammad Abdillah bin
Abdurrahman bin Fadhl bin Bahram bin Abdu Samad Attamimy as-
Samarqady Ad-Darimi. Nama beliau ini dinisbatkan kepada tempat beliau
dilahirkan, yaitu kota Samarkand. Sedangkan nama Ad-darimi dinisbatkan
kepada Daram bin Malik ibnu Handala bin Zaid manad bin Tamim.20
Pertumbuhan kehidupan Imam al-Darimi berada pada suatu masa yang
disebut degan kemajuan pemikiran ketasawufan. Beliau mencari hadis di
beberapa daerah antara lain: Mesir, Iraq, Syam, Makkah dan Madinah. Setelah
beliau merasa menguasai, beliau ke daerah kelahirannya untuk mengamalkan
ilmunya demi hilangnya kebohongan dan ketidak jujuran.
Seorang ulama di Bagdad, Muhammad bin Abdullaah pernah
mengatakan: “wahai orang-orang khurrasan selagi Abdullah bin Abdurrahman
(ad-Darimi) ada di lingkunganmu, jangan engkau sibuk mencari yang
lainnya.” Ishaq pernah mendengar suatu pernyataan dari sa‟id, Aisyah, bahwa
Abdullah bin Abdurrahman merupakan seorang pemimpin umat dimasanya.
Sedangkan kata Utsman bin Abi Syaibah “Bahwa Abdullah bin
Abdurrahman nilainya lebih agung dari anggapan(persepsi) masyarakat pada
waktu itu. Yakni, beliau lebih dari seorang pemikir, penghafal, dan

20
Syaikh Muhammad Abdul Aziz Al Khalidi, SUNAN AD-DARIMI, t.t.

13
pemelihata, sehingga pantaslah kalau warga khurasan sangat beruntung punya
pemimpin seperti beliau.21
Beliau sangat sabar melihat masyarakat untuk menjadi penghafal dan
menerapkan (mengaplikasikan) sikap wira‟I dalam kehidupan keseharian,
demikian ungkapan Muhammad bin Bakir. Dari kebiasaan beliau ini menjadi
kekuatan hafalannya semakin kuat, bahkan melebihi hafalannya Imam Ahmad
bin Hambal, asy-Syaukani, maupun Ishaq Ibnul Madany. 22
Beliau adalah musafir yang sempurna, ahli fiqh dan alim. Pernah
menjadi hakim yang sangat disukai oleh penguasa Samarkand. Karangan
beliau meliputi bidang tafsir, kitab al-jami‟ dan al-Musnad yang disebut
musnad inilah yang dinamai dengan “ Sunan ad-Darimi”23
Beliau lahir pada tahun 181 Hijriyah atau 797 Masehi dan beliau wafat
pada tahun 225 Hijriyah atau 869 Masehi bersamaan dengan Ibnu Mubarak.
Pada hari Tarwiyah setelah ashar dan dikebumikan pada hari Arafah yang
24
kebetulan jatuh pada hari Jum‟at, berusia 75 tahun.
2. Masa menuntut Ilmu
Al-darimi sejak kecil sudah dikaruniai kecerdasan otak sehingga
beliau mudah untuk memehami dan menghafalkan setia apa yang beliau
dengarkan. Dengan bekal itu beliau menemui syekh untuk belajar ilmu. Ia
belajar kepada orang yang lebih tua darinya atau bahkan lebih mudah dari
beliau, sehingga ulama pada masanya telah ia kunjungi dan telah ia serap
ilmunya.
Samarkan adalah negeri yang tidak pernah sepi dari ilmu pengetahuan,
walupun demikian ia tidak merassa cukup dengan apa yang ada di
samarkhand. Ia juga mengunjungi khurasan dan belajar hadits dari ulama

21
“Imam Ad-Darimi dan Kitabnya,” UIN Sunan Ampel Surabya, t.t.
22
Dr. H. Abd Kadir, DIRASAT ISLAMIYAH (Surabya: Dwiputra Pustaka Jaya, 2016), hlm.200,
http://digilib.uinsby.ac.id/7439/2/Dirasat%20Islamiyah.pdf.
23
“KEDUDUKAN SUNAN AD-DARIMI DIANTARA KITAB-KITAB HADITS,” UIN Sunan
Ampel Surabya, t.t., http://digilib.uinsby.ac.id/23/5/BAB%203.pdf.
Muhammad Qomarullah, “MENGENAL KUTUB TIS‟AH DAN BIOGRAFI
24

PENGARANGYA,” Hlm.24.

14
yang ada disana. Kemudian ia berkunjung ke Irak, dan belajar hadits
kepada para ahli yang ada di Bagdad, kuffah, Wasith dan basrah.
Al Darimi adalah sosok yang gigih dalam mencari hadist dan diakui
oleh kebanyakan ulama‟ hadist. Salah satu kitabnya yang berjudul “al
hadist al musnad al marfu‟ wa al mauquf wa al maqthu‟ yang beliau susun
dengan sistematika bab-bab fikih, sehingga kitab ini popular dengan sebutan
“sunan al darimi”.25
3. Guru-guru dan murid-murid Al-Darimi
Seiring dengan lewatan perjalanan beliau dalam mengumpulkan
(mengkumulasikan) hadist-hadist nabi maka banyak sekali orang yang telah
berjasa kepada beliau sebagai sumber informasi sekaligus sebagai guru yang
mereka hormati diantaranya: Marwan bin Muhammad dan Abu Mashar,
Nadzar bin Syamil, Abdul Wahab bin Sa‟idal-Mughni, Yazid bin Harun, Zaid
bin Yahya bin „Ubaid ad Dimasqy, Wahab bin Harir, dan Khalid bin
Mukhallid.
Sedangkan ulama- ulama yang pernah menjadi murid beliau sangat
banyak diantanya yang terkenal, adalah:
1) Imam al-Bukhari selain dalam Jami‟nya
2) Imam Muslim dalam as-Shohihnya,
3) Imam Abu Dawud,
4) Imam at-Tarmidzhi,
5) Imam Abu Hatim, Abu Zariah
6) Ja‟far bin Muhammad al-Faryaby
7) Abdullah bin Ahmad bin Hambal
8) Isa bin Amr bin al-Abbas as- samarqandy dan lain-lain.26
4. Karya-Karya Imam Al-Darimi
Karya beliau yang popular adalah kitab hadist yang diberi judul “al
hadist al musnad al marfu‟ wa al mauquf wa al maqthu‟ atau yang

25
Muhammad Qomarullah, hlm.25.
26
“KEDUDUKAN SUNAN AD-DARIMI DIANTARA KITAB-KITAB HADITS.”

15
terkenal dengan sunan al Darimi. Disamping itu al Darimi juga menyusun
27
kitab tafsir dan kitab ensiklopedi (al Jami‟).
Namun, pada masa kini tidak bisa kita temukan lagi keberadaannya.
Kitab ini berisi hadis-hadis marfu‟, mauquf, dan maqtu‟. Bagian terbesar dari
hadis-hadis yang terdapat dalamkitab tersebut adalah hadis-hadis yang
marfu‟, ini pula lah yang menjadi sandaran utama dalam mengemukakan
hokum-hukum pada setiap babnya. Namun ada kalanya al-Darimi
memperpanjang lebar pembahasan dengan menambah hadis yang marfu‟ dan
mengemukakan berbagai asar dari para sahabat maupun dari para tabi‟in.
Dalam menyusun kitab Sunan al-Darimi ini, baliau tampaknya
tidak berkehendak untuk memperbanyak jalur sanad, tetapi ia lebih
berkeinginan untuk menyusun suatu kitab yang ringkas. Dalam satu bab ia
hanya memasukkan satu hadist, dua hadist, atau tiga hadist saja. Inilah alasan
beliau hanya memasukkan tidak lebih dari 10 buah hadis mu‟allaq. Kitab
karya al-Darimi ini memiliki sistematika penyusun yang baik, yang terangkai
dalam 24 kitab, artisan bab, dan 3367 buah hadis yang terdiri dari 89 hadis
mursal dan 240 hadis maqtu‟ serta kebanyakan hadis bersandar langsung
dari Nabi Muhammad SAW (marfu‟).28

27
“Imam Ad-Darimi dan Kitabnya.”
28
Muhammad Qomarullah, “MENGENAL KUTUB TIS‟AH DAN BIOGRAFI PENGARANGYA.”

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari apa yang telah dipaparkan diatas, maka kita dapat mengetahui
bahwasannya Imam Malik, Imam Ahmad Ibnu Hanbali, dan Imam al Darimi
merupakan seorang ilmuan hukum yang relatif paling tekstual dalam memahami
al-qur‟an dan sunnah. Akan kecintaan beliau terhadap sunnah dan hadis nabi,
sehingga tidak heran bila sampai saat ini hasil karya mereka tetap dipakai dan
dijadikan rujukan bagi para ilmuan dalam mempelajari ilmu hadis.
Sebagai pembela hadits Nabi yang sangat gigih dapat dilihat dari cara-cara
yang digunakan dalam memutuskan hukum, yakni tidak menggunakan akal
kecuali dalam keadaan sangat terpaksa. Ketiga tokoh diatas merupakan yang
sangat akan haus akan ilmu itu semua terbukti bahwa mereka memeliki banyak
guru, selain itu beliau juga tidak main-main dalam menuntut ilmu beliau
hanya akan mencari ilmu kepada orang-orang yang benar-benar memahami ilmu
tersebut dalam objeknya. Sebagai seorang pemuda Islam seharusnya kita bisa
meniru semangat mereka dalam menuntut ilmu, yang selalu haus akan ilmu dan
tak pernah merasa lelah dalam mencari ilmu dan mengamalkan kepada umat.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui secara mendalam tentang
tokoh hadis kutub tis‟ah, serta kita berharap dengan adanya makalah ini juga
dapat berguna bagi pembaca. Demikianlah makalah ini kami buat, kami
menyadari banyaknya kekurangan di dalam penyusunannya. Kita mengharapkan
kritik dan saran yang membangun kepada para pembaca, teman-teman dan Bapak
Dosen, agar dapat menuliskan makalah yang lebih baik lagi kedepannya. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainul, Haji. 2013. Studi Kitab Hadis. Surabaya: Al-Muna. Diakses melalui
http://digilib.uinsby.ac.id/20097/2/Studi%20kitab%20hadis.pdf.
Al Ayubi, Sholahuddin. 2009.“MANHAJ PENULISAN KITAB AL MUWATTA‟
KARYA IMAM MALIK”. (Dosen Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN
SMH Banten VOL. 03, NO. 01 2009).
Qomarullah, Muhammad. 2017. “MENGENAL KUTUB TIS‟AH DAN BIOGRAFI
PENGARANGYA,”. Dosen STAI Bumi Silampari Lubuklinggau Vol. XII,
No. 01. Februari 2017. Diakses melalui
https://www.researchgate.net/publication/329873986_MENGENAL_KUTUB
_TIS'AH_DAN_BIOGRAFI_PENGARANGYA_Imam_Malik_Imam_Ahma
d_Ibn_Hambal_Dan_Al-Damiri
HAMNAH. 2013. “KITAB AL-MUWAṬṬA‟ IMAM MĀLIK(Studi tentang
Metodologi Penyusunan)”. (Makassar, UIN Alauddin Makassar, 2013).
Muhammad Yasir. 2013. Kitab Musnan Ahmad Ibn Hanbal. Menara, Vol. 12, No. 2.
Dr. H. Abd Kadir. 2016. DIRASAT ISLAMIYAH (Surabaya: Dwiputra Pustaka Jaya,
2016). http://digilib.uinsby.ac.id/7439/2/Dirasat%20Islamiyah.pdf.
“KEDUDUKAN SUNAN AD-DARIMI DIANTARA KITAB-KITAB HADITS”,UIN Sunan
Ampel Surabaya, diakses melalui http://digilib.uinsby.ac.id/23/5/BAB%203.pdf.
http://repository.uin-suska.ac.id/7292/3/BAB%20II.pdf., diakses pada tanggal 12 Mei
2021
http://digilib.uinsby.ac.id/10561/6/Tia_bab%203.pdf., diakses pada tanggal 12 Mei
2021

18

Anda mungkin juga menyukai