Anda di halaman 1dari 15

STUDI KAWASAN DAN ISLAM DEWASA INI

I. ISLAM DI AFRIKA TIMUR, ASIA TENGGARA, DAN CINA

Pada kesempatan ini, kita akan membicarakan Islam dengan


pendekatan studi kawasan. Adapun kawasan yang dipilih pada bagian ini
adalah Afrika Timur, Asia Tenggara dan Cina. Negara-negara itu dipilih
karena mewakili wilayah Afrika dan Asia.

A. Islam di Afrika Timur

Daerah yang termasuk Afrika Timur pada abad ke-10 sampai ke-19
mencakup Sudan, Ethiopia, dan Somalia. Pada abad ke-20, wilayah ini
tidak mengalami banyak perubahan, kecuali adanya wilayah yang
memisahkan diri dari Ethiopia setelah bencana kekeringan dan
kelaparan, yaitu Eriteria.

Pada kesempatan ini kita akan membicarakan Islam di Afrika Utara,


khususnya Sudan. Dalam sejarahnya, Sudan Timur (Negara Sudan
Modern) memisahkan diri dari Sudan Tengah. Sudan Timur berhutang
kepada fakta bahwa Islam menyebar sampai ke sudan Timur dari Mesir.
Arab menguasai Mesir pada tahun 641 H. Gelombang Arab pertama
yang mendiami Mesir terjadi pada abad 9 M. Kemudian terjadi
perkawinan antara Arab dengan penduduk pribumi. Penetrasi Arab abad
9 M ini diikuti oleh Mamluk. Pada tahun 1317, Gereja Dongola diubah
menjadi masjid. Kemudian Islam disebarkan hampir ke seluruh daerah
oleh Arab keturunan.
Sementara itu, di Funj terdapat Kerajaan Kristen. Pada tahun 1504 M,
Raja Amara Dunqas, yang mendirikan kota Sinar sebagai ibukota
Kerajaan Funj, dikalahkan oleh Arab Muslim. Dari kota itu, dilakukan
hubungan perdagangan dengan Mesir.
Islam disebarkan di Funj tidak hanya oleh elite politik dan masyarakat
pedagang, tetapi juga didukung oleh migrasi sarjana-sarjana Muslim dan
orang-orang suci ke berbagai daerah di Funj. Pada abad ke-16,
perlindungan di Funj menarik bagi sarjana-sarjana dari Mesir, Afrika
Utara, dan Arabia. Mereka adalah orang-orang suci secara local dikenal
dengan faqisyang merupakan sarjana di bidang Al-Qur’an, fikih, dan
tasawuf. Orang-orang suci ini kemudian mendirikan sekolah-sekolah
yang mengajarkan berbagai ilmu agama: tafsir, fikih, dan teologi.
Pada abad ke-18, Kerajaan Funj mengalami disintegrasi. Sistem
perkawinan yang berada di bawah naungan kekuasaannya ikut hancur;
kerajaan-kerajaan local memperoleh otonomi. Di samping itu, para sultan
juga kehilangan kehilangan kekuasaan kontrolnya terhadap
perdagangan. Akhirnya pada tahun 1820-1821 Kerajaan Funj berada di
bawah Mesir yang kemudian di Funj diperkenalkan administrasi Negara
baru dan tendensi keagamaan Islam yang baru pula.
Arabisasi dan Islamisasi Funj selanjutnya mengikuti perluasan Islam dan
kerajaan-kerajaan di selatan dan barat. Di Darfur, pada abad ke-16,
didirikan kerajaan baru, Keira yang merupakan Negara kecil yang multi
etnik. Negara Keira mewarisi konsep Sudan tentang Negara ketuhanan
yang kehidupan sehari-harinya diatur dan dibatasi oleh ritual agama
penyembah berhala. Antara tahun 1660 dan 1680, Sulaiman menjadikan
Islam sebagai agama kerajaan, membangun masjid-masjid, dan
menambahkan prinsip-prinsip syariah dalam legitimasi. Bahasa Arab
menjadi bahasa kearsipan.
Pada akhir abad ke-18, ‘Abd al-Rahman al-Rasyid menggabungkan
Sultan Darfur yang kemudian disebut al-Fashir. Penggabungan Darfur
disertai dengan Islamisasi yang didukung oleh para pedagang dan para
sufi dari Sudan, Mesir, Arabia, dan Afrika Barat. Di Darfur Timur, orang-
orang suci menikah dengan wanita setempat dan membuka tempat
pengajaran beserta masjid. Anak laki-laki tinggal bersama faqis untuk
belajar; alumninya yang kembali ke tempat asalnya kemudian
mengajarkan agama.
Islam di Sudan disebarkan oleh orang-orang suci dari Mesir dan Arab
dengan pendekatan kultural dan struktural. Pendekatan kultural
diwujudkan dengan menyelenggarakan pendidikan agama di sekolah-
sekolah dan masjid; dan melalui pernikahan para faqis dengan wanita
setempat. Sedangkan pendekatan structural adalah melalui usaha
secara politik. Dukungan struktural berhasil menjadikan bahasa Arab
sebagai bahasa kearsipan, bahkan sultan membentuk administrasi
peradilan Islam.

B. Islam di Asia Tenggara


Istilah Asia Tenggara yang dimaksud dalam tulisan-tulisan de Graaf,
Roff, dan Benda adalah wilayah-wilayah Islam di Indonesia, Malaysia
(Semenanjuang dan Kalimantan Utara), Patani (Thailand), dan Mindanau
(Filipina Selatan). Asia Tenggara dalam cakupan wilayah seperti itu, juga
disamakan pengertiannyadengan Nusantara (Archipelago) yang
mencakup wilayah yang sama pula. Sedangkan istilah dunia melayu
adalah Sumatera dan Semenanjung Malaya, sebagaimana digunakan
oleh Bousfield.
Marcopolo, dalam perjalanannya dari Cina menuju Persia pada tahun
1292, telah mengunjungi delapan kerajaan di Pulau Sumatera. Dari
delapan Negara yang dikunjunginya, hanya satu kerajaan yan
dianggapnya telah memeluk Islam, yaitu Perlak. Para pedagang Muslim
mengislamkan Perak hanya di sekitar perkotaan; penduduk yang tinggal
di pedalaman tetap kafir dan menyembah apa saja.
Kedatangan Islam ke Asia Tenggara terdapat tiga pendapat. Pertama,
pendapat yang menyatakan bahwa Islam datang ke Asia Tenggara
langsung dari Arab, atau tepatnya Hadramaut. Pendapat ini pertama-
tama dikemukakan oleh Crawfurd (1820), Keyzer (1859), Niemann
(1861), de Hollander (1861), dan Veth (1878). Hamka mengatakan
bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab, bukan melalui
India, dan bukan pada abad ke-11, tetapi abad ke-7.
Kedua, pendapat yang menyatakan bahwa Islam datang ke Asia
Tenggara berasal dari India. Pendapat ini pertama kali dikemukakan oleh
Pijnapel pada tahun 1872. Ia berkesimpilan bahwa yang membawa Islam
Asia tenggara adalah orang-orang Arab yang bermazhab Syafi’i dari
Gujarat dan Malabar di India. Pendapat ini dikembangkan oleh Snouck
Hurgronye. Ia menyatakan bahwa para pedagang kota pelabuhan Dakka
di India Selatan adalah pembawa Islam ke Asia Tenggara (Sumatera).
Pendapat ini kemudian dikembangkan oleh Morrison pada tahun 1951
dengan menunjuk tempat yang pasti di India, yaitu pantai Koromandel
sebagai tempat bertolaknya para pedagang Muslim dalam pelayaran
mereka menuju Nusantara.
Ketiga, pendapat yang mengatakan bahwa Islam yang datang ke Asia
Tenggara berasal dari Benggali (kini Bangladesh). Fatimi berpendapat
bahwa orang-orang terkemuka di kerajaan Pasai adalah orang-orang
Benggali dan keturunannya. Pendapat ini dibantah oleh Drewes,
menurutnya mazhab yang dianut di Benggali adalah mazhab Hanafi,
bukan mazhab Syafi’i yang dianut oleh Muslim di Nusantara.
Islam didakwahkan di Asia Tenggara dengan tiga cara: Pertama, melalui
dakwah para pedagang muslim dalam jalur perdagangan yang damai;
kedua, melalui dakwah para da’i dan orang-orang suci yang datang dari
India atau Arab yang sengaja ingin mengislamkan orang-orang kafir; dan
ketiga, melalui peperangan dengan Negara-negara penyembah berhala.
Penetrasi Islam di Asia tenggara secara umum dapat dibagi menjadi tiga
tahap: Pertama, penetrasi dimulai dengan kedatangan Islam dan ditandai
pula dengan kemerosotan dan kehancuran Kerajaan Majapahit pada
abad ke-14 dan ke-15. Penyebaran Islam masih relatif terbatas di kota-
kota pelabuhan. Pada tahap pertama ini Islam diwarnai oleh tasawuf.
Dimensi tasawuf tetap unggul dalam tahap Islamisasi, setidaknya hingga
abad ke-17.
Dalam tahap pertama ini, Islam tidak langsung diterima masyarakat pada
umumnya. Di Jawa misalnya, sebagian penduduk masih menganut
agama nenek moyang mereka. Keadaan juga sama terjadi dengan
Minangkabau yang masih kental dengan penyembahan berhala.
Salah satu tradisi belajar yang dikembangkan ketika itu adalah
pengembaraan intelektual. Guru dan murid-muridnya menuntut ilmu dan
mengembara dari satu surau ke surau yang lainnya atau dari pesantren
ke pesantren lainnya untuk meningkatkan keislamannya. Mereka
mengembara bukan hanya di sekitar Asia tenggara, tetapi juga sangat
mungkin ke India, Mekah, Madinah, dan Kairo, atau tempat-tempat di
Timur Tengah. Salah satu hal yang menarik adalah berkembangnya
budaya menulis, salah satunya kitab berbahasa Melayu karya Nuruddin
Arraniri (1686) dari Aceh yang diberi nama kitab Shirat al-Mustaqim yang
kemudian diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Pada abad ke-15 dan ke-16 paling tidak masyarakat Asia Tenggara
memiliki tiga pilihan, yaitu: tetap berpegang teguh dengan ramuan
kepercayaan Hindu-Budha dan kepercayaan lokal lainnya, masuk Islam,
atau masuk Kristen.
Penetrasi Islam kedua dimulai sejak datangnya kekuasaan kolonialis di
Asia Tenggara: Belanda berkuasa di Indonesia, Inggris di Semenanjung
Malaya, dan Spanyol di Filipina, sampai abad ke-19. Kolonialis
diidentifikasikan sebagai penjajah kafir, sehingga Islam tampil sebagai
satu-satunya wadah yang mampu memberikan identitas diri dan menjadi
faktor pemersatu masyarakat pribumi yang terbelah oleh berbagai faktor
social dan cultural dalam menghadapi penjajahan barat.
Penetrasi Islam ketiga bermula pada awal abad ke-20, ditandai dengan
“liberalisasi” kebijakan pemerintah colonial, terutama Belanda di
Indonesia. Para penjajah tidak tertarik untuk mengkristenkan penduduk
Nusantara, mereka semata-mata ingin mengeruk keuntungan semata.
Hal ini menyebabkan Kristen tidak berkembang di Nusantara. Sementara
Islam berkembang pesat karena kebijakan yang diberikan oleh mereka.

C. Islam di Cina
Cina memiliki sejarah meliputi jangka waktu lebih dari 4000 tahun,
sehingga termasuk negara yang berperadaban tertua di dunia di
samping India, Mesir, dan Mesopotamia. Dalam jangka waktu 4000
tahun lebih, Cina mempunyai 24 dinasti dan 2 republik, yaitu Republik
Nasionalis Cina dan Republik Rakyat Cina.
T’ai tsung naik tahta pada tahun 626 M, empat tahun setelah Nabi
Muhammad SAW dan sahabat- sahabatnya meninggalkan Mekkah
menuju Madinah. Kira-kira pada waktu yang sama, suku-suku nomad
Turki di Asia tengah berkumpul diluar tembok besar Cina untuk serbuan
massal. Namun, T’ai tsung dapat mengusir mereka maka muklai
muncullah migrasi menuju ke barat. Mereka adalah suku yang anak
cucunya merupakan masyarakat muslim yang berbahasa turki di Cina,
berbeda dengan orang-orang muslim Hui yang berbahasa Cina dari
daerah selatan dan tengah.
Pada waktu T’ai tsung mempertahankan dan mempersatukan Cina, nabi
muhammad SAW baru meletakkan dasar-dasar negara Islam. T’ai tsung,
pada tahun 638 M, pernah menolak memberikan bantuan kepada
Yazdegred yang pada waktu itu memerintah wilayah yang termasuk
Iran,afganistan,dan Pakistan yang meminta pertolongan untuk melawan
kekuatan baru, yaitu, orang-orang Islam tetapi penerusnya, kao tsung,
menerima permintaan yang sama untuk membantu Syah Peroz, anak
Yazdegred. Ia memenuhi permintaan itu karena menyadariu ancaman
umat islam terhadapnya sangat serius.
Sasani dan Bizantium merupakan kekuatan besar di sebelah barat. Jauh
sebelum kebangkitan islam, Sasani dan Bizantium telah datang ke istana
Cina melalui jalan yang terkenal dengan jalur sutera, jalan perdagangan
besar yang menghubungkan Cina dengan kontantinopel terus roma.
Dinasti Cina khawatir jalan sutera yang terkenal itu akan tertutup oleh
imperium islam yang semakin luas wilayahnya, setelah berhasil
menundukkan Dinasti Sasani Persia. Di samping itu, Cina juga khawatir
kekalahan Sasani Persia membuka kesempatan bagi suku-suku Turki
yang diusir keluar dari tembok besar oleh T’ai tsung untuk memulai
kembali serangannya ke Cina.
Pada tahun 651M, ketika Syah Peroz meminta bantuan kepada Kao
Tsung untuk melawan bangsa Arab, Kao Tsung menerima utusan
khalifah Usman Bin Affan. Utusan yang membawa hadiah cukup banyak
untuk Cina itu, menginformasi bangsa arab telah memerintah selama 34
tahun dan telah mempunyai 3 raja. Setelah itu, Cina banyak
memperhatikan perkembangan umat Iislam secara terus menerus.
Mereka menyebut orang Arab sebagai Ta-shih dan Muawiyah sebagai
mo-ee.
Pada tahun 705, Qutaibah bin Muslim menuju ke timur dari Khurasan ke
Asia Tengah. Sepuluh tahun kemudian ia berhasil menundukan
Bukahara, Khawarisz, Samarkand, dan sampai ke Fargana, daerah yang
termasuk Asia Tengah. Menurut Al Tabari, Qutaibah berhasil melintasi
pegunungan langit, benteng kokoh yang melindungi Cina dari barat.
Setelah melintas Oxus, Qutaibah berusaha merebut jalur sutera tetapi
penaklukan tidak berlangsung lama.
Pada tahun 750 dinasti Ummayah dijatuhkan oleh dinasti bani abbas.
Satu tahun kemudian tentara muslim berhadapan dengan tentara Cina
untuk pertama kalainya di Talas. Dengan bantuan orang Turki umat
Islam berhasil mengalahkan tentara Cina. Sejak peristiwa itu penguasa
islam terhadap asia tengah semakin kukuh.
Selama abad ke-19 terdapat pemberontakan di negeri Cina dan
pemberontakan di Yunann (1855-1873) oleh penduduk muslim yang
akhirnya ditumpas dengan kekejaman yang luar biasa. Setelah revolusi
kebudayaan tahun 1966 umat islam yang merupakan minoritas sama
sekali tidak menampakan diri. Pada awal revolusi kebudayaan mesjid
dirusak, dihancurkan, atau ditutup. Demekianlah perkembangan islam di
Cina.
II. ISLAM DI DUNIA DEWASA INI
Pada bagian in kita membicarakan islam kontemporer dalam perspektif
studi kawasan, yaitu keadaan dan perkembangan umat islam sekarang
ini di berbagai negara. untuk kepentingan analisis, negara yang
dibicarakan dibatasi, yaitu Islam di Barat (Amerika Serikat), Islam di
Cina, dan Islam di Asia Tenggara.

A. Islam di Amerika Serikat


Sekedar untuk mengetahui bagaimana Islam dapat berkembang di
Amerika Serikat yang menurut beberapa media massa ternyata Islam di
Amerika Serikat berkembang dengan pesat dan muslim menjadi pemeluk
agama kedua terbesar setelah umat Kristiani, kita perlu mengetahui
kapan dan bagaimana Islam masuk dan berkembang di Amerika Serikat.
Dalam mengkaji sejarah muslim Amerika Serikat, Ahmad Winters
menyarankan untuk meneliti lima sumber informasi yaitu :
• Dokumen-dokumen yang ditinggalkan muslim yang dijual sebagai
budak serta para pedagang budak
• Sejarah perkembangan islam di Afrika Barat
• Data statistik tentang kelompok-kelompok etnik yang dijual sebagai
budak
• Wilayah-wilayah yang merupakan tempat tinggal tuam-tuan pembeli
budak, dan
• Data tentang jumlah budak yang dijual ke wilayah tertentu setiap
tahunnya.
Ada anggapan bahwa Muslim Amerika pertama adalah imigran Arab dari
kalangan Afro-Amerika dengan cara jual beli budak. Anggapan in
dibantah oleh Akbar Muhammad. Ia mencatat bahwa orang Amerika
pertama yang tercatat sebagai pemeluk Islam adalah Reverend Norman,
seorang misionaris gereja Metodis di Turki yang memeluk Islam pada
Tahun 1870. pada decade berikutnya seorang Eropa-Amerika,
Muhammad Alexander Webb memeluk islam ketika ia bertugas sebagai
Konsul Jendral Amereika Serikat di Philipina pada tahun 1887. ia adalah
pelopor utama yang mendirikan Organisasi Islam pertama di Amerika
Serikat pada tahun 1893. Ia kemudian berperan sebagai da’i (1893) dan
menerbitkan The Moeslim Word sebagai media dakwahnya.
Disamping itu, migrasi orang-orang islam ke Amerika Serikat sejak akhir
abad ke-19 hingga paruh kedua abad ke-20, sekurang-kurangnya terjadi
lima gelombang yaitu:
a. Pertama
Migrasi terjadi pada pada tahun 1875 hingga 1912. mereka yang
bermigrasi pada umumnya adalah para pemuda desa yang tidak
terpelajar dan tidak mempunyai keterampilan. Mereka berasal dari syiria,
Jordania, Palestina, dan Libanon yang ketika masih berada dibawah
Pemeruntahan Utsmani. Mereka bermigrasi karena keadaan ekonomi
dinegrinya tidak menguntungkan dan mereka berharap mendapatkan
keuntungan financial di Amerika Serikat. Pada umumnya, mereka
bekerja di pabrik-pabrik dan took-toko.
b. Kedua
Migrasi terjadi pada tahun 1918 sampai 1922, yaitu setelah terjadi
Perang Dunia Pertam. Mereka pada umumnya, orang-orang intelek
danterdidik yang berasal dari perkotaan. Mereka umumnya adalah
saudara, kawan, atau orang kenalan imigran yang telah ada di Amerika
Serikat.
c. Ketiga
Migrasi terjadi tahun 1930 sampai 1938 yang terkondisikan karena
kebijakan imigrasi Amerika Serikat yang memberikan prioritas kepada
mereka yang keluarganya telah lebih dahulu menetap di Amerika Serikat.
d. Keempat
Migrasi terjadi pada tahun 1947 hingga tahun 1960. para imigran yang
datang ke Amerika Serikat pada gelombang ini bukan saja berasal dari
Timur Tengah, tapi berasal dari India, Pakistan, Eropa Timur, dan Uni
Soviet. Mereka datang untuk mencari kehidupan yang lebih baik,
memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, atau untuk mendapatkan
latihan teknik lanjutan dan memperoleh pekerjaan secara spesialis.
e. Kelima
Migrasi dimulai pada tahun 1967 sampai sekarang. Mereka yang datang
ke Amerika Serikat pada gelombang ini, selain karena alasan ekonomi,
juga yang utama dikarenakan politik. Dunia arab pada masa-masa itu
mengalami penderitaan karena konfrontasi dengan Israel dan konflik-
konflik lainnya. Imigran Muslim ke Amerika Serikat yang populer pada
gelombang ini, antara lain Fazlur Rahman dari Pakistan yang menjadi
Guru Besar Universitas Chicago, Sayyed Hosein Nashr dari Iran yang
menjadi Guru Besar Universitas Washington, Ismail Al-faruqi yang
menjadi Guru Besar Universitas Harvard, dan lain-lain.
Cara mereka mempertahankan keislamannya telah digambarkan oleh
Eric C. Lincoln dalam bukunya The Black Muslim In America. Pada awal
bukunya ia menceritakan penilaian sebagian mahasiswanya terhadap
ajaran Kristen. Mereka menganggap orang-orang Kristen menganggap
dirinya sebagai anak Tuhan adalah orang-orang munafik. Perlakuan
mereka terhadap orang-orang negro (Afro-Amerika) tidak adil. Lincoln
menjelaskan, mahasiswanya beranggapan bahwa islam adalah satu-
satunya agama yang dapat memberi martabat dan harga diri terhadap
orang-orang negro. Karena itulah, ajaran Drew Ali dan Maecus Gavey
mendapat sambutan yang antusias dari kalangan Afro-Amerika. Diantara
ajaran Noble Drew Ali adalah sebagai berikut :
a. Budha, Confusius, Zoroaster, Jesus dan Muhammad adalah nabi.
b. Oarang-orang Afro-Amerika dianggap sebagai bangsa Asia dari
keturunan Muhabites dan Cannanites (sekarang jordan).
c. Islam adalah agama yang secara alamiah di peruntukan bagi bangsa
Asia, sedangkan kristen adalah agama bangsa Eropa.
d. Orang-orang Afro-Amerika hendaklah menghindarkan kontak yang tak
perlu dengan orang-orang Eropa-Amerika.
e. Neraka itu tidak ada, syurga adalah suatu keadaan jiwa.
Gerakan agama tersebut kemudian dilanjutkan oleh Ellijah Muhammad,
namanya sebelum menjadi muslim adalah Elijah Poole. Kemudian dia
mengklaim dirinya sebagai Rasul ( Messenger of Allah), dan mengklaim
bahwa ajarannya berasal dari imam mahdi Fard Muhammad. Ajaran
Elijah Muhmmad menggunakan konsep kristen tentang Tuhan dan
inkarnasi. Tuhan menampakan diri sebagai manusia untuk mengrekrut
para pengikut dan utusannya. Ajaran Elizah Muhammad membangkitkan
semangat orang-orang negro dan membangkitkan kesadaran untuk
melepaskan diri dari dunia perbudakan dan kehinaan kedunia yang
diliputi oleh kebebasan (freedom), keadilan (justice), persamaan
(equality), dan persaudaraan (brother hood).
Amerika Serikat kini sedang menghadapi persoalan-persoalan sosial
yang serius. Menurut Ahmed Hosen Deedat, persoalan yang dihadapi
amerika Serikat itu, seperti para gay, pemabuk, surplus kaum wanita,
pemerkosaan dan pembunuhan. Tidak ada orang Amerika yang dapat
menjadi walikota di New York, Los Angeles,atau San Fransisco, tanpa
dukungan kaum gay di kota-kota tersebut. Amerika kini memiliki 11juta
pemabuk (problem drinkers) di tambah lagi 40 juta peminum berat.
Orang-0rang amerika sedang mencari jalan keluar dari persoalan-
persoalan tersebut, diantaranya dengan terbentuknya sekte-sekte
agama, seperti Sun Meong Moons (pria Korea yang mengaku menjadi
Kristus kedua), Father Devine (seorang Negro Amerika yang mengaku
dirinya tuhan), Ref. Jim Jones (yang mempraktikan cara memuja dengan
bunuh diri), Klu Kluks Klan (gerakan hare krisna, kelompok pemuja
setan).
Islam dapat memberikan jalan keluar kepada orang-orang Amerika. Akan
tetapi siapa yang cocok untuk melakukan Islamisasi di Amerika?
Menurutnya, yang cocok untuk melakukan Islamisasi di Indonesia adalah
Afro-Amerika. Karena tekanan yang mereka alami selama kurang lebih
tiga abad, telah menjadikan mereka komunitas muslim paling militan di
dunia.
Usaha lain yang dilakukan oleh masyarakat Muslim dalam
memperkenalkan Islam di California adalah dengan mendirikan
perpustakaan dengan nama Muslim Public Library. Perpustakaan ini
dimaksudkan untuk studi keagamaan, penyesuaian kebudayaan Amerika
bagi keluarga Muslim, dan memperkenalkan non-Muslim pada Islam
yang sering digambarkan sebagai agama teroris, terlebih setelah tragadi
WTC.
Baru-baru ini saja terdapat aksi bakar Al-Qur’an di Amerika Serikat pada
tanggal 11 September 2010 yang dilakukan Pendeta Bob Old dan
Pendeta Danny Allen. Mereka menganggap kitab suci Al-Quran berisikan
kebencian, bukan cinta. Namun hal ini tidak mempengaruhi Islam di
Amerika Serikat. Aksi kedua pendeta tersebut pun tidak didukung oleh
umat Kristen lainnya yang menghargai keberadaan Islam.

B. Islam Di Cina
Pada bagian sebelumnya kita telah membahas mengenai Islam di Cina
dari aspek sejarahnya, yaitu proses Islam datang dan perkembangannya
hingga zaman revolusi kebudayaan (1966). Pada bagian ini kita akan
membahas mengenai Islam di Cina pasca revolusi kebudayaan.
Di Cina dewasa ini, agama Islam bukan hanya tetap hidup, tetapi juga
berangsur-angsur berkembang. Di Lanzkou, di tepi Sungai Kuning,
tempat asal kenudayaan Cina, sebuah masjid dan madrasah berdiri
berdampingan dengan pagoda-pagoda Budha di tanah lapang pagoda
putih, ratusan orang Cina setiap pagi menggerakan badannya untuk
melakukan latihan Tai Ji (gerak badan harian) sebagai pemuda-pemudi
Muslim mulai belajar dan melaksanakan salat. Di Xian (dulu Chiang-an)
terdapat masjid agung, masjid terbesar di Cina yang memamerkan
peninggalan-peninggalan nasional Cina.
Statistik pemerintah menunjukkan jumlah Muslim Cina tak kurang dari 14
juta orang, tetapi diperkirakan lebih dari itu. Setelah berakhirnya zaman
Revolusi Kebudayaan (1966), masjid mulai dibuka kembali dan
diperbaiki. Al-Qur’an yang dulu dihancurkan oleh Pertahanan Sipil Merah
yang memimpin revolusi itu, dicetak kembali dan dibagikan secara gratis
oleh pemerintah. Begitu pula di Umruqi, tiga dari 20 masjid diperbaiki
kembali, dan Al-Qur’an dijual di salah satu pelataran masjid.
Sekitar 500 sampai 600 jamaah mengambil bagian pada salat Jum’at di
Niu Ji, Majid terbesar dari 40 Masjid yang dipergunakan muslim di Beijing
yang berjumlah 180.000 orang. Di tempat-tempat lain, seperti Kashi
(Kashgar), Aksu, Kuga (Kucha), Hami, Turpan, Hotan (Khoton), dan
Corridor (Kansu) dapat terdengar suara azan dan orang-orang terlihat
melakukan salat berjamaah.
Umat Islam di Cina sekarang ini memperoleh sikap toleransi dari agama-
agama lain. Di daerah yang mayoritas muslim, ternak babi dilarang,
orang muslim mendapatkan tempat pemakaman tersendiri, orang-orang
muslim melakukan pernikahan di muka Imam, buruh-buruh muslim
diberikan jatah libur selama hari besar Islam, dan terdapat restoran yang
menyediakan makanan halal bagi muslim. Sebagian muslim di Cina
bekerja sebagai petani atau penggembala ternak.
Di samping memperoleh kebebasan beragama, umat Islam di Cina
sekarang ini juga memperoleh kebebasan berpartisipasi dalam
pemerintahan. Undang-undang yang dibuat oleh pemerintah Cina
memberikan kebebasan kepada umat Islam untuk mengamalkan
agamanya dan mereka dapat berpartisipasi dalam bidang politik,
ekonomi, dan kebudayaan.

C. ISLAM DI ASIA TENGGARA


Secara umum, umat Islam di Indonesia dapat dikategorikan menjadi dua.
Pertama, umat Islam sebagai warga mayoritas, seperti di Indonesia,
Malaysia, dan Brunei. Kedua, umat islam sebagai warga minoritas,
seperti di Singapura, Thailand, dan Filipina. Thailand mayoritas
rakyatnya beragama Budha, dan Filipina mayoritas rakyatnya beragama
Katolik.
Sosial keagamaan bangsa-bangsa Asia Tenggara memiliki kesamaan:
Pertama, dominannya mazhab Syafi’i di bidang fikih. Di Indonesia
sendiri, ketergantungan terhadap mazhab Syafi’i dalam hal fikih
memberikan pengaruh bagi umat muslim Indonesia. Pemikiran umat
muslim menjadi terbatasi, karena ketergantungan terhadap mazhab.
Kedua, perselisihan internal antara apa yang disebut “tradisi kecil”
dengan “tradisi besar” walaupun dengan derajat intensitas yang berbeda.
Di Malaysia dan Muangthai, tradisi kecil diwakili oleh praktik-praktik sufi.
Tradisi-tradisi ini sebagai praktik mistik, ibadah malam di daerah
pedalaman, pengasingan diri, dan zikir. Praktik-praktik seperti ini pun
menyerupai kebatinan di Indonesia. Di Singapura, tradisi sufi tidak
diterima oleh masyarakat. Kehidupan modern membuat mereka berpikir
lebih rasional.
Jumlah kaum muslimin di Thailand tidak lebih dari 10% dari total 65 juta
penduduk, namun Islam menjadi agama mayoritas kedua setelah
Buddha. Penduduk muslim Thailand sebagian besar berdomisili di
bagian selatan Thailand, seperti di propinsi Pha Nga, Songkhla,
Narathiwat dan sekitarnya yang dalam sejarahnya adalah bagian dari
Daulah Islamiyyah Pattani. Pusat dakwah Islam terbesar di Bangkok
terletak di Islamic Center Ramkamhaeng. Hampir semua aktivitas
keislaman, mulai dari pengajian, layanan pernikahan, sampai dengan
pasar makanan halal bisa ditemukan di sini. Islamic Center
Ramkamhaeng berjarak sekitar 2 KM dari kantor Kedutaan Besar
Republik Indonesia di jalan Petchburi.
Muslim Patani di Thailand tampak memperlihatkan ketidakpuasannya
terhadap sistem politik yang ada. Umat Islam Patani tidak diberi
kesempatan untuk terjun ke bidang politik, ekonomi, dan budaya. Bahkan
Identitas Melayu patani dilenyapkan. Identitas Melayu yang identik
dengan Islam diganti dengan gelar “Bangsa Thai Muslim” .
Di Asia Tenggara terbentuk organisasi keagamaan yang mengatasi
kepentingan umat Islam. Kini terbentuk organisasi hokum Islam di Asia
Tenggara yang menyebut dirinya East Asian Shari’ah Law Association /
SEASA-Perhimpunan Ahli Syariah se-Asia Tenggara) yang didirikan
tanggal 11 Agustus 1983 di Manila, Filipina. Selain SEASA, terdapat pula
siding menteri agama dan pajabat tinggi agama ASEAN yang membahas
tentang makanan umat Islam. Sidang ini disebut MABIMS (Menteri
Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Di Negara-negara minoritas penduduknya Islam, pengadilan agama
hanya menangani perkara-perkara hokum kekeluargaan. Di Thaliand,
urusan agama dan adat melayu di tangan-tangan orang melayu sendiri,
sementara hokum sipil dan pidana berada di bawah yurisdiksi
pemerintahan pusat. Di Filipina, kedudukan pengadilan agama cukup
baik, karena Mahkamah agung Negara itu telah mengeluarkan peraturan
yang khusus mengatur mekanisme yang berlaku bagi Peradilan Agama.
Sedangkan pada tahun 1975 di Singapura, dibentuk undang-undang
mengenai dana pembangunan masjid.

Di Asia Di Asia Tenggara terbentuk organisasi keagamaan yang


mengatasi

Anda mungkin juga menyukai