Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH PEMIKIRAN

EKONOMI AL-MAWARDI
Oleh : Muhammad Abdi
RIWAYAT HIDUP AL-MAWARDI
 Nama lengkap Al-Mawardi adalah Ali Bin Muhammad Bin
Habib Al-mawardi Al-Basri, Al-syafie.
 Beliau di jeluki dengan Qadi dan memiliki gelar Al-Basri.
 Al-Mawardi lahir pada 364 H bertepatan dengan tahun 974 M.
 Al-Mawardi wafat pada tanggal 30 Bulan Rabbi’ul awwal tahun
450 H bertepatan dengan 27 Mi 1058 M dalam usia ke 86 tahun.
 Guru-guru almawardi adalah Al-hasa bin ali bin muhammad al-
jabali, muhammad bin adi bin Zuhar al-manqiri, jafar bin
muhammada bin alfadhl al-bagdhadi, abu al-qasim al-qusyairi,
muhammad bin al-ma’ali Al-azdi, dan ali abu al-asyfarayini.
KARYA AL-MAWARDI
1. Dalam kitab al-hawi, disalah satu bagiannya, al-mawardi
secara khusus membahas tentang mudharabah dalam
pandangan berbagai mazhab
2. Dalam kitab al-ahkam al-sulthaniyyah, al-mawardi banyak
menguraikan tentang system pemerintahan dan
administrasi negara islam, lembaga negara, penerimaan
dan pengeluaran negara,serta institusi hibah.
3. Dalam kitab adab ad dunya wa ad din, ia memaparkan
tentang ekonomi seorang muslim serta empat jenis mata
pencaharian utama,yaitu pertanian, peternakan,
perdagangan dan industry.
PEMIKIRAN EKONOMI
1. Negara dan aktivitas ekonomi

Teori keuangan public selalu terkait dengan peran negara dalam


kehidupan ekonomi. Negara dibutuhkan karena berperan untuk
memenuhi kebutuhan kolektif seluruh warga negaranya. Dalam
perspektif ekonomi, pernyataan al-mawardi ini berarti bahwa negara
memiliki peran aktif demi realisasinya tujuan material dan spiritual.
Al-mawardi menegaskan bahwa negara wajib mengatur dan
membiayai pembelanjaan yang dibutuhkan oleh layanan public karena
setiap individu tidak mungkin membiayai jenis layanan semacam itu.
Dengan demikian, layanan public merupakan kewajiban social (fardh
kifayah) dan harus bersandar kepada kepentingan umum.
tugas-tugas negara dlm pemenuhan kebutuhan dasar setiap
warga negara sebagai berikut :
1. Melindungi agama
2. Menegakkan hukum dan stabilitas
3. Memelihara batas negara islam
4. Menyediakan iklim ekonomi yang kondusif
5. Menyediakan administrasi public,peradilan dan pelaksanaan
hukum islam
6. Mengumpulkan pendapat dari berbagai sumber yang
tersedia serta menaikkannya dengan menerapkan pajak baru
jika situasi menuntutnya
7. Membelanjakan dana baitul mal untuk berbagai tujuan yang
telah menjadi kewajibannya.
 2. Perpajakan
 Menurut al-mawardi, penilaian ata kharaj( pajak hasil tanah)
harus bervariasi sesuai factor-factor yang menentukan kemampuan tanah
dalam membayar pajak, yaitu, kesuburan tanah, jenis tanaman dan
system irigasi. selain, itu disamping ketiga factor itu al-mawardi juga
mengungkapkan factor lain, yaitu jarak antara tanah yang menjadi objek
kharaj dengan pasar. Karena factor ini yang akan menentukan tinggi
rendahnya harga suatu barang.
 Tentang metode penetapan kharaj, al-mawardi menyarankan
untuk menggunakan salah satu dari 3 metode yang pernah diterapkan
dalam sejarah islam yaitu :
 Metode misahah, yaitu metode penetapan kharaj berdasarkan ukuran
tanah. Metode ini merupakan fixed-tax, terlepas dari apakah tanaman
tersebut ditanami atau tidak. Selama tanah tersebut bisa ditanami.
 Metode penetapan kharaj berdasarkan ukuran tanah yang ditanami saja.
Dalam metode ini, tanah subur yang tidak dikelola tidak masuk dalam
penilaian objek kharaj.
 Metode musaqah yaitu metode penetapan kharaj berdasarkan persentase
dari hasil produksi(propotional tax). Dalam metode ini,pajak dipungut
setelah tanaman mengalami masa panen.
 3. Baitul Mal
 Seperti yang telah dikemukakan al-mawardi menyatakan bahwa
untuk membiayai belanja negara dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar setiap warganya,, negara membutuhkan lembaga keuangan
negara (baitul mal) yang didirikan secara permanen. Melalui lembaga
ini pendapatan negara dari berbagai sumber akan disimpan dalam pos
yang terpisah dan dibelanjakan sesuai alokasinya masing-masing.
 Berkaitan dengan pembelanjaan harta baitul mal, al-mawardi
menegaskan bahwa jika dana pada pos tertentu tidak mencukupi
untuk membiayai kebutuhan yang direncanakannya, pemerintah dapat
meminjam uang belanja tersebut dari pos lain.
 Ia mengklasifikasikan berbagai tanggung jawab baitul mal kedalam
dua hal, yaitu :
 Tanggung jawab yang timbul dari berbagai harta benda yang disimpan
di baitul mal sebagai amanah untuk di distribusikan kepada mereka
yang berhak.
 Tanggung jawab yang timbul seiring dengan adanya pendapatannya
yang menjadi asset kekayaan baitul mal itu sendiri.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai