Anda di halaman 1dari 11

JAWABAN SOAL UAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN 2018

1. Cara Allah memberikan rizki kepada makhluknya berbeda.

a. Sebutkan 5 jenis rizki dari Allah !

1. Rezeki Karena Sudah Dijamin oleh Allah

2. Rezeki Karena Berusaha

3. Rezeki Karena Bersyukur

4. Rezeki Karena Bertakwa

5. Rezeki Karena Istighfar

b. Apa yang dimaksud dengan:

- Rizki yang halal dan batil, rezeki yang halal adalah rezeki yang cara
mendapatkannya tidak haram dan baik serta allah memberikan rezeki tersebut
dengan ridh'a dan bisa juga halal karena mendapatkan dengan cara yg benar (hak)
sedangkan rezeki yang batil adalah rezeki yang cara mendapatkannya dengan cara
yang salah.

- Rizki hasan, rizki hasan adalah rizki yang didapatkan dengan cara yang baik.

- Rizki mulia, rizki yang paling mulia adalah surge.

- Rizki berkah, rezeki yang berkah adalah rezeki yang cara memperolehnya dengan
baik dan halal dan bisa memberikan manfaat untuk kita.

2. System Ekonomi kita kenal system kapitalis sosialis dan system ekonomi Islam,
a. Jelaskan perbedaan ketiga Sistem Ekonomi Islam diatas !
- Sistem kapitalis, sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat
produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan
dalam ekonomi pasar.
- Sistem sosialis, serangkaian sistem ekonomi dan sosial yang ditandai dengan
kepemilikan sosial atas alat-alat produksi dan manajemen mandiri pekerja, serta
teori-teori dan gerakan politik yang terkait dengannya.
- Sistem ekonomi islam, sistem pemenuhan kebutuhan hidup manusia untuk
mencapai kesejahteraan dan kemakmuran yang didasari pada ajaran-ajaran Islam
dalam Al-Qur'an dan assunnah yang dikembangkan oleh pemikiran manusia.

b. Bisa/tidakah Sistem Ekonomi Islam diterapkan di Indonesia? Jelaskan!


Tidak bisa karena adanya keyakinan bagi setiap individu, diketahui Indonesia memang
mayoritas masyarakatnya umat Islam, disisi lain bukan berarti agama Islam saja, tetapi
agama lainnya juga terdapat di Indonesia. Dalam hal ini Indonesia mengakui adanya
keberegaman agama, suku dan budaya, sehingga sistem ekonomi Islam di Indonesia
sulit diimplementasikan secara sempurna.

3. Penyimpangan dan akhlak tercela di dalam Ekonomi.


a. Apa yang anda ketahui: Korupsi, ryswah, ghulul, sariqoh, thama, bukhul dan
israf ?
Korupsi adalah tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan dalam suatu
masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Tindakan korupsi ini terjadi
karena beberapa faktor faktor yang terjadi di dalam kalangan masyarakat.
Ryswah adalah sesuatu yang dapat menghantarkan tujuan dengan segala cara seperti
suap.
Ghulul adalah penggelapan.
Sariqoh adalah pencurian.
Thama adalah sikap dimana seseorang selalu merasa tidak puas dengan yang
dimilikinya atau biasa disebut rakus dan serakah.
Bukhul adalah benang halus/tali penghubung/ikatan berupa kabel ghoib yang
menghubungkan antara benda sihir (jimat, tumbal,boneka vodo dll) sebagai pusat
transmisi yang terhubung dengan target yang saling mengikat satu sama lainnya.
Israf adalah orang yang berlebihan atau melampaui batas dalam menggunakan
sesuatu, baik berupa harta, benda maupun perbuatan.

b. Ryswah seperti apa yang dibolehkan ! Jelaskan !

Akan tetapi hukum suap akan berbeda dan berubah menjadi halal apabila tidak
mengandung unsur kezhaliman terhadap hak orang lain sedikit pun. Bahkan
sebaliknya, suap ini dilakukan untuk menuntut hak dan membela pihak yang
terzhalimi. Seperti memberikan suap untuk mengambil haknya yang dipersulit oleh
pihak tertentu, atau melakukan suap untuk menghindari bahaya yang lebih besar atau
mewujudkan manfaat yang besar (yang sesuai dengan syariat). Dalam keadaan seperti
ini maka si pemberi suap tidak berdosa dan tidak terlaknat. Dosa suap-menyuap dan
laknat Allah tersebut hanya ditimpakan kepada penerima suap.

4. Di Indonesia dewasa ini bermunculan Lembaga Keuangan Islam


a. Sebutkan minimal 5 Lembaga Keuangan Syari’ah !
1. Baitul Maal Wattamwil dan koperasi Pondok Pesantren
2. Asuransi Syariah (takaful)
3. Reksadana Syariah
4. Pasar Modal Syariah
5. Pegadaian Syariah (Rahn)
b. Jelaskan perbedaan Bank Syari’ah dan Konvensional !

1. Perbedaan hukum : Bank syariah menggunakan syariah Islam yang berdasar atas
Al-Quran serta Hadist yang mana sudah difatwakan oleh MUI (Majelis Ulama
Indonesia), sedangkan bank konvensional menggunakan hukum positif yang telah
berlaku dan diakui di Indonesia.
2. Perbedaan investasi : Bank syariah hanya menerima pengajuan pinjaman hanya dari
jenis usaha yang halal, sedangkan bank konvensional menerima pengajuan
pinjaman dari segala jenis usaha.
3. Perbedaan orientasi : Bank syariah berorientasi untuk memperoleh keuntungan serta
mendapatkan kebahagian dan kemakmuran baik di dunia maupun di akhirat,
sedangkan bank konvensional hanya berorientasi untuk memperoleh keuntungan
semata.
4. Perbedaan keuntungan : Keuntungan yang diperoleh bank syariah melalui sistem
bagi hasil, sedangkan keuntungan yang diperoleh bank konvensional berasal dari
bunga.
5. Perbedaan nasabah dan bank : hubungan antara nasabah dan bank syariah ialah
sebagai mitra, sedangkan hubungan antara nasabah dan bank konvensional ialah
sebagai kreditur dan debitur.
6. Perbedaan keberasaan dewan pengawas : Setiap transaksi yang dilakukan oleh bank
syariah akan diawasi oleh dewan pengawas, yaitu ahli ekonomi atau ulama yang
telah memahami mengenai fiqih muamalah, sedangkan transaksi yang dilakukan
oleh bank konvensial tidak diawasi oleh dewan pengawas, kecuali hukum positif.

c. Bolehkah kita menggunakan Jasa Bank Konvensional setelah adanya Bank


Syari’ah?

Pada Bank Syariah, semua akad atau transaksi harus sesuai dengan prinsip syariah
Islam, berdasarkan Al-Quran dan Hadist yang telah difatwakan oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Hukum yang diberlakukan pada bank Syariah diantaranya; Akad al-
mudharabah (bagi hasil), Al-musyarakah (perkongsian), Al-musaqat (kerja sama tani),
Al-ba’i (bagi hasil), Al-ijarah (sewa-menyewa), Al-wakalah (keagenan). Sedangkan
pada Bank Konvensional, semua transaksi dan perjanjian dibuat dengan dasar hukum-
hukum positif yang berlaku di Indonesia. Hukum yang digunakan adalah Hukum
Perdata dan Hukum Pidana. Jadi boleh saja karena di Indonesia bukan hanya terdiri
dari satu agama saja melainkan berbeda-beda agama.

d. Apa yang dimaksud dengan mudharabah, murabahah, dan wadiah!

Mudharabah adalah bagi hasil.

Murabahah adalah suatu perjanjian yang disepakati antara Bank Syariah dengan
nasabah, dimana Bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau
modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh
nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu
yang ditetapkan.

Wadiah adalah titipan dari suatu pihak ke pihak lain baik individu maupun golongan
yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat bila pemilik menghendakinya.

5. Zakat secara bahasa berasal dari kata zaka yang mempunyai makna al-barokah
(keberkahan) al tahhir (kesucian) al-namma’ (menemukan), al-ziyadah (menambah).
a. Jelaskan zakat dalam mengatasi masalah sosial ekonomi !
Pengelolaan zakat secara optimal dapat menjadi suatu instrumen dalam meningkatkan
ekonomi umat. Zakat, infak, dan sedekah sudah melekat dalam ajaran islam, seperti
dalam Surah Az Zariyat:19 bahwa di dalam harta yang lebih terdapat hak untuk
diberikan kepada masyarakat miskin agar menjadi solusi bagi mereka dalam
menyelesaikan masalah kemiskinan. Berdasarkan hal tersebut, optimalisasi
pengelolaan zakat dan pemanfaatannya merupakan potensi strategis untuk menunjang
pembangunan perekonomian Indonesia dalam mengentaskan kemiskinan dan
mewujudkan kesejahteraan di era modern ini.

b. Jelaskan Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat !

Dalam Bab IV Pengumpulan Zakat pada pasal 11 ayat 2 huruf (f) UU nomor 38 Tahun
1999 tentang pengelolaan zakat, dijelaskan bahwa harta yang dikenai zakat adalah
(hasil pendapatan dan jasa).

c. Jelaskan kepemilikan dalam ekonomi Islam !

Konsep islam mengenai hak milik pribadi terletak pada kenyataan bahwa dalam islam,
hak milik bergantung pada moral yang dikaitkan padanya. Islam berbeda dari
kapitalisme dan sosialisme dalam menetapkan hak milik karena tidak satupun dari
keduanya yang berhasil menepatkan individu selaras dalam suatu mosaik sosial.

d. Jelaskan zakat binatang ternak, zakat perniagaan, dan zakat pertanian, dan
berikan kadar nishabnya serta contoh-contohnya !

Zakat binatang ternak seseorang bila memiliki binatang ternak, baik unta, sapi, atau
kambing, mempunyai kemungkinan untuk kena wajib zakat. Kewajiban tersebut jatuh
salah satunya bila jumlahnya telah mencapai nishab atau batas minumum wajib zakat.
Berikut adalah daftar nishab masing-masing binatang ternak dengan detail jumlah
zakat dan umur binatang ternak yang mesti dikeluarkan.

1. Nishab dan ukuran zakat unta

- 5 ekor 1 ekor kambing umur 2 tahun, atau 1 ekor domba umur 1 tahun
- 10 ekor 2 ekor kambing umur 2 tahun, atau 2 ekor domba umur 1 tahun

- 15 ekor 3 ekor kambing umur 2 tahun, atau 3 ekor domba umur 1 tahun

- 20 ekor 4 ekor kambing umur 2 tahun, atau 4 ekor domba umur 1 tahun

- 25 ekor 1 ekor onta betina umur 1 tahun

- 36 ekor 1 ekor onta betina umur 2 tahun

- 46 ekor 1 ekor onta betina umur 3 tahun

- 61 ekor 1 ekor onta betina umur 4 tahun

- 76 ekor 2 ekor onta betina umur 2 tahun

- 91 ekor 2 ekor onta betina umur 3 tahun 11. 121 ekor 3 ekor onta betina umur 2
tahun

Jika aset mencapai 140 ekor unta, maka cara menghitung ukuran zakatnya adalah,
setiap kelipatan 40 ekor, zakatnya 1 ekor unta betina umur 2 tahun, dan setiap
kelipatan 50 ekor, zakatnya 1 ekor unta betina umur 3 tahun. Contoh: Aset 140
ekor, zakatnya adalah 2 ekor unta betina umur 3 tahun dan 1 ekor unta betina umur
2 tahun. Sebab, 140 ekor terdiri dari 50 ekor x 2, dan 40 ekor x 1.

2. Nishab dan ukuran zakat sapi

- 30 ekor 1 ekor sapi umur 1 tahun

- 40 ekor 1 ekor sapi umur 2 tahun

Setelah aset mencapai 60 ekor, maka setiap kelipatan 30, zakatnya 1 ekor sapi umur
1 tahun, dan setiap kelipatan 40, zakatnya 1 ekor sapi umur 2 tahun. Contoh: Aset
60 ekor sapi, zakatnya adalah 2 ekor sapi umur 1 tahun, sebab, 60 ekor terdiri dari
30 ekor x 2.

3. Nishab dan ukuran zakat kambing

- 40 ekor 1 ekor kambing umur 2 tahun, atau 1 ekor domba umur 1 tahun

- 121 ekor 2 ekor kambing umur 2 tahun, atau 2 ekor domba umur 1 tahun

- 201 ekor 3 ekor kambing umur 2 tahun, atau 3 ekor domba umur 1 tahun

- 400 ekor 4 ekor kambing umur 2 tahun, atau 4 ekor domba umur 1 tahun.

Setelah aset kambing mencapai 500 ekor, maka perhitungan zakatnya berubah,
yaitu setiap kelipatan 100 zakatnya 1 ekor kambing umur 2 tahun atau 1 ekor
domba umur 1 tahun. Contoh: Aset 500 ekor, zakatnya adalah 5 ekor kambing umur
2 tahun atau 5 ekor domba umur 1 tahun.

Zakat perniagaan adalah zakat yang dikeluarkan atas kepemilikan harta yang
diperuntukkan untuk jual-beli. Zakat ini dikenakan kepada perniagaan yang
diusahakan baik secara perorangan maupun perserikatan (CV, PT, Koperasi dan
sebagainya). Nishab zakat perdagangan sama dengan nishab emas yaitu 20 Dinar atau
senilai 85 gr emas. Contoh: Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari
tahun 1995 dengan keadaan sbb:

Sofa atau Mebel belum terjual 5 set Rp 10.000.000

Uang tunai Rp 15.000.000

Piutang Rp 2.000.000

Jumlah Rp 27.000.000

Utang & Pajak Rp 7.000.000

Saldo Rp 20.000.000

Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-

Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau lemari,
etalase pada toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab termasuk
kedalam kategori barang tetap (tidak berkembang).

Zakat Pertanian adalah salah satu jenis zakat maal, objeknya meliputi hasil tumbuh-
tumbuhan atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian,
sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll. Nisab
hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 750 kg. Apabila hasil pertanian
termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma, dll, maka nishabnya
adalah 750 kg dari hasil pertanian tersebut. Pendapat lain menyatakan 815 kg untuk
beras dan 1481 kg untuk yang masih dalam bentuk gabah. Akan tetapi, jika hasil
pertanian itu bukan merupakan bagian dari makanan pokok, seperti buah-buahan,
sayur-sayuran, daun, bunga, dll, maka nisabnya disetarakan dengan nilai nisab dari
makanan pokok yang paling umum di daerah (negeri) tersebut (di negeri kita =
beras/sagu/jagung/ubi/singkong).

Contoh : Bpk. Alan adalah seorang petani, ia memiliki sawah yang luasnya 2 Ha dan
ia tanami padi. Selama pemeliharaan ia mengeluarkan biaya sebanyak Rp 5.000.000,-.
Ketika panen hasilnya sebanyak 10 ton beras. Berapakah zakat hasil tani yang harus
dikeluarkannya?
Jawab:

Ketentuan Zakat Hasil Tani:

Nisab 653 kg beras

Tarifnya 5%

Waktunya: Ketika menghasilkan (Panen)

Jadi zakatnya:

Hasil panen 10 ton = 10.000 kg (melebihi nisab) 10.000 x 5% = 500 kg

Jika dirupiahkan:

Jika harga jual beras adalah Rp10.000,- maka 10.000 kg x Rp10.000 = Rp100.000.000

100.000.000 x 5% = Rp5.000.000,-

Maka zakatnya adalah 500 kg beras atau Rp5.000.000,-

6. Secara umum kata jenazah memiliki arti tubuh mayat yang tertutup. Hukum
mengurus jenazah muslim fardhu kifayah. Jelaskan dan bagaimana tata cara
pengurusan jenazah!
Hukum memandikan jenazah ini fardhu kifayah. Berdasarkan hadis dari Abdullah bin
Abbas, "Ada seorang lelaki yang sedang wukuf di Arafah bersama Nabi SAW. Tiba-tiba
ia terjatuh dari hewan tunggangannya lalu meninggal. Maka Nabi bersabda: 'mandikanlah
ia dengan air dan daun bidara. Dan kafanilah dia dengan dua lapis kain, jangan beri
minyak wangi dan jangan tutup kepalanya. Karena Allah akan membangkitkannya di hari
Kiamat dalam keadaan bertalbiyah'."
Berikut tata cara memandikan jenazah:
1. Meletakkan jenazah dengan kepala agak tinggi di tempat yang disediakan
2. Yang memandikan jenazah hendaklah memakai sarung tangan.
3. Ambil kain penutup dari jenazah dan ganti dengan kain basahan agar auratnya tidak
terlihat
4. Setelah itu bersihkan giginya, lubang hidung, lubang telinga, celah ketiaknya, celah
jari tangan dan kaki serta rambutnya.
5. Bersihkan kotoran jenazah baik yang keluar dari depan maupun dari belakang terlebih
dahulu. Caranya, tekan perutnya perlahan-lahan agar apa yang ada di dalamnya keluar.
6. Siram atau basuh seluruh anggota tubuh jenazah dengan air sabun.
7. Kemudian siram dengan air yang bersih sambil berniat sesuai jenis kelamin jenazah.
Niat memandikan jenazah perempuan:
Nawaitul ghusla adaa 'an hadzihil mayyitati lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (wanita) ini
karena Allah Ta'ala."
Niat memandikan jenazah laki-laki:
Nawaitul ghusla adaa 'an hadzal mayyiti lillahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat memandikan untuk memenuhi kewajiban dari jenazah (pria) ini
karena Allah Ta'ala."
8. Siram atau basuh dari kepala hingga ujung kaki dengan air bersih. Siram sebelah kanan
dan kiri masing-masing 3 kali.
9. Memiringkan jenazah ke kiri, basuh bagian lambung kanan sebelah belakang.
10. Memiringkan jenazah ke kanan, basuh bagian lambung kirinya sebelah belakang.
11. Siram lagi dengan air bersih dari kepala hingga ujung kaki.
12. Siram dengan air kapur barus.
13. Jenazah kemudian diwudhukan seperti orang yang berwudhu sebelum sholat.
14. Perlakukan jenazah dengan lembut saat membalik dan menggosok anggota tubuhnya.
15. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai badannya, wajib
dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah di atas kafan, tidak perlu
diulangi mandinya, cukup hanya dengan membuang najis tersebut.
16. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnya harus dilepas dan dibiarkan terurai ke
belakang. Setelah disiram dan dibersihkan, lalu dikeringkan dengan handuk dan
dikepang.
17. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan handuk sehingga tidak
membasahi kain kafannya.
18. Selesai memandikan jenazah, berilah wangi-wangian yang tidak mengandung alkohol
sebelum dikafani. Biasanya menggunakan air kapur barus.
Cara Mengafani Jenazah Laki-laki
1. Siapkan tali-tali pengikat kafan secukupnya. Letakkan secara vertikal tepat di bawah
kain kafan yang akan menjadi lapis pertama.
2. Bentangkan kain kafan lapis pertama yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
3. Beri wewangian pada kain kafan lapis pertama.
4. Bentangkan kain kafan lapis kedua yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
5. Beri wewangian pada kain kafan lapis kedua.
6. Bentangkan kain kafan lapis ketiga yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
7. Beri wewangian pada kain kafan lapis ketiga.
8. Letakkan jenazah di tengah-tengah kain kafan lapis ketiga.
9. Tutup dengan kain lapis ketiga dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan ke
kiri.
10. Tutup dengan kain lapis kedua dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan
ke kiri.

11. Tutup dengan kain lapis pertama dari sisi kiri ke kanan, kemudian kain dari sisi kanan
ke kiri.
12. Ikat dengan tali pengikat yang sudah disediakan.
Cara Mengafani Jenazah Perempuan
1. Bentangkan 2 lembar kain kafan yang sudah dipotong sesuai ukuran jenazah.
Kemudian letakkan kain sarung tepat pada badan antara pusar dan kedua lututnya.
2. Persiapkan baju gamis dan kerudung di tempatnya.
3. Sediakan 3–5 utas tali dan letakkan di paling bawah kain kafan.
4. Sediakan kapas yang sudah diberikan wangi-wangian, yang nantinya diletakkan pada
anggota badan tertentu.
5. Setelah kain kafan siap, lalu angkat dan baringkan jenazah di atas kain kafan.
6. Letakkan kapas yang sudah diberi wangi-wangian tadi ke tempat anggota tubuh seperti
halnya pada jenazah laki-laki.
7. Selimutkan kain sarung pada badan jenazah, antara pusar dan kedua lutut. Pasangkan
baju gamis berikut kain kerudung. Untuk yang rambutnya panjang bisa dikepang
menjadi 2/3, dan diletakkan di atas baju gamis di bagian dada.
8. Selimutkan kedua kain kafan selembar demi selembar mulai dari yang lapisan atas
sampai paling bawah. Setelah itu ikat dengan beberapa utas tali yang tadi telah
disediakan.
Tata Cara Menyolatkan Jenazah.
Setelah mengafani, tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan
selanjutnya adalah menyolatkan jenazah. Shalat jenazah terdapat tujuh rukun seperti
berikut:
1. Berniat (di dalam hati).
2. Berdiri bagi yang mampu.
3. Melakukan empat kali takbir (tidak ada ruku’ dan sujud).
4. Setelah takbir pertama, membaca Al Fatihah.
5. Setelah takbir kedua, membaca shalawat (minimalnya adalah allahumma sholli ‘ala
Muhammad).
6. Setelah takbir ketiga, membaca doa untuk jenazah.
Do’a setelah takbir ketiga:
Allahummaghfirla-hu warham-hu wa ‘aafi-hi wa’fu ‘an-hu wa akrim nuzula-hu, wa
wassi’ madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-i wats tsalji wal barod wa naqqi-hi minal
khothoyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danaas, wa abdil-hu daaron khoirom
min daari-hi, wa ahlan khoirom min ahli-hi, wa zawjan khoirom min zawji-hi, wa ad-
khilkul jannata, wa a’idz-hu min ‘adzabil qobri wa ‘adzabin naar.
Artinya: “Ya Allah! Ampunilah dia (mayat) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia
(dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang
mulia (Surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan
dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari
kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (atau
istri di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya (di dunia), istri (atau suami) yang
lebih baik daripada istrinya (atau suaminya), dan masukkan dia ke Surga, jagalah dia dari
siksa kubur dan Neraka.” (HR. Muslim no. 963)
7. Takbir keempat membaca doa sebagai berikut:
Do’a setelah takbir keempat:
Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu wa laa taftinnaa ba’da-hu waghfir lanaa wa la-hu
Artinya: “Ya Allah! Jangan menghalangi kami untuk tidak memperoleh pahalanya dan
jangan sesatkan kami sepeninggalnya, ampunilah kami dan ampunilah dia”. Untuk
jenazah perempuan, kata –hu diganti –haa.
8. Salam
Tata cara mengurus jenazah dari memandikan sampai menguburkan yang terakhir adalah
menguburkan jenazah.
1. Memperdalam galian lobang kubur agar tidak tercium bau jenazah dan tidak dapat
dimakan oleh burung atau binatang pemakan bangkai.
2. Cara menaruh jenazah di kubur ada yang ditaruh di tepi lubang sebelah kiblat
kemudian di atasnya ditaruh papan kayu atau yang semacamnya dengan posisi agak
condong agar tidak langsung tertimpa tanah. Namun bisa juga dengan cara lain dengan
prinsip yang hampir sama, misalnya dengan menggali di tengah-tengah dasar lobang
kubur, kemudian jenazah ditaruh di dalam lobang. Lalu di atasnya ditaruh semacam
bata atau papan dari semen dalam posisi mendatar untuk penahan tanah timbunan.
Cara ini dilakukan bila tanahnya gembur. Cara lain adalah dengan menaruh jenazah
dalam peti dan menanam peti itu dalam kubur.
3. Cara memasukkan jenazah ke kubur yang terbaik adalah dengan mendahulukan
memasukkan kepala jenazah dari arah kaki kubur.
4. Jenazah diletakkan miring ke kanan menghadap ke arah kiblat dengan menyandarkan
tubuh sebelah kiri ke dinding kubur supaya tidak terlentang kembali.
5. Para ulama menganjurkan supaya ditaruh tanah di bawah pipi jenazah sebelah kanan
setelah dibukakan kain kafannya dari pipi itu dan ditempelkan langsung ke tanah.
Simpul tali yang mengikat kain kafan supaya dilepas.
6. Waktu memasukkan jenazah ke liang kubur dan meletakkannya dianjurkan membaca
doa seperti: Bismillahi Waala Millati Rosulillah Artinya: “Dengan nama Allah dan
atas agama Rasulullah” (HR. at-Tirmidzi dan Abu Daud).
7. Untuk jenazah perempuan, dianjurkan membentangkan kain di atas kuburnya pada
waktu dimasukkan ke liang kubur. Sedang untuk mayat laki-laki tidak dianjurkan.
8. Orang yang turun ke lobang kubur jenazah perempuan untuk mengurusnya sebaiknya
orang-orang yang semalamnya tidak mensetubuhi isteri mereka.
9. Setelah jenazah sudah diletakkan di liang kubur, dianjurkan untuk mencurahinya
dengan tanah tiga kali dengan tangannya dari arah kepala mayit lalu ditimbuni tanah.
10. Berdoa setelah selesai menguburkan jenazah.
Selesai mengubur dan sebelum meninggalkan tempat penguburan pelayat mengambil
tanah dan menaburkannya dari arah kepala tiga kali, lalu berdiri di sisinya, dan membaca
do’a sebagai berikut:
“Allahummaghfir lahu warhamhu, wa’aafihi wa’fu ‘anhu, wa akrim nuzulahu, wa
wassi’madkhalahu, waghsilhu bil-ma’i watstsalji wal-baradi, wanaqqohi minal khotoya
kamaayunaqqottsaubu abyadhu minadanasi, waabdilhu daaron khoiron in daarihi,
waahlankhoiron min ahlihi, wazaujan khoiron minzaujihi, waqihi fitnatal qobri
wa’adaabinnar”
7. Deskripsikan intisari makalah yang anda telah presentasikan dengan
membubuhkan judul dan nama anggotanya !

Anda mungkin juga menyukai