Anda di halaman 1dari 55

Pengertian Zakat, Haji Dan Wakaf

Lengkap
By ubayPosted on October 8, 2015
Pengertian Zakat, Haji Dan Wakaf Lengkap – Zakat merupakan sedekah yang diwajibkan untuk
umat islam menjelang akhir bulan puasa (Ramadhan), Sebagai pelengkap ibadah puasa. Zakat ialah
salah satu rukun islam yang keempat. Zakat menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat
ISLAM. Oleh sebab itu hukum zakat ialah Fardhu atau Wajib atas setiap umat muslim yang telah
memenuhi syarat dan ketentuan. Zakat termasuk dalam kategori ibadah, semisal: Shalat, Puasa dan
Haji yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah, Sekaligus
merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan
perkembangan Umat Manusia.

Pengertian Zakat, Haji Dan Wakaf Lengkap

Terdapat dua tipe Zakat, yaitu:


1. Zakat Fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan umat muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Puasa (Ramadhan). Besar
zakat ini setara dengan 2,5 Kg (Kilogram) makanan Pokok yang ada di daerah bersangkutan, Semisal
Beras.

2. Zakat Maal (Harta)


Zakat ini mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, emas dan perak, serta
harta temuan. Masing-masing jenis mempunyai perhitungan masing-masing.

Yang Berhak Penerima Zakat:


1. Fakir => orang-orang yang hampir tidak mempunyai apa-apa sehingga tidak bisa memnuhi
kebutuhan hidup.
2. Miskin => orang-orang yang mempunyai harta tetapi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar untuk hidup.
3. Amil => orang-orang yang mengumpulkan zakat dan membagikannya kepada yang berhak
atau sering disebut panitia zakat.
4. Muallaf => orang yang baru masuk Islam dan memerlukan bantuan untuk membiasakan diri
dengan lingkugan baru sebagai muslim.
5. Hamba sahaya yang ingin memerdekakan atau membebaskan diri.
6. Gharim => orang yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk
membayar atau memenuhi hutangnya.
7. Fisabilillah => orang-orang yang berjuang dijalan Allah.
8. Ibnu Sabil => orang-orang yang kehabisan biaya ditengah perjalanan.

Yang Tidak Berhak Menerima Zakat:


1. Orang kaya.
2. Hamba sahaya, karena ia masih mendapat tanggungan dari majikan atau tuannya.
3. Keturunan Rasulullah.
4. Orang yang berada dalam tanggungan orang yang berzakat, contohnya anak dan istri.
5. Orang kafir.

Beberapa Keutamaan atau Manfaat Zakat:


Manfaat Diniyah (segi agama)
1. Dengan melaksanakan zakat berarati kita telah menjalankan salah satu dari rukun Islam yang
akan mengantarkan seorang hamba menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Merupakan jalan atau alat bagi hamba untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah dan
akan menambah keimanan.
3. Orang yang membayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda.
4. Zakat sebagai alat atau jalan untuk menghapus dosa.

Manfaat Khulukiyah (segi akhlak)


1. Menumbuhkan rasa atau sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada atau rasa ikhlas
kepada pribadi yang membayar zakat.
2. Orang yang membayar zakat biasanya akan mencerminkan sifat rahmah atau belas kasih
dan lembut kepada saudaranya yang kurang mampu atau tidak punya.
3. Merupakan kenyataan bahwa orang yang memberikan sesuatu yang mempunyai manfaat
baik bagi kaum muslimin akan memunculkan rasa ikhlas dan meluaskan jiwa.
4. Dalam zakat terdapat penyucian dalam akhlak.

Manfaat Ijtimaiyyah (segi sosial kemasyarakatan)


1. Zakat merupakan cara untuk membantu orang-orang yang termasuk fakir miskin dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang merupakan kelompok minoritas di dunia.
2. Memberi dukunga kekuatan untuk kaum Muslimin dan mengangkat aksistensi mereka.
3. Zakat dapat mengurangi rasa cemburu sosial, dandam dan rasa jengkel yang dirasa oleh
fakir miskin.
4. Zakat akan membuat atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi pelakunya.
5. Membayar zakat berarti mempeluas peredaran uang atau harta benda.

Hikmah Zakat
1. Mengurangi resiko kesenjangan sosial.
2. Pilar amal jama’i antara yang berada dengan para mujahid dan da’i yang berjuang
meninggikan kalimat Allah.
3. Sebagai pembersih harta dan penjagaan dari orang kerakusan irang jahat.
4. Penggambaran atau ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan.
5. Sebagai pengambangan potensi umat.
6. Dorongan moral kepada muallaf.
7. Menambah pendapatan negara untuk pembangunan yang berguna bagi umat Islam.

WAKAF
Wakaf ialah perbuatan wakif atau orang atau pihak yang melakukan wakaf untuk menyerahkan
sebagian atau seluruh hartanya untuk kepentingan ibadah dan kesejahtaraan masyarakat untk
selama-lamanya. Seorang wakuf dapat per-orsngsn, organisasi ataupun badan hukum.
Obyek Wakaf
Obyek wakaf ialah benda yang bergerak maupun tidak bergerak yang secara sah dimiliki oleh wakif
atau pihak yang akan memberi wakaf. Obyek yang tidak bergerak bisa berbentuk tanah atau
bangunan. Obyek yang bergerak bisa berbentuk uang.

Syarat Wakaf
Syarat wakaf yang jadi syarat utama dalam wakaf agar sah akadnya ialah wakif yang telah dewasa,
berakal sehat, mempunyai waktu atau tidak berhalangan mmbuat perbuatan hukum serta pemilik sah
dan utuh dari harta benda yang akan diwakafkan. Akad wakaf harus disaksikan oleh dua orang saksi
yang berakal sehat dan baligh dan pejabat pembuat akta wakaf. Ikrar wakaf dilakauan oleh wakif
untuk menyerahkan harta benda yang sah dimiliki oleh wakif untuk diurus oleh nadzir demi
kepentingan ibadah dan masyarakat utk selama-lamanya.

Rukun Wakaf
Empat rukun wakaf yang harus dipenuhi dalam berwakaf : orang yang berfakaf, benda yang akan
diwakafkan, penerima wakaf dan lafadz atau akad atau ikrar.

Syarat-syarat Wakaf
1. Syarat bagi orang yang akan melakauan wakaf : al-wakif harus memiliki secara sah harta yang
akan diwakafkan, harus berakal, sudah baligh dan orang yang mampu bertindak secara hukum.
penggambaran orang bodoh, orang yang sedang muflis dan orang yang lemah ingatannya tidak sah
mewakafkan hartaya.

2. Syarat barang yang diwakafkan, barang tidak sah dipindahnamakan kecuali memenuhi syarat yang
ditentukan oleh ahli: barang yang diwakafkan harus berharga, harta yang diwakafkan harus diketahui
kadarnya. jadi jika harta yang diwakafkan tidak diketahui majhuknya maka pengalihan tidak sah,
kemudian harta yang diwakafkan harus dimiliki oleh wakif dan harta itu harus berdiri sendiri, tidak
terikat harta lain atau mufarrazan sering disebut dengan istilah ghaira shai’.

3. Syarat orang yang menerima manfaat wakaf diklasifikasikan ada dua macam, pertama tertentu
atau mu’ayyan dan tidak tertentu atau ghairu mu’ayyan.tertentu artinya jelas orang yang menerima
wakaf apakah seorang, dua orang atau sekumpulan orang yang tidak bolh dirubah. yang tidak tentu
ialah tempat berwakaf tidak ditentukan secara terperinci. Syarat badi yang menerima wakaf tertentu
ini ia harus orang yang boleh untuk memiliki harta. Jadi orang muslim, merdeka dan kafis zimmi boleh
memiliki harta wakaf. Syaratnya: harus dapat menjadikan wakaf itu umtuk kebaikan dan dengan
wakaf itu dapat mendekatkan diri kepada Allah. Dan wakaf ini hanay untk kepentingan Islam saja.

4. Syarat Shigah berhubungan dengan isi ucapan, beberapa syarat yang diperlukan: 1. ucapan harus
mengandung kata-kata yang menunjukan kekekalan, wakaf tidak sah jika mengungkapkan batas
waktu tertentu, 2. ucapan harus segera direalisasikan tanpa digantungkan atau disangkutkan dengan
syarat tertentu, 3. ucapan harus bersifat pasti, 4. ucapan tidak mengandung syarat yang
membatalkan. Jika semua syarat terpenuhi maka penguasaan atas wakaf adalah sah. pewakaf tidak
bisa menarik lagi pemilikan harta itu karena telah berpindah kepada Allah dan pengusaan harta
adalah orang yang menerima wakaf yang secara umum dianggap pemilik akan tetapi bersifat ghaira
tammah.

HAJI
Secara lughawi haji artinya menyengaja atau menuju dan mengunjingi. Mnurut istilah syara’ haji
berarti menuju Baitullah dan tempet-tempat tertentu untuk melaksanakan ibadah tertentu.

Jenis-jenis Haji
1. Haji ifrad artinya menyendiri, Haji ifrad dilaksanakan jika seorang bermaksud menyendirikan haji
atau umroh. Dalam hal ini yang didahulukan ialah haji. Berarti saat pertama kali mengenakan pakaian
ihram di miqad-Nya orang yang melaksanakan haji berniat berhaji dahulu jika haji sudah selesai
makan orang itu akan menggunakan kembalai pada saat umrah.

2. Haji tamattu’ berarti bersenang-senang atau santai dengan melakukan umrah dahulu dibulan haji
demgam tidak bertahallul. selanjutnya menggunakan pakaian ihram lagi untk berhaji ditahun yang
sama. haji tamattu’ juga berarti melakukan ibadah dalam bulan dan tahun yang sama tanpa kembali
ke negeri asal.

3. Haji qiran berarti menggabungkan artinya menyatukan atau enyakaliguskan haji dan umrah. Haji
kiran dilakukan denagn tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melakukan semua rukun dan
wajib haji sampai selesai meski akan memakan waktu lama.

http://www.masterpendidikan.com/2015/10/pengertian-zakat-haji-dan-wakaf-lengkap.html
Memahami Islam tidak akan lengkap bila kita tidak mengetahui hukum-hukumnya. Melalui
hukumlah aturan yang berasal dari nilai-nilai Islam dapat dilaksanakan. Allah SWT
menerapkan syari’at bukan untuk memberatkan manusia , akan tetapi dibalik itu, orang-orang
yang mampu melaksanakan syariat dengan baik pasti akan mendapatkan kebahagiaan dan
kemulyaan hidup.

Dalam bab ini akan dibahas ibadah-ibadah yang menggunakan unsur harta yaitu : zakat, haji
dan wakaf. Pemerintah juga memiliki kewajiban untuk menjamin keterlaksanaan ibadah
zakat, haji dan wakaf. Untuk itulah pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur
zakat, haji dam wakaf dengan tujuan agar ibadah tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,
mensejahterkan masyarakat dan dapat memberdayakan potensi umat Islam untuk
kemaslahatan umat. 

A.    ZAKAT

Pengertian Zakat

Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam. Secara  syari'ah, zakat merujuk pada aktivitas
memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk orang-orang
tertentu menurut ketentuan-ketentuan Al-Qur’an.

Zakat secara bahasa dapat berarti ”kesucian”, ”tumbuh atau berkembang”,dan dapat berarti
”keberkatan”. Menurut istilah zakat ialah kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh
seseorang kepada yang berhak menerima (mustahik) dengan ketentuan dan syarat syarat
tertentu. Zakat mengandung arti kesucian, maksudnya jika harta itu dikeluarkan zakatnya,
maka harta yang dimiliki orang tersebut menjadi suci. Begitu pula orangnya juga menjadi
suci atau lepas dari dosa. Zakat mengandung arti tumbuh atau berkembang, maksudnya jika
zakat itu dilaksanakan dapat menjadikan suburnya harta yang dimilliki, maupun suburnya
bagi orang yang menerima. Zakat mengandung arti keberkatan, maksudnya jika zakat itu
dilaksanakan dapat memberi berkah terhadap harta itu sendiri, orang yang zakat (muzakki)
maupun  orang  yang menerima  zakat  (mustahik).

Zakat berbeda dengan pajak, menurut ahli fiqih pajak sama dengan jizyah yang berari pajak
pungut, membalas  jasa. Menurut istilah, pajak ialah kewajiban yang ditetapkan terhadap
wajib pajak yang harus disetorkan  kepada negara sesuai dengan ketentuan.

Selain zakat dan pajak ada dana yang bersifat kesosialan yaitu :

a.    Infaq ialah memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada fihak lain yang
membutuhkan untuk membantu  meringankan  beban.

b.    Hibbah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar cinta kasih dan
tidak  mengharap balasan.
c.    Sedekah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain dengan dasar mencari
keridhaan Allah swt.

d.    Hadiah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar prestasi.

Dasar Kewajiba Zakat.

Zakat merupakan salah satu[rukun Islam], dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya
[syariat Islam]. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang
telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah,
seperti:shalat,haji,dan puasa yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an
dan As Sunnah,sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia. Adapun dasar kewajiban
zakat ialah firman Allah swt :

  

Artinya: "Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan mensucikan harta dan mendo'akan untuk mereka. Sesungguh-nya do'a kamu itu
(menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha
Mengetahui". ( At-Taubah : 103).

Dari ayat diatas ada beberapa masalah yang perlu dicatat yaitu :

a.    Kata  khudz  (ambilah) menunjukkan kata perintah yang maksudnya wajib.

b.    Zakat yang diambil itu dalam bentuk harta yang penjabarannya bisa bermacam-macam
seperti : emas, perak, dagangan, buah-buahan dan lain sebagainya.

c.    Zakat akan membawa keberuntungan bagi orang yang mengeluarkannya berupa


kebersihan mereka dari kekikiran, menimbulkan  ketentraman dan ketenangan jiwa bahkan
akan mendapatkan do'a dari mereka yang diberi zakat.

Adapun kewajiban melaksanakan pajak didasarkan kepada kemaslahatan umum yaitu sebagai
dasar untuk mewujudkan keadaan masyarakat yang sejahtera lahir batin.Kesejahteraan lahir
batin antara  lain didukung oleh tersedianya  kesejahteraan lahir dalam bentuk perlengkapan
hidup untuk dapat melaksanakan perintah Allah swt.

Macam-macam Zakat

a.    Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat pribadi yang wajib dikeluarkan setiap bulan ramadhan atau sebelum
idhul fitri berupa makanan pokok atau uang sebesar kadar yang diwajibkan. Zakat fitrah
boleh dibayarkan sejak awal ramadhan dan sunahnya dibayarkan sesudah sholat subuh
sebelum sholat Ied. Bila dibayarkan sesudah sholat Iedul fitri sebelum matahari tenggelam,
hukumnya makruh sedang bila dibayar sesudah matahari tenggelam hukumnya haram. Yang
wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah berupa makanan pokok seperti beras, jagung dan
gandum sebesar 3,1 liter.

Zakat fitrah adalah wajib atas setiap muslim dan muslimah. Berdasar hadits berikut, Dari
Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. telah memfardhukan
(mewajibkan) zakat fitrah satu sha’ tamar atau satu sha’ gandum atas hamba sahaya, orang
merdeka, baik laki-laki maupun perempuan, baik kecil maupun tua dari kalangan kaum
Muslimin; dan beliau menyuruh agar dikeluarkan sebelum masyarakat pergi ke tempat shalat
‘Idul Fitri.” (Muttafaqun ‘alaih : Fathul Bari III :367 no:1503, Muslim II: 277 no:279/984 dan
986, Tirmidzi II : 92 dan 93 no: 670 dan 672, ‘Aunul Ma’bud V:4-5 no: 1595 dan 1596,
Nasa’i V:45, Ibnu Majah I: 584 no:1826)

Dari Ibnu Abbas r.a. berkata, “Rasulullah saw. telah mewajibkan zakat fitrahsebagai


pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan yang sia-sia dan yang kotor, dan sebagai
makanan bagi orang-orang miskin. Barangsiapa yang mengeluarkannya sebelum (selesai)
shalat ‘id, maka itu adalah zakatyang diterima (oleh Allah); dan siapa saja yang
mengeluarkannya sesuai shalat ‘id, maka itu adalah shadaqah biasa, (bukan zakat fitrah).”
(Hasan : Shahihul Ibnu Majah no: 1480, Ibnu Majah I: 585 no: 1827 dan ‘Aunul Ma’bud V: 3
no:1594). 

Yang wajib mengeluarkan zakat fitrah ialah orang muslim yang merdeka yang sudah


memiliki makanan pokok melebihi kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya untuk sehari
semalam. Di samping itu, ia juga wajib mengeluarkan zakat fitrah untuk orang-orang yang
menjadi tanggungannya, seperti isterinya, anak-anaknya, pembantunya, (dan budaknya), bila
mereka itu muslim. Dari Ibnu Umar r.a. ia berkata, “Rasulullah saw. pernah memerintah
(kita) agar mengeluarkan zakat untuk anak kecil dan orang dewasa, untuk orang merdeka dan
hamba sahaya dari kalangan orang-orang yang kamu tanggung kebutuhan pokoknya.”
(Shahih : Irwa-ul Ghalil no: 835, Daruquthni II:141 no: 12 dan Baihaqi IV: 161). 

b.    Zakat Maal

Zakat Maal adalah zakat yang dikenakan atas harta (maal) yang dimiliki oleh individu atau


lembaga dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan secara hukum
(syara). Maal berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti 'harta'.

Harta yang akan dikeluarkan sebagai zakat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

·         Milik penuh, yakni harta tersebut merupakan milik penuh individu yang akan
mengeluarkan zakat.

·         Berkembang, yakni harta tersebut memiliki potensi untuk berkembang bila diusahakan.
·         Mencapai nisab, yakni harta tersebut telah mencapai ukuran/jumlah tertentu sesuai
dengan ketetapan, harta yang tidak mencapai nishab tidak wajib dizakatkan dan dianjurkan
untuk berinfaq atau bersedekah.

·         Lebih dari kebutuhan pokok, orang yang berzakat hendaklah kebutuhan


minimal/pokok untuk hidupnya terpenuhi terlebih dahulu

·         Bebas dari hutang, bila individu memiliki hutang yang bila dikonversikan ke harta
yang dizakatkan mengakibatkan tidak terpenuhinya nishab, dan akan dibayar pada waktu
yang sama maka harta tersebut bebas dari kewajiban zakat.

·         Berlalu satu tahun (Al-Haul), kepemilikan harta tersebut telah mencapai satu tahun
khusus untuk ternak, harta simpanan dan harta perniagaan. Hasil pertanian, buah-buahan dan
rikaz(barang temuan) tidak memiliki syarat haul.

Adapun harta (mal) yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah:

q  Emas, perak dan mata uang

q  Harta perniagaan

q  Hewan ternak

q  Buah-buhan dan biji-bijan

q  Barang tambang dan rikaz (harta terpendam)

Daftar nisob jenis harta dan besarnya zakat :

No Jenis Harta Nisonya Besarnya Keterangan


Zakat

1. Emas 20 Dinar (" 93,6 gram) 2,5 % Zakatnya


dikeluarkan
2. Perak 200 Dirham (" 624 2,5 % setelah
gram) semua sarat
3. Uang kontan 2,5 %
senilai  dengan harga terpenuhi
4. Harta emas 2,5 %
perniagaan
senilai  dengan harga
emas

Adapun binatang ternak yang wajib dizakati adalah kambing, domba, kerbau, sapi dan
unta. Penghitungannya adalah sebagai berikut :

Ø  Kambing atau domba;

1)    40 – 120 ekor, zakatnya 1 ekor kambing berumur 1 tahun.

2)    121 – 200 ekor, zakatnya 2 ekor kambing berumur 2 tahun.


3)    201 – 300 ekor, zakatnya 3 ekor kambing berumur 2 tahun.

4)    301ke atas, setiap bertambah 100 zakatnya bertambah 1 ekor kambing berumur 2 tahun.

Ø  Sapi atu kerbau;

1)    30 – 39 ekor, zakatnya 1 ekor berumur 1 – 2 tahun.

2)    40 – 59 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.

3)    60 – 69 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.

4)    70 – 79 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 2 – 3 tahun.

5)    80 – 89 ekor, zakatnya 3 ekor berumur 1 – 2 tahun.

6)    89 ke atas,setiap bertambah 30 zakatnya bertambah 1 ekor.

Ø  Hasil pertanian;

Hasil pertanian seperti makanan pokok beras, jagung dan gandum, hasil perkebunan seperti
kurma, anggur dan semacamnya syarat zakatnya seperti wajib zakat emas dan perak.
Waktunya setelah selesai panen. Nisobnya kurang lebih 930 liter. Biaya hasil pertanian yang
ditanam dengan biaya yang cukup banyak, zakatnya 5 % , sedang bila ditanami tanpa biaya
zakatnya 10 %.

Ø  Rikaz (harta tependam);

Harta rikaz (harta terpendam seperti emas, perak dan semacamnya zakatnya 20 %.

Yang berhak menerima zakat.

Firman  Allah swt ;

Artinya : "Sesungguhnya zakat-zakat  itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang 


miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)  budak,
orang yang berutang,  untuk jalan  Allah, dan orang-orang  yang sedang dalam  perjalanan,
sebagai  suatu  ketetapan  yang  diwajibkan  Allah  dan Allah  Maha Mengetahui Lagi  Maha
Bijaksana ". (At-Taubah : 60)

Delapan asnaf yang berhak menerima zakat (mustahik) itu ialah :

1)    Fakir yaitu orang yang tidak mempunyai harta atau usaha, atau mempunyai harta dan 
usaha tetapi kurang dari  ½  kecukupannya dan tidak ada orang memberi belanja kepadanya.

2)    Miskin yaitu orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak ½   kecukupan-nya atau
lebih tetapi tidak mencukupinya.

3)    Amil yaitu semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedang dia tidak mendapatkan
upah selain zakat itu.
4)    Muallaf yaitu orang yang masih lemah imannya sehingga masih  memerlukan
bimbingan  dan pembinaan iman.

5)    Riqob yaitu  hamba sahaya yang ingin merdeka. Dalam hal ini zakat dipergu nakan
untuk  menebus kepada majikannya.

6)    Ghorim yaitu orang yang terlilit hutang sehingga berat sekali  untuk  membayar padahal 
hutang bukan untuk maksiat.

7)    Sabilillah yaitu orang-orang yang berjuang di jalan Allah swt., atau menegakkan agama
Islam, seperti membangun Rumah Sakit, Masjid dan lainnya.

8)    Ibnu Sabil yaitu orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh  bukan  untuk maksiat
seperti belajar, haji dan lain sebagainya

Yang tidak berhak menerima zakat

·         Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang
yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).

·         Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.

·         Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami


(ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).

·         Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.

·         Orang kafir.

·          

Beberapa Faedah Zakat.

Faedah Diniyah (segi agama)

·         Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islamyang


mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.

·         Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya,


akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.

·         Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana
firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (QS: Al
Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yangmuttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan
kembangkan oleh Allah berlipat ganda.

·         Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah
Muhammad SAW.
Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)

·         Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi
pembayar zakat.

·         Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada
saudaranya yang tidak punya.

·         Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta
maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah
pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.

·         Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.

Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan)

·         Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir
miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.

·         Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi


mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin fi
sabilillah.

·         Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam
dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang
berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak
bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian
melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin
keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.

·         Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan
melimpah.

·         Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika
harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang mengambil
manfaat.

Hikmah Zakat

Hikmah dari zakat antara lain:

·         Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang
miskin.

·         Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang
berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.

·         Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk

·         Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.


·         Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan

·         Untuk pengembangan potensi ummat

·         Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam

·         Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

Zakat dalam Al Qur'an

·         QS (2:43) ("Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang
yang ruku'".)

·         QS (9:35) (Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar
dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka:
"Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang
(akibat dari) apa yang kamu simpan itu.")

·         QS (6: 141) (Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang
tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan
delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya
(yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan).

Pengelolaan Zakat di Indonesia.

Sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap masalah zakat ini, pemerintah mendirikan
BAZIS (Badan Amil Zakat dan Sedekah). Lembaga ini diharapkan mampu mendorong
profesinalisme dalam pengelolaan ZIS. Bagi umat Islam pengeloaan ZIS yang profesional
akan memberikan beberapa manfaat antara lain :

o   Pendistribusian ZIS  lebih terorganisir dan benar-benar akan sampai kepada yang berhak.

o    Pemerintah dapat melihat potensi masyarakat pembayar ZIS dan para penerimanya.

o   Masyarakat yang tidak mampu akan terbantu ekonominya

Selain itu pemerintah juga mengeluarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38


Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama RI no. 373 tahun 2003
dan Keputusan Dirjen Bimas Islam Urusan Haji no : D/291 tahun 2000 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Zakat.

Adapun isi dari UU Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat tersebut adalah :

 BAB I

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimkasud dengan :


1)    Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat.

2)    Zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang musli atau badan yang dimiliki
oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak
menerimanya.

3)    Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban
menunaikan zakat.

4)    Mustahiq adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat.

5)    Agama adalah agama Islam.

6)    Menteri adalah Menteri yang ruang lingkup tugas dan tanggung jawabnya meliputi
bidang agama.

Pasal 2

Setiap warga negara Indonesia yang beragama Islam dan mampu atau badan yang dimiliki
oleh orang muslim berkewajiban menunaikan zakat.

Pasal 3

Pemerintah berkewajiban memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada


muzakki, mustahiq dan amil zakat.

BAB II

Pasal 5

Pengelolaan zakat bertujuan :

1)    meningkatnya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat sesuai dengan


tuntunan agama;

2)    meningkatnya fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan


kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.

3)    meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat.

BAB III

Pasal 6

(1) Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah.

(2) Pembentukan badan amil zakat :

a. nasional oleh Presiden atas usul Menteri;


b. daerah propinsi oleh gubernur atas usul kepala kantor wilayah departemen agama 
propinsi;

c. daerah kabupaten atau daerah kota oleh bupati atau wali kota atas usul kepala kantor
departemen agama kabupaten atau kota;

d. kecamatan oleh camat atas usul kepala kantor urusan agama kecamatan.

BAB IV

Pasal 11

(1) Zakat terdiri atas zakat mal dan zakat fitrah.

(2) Harta yang dikenai zakat adalah :

a. emas, perak dan uang;

b. perdagangan dan perusahaan;

c. Hasil pertanian, perkebunan dan perikanan;

d. Hasil pertambangan;

e. Hasil peternakan;

f. Hasil pendapatan dan jasa;

g. tikaz

(3) Penghitungan zakat mal menurut nishab, kadar dan waktunya ditetapkan berdasarkan
hukum agama.

Pasal 13

Badan amil zakat dapat menerima harta selain zakat seperti infaq, shadaqah, wasiat waris dan
kafarat.

BAB V

Pasal 16

(1) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq sesuai dengan ketentuan agama.

(2) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahiq
dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif.

(3) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat sebagaimana


dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan menteri.

Gerakan zakat di Indonesia telah diberlakukan sebagai komponen pengurang penghasilan


sebelum dikenakan pajak. Pendirian Badan Amil Zakat Nasional dan tumbuhnya lembaga-
lembaga amil zakat sejak berdirinya Dompet Dhuafa pada tahun 1993 merupakan gerakan
masyarakat walau sebelumnya sudah ada lebih dulu Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah
(BAZIS) DKI yang dikelola Pemda DKI. Kelahiran lembaga-lembaga amil zakat profesional
dan kiprahnya yang semakin masif di masyarakat selanjutnya mendorong lahirnya FOZ
(forum zakat)yang merupakan asosiasi lembaga-lembaga zakat di Indonesia. Saat ini muncul
nama-nama lembaga yang dikenal di masyarakat seperti Dompet Dhuafa, PKPU, Rumah
Zakat Indonesia, DPU Daarut Tauhiid, YDSF, Al Azhar, dan lainnya. Paralel dengan gerakan
mewujudkan terbentuknya Dewan Zakat Internasional yang akan mempelopori pembentukan
Baitul Mal Internasional ini berawal melalui diselenggarakannya Konferensi Zakat Asia
Tenggara di Kuala Lumpur tahun 2006 yang didukung oleh lembaga-lembaga zakat dari 4
negara yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam mengeluarkan Deklarasi
Zakat mengenai berdirinya Dewan Zakat MABIMS dengan Indonesia sebagai sekretariatnya
kemudian disusul dengan Konferensi Zakat Internasional pertama tahun 2007 di Kuala
Lumpur dan selanjutnya Konferensi Zakat Internasional kedua tahun 2008 yang
diselenggarakan di Padang. http://id.wikipedia.org/wiki/Zakat

B.   HAJI DAN UMROH

Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa.
Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan
kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan
melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudipada suatu waktu yang
dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang
bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.

Haji menurut bahasa artinya menyengaja (ُ‫)اَ ْلقَصْ د‬. Menurut istilah haji ialah menyengaja
berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan beberapa perbuatan antara lain wukuf,
thowaf, sa'i dan amalan-amalan lain pada waktu tertentu dengan syarat dan rukun tertentu
demi  memenuhi  panggilan Allah swt, dan mengharap ridhoNya.  Allah swt,  berfirman :

ِ ‫اس ِحجُّ ْالبَ ْي‬


]97 - ‫[ سورة أل عمران‬ ً‫ت َم ِن ا ْستَطَا َع إِلَ ْي ِه َسبِ ْيال‬ ِ َّ‫َ ِوهللِ َعلَى الن‬
Artinya : "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang
sanggup  mengadakan perjalanan ke Baitullah ". (Ali Imron : 97)

1.    Syarat Haji

Haji diwajibkan atas orang yang kuasa dan mampu, satu kali dalam seumur hidupnya. 
Adapun  syarat wajib haji adalah :

a. Islam

b. Baligh (dewasa), anak-anak tidak wajib.

c. Berakal sehat.

d. Merdeka (bebas, sedang tidak dalam  tahanan).


e. Mampu (istitho'ah)

            Yang dimaksud dengan mampu disini adalah :

-    Mempunyai bekal yang cukup untuk perjalanan pergi dan pulang serta bekal bagi keluarga
yang  ditinggalkan.

-    Aman dalam perjalanan.

-    Bagi perempuan hendaklah dengan muhrimnya, suami atau wanita lain yang dapat 
dipercaya. Rasulullah saw,  bersabda :

)‫(رواه البخاري‬ ‫الَتُ َسافِ ُر ْال َمرْ أَ ِة إِالَّ َم َع ِذى َمحْ َر ٍم‬

Artinya : "Janganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta muhrimnya". (HR. Bukhori)   

-    Sehat badan. Orang yang sakit atau sudah tua kewajiban haji boleh  digantikan  orang lain 
dengan biaya  orang tersebut.

2.    Rukun Haji.

Di dalam haji rukun dibedakan dengan wajib. Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang
apabila tidak dikerjakan maka batal ibadah hajinya dan harus diulang. Sedang wajib haji
adalah suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi syahnya haji tidak tergantung kepadanya,
dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam (denda). Adapun yang termasuk rukun
haji adalah sebagai berikut :

a.    Ihrom, yaitu niat mulai mengerjakan ibadah haji/umroh dengan berpakaian ihrom.

b.    Wukuf, yaitu berdiam dipadang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai
tergelincirnya matahari pada tanggal 9 dzulhijjah sampai terbit fajar pada tanggal 10 
dzulhijjah.

c.    Thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. Adapun syarat-syarat thawaf adalah
sebagai berikut:

                        1). Suci dari hadats dan najis.

                        2). Menutup aurot

                        3). Hendaklah sempurna 7 kali putaran.

                        4). Dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad.

                        5). Hendaklah Ka'bah selalu disebelah kiri orang yang thowaf.

                        6). Hendaklah thawaf itu diluar Ka'bah tetapi masih di dalam Masjid.  

               Macam-macam  Thawaf :          


q  Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dilakukan ketika baru datang. (sebagai tahiyatul 
masjid).

q  Thawaf  Ifadhah, yaitu thawaf yang merupakan rukun haji.

q  Thawaf  Wada', yaitu thawaf ketika akan pulang ke tanah air.

q  Thawaf Tahallul, yaitu thawaf yang dilakukan untuk melepaskan diri dari yang diharamkan
karena ihrom.

q  Thawaf Nadzar, yaitu thowaf karena nazdar.

q  Thawaf Sunat. 

Adapun bacaan ketika thawaf adalah sebagai berikut :

)‫(رواه إبن ماجه‬ ِ‫ الَ َحوْ َل َوالَ قُ َّوةَ إِالَّ بِاهللا‬,ُ‫ُس ْب َحانَ هللاِ َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َوالَإِلَهَ إِالَّهللاُ َوهللاُ أَ ْكبَر‬

Artinya : "Maha  Suci Allah, segala  Puji  bagi  Allah,  tidak  ada Tuhan  selain Allah,  Allah
Maha Besar, tidak  ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah".  (HR. Ibnu 
Majah)

d.    Sa'i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah.

Syarat-syarat sa'i adalah sebagai berikut :

§ Dimulai dari bukit Shofa dan di akhiri dibukit Marwah.

§ Dilakukan sebanyak 7 kali. Dari Shofa ke Marwah dihitung sekali dan sebaliknya  dari
Marwah  keShofa juga dihitung sekali.

§ Dilakukan sesudah thawaf.

e.    Mencukur/Menggunting rambut.

Mencukur rambut berfungsi sebagai tahallul (penghalalan) terhadap  beberapa hal yang
diharamkan selama ihrom. Mencukur rambut sekurang-kurangnya 3  helai.

3.    Wajib Haji.

Wajib haji adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam mengerjakan haji dan bila 
ditinggalkan tetap syah hajinya tetapi wajib membayar dam (denda). Hal-hal yang termasuk
wajib haji adalah :

a.    Ihrom dari miqot.

Miqot  adalah  batas tempat dan waktu untuk melakukan ihrom ( niat haji ). Miqot dibagi
menjadi  dua macam :

o   Miqot Zamani yaitu batas atau ketentuan waktu mulai mengerjakan ibadah haji.  Miqot
zamani mulai awal bulan syawal sampai  terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah.
o   Miqot Makani yaitu tempat memulai ihrom bagi yang akan mengerjakan haji/ 
umroh.Untuk jamaah haji dari Indonesia mulai ihromnya dari Bandara King Abdul Azis
Jeddah bagi yang langsung menuju Makkah, dan mulai dari Bir Ali  bagi yang menuju
Madinah lebih dahulu.

b.    Bermalam di Musdalifah.

Yaitu sesudah terbenam matahari tanggal 9 dzulhijjah (setelah wukuf). Kemudian sholat
maghrib dan isak dijamak qosor. Disini bisa mengambil kerikil sebanyak 49 buah atau 70
buah.

c.    Bemalam di Mina.

Pada tanggal 11, 12, atau 13  wajib bermalam di Mina.

d.    Melontar Jumrah Aqobah.

Dilakukan sebanyak 7 kali pada tanggal 10 dzulhijjah kemudian melakukan tahallul awal
dengan mencukur rambut, sehingga seluruh larangan ihrom menjadi gugur kecuali menggauli
istri.

e.    Melontar  Jumrah Ula, Wustha dan Aqobah.

Dilakukan  pada  tanggal 11, 12, 13 dzulhijjah (masing-masing 7 kali). Boleh melontar pada
tanggal 11,12 saja kemudian kembali ke- Makkah dan ini dinamakannafar awal. Bagi yang
pada tanggal 13 masih di Mina diharuskan melontar jumrah lagi dan ini dinamakan nafar
tsani.

f.     Menjauhkan dari hal-hal yang diharamkan selama ihrom.

g.    Thawaf Wada'.

            Adapun larangan-larangan ihrom haji dan umroh adalah :

            1). Bagi laki-laki dilarang berpakaian berjahit.

            2). Bagi laki-laki dilarang menutup kepala.

            3). Bagi wanita dilarang menutup muka dan telapak tangan.

4). Bagi laki-laki maupun perempuan dilarang memakai harum-haruman selama  ihrom baik
badan atau pakaian kecuali sebelum ihrom malah dianjurkan.

5). Dilarang memotong rambut atau bulu badan lain, dan juga dilarang memakai  minyak
rambut.

            6). Dilarang meminang, menikah, menikahkan, atau menjadi  wali.

            7). Dilarang bersetubuh atau pendahulunya.

            8). Dilarang membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.
            ad. g. Thawaf  Wada' ( thawaf pamitan ).

4.   Sunat Haji   

a.    Membaca Talbiyah. Bagi laki-laki dengan suara nyaring dan bagi perempuan cukup di
dengar sendiri. Waktunya sejak mulai ihrom sampai melontar jumrah aqobah. Adapun lafal
talbiyah adalah sebagai berikut :

)‫ك(رواه البخارى و مسلم‬ ُ ‫ إِ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ لَكَ َو ْال ُم ْل‬,َ‫ك لَبَّ ْيك‬
َ َ‫ك الَ َش ِر ْيكَ ل‬ َ َ‫ك ل‬ َ ‫ لَبَّ ْي‬,َ‫لَبَّ ْيكَ اللَّهُ َّم لَبَّ ْيك‬
َ ‫ك الَ َش ِر ْي‬

Artinya: "Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah  aku memenuhi panggilan-Mu, tiada


sekutu  bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu, bagi-Mulah segala
kekuasaan,  tiada sekutu bagi-Mu". (HR.  Bukhori dan Muslim)

b.    Membaca sholawat dan berdo'a sesudah membaca talbiyah.

c.    Membaca dzikir sewaktu thawaf. Lafal dzikirnya adalah :

َ ‫اآلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ‬


ِ َّ‫اب الن‬
‫ار‬ ِ ‫ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِي‬    
َ

d.   Sholat dua rokaat sesudah thawaf.

e.   Masuk ke Ka'bah.

5.   Cara Mengerjakan Haji.

            Ada 3  cara mengerjakan haji yaitu :

(1). Ifrod, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan haji dari pada
umroh. Yakni ihrom diteruskan haji, kemudian ihrom lagi untuk umroh. Cara ini yang terbaik
dan bebas dari  dam (denda).

(2). Tamatuk, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan umroh dari pada
haji. Yakni  ihrom dulu diteruskan umroh kemudian ihrom lagi untuk haji. Cara ini terkena
dam (denda).

(3). Qiron, yaitu mengerjakan haji dan umroh secara bersama. Jadi sekali ihrom dalam waktu
haji untuk menunaikan haji dan umroh sekaligus. Cara ini juga terkena dam.

6.   Dam  (denda) Dalam Haji.

Dam adalah denda yang wajib dilaksanakan oleh orang yang selama menunaikan haji dan 
umroh,  melanggar larangan haji atau meninggalkan wajib haji.

a.    Dam karena bersenggama  dalam keadaan ihrom sebelum tahallul pertama :

o Menyembelih seekor unta atau lembu, atau 7 ekor kambing.

o Bila tidak menyembelih, ia wajib bersedekah kepada fakir miskin berupa makan seharga
unta/lembu.
o Bila tidak sanggup, ia harus berpuasa sebanyak harga unta dengan perhitungan setiap satu
mud (+ 0,8 kg.) daging tersebut ia harus berpuasa satu hari.

b.    Dam karena melanggar salah satu larangan haji sebagai berikut : mencukur rambut,
memotong kuku, memakai pakaian berjahit (bagi laki-laki), memakai minyak rambut,
memakai wangi-wangian, bersenggama sesudah tahalul pertama, maka dendanya memilih
salah satu diantara 3 hal yaitu:

-   Menyembelih seekor kambing.

-   Puasa 3 hari.

-   Bersedekah 3 gantang (9,3 liter) makanan kepada 6 orang fakir miskin.

c.    Dam karena melaksanakan haji Tamatuk atau Qiron. Dendanya adalah sebagai berikut:

·   Menyembelih seekor kambing.

·   Jika tidak  mampu ia  wajib  puasa 10 hari, 3 hari dikerjakan di tanah suci  dan 7 hari
dikerjakan di tanah  air.

d.    Dam karena meninggalkan salah satu wajib haji. Dendanya sama dengan melakukan 
haji  Tamatuk atau Qiron

e.    Dam karena berburu atau membunuh binatang buruan. Dendanya memilih  salah satu
diantara 3 hal :

(1)  Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang dibunuh.

(2)  Bersedekah kepada fakir miskin seharga binatang tersebut.

(3)  Puasa sebanyak harga binatang tersebut, setiap satu mud wajib berpuasa 1 

7.    Umroh

a.    Pengertian Umroh.

Menurut bahasa umroh berarti ziarah. Menurut  istilah umroh ialah ziarah  ke Ka'bah  untuk
melakukan thawaf, sa'i dan memotong rambut. Hukum mengerjakan umroh adalah wajib 
sekali  seumur hidup. Allah swt, berfirman :

]196 - ‫[ سورة البقرة‬ ِ‫وا ْال َح َّج َو ْال ُع ْم َرةَ ِهلل‬


ْ ‫َوأَتِ ُّم‬

Artinya : "Dan sempurnakan ibadah haji dan umroh karena Allah.... ". (Al-Baqoroh : 196)

            b.   Tata Cara Umroh.

o   Ihrom dari miqot, lalu sholat sunat ihrom.

o   Menuju Makkah dan membaca talbiyah.


o   Thawaf, setelah thawaf disunatkan sholat dua rokaat dimakam Ibrahim.

o   Sa'i.

o   Tahallul dengan menggunting rambut.

c.   Perbedaan Haji dan Umroh.

o   Haji dilakukan pada waktu tertentu ( mulai bulan syawal sampai dengan tanggal 10
dzulhjjah ),  sedangkan umroh  waktunya  sepanjang tahun.

o   Rukun haji ada wukuf Arafah sedangkan umroh tidak ada.

o   Bemalam di Musdalifah, Mina, melempar jumroh, thawaf wada' menjadi wajib haji, 
sedangkan  umroh  tidak.

o   Bebeda dalam niat.

8.   Hikmah Haji Dan Umroh

q  Dapat menambah dan memperkuat iman dan taqwa kepada Allah swt, sebab haji  dan 
umroh  memerlukan fisik yang  kuat.

q  Dapat memberi pelajaran dan pendorong kaum muslimin untuk berkorban.

q  Memperkuat ukhuwah islamiyah antara sesama umat Islam dari berbagai penjuru dunia.

q  Dapat menjadi forum muktamar umat Islam seluruh dunia untuk membahas dan 
memecahkan permasalahan kaum muslimin.

q  Dapat mengenal tempat-tempat bersejarah seperti Ka'bah, Sofa, Marwa, Sumur Zam- zam 
Mekah, Arofah, Madinah, Makam Nabi saw, dan lain-lain.

Penyelenggaraan Haji dan Umroh di Indonesia.

Penyelenggaraan ibadah Haji di Indonesia diatur oleh Undang-undang Nomor 13 Tahun


2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

BAB I. KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Ayat 1. Ibadah Haji adalah rukun Islam kelima yang merupakan kewajiban sekali seumur
hidup bagi setiap orang Islam yang mampu menunaikannya.

Ayat 2. Penyelenggaraan Ibadah Haji adalah rangkaian kegiatan pengelolaan pelaksanaan


Ibadah Haji yang meliputi pembinaan, pelayanan, dan perlindungan Jemaah Haji.

Ayat 3. Jemaah Haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Ayat 7. Komisi Pengawas Haji Indonesia, yang selanjutnya disebut KPHI, adalah lembaga
mandiri yang dibentuk untuk melakukan pengawasan terhadap

Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Ayat 8. Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, yang selanjutnya disebut BPIH, adalah sejumlah
dana yang harus dibayar oleh Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah Haji.

Ayat 11. Paspor Haji adalah dokumen perjalanan resmi yang diberikan kepada Jemaah Haji
untuk menunaikan Ibadah Haji.

Ayat 16. Ibadah Umrah adalah umrah yang dilaksanakan di luar musim haji.

Ayat 17. Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut DAU, adalah sejumlah dana yang
diperoleh dari hasil pengembangan Dana Abadi Umat dan/atau sisa biaya operasional

Penyelenggaraan Ibadah Haji serta sumber lain yang halal dan tidak mengikat.

Ayat 18. Badan Pengelola Dana Abadi Umat, yang selanjutnya disebut BP DAU, adalah
badan untuk menghimpun, mengelola, dan mengembangkan Dana Abadi Umat.

BAB II. ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Penyelenggaraan Ibadah Haji dilaksanakan berdasarkan asas keadilan, profesionalitas, dan


akuntabilitas dengan prinsip nirlaba.

Pasal 3

Penyelenggaraan Ibadah Haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan


perlindungan yang sebaikbaiknya bagi Jemaah Haji sehingga Jemaah Haji dapat

menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.

BAB III. HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 4

(1) Setiap Warga Negara yang beragama Islam berhak untuk menunaikan Ibadah Haji dengan
syarat:

a. berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah; dan

b. mampu membayar BPIH.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Menteri.

Pasal 5
Setiap Warga Negara yang akan menunaikan Ibadah Haji berkewajiban sebagai berikut:

a. mendaftarkan diri kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji kantor Departemen Agama
kabupaten/kota setempat;

b. membayar BPIH yang disetorkan melalui bank penerima setoran; dan

c. memenuhi dan mematuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam Penyelenggaraan
Ibadah Haji.

Pasal 6

Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan


menyediakan layanan administrasi, bimbingan Ibadah Haji, Akomodasi, Transportasi,
Pelayanan Kesehatan, keamanan, dan hal-hal lain yang diperlukan oleh Jemaah Haji.

Pasal 7

Jemaah Haji berhak memperoleh pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dalam


menjalankan Ibadah Haji, yang meliputi:

a. pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air, di perjalanan,
maupun di Arab Saudi;

b. pelayanan Akomodasi, konsumsi, Transportasi, dan Pelayanan Kesehatan yang memadai,


baik di tanah air, selama di perjalanan, maupun di Arab Saudi;

c. perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia;

d. penggunaan Paspor Haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan Ibadah
Haji; dan

e. pemberian kenyamanan Transportasi dan pemondokan selama di tanah air, di Arab Saudi,
dan saat kepulangan ke tanah air.

BAB IV. PENGORGANISASIAN

Pasal 11

(1) Menteri membentuk Panitia Penyelenggara Ibadah Haji di tingkat pusat, di daerah yang
memiliki embarkasi, dan di Arab Saudi.

(2) Dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri menunjuk petugas yang menyertai
Jemaah Haji, yang terdiri atas:

a. Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI);

b. Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI); dan

BAB XIII
PENYELENGGARAAN PERJALANAN IBADAH UMRAH

Pasal 43

(1) Perjalanan Ibadah Umrah dapat dilakukan secara perseorangan atau rombongan melalui
penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah.

(2) Penyelenggara perjalanan Ibadah Umrah dilakukan oleh Pemerintah dan/atau biro
perjalanan wisata yang ditetapkan oleh Menteri.

C.   WAKAF

1.    Ketentuan Wakaf

a.    Pengertian wakaf

Wakaf berasal dari bahasa arab " َ‫"وقَف‬


َ yang berarti berhenti, menahan. Menurut istilah wakaf
ialah menahan suatu benda yang kekal dzatnya yang dapat diambil manfaatnya guna
diberikan di jalan kebaikan (di jalan Allah swt). Dasar wakaf adalah firman Allah swt., :

Artinya : "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian yang (sempurna) sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan
maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui ". (Ali  Imron : 92)

b.    Rukun Wakaf

q  Wakif (fihak yang menyerahkan wakaf), yaitu orang atau badan hukum yang mewakafkan
benda miliknya.

q  Mauquf 'Alaihi (fihak yang menerima wakaf/nadzir), yaitu kelompok atau badan hukum 
yang diserahi tugas memelihara dan mengurus benda wakaf.

q  Mauquf (harta yang diwakafkan) yaitu benda  yang bergerak/ tidak  bergerak  yang
memilki daya tahan lama dan bernilai seperti  tanah, mobil dan lain-lain.

q  Sighot (ikrar serah terima wakaf), yaitu pernyataan kehendak dari wakif untuk
mewakafkan benda miliknya.

c.    Syarat Wakaf

§  Orang yang berwakaf hendaklah mukallaf  (tidak syah wakafnya anak-anak).

§  Harta yang diwakafkan hendaklah tahan lama, dapat diambil manfaatnya, milik sendiri dan
tidak dibatasi waktu.
§  Tujuan wakaf, hendaklah  semata-mata karena beribadah kepada Allah swt, dan   bukan 
untuk maksiat.

§  Sighat (ijab qobul) harus jelas dan mengandung kata-kata wakaf.

§  Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya.

Hukum wakaf adalah sunat dan dilaksanakan pada waktu seseorang masih hidup sampai tak
terbatas waktunya, sebab ia sendiri yang akan mendapatkan pahala dari Allah swt. Dengan
telah dilaksakannya wakaf maka hak wakif terputus dan beralih  menjadi hak Allah swt.,
yang pengurusannya dilaksanakan oleh nadzir. Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak
dapat dilakukan perubahan sesuai dengan ikrar wakaf. Tetapi misalnya bangunan
Masjid/Madrasah telah ditinggal penduduk sekitar, dengan alasan maslahah dan manfaat
maka mengganti bangunan itu boleh dengan alasan :

§  Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf yang di ikrarkan oleh wakif.

§  Karena untuk kepentingan umum.

2.    Harta  Yang  Di  Wakafkan

Jenis barang/benda yang boleh di wakafkan adalah barang yang dapat di ambil manfaatnya
dan tidak merusak dzatnya, misalnya :

a.    sebidang tanah

b.    Bangunan Masjid, Madrasah, Jembatan dan lain-lain.

c.    Pepohonan yang dapat di ambil manfaatnya/hasilnya.

3.    Wakaf Di Indonesia

a.    Dasar Hukum Wakaf.

Ø  PP Nomor. 28 tahun 1977                             

Ø  Peraturan Mendagri Nomor. 6 tahun 1997

Ø  Peraturan MENAG Nomor 1 tahun 1978

Ø  Peraturan Dirjen Bimas Islam No. Kep/P/75/1978.

b.    Tata Cara Wakaf.

¨       Calon wakif menghadap Nadzir  di hadapan  Pejabat  Pembuat  AktA  Ikrar  Wakaf
(PPAIW) yaitu Kepala KUA setempat dengan membawa sertifikat tanah atau surat bukti
kepemiikan tanah yang syah yang diperkuat dengan keterangan Kepala desa dan camat
bahwa tanah tersebut tidak dalam keadaan sengketa.

¨       Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara tertib.
¨       Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota setempat.

¨       PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW) setelah ikrar wakaf selesai dilaksanakan.
AIW dibuat rangkap tiga dan salinannya rangkap empat. Lembar ke 1 disimpan PPAIW,
lembar ke 2 dilampirkan pada surat permohonan Bupati/Walikota c.g. Kepala Sub Derektorat
Agraria setempat, lembar ke 3 dikirim ke Pengadilan Agama setempat, sedang salinan AIW
yang empat diberikan kepada wakif, nadzif, Kandepag dan kepala desa setempat.

¨       PPAIW atas nama nadzir mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf kepada
Bupati/Wakilota c.g. Kepala Sub Direktorat Agraria setempat.

¨       Dengan telah didaftarkannya tanah wakaf tersebut Kepala Sub Direktorat Agraria atas
nama Bupat/Walikota menerbitkan Sertifikat Tanah Wakaf.

c.    Hak dan Kewajiban Nadzir.

1)    Hak Nadzir

q  Berhak menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kantor Depag
Kab./Kota dan menggunakan untuk kepentinngan umum.

q  Menggunakan fasilitas dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota setempat.

2)    Kewajiban Nadzir

·         Menggunakan harta wakaf, surat-surat wakaf dan hasil wakaf.

Keutamaan Wakaf

Wakaf termasuk sodaqoh jariyah yang pahalanya mengalir terus kepada yang berwakaf.
Sebagaimana Sabda Rasulullah saw sebagai berikut :

)‫(رواه مسلم‬ ُ‫ح يَ ْد ُعوْ لَه‬ َ ‫ أَوْ َولَ ٍد‬,‫ أَوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه‬,‫اريَ ٍة‬
ٍ ِ‫صال‬ ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬ ٍ َ‫إِ َذا َماتَ ابْنُ أَ َد َم إِ ْنقَطَ َع َع َملُهُ إِالَّ ِم ْن ثَال‬
َ :‫ث‬

Artinya : “Apabila seorang anak adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya
keculi tiga perkara : Sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mau
mendoakan kepadanya”. (HR. Muslim)

Undang-Undang Wakaf Di Indonesia

Untuk mengatur perwakafan, Pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

BAB I

Pasal 1

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1.    Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan


sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu
tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum
menurut syariah.

2.    Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.

3.    Ikrar Wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau
tulisan kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya.

4.    Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untukdikelola dan
dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

5.    Harta Benda Wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat
jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh
Wakif.

6.    Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, selanjutnya disingkat PPAIW, adalah pejabat
berwenang yang ditetapkan oleh Menteri untuk membuat akta ikrar wakaf.

7.    Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan


di Indonesia.

8.    Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas
Presiden beserta para menteri.

9.    Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang agama.

BAB II

Pasal 4

Wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf sesuai dengan fungsinya.

Pasal 5

Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk
kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.

Pasal 7

Wakif meliputi: a. perseorangan; b. organisasi; c. badan hukum.

Pasal 9

Nazhir meliputi: a. perseorangan; b. organisasi; atau c. badan hukum.

PENDAFTARAN DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA WAKAF

Pasal 32

PPAIW atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf kepada Instansi yang
berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak akta ikrar wakaf ditandatangani.

Pasal 33

Dalam pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, PPAIW

menyerahkan:

a. salinan akta ikrar wakaf;

b. surat-surat dan/atau bukti-bukti kepemilikan dan dokumen terkait lainnya.

Pasal 34

Instansi yang berwenang menerbitkan bukti pendaftaran harta benda wakaf.

Pasal 35

Bukti pendaftaran harta benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 disampaikan
oleh PPAIW kepada Nazhir.

Pasal 36

Dalam hal harta benda wakaf ditukar atau diubah peruntukannya Nazhir melalui PPAIW
mendaftarkan kembali kepada Instansi yang berwenang dan Badan Wakaf Indonesia atas
harta benda wakaf yang ditukar atau diubah peruntukannya itu sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dalam tata cara pendaftaran harta benda wakaf.

BAB IV

PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF

Pasal 40

Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang:

a. dijadikan jaminan;

b. disita;

c. dihibahkan;

d. dijual;

e. diwariskan;

f. ditukar; atau

g. dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.

Pasal 41
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf f dikecualikan apabila hartabenda
wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan rencana
umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan syariah.

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan
setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia.

(3) Harta benda wakaf yang sudah diubah statusnya karena ketentuan pengecualian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditukar dengan harta benda yang manfaat dan
nilai tukar sekurang. kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula.

BAB V

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF

Pasal 42

Nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,
fungsi, dan peruntukannya.

Pasal 43

(1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh Nazhir sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 42 dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah.

(2) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan secara produktif.

(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang dimaksud pada ayat
(1) diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah.

Pasal 44

(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir dilarang

melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar izin tertulis dari
Badan Wakaf Indonesia.

Pasal 45

(1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir diberhentikan dan
diganti dengan Nazhir lain apabila Nazhir yang bersangkutan:

a. meninggal dunia bagi Nazhir perseorangan;

b. bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan


yang berlaku untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum;

c. atas permintaan sendiri;

d. tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar ketentuan

larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang.undanganyang berlaku;

e. dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap.

BAB VI

Pasal 47

(1) Dalam rangka memajukan dan mengembangkan perwakafan nasional, dibentuk Badan
Wakaf Indonesia.

(2) Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga independen dalam melaksanakan

tugasnya.

Pasal 48

Badan Wakaf Indonesia berkedudukan di ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
dapat membentuk perwakilan di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota sesuai dengan kebutuhan.

RANGKUMAN

Salah satu wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat, khususnya umat Islam adalah
dengan adanya Undang-undang yang mengatur kepentingan umat Islam dalam melaksanakan
zakat, haji dan wakaf. Pemerintah telah menetapkan perundang-undangan yang menyangkut
masalah adalah :

1.    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.

2.    Undang-undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.

3.    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

KAMUS ISTILAH/KATA-KATA PENTING

1.    muzakki    = orang yang zakat

2.    mustahik   = orang  yang menerima  zakat.

3.    jizyah         = pajak

4.    Zakat Maal            = zakat harta


5.    Rukun haji             = perbuatan-perbuatan yang apabila tidak dikerjakan maka batal
ibadah hajinya dan harus diulang.

6.    wajib haji   = perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi syahnya haji tidak tergantung
kepadanya, dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam (denda).

7.    Wakif         = fihak yang menyerahkan wakaf.

8.    nadzir        = fihak yang menerima wakaf

9.    Mauquf      = harta yang diwakafkan >

http://barzacommunity.blogspot.co.id/2013/04/kelas-x-bab-11-zakat-haji-waqaf.html
Ringkasan materi Zakat, Haji dan Umrah, Wakaf Ringkasan materi
Zakat, Haji dan Umrah, Wakaf
 21.59.00    M NASHRUN FATHONI, S. Pd. I.    No comments

A.      Zakat

1.       Pengertian dan Hukum

a.       Zakat menurut bahasa artinya bersih, tumbuh dan terpuji

b.      Menurut istilah, zakat adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seseorang kepada orang-
orang  yang berhak menerimanya (mustahik) dengan beberapa ketentuan, bertujuan untuk
mensucikan harta / jiwa.

c.       Hukum membayar zakat adalah WAJIB bagi orang yang terpenuhi persyaratannya

2.       8 Golongan yang berhak menerima zakat

a.       Fakir              : orang yang tidak punya harta dan tidak memiliki pekerjaan

b.      Miskin           : keluarga pra sejahtera/ memiliki pekerjaan dan harta tapi masih kurang mencukupi
untuk kebutuhan hidupnya

c.       Amil               : pengurus harta penerimaan zakat

d.      Muallaf         : orang yang baru masuk Islam

e.      Riqab             : memerdekakan budak yang beriman pada Allah swt.

f.        Garim            : orang yang banyak hutang, tapi tidak dalam maksiat pada Allah
g.       Sabilillah       : perjuangan di jalan Allah swt./ sekolah, panti asuhan dll

h.      Ibnu sabil     : musafir yang kehabisan bekal dan tidak dalam perjalanan maksiat

3.       Pembagian Zakat

a.       Zakat Fitrah

Ciri zakat fitrah adalah :

1)      zakat pribadi yang dikeluarkan pada sebelum shalat iedul fitri

2)      hukumnya wajib dikeluarkan oleh setiap orang yang masih hidup sampai malam idul fitri dan
mempunyai kelebihan bahan makanan

3)      Bentuknya adalah bahan makanan pokok perjiwa 2,5 Kg beras/ makanan pokok yang lain senilai 2,5
kg beras

4)      Tujuannya adalah untuk mensucikan jiwa

5)      Adapun batas maksimal membayarkannya adalah sebelum sholat Ied

b.      Zakat Maal

1)      Zakat harta yang wajib dibayarkan oleh seseorang yang sudah mencapai nisab dan haul. Tujuannya
adalah untuk mensucikan harta.

Nisab adalah batas minimal jumlah kepemilikan harta

Haul adalah batas waktu penyimpanan harta

2)      Syarat wajib zakat mal

a)  Islam b) merdeka c)  harta itu milik sendiri

d) cukup haul e) cukup nisab

3)      Rukun zakat mal

a)   Muzaki [orang yang mengeluarkan zakat]

b)   Mustahik [penerima zakat]

c)    Harta yang dizakati dan dizakatkan

d)   Sighot ijab qobul

4)      Tabel Zakat Maal

N Zakat Mal Nisab Jml Zakat Waktu Zakat


O

1 Emas 93,6 gram 2,5 % Setelah dimiliki


emas 24 karat selama 1 tahun

2 Perak 624 gram 2,5 % Setelah dimiliki


perak murni selama 1 tahun

3 Uang Seharga emas 2,5 % Setelah dimiliki


93,6 gr selama 1 tahun

4 Hasil Bumi 5 wasaq/ 10% jika Pada waktu


pengairannya panen
(zakat 750 Kg/ dengan air hujan
Zuru’)
930 liter

5% jika
pengairannya
dengan biaya

5 Unta 5 – 9 ekor 1 ekor kambing Setelah dimiliki


umur 2 th lebih selama 1 tahun

6 Kerbau/ 30-39 1 ekor anak Setelah dimiliki


sapi sapi/kerbau 1 th selama 1 tahun
lebih

7 Kambing 40-120 1 ekor kambing Setelah dimiliki


betina 2 th lebih selama 1 tahun

8 Perusahaan Seharga 93,6 2,5 % Setelah dimiliki


perniagaan gr emas selama 1 tahun

9 Harta Tidak dibatas 20% Pada waktu


rikaz/ menemukannya
temuan/
karun

B.      Haji dan Umrah

Tabel Haji dan Umrah

No Jenis materi Haji Umrah

1 Pengertian sengaja mengunjungi mengunjungi baitullah


baitulah di Mekah dengan dengan niat ibadah dengan
niat beribadah kepada Allah syarat dan rukun
pada waktu tertentu, serta tertentu, tetapi waktunya
dengan syarat-syarat dan adalah sepanjang tahun
cara tertentu

2 Hukum fardhu’ain bagi orang islam tatowwu’/


yang sudah memenuhi mutabahah(artinya sangat
syarat-syaratnya baik dan mendapat pahala
besar)

3 Syarat a)      Islam a)      Islam

b)      Berakal b)      Berakal

c)       Baligh/dewasa c)       Baligh/dewasa

d)      Merdeka d)      Merdeka

e)      Kuasa/mampu e)      Kuasa/mampu

4 Rukun a)      Ihrom a)      Ihrom

b)      Wukuf b)      Tawaf

c)       Tawaf c)       Sa’i

d)      Sa’i d)      Tahalul

e)      Tahalul e)      Tertib

f)       Tertib

Penjelasan Rukun Haji / Umrah

1.       Ihram, yaitu berniat menunaikan haji dengan memakai kain putih tidak berjahit dari miqatnya. Miqat
ada 2:

a.    Miqat zamani, yaitu batas waktu dibolehkannya mulai ikhram, yaitu mulai bulan syawal sampai terbit
fajar tgl 10 dzulhijjah

b.    Miqat makani, yaitu batas tempat dimana para calon haji wajib memulai memakai baju ihram. Bagi
jamaah haji yang dari Indonesia dimulai pada bukit yalamlam

2.       Wukuf, adalah berhenti di padang arafah sejak tergelincirnya matahari tanggal 9 dzulhijjah sampai
terbit fajar 10 dzulhijjah

3.       Tawaf, yaitu mengelilingi ka’bah 7 kali. Dalam melaksanakan thawaf, tidak perlu dengan niat sendiri
karena sudah terkandung dalam ihram

4.       Sa’i, Sa’i ialah berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwa sebanyak tujuh kali

5.       Tahalul, ialah mencukur atau menggunting rambut kepala sebagai tanda telah bebas dari larangan-
larangan haji atau umrah. Sedikitnya 3 helai rambut.

C.      Wakaf
1.       Pengertian

menahan sesuatu benda yang kekal zatnya, untuk diambil manfaatnya untuk kebaikan dan kemajuan
Islam. Menahan suatu benda yang kekal zatnya, artinya tidak dijual dan tidak diberikan serta tidak
pula diwariskan, tetapi hanya disedekahkan untuk diambil manfaatnya saja.

2.       Syarat

a.    Diwakafkan untuk selama-lamanya, tidak terbatas waktu tertentu

b.    Tunai tanpa menggantungkan pada suatu peristiwa di masa yang akan datang. Misalnya, “Saya
wakafkan bila dapat keuntungan yang lebih besar dari usaha yang akan datang”.

c.     Jelas mauquf alaih nya (orang yang diberi wakaf) dan bisa dimiliki barang yang diwakafkan (mauquf)
itu

3.       Rukun

a.    Orang yang berwakaf (wakif)

b.    Sesuatu (harta) yang diwakafkan (mauquf)

c.     Mauquf ‘alaih (penerima wakaf)

d.    Akad, misalnya: “Saya wakafkan ini kepada masjid.”

4.       Dalil yang mendukung wakaf

‫ َع َملُ ُه‬ ‫ات ابْنُ ٰادَ م ِا ْن َق َط َع‬


َ ‫ َم‬ ‫ إِ َذا‬ : ‫ وسلم‬     ‫قال رسول هللا صلى هللا عليه‬
َ ‫د‬jٌ ‫ اَ ْو َو َل‬,ِ‫ اَ ْو عِ ْل ٌم ُي ْن َت َف ُع ِبه‬,‫ار َي ٌة‬
‫ه‬jُ ‫صالِ ٌح َي ْد ُع َلــ‬ ِ ‫صدَ َق ٌة َج‬
َ ,ٍ‫إِاَّل ِمنْ َثاَل ث‬
Rasulullah bersabda : jika manusia mati maka terputuslah semua amalannya di dunia kecuali 3 hal,
yaitu sodaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak soleh yang mau mendoakan orang tuanya
BAB II
ZAKAT, HAJI DAN WAKAF

A.      ZAKAT
Zakat menurut bahasa artinya tumbuh dengan subur atau suci dari dosa. Zakat menurut
istilah agama Islam adalah kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak
menerimanya dengan syarat tertentu.
Dasar diwajibkannya zakat yaitu QS. At-Taubah ayat 103:
öNåk¨Xy‰ÉftGs9ur šÝtômr& Ä¨$¨Y9$# 4’n?tã ;o4quŠym z`ÏBuršúïÏ
%©!$# (#qä.uŽõ°r& 4 –Šuqtƒ öNèd߉tnr& öqs9 ã£Jyèム
y#ø9r&7puZy™ $tBur uqèd ¾ÏmÏnÌ“ômt“ßJÎ/ z`ÏB É>#x‹yèø9$# br& t£Jy
  èãƒ3 ª!$#ur 7ŽÅÁt/ $yJÎ/ šcqè=yJ÷ètƒ ÇÒÏÈ

103. dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia),
bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun,
Padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha mengetahui apa
yang mereka kerjakan.
Zakat ada dua macam:
1.      Zakat mal (zakat harta),Yaitu zakat emas, perak, hasil tambang, binatang, tumbuh-tumbuhan
(buah-buahan dan biji-bijian) dan barang perniagaan.
2.      Zakat nafs (zakat fitrah),Yaitu zakat jiwa yang disebut zakat fitrah (zakat yang diberikan
berkenaan dengan telah selesainya mengerjakan puasa Ramadhan).
Hal-hal yang berkaitan dengan zakat:
•         Nishab adalah batas minimal harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.
•         Mustahiq adalah orang yang berhak menerima zakat.
•         Muzakki adalah orang yang wajib mengeluarkan zakat
Beberapa nishab harta:

Jenis Harta Nishab Kadar Zakatnya


Emas 93,4 gram 2,5 %
Perak 624 gram 2,5 %
Perniagaan Standar emas 2,5 %
Pertanian 750 kg 10% tanpa biaya
Peternakan : 40 ekor irigasi
kambing, 30 ekor 5 % ada biaya irigasi
sapi, kerbau Tidak ada 1 ekor umur 2 tahun
Barang nishabnya 1 ekor umur 1 tahun
temuan Standar emas 20% tunai
Perikanan Standar emas 2,5 %
Perkebunan Standar emas 2,5 %
Profesi 2,5 %

Mustahiq Zakat, ( Asnaf delapan ) Q.S. At Taubat ayat 60


1.      Fakir, yaitu orang yang tidak mempunyai harta dan usaha atau memiliki harta dan usaha
tetapi kurang dari seperdua kecukupanya dan tidak ada orang yang berkewajiban memberi
belanja kepadanya.
2.      Miskin, yaitu orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak seperdua kecukupanya atau
lebih, tetapi tidak mencukupi.
3.      Amil, yaitu orang yang bekerja mengurus zakat sedang dia tidak mendapat upah selain dari
zakat itu.
4.      Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam
5.      Hamba atau budak yang dijanjikan tuanya bahwa dia boleh menebus dirinya.
6.      Gharim, yaitu orang yang berhutang di jalan Allah.
7.      Sabilillah, yaitu orang yang berjuang dijalan Allah.
8.      Ibnu sabil, (musafir) yaitu orang kehabisan bekal diwaktu bepergian, dan bepergian itu bukan
untuk tujuan maksiat.
Hikmah Zakat:
•         Mensucikan diri dari sifat kikir dan cinta harta yang berlebihan
•         Mendekatkan diri kepada Allah
•         Menyuburkan harta; sifat-sifat baik
•         Membuktikan rasa syukur atas nikmat Allah
•         Menanamkan perasaan kebersamaan dan tenggang rasa
•         Membiasakan diri dengan sifat yang terpuji.
Undang-undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat:
1)        Ketentuan umum
2)        Asas dan tujuan
3)        Organisasi pengelolaan zakat
4)        Pengumpulan zakat
5)        Pendayagunaan zakat
6)        Pengawasan
7)        Sanksi
8)        Ketentuan lain, dan
9)        Ketentuan peralihan
Organisasi Pengelolaan Zakat
Pengelolaan zakat dilakukan oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah.
Badan amil zakat berada ditingkat pusat sampai desa. Hubungan kerja amil zakat terdiri atas
unsur masyarakat dan pemerintah yang memenuhi syarat. Tugas pokok badan amil zakat
adalah mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan
ketentuan agama. Badan amil zakat dan lembaga amil zakat dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada pemerintah sesuai dengan tingkatnya (hal ini dijelaskan dalam
pasal 9).

Pengumpulan Zakat
Untuk zakat mal, harta yang wajib dizakati menurut pasal 11 meliputi :
•         emas, perak dan uang
•         perdagangan dan perusahaan
•         hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan
•         hasil pertambangan
•         hasil peternakan
•         hasil pendapatan dan jasa
•         rikaz
Model Pengelolaan Zakat
  Secara produktif yaitu pemberian zakat yang dapat menghasilkan suatu usaha. Cara ini
diberikan kepada orang lemah harta tetap kuat fisiknya.
  Secara Konsumtif, yaitu pemberian zakat yang langsung habis. Cara ini diberikan kepada orang
yang lemah harta dan lemah fisiknya.
Pengawasan dan Sanksi
•         Pengawasan dalam plaksanaan tugas badan amil zakat dilakukan oleh unsur pengawas.
Unsur pengawas badan amil zakat berkedudukan disemua tingkatan badan amil zakat.
Apabila badan amil zakat menemui kesulitan dalam melakukan audit keuangan, dapat
meminta bantuan akuntan publik. Dalam pasal 20, masyarakat dapat berperan aktif dalam
pengawasan badan amil zakat dan lembaga amil zakat.
•         Apabila pengelola zakat melakukan kekeliruan, maka akan  dikenai sanksi dalam pasal 21
dijelaskan bahwa setiap pengelola zakat yang melakukan kelalaian, akan dikenakan sanksi
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

B.       HAJI
Haji menurut bahasa artinya kemauan untuk datang ke suatu tempat. Menurut istilah, haji
artinya melaksanakan niat mengunjungi Baitullah (Ka’bah) untuk beribadah kepada Allah
pada waktu tertentu, syarat tertentu dan cara-cara tertentu.Dasar diwajibkannya haji  Q.S. Ali
Imran ayat 97.
Syarat Wajib Haji:
•         Beragama Islam
•         Berakal sehat
•         Balig
•         Merdeka
•         Kuasa / mampu (istitha’ah)
Rukun Haji:
1)      Ihram : niat mulai mengerjakan haji
2)      Wukuf di Arofah : hadir / berada di Arofah
3)      Thawaf : mengelilingi Ka’bah tujuh kali
4)      Sa’i yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan  Marwa.
5)      Tahallul yaitu mencukur atau menggunting rambut
6)      Tertib maksudnya menertibkan rukun-rukun
Syarat Sahnya Thawaf:
–      Suci dari hadas besar, kecil dan najis
–      Menutup aurat
–      Dilaksanakan tujuh kali putaran
–      Thawaf dimulai dari Hajar Aswad dan di akhiri di Hajar Aswad
–      Ka’bah berada disebelah kiri orang yang thawaf
–      Thawaf diluar Ka’bah tetapi masih di dalam Masjidil Haram
Macam –macam Thawaf
1)      Thawaf Ifadah yaitu thawaf yang menjadi rukun haji
2)      Thawaf Qudum yaitu thawaf yang dilaksanakan ketika jamaah haji tiba di Masjidil Haram
3)      Thawaf Wada’ yaitu thawaf yang dilaksanakan ketika akan meninggalkan Mekah
4)      Thawaf Tahallul yaitu thawaf sebagai penghalalan barang yang haram karena ihram
5)      Thawaf Nazar, yaitu thawaf yang dilakukan karena nazar
6)      Thawaf Sunat, yaitu thawaf yang dilakukan setiap ada kesempatan diluar rangkaian ibadah
haji
Syarat-Syarat Sa’i
–      Dimulai dari Bukit Shafa dan diakhiri di Bukit Marwa
–      Dilaksanakan tujuh kali
–      Waktu Sa’i hendaklah setelah Thawaf
Wajib Haji
•         Ihram
•         Bermalam di Muzdalifah
•         Bermalam di Mina
•         Melontar Jumroh aqabah
•         Melontar tiga jumrah (ula, wustha, aqobah)
•         Meninggalkan larangan haji karena ihram
•         Thawaf Wada’
Sunnah Haji
•         Membaca Talbiayah
َ ‫ك َو ْال ُم ْلكَ الَ َش ِر ْي‬
•          َ‫ك لَك‬ َ َ‫ك الَ َش ِر ْيكَ ل‬
َ َ‫ك لَبَّ ْيكَ اِ َّن ْال َح ْم َد َوالنِّ ْع َمةَ ل‬ َ ‫ لَبَّ ْي‬, َ‫لَبَّ ْيكَ اللَّه َّم لَبَّ ْيك‬
•         Membaca Sholawat Nabi Muhammad dan do’a setelah membaca talbiyah
•         Melaksanakan Thawaf qudum
•         Masuk ke Baitullah atau Hijir Ismail.
Larangan Haji
Larangan yang harus ditinggalkan bagi orang yang sedang ihram haji  :
•         Bagi laki-laki dilarang memakai pakaian berjahit dan tutup kepala
•         Bagi perempuan dilarang menutup muka dan kedua telapak tangan
•         Bagi laki-laki dan perempuan dilarang :
–        Memakai harum-haruman serta minyak wangi
–        Mencukur rambut atau bulu badan
–        Dilarang menikah atau menikahkan
–        Dilarang bersetubuh
–        Dilarang membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan
Dam atau Denda
1. Dam karena bersetubuh sebelum tahallul pertama
–           Menyembelih seekor unta/kerbau/lembu atau tujuh ekor kambing, dan hajinya wajib diulang.
–           Apabila tidak mampu, wajib memberi sedekah kepada fakir miskin seharga seekor unta
–           Apabila tidak mampu, berpuasa dengan perhitungan setiap 0,8 kg daging unta berpuasa satu
hari
2.      Dam karena berburu atau membunuh binatang buruan
–           Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang diburu atau dibunuh.
–           Bersedekah kepada fakir miskin sebanyak harga binatang tersebut
–           Berpuasa dengan hitungan setiap 0,8 kg daging binatang itu, harus berpuasa satu hari
3.      Dam karena melakukan salah satu larangan berikut:
–      mencukur rambut
–      memotong kuku
–      memakai pakaian berjahit bagi pria
–      memakai minyak rambut
–      memakai harum-haruman/wangi wangian
–      bersetubuh setelah tahallul pertama
dendanya adalah :
•           menyembelih seekor kambing
•           puasa tiga hari
•           bersedekah sebanyak tiga gantang (9,3 liter) makanan kepada enam orang fakir miskin.

4.      Denda karena melakukan haji tamattu’ atau qiran 


dan Dam karena meninggalkan salah satu wajib haji
–           menyembelih seekor kambing
–           jika tidak mampu, berpuasan 10 hari, yaitu tiga hari dikerjakan di Mekah, dan tujuh hari
dikerjakan  setelah kembali ketanah airnya
C.      UMRAH
Umrah adalah sengaja mendatangi Ka’bah untuk melaksanakan amalan tertentu, yang
terdiri dari thawaf, sa’i dan tahallul.
Dasar Umrah:
( ‫ َواَتِ ُّموْ ْال َح ّج‬  ‫ َو ْال ُع ْم َرةَهَّلِل‬ ..… ‫(البقره‬ :١٩٦ ….
Artinya :
”... Dan sempurnakanah ibadah haji dan umrah karena Allah”.
(Q.S. Al. Baqarah ayat 196)
Rukun Umrah
–      Ihram
–      Thawaf
–      Sa’i
–      Tahallul
–      Tertib
Wajib Umrah
•         ihram dari miqat
•         Meninggalkan seluruh larangan umrah yang macam dan jenisnya sama dengan larangan haji
Cara Mengerjakan Haji dan Umrah
1.      Ifrad yaitu mengerjakan haji dahulu baru umrah
2.      Tamattu’ yaitu mengerjakan umrah dahulu baru mengerjakan haji
3.      Qiran yaitu mengerjakan haji dan umrah sekaligus
Hikmah Haji dan Umrah
a.       Memperkuat iman dan taqwa kepada Allah
b.      Menumbuhkan semangat berkorban
c.       Mengenal tempat-tempat bersejarah
d.      memperkuat ukuwah islamiyah antar sesama umat islam
e.       Menjadi forum muktamar akbar umat islam sedunia
Undang-Undang Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji No. 17 Tahun 1999
1.      Ketentuan umum
2.      Asas dan tujuan
3.      Pengorganisasian
4.      Biaya penyelenggaraan Ibadah Haji
5.      Pendaftaran
6.      Pembinaan
7.      Kesehatan
8.      Keimigrasian
9.      Transportasi
10.  Barang bawaan
11.  Akomodasi
12.  Penyelenggaraan ibaah haji khusus
13.  Penyelenggaraan perjalanan ibadah umrah
14.  Ketentuan pidana
15.  Ketentuan peralihan
16.  Ketentuan penutup
Penjelasan Undang-undang Nomor 17 Tahun 1999
1.      Pengorganisasian
  Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tenggung jawab pemerintah di bawah koordinasi
menteri. Koordinasi penyelenggaraan Ibadah Haji ditingkat pusat dilaksanakan oleh menteri,
ditingkat daerah oleh gubernur dan seterusnya. Sedangkan di Arab Saudi dilaksanakan oleh
Kepala Perwakilan Republik Indonesia dalam rangka Penyelenggaraan Ibadah Haji, menteri
dapat membentuk petugas operasional yang menyertai jama’ah haji.
2.      Biaya penyelenggaraan haji
  Berdasarkan biaya penyelenggaraan ibadah haji ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri
setelah mendapat persetujuan DPR RI. Pembayarannya dilakukan melalui rekening Menteri
pada Bank-Bank Pemerintah atau Bank Swasta yang ditunjuk dengan persetujuan Gubernur
Bank Indonesia.
Dalam Undang-undang ini juga diatur tentang pengembalian biaya penyelenggaraan haji
yang telah dibayarkan oleh calon jamaah haji.Pengembalian ini dilakukan dalam hal :
1.      Calon jamaah haji meninggal dunia sebelum berangkat
2.      Keberangkatanya batal karena alasan kesehatan atau sebab lain yang sah.
  Penyelenggaraan ibadah haji khusus
Bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan khusus dalam pelaksanaan ibadah haji,
pemerintah menyelenggarakan pelayanan Ibadah Haji Khusus. Penyelenggaraan ibadah haji
khusus harus memenuhi beberapa ketentuan, yaitu hanya menerima pendaftaran dan
melayani calon jamaah haji yang menggunakan paspor haji, menyediakan petugas
pembimbing ibadah dan kesehatan, melapor kepada perwakilan Republik Indonesia di Arab
Saudi disaat datang dan kembali, memberangkatkan serta memulangkan jama’ah haji sesuai
dengan ketentuan penyelenggaraan ibadah haji khusus.
  Penyelenggaraan ibadah umrah
–      Perjalanan umrah dapat dilakukan secara perorangan atau rombongan. Adapun cara
perjalanan ibadah umrah dapat diurus sendiri atau diurus oleh pihak penyelenggara.
Ketentuan tentang penyelenggara ibadah umrah dan sanksi secara garis besar sama dengan
penyelenggara ibadah haji khusus.
–      Penyelenggaraan ibadah haji dan umrah di Indonesia selain diatur Undang-undang Nomor 17
tahun 1999, juga Keputusan Menteri Agama Nomor 396 Tahun 2003.

D.      WAKAF
Wakaf menurut bahasa artinya menahan, wakaf menurut istilah artinya menahan harta
milik pribadi yang diserahkan kepada pihak lain untuk kepentingan umum dengan tujuan
untuk mendapatkan Ridho Allah SWT .
Dasar Wakaf:
•         ‫لَ ْن تَنَالُوا ْالبِ َّر َحتَّى تُ ْنفِقُوا ِم َّما تُ ِحبُّونَ َو َما تُ ْنفِقُوا ِم ْن َش ْي ٍء فَإ ِ َّن هَّللا َ بِ ِه َعلِي ٌم‬
 artinya :”Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka
sesungguhnya Allah mengetahuinya.
( Ali Imran : 92 )
•         ‫ح‬ َ ‫ص َد قَ ٍة َجا ِريَ ٍة اَوْ ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه اَوْ َولَ ٍد‬
ٍ ِ ‫صا ل‬ ٍ َ‫اِ َذا َماتَا اب ُْن اَ َد َم اِ ْنقَطَ َع َع َملُهُ اِالَّ ِم ْن ثَال‬
َ ,‫ث‬
)‫(رواه مسلم‬  ُ‫يَ ْد ُعوْ لَه‬
Artinya : “Apabila seorang anak adam (manusia) meninggal dunia, maka putuslah amalnya
kecuali tiga perkara yaitu shadaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang
mau mendo’akan kepadanya”.
(H.R. Muslim).

Rukun Wakaf
1.      Wakif (orang yang berwakaf)
2.      Mauquf (harta yang diwakafkan)
3.      Mauquf’alaih (pihak yang menerima wakaf atau nadhir)
4.      Sighat (ikhrar serah terima wakaf)
Undang-undang Wakaf Nomor 41 tahun 2004.
1.      Ketentuan Umum
2.      Dasar-dasar wakaf
3.      Pendaftaran dan pengumuman harta wakaf
4.      Perubahan status harta benda wakaf
5.      Pengelolaan dan pengembangan harta wakaf
6.      Badan Wakaf Indonesia
7.      Penyelesaian sengketa
8.      pembinaan dan pengawasan
9.      Ketentuan pidana dan sanski administrative
Ketentuan Umum
•         Pasal 1 dalam Undang-undang ini menjelaskan beberapa pengertian tentang hal-hal yang
berkaitan dengan wakaf. Wakaf adalah perbuatan hokum wakif untuk memisahkan dan atau
menyerahkan sebagian harta benda miliknya guna keperluan ibadah dan atau kesejahteraan
umum menurut syariah.
•         Wakif adalah orang yang mewakafkan harta benda miliknya.
•         Ikhrar Wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan, dan atau
tulisan kepada Nazir.
•         Nazir  adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan
dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
•         Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan atau manfaat
jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh wakif.
•         PPAIW (Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf) adalah pejabat berwenang yang ditetapkan oleh
Menteri untuk membuat akta Ikrar wakaf. Badan Wakaf Indonesia (BWI) adalah lembaga
Independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia.
Dasar-Dasar Wakaf
  unsur-unsur wakaf meliputi wakif, nazir, harta benda wakaf, ikrar wakaf, peruntukan harta
benda wakaf, dan jangka waktu wakaf. Wakif dapat dibentuk perseorangan, badan hukum
dan organisasi
  Nazir dapat menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan pengembangan harta
wakaf yang besarnya tidak melebihi 10%.
  Harta benda wakaf diperuntukan bagi :
–        sarana dan kegiatan ibadah
–        sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan
–        bantuan kepada fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu, dan beasiswa.
–        Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat
–        Kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan
perundang-undangan yang berlaku
Pengelolaan dan Pengembangan Harta benda wakaf
Yang mempunyai tugas untuk mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf adalah
nazir sesuai dengan prinsip syariah dan secara produktif nazir tidak boleh melakukan
perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas ijin tertulis dari Badan Wakaf
Indonesia.
Badan Wakaf Indonesia merupakan lembaga independen yang berkedudukan di Ibu Kota
Negara dan dapat membentuk perwakilan di Propinsi. Tugas dan wewenang Badan Wakaf
Indonesia adalah melakukan pembinaan terhadap nazir dalam mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf, melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda
wakaf berskala nasional, memberikan ijin atau perubahan peruntukan dan status harta benda
wakaf, memberhentikan dan mengganti nazir, memberikan persetujuan atas penukaran harta
benda wakaf, serta memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam
penyusunan kebijakan dibidang perwakafan.
Ketentuan Pidana dan Sanksi Administratif
Bahwa orang yang dengan sengaja menjaminkan, menghibahkan, menjual, mewariskan,
dan mengalihkan harta benda wakaf akan dikenai sanksi pidana. Juga orang yang dengan
sengaja menggunakan atau mengambil fasilitas atas hasil pengelolaan dan pengembangan
harta wakaf melebihi jumlah yang ditentukan juga dapat dikenai dengan hukuman pidana.
Selain sanksi pidana, sanksi administratif dapat berupa peringatan tertulis, penghentian
sementara, atau penghentian ijin kegiatan dibidang wakaf bagi lembaga keuangan syariah.

http://pembelajaranpaiasyik.blogspot.co.id/2016/12/zakat-haji-dan-waqaf.html
HUKUM ISLAM TENTANG ZAKAT, HAJI DAN WAKAF

Disusun Oleh:
1.         Dyah Yulianita Hastuti (XD/07)
2.         Eka Apriliyana (XD/08)
3.         Elis Ariesa Rani (XD/09)
4.         Elis Suraningsih (XD/10)
5.         Elvanuari Putri Rahayu (XD/11)
6.         Ervina Melinda Anggreini (XD/12)

SMA NEGERI 1 PAKEM


Jln. Kaliurang km. 17,5 Pakem, Sleman, Yogyakarta
2011/2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah agama ini dengan baik.
Makalah agama ini disusun untuk memenuhi tugas bidang studi Pendidikan Agama
Islam, dan untuk mempresentasikan BAB 11 mengenai “HUKUM ISLAM TENTANG
ZAKAT, HAJI DAN WAKAF.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru bidang studi Pendidikan Agama
Islam yang telah memberikan tugas makalah ini. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada Bapak/Ibu guru yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami sadari dalam penulisan makalah ini banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan karena kami masih dalam tahap belajar. Maka dari itu kami ucapkan minta
maaf. Bila ada kesalahan dan kekurangan kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai
pihak.

Pakem,  19 April 2012

Penyusun

DAFTAR ISI
1.      Halaman Judul                                                                                                            1
2.      Kata Pengantar                                                                                                           2
3.      Daftar Isi                                                                                                                     3
4.      Zakat dan Pengelolaannya                                                                                          4-10
a.       Pengertian Zakat Dan Macam-Macam Zakat                                                      5-9
b.      Perilaku Cerminan Hikmah Zakat                                                             10
5.      Haji Dan Umrah                                                                                                          11-15
a.       Pengertian Haji Dan Umrah                                                                                 11
b.      Hukum Haji Dan Umrah                                                                                      11-12
c.       Syarat, Rukun, Wajib, Serta Sunah Haji dan Umrah                                           12-15
 Syarat Haji                                                                                                        12
 Rukun Haji                                                                                                        12-13
 Wajib Haji                                                                                                         14
 Sunah Haji                                                                                                        14-15
 Rukun Dan Wajib Umrah                                                                                 15
6.      Wakaf                                                                                                                         16-17
a.       Pengertian Wakaf                                                                                                16
b.      Rukun Wakaf                                                                                                       16
c.       Dalil Tentang Wakaf                                                                                            16-17
7.      Latihan Soal                                                                                                                18-19
8.      Daftar Pustaka                                                                                                                       20

A.    ZAKAT DAN PENGELOLAANNYA

Zakat merupakan bagian dari rukun Islam yakni rukun yang ketiga, fardhu ‘ain atas
tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya. Perintah wajib mengeluarkan zakat ialah pada
tahun kedua Hijriah atau tahun sebelum perintah puasa Ramadhan. Dalil tentang zakat antara
lain adalah sbb.

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-
mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus(benar).” (QS Al-Bayinnah/98:5)

‫صاَل ةَ َوأَقِي ُموا‬


َّ ‫ال َّز َكاةَ َوآتُوا ال‬
“Dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat hartamu” (An-Nisā:77)

َ ‫ت َو َع ِملُوا آ َمنُوا الَّ ِذ‬


‫ين إِ َّن‬ ِ ‫صاَل ةَ َوأَقَا ُموا الصَّالِ َحا‬ َّ ‫لَهُ ْم ال َّز َكاةَ َوآتَ ُوا ال‬
‫ف َواَل َربِّ ِه ْم ِع ْن َد أَجْ ُرهُ ْم‬
ٌ ‫ون هُ ْم َواَل َعلَ ْي ِه ْم َخ ْو‬
َ ُ‫يَحْ َزن‬
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al-Baqarah:277)

Zakat menjadi suatu kewajiban yang harus ditunaikan kepada yang berhak dan bukan
karena belas kasihan orang yang berharta kepada orang yang tidak punya. Ada pula
kewajiban lain yang harus kita patuhi, seperti menunaikan pajak terhadap kelebihan atau
keuntungan dalam berbisnis. Hal ini merupakan pemberian wajib kepada negara sesuai
dengan ketentuan untuk digunakan sebagai anggaran negara dalam pembangunan. Zakat
maupun pajak adalah upaya untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat lahir dan batin.
Kedudukan zakat sebagai salah satu rukun islam mempunyai fungsi yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Di satu pihak, ia merupakan bentuk pelaksanaan interaksi manusia
sebagai makhluk sosial, dan di lain pihak, ia mendorong dinamika manusia untuk berusaha
mendapatkan harta benda sehingga dapat menunaikan kewajibannya berzakat sebagai bukti
pelaksanaan dari rukun islam.
1.   Pengertian Zakat dan Macam-Macam Zakat

a.   Pengertian Zakat
         Pengertian zakat menurut syarak adalah sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan
oleh orang islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya, sedangkan zakat
menurut istilah artinya “kadar harta yang tertentu, yang diberikan kepada yang berhak
menerimanya, dengan beberapa syarat”. Ada 8 golongan penerima zakat (asnaf) berdasarkan
firman Allah SWT.
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang
dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan), hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS At-
taubah/9:60)
Penjelasan ayat tersebut menurut Imam Syafi’i adalah sebagai berikut.
1.   Fakir adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak memiliki harta.
2.   Miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilannya tidak mencukupi
kebutuhan atau sering disebut keluarga prasejahtera.
3.   Amil  adalah panitia yang menerima zakat dan membagi-bagikan zakat (pengurus zakat).
4.   Muallaf adalah orang yang baru masuk Islam karena imannya belum teguh.
5.   Riqab  adalah budak yang yang ingin memerdekakan diri dengan membayar uang tebusan.
6.   Garim  adalah orang yang banyak hutang, baik untuk diri sendiri maupun untuk menjamin
hutang orang lain.
7.   Sabillilah  adalah perjuangan untuk kepentingan agama (syiar islam, pembangunan masjid,
dan lain-lain).
8.   Ibnu Sabil  adalah musafir yang kehabisan bekal.

b.   Macam-Macam Zakat

Secara garis besar zakat dibagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut.

1.   Zakat mal  (zakat harta), yaitu zakat emas, perak, binatang, tumbuh-umbuhan (buah-buahan


dan biji-bijian), dan barang perniagaan.
2.   Zakat nafs, yaitu zakat jiwa yang dinamai juga dengan zakat fitrah (zakat yang diberikan
berkenaan dengan telah selesainya mengerjakan puasa Ramadhan).

Secara terperinci macam-macam zakat ada 7 jenis, yaitu sebagai berikut.

1.   Zakat an’am (binatang ternak)


     Jenis binatang yang wajib dikeluarkan zakatnya hanya unta, sapi, kerbau, dan kambing.
Syarat wajib zakat atas pemilik binatang tersebut adalah sebagai berikut.
a.    Islam. Orang non-Islam, walaupun mempunyai bbinatang tersebut ia tidak wajib berzakat.
b.   Merdeka
c.    Milik yang sempurna. Sesuatu yang belum sempurna dimiliki tidak wajib dikeluarkan
zakatnya.
d.   Telah sampai nisab (batas waktu zakat). Dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad saw. yang
artinya, “Tidaklah wajib zakat pada harta seseorang sebelum satu tahun dimilikinya.” (HR
Daruqutni)
e.    Sampai satu tahun lamanya dipunyai.
f.    Digembalakan di padang rumput dan bebas. Binatang yang dipakai membajak sawah atau
menarik gerobak tidak wajib dikenakan zakat. Ditegaskan oleh Nabi Muhammad
saw., “Tidaklah ada zakat bagi sapi yang dipakai bekerja.” (HR Abu Daud dan Daruqutni)

Nisab binatang-binatang ternak tersebut  sebagai berikut.

Unta
Nisab Zakat yang harus dibayar Umur
5-9 1 ekor kambing 2 tahun lebih
atau 1 ekor domba
10-14 2 ekor kambing 2 tahun lebih
atau dua ekor domba
15-19 3 ekor kambing 2 tahun lebih
atau 3 ekor domba
20-24 2 tahun lebih
4 ekor kambing
25-35 atau 4 ekor domba 1 tahun lebih
36-45 1 ekor anak unta 2 tahun lebih
46-60 1 ekor anak unta 3 tahun lebih
61-75 1 ekor anak unta 4 tahun lebih
76-90 1 ekor anak unta 2 tahun lebih
91-120 2 ekor anak unta 3 tahun lebih
121 2 ekor anak unta 2 tahun lebih
3 ekor anak unta

Sapi dan Kerbau


Nisab Zakat yang harus dibayar Umur
30-39 1 ekor anak sapi/seekor kerbau 2 tahun lebih
40-59 1 ekor anak sapi/seekor kerbau 2 tahun lebih
60-69 2 ekor anak sapi/dua ekor kerbau 1 tahun lebih
70 2 ekor anak sapi/dua ekor kerbau 2 tahun lebih

Kambing
Nisab Zakat yang harus dibayar Umur
40-120 1 ekor kambing betina 2 tahun lebih
121-200 2 ekor kambing betina 2 tahun lebih
201-399 3 ekor kambing betina 2  tahun lebih
400 4 ekor kambing betina 2        tahun lebih

2.   Zakat bahan makanan yang mengenyangkan (zakat zuru)


Zakat zuru yaitu zakat yang mengenyangkan, seperti beras, gandum, jagung, dan
sebagainya.
Syarat zakat bagi pemiliknya adalah sebagai berikut.
a.    Islam.
b.   Merdeka.
c.    100% milik sendiri, biji makanan itu sengaja ditanam dan telah sampai nisabnya,
mengenyangkan, dan tahan lama disimpan. Nisabnya dibagi dua macam, yaitu seperti berikut
ini.
a.    Apabila tanaman itu hidup dari air hujan atau (tanpa biaya perairan), maka zakatnya 10%
dari hasil panen.
b.   Jika tanaman itu pengairannya dari pembiayaan irigasi, maka zakatnya 5% dari hasil panen.

3.   Zakat buah-buahan
Zakat buah-buahan meliputi buah kurma dan buah anggur. Tentang zakat buah-
buahan diterangkan dalam Al Quran,  “Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu)
bila berbuah, dan tunaikanlah haknya dari memetik hasilnya (dengan menyedekahkan
kepada fakir miskin) dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang yang berlebihan.” (QS Al-an’am/6: 141).

4.   Zakat harta perniagaan


   Syarat wajib zakat bagi pemiliknya adalah sebagi berikut.
a.    Islam.
b.   Merdeka.
c.    100%  miliknya, telah sampai nisab dan telah dimiliki selama satu tahun.
Apabila nilai dagangannya telah mencapai 93,6 gram atau harga perak 624 gram, maka wajib
dikeluarkan zakatnya.

5.   Zakat hasil tambang (zakat madin)


Barang tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah emas dan perak. Syarat bagi
pemilik emas dan perak yang wajib dizakati:
a.       Islam
b.      Merdeka
c.       Milik yang sempurna
d.      Sampai satu nisab
e.       Sampai satu tahun disimpan
Firman Allah Swt.:

ٍ ‫ين أَلِ ٍيم بِ َع َذا‬


‫ب‬ َ ‫ون َوالَّ ِذ‬ َّ ِ‫يل فِي يُ ْنفِقُونَهَا َواَل َو ْالف‬
َ َ‫ضةَ ال َّذه‬
َ ‫ب يَ ْكنِ ُز‬ ِ ِ‫هَّللا ِ َسب‬
‫فَبَ ِّشرْ هُ ْم‬
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan
Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih” (At-Taubah:34)

6.   Zakat harta terpendam (zakat rikaz)


     Rikaz adalah emas atau perak yang ditanam oleh kaum Jahiliyah (sebelum Islam). Apabila
kita menemukan harta terpendam tersebut seperti emas dan perak, maka wajib mengeluarkan
zakatnya   (20%). Dari Abu Hurairah ra. telah bersabda Rasulullah saw., “Zakat rikaz
seperlima.”  (HR Bukhari dan Muslim).
     Zakat rikaz tidak disyaratkan harus dimiliki selama satu tahun. Selain itu menurut Imam
Maliki, Imam Abu Hanifah , dan Imam Ahmad serta pengikut mereka, bahwa nisab pada
harta terpendam tidak menjadi syarat. Hanya Imam Syafi’i yang berpendapat harus sampai
nisabnya baru dikeluarkan zakatnya.
     Rikaz menjadi kepunyaan yang mendapatkannya, dan ia wajib membayar zakat apabila
didapat dari tanah yang tidak dipunyai orang. Tetapi kalu didapati dari tanah yang dipunyai
orang, maka perlu ditanyakan kepada semua orang yang telah memiliki tanah itu. Kalau tidak
ada yang mengakuinya, maka rikaz itu kepunyaan yang membuka tanah.

7.   Zakat fitrah
     .Yang dimaksud dengan zakat fitrah adalah zakat pribadi yang dikeluarkan pada sebelum
hari Idul Fitri dan pembagiannya diprioritaskan untuk fakir miskin karena maksud utamanya
adalah untuk membantu fakir miskin pada hari lebaran. Zakat fitrah dikeluarkan untuk setiap
orang/jiwa sebanyak 2,5 kg atau 3,5 liter atau boleh diganti dengan uang senilai 2,5 kg beras.
     Syarat-syarat wajib zakat fitrah:
1.      Islam
2.      Lahir senelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan Ramadhan. Anak yang lahir
sesudah terbenam matahari tidak wajib fitrah. Orang yang kawin sesudah terbenam matahari
tidak wajib membayarkan fitrah istrinya yang baru dikawininya itu. Karena yang dimaksud
dalam hadis di atas ialah “zakat fitri” (berbuka) bulan Ramadhan. Yang dimaksud berbuka
dari bulan Ramadhan adalah malam hari raya. Jadi, malam hari raya itulah waktu wajib
fitrahnya.
3.      Dia mempunyai lebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan yang wajib
dinafkahinya, baik manusai ataupunbinatang, pada malam hari raya dan siang harinya. Orang
yang tidak mempunyai lebihan harta tidak wajib membayar fitrah

2.   Perilaku Cerminan Hikmah zakat

Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap hikmah zakat antara lain
sebagai berikut.
a.       Melaksanakan zakat, baik zakat fitrah maupun zakat mal secara rutin tiap tahun.
b.      Menunjukkan kepekaan terhadap fakir miskin atau kaum dhuafa.
c.       Mengutamakan keikhlasan dalam beramal.
d.      Berpartisipasi dalam kepanitiaan zakat, baik di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggal.
e.       Menjauhi sifat ego, kikir, dan sombong karena sifat tersebut membuat miskin hati.
f.       Mengembangkan ekonomi berbasis Islam untuk memperkuat ekonomi umat.
g.      Mempelajari ilmu ekonomi dan disesuaikan dengan semangat dan hikmah ajaran islam.
h.      Menyadari pentingnya membayar zakat demi pembangunan dan pengembangan umat.
i.        Berperan aktif menciptakan lapangan kerja di tengah masyarakat.
 
B.     HAJI DAN UMRAH.

Haji dan umrah merupakan suatu kegiatan rohani yang didalamnya terdapat pengorbanan,
ungkapan rasa syukur, berbuat kebajikan dengan kerelaan hati, melaksanakan perintah Allah
serta mewujudkan pertemuan besar dengan umat Islam lainnya di seluruh dunia. Firman
Allah SWT
.

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Kakbah) tempat berkumpul dan
tempat yang aman bagi manusia, dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah
Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang
yang itikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!”(QS Al-Baqarah/2:125)
1.      Pengertian Haji dan Umrah

            Haji (asal maknanya) adalah “menyengaja sesuatu”. Pengertian haji secara istilah
adalah pergi beribadah ke tanah suci (Mekah), melakukan tawaf, sa’i, dan wukuf di Padang
Arafah serta melaksanakan semua ketentuan-ketentuan haji di bulan Zulhijah.
            Pengertian umrah menurut bahasa yaitu berkunjung. Di dalam syariat, umrah artinya
adalah berkunjung ke Baitullah (Masjidil Haram) dengan tujuan mendekatkan diri kepada
Allah dengan memenuhi syarat tertentu yang waktunya tidak ditentukan seperti halnya haji.

2.      Hukum Haji dan Umrah

Hukum melaksanakan haji adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu, satu kali
seumur hidupnya. Allah Swt. berfirman:

ِ ‫اس َوهَّلِل‬ ِ ‫هَّللا َ فَإِ َّن َكفَ َر َو َم ْن ۚ َسبِياًل إِلَ ْي ِه ا ْستَطَا َع َم ِن ْالبَ ْي‬
ِ َّ‫ت ِحجُّ الن‬
ۚ  ‫ين َع ِن َغنِ ٌّي‬ َ ‫ْال َعالَ ِم‬
Artinya: “Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim.
Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban manusia
terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang
mampu mengadakan perjalanan kesana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka
ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (QS Ali
‘Imran/3:97)
            Ibadah haji wajib segera dikerjakan. Artinya, apabila orang tersebut telah memenuhi
syarat-syaratnya, tetapi masih dilalaikanjuga (tidak dikerjakan pada tahun itu), maka ia
berdosa karena kelalaiannya itu.

3.      Syarat, Rukun, Wajib, serta Sunah Haji dan Umrah

a.   Syarat Haji
Syarat wajib haji adalah sbb.
1.      Islam
2.      Berakal
3.      Balig
4.      Mampu
a.    Mempunyai cukup bekal
b.   Ada kendaran yang pantas dengan keadaannya
c.    Aman perjalanannya

b.   Rukun Haji

1.   Ihram
   Ihram yaitu berniat untuk mulai mengerjakan ibadah haji dengan memakai kain putih yang
tidak dijahit. Ibadah ini dimulai setelah sampai di miqat(batas-batas yang telah ditetapkan).
Miqat ini dibagi dua yaitu:
a.    Miqat zamani, yakni batas yang telah ditentukan berdasarkan waktu. Mulai bulan Syawal
sampai terbit fajar tanggal 10 Zulhijah. Maksudnya, hanya pada masa itulah ibadah haji bisa
dilaksanakan.
b.   Miqat makani, yakni, batas yang telah ditetapkan berdasarkan tempat.Miqat makani dibagi
ke dalam beberapa tempat yaitu sebagai berikut.
1.   Bagi orang yang bermukim di Mekah, niat Ihram dihitung sejak keluar dari Mekah.
2.   Bagi orang yang berasal dari Madinah dan sekitarnya. Niat ihram dimulai sejak mereka
sampai di Dzulhulaifah (Bir Ali).
3.   Bagi orang sari Syam, Mesir dan arah barat, memulai ihram mereka ketika sampai di Juhfah.
4.   Bagi orang yang dating dari Yaman dan Hijaz, ihram dimulai setelah mereka sampai di bukit
Qarnul Manazil.
5.   Bagi orang dari India, Indonesia dan Negara yang searah memulai ihram setelah mereka
berada di bukit Yalamlam.
6.   Bagi yang datang dari arah Irak dan yang searah dengannya, ihram dimulai dari Dzatu Irqin.
2.   Wukuf
     Wukuf yang dilaksanakan di Arafah berhenti di padang Arafah sejak tergelincirnya
matahari tanggal 9 bulan Zulhijah sampai terbit fajar pada tanggal 10 Zulhijah.
3.   Tawaf
Macam-macam tawaf itu sendiri ada lima macam, yaitu seperti berikut ini.
a.       Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan ketika baru sampai di Mekah.
b.      Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi rukun haji. Tawaf ifadah adalah mengelilingi
Kakbah sebanyak 7 kali dengan syarat sebagai berikut.
1.      Suci dari hadas dan najis, baik badan maupun pakaian.
2.      Menutup aurat.
3.      Kakbah berada di sebelah kiri orang yang mengelilinginya.
4.      Memulai tawaf dari arah Hajar Aswad (batu hitam) yang terletak di salah satu pojok di luar
Kakbah.
c.       Tawaf sunah adalah tawaf yang dilakukan semata-mata mencari rida Allah.
d.      Tawaf nazar adalah tawaf yang dilakukan untuk memenuhi nazar.
e.       Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan kota Mekah.
4.   Sa’i
Sa’i adalah lari-lari kecil atau jalan cepat antara Safa dan Marwa. Syarat-syarat sa’i
adalah sebagai berikut.
a.       Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwa.
b.      Dilakukan sebanyak 7 kali.
c.       Melakukan sa’i setelah tawaf qudum.
5.   Tahalul
   Tahalul adalah mencukur atau menggunting rambut sedikitnya tiga helai. Pihak yang
mengatakan bercukur sebagai rukun haji beralasan karena tidak dapat diganti dengan
penyembelihan.
6.   Tertib
        Tertib maksudnya adalah menjalankan rukun haji secara berurutan.

c.    Wajib Haji
     Wajib haji ada 7 macam, yakni sebagai berikut.
1.   Ihram mulai dari miqat.
2.   Bermalam di Muzdalifah pada malam hari raya haji.
3.   Melempar jumratul aqabah.
4.   Melempar tiga jumrah, yakni jumrah ula, jumrah wusta, dan jumrah aqabah.
Melempar jumrah ini dilakukan setiap hari pada tanggal 11, 12, dan 13 bulan Zulhijah dan
waktunya setelah tergelincir matahari. Masing-masing jumrahdilempar sebanyak 7 kali
dengan batu kecil.
5.   Bermalam di Mina.
6.   Tawaf wada.
7.   Menjauhkan diri dari larangan atau perbuatan yang diharamkan dalam ihram dan umrah,
yaitu sebagai berikut,
1.      Bagi pria dilarang memakai pakaian berjahit.
2.      Menutup kepala bagi pria dan menutup muka bagi wanita.
3.      Memotong kuku.
4.      Memakai wangi-wangian.
5.      Hubungan suami istri (bersetubuh).
6.      Mengadakan akad nikah (kawin atau mengawinkan).
7.      Memotong rambut atau bulu badan yang lain.

d.   Sunah Haji
Adapun sunah haji ada enam perkara, yakni sebagai berikut.
1.   Cara mengerjakan haji dan umrah. Terdapat tiga macam sunah mengerjakan haji dan umrah,
yaitu sebagi berikut.
a.    Ifrad                  : melakukan haji lebih dahulu, kemudian baru umrah.
b.   Tamattu           : mendahulukan umrah, kemudian haji.
c.    Qiran             : ibadah haji dan umrah dilakukan secara bersama-sama.
2. Membaca talbiyah selama dalam ihram sampai melempar jumrah aqabahpada Hari Raya Haji
(Idul Adha). Bacaan talbiyah adalah sebagai berikut.
Artinya: “Aku datang menyambut panggilan-Mu, ya Allah, tidak ada sekutu bagimu. Aku
sambut panggilan-Mu dan hanya Engkaulah yang memiliki kerajaan, tidak ada sekutu
bagimu.”
3.   Berdoa setelah membaca talbiyah.
4. Berzikir sewaktu tawaf.
5. Salat dua rakaat sesudah tawaf.
6.   Masuk ke Kakbah (Baitullah).

e.    Rukun dan Wajib Umrah.


        Rukun umrah adalah sebagai berikut.
1.      Ihram serta nerniat
2.      Tawaf (berkeliling) Ka’bah
3.      Sa’I diantara Bukit Safa dan Marwah
4.      Bercukur atau bergunting, sekurang-kurangnya tiga helai rambut
5.      Menertibkan keempat rukun tersbut di atas

Wajib umrah adalah sebagai berikut.


1.      Ihram dari miqat-nya
 Miqat zamani (ketentuan waktu), yaitu sepanjang tahun boleh ihram untuk umrah.
 Miqat makani (ketentuan tempat), seperti haji, berarti tempat ihram haji yang telah lalu itu
juga tempat ihram umrah. Kecuali bagi yang bermaksud umrah dai Mekah, hendaklah ia
keluar dari Tanah Haram ke Tanah Halal. Jadi miqat orang yang di Mekah adalah Tanah
Halal.
2.      Menjauhkan diri dari segala muharramat atau larangan umrah, yang banyaknya sama
dengan muharramat atau larangan haji.

C.    WAKAF
1.      Pengertian Wakaf
         Wakaf ialah menahan suatu benda yang kekal zatnya, yang dapat diambail manfaatnya
guna diberikan di jalan kebaikan. Kelebihan wakaf dari amal yang lain adalah berwakaf
bukan hanya seperti sedekah biasa, tetapi lebih besar ganjaran dan bermanfaatnya terhadap
diri yang berwakaf itu sendiri, karenan ganjaran wakaf itu terus menerus mengalir selama
barang wakaf itu masih berguna, juga terhadap masyarakat, dapat menjadi jalan untuk
kemajuan yang seluas-luasnya.

2.      Rukun wakaf
1.   Ada yang berwakaf. Syaratnya:
a.    Baliq dan mumayiz
b.   Tidak punya tanggungan hutang
c.    Kehendak sendiri, tidak sah karena dipaksa.
2.   Ada barang yang diwakafakan. Syaratnya:
a.    Kekal zatnya. Berarti bila manfaatnya diambil, zat barang itu tidak rusak.
b.   Batas-batasnya harus jelas.
c.    Kepunyaan sendiri.
3.   Ada tempat berwakaf (yang berhak menerima wakaf tersebut)
a.    Dewasa, mampu memegang amanah dengan baik dan tidak ingkar.
b.   Orang yang menerima wakaf tersebut hendaknya orang yang membutuhkannya. Maka  tidak
sah berwakaf kepada anak yang masih dalam kandungan ibunya, begitu juga kepada hamba
sahaya.
c.    Wakaf kepada umum itu lebih penting. Misalnya, kepada fakir miskin, kepada ulama, murid-
murid, masjid-masjid, sekolah-sekolah, untuk membuat jalan, membuat jembatan, benteng,
dan kemaslahatan umum lainnya.
4.   Lafadz atau Sigat
        Sigat adalah pernyataan orang yang mewakafkan dan merupakan tanda penyerahan
barang atau benda yang diwakafkan. Sigat dapat dinyatakan dengan lisan atau dengan tulisan.
Sigat harus dinyatakan secara jelas bahwa ia telah melepaskan haknya atas benda tersebut
untuk diwakafkan. Ketegasan tersebut dibutuhkan agar tidak menimbulkan masalah di
kemudian hari.
3.      Dalil tentang wakaf
      Hukum wakaf adalah sunah. Berdasarkan dalil-dalil wakaf bagi kepentingan umat, maka
wakaf merupakan perbuatan yang terpuji dan sangat dianjurkan oleh islam. Firman Allah
SWT.

Artinya: “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian


harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu sunnguh, Allah
Maha Mengetahui.”  (QS Ali Imran/3:92).

http://eapriliyanaa.blogspot.co.id/2013/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Anda mungkin juga menyukai