Penerima Zakat
Golongan yang berhak menerima zakat ada delapan yaitu:
1. Fuqara’ (faqir) adalah orang yang tidak memiliki harta benda untuk bias mencukupi
kebutuhan hidupnya
2. Masakin (miskin) adalah orang yang memiliki harta benda atau pekerjaan namun tidak
bias mencukupi
3. Amilin (amil) adalah orang-orang yang bekerja mengurus zakat dan tidak diupah selain
dari zakat.
4. Mu’allaf, orang yang baru masuk Islam. Atau bias juga orang Islam yang masih lemah
dalam menjalankan syariat Islam.
5. Riqab (budakMukatab) adalah budak yang di janjikan merdeka oleh tuannya setelah
melunasi sejumlah tebusan yang sudah disepakati bersama dan juga dibayar secara
6. Gharimin, orang memiliki tanggungan
7. Sabilillah, adalah orang yang berperang di jalan Allah dan tidak mendapatkan
8. Ibnu Sabil, adalah orang yang memulai bepergian dari daerah tempat zakat
(baladuzzakat) atau melewati daerah tempat zakat.
B. INFAK/SEDEKAH
Infak berasal dari akar kata: Nafaqa (Nun, Fa’, dan Qaf), yang mempunyai arti keluar. Dari
akar kata inilah muncul istilah Nifaq-Munafiq, yang mempunyai arti orang yang keluar dari
ajaran Islam. Kata (infaq), yang huruf akhirnya mestinya “Qaf”, oleh orang Indonesia dirubah
menjadi huruf “Kaf” sehingga menjadi (infak). Maka, Infak juga bisa diartikan mengeluarkan
sesuatu (harta) untuk suatu kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. Sedangkan
Infak secara istilah adalah mengeluarkan sebagian harta untuk sesuatu kepentingan yang
diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala, seperti: menginfakkan harta untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
Sedekah secara bahasa berasal dari akar kata (shodaqa) yang terdiri dari tiga huruf: Shod-
dal- qaf, berarti sesuatu yang benar atau jujur. Sedekah bisa diartikan mengeluarkan harta di
jalan Allah, sebagai bukti kejujuran atau kebenaran iman seseorang. Sedekah bisa diartikan juga
dengan mengeluarkan harta yang tidak wajib di jalan Allah. Tetapi kadang diartikan sebagai
bantuan yang non materi, atau ibadah-ibadah fisik non materi, seperti menolong orang lain
dengan tenaga dan pikirannya, mengajarkan ilmu, bertasbih, berdzikir, bahkan melakukan
hubungan suami istri, disebut juga sedekah.
Pentingnya Infak/ Sedekah
1. Indikator utama ketundukan sesorang terhadap ajaran Islam (QS. 9:5 & 11)
2. Ciri orang yang mendapatkan kebahagiaan (QS. 23:4)
3. Mendapatkan pertolongan-Nya (QS. 9:71 dan QS. 22:40-41)
4. Memperhatikan hak fakir dan Miskin serta para mustahik (QS. 9:60)
5. Membersihkan diri dan hartanya, menyuburkan, mengembangkan dan mensucikan
jiwanya (QS. 9:103 dan QS. 30:39)
C. WAKAF
Kata wakaf atau waqf berasal dari bahasa Arab, yaitu Waqafa berarti menahan atau berhenti
atau berdiam di tempat atau tetap berdiri. Wakaf dalam Kamus Istilah Fiqih adalah
memindahkan hak milik pribadi menjadi milik suatu badan yang memberi manfaat bagi
masyarakat (Mujieb, 2002:414).
Wakaf menurut hukum Islam dapat juga berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan
lama zatnya kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf) baik berupa perorangan maupun
berupa badan pengelola dengan ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal
yang sesuai dengan syari’at Islam (M. Zein, 2004:425).
Tujuan Wakaf
Tujuan wakaf berdasarkan hadits yang berasal dari Ibnu Umar ra. dapat dipahami ada dua macam
yakni:
Untuk mencari keridhaan Allah SWT
Untuk kepentingan masyarakat
Rukun dan Syarat Wakaf
Menurut jumhur ulama dari mazhab Syafi’i, Maliki dan Hanbali, mereka sepakat bahwa rukun
wakaf ada empat, yaitu:
Wakif (orang yang berwakaf)
Mauquf ‘alaih (orang yang menerima wakaf)
Mauquf (harta yang diwakafkan)
Sighat (pernyataan wakif sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan harta bendanya).
Menurut pasal 6 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, wakaf dilaksanakan dengan memenuhi
unsur wakaf sebagai berikut:
Wakif
Nadzir
Harta Benda Wakaf
Ikrar Wakaf
Peruntukkan Harta Benda Wakaf
Jangka Waktu Wakaf
Menurut hukum (fiqih) Islam, wakaf baru dikatakan sah apabila memenuhi dua persyaratan, yaitu:
Tindakan/perbuatan yang menunjukan pada wakaf.
Dengan ucapan, baik ucapan (ikrar) yang sharih (jelas) atau ucapan yang kinayah
(sindiran). Ucapan yang sharih seperti: “Saya wakafkan….”. Sedangkan ucapan kinayah
seperti: “Saya
shadaqahkan, dengan niat untuk wakaf”.
Macam-macam Wakaf
Wakaf terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan tujuan, batasan waktunya dan penggunaan
barangnya.
Fungsi Wakaf.
Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 pasal 5 dijelaskan bahwa fungsi wakaf
adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan
ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.
Fungsi wakaf itu terbagi menjadi empat fungsi, yaitu:
a) Fungsi Ekonomi. Salah satu aspek yang terpenting dari wakaf adalah keadaan sebagai
suatu sistem transfer kekayaan yang efektif.
b) Fungsi Sosial. Apabila wakaf diurus dan dilaksanakan dengan baik, berbagai kekurangan
akan fasilitas dalam masyarakat akan lebih mudah teratasi.
c) Fungsi Ibadah. Wakaf merupakan satu bagian ibadah dalam pelaksanaan perintah Allah
SWT, serta dalam memperkokoh hubungan dengan-Nya.
d) Fungsi Akhlaq. Wakaf akan menumbuhkan ahlak yang baik, dimana setiap orang rela
mengorbankan apa yang paling dicintainya untuk suatu tujuan yang lebih tinggi dari pada
kepentingan pribadinya