Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nadiyah Shofwah Kusumaningati

Kelas / NIM : A (S1 Transfer Akuntansi) / F1319044


Mata Kuliah : Ekonomi Islam

RANGKUMAN MATERI KULIAH


INSTITUSI SOSIAL DALAM EKONOMI SYARIAH
Di Indonesia, terdapat dua lembaga yang memiliki tugas untuk mengelola, mendistribusikan,
dan mendayagunaan zakat yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Apa
itu BAZ dan LAZ berikut adalah ulasannya :
1. Badan Amil Zakat (BAZ)
Badan Amil Zakat adalah lembaga pengelola zakat yang didirikan oleh pemerintah  yang
didirikan atas usul Kementrian Agama dan disetujui oleh Presiden. Kantor Pusat dari lembaga
zakat ini berkedudukan di ibu kota negara. Keanggotaan BAZNAS terdiri atas 11 orang anggota
yakni delapan orang dari unsur masyarakat (Ulama, tenaga profesional dan tokoh masyarakat
Islam) dan tiga orang dari unsur pemerintah (ditunjuk dari kementerian/instansi yang berkaitan
dengan pengelolaan zakat). BAZNAS dipimpin oleh seorang ketua dan seorang wakil ketua.
Masa kerja BAZNAS dijabat selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu kali
masa jabatan Program BAZNAS berupa Zakat Community Development, Rumah Sehat Baznas,
Rumah Cerdas Anak Bangsa, Rumah Makmur BAZNAS, Kaderisasi 1000 Ulama, Konter
Layanan Mustahik dan Tanggap Darurat Bencana.
Tugas BAZ sendiri bukan hanya untuk mengelola atau mendistribusikan saja. Beriku adalah
tugas dari BAZ :
a) Menyelengarakan tugas administratif dan teknis pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.
b) Mengumpulkan dan mengelola data yang diperlukan untuk menyusunan rencana
pengelolaan zakat.
c) Menyelenggarakan bimbingan di bidang pengelolaan pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.
d) Melaksanakan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
e) Menyusun rencana dan program pelaksanan pengumpulan, pendistribusian, pendayagunaan
dan pengembangan pengelolaan zakat. (tingkat Kabupatan/Kota dan Kecamatan)
f) Menyelenggarakan tugas penelitian dan pengembangan,komunikasi informasi, dan edukasi
pengelolaan zakat (tingkat Nasional dan provinsi).

2. Lembaga Amil Zakat (LAZ)


LAZ merupakan lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh swasta atau diluar pemerintah.
LAZ adalah intitusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan
oleh masyarakat yang bergerak dibidang da’wah, pendidikan, sosial dan kemaslahatan umat
islam. Lembaga Amil Zakat ini dikukuhkan, dibina dan dilindungi pemerintah. Dalam
melaksanakan tugasnya LAZ memberikan laporan kepada pemerintah sesuai dengan
tingkatannya. Pengukuhan Lembaga Amil Zakat dilakukan oleh pemerintah atas usul LAZ yang
telah memenuhi persyaratan pengukuhan dilaksanakan setelah terlebih dahulu dilakukan
penelitian persyaratan.
LAZ sendiri memiliki forum antar lemabaga amil zakat yang mana forum ini memiki fungsi
untuk saling bertukar fikir antarlembaga zakat dan membahas tentang bagaimana perkembangan
zakat di Indonesia. Adapun syarat-syarat dapat didirikannya Lembaga Amil Zakat adalah sebagai
berikut :
a) Berbadan hukum;
b) Memiliki data muzaki dan mustahiq;
c) Memiliki program kerja;
d) Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit.

PENGERTIAN ZAKAT, INFAK, SEDEKAH DAN WAKAF


A. ZAKAT
Menurut bahasa, kata “zakat” berarti tumbuh, berkembang, subur atau bertambah. Dalam
Al-Quran dan hadits disebutkan, “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (QS. Al-
Baqarah[2]:276); “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan menyucikan mereka” (QS. At-Taubah [9]: 103); “Sedekah tidak akan
mengurangi harta” (HR. Tirmizi).
Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam dan menjadi salah satu unsur pokok tiang
penegakan syariat Islam. Oleh sebab itu, hukum menunaikan zakat adalah wajib bagi setiap
muslim dam muslimah yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Allah SWT berfirman,
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS. Al-Bayyinah[98]:5).
Yang Wajib Mengeluarkan Zakat
Zakat adalah fardu‘ain bagi setiap muslim. Bagi laki-laki dan perempuan. Bahkan anak-
anak dan orang gila sekalipun memiliki kewajiban yang sama bila hartanya sudah memenuhi
syarat yang telah ditetapkan.
Macam-macam Zakat
1. Zakat nafs (jiwa), disebut juga zakat fitrah. Harta yang wajib dikeluarkan pada bulan Dan
sebelum pelaksanaan sholat Idul fitri.
2. Zakat maal (harta). Harta yang sudah memenuhi syarat tertentu dan waktu tertentu pula,
wajib mengeluarkan zakat maal.

Jenis-jenis Harta Yang Wajib Zakat


1. Emas dan perak (baik sebagai mata uang ataupun bukan)
2. Binatang ternak, yaitu; unta, sapi dan kambing
3. Barang dagangan dan keuntungannya
4. Hasil pertanian dan buah-buahan

Syarat dan Sebab Harta Wajib Zakat


1. Memenuhi Nishab adalah jumlah/ ukuran minimal harta yang menyebabkan harta
tersebut wajib mengeluarkan zakat.
2. Telah mencapai haul, yaitu jika harta tersebut telah berlalu satu tahun hijriyyah, kecuali
untuk harta berupa hasil pertanian dimana waktu wajib zakatnya adalah saat Haul jadi syarat
bagi harta yang sudah mencapai nishab untuk dikeluarkan zakatnya.

Penerima Zakat
Golongan yang berhak menerima zakat ada delapan yaitu:
1. Fuqara’ (faqir) adalah orang yang tidak memiliki harta benda untuk bias mencukupi
kebutuhan hidupnya
2. Masakin (miskin) adalah orang yang memiliki harta benda atau pekerjaan namun tidak
bias mencukupi
3. Amilin (amil) adalah orang-orang yang bekerja mengurus zakat dan tidak diupah selain
dari zakat.
4. Mu’allaf, orang yang baru masuk Islam. Atau bias juga orang Islam yang masih lemah
dalam menjalankan syariat Islam.
5. Riqab (budakMukatab) adalah budak yang di janjikan merdeka oleh tuannya setelah
melunasi sejumlah tebusan yang sudah disepakati bersama dan juga dibayar secara
6. Gharimin, orang memiliki tanggungan
7. Sabilillah, adalah orang yang berperang di jalan Allah dan tidak mendapatkan
8. Ibnu Sabil, adalah orang yang memulai bepergian dari daerah tempat zakat
(baladuzzakat) atau melewati daerah tempat zakat.

B. INFAK/SEDEKAH
Infak berasal dari akar kata: Nafaqa (Nun, Fa’, dan Qaf), yang mempunyai arti keluar. Dari
akar kata inilah muncul istilah Nifaq-Munafiq, yang mempunyai arti orang yang keluar dari
ajaran Islam. Kata (infaq), yang huruf akhirnya mestinya “Qaf”, oleh orang Indonesia dirubah
menjadi huruf “Kaf” sehingga menjadi (infak). Maka, Infak juga bisa diartikan mengeluarkan
sesuatu (harta) untuk suatu kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. Sedangkan
Infak secara istilah adalah mengeluarkan sebagian harta untuk sesuatu kepentingan yang
diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala, seperti: menginfakkan harta untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
Sedekah secara bahasa berasal dari akar kata (shodaqa) yang terdiri dari tiga huruf: Shod-
dal- qaf, berarti sesuatu yang benar atau jujur. Sedekah bisa diartikan mengeluarkan harta di
jalan Allah, sebagai bukti kejujuran atau kebenaran iman seseorang. Sedekah bisa diartikan juga
dengan mengeluarkan harta yang tidak wajib di jalan Allah. Tetapi kadang diartikan sebagai
bantuan yang non materi, atau ibadah-ibadah fisik non materi, seperti menolong orang lain
dengan tenaga dan pikirannya, mengajarkan ilmu, bertasbih, berdzikir, bahkan melakukan
hubungan suami istri, disebut juga sedekah.  
Pentingnya Infak/ Sedekah
1. Indikator utama ketundukan sesorang terhadap ajaran Islam (QS. 9:5 & 11)
2. Ciri orang yang mendapatkan kebahagiaan (QS. 23:4)
3. Mendapatkan pertolongan-Nya (QS. 9:71 dan QS. 22:40-41)
4. Memperhatikan hak fakir dan Miskin serta para mustahik (QS. 9:60)
5. Membersihkan diri dan hartanya, menyuburkan, mengembangkan dan mensucikan
jiwanya (QS. 9:103 dan QS. 30:39)

Ancaman Bagi yang Enggan Infak/ Sedekah


1. Berhak untuk diperangi (HR. Imam Bukhari dan Muslim)
2. Harta bendanya hancur dan rusak (HR. Imam Bazzar danBaihaqi)
3. Jika keengganan itu telah memasal, maka Allah SWT akan menurunkan azab-Nya dalam
bentuk kemarau panjang (HR. Imam Thabrani)

Hikmah Infak/ Sedekah


1. Menolong, membantu dan membina kaum dhuafa maupun mustahik ke arah kehidupan
lebih sejahtera, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, terhindar dari
kekufuran, memberantas sifat iri, dengki dan terjaga dari martabatnya ketika melihat orang
kaya yang berkecukupan tidak
2. Perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat, menumbuhkan akhlak
mulia, ketenangan hidup sekaligus mengembangkan harta yang dimilikinya.

C. WAKAF
Kata wakaf atau waqf berasal dari bahasa Arab, yaitu Waqafa berarti menahan atau berhenti
atau berdiam di tempat atau tetap berdiri. Wakaf dalam Kamus Istilah Fiqih adalah
memindahkan hak milik pribadi menjadi milik suatu badan yang memberi manfaat bagi
masyarakat (Mujieb, 2002:414).
Wakaf menurut hukum Islam dapat juga berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan
lama zatnya kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf) baik berupa perorangan maupun
berupa badan pengelola dengan ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya digunakan untuk hal-hal
yang sesuai dengan syari’at Islam (M. Zein, 2004:425).
Tujuan Wakaf
Tujuan wakaf berdasarkan hadits yang berasal dari Ibnu Umar ra. dapat dipahami ada dua macam
yakni:
 Untuk mencari keridhaan Allah SWT
 Untuk kepentingan masyarakat
 Rukun dan Syarat Wakaf

Menurut jumhur ulama dari mazhab Syafi’i, Maliki dan Hanbali, mereka sepakat bahwa rukun
wakaf ada empat, yaitu:
 Wakif (orang yang berwakaf)
 Mauquf ‘alaih (orang yang menerima wakaf)
 Mauquf (harta yang diwakafkan)
 Sighat (pernyataan wakif sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan harta bendanya).
Menurut pasal 6 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004, wakaf dilaksanakan dengan memenuhi
unsur wakaf sebagai berikut:
 Wakif
 Nadzir
 Harta Benda Wakaf
 Ikrar Wakaf
 Peruntukkan Harta Benda Wakaf
 Jangka Waktu Wakaf

Menurut hukum (fiqih) Islam, wakaf baru dikatakan sah apabila memenuhi dua persyaratan, yaitu:
 Tindakan/perbuatan yang menunjukan pada wakaf.
 Dengan ucapan, baik ucapan (ikrar) yang sharih (jelas) atau ucapan yang kinayah
(sindiran). Ucapan yang sharih seperti: “Saya wakafkan….”. Sedangkan ucapan kinayah
seperti: “Saya
 shadaqahkan, dengan niat untuk wakaf”.

Macam-macam Wakaf
Wakaf terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan tujuan, batasan waktunya dan penggunaan
barangnya.

Wakaf berdasarkan tujuan


Wakaf berdasarkan tujuan ada tiga, yaitu:
 Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat (khairi), yaitu apabila tujuan wakafnya untuk
kepentingan umum
 Wakaf keluarga (dzurri), yaitu apabila tujuan wakaf untuk member manfaat kepada wakif,
keluarganya, keturunannya, dan orang-orang tertentu, tanpa melihat kaya atau miskin, sakit
atau sehat dan tua atau muda.
 Wakaf gabungan (musytarak), yaitu apabila tujuan wakafnya untuk umum dan keluarga
secara bersamaan.

Wakaf berdasarkan batasan waktunya


Wakaf berdasarkan batasan waktunya terbagi menjadi dua macam, yaitu:
 Wakaf abadi yaitu apabila wakafnya berbentuk barang yang bersifat abadi, seperti tanah
dan bangunan dengan tanahnya, atau barang bergerak yang ditentukan oleh wakif sebagai
wakaf abadi dan produktif, dimana sebagian hasilnya untuk disalurkan sesuai tujuan wakaf,
sedangkan sisanya untuk biaya perawatan wakaf dan mengganati kerusakannya.
 Wakaf Sementara yaitu apabila barang yang diwakafkan berupa barang-barang yang
mudah rusak ketika dipergunakan tanpa member syarat untuk mengganti bagian yang rusak.
Wakaf sementara juga bisa dikarenakan oleh keinginan wakif yang member batasan waktu
ketika mewakafkan barangnya.

Wakaf berdasarkan penggunaannya


Wakaf berdasarkan penggunaanya dibagi menjadi dua macam, yaitu:
 Wakaf langsung yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk mencapai tujuannya
seperti mesjid untuk shalat, sekolah untuk kegiatan belajar mengajar, rumah sakit untuk
mengobati orang sakit dan sebagainya.
 Wakaf Produktif yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk kegiatan produksi
dan hasilnya diberikan sesuai dengan tujuan wakaf.

Fungsi Wakaf.
 Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 pasal 5 dijelaskan bahwa fungsi wakaf
adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan
ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.
 Fungsi wakaf itu terbagi menjadi empat fungsi, yaitu:
a) Fungsi Ekonomi. Salah satu aspek yang terpenting dari wakaf adalah keadaan sebagai
suatu sistem transfer kekayaan yang efektif.
b) Fungsi Sosial. Apabila wakaf diurus dan dilaksanakan dengan baik, berbagai kekurangan
akan fasilitas dalam masyarakat akan lebih mudah teratasi.
c) Fungsi Ibadah. Wakaf merupakan satu bagian ibadah dalam pelaksanaan perintah Allah
SWT, serta dalam memperkokoh hubungan dengan-Nya.
d) Fungsi Akhlaq. Wakaf akan menumbuhkan ahlak yang baik, dimana setiap orang rela
mengorbankan apa yang paling dicintainya untuk suatu tujuan yang lebih tinggi dari pada
kepentingan pribadinya

Anda mungkin juga menyukai