Anda di halaman 1dari 10

Zakat

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matkul

“Fiqih Ibadah”

Dosen pengamat matkul :

Azmi Islami, Pg.d, M.Pd

DISUSUN OLEH

Firda Briani
Hani Ariska

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS DARUNNAJAH

JAKARTA

2022 M/ 1445 H
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrrohim

Segala puji atas berkat rahmat Allah SWT yang telah memberikan kita
Kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih bisa menghirup udara yang
segar dan berkat beliau juga kita bisa menjalankan rutrinitas kita sehari-hari.

Shalawat beriringkan selalu tetap tercurahkan kepada junjungan besar kita


kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliyah
hingga jaaman yang penuh dengan teknologi modern ynag kita rasakan pada saat
ini.

Penyusunan makalah ini semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.
Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelsaikan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahawa masih
terdapat kekuranagan baik dari segi penyusunan Bahasa dan aspek lainnya. Oleh
karna itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebar nya pintu bagi para
pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah
ini.

Jakarta, November 2022


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kewajiban umat muslim adalah membayar zakat. Zakat adalah
ibadah yang tercantum didalam rukun islam. Bagi setiap muslim finansial yang
stabil, atau mampu, wajib baginya membayar zakat kepada orang yang
membutuhkaan.

Zakat adalah ibadah yang memiliki tujuan untuk membantu orang-orang yang
kurang mampu. Dalam Al-quran, zakat beberapa kali disebutkan. Lalu apa yang
dimaksud dengan zakat? Apa saja jenis-jenis zakat? Apa rukun-rukunnya? Apa
hikmah dari membayar zakat?.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat

Zakat secara bahasa berarti tumbuh, berkembang, bersih, dan suci. Sedangkan
secara triminologi adalah pemberian yang wajib dari harta tertentu dengan sifat
ukuran tertentu (telah mencapai nisab dan berumur setahun) diberikan kepada
golongan tertentu atau mustahik ( orang yang berhak menerimanya).

Zakat adalah hak Allah SWT yang diberikan seseorang kepada fakir miskin.
Dinamakan “zakat” karena diharapkan akan mendatangkan keberkahan,
penyucian jiwa dan penumbuhan (harta) dengan berbagai macam kebaikan, sebab
dia diambil dari kata “zakat” yang berarti “pertumbuhan” “kesucian”
“keberkahan”.

Allah SWT berfirman,

‫هِب‬ ِ‫هِل‬ ِ
ُ‫ك َس َك ٌن هَّلُ ْم َواهلل‬ َ ‫ِعلَْي ِه ْم ِإ َّن‬
َ َ‫صلَوت‬ َ ‫ص َدقَةً تُطَ ِّه ُر ُه ْم َوتَُز ِّكْي ِه ْم َا َو‬
َ ‫ص ّل‬ َ ‫ُخ ْذ م ْن َْأم َوا ْم‬
)103 : ‫مَسِ ْي ٌع َعلِْي ٌم ( التوبة‬

Artinya, ”Ambilah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan


menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu
(menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah maha mendengar, maha
mengetahui.”

Zakat adalah salah satu dari rukun islam yang lima. Dia telah disandingkan
dengan shalat dalam 82 ayat, dan Allah SWT telah mewajibkannya dengan
kitabnya, sunah rasulnya dan kesepakatan umat islam.
Zakat diwajibkan di Mekah pada masa awal-awal islam secara umum (tanpa
ketentuan umum jenis dan banyaknya harta yang wajib dizakati). Ketentuan zakat
pada masa itu diserahkan sepenuhnya kepada perasaan dan kedermawanan umat
islam. Baru pada tahun 2 hujriah menurut pendapat yang terkenal ukuran dan jenis
harta yang wajib dizakai dijelaskan secara rinci.

B. Hukum Zakat
Zakat adalah rukun islam yang ketiga ia merupakan pilar agama yang tidak
dapat berdiri tanpa menunaikan zakat. Hukumnya wajin ain (kewajiban individu)
bagi setiap muslim apabila telah memenuhi syarat-syarat ketentuan syariat islam.
Kewajiban tersebut diisyaratkan dalam Al-quran yang berbunyi:

‫الصاَل َة َوَأُت ْو الَز َكا َة‬ ِ


َ ‫َوَأقْي ُم‬
Artinya : dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat

Zakat bukan merupakan hibah atau pemberian, bukan pul tabarru tau
sumbangan, tetapi ialah penunaian kebajiban bagi orang-orang yang mampu atas
orang-orang miskin dan bagi mustahiq lainnya

C. Fungsi dan Tujuan Zakat

Zakat adalah ibadah yang memiliki dua dimensi, yaitu vertikal dan
horizontal. Zakat merupaka ibadah yang memiliki ketaatan kepada Allah SWT
dalam rangka meraih ridhanya dalam hubungan vertikal atau bisa disebut hablum
minallah dan sebagai kewajiban dalam hubungan horizontal atau bisa disebut
hablum minannas. Zakat dianggap juga sebagai ibadah kesungguhan dalam harta
maaliyah ijtihadiyah. Pentingnya ibadah yang memiliki dua dimensi utama ini
diperlihatkan Allah dengan banyaknya ayat-ayat yang berkaitan dengan perintah
yang dilaksanaknnya, serta digandengakn dengan perintah didirikannya shalat.

Kaitannya dengan fungsi zakat ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :


 Fungsi keagamaan ialah membersihkan jiwa orang yang berzakat dari
sifat-sifat tercela yang dibenci agama, seperti bakhil, pelit, dan tidak peduli
sesama.
 Fungsi sosial dan ekonomi, yaitu memberikan pertolongan diantara
kesulitan masyarakat dari bebagai macam sudut pandang. Serta
menghilangkan sifat rasa cinta kepada harta dengan memberikan kepada
orang memiliki hak atas hartanya.
 Fungsi politik, yaitu menyumbangkan sebagian harta kepada lembaga
yang dikelola negara untuk kepentingan roda langsung pemerintah, seperti
menegakkan syiar da’wah yang harus ditopang dengan bantuan ekonomi,
bantuan untuk rakyang yang tertimpa bencana dan kesulitan ekonomi,
serta membaguskan pondasi pemerintah yang kuat bila mungkin
dilaksanakan dengan dana-dana yang terhimpun dari zakat.
D. Jenis-Jenis Zakat
1. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang harus dibayarkan bagi seorang muslim yang
sudah mampu untuk menunikannya dan berkecukupan. Zakat fitrah adalah zakat
yang wajib dituinaikan satu kali dalam setahun. Waktu membayar zakat fitrah
umumnya pada bulan ramadhan, biasanya menunaikan zakat fitrah dilakukan
menjelang hari raya idul fitri.

Zakat fitrah memiliki arti yang mensucikan harta.hal ini karena disetiap harta
seseorang adalah sebagiannya milik orang lain, terlebih lagi orng yang
membutuhkan. Selain itu, harta yang ada pada manusia bukankah milik mereka
semua, melainkan itu adalah titipan Allah SWT.....

Besar zakatyang harus dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah sebesar sha atau
2,5 kg beras, kurma, sagu, dan gandum. Besarnya zakat bisa bisa disesuaikan
dengan konsumsi perorang dalam sehari pada waktu yang berlaku, karena hal ini
bisa berubah akibat inflasi dinegara tersebut.

Sesuai dengan pengertian zakat fitrah, maka walaupun umat islam diwajibkan
untuk mengeluarkan zakat, namun tidak semua umat islam diwajibkan dan bisa
menunaikan amalan ini. Orang yang memiliki tanggung jawab atas orang lain,
harus membayarkan zakat orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Misalnya seorang ayah ataupun ibu yang wajib membayarkan zakat firah untuk
anak-anaknya.

Zakat fitrah juga bisa dibayar dengan bentuk uang yang setara dengan satu sha
gandum, beras, kurma, dan bahan pokok lainnya. Nominal dari uang tersebut yang
ingin dizakatkan harus sesuai dengan harga sembako yang brlaku didaerah
tersebut. Di Indonesia sendiri membayar zakat fitrah bisa melalui lembag amil
zakat yang terpercaya. Zakat fitrah boleh dibayar dari awal bulan ramadhan
sampain sebelum waktu shalat idul fitri atau di hari-hari akhir bulan suci
ramadhan.

2. Zakat Mall

Zakat mal adalah zakat harta, Sesuiatu dapat disebut harta apabila telah
memenuhi syarat-syarat tertentu seperti dapat dimiliki, disimpan atau dikuasai,
dapat diambil manfaatnya sesuai dengan harta tersebut. Contohnya seperti rumah,
mobil, tanah, hewan ternak, emas, dan perak.

Berikut adalah syarat kekayan yang dapat dizakati.

 Harta tersebut merupakan harta yang sepenuhnya adalah miliknya. Harta


sepenuhnya tentunya juga harus memiliki nilai dan manfaat secara utuh.
Harta yang dizakatkan haruslah didapatkan sesuai dengan syariat islam,
harta tidak bisa dizakatkan apabila didapati dengan cara yang tidak sesuai
dengan syariat islam seperti mencuri dan lain-lain.
 Harta yang dimiliki bisa berkembang atau bertambah.
 Harta yang bdimiliki sudah mencapai jumlah tertentu yang sesuai dengan
ketentuan zakat atau sudah sesuai dengan nisabnya.
 Harta tersebut merupakan kelebihan setelah memenuhi kebutuhan pokok.
Seseorang tentunya memiliki jumlah minimal dan berbeda-beda untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari termasuk juga untuk anggota
keluarganya. Apabila kebutuhan pokok orang tersebut dan keluarganya
tidak terpenuhi maka harta yang dimiliki tidak wajib untuk dizakatkan.
 Harta yang dimiliki oleh seseorang, jika sudah sudah dimiliki selama satu
tahun, maka wajib untuk dizakatklan.

Menghitung zakat mal harus disesuaikan dengan harga emas yang berlaku pada
saat itu, karena harga selalu berubah-ubah setiap tahunnya.

E. Syarat-Syarat Zakat
Seperti yang sudah dijelaskan berdasarkan pengertian zakat, maka untuk
melakukan zakat harus mengikuti beberapa syarat. Berikut adalah syarat wajib
untuk menunaikan zakat :

1. Islam
2. Merdeka
3. Mukallaf atau akil baligh atau sudah dewasa
4. Tidak punya hutang
5. Memiliki harta yang cukup
6. Harta milik sendiri

F. Rukun-Rukun Zakat
1. Niat
Ketika menunaikan zakat, hendaknya membaca niat untuk berzakat. Hal ini
mengingatkan kita bahwa kita berzakat semata-mata hanya untuk Allah SWT.

a. Pemberi Zakat

Pemberian zakat atau bisa disebut muzakki adalah orang yang berkewajiban
untuk membayar zakat. Seperti yang sudah disebutkan diatas, syarat-syarat untuk
orang pemberi zakat adalah islam, merdeka, dewasa, tidak mremiliki hutang, dan
memiliki harta yang cukup.akat hadir dalam islam bukan hanya untuk mengatur
sistem ekonomi, individu, masyarakat, dan negara. Namun juga menjadi
penyambung kasih sayang antara si kaya dan si miskin.

b. Penerima Zakat
Orang yang berhak menerima Zakat disebut mustahiq, berjumlah delapan
asnaf atau golongan, seperti dijelaskan dalam firman Allah SWT :

۞ ‫ت لِ ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َم ٰس ِك ْي ِن َو ْال ٰع ِملِ ْينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوْ بُهُ ْم َوفِى‬
ُ ‫صد َٰق‬
َّ ‫اِنَّ َما ال‬
‫ْضةً ِّمنَ هّٰللا ِ َۗوهّٰللا ُ َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫ب َو ْال ٰغ ِر ِم ْينَ َوفِ ْي َسبِ ْي ِل ِ َوا ْب ِن ال َّسبِ ْي ۗ ِل فَ ِري‬ ِ ‫ال ِّرقَا‬

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-


orang miskin, pengurus pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya,
untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana. (QS. At-Taubah [9]: 60).

Berdasarkan firman Allah di atas ada delapan golongan yang berhak


menerima zakat adalah:
1. Orang fakir
Orang orang fakir adalah orang orang yang tidak mempunyai sesuatu
untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka dan mereka tidak mapu berusaha.
Atau, mereka adalah orang orang hanya memiliki sedikt harta untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
2. Orang orang miskin.
Orang orang miskin adalah orang yang mempunyai harta yang hanya
cukup untuk memenuhi setengah atau lebih dari kebutuhan mereka. Dan,
mereka diberi bagian dari zakat yang dapat menutupi kekurangan dalam
memenuhi kebutuhan mereka selama satu tahun
3. Para amil zakat
Mereka adalah para petugas yang ditunjuk oleh pemimpin kaum muslimin
untuk mengumpulkan zakat dari para pembayarnya, menjaganyam dan
membaginya kepada orang orang yang berhak menerimanya.
4. Orang orang muallaf.
Orang orang muallaf ada dua macam yaitu orang orang kafir dan orang
orang muslim. Orang kafir di beri bagian zakat apa bila dengannya, maka
kemmungkinan besar ia akan masuk isla. Jadi pemberian zakat kepadanya
adalah untuk menguatkan niat dan keinginannya dalam masuk Islam. Atau
juga apabila diberi bagian zakat, maka ia akan menghentikan kejahatan
terhadap orang lain. Adapun muallaf muslim maka diberi bagian zakat untuk
menguatkan imannya atau untuk menarik temannya agar masuk Islam.
5. Ar-Riqaab.
Ar-Riqaab adalah para budak yang ingin memerdekakan diri namun tidak
memiliki uang tebusan untuk membayarnya.
6. Al-Ghaarim.
Al-Gharim adalah orang yang menanggung hutang.
7. Fii Sabiilillah.
Fii Sabiilillah adalah orang orang yang berada di jalan Allah.
8. Ibnus Sabiil.
Ibnus sabiil adalah musafir yang terlantar dalam perjalanannya karena bekal
yang ia miliki telah habis atau hilang.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Zakat merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim apabila
telah mencapai nishab, dengan ukuran tertentu, dan diberikan kepada yang
berhak menerimanya, dengan tujuan untuk membersihkan harta dan diri kita
dan dengan itu pula mengharapkan berkah dari Sang Kuasa.

2. Kedudukan zakat adalah sebagai objek yang digunakan untuk membantu


kaum ashnaf selaku penerima dan juga kaum muzakki selaku pemberi zakat
untuk mensucikan harta dan dirinya. Kedudukan zakat juga sebagai
pemopong ekonomi bagi kesejahteraan rakyat apabila dikelola dengan baik.

3. Implementasi sosial dari zakat dapat mewujudkan tatanan masyarakat yang


sejahtera di mana hubungan seseorang dengan yang lainnya menjadi rukun,
damai, dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi tentram, aman
lahir batin

Anda mungkin juga menyukai