Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ZAKAT

Makalah ini untuk memenuhi Tugas Pendidikan Agama

Dosen : Drs. Muhtajuddin Danny, S.Kom., M.Kom.,

Disusun oleh :

Revan Raymoundu
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Zakat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang digunakan untuk
membantumasyarakat lain, menstabilkan ekonomi masyarakat dari kalangan bawah
hingga kalanganatas, sehingga dengan adanya zakat umat Islam tidak ada yang tertindas
karena zakat dapatmenghilangkan jarak antara si kaya dan si miskin. Oleh karena itu,
zakat sebagai salah satuinstrumen negara dan juga sebuah tawaran solusi untuk
menbangkitkan bangsa dariketerpurukan. Zakat juga sebuah ibadah mahdhah yang
diwajibkan bagi orang-orang Islam,namun diperuntukan bagi kepentingan seluruh
masyarakat.Zakat merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Islam. Bahkan
pada masaKhalifah Abu Bakar As-Siddiq orang-orang yang enggan berzakat diperangi
sampai merekamau berzakat. Itu karena kewajiban berzakat sama dengan kewajiban
mendirikan sholat.Zakat merupakan suatu ibadah yang dipergunakan untuk
kemaslahatan umat sehinggadengan adanya zakat (baik zakat fitrah maupun zakat maal)
kita dapat mempererat talisilaturahmi dengan sesama umat Islam maupun dengan umat
lain.

BAB II

PEMBAHASAN

A,Pengertian Zakat

Zakat menurut bahasa artinya bersih, bertambah (ziyadah), dan terpuji. Jika diucapkan,
zaka al-zar, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah. Jika diucapkan zakat al-
nafaqah,artinya nafkah, tumbuh dan bertambah jika diberkati.kata ini juga
seringdikemukakan untuk makna thaharah (suci). Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.”(QS Asy-Syams 9)

Menurut syara’, zakat ialah pemberian tertentu dari harta tertentu kepada orangtertentu
menurut syarat-syarat yang ditentukan. Dinamakan zakat karena di dalamnyaterkandung
harapan untuk memperoleh berkat, membersihkan jiwa dan menumpuknyadengan
berbagai kebaikan. Kata-kata zakat itu, arti aslinya ialah tumbuh, suci, dan
berkah.Firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 103.

“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan

berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa


bagimereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.”(QS At-Taubah 103).

Zakat menurut istilah agama islam artinya sejumlah / kadar harta tertentu yangdiberikan
kepada yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat. Hukumnya zakatadalah
salah satu rukun Islam yang lima,yaitu fardhu ‘ain atas tiap-tiap orang yang cukup
syarat-syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua hijriyah

B.Hukum Zakat

Di dalam Al-Quran, amalan tentang zakat disebutkan beberapa kali. Seperti dalam surat
Al-Araf ayat 156, orang-orang yang akan diberi kebahagiaan di akhirat adalah orang
yang menunaikan zakat, ayat tersebut berbunyi,

‫َو اْكُتْب َلَنا ِفْي ٰه ِذِه الُّد ْنَيا َحَس َنًة َّو ِفى اٰاْل ِخَر ِة ِاَّنا ُهْد َنٓا ِاَلْيَۗك َقاَل َع َذ اِبْٓي ُاِص ْيُب ِب ٖه َم ْن َاَش ۤاُۚء َو َر ْح َم ِتْي َو ِس َع ْت ُك َّل َش ْي ٍۗء‬
‫َفَس َاْكُتُبَها‬

‫ِلَّلِذ ْيَن َيَّتُقْو َن َو ُيْؤ ُتْو َن الَّز ٰك وَة َو اَّلِذ ْيَن ُهْم ِبٰا ٰي ِتَنا ُيْؤ ِم ُنْو َۚن‬

“Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sungguh, kami
kembali (bertobat) kepada Engkau. (Allah) berfirman, “Siksa-Ku akan Aku timpa kan
kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan
Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.”
Selain ayat di atas, perintah untuk mengamalkan zakat juga dicantumkan dalam Al-
Quran surat Maryam ayat 31, ayat tersebut berbunyi

‫ۖ َّوَجَع َلِنْي ُم ٰب َر ًك ا َاْيَن َم ا ُكْنُۖت َو َاْو ٰص ِنْي ِبالَّص ٰل وِة َو الَّز ٰك وِة َم ا ُد ْم ُت َح ًّيا‬

“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia
memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku
hidup.” Perintah zakat juga tercantum dalam surat Al-Anbiya ayat 73 yang berbunyi

‫َو َجَع ْلٰن ُهْم َإِىَّم ًة َّيْهُد ْو َن ِبَاْم ِر َنا َو َاْو َح ْيَنٓا ِاَلْيِهْم ِفْع َل اْلَخْيٰر ِت َو ِاَقاَم الَّص ٰل وِة َوِاْيَتۤا َء الَّز ٰك وِۚة َو َك اُنْو ا َلَنا ٰع ِبِد ْيَن‬

“Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi


petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat
kebaikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami mereka
menyembah.”

Di dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa zakat adalah hal yang wajib bagi umat
muslim yang mampu secara finansial. Menunaikan zakat dilakukan demi keselamatan
dunia dan akhirat. Umat Islam mempercayai bahwa memberi zakat dapat mendapatkan
pahala sedangkan jika mengabaikan untuk memberi zakat akan mendapat dosa.

Di dalam Surat Al-Baqarah ayat 177 juga dijelaskan orang-orang yang berhak
menerima zakat.

‫ٰۤل‬
ۚ ‫َلْيَس اْلِبَّر َاْن ُتَو ُّلْو ا ُوُجْو َهُك ْم ِقَبَل اْلَم ْش ِرِق َو اْلَم ْغ ِر ِب َو ٰل ِكَّن اْلِب َّر َم ْن ٰا َم َن ِباِهّٰلل َو اْلَي ْو ِم اٰاْل ِخ ِر َو اْلَم ِٕىَك ِة َو اْلِكٰت ِب َو الَّنِبّٖي َن‬
ۚ‫َو ٰا َتى اْلَم اَل َع ٰل ى ُحِّبٖه َذ ِو ى اْلُقْر ٰب ى َو اْلَيٰت ٰم ى َو اْلَم ٰس ِكْيَن َو اْبَن الَّس ِبْيِۙل َو الَّس ۤا ِٕىِلْيَن َو فِى الِّر َقاِۚب َو َاَقاَم الَّص ٰل وَة َو ٰا َتى الَّز ٰك وَة‬
‫ٰۤل‬ ‫ٰۤل‬
‫َو اْلُم ْو ُفْو َن ِبَع ْهِدِهْم ِاَذ ا َعاَهُد ْو اۚ َو الّٰص ِبِرْيَن ِفى اْلَبْأَس ۤا ِء َو الَّضَّر ۤا ِء َو ِح ْيَن اْلَبْأِۗس ُاو ِٕىَك اَّلِذ ْيَن َص َد ُقْو اۗ َو ُاو ِٕىَك ُهُم اْلُم َّتُقْو َن‬
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajah mu ke arah timur dan ke barat, tetapi
kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-
malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir),
peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan sholat dan
menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang
sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-
orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

C.Syarat Zakat

Syarat Wajib Menunaikan Zakat

- Islam

- Merdeka

Memiliki satu nishab dari salah satu jenis harta yg wajib dikenakan zakat.

Syarat Harta yang Dikeluarkan Zakatnya

- Sumber Halal

- Milik Penuh

- Berkembang

- Cukup Nishab

- Surplus dari kebutuhan pokok

- Berlalu satu tahun

D.Tujuan Zakat.

Terdapat sejumlah tujuan zakat sebagai berikut.


-Mengangkat derajat fakir miskin.

-Membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil, dan mustahik lainnya.

-Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada
umumnya.

-Menghilangkan sifat kikir dan loba para pemilik harta.

-Menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hari orang-orang miskin.

-Menjembatani jurang antara si kaya dan si miskin dalam masyarakat.

-Mengebangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang terutama yang memiliki
harta.

-Mendidik manusia untuk berdisiplin dan menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak
orang lain padanya.

-Sarana pemerataan pendapat untuk mencapai keadilan sosial.

E.Hikmah Zakat

Banyak sekali hikmah yang bisa kita diambil dengan ber zakat, yaitu diantara nya :

- Menolong orang yang sedang susah dan juga lemah dalam hal ekonomi, agar ia dapat
atau mampu menunaikan kewajibannya kepada Allah / mentaati Allah SWT dan
terhadap makhluk-Nya.

- Membersihkan diri yang mengeluarkan zakat dari sifat kikir dan akhlak yang tercela,
serta mendidik agar bersifat mulia dan pemurah dengan membiasakan diri
membayarkan amanat kepada orang yang berhak menerimanya.

- Sebagai ungkapan syukur dan terima kasih atas nikmat kekayaan yang telah diberikan
oleh Allah kepada orang yang mengeluarkan zakat.

- Untuk mencegah timbulnya kejahatan-kejahatan yang mungkin timbul akibat


kelemahan ekonomi yang dialami oleh mereka yang menerima zakat.
- Untuk mendekatkan hubungan dan menghindari kesenjangan sosial antara yang miskin
dan yang kaya.

F.Macam-Macam Zakat

Zakat terbagi atas dua jenis yakni :

Zakat Fitrah, zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram/3,5 liter makanan pokok yang
ada di daerah bersangkutan. Zakat Maal (Zakat Harta), mencakup hasil perniagaan,
pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-
masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.

- Zakat Fitrah

Makna zakat fitrah, yaitu zakat yang sebab diwajibkannya adalah futur (berbuka puasa)
pada bulan ramadhan disebut pula dengan sedekah. Lafadh sedekah menurut syara'
dipergunakan untuk zakat yang diwajibkan, sebagaimana terdapat pada berbagai tempat
dalam qur'an dan sunnah. Dipergunakan pula sedekah itu untuk zakat fitrah, seolah-olah
sedekah dari fitrah atau asal kejadian, sehingga wajibnya zakat fitrah untuk mensucikan
diri dan membersihkan perbuatannya.

Dipergunakan pula untuk yang dikeluarkan disini dengan fitrah, yaitu bayi yang di
lahirkan. Yang menurut bahasa-bukan bahasa arab dan bukan pula mu'arab (dari bahasa
lain yang dianggap bahas arab)-akan tetapi merupakan istilah para fuqoha'.

Zakat fitrah diwajibkan pada kedua tahun hijrah, yaitu tahun diwajibkannya puasa bulan
ramadhan untuk mensucikan orang yang berpuasa dari ucapan kotor dan perbuatan yang
tidak ada gunanya, untuk memberi makanan pada orang-orang miskin dan
mencukupkan mereka dari kebutuhan dan meminta-minta pada hari raya.

Zakat ini merupakan pajak yang berbeda dari zakat-zakat lain, seperti memiliki nisab,
dengan syarat-syaratnya yang jelas, pada tempatnya. Para fuqoha' menyebut zakat ini
dengan zakat kepala, atau zakat perbudakan atau zakat badan. Yang dimaksud dengan
badan disini adalah pribadi, bukan badn yang merupakan dari jiwa dan nyawa.

Adapun dalil atau dasar kewajibannya zakat fitrah adalah berdasarkan atas:

- Al Qur’an : Surat Al A’la; 14

"Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman)"

Surat Al Baqarah; 43

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'”[12]

- As Sunnah

‫ زكاة الفطر من رمضان على الناس صا عا من تمر او صا عا من شعير‬.‫م‬.‫عن ابن عمر قال فرض رسول هللا ص‬
‫ر بيوم‬GG‫على كل حر او عبد ذكرا و انثى من المسلمين (رواه البخا رى ومسلم) وفى البخارى وكان يعطون قبل الفط‬
‫او يومين‬

“Dari Ibn Umar ia berkata: Rasulullah saw mewajibkan zakat fitri(berbuka) bulan
ramadhan sebanyak satu sha’(3,1 liter) kurma atau gandum atas tiap-tiap orang muslim
merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan”(HR Bukhari Muslim), dalam hadits
Bukhari disebutkan “mereka membayar fitrah itu sehari atau dua hari sebelum hari
raya”[13]

Adapun hikmah dari kewajiban zakat fitrah adalah penyucian diri bagi orang yang
berpuasa dari kebatilan dan kekotoran, untuk memberi makan kepada orang-orang
miskin serta sebagai ras syukur kepada Allah atas selesainya menunaikan kewajiban
puasa. Rasulullah juga menerangkan tentang waktu mengeluarkannya yaitu sebelum
sholat id, yang dimulai sejak waktu utamanya yaitu setelah tenggelamnya matahari pada
malam id (menurut Tsauri, Ahmad, Ishak dan Syafii dalam Al Jadid serta menurut satu
berita juga dari Malik)[14].

Dibawah ini akan diterangkan beberapa waktu dan hukum membayar zakat fitrah antara
lain:

1. Waktu yang di bolehkan yaitu dari awal ramadhan sampai hari penghabisan
ramadhan

2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan ramadhan

3. Waktu yang lebih baik (sunnat), yaitu dibayar sesudah shalat subuh sebelum pergi
sholat hari raya

‫ زكاة الفطر طهرة للصا ئم و طعمة للمسا كين فمن اداها قبل الصالة‬.‫م‬.‫ فرض رسول هللا ص‬:‫عن ابن عباس قال‬
‫فهي زكاة مقبو لة ومن اداها بعد الصالة فهي صدفة من الصدفات‬

“Dari Ibn Abbas, ia berkata: telah diwajibkan oleh rasulullah saw zakat fitrah sebagai
pembersih bagi orang puasa dan memberi makan bagi orang miskin, barang siapa yang
menunaikannya sebelum sholat hari raya maka zakat itu diterima, dan barang siapa
membayarnya sesudah sholat hari raya maka zakat itu sebagai sedekah biasa”(HR Abu
Dawud dan Ibn Majah)

4. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah sesudah hari raya tetapi sebelum terbenam
matahari pada hari raya

5. Waktu haram, yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya[15].

Rasulullah juga menganjurkan agar zakat dikeluarkan atas bayi yang masih dalam
kandungan sebagaiman dilakukan oleh Ustman bin Affan r. a.[16], menurut Tsauri,
Ahmad, Ishak dan Syafii tidak wajib dikelurkan zakat ats bayi yang dilahirkan setelah
waktu diwajibkannya mengeluarkan zakat dan menurut Abu Hanifah, Laits, Syafii
masih tetap wajib dikeluarkan zakat ats bayi tersebut karena lahirnya sebelum waktu
diwajibkan[17]. Dengan demikian anak yang telah lahir pada saat matahari terbenam
dan istri pada saat itu telah dinikahi dan menjadi tanggungannya maka wajib
dikeluarkan zakat fitrahnya begitu juga dengan sebaliknya[18].

Adapun tujuan dari zakat fitrah adalah memenuhi kebutuhan orang-orang miskin pada
hari raya idul fitri dan untuk menghibur mereka dengan sesuatu yang menjadi makanan
pokok penduduk negeri tersebut[19]. Adapun syarat-syarat wajib zakat fitrah terdiri
atas:

1. Islam

2. Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan ramadhan

3. Memiliki lebihan harta dan keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan untuk yang
wajib dinafkahinya baik manusia ataupun binatang pada malam hari raya dan siang
harinya, sabda rasulullah
)‫فاعلمهم ان هللا فترض عليهم صدقة تؤ خذ من اغنيا ئهم فترد على فقرا ئهم (رواه الجماعة‬

“Beritahukanlah kepada mereka (penduduk yaman), sesungguhnya Allah telah


mewajibkan kepada mereka sedekah(zakat) yang diambil dari orang-orang kaya
diberikan kepada orang-orang fakir dikalangan mereka” (HR Jamaah ahli hadits)[20]

- Zakat Maal (harta)

Menurut terminologi (bahasa) harta adalah segala sesuatu yang di inginkan sekali oleh
manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. sedangkan menurut istilah
syara' harta adalah segala sesuatu yang dapat di miliki dan dapat di manfaatkan. sesuatu
dapat disebut dengan maal(harta) apabila memenuhi dua syarat antara lain:

1. Dapat dimiliki, dikuasai, dihimpun dan disimpan

2. Dapat di ambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya seperti rumah, mobil ternak dan
lain sebagainya.

Harta (Maal) yang Wajib di Zakati

1. Zakat Emas, Perak, dan Uang

Nisab emas adalah 20 Dinar atau 85 gram emas sedangkan perak 200 dirham atau 595
gram perak. Emas, perak dan mata uang yang telah mencapai nisab wajib dikeluarkan
zakatnya sebanyak 2,5 % apabila telah mencapai haul atau 1 tahun baik uang itu
disiapkan untuk nafkah, nikah, membeli tanah atau membayar hutang maupun untuk
yang lainnya..

Hukum zakat perhiasan yang dipakai :

Emas, berlian dan batu-batu berharga serta yang sejenisnya bila hanya dipakai maka
tidak ada zakatnya. Adapun bila diperdagangkan maka ditaksir harganya dengan nisab
salah satu dari emas atau perak, jika telah mencapai nishab dan berlalu satu tahun maka
zakatnya 2.5 persen.
2. Zakat binatang ternak

Unta, sapi, dan kambing/domba wajib dikeluarkan zakatnya apabila terpenuhi tiga
syarat:

Dipelihara untuk diambil susunya, dikembangbiakan dan digemukkan. Dalam


setahunnya atau mayoritas kehidupannya dalam setahun, hidup dari merumput sendiri
bukan dicarikan.

Jumlahnya telah mencapai nishab.

- Nisab unta dan zakat yang harus dikeluarkan:

5 sampai 9 ekor, zakatnya 1 ekor kambing/domba. Kemudian pada setiap kelipatan 5,


zakatnya 1 ekor kambing/domba. Dan apabila jumlah unta mencapai 25 ekor, zakatnya
seekor bintu makhath (unta betina yang telah genap setahun) atau seekor ibnu labun
(unta jantan yang telah genap 2 tahun).

Dan apabila telah mencapai 36 ekor, zakatnya seekor bintu labun (unta betina yang telah
genap 2 tahun). Dan apabila mencapai 46 ekor, zakatnya seekor hiqqah (unta betina
yang telah genap 3 tahun).

Dan apabila mencapai 61 ekor, zakatnya seekor jadza’ah (unta betina yang telah genap
4 tahun). Dan apabila mencapai 71 ekor, zakatnya 2 ekor bintu labun.

Dan apabila mencapai 91 ekor sampai 120 ekor, zakatnya 2 ekor hiqqah. Dan apabila
lebih dari 120 ekor, pada setiap kelipatan 40 zakatnya seekor bintu labun, dan pada
setiap kelipatan 50 zakatnya seekor hiqqah.

- Nisab sapi dan zakat yang harus dikeluarkan.


Apabila jumlah sapi mencapai 30 ekor, zakatnya 1 ekor tabi’ atau tabi’ah (anak sapi
jantan/betina usia 1 tahun). Dan apabila mencapai 40 ekor, zakatnya 1 ekor musinnah
(anak sapi usia 2 tahun). Dstnya.

- Nisab kambing/domba dan zakat yang harus dikeluarkan.

Apabila jumlah kambing/domba mencapai 40 ekor, zakatnya 1 ekor. Dan apabila


mencapai 121 ekor, zakatnya 2 ekor. Dan apabila mencapai 201 – 399 ekor, zakatnya 3
ekor. Kemudian pada setiap kelipatan 100, zakatnya 1 ekor.

4. Zakat barang dagang

Barang dagangan adalah barang yang dipersiapkan untuk jual-beli demi keuntungan,
berupa tanah, hewan, makanan, minuman dan alat-alat serta lainnya. Syarat diwajibkan
zakat pada harta dagangan ada 4:

a. Dimiliki dengan kehendaknya seperti dengan cara membelinya.

b. Dimiliki dengan niat untuk berdagang.

c. Nilainya mencapai nishab salah satu dari emas atau perak.

d. Telah berlalu 1 tahun.

Cara mengeluarkan zakat barang dagangan:

Barang dagangan apabila telah berlalu 1 tahun dihitung dan ditakar dengan nishab emas
atau perak kemudian dikeluarkan 2.5% darinya.

5. Zakat pertanian dan buah-buahan

Wajib zakat pada semua jenis biji-bijian dan pada tiap buah yang dapat disimpan seperti
beras, gandum, kurma dan kismis dan yang lainnya apabila tercapai nisab pada saat
panen. Dan nisab hasil pertanian dan buah-buahan adalah 5 wasaq atau 720 kg.
Adapun hasil pertanian yang rusak jika disimpan (ditimbun) seperti pisang, apel,
semangka, sayur-sayuran, bawang, wortel, timun, terong dan yang lainnya maka tidak
ada zakatnya.

Kadar wajib zakat pada hasil bumi:

a. 10 persen. Wajib pada hasil panen yang diairi tanpa biaya, seperti yang diairi dengan
air hujan atau mata air serta lainnya.

b. 5 persen. Wajib pada hasil panen yang diairi dengan biaya, seperti dengan air sumur
yang dikeluarkan dengan alat (mesin) atau lainnya.

F.Orang Yang Berhak Menerima Zakat Dan Orang Yang Tidak Berhak Menerima
Zakat.

- Orang yang berhak menerima zakat.

1. Orang-Orang Fakir

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Amr Radhiyallahu anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah


Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

‫َال َتِح ُّل الَّصَد ََقُة ِلَغ ِنٍّي َو َال ِلِذ ى ِم َّر ٍة َس ِو ٍّي‬.

“Zakat tidak halal diberikan kepada orang kaya dan mereka yang memiliki kekuatan
untuk bekerja.”[1]

Dari ‘Ubaidillah bin ‘Adi bin al-Khiyar bahwa ada dua orang yang telah bercerita
kepadanya bahwa mereka telah menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
untuk meminta zakat kepada beliau. Kemudian beliau memperhatikan mereka dan
beliau melihat mereka masih kuat, lalu beliau bersabda:
‫ِإْن ِش ْئُتَم ا َأْع َطْيُتُك َم ا َو َال َح َّظ ِفْيَها ِلَغ ِنٍّي َو َال ِلَقِو ٍّي ُم ْك َتِس ٍب‬.

“Jika kalian mau aku akan berikan kalian zakat, namun tidak ada zakat bagi orang kaya
dan mereka yang masih kuat untuk bekerja.”[2]

2. Orang-Orang Miskin

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa


sallam telah bersabda:

‫ َقاُلْو ا َفَم ا اْلِم ْس ِكْيُن َي ا‬, ‫ َو الَّتْمَر ُة َو الَّتْمَر َتاِن‬, ‫ َفَتُر ُّد ُه الُّلْقَم ُة َو الُّلْقَم َتاِن‬,‫َلْيَس اْلِم ْس ِكْيُن ِبَهَذ ا الَّطَو اِف اَّلِذ ي َيُطْو ُف َع َلى الَّناِس‬
‫ َو َال َيْس َأُل الَّناَس‬,‫ َو َال ُيْفَطُن َلُه َفُيَتَص َّدُق َع َلْيِه‬,‫ َاَّلِذ ي َالَيِج ُد ِغ ًنى ُيْغ ِنْيِه‬: ‫َر ُسْو َل ِهللا؟ َقاَل‬.

“Bukanlah termasuk orang miskin mereka yang keliling meminta-minta kepada


manusia, kemudian hanya dengan sesuap atau dua suap makanan dan satu atau dua buah
kurma ia kembali pulang.” Para Sahabat bertanya, “Kalau begitu siapakah yang
dikatakan sebagai orang miskin, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Orang miskin
adalah orang yang tidak mempunyai sesuatu yang bisa mencukupi kebutuhannya.
Namun tidak ada yang mengetahui keadaannya sehingga ada yang mau memberinya
sedekah dan ia juga tidak meminta-minta kepada manusia.”[3]

3. Amil Zakat

Mereka adalah petugas yang mengumpulkan dan menarik zakat, mereka berhak
menerima sejumlah harta zakat sebagai ganjaran atas kerja mereka dan tidak boleh
mereka termasuk dari keluarga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
diharamkan atas mereka memakan sedekah, sebagaimana yang diriwayatkan dalam
Shahiih Muslim dari ‘Abdul Muththalib bin Rabi’ah bin al-Harits, bahwasanya ia dan
al-Fadhl bin al-‘Abbas pergi menemui Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk
meminta agar mereka berdua dijadikan sebagai amil zakat, maka Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ ِإَّنَم ا ِهَي َأْو َس اُخ الَّناِس‬, ‫ِإَّن الَّصَد َقَة َالَتِح ُّل ِلُمَحَّمٍد َو َالِ آلِل ُمَحَّمٍد‬.

“Sesungguhnya zakat itu tidak halal bagi Muhammad dan keluarga Muhammad, karena
ia sebenarnya adalah kotoran manusia.”[4]

4. Muallaf (Orang-Orang Yang Dilunakkan Hatinya)

Mereka ada beberapa macam. Ada yang diberikan harta zakat agar mereka masuk Islam,
sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan Shafwan bin
Umayyah harta dari hasil rampasan perang Hunain, dan dia ikut berperang dalam
keadaan masih musyrik, ia bercerita, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
henti-hentinya memberiku harta rampasan hingga akhirnya beliau menjadi manusia
yang paling aku cintai, padahal sebelum itu beliau adalah manusia yang paling aku
benci.”[5]

Dan di antara mereka ada yang sengaja diberikan harta zakat agar mereka semakin
bagus keislamannya dan semakin kuat hatinya dalam Islam, sebagaimana yang telah
dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salla ketika perang Hunain, beliau
memberikan seratus ekor unta kepada sekelompok pemuka kaum ath-Thulaqa’ (orang-
orang kafir Quraisy yang tidak diperangi di saat penaklukan Makkah), kemu-dian beliau
bersabda:

Baca Juga Kedudukan Zakat Dalam Agama Islam

‫ َخ ْش َيَة َأْن َيُك َّبُه ُهللا َع َلى َو ْج ِهِه ِفي َناِر َجَهَّنَم‬,‫ َو َغْيَر ُه َأَح ُّب ِإَلَّي ِم ْنُه‬، ‫ِإِّنيَ ُألْع ِط َي الَّرُج َل‬.
“Sesungguhnya aku memberi (harta) pada seseorang, padahal yang lainnya lebih aku
cintai daripadanya, hanya saja aku takut Allah akan memasukkannya ke dalam
Neraka.”[6]

Dalam ash-Shahiihain diriwayatkan dari Abu Sa’id, bahwasanya ‘Ali menyerahkan


kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam emas mentah batangan dari Yaman,
kemudian beliau membagikannya kepada empat orang, al-Aqra’ bin Habis, ‘Uyainah
bin Badar, ‘Alqamah bin ‘Ulatsah dan Zaid al-Khair, lalu beliau bersabda, “Aku ingin
melunakkan hati mereka.”[7]

Di antara mereka ada yang diberikan zakat dengan maksud agar orang-orang yang
seperti mereka ikut masuk Islam. Juga ada yang diberikan harta zakat supaya nantinya
bisa mengumpulkan harta zakat dari orang-orang yang setelahnya atau untuk mencegah
bahaya dari beberapa negeri terhadap kaum muslimin.

Allaahu a’lam.Apakah harta zakat masih diberikan kepada orang-orang yang dilunakkan
hatinya setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal ?

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Dalam masalah ini terjadi perbedaan pendapat:

Diriwayatkan dari ‘Umar, ‘Amir, Sya’bi dan sejumlah ulama lainnya, bahwasanya
mereka tidak diberikan harta zakat setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
wafat, karena Islam dan kaum muslimin telah jaya dan mereka telah menguasai
beberapa negara, serta telah ditundukkan bagi mereka banyak kaum.

Dan pendapat yang lain mengatakan bahwasanya mereka tetap berhak menerima zakat,
karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tetap memberikan mereka zakat setelah
penaklukan Makkah dan Hawazin. Dan perkara ini terkadang dibutuhkan sehingga harta
zakat diberikan kepada mereka.”

5. Budak

Diriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri, Muqatil bin Hayyan, ‘Umar bin ‘Abdil ‘Aziz,
Sa’id bin Jubair, an-Nakha’i, az-Zuhri dan Ibnu Zaid mereka berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan budak adalah al-Mukatab (budak yang telah mengadakan perjanjian
dengan tuannya untuk membayar sejumlah uang sebagai tebusan atas dirinya). Hal ini
juga diriwayatkan dari Abu Musa al-‘Asyari. Dan ini adalah pendapat Imam asy-Syafi’i
juga al-Laitsi. Berkata Ibnu ‘Abbas dan al-Hasan, “Tidak mengapa harta zakat tersebut
dijadikan sebagai tebusan untuk memerdekakan budak.” Dan ini adalah madzhab
Ahmad, Malik dan Ishaq. Maksudnya bahwa memberikan zakat kepada budak sifatnya
lebih umum dari sekedar memerdekakan al-Mukatab atau membeli budak, kemudian
memerdekakannya. Banyak sekali hadits-hadits yang menerangkan tentang pahala
orang-orang yang memerdekakan budak. Dan sesungguhnya Allah akan membebaskan
dari api Neraka anggota badan orang yang memerdekakan budak sebagai ganjaran dari
anggota badan budak yang ia merdekakan, hingga kemaluan dengan kemaluan[8]. Hal
ini semua karena balasan dari suatu amalan se-suai dengan jenis amalan tersebut:

‫َو َم ا ُتْج َز ْو َن ِإَّال َم ا ُكْنُتْم َتْع َم ُلْو َن‬.

“Dan tidaklah kalian diberi ganjaran kecuali sesuai dengan amalan yang kalian
kerjakan.”

6. Orang Yang Berhutang

Mereka ada beberapa jenis, ada yang menanggung hutang orang lain dan manakala telah
sampai waktu pembayaran ia menggunakan hartanya untuk melunasinya sehingga
hartanya habis, ada yang tidak bisa melunasi hutangnya, ada yang merugi karena
kemaksiatan yang diperbuat kemudian dia bertaubat, mereka inilah yang berhak
menerima zakat.

Dalil dalam masalah ini adalah hadits Qabishah bin Mukhariq al-Hilali, ia berkata, “Aku
sedang menanggung hutang orang lain, kemudian aku mendatangi Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta bantuan beliau, beliau berkata,
“Tunggulah, jika ada zakat yang kami dapatkan kami akan menyerahkannya
kepadamu.” Selanjutnya beliau bersabda:

‫ َو َر ُج ٌل‬, ‫ َر ُج ٌل َتَحَّم َل َح َم اَل ًة َفَح َّلْت َل ُه اْلَم ْس َأَلُة َح َّتى ُيِص ْيَبَها ُثَّم ُيْم ِِس َك‬:‫ ِإَّن اْلَم ْس َأَلَة َالَتِح ُّل ِإَّالِ َألَحِد َثَالَثٍة‬, ‫َيا َقِبْيَص ُة‬
‫ َو َر ُج ٌل َأَص اَبْتُه‬,‫ َح َّتى ُيِص ْيَب ِقَو امًا ِم ْن َع ْيٍش َأْو َق اَل ِس َداًدا ِم ْن َع ْيٍش‬,‫َأَص اَبْتُه َج اِئَح ٌة ِاْج َتاَح ْت َم اَلُه َفَح َّلْت َلُه اْلَم ْس َأَلُة‬
‫ َح َّتى ُيِص ْيَب ِقَو امًا ِم ْن َع ْيٍش‬,‫ َفَح َّلْت َلُه اْلَم ْس َأَلُة‬,‫ َلَقْد َأَص اَبْت ُفَالًنا َفاَقٌة‬:‫َفاَقٌة َح َّتى َيُقْو َم َثَالَثٌة ِم ْن َذ ِو ى اْلِح َج ا ِم ْن َقْو ِمِه‬
‫ َفَم ا ِسَو اُهَّن ِم َن اْلَم ْس َأَلِة َيا َقبْيَص ُة ! ُسْح ًتا َيْأُك ُلَها َص اِح ُبَها ُسْح ًتا‬,‫َأْو َقاَل ِس َداًدا ِم ْن َع ْيٍش‬.

“Wahai Qabishah, sesungguhnya meminta-minta tidak dihalalkan kecuali bagi salah


satu dari tiga orang, yaitu orang yang menanggung hutang orang lain, maka ia boleh
meminta-minta sampai ia melunasinya, kemudian ia berhenti meminta-minta, orang
yang ditimpa musibah yang menghabiskan hartanya, ia boleh meminta-minta sampai
mendapatkan sandaran hidup atau beliau berkata, sesuatu yang bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya, dan orang yang ditimpa kesengsaraan hidup sampai tiga orang dari
kaumnya yang berpengetahuan (alim) berkata, ‘Si fulan telah ditimpa kesengsaraan
hidup.’ Ia boleh meminta-minta sampai mendapatkan sandaran hidup atau beliau
berkata: Sesuatu yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun selain tiga
golongan tersebut, wahai Qabishah, maka haram hukumnya dan mereka yang
memakannya adalah memakan makanan yang haram.’”[9]

7. Orang Yang Berjuang Di Jalan Allah (Fii Sabilillaah)


Mereka adalah para pasukan perang yang tidak punya hak dari baitul mal. Adapun
Imam Ahmad, al-Hasan dan Ishaq mengatakan bahwa orang yang berhaji termasuk
dalam fii sabilillaah, ber-dasarkan sebuah hadits.

Saya (penulis) berkata, “Yang mereka maksud dengan hadits adalah hadits Ibnu ‘Abbas,
ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin menunaikan haji dan ada
seorang isteri yang berkata kepada suaminya, ‘Sertakanlah aku berhaji bersama
Rasulullah.’ Suami tersebut menjawab, ‘Aku tidak memiliki harta yang bisa kugunakan
untuk membiayaimu pergi haji.’ Lalu isterinya berkata, ‘Hajikanlah aku dengan untamu
itu.’ Dia berkata, ‘Itu adalah unta yang aku gunakan untuk berjuang di jalan Allah.’
Kemudian lelaki tersebut datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya isteriku mengucapkan salam atasmu dan ia
telah memintaku untuk menghajikannya bersamamu, ia berkata, ‘Hajikanlah aku
bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Lalu aku menjawab, ‘Sesungguhnya
aku tidak memiliki harta yang akan kugunakan untuk membia-yaimu pergi haji.’ Ia
berkata lagi, ‘Kalau begitu hajikanlah aku dengan untamu itu.’ Aku berkata kepadanya,
‘Itu adalah unta yang aku gunakan untuk berjuang di jalan Allah.’’ Kemudian
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya jika engkau
menghajikan ia dengan unta tersebut juga termasuk dalam fii sabilillaah.’”[10]

8 Ibnus Sabil

Dia adalah musafir yang berada di suatu negeri dan tidak memiliki sesuatu apa pun yang
bisa membantunya dalam perjalanan, maka ia diberikan dari harta zakat secukupnya
yang bisa diguna-kan untuk pulang kampung, walaupun mungkin dia memiliki sedikit
harta. Dan hukum ini berlaku bagi mereka yang melakukan perjalanan jauh dari
negerinya dan tidak ada sesuatu apa pun bersamanya, maka ia diberikan sejumlah harta
dari zakat yang bisa mencukupinya untuk bekal pulang pergi. Dan dalilnya adalah ayat
tentang golongan yang berhak menerima zakat, juga apa yang diri-wayatkan oleh Imam
Abu Dawud, Ibnu Majah dari hadits Ma’mar dari Yazid bin Aslam, dari ‘Atha’ bin
Yasar, dari Abu Sa’id Radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ َاْلَع اِم ُل َع َلْيَها َأْو َر ُجٌل ِاْش َتَر اَها ِبَم اِلِه َأْو َغاِر ٌم َاْو َغاٍز ِفي َس ِبْيِل ِهللا َأْو ِم ْس ِكْيٌن ُتُص ِّد َق‬:‫َال َتِح ُّل الَّصَد َقُة ِلَغ ِنٍّي ِإَّال َخ ْمَسٍة‬
‫َع َلْيِه َفَأْهَدى ِم ْنَها ِلَغ ِنٍّي‬.

“Zakat itu tidak halal diberikan kepada orang kaya kecuali lima macam, yaitu amil zakat
atau orang yang membelinya dengan hartanya atau orang yang berhutang atau orang
yang berperang di jalan Allah atau orang miskin yang menerima zakat, kemudian dia
menghadiahkannya kepada orang kaya.

- Orang yang tidak berhak menerima zakat.

Pertama, keluarga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (Ahlul Bait)

Mereka tidak boleh makan harta zakat sedikitpun berdasarkan pernyataan tegas dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫ِإَّن الَّصَد َقَة اَل َتْنَبِغ ي آِل ِل ُمَحَّمٍد ِإَّنَم ا ِهَي َأْو َس اُخ الَّناِس‬

“Sesungguhnya zakat tidak boleh diberikan kepada keluarga Muhammad shallallahu


‘alaihi wa sallam, zakat adalah kotoran manusia.” (HR. Muslim 1072, An-Nasai 2609,
dan yang lainnya).

Dalam riwayat lain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ ِلُمَحَّمٍد َو اَل آِل ِل ُمَحَّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬، ‫ َو ِإَّنَها اَل َتِح ُّل‬،‫ ِإَّنَم ا ِهَي َأْو َس اُخ الَّناِس‬،‫ِإَّن َهِذِه الَّصَد َقَة‬

“Zakat adalah kotoran harta manusia, tidak halal bagi Muhammad, tidak pula untuk
keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Abu Daud 2985).
Keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah semua keturunan bani Hasyim dan
bani Abdul Muthalib. Keterangan selengkapnya bisa anda pelajari: Ahlul Bait Menurut
Ahlus Sunnah

2.Orang Kaya

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َو اَل ِلَقِو ٍّي ُم ْك َتِسٍب‬، ‫َو اَل َح َّظ ِفيَها ِلَغ ِنٍّي‬

“Tidak ada hak zakat untuk orang kaya, maupun orang yang masih kuat bekerja..” (HR.
Nasa’i 2598, Abu Daud 1633, dan dishahihkan Al-Albani).

Orang Kaya yang Dapat Zakat

Mereka adalah orang kaya yang masuk dalam daftar 8 golongan penerima zakat: Amil,
muallaf, orang yang berperang, orang yang terlilit utang karena mendamaikan dua orang
yang sengketa, dan Ibnu Sabil yang memiliki harta di kampungnya.

Ibnu Qudamah mengatakan,

‫ وابن السبيل الذي له‬،‫ والغارم إلصالح ذات البين‬،‫ والغازي‬،‫ والمؤلف قلبه‬،‫من يأخذ مع الغنى خمسة؛ العامل‬
‫اليسار في بلده‬

Orang yang berhak menerima zakat meskipun kaya, ada lima: Amil, muallaf, orang
yang berperang, orang yang kelilit utang karena mendamaikan sengketa, dan Ibnu Sabil
yang memiliki harta di kampungnya. (Al-Mughni, 6/486).

3. Orang Kafir.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman, beliau
meminta agar Muadz mengajarkan tauhid, kemudian shalat, kemudian baru zakat.
Beliau bersabda,

‫َفَأْع ِلْم ُهْم َأَّن َهَّللا اْفَتَرَض َع َلْيِه ْم َص َد َقًة ِفي َأْم َو اِلِهْم ُتْؤ َخ ُذ ِم ْن َأْغ ِنَياِئِه ْم َو ُتَر ُّد َع َلى ُفَقَر اِئِهْم‬

“Ajarkan kepada mereka bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat harta mereka.
Diambilkan dari orang kaya mereka dan dikembalikan kepada orang miskin mereka.”
(HR. Bukhari 1395 & Muslim 19).

Yang dimaksud ‘mereka’ pada hadis di atas adalah masyarakat Yaman yang telah
masuh islam.

Ibnul Mundzir menukil adanya kesepakatan ulama bahwa orang kafir tidak boleh
menerima zakat. Beliau menegaskan,

‫وأجمعوا على أن ال صدقة على أهل الذمة في شيء من أموالهم ما داموا مقيمين‬

“Para ulama sepakat bahwa orang kafir dzimmi tidak berhak mendapatkan zakat
sedikitpun dari harta kaum muslimin, selama mereka mukim.” (Al-Ijma’, hlm. 49).

Meninggalkan Shalat Termasuk Kafir.

Termasuk orang kafir adalah orang yang asalnya muslim, kemudian dia melakukan
pembatal islam. Seperti meninggalkan shalat atau melakukan praktek perdukunan, ilmu
kebal, atau penyembah kuburan. Mereka tidak berhak mendapatkan zakat, meskipun dia
orang miskin.

Dikecualikan dari aturan ini adalah orang kafir muallaf. Orang kafir yang tertarik masuk
islam, dan diharapkan bisa masuk islam setelah menerima zakat. (Al-Mausu’ah Al-
Fiqhiyah, 23/325).
4. Setiap orang yang wajib dinafkahi oleh muzakki (Wajib Zakat).

Termasuk aturan baku terkait penerima zakat, zakat tidak boleh diberikan kepada orang
yang wajib dinafkahi oleh muzakki (wajib zakat). Seperti istri, anak dan seterusnya ke
bawah atau orang tua dan seterusnya ke atas. (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah, 23/326).

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Zakat merupakan bagian dari rukun islam. Allah mewajibkannya di tahun ke 2 Hijriyah.
Tujuan disyariatkannya zakat di antaranya adalah untuk jangan harta itu hanya beredar
di kalangan orang-orang kaya saja serta untuk menjaga harta, hati dan jiwa masyarakat
Muslim lebih tenang, damai, dan suci sehinggatimbullah masyarakat Muslim yang lebih
sejahtera.Dalam hal tata cara dan adab dalam berzakat, yang harus diperhatikanantara
lain; niat, tidak untuk menyakiti siapapun, tidak riya, dan yang menerima juga harus
mensyukuri atas nikmat yang diberikan Allah kepadanya melalui perantara orang yang
memberi zakat itu, serta saling mendoakan, baik yang memberi dan terlebih bagi yang
menerima, harus mengucapkan do’a Ketika berzakat.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/35410881/
MAKALAH_TENTANG_ZAKAT_DAN_HUKUM_HUKUMNYA_DALAM_ISLAM

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-zakat/

https://www.rumahzakat.org/id/fiqih-zakat-pengertian-jenis-dan-syarat-zakat

https://katadata.co.id/safrezi/berita/6201fa852c6cb/pengertian-zakat-beserta-hukum-
tujuan-penerima-dan-macamnya
https://www.gramedia.com/-zakat/

https://yuksinau.co.id/pengertian-zakat/

https://www.anekamakalah.com/2013/03/zakat.html

https://almanhaj.or.id/914-golongan-yang-berhak-menerima-zakat.html

https://hidayatullah.com/konsultasi/2022/12/05/241284/macam-zakat-mal-atau-
harta.html

https://konsultasisyariah.com/19738-7-orang-yang-tidak-boleh-menerima-zakat-bagian-
01.html

Anda mungkin juga menyukai