DISUSUN OLEH :
1. KMS. M. BILAL AZANI ( 2120504021 )
2. M. RIDHO ISMAIL ( 2120504006 )
A. Definisi Zakat
1. Secara Bahasa
Kata Zakat berasal dari Bahasa Arab اة/ زكatau “Zakah” yang berarti bersih, suci, subur, berkat, dan berkembang . Menurut ketentuan yang telah
ditetapkan oleh syariat Islam, Zakat merupakan rukun yang ke empat dari rukun Islam. Secara bahasa zakat mengandung beberapa makna antara
lain :
a. At-Thahuru, yang artinya mensucikan atau membersihkan. Makna ini menegaskan bahwa orang yang selalu menunaikan zakat karena
Allah SWT dan bukan karena ingin dipuji manusia, Allah akan membersihkan dan mensucikannya, baik harta maupun jiwa.
b. Al-Barokatu, yang artinya berkah. Makna ini bermakna bahwa orang yang selalu menunaikan zakat pada hartanya akan dilimpahkan
keberkahan, kemudian keberkahan ini akan berdampak pada keberkahan hidup. Keberkahan ini lahir karena harta yang kita gunakan adalah harta
yang suci dan bersih.
c. An-Namuw, yang artinya tumbuh dan berkembang. Makna ini menegaskan bahwa harta yang dizakatkan (dengan izin Allah) akan
selalu tumbuh dan berkembang. Hal ini disebabkan oleh kesucian dan keberkahan harta yang telah ditunaikan kewajiban zakatnya.
d. As-Shalahu, yang artinya aman atau baik. Bahwa orang-orang yang selalu menuaikan zakatnya hartanya akan selalu merasa aman dan
jauh dari masalah.
2. Secara Istilah
Menurut istilah, Zakat (Zakah) adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh umat Muslim dan diberikan kepada golongan yang berhak
menerimanya sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan di dalam islam.
Dalam segi istilah adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak
menerimanya (fakir miskin dan sebagainya). Pada dasarnya zakat di dalam agama Islam artinya “kadar harta yang tertentu, yang diberikan kepada
yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat.
Para ulama’ madzhab mengemukakan masing - masing pendapatnya mengenai pengertian zakat antara lain :
a. Mazhab Malikiyah berpendapat bahwa zakat adalah mengeluarkan sebagian tertentu dari harta tertentu yang telah sampai hisab kepada
orang yang berhak menerima. Harta yang dimaksud dengan syarat kepemilikan, haul (genap satu tahun) telah sempurna selain barang tambang,
tanaman dan harta temuan.
b. Mazhab Hanafiah mendefinisikan zakat sebagai pemberian hak kepemilikan atas sebagian harta tertentu dari harta tertentu oleh syariat,
semata-mata karena Allah.
c. Mazhab Syafi'iyah menyatakan bahwa zakat adalah nama untuk barang yang dikeluarkan untuk harta atau badan (diri manusia untuk
zakat fitrah) kepada pihak tertentu.
d. Mazhab Hanbaliah menyebut zakat sebagai hak yang wajib pada harta tertentu kepada kelompok tertentu pada waktu tertentu
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut maka dapat diartikan bahwa zakat merupakan suatu ibadah yang dilaksanakan oleh seorang muslim
dengan mengeluarkan sejumlah harta yang telah ditentukan sesuai syari’at islam yang bertujuan untuk mensucikan dan memperoleh barokah serta
melaksanakan perintah Allah Swt.
َو َاِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰا ُتوا الَّز ٰك وَة َو اْر َك ُعْو ا َم َع الّٰر ِكِع ْيَن
Artinya :
Tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk. (Al-Baqarah [2]:43)
Q.S. At – Taubah ayat 103
ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو اِلِهْم َص َد َقًة ُتَطِّهُر ُهْم َو ُتَز ِّك ْيِهْم ِبَها َو َص ِّل َع َلْيِهْۗم ِاَّن َص ٰل وَتَك َس َك ٌن َّلُهْۗم َوُهّٰللا َسِم ْيٌع َع ِلْيٌم
Artinya :
Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah
ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (At-Taubah [9]:103)
2. Hadits
a. H.R. Bukhari
َح َّد َثَنا َأُبو َع اِص ٍم الَّضَّح اُك ْبُن َم ْخ َلٍد َع ْن َزَك ِرَّياَء ْبِن ِإْس َح اَق َع ْن َيْح َيى ْبِن َع ْبِد ِهَّللا ْبِن َص ْيِفٍّي َع ْن َأِبي َم ْع َبٍد َع ْن
اْبِن َع َّباٍس َرِض َي ُهَّللا َع ْنُهَم ا َأَّن الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َبَعَث ُم َعاًذ ا َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه ِإَلى اْلَيَمِن َفَقاَل اْدُع ُهْم
ِإَلى َش َهاَد ِة َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا َو َأِّني َرُس وُل ِهَّللا َفِإْن ُهْم َأَطاُع وا ِلَذ ِلَك َفَأْع ِلْم ُهْم َأَّن َهَّللا َقْد اْفَتَرَض َع َلْيِهْم َخ ْم َس
َص َلَو اٍت ِفي ُك ِّل َيْو ٍم َو َلْيَلٍة َفِإْن ُهْم َأَطاُع وا ِلَذ ِلَك َفَأْع ِلْم ُهْم َأَّن َهَّللا اْفَتَرَض َع َلْيِهْم َص َد َقًة ِفي َأْم َو اِلِهْم ُتْؤ َخ ُذ ِم ْن
َأْغ ِنَياِئِهْم َو ُتَر ُّد َع َلى ُفَقَر اِئِهْم
Artinya :
Telah menceritakan kepada kami Abu 'Ashim Adh-Dlohhak bin Makhlad dari Zakariya' bin Ishaq dari Yahya bin 'Abdullah bin Shayfiy dari Abu
Ma'bad dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma bahwa ketika Nabi Shallallahu'alaihiwasallam mengutus Mu'adz radliallahu 'anhu ke negeri Yaman,
Beliau berkata,: "Ajaklah mereka kepada syahadah (persaksian) tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan
Allah. Jika mereka telah mentaatinya, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam. Dan jika
mereka telah mena'atinya, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shadaqah (zakat) dari harta mereka yang diambil dari
orang-orang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang faqir mereka".
3. Ijma’ Ulama’
Dari ijma‟ ulama, mereka sepakat dari generasi ke generasi hingga sekarang tentang wajibnya zakat. Bahkan para sahabat Nabi sepakat untuk
memerangi orang-orang yang enggan membayar Zakat. Dengan demikian, seorang muslim yang mengingkari kewajiaban zakat berarti dia
dianggap telah murtad.
2. Fungsi Zakat
Adapun yang dimaksud Fungsi zakat, dalam hal ini adalah sasaran praktisnya. Yusuf Al-Qardhawi membagi tiga fungsi zakat, yaitu dari pihak para
wajib zakat (muzakkiy), pihak penerima zakat (mustahiq) dan dari kepentingan masyarakat (sosial).
a. Fungsi zakat bagi pihak wajib zakat (muzakkiy), dalam hal ini adalah untuk mensucikan diri dari sifat bakhil, rakus, egois dan
sejenisnya, selain itu juga melatih jiwa untuk bersikap terpuji, seperti bersyukur atas nikmat Allah, mengobati bathin dari
sikap berlebihan mencintai harta sehingga dapat diperbudak oleh harta itu sendiri. Selain itu juga menumbuhkan sikap kasih sayang kepada
sesama, membersihkan nilai harta itu dari unsur noda dan cacat, dan melatih diri agar menjadi pemurah serta menumbuh kembangkan harta itu
sehingga memberi keberkatan bagi pemiliknya.
b. Adapun fungsi zakat bagi penerima zakat (mustahiq) adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup, terutama kebutuhan primer sehari-hari
dan tersucikannya hati mereka dari rasa dengki dan kebencian yang sering menyelimuti hati mereka apabila melihat orang kaya yang bakhil. Selain
itu akan muncul dalam hati mereka rasa simpati, hormat serta rasa tanggung jawab untuk ikut mengamankan dan mendo’akan keselamatan dan
pengembangan harta orang-orang kaya yang pemurah.
c. Adapun fungsi zakat dilihat dari kepentingan kehidupan sosial, antara lain adalah bahwa zakat itu bernilai ekonomi, merealisasi fungsi
harta sebagai alat perjuangan untuk agama Allah dan mewujudkan keadilan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya.
D. Definisi Muzakki
1. Pengertian Muzakki
Menurut UU No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat pasal 1, muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang muslim yang
berkewajiban menunakian zakat. Berdasarkan penyataan tersebut jelas bahwa zakat tidak hanya diwajibkan kepada perorangan saja. Para ahli fiqih
sepakat bahwa setiap muslim, merdeka, baligh dan berakal wajib menunaikan zakat.
2. Syarat Wajib Muzakki
a. Beragama Islam
Syarat pertama untuk menjadi muzakki adalah seseorang harus beragama Islam. Karena kewajiban akan zakat ini hanya berlaku bagi seorang
muslim.
Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW, "Abu Bakar Shiddiq berkata, inilah sedekah (zakat) yang diwajibkan oleh Rasulullah kepada kaum
Muslim." (HR Bukhari).Sedangkan bagi orang non-muslim yang ingin mengeluarkan hartanya, maka itu tidak bisa disebut sebagai zakat.
b. Status Merdeka
Syarat selanjutnya, kewajiban membayar zakat hanya bisa berlaku bagi orang yang berstatus merdeka. Sedangkan seorang hamba sahaya atau
budak tidak bisa dikenai wajib zakat.
Hal ini karena seorang budak tidaklah memiliki harta apa-apa, bahkan ia sendiri adalah milik tuannya. Kalaupun ia memiliki sesuatu, maka itu
bukanlah pemilikan yang sempurna (penuh).
c. Dewasa dan Berakal
Syekh Yusuf Qardhawi dalam Kitabul Fiqh 'alal Mazaahibil arba'ah menyebutkan bahwa syarat wajib zakat itu adalah baligh, berakal dan Islam.
Namun dalam hal ini, para ulama memiliki perbedaan pendapat. Untuk anak-anak dan orang gila yang memiliki harta, menurut tiga imam kecuali
Hanafiyyah, wajib dikeluarkan zakatnya, akan tetapi kewajiban itu dibebankan kepada walinya. Sementara menurut Hanafiyyah mereka tidak
wajib zakat.
3. Syarat Harta Muzakki
Berikut ini 6 syarat harta yang diwajibkan zakat;
a. Milik Penuh
Artinya harta benda yang wajib dibayarkan zakat adalah harta yang murni sepenuhnya dimiliki seorang muslim secara sempurna. Jika harta yang
dimiliki adalah hasil perkongsian (dimiliki bersama) dengan orang lain, maka yang wajib dikenakan zakat hanyalah bagian harta yang dimiliki.
Begitu juga dengan harta yang statusnya hutang. Maka harta tersebut tidak dikenakan kewajiban untuk zakat.
b. Berkembang
Artinya harta kekayaan tersebut dapat dikembangkan atau mempunyai potensi untuk bertambah. Contohnya seperti hasil usaha, hasil ternak atau
hasil tambang. Sementara harta yang tidak bisa bertambah atau berkembang, maka tidak wajib untuk dibayar zakatnya. Contohnya adalah barang
pribadi seperti mobil, motor, pakaian, rumah, dll.
c. Cukup Satu Nisab
Nisab adalah jumlah harta tertentu yang harus dipenuhi untuk membuat seseorang wajib membayar zakat. Besar nisab zakat dihitung berdasarkan
harga emas murni satu mitsqal setara 85 gram emas.
Oleh karena itu, jika total nilai harta yang dimiliki sudah mencapai atau melebihi 85 gram emas murni, maka seseorang dianggap sudah wajib
membayar zakat. Namun, jika jumlahnya masih di bawah nisab, maka seseorang tidak diwajibkan untuk membayar zakat pada tahun itu.
Untuk menghitung apakah harta kita sudah cukup nisab, kita harus mengetahui nilai emas saat ini dan mengalikan dengan jumlah emas yang
dimiliki. Contohnya, jika harga emas saat ini adalah Rp 1.000.000 per gram dan kita memiliki 10 gram emas, maka total nilai emas kita adalah Rp
10.000.000.
Selanjutnya kadar yang harus dikeluarkan dari total harta tersebut adalah 2,5%. Dalam contoh ini jumlahnya adalah Rp 250.000.
Selanjutnya, kita perlu memperhitungkan juga nilai harta lain yang kita miliki seperti uang tunai, tanah, dan aset lainnya. Setelah semua harta
dijumlahkan, apabila jumlahnya mencapai atau melebihi jumlah nisab zakat yang berlaku, maka kita diwajibkan untuk membayar zakat.
d. Sudah Lebih untuk Memenuhi Kebutuhan Pokok
Syarat selanjutnya harta yang wajib dikenakan zakat adalah bahwa harta tersebut sudah cukup dan lebih untuk memenuhi kebutuhan pokok. Seperti
untuk makan, pakaian, tempat tinggal, kendaraan, sarana mencari nafkah dan lain-lain.
e. Bebas dari Utang
Bebas dari utang adalah salah satu syarat harta yang wajib zakat. Artinya, jika seseorang memiliki utang, maka hutang tersebut harus dibayar
terlebih dahulu sebelum menghitung besaran zakat yang harus dikeluarkan.
Hutang yang dimaksud di sini adalah utang yang jatuh tempo pembayarannya pada saat zakat wajib dikeluarkan. Jika seseorang memiliki hutang
yang jatuh tempo setelah jatuh tempo zakat, maka utang tersebut tidak perlu dipertimbangkan dalam menghitung besaran zakat yang harus
dikeluarkan.
f. Cukup Haul
Cukup haul atau cukup satu tahun adalah syarat harta yang wajib zakat. Artinya, harta yang dimiliki seseorang harus sudah melewati masa
kepemilikan selama satu tahun Hijriyah (12 bulan qomariyah) atau lebih sebelum dihitung zakatnya.
Syarat ini sangat penting karena zakat dikenakan hanya pada harta yang dimiliki selama satu tahun Hijriyah atau lebih. Jika seseorang memiliki
harta selama kurang dari satu tahun Hijriyah, maka harta tersebut tidak wajib dikeluarkan zakatnya.
Syarat satu tahun ini berlaku untuk ternak, uang, perdagangan dan perusahaan. Sedangkan zakat pertanian, harta qarun, barang tambang, dan semua
yang dikategorikan pendapatan, tidaklah disyaratkan satu tahun. Jenis Harta yang Wajib Dikeluarkan Zakatnya.
Selain syarat harta di atas, ada pula beberapa aturan tentang jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini untuk memudahkan masyarakat
dalam mengetahui kewajiban zakatnya.
Menurut Yusuf Qardhawi, berikut jenis-jenis kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya;
a. Binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, domba dan kuda.
b. Emas dan Perak, termasuk di dalamnya uang dan perhiasan.
c. Perdagangan
d. Pertanian
e. Madu dan produksi hewani lain, seperti sutera, susu dll.
f. Barang tambang dan hasil laut
g. Investasi
h. Pencarian dan profesi
i. Saham dan obligasi
Selain itu, Ada juga beberapa golongan manusia yang tidak diwajibkan membayar zakat. Adapun ketentuan seseorang boleh tidak membayar zakat
yakni sebagai berikut:
a. Orang yang meninggal atau gugur sebelum matahari terbenam di hari terakhir bulan Ramadhan.
b. Anak yang lahir sesudah matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan
c. Tanggungan istri yang baru dinikahi sesudah matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan.
e. Orang yang baru masuk agama Islam usai matahari terbenam pada hari terakhir Ramadhan.
Adapun Syarat wajib zakat mal yang harus dipenuhi oleh seorang muslim, antara lain ialah:
a. Beragama Islam.
b. Merdeka yang artinya bukan budak.
c. Baligh dan berakal.
d. Memiliki harta secara sempurna atau milik sendiri
e. Sudah mencapai nisab, berarti mencapai jumlah harta benda minimum yang dikenakan zakat.
f. Sudah mencapai haul, artinya mencapai batas waktu minimal harta benda dikenakan zakat, yaitu dalam waktu satu tahun.
g. Tidak dalam keadaan berhutang.
Selain itu, Ada beberapa jenis harta atau kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya, yaitu:
a. Emas dan Perak
Perintah wajib mengeluarkan zakat apabila emas dan perak tersebut telah mencapai nisab serta haulnya. Ini sesuai dengan firman Allah dalam surat
At Taubah ayat 34.
۞ َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا ِإَّن َك ِثيًرا ِّم َن ٱَأْلْح َباِر َو ٱلُّر ْهَباِن َلَيْأُك ُلوَن َأْم َٰو َل ٱلَّناِس ِبٱْلَٰب ِط ِل َو َيُص ُّد وَن َع ن َس ِبيِل ٱِهَّللۗ َو ٱَّلِذ يَن َيْك ِنُز وَن ٱلَّذ َهَب َو ٱْلِفَّض َة َو اَل ُينِفُقوَنَها ِفى َس ِبيِل ٱِهَّلل َفَبِّش ْر ُهم ِبَع َذ اٍب َأِليٍم
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta
orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,"
b. Harta Perniagaan
Kewajiban mengeluarkan zakat harta perniagaan terdapat dalam sebuah hadits, berikut bunyinya:
"Dari Samurah bin Jundub, dia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita supaya mengeluarkan zakat barang yang
diperjualbelikan," (HR Abu Dawud).
c. Hasil Pertanian
Hasil pertanian atau perkebunan wajib dikeluarkan zakatnya setiap panen apabila telah mencapai nisab. Perintah untuk menunaikan zakat pertanian
atau perkebunan termaktub dalam surat Al An'am ayat 141.
۞ َو ُهَو ٱَّلِذ ٓى َأنَش َأ َج َّٰن ٍت َّم ْعُروَٰش ٍت َو َغْيَر َم ْعُروَٰش ٍت َو ٱلَّنْخ َل َو ٱلَّز ْر َع ُم ْخ َتِلًفا ُأُك ُل ۥُه َو ٱلَّز ْيُتوَن َو ٱلُّر َّم اَن ُم َتَٰش ِبًها َو َغْيَر ُم َتَٰش ِبٍهۚ ُك ُلو۟ا ِم ن َثَم ِرِهٓۦ ِإَذ ٓا َأْثَم َر َوَء اُتو۟ا َح َّق ۥُه َيْو َم َحَص اِدِهۦۖ َو اَل ُتْس ِر ُفٓو ۟ا ۚ ِإَّن ۥُه اَل ُيِح ُّب
ٱْلُم ْس ِر ِفيَن
Artinya:
"Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu)
bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-
lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan,"
d. Hewan Ternak
Hewan ternak juga termasuk ke dalam kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya, seperti unta, sapi, kerbau, dan kambing. Sama halnya dengan
hasil perikanan dan ternak unggas.
G. Hikmah Zakat
Dalam ajaran Islam tiap-tiap perintah untuk melakukan ibadah mengandung hikmah dan rahasia yang sangat berguna bagi pelaku ibadah tersebut,
termasuk ibadah zakat. Adapun yang dimaksud dengan hikmah zakat dalam hal ini adalah makna yang bersifat rohaniah dan filosofis yang
mengandung manfaat.
Dari berbagai hikmah disyariatkannya zakat menurut para ulama, maka dapat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek diniyyah, aspek khuluqiyyah,
dan aspek ijtimaiyyah.
1. Faidah dinniyah (segi agama)
Di antara hikmah zakat apabila ditinjau dari aspek dinniyah ini adalah :
a. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari rukun Islam yang menghantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan
keselamatan dunia akhirat.
b. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Tuhannya, akan menambah keimanan karena keberadaannya
yang memuat beberapa macam ketaatan.
c. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana dijanjikan oleh Allah SWT dalamn QS. Al-baqarah
ayat 276:
َيۡم َح ُق ٱُهَّلل ٱلِّر َبٰو ْا َو ُيۡر ِبي ٱلَّص َد َٰق ِۗت َو ٱُهَّلل اَل ُيِح ُّب ُك َّل َك َّفاٍر َأِثيٍم
Terjemahnya:
“Allah Memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa”.
2. Faidah Khuluqiyah (segi akhlak)
Di antara hikmah zakat apabila ditinjau dari aspek khuluqiyah ini adalah :
a. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat.
b. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada saudaranya yang tidak punya.
c. Merupakan realita, bahwa dengan menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat, baik berupa harta maupun raga bagi kaum muslimin akan
melapangkan dada dan meluaskan jiwa, sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya.
Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
3. Faidah Ijtimaiyyah (segi sosial kemasyarakatan)
Di antara hikmah zakat apabila di tinjau dari aspek ijtimaiyyah ini adalah ;
a. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian
besar negara di dunia.
b. Memberikan support kekuatan bagi kaum muslimin dan mengangkat eksistensi mereka. Hal ini bisa dilihat dalam kelompok penerima
zakat, salah satunya adalah mujahidin fi sabilillah.
c. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam, dan rasa dongkol yang ada dalam dada fakir miskin, karena masyarakat bawah
akan mudah tersulut rasa benci dan permusuhan jika mereka melihat kelompok masyarakat ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk
sesuatu yang tidak bermanfaat. Apabila harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin
keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
d. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah.
e. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas lebih
banyak pihak yang mengambil manfaat.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa zakat adalah suatu ibadah yang terdapat didalam islam sebagaimana juga termasuk di dalam rukun islam yakni rukun
yang ke empat, zakat memiliki beberapa makna baik secara bahasa yaitu berasal dari kata al barokatu(barokah), ath thohuru (suci), an namuw
(tumbuh), ash sholahu (baik), yang memberikan kaitannya dengan harta yang dikeluarkan oleh seorang muslim. Sementara secara istilah zakat
memiliki makna adalah harta yang dikeluarkan oleh seorang muslim dan diwajibkan atasnya baik itu zakat fitrah (untuk badannya) atau pun zakat
mal (untuk hartanya) yang dikeluarkan dengan sesuai ketentuan dan syari’at dalam islam.
Didalam zakat juga terdapat istilah bagi yang mengeluarkan ataupun yang menerima zakat. Untuk orang yang mengeluarkan zakat disebut muzakki
dan bagi yang menerima zakat disebut dengan mustahiq serta tentunya baik bagi yang mengeluarkan ataupun yang menerima tentunya ada syarat
dan ketentuan seperti islam, merdeka, baligh dan berakal. Terkhusus untuk yang mengeluarkan zakat harus memiliki kuasa penuh atas harta, tidak
berhutang. Dan untuk yang menerima haruslah mereka yang termasuk kedalam 8 asnaf atau golongan yang berhak menerima zakat yakni : fakir,
miskin, amil, muallaf, riqab, al gharim, ibnu sabil, fii sabilillah sebagaimana dijelaskan di dalam Al - Qur’an Surat At -Taubah ayat 60, mengenai
golongan yang berhak menrima zakat.
Selain itu zakat memiliki kedudukan serta fungsi yang penting di dalamnya seperti hubungan antara seorang hamba dengan Allah Swt. melalui
pelaksanaan ibadah zakat, lalu hubungan antara sesama makhluk yakni membantu bagi sesama saudara muslim yang kurang mampu. Zakat juga
terdiri atas 2 macam jenis zakat yaitu zakat fitrah (badan) dan zakat maal (harta) yang berfungsi untuk mensucikan diri dan juga harta seorang
muslim.
2. Saran
Kami menyarankan untuk kita semua agar dapat memahami dengan baik mengenai konsep Fiqh Zakat di dalam Islam, karena zakat merupakan
ibadah yang kita wajib kerjakan sebagai umat islam dan sebagaimana dicantumkan di dalam rukun islam. Jika kita dapat memahami dengan baik
konsep Fiqh Zakat di dalam Islam maka insya allah kita akan dapat melaksanakan dengan baik salah satu ibadah yang Allah Swt. perintahkan ini.
TERIMA KASIH