BUDAYA TAHLILAN
Disusun Oleh :
KMS . M . Bilal Azani 2120504021
Paula Melati Sukma 2120504009
Saskia Afridah 2120504022
Pertama, ulama mazhab Hanafi, sebagian ulama mazhab Maliki, ulama mazhab Syafi’i, dan
ulama mazhab Hanbali menegaskan, menghadiahkan pahala bacaan Al-Qur’an serta kalimat
thayyibah kepada mayit hukumnya boleh, dan pahalanya sampai kepada sang mayit.
imam Nawawi dari mazhab Syafi’i menuturkan:
َويَ ْدع ُْو لِ َمنْ يَز ُْو ُرهُ َولِ َج ِم ْي ِع َأه ِْل ا ْل َم ْقبَ َر ِة،سلِّ َم َعلَى ا ْل َمقَابِ ِر
َ ُست ََح ُّب لِل َّزاِئ ِر َأنْ ي
ْ َُوي
Artinya :
Dan disunnahkan bagi peziarah kubur untuk mengucapkan salam kepada (penghuni) kubur, serta
mendoakan mayit yang diziarahi dan semua penghuni kubur (Lihat: Yahya bin Syaraf An-
Nawawi, Al-Majmu’, juz 5, h. 311). (kitab Al majmu’)
Syekh Ibnu Qudamah dari mazhab Hanbali juga menuturkan:
فَاَل،ت ِ َوَأدَا ُءا ْل َو،ُص َدقَة
ِ اجبَا ْ َوااِل، َأ َّما ال ُّدعَا ُء.ُ إنْ شَا َء هَّللا،َ نَفَ َعهُ َذلِك،سلِ ِم
َّ َوال،ستِ ْغفَا ُر ُّ َوَأ
ِ ِّ َو َج َع َل ثَ َوابَ َها لِ ْل َمي،ي قُ ْربَ ٍة فَ َعلَ َها
ْ ت ا ْل ُم
َأ ْعلَ ُم فِي ِه ِخاَل فًا
Artinya:
Dan apapun ibadah yang dia kerjakan, serta dia hadiahkan pahalanya kepada mayit muslim,
akan memberi manfaat untuknya. Insya Allah. Adapun doa, istighfar, sedekah, dan pelaksanaan
kewajiban maka saya tidak melihat adanya perbedaan pendapat (akan kebolehannya). (Lihat:
Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Qudamah, Al-Mughni, juz 5, h. 79).
(Hujjah Ahlussunnah Wal Jama’ah)
Dalam kitab Majmu’ul Fatawa disebutkan:
ت ا ْل َمالِيَّ ِة ِ صو ِل ثَ َوا
ِ ب ا ْل ِعبَادَا ُّ ص َدقَةُ َو َغ ْي ُر ُه َما ِمنْ َأ ْع َما ِل ا ْلبِ ِّر فَاَل نِ َزا َع بَيْنَ ُعلَ َما ِء ال
ُ سنَّ ِة َوا ْل َج َما َع ِة فِي ُو َّ َوَأ َّما ا ْلقِ َرا َءةُ َوال
َوتَنَا َزعُوا فِي.صاَل ةُ ا ْل ِجنَا َز ِة َوال ُّدعَا ُء ِع ْن َد قَ ْب ِر ِه َّ ستِ ْغفَا ُر َوال
َ صاَل ةُ َعلَ ْي ِه ْ ضا ال ُّدعَا ُء َوااِل ً ص ُل إلَ ْي ِه َأ ْي
ِ َ َك َما ي،ق ِ ص َدقَ ِة َوا ْل ِع ْت
َّ َكال
ِ َاب َأنَّ ا ْل َج ِمي َع ي
ص ُل إلَ ْي ِه َّ َوال.صاَل ِة َوا ْلقِ َرا َء ِة
ُ ص َو َّ َكال،ول اَأْل ْع َما ِل ا ْلبَ َدنِيَّ ِة
َّ ص ْو ِم َوال ِ صُ ُو
Artinya :
Dan adapun bacaan, sedekah, dan sebagainya, berupa amal-amal kebaikan, maka tidak
ada perselisihan di antara para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah akan sampainya pahala ibadah
harta, seperti sedekah dan pembebasan (memerdekakan budak). Sebagaimana sampai kepada
mayit juga, pahala doa, istighfar, shalat jenazah, dan doa di samping kuburannya. Para ulama
berbeda pendapat soal sampainya pahala amal jasmani, seperti puasa, shalat, dan bacaan.
Menurut pendapat yang benar, semua amal itu sampai kepada mayit. (Lihat: Ahmad bin Abdul
Halim bin Taimiyyah, Majmu’ul Fatawa, juz 24, h. 366).
Kedua, sebagian ulama mazhab Maliki yang lain menyatakan, pahala bacaan Al-Qur’an dan
kalimat thayyibah tidak sampai kepada mayit, karenanya hal itu tidak diperbolehkan.
Syekh Ad-Dasuqi dari mazhab Maliki menulis:
َش ْي ُخ ابْنُ َأبِي َج ْم َرة
َّ ت َح َكاهُ ا ْلقَ َرافِ ُّي فِي قَ َوا ِع ِد ِه َوال
ِ ِّص ُل لِ ْل َمي ُ ا ْل َم ْذه:ب ا ْل َح ِّج
ِ ََب َأنَّ ا ْلقِ َرا َءةَ اَل ت ِ يح فِي بَا
ِ ضِ قَا َل فِي الت َّْو
Artinya :
Penulis kitab At-Taudhih berkata dalam kitab At-Taudhih, bab Haji: Pendapat yang diikuti
dalam mazhab Maliki adalah bahwa pahala bacaan tidak sampai kepada mayit. Pendapat ini
diceritakan oleh Syekh Qarafi dalam kitab Qawaidnya, dan Syekh Ibnu Abi Jamrah. (Lihat:
Muhammad bin Ahmad bin Arafah Ad-Dasuqi, Hasyiyatud Dasuqi Alas Syarhil Kabir, juz 4, h.
173).
Sebagian ahli bid'ah dari kalangan teolog mengatakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang
sampai kepada orang yang sudah meninggal , baik doa maupun yang lainnya .
Adapun penjelasan yang kami peroleh dari beberapa pendapat para ulama’ atau pun imam
madzhab terdahulu, sebenarnya tahlilan itu diperbolehkan. Karena di dalam tahlilan tersebut
terdapat bacaan – bacaan al qur’an kalamnya Allah swt. Belum lagi kalimat – kalimat thoyyibah
yang memuji keagungan Allah swt. Serta sholawat kepada rosulullah Saw. dan juga kegiatan
dalam tahlilan tersebut bukan sebuah perkataan yang buruk, bukan juga suatu kegiatan yang
mengganggu atau bertentangan dalam ajaran islam.
Belum lagi kegiatan tahlilan juga membawa banyak manfaat, dan juga membantu kita
sebagai umat islam untuk mengingat Allah swt. Terutama saat kita sedang takziah ataupun
berziarah daripada berbicara yang tak membawa manfaat lebih baik mengucapkan kalimat tahlil.
2.3. Dalil – Dalil tentang tahlil
Q.S. Al – Hasyr ayat : 9
َ ََوالَّ ِذيْنَ َج ۤا ُء ْو ِم ۢنْ بَ ْع ِد ِه ْم يَقُ ْولُ ْونَ َربَّنَا ا ْغفِ ْر لَنَا وَاِل ِ ْخ َوانِنَا الَّ ِذيْن
ْ Œُا ِغاًّل لِّلَّ ِذيْنَ ٰا َمنŒŒَ ْل فِ ْي قُلُ ْوبِنŒسبَقُ ْونَا بِااْل ِ ْي َما ِن َواَل ت َْج َع
َٓا اِنَّكŒŒَوا َربَّنŒ
َر ُء ْوفٌ َّر ِح ْي ٌم
Artinya :
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa, “Ya
Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari
kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang
beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”
Ayat ini memiliki makna yang terkandung didalamnya, dimana ayat ini menjelaskan
bahwa orang - orang yang datang setelah mereka (yang masih hidup) memohonkan ampun
untuk mereka yang telah meninggal. Sebagaimana dijelaskan pada sebuah dalil tentang adanya
sesuatu yang dapat dijadikan wasilah (untuk mendapatkan pahala) bagi orang yang sudah
meninggal, dari amal yang dikerjakannya ketika ia masih hidup, riwayat Muslim di dalam
Shahih-nya.
dari hadis Abu Hurairah bahwa Rasulullah mengucapkan :
ُح َي ْدعُو لَه َ ص َدقَ ٍة َجا ِريَ ٍة َو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع ِب ِه َو َولَ ٍد
ٍ ِصال َ ِإ َذا َماتَ اِإْل ْن
َ ْسانُ ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ ِإاَّل ِمنْ ثَاَل ثَ ٍة ِمن
Artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang sholeh." (HR Muslim).
(kitab ar ruh)
Imam bukhari juga meriwayatkan sebuah hadits bahwasanya Rasul saw besabda:
“maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas neraka terhadap orang yang mengucapkan
‘La Ilaha Illa Allah’, yang dengan lafal tersebut ia mencari keridhaan Allah” (HR. al-Bukhari,
Kitab as-Shalah, Bab al-Masajid fi al-Buyut, dari ‘Itban ibn Malik)
Dari dalil – dalil tersebut dapat kita ketahui bahwa dengan tahlilan tak hanya memberi
manfaat untuk diri kita saja, tetapi untuk mayit yang kita hadiahkan bacaan tahlil tersebut
insyaallah sampai kepada mayit tersebut, sebagaimana dalil – dalil yang diterangkan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat, dapat kami ambil kesimpulan bahwa tahlilan merupakan
suatu tradisi yang banyak memberikan banyak manfaat terutama dalam menginstropeksi diri agar
lebih sering mengingat Allah swt. Adapun bacaan – bacaan yang terdapat dalam tahlil
bermanfaat bagi orang yang membaca maupun mayit yang dihadiahkan bacaan tersebut.
Berdasarkan pendapat para ulama’ bukan merupakan kegiatan yang diwajibkan, namun
bukan juga kegiatan yang dilarang atau tidak diperbolehkan. Tahlilan kegiatan yang tidak
mengganggu ataupun merusak ajaran dalam agama, namun sebaliknya tahlilan merupakan
kegiatan yang banyak membawa manfaat dan menjauhi seorang hamba dari kemudhoratan juga
merupakan kegiatan yang mencakup amal perbuatan baik untuk diri sendiri maupun orang lain,
meskipun itu mayit sekalipun.
3.2. Saran
Kami sarankan agar tiap masing – masing aliran dalam islam dan juga tiap masyarakat
islam untuk menjaga tradisi tahlilan, karena tahlilan merupakan kegiatan yang berfaedah
terutama ketika dalam keadaan yang berkaitan dengan jenazah, dengan adanya tahlilan tiap
masing – masing individu dapat menghadiahkan bacaan tahlil tersebut untuk mayyit serta tiap –
tiap individu yang terkait dalam kegiatan jenazah tersebut dapat menjaga lisannya dengan bacaan
tahlil yang mereka baca sehingga saat kegiatan jenazah berlangsung tidak ada yang hanya
berbicara yang non faedah tetapi sebaliknya mereka melakukan perbuatan amal baik dengan
bacaan tahlil.
DAFTAR PUSTAKA