Anda di halaman 1dari 16

HADIS

BERSANAD
ARBAIN NAWAWI
KE - 25
“Seribu Jalan Sedekah”

Mahad Al-Abror – Cakung, Jakarta Timur


Hadis Dua Puluh Lima
ِ ‫َب َأهْ ل ُ ال ُّد ُث‬
‫ور‬ َ ‫سول َ هَّللا ِ َذه‬ ُ ‫س َّل َم َيا َر‬َ ‫ص َّلى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو‬
َ ‫س َّل َم َقالُوا لِل َّنبِ ِّي‬ َ ‫ب ال َّن ِب ِّي‬ِ ‫ص َحا‬ ْ ‫سا مِنْ َأ‬ ً ‫َأنَّ َنا‬ ‫عن َأ ِبي َذ ٍّر‬
ِّ ‫ص َّدقُونَ ِإنَّ بِ ُكل‬ َّ ‫س َقدْ َج َعل َ هَّللا ُ َل ُك ْم َما َت‬ َ ‫ول َأ ْم َوالِ ِه ْم َقال َ َأ َو لَ ْي‬
ِ ‫ض‬ ُ ُ‫ص َّدقُونَ بِف‬ َ ‫صو ُم َو َي َت‬ ُ ‫صو ُمونَ َك َما َن‬ ُ ‫ص ِّلي َو َي‬ َ ‫صلُّونَ َك َما ُن‬ ِ ‫بِاُأْل ُج‬
َ ‫ور ُي‬
‫ض ِع‬ ْ ‫صدَ َق ٌة َوفِي ُب‬ َ ‫صدَ َق ٌة َو َن ْه ٌي َعنْ ُم ْن َك ٍر‬ َ ‫ف‬ ِ ‫صدَ َق ًة َوَأ ْم ٌر بِا ْل َم ْع ُرو‬َ ‫صدَ َق ًة َو ُكل ِّ َت ْهلِي َل ٍة‬
َ ‫ص َد َق ًة َو ُكل ِّ َت ْحمِي َد ٍة‬ َ ِ‫صدَ َق ًة َو ُكل ِّ َت ْكب‬
َ ‫ير ٍة‬ َ ‫يح ٍة‬ َ ِ‫َت ْسب‬
‫َأ‬
‫ض َع َها فِي َح َر ٍام َكانَ َع َل ْي ِه فِي َها ِو ْز ٌر‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ َ ‫َأ‬
َ ‫ش ْه َو َت ُه َو َي ُكونُ َل ُه فِي َها ْج ٌر قال َ َر ْي ُت ْم َل ْو َو‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬
َ ‫سول َ ِ َيأتِي َح ُد َنا‬ ‫هَّللا‬ َ
ُ ‫صدَ قة قالُوا َيا َر‬ ٌ َ َ ‫َأ َح ِد ُك ْم‬
‫رواه مسلم‬ .‫ض َع َها فِي ا ْل َحاَل ِل َكانَ َل ُه َأ ْج ًرا‬ َ ‫َف َك َذلِ َك ِإ َذا َو‬

Dari Abu Dzar, bahwa  manusia dari kalangan sahabat Nabi  Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam   berkata
kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya (Ahlud Dutsur) telah
pergi dengan membawa pahala. Mereka shalat sebagaimana kami, mereka berpuasa sebagaimana kami,
dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta mereka.”
Rasulullah bersabda: “ Bukankah Allah telah menjadikan untuk kalian sesuatu yang bisa kalian
sedekahkan, seseungguhnya pada setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap
tahmid adalah sedekah,  setiap tahlil adalah sedekah,  mengajak kepada kebaikan adalah sedekah,
mencegah kemungkaran  adalah sedekah,  dan pada kemaluan kalian ada sedekah.” Mereka bertanya:
“Wahai Rasulullah, apakah salah seorang kami bermain dengan syahwatnya membuatnya mendapatkan
pahala?” Beliau bersabda: “Apa pendapatmu seandainya dia meletakkannya pada yang haram, apakah
dia mendapatkan dosa? Maka, begitu pula jika dia meletakkannya pada yang halal, maka dia
mendapatkan pahala. “ (HR. Muslim)
Syarh
Hadis ke dua puluh lima – Bismillah
01
  Hadits yang cukup panjang ini memuat banyak faidah, di antaranya:
Gambaran kehidupan para sahabat nabi yang begitu bersemangat dalam beribadah kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Tidak peduli miskin
dan kaya, mereka semua saling berlomba dalam mengumpulkan amal shalih .
Oleh karenanya betapa layaknya mereka menyandang gelar  khairu ummah (umat terbaik) dari Allah ‘Azza wa Jalla.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

ِ ‫س تَْأ ُم ُرونَ بِا ْل َم ْع ُر‬


ِ ‫وف َوتَ ْن َه ْونَ ع َِن ا ْل ُم ْن َك ِر َوتُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل‬ ِ ‫ُك ْنتُ ْم َخ ْي َر ُأ َّم ٍة ُأ ْخ ِر َجتْ لِلنَّا‬
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar,
dan beriman kepada Allah. (QS. Ali ‘Imran (3): 110)
02
Dibolehkan membicarakan seseorang atau sekelompok orang pada sisi kebaikannya, baik orang itu sudah wafat, masih hidup, disebut
nama atau tidak, jika untuk kepentingan kebaikan pula seperti mengambil pelajaran dan hikmah, merangsang kita untuk beramal
shalih, dan sebagainya.
Hal yang fitrah jika manusia menyukai cerita-cerita baik. Cerita tentang kepahlawanan, keshalihan, kedermawanan, kesederhanaan,
dan keberanian, baik yang mereka dapatkan sesuai fakta atau hanya mitos belaka. Terpesona dan kagum dengan peristiwa baik,
terkesima dengan kehebatan orang baik, adalah bagian dari kebaikan itu sendiri. Itu menunjukkan bahwa hati-hati kaum beriman
hanya tergerak oleh hal-hal yang baik.
Kita lihat, para sahabat sering menceritakan kepada anak-anak mereka tentang kepahlawan atau akhlak generasi awal sahabat
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Lalu hal itu diturunkan ke masa selanjutnya, dari lisan ke lisan dan pada zaman ke zaman,
hingga akhirnya tidak sedikit para cendekiawan muslim meriwayatkan hal itu dan membukukannya, baik dalam kitab As
Siyar, Al Manaqib, Al Fadhail, dan lainnya. Mereka mengumpulkan kisah-kisah tentang sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, imam 4
madzhab, fuqaha, muhadditsin, shalihin, sufi yang  hanif, mujahidin, penyair, dan tokoh-tokoh besar dan bersejarah dalam Islam.
03
Sebagai contoh,  Ali bin Abi Thalib Radhiallahu ‘Anhu menceritakan tentang keistimewaan Abu Bakar Ash
Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu. Dari Abu Yahya  Hakim bin Sa’ad bahwasanya:

‫ألنزل هللا تعالى اسم أبي بكر رضي هللا عنه من السماء صديقا‬ ‫سمع عليا يحلف‬

“Dia mendengar Ali bersumpah,  bahwa Allah Ta’ala telah menurunkan nama dari langit bagi Abu
Bakar Radhiallahu ‘Anhu, yaitu: Shiddiiqan.” (HR. Al Hakim, Al Mustadrak No. 4405)
IRI YANG LEGAL
Dibolehkan iri hati kepada orang yang
Allah Ta’ala berikan kebaikan, yang
dengan kebaikan itu mereka semakin
dekat dengan Allah Ta’ala. Kita ingin
seperti mereka yang jika diberikan
nikmat yang sama, akan melakukan
kebaikan seperti mereka bahkan lebih.
SAHABAT IRI HATI

Dalam hadits ini dikisahkan tentang sebagian sahabat yang iri hati dengan
sebagian yang lain, yakni  orang yang diberikan kekayaan yang dengannya
dapat bersedekah. Sementara mereka tidak memiliki harta untuk bersedekah,
mereka merasa tidak mampu di sisi ini, dengan itu amal shalih mereka pun
tidak sebanding dengan orang-orang kaya yang dermawan itu. Tetapi,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menghibur mereka dengan
menyebutkan berbagai macam kalimat dzikir, yang juga bernilai sedekah jika
diucapkan, dan sedekah jenis ini  bisa mereka dapatkan tanpa harus
mengeluarkan biaya sedikit pun.
HADIS IRI HATI
Disebutkan dalam sebuah hadits:

َ ‫ “ال َح‬:‫سلَّم‬
‫س َد‬ َ ‫صلّى هللاُ َعلَ ْي ِه و‬ َ ‫ قا َل رسو ُل هَّللا‬:‫وعن عب ِد هَّللا ِ ب ِن مسعو ٍد رضي هَّللا عنه قال‬
‫ و َر ُج ٌل آتَاه هَّللا ُ ِح ْك َمةً فُهو‬.ِّ‫الحق‬ َ َ‫ ف‬،ً‫ َر ُج ٌل آتَاهُ هَّللا ُ َماال‬:‫ِإالَّ في اثَنَتَ ْي ِن‬
َ ‫سلَّطَهُ على َهل َكتِ ِه في‬
.ً‫ق عليه وتقدم شرحه قريبا‬ ٌ ‫ضي بِها َوي ُ َعلِّ ُم َها”متف‬ ِ ‫يَق‬

Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, katanya: Bersabda


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Tidak ada hasad (iri)
kecuali dalam dua orang: 1. Seseorang yang diberikan Allah harta,
lalu dia menghabiskannya pada jalan kebenaran, dan 2. Seseorang
yang Allah berikan hikmah (ilmu) lalu dia menggunakan dan
mengajarkannya. (HR. Bukhari) 
IMAM NAWAWI

BERKATA
‫قال العلماء الحسد قسمان حقيقي ومجازي فالحقيقي تمنى زوال النعمة عن صاحبها وهذا حرام بإجماع األمة مع النصوص الصحيحة وأما‬
‫المجازي فهو الغبطة وهو أن يتمنى مثل النعمة التي على غيره من غير زوالها عن صاحبها فإن كانت من أمور الدنيا كانت مباحة وان كانت‬
‫طاعة فهي مستحبة والمراد بالحديث ال غبطة محبوبة إال في هاتين الخصلتين‬

Berkata para ulama: hasad itu ada dua macam; hakiki dan majazi. Hasad yang hakiki (yang sebenarnya) adalah
mengharapkan hilangnya kenikmatan dari pemiliknya, dan ini haram berdasarkan ijma’ umat dan nash-
nash (teks agama) yang shahih. Ada pun hasad majazi (kiasan) adalah ghibthah, yaitu seorang yang
mengharapkan mendapatkan kenikmatan yang ada pada selainnya tanpa menginginkan nikmat itu hilang
dari pemiliknya. Jika hal itu termasuk urusan dunia maka boleh saja, jika hal itu masuk dalam hal ketaatan
maka itu dianjurkan. Maksud hadits ini adalah tidak ada ghibthah  yang disukai kecuali pada dua hal ini. (Al
Minhaj Syarh Shahih Muslim, 6/97)
ANEKA RAGAM
SEDEKAH
Bertasbih (Subhanallah), tahmid (Alham
dulillah) , takbir (Allahu Akbar), 
dan tahlil (Laa Ilaha Illallah), semua
kalimat ini adalah sedekah.
BAHKAN
Ini adalah salah satu jenis sedekah yakni dengan berdzikir kepada Allah Ta’ala; yang
merupakan alternatif bagi siapa saja yang dalam keadaan tidak lapang rezeki.
Sehingga tidak ada kata “tidak bisa bersedekah” karena Islam telah memberikan
media lain yang ringan.
Bahkan, semua ini –tasbih, tahmid, takbir, tahlil, dan amar ma’ruf nahi munkar– bisa
digantikan dengan yang lain yakni shalat Dhuha.
RASULULLA
H
Hadits ini juga menceritakan tentang kemampuan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam sebagai problem solver. Kegusaran sebagian sahabat nabi bisa diobati
dengan jawaban Beliau yang membuat mereka senang dan membuka harapan;
bahwa kelemahan dan kekurangan yang mereka miliki bukan halangan untuk
mendapatkan nilai terbaik  di sisi Allah Ta’ala dalam ibadah.
IBROH UNTUK
KITA
Ini adalah pelajaran bagi para ulama, mufti,
da’i, ustadz, khatib, dan semua penyeru Islam.
Hendaknya tidak sekedar mampu menjawab
dari sudut pandangan benar salah dan hitam
putih, tetapi juga memberikan jalan keluar
yang mudah dipahami dan meringankan beban
mereka. Karena  manusia  diciptakan dalam
keadaan lemah dan penuh keluh kesah.
MAHAD AL-ABROR
CAKUNG – JAKARTA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai