Anda di halaman 1dari 12

Jihad,Radikalisme

Lintas Agama dan ‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬


Muslim Madani
Muhammad Abdillah Jetta /1C D4TRJT
42221054
• Jihad berperang di jalan Allah

‫صلَّى هللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َيقُو ُل‬ َ ‫هللا‬


ِ ‫ت َرسُو َل‬ ُ ْ‫ب َأنَّ َأ َبا ه َُري َْر َة َقا َل َسمِع‬ ِ ‫الزهْ ِريِّ َقا َل َأ ْخ َب َرنِي َسعِي ُد بْنُ ْالم َُس َّي‬
ُّ ْ‫ان َأ ْخ َب َر َنا ُش َعيْبٌ َعن‬
ِ ‫َح َّد َث َنا َأبُو ْال َي َم‬
‫اِئم َو َت َو َّك َل هللاُ ل ِْلم َُجا ِه ِد فِي َس ِبيلِ ِه ِبَأنْ َي َت َو َّفاهُ َأنْ ي ُْد ِخلَ ُه ْال َج َّن َة َأ ْو‬ ْ ‫هللا َوهللاُ َأعْ َل ُم ِب َمنْ ي َُجا ِه ُد فِي َس ِبي ِل ِه َك َم َث ِل الص‬
ِ ‫َّاِئم ال َق‬
ِ ِ ‫يل‬ ِ ‫َم َث ُل ْالم َُجا ِه ِد فِي َس ِب‬
‫ َيرْ ِج َع ُه َسالِمًا َم َع َأجْ ٍر َأ ْو َغنِي َم ٍة‬.

Telah bercerita kepada kami Abu Al-Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu’aib dari Az-
Zuhriy berkata telah bercerita kepadaku Sa’id bin Al-Musayyab bahwa Abu Hu rairah ra.
berkata; "Aku mendengar Rasul saw.bersabda:”Perumpamaan seorang mujahid di jalan Allah,
dan hanya Allah yang paling tahu siapa yang berjihad di jalan-Nya, seperti seorang yang
melaksanakan puasa (shaum) dan berdiri (salat) terus menerus. H.R.al-Bukhari. No.2579.

Jihad dalam hadis di atas, dapat pula diartikan dengan berperang dengan jiwa dan hartanya
melawan kemiskinan, kebodohan, penyakit, ketertinggalan dalam segala bidang
A.PENGERTIAN JIHAD DAN RADIKALISME
UMAT BERAGAMA

Jihad merupakan kata serapan dari bahasa Arab, memiliki arti “mengerahkan segenap potensi diri
untuk melakukan sesuatu”. Kata ini dengan berbagai derivasinya, disebut sebanyak 41 kali dalam Al
Quran yang semuanya berkonotasi peperangan. Tidak hanya mengenai “peperangan”, istilah jihad
juga diperkenalkan Rasulullah SAW sebagai sebuah upaya pengendalian diri dari hawa nafsu. Al
Quran dan hadits lebih sering menyebut peperangan dengan Al-Qitaal, al Harb, al Ma’rakah, dan al-
Sariyah.Jihad dapat dimaknai sebagai “qital” atau “perang”, jihad juga dapat dimaknai untuk seluruh
perbuatan yang memperjuangkan kebaikan.

Jihad dilakukan sesuai dengan keadaannya. Jika keadaannya menuntut seorang muslim berperang
karena kaum muslim mendapat serangan musuh, maka jhad seperti itu wajib.Namun jika dalam
keadaan damai, maka medan jihad sangat luas, yaitu pada semua usaha untuk mewujudkan kebaikan
seperti dakwah, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain.Sangat tidak tepat, selalu memaknai jihad dengan
“qital” atau “perang”, apalagi menggelorakan jihad dalam makna ini dalam keadaan damai.

‘Radikalisme adalah suatu paham atau aliran yang menginginkan suatu perubahan dan pembaharuan
dengan cara cepat, kasar dan lebih dikenal dengan cara yang extrim. Karena paham radikalisme ingin
sekali merubah sesuatu dalam aspek kondisi masyarakat secara total hingga mencapai akarnya. Hal
– hal yang dianggap radikal ini biasanya berhubungan dengan agama seperti adanya terorisme yang
meneror dan meng-bom suatu daerah pada lingkungan masyarakatnya. Selain itu, gerakan radikal ini
juga bisa menimbulkan suatu kericuhan karena biasanya didalamnya terdapat suatu tindakan
kekerasan. Tindakan kekerasan tersebut merupakan respons terhadap kegagalan atau tatanan sosial
politik yang ada.
● Jihad menjalankan ibadah kepada Allah

‫هللا َأال َن ْغ ُزو َو ُن َجا ِه ُد َم َع ُك ْم َف َقا َل َلكِنَّ َأحْ َس َن ْال ِج َها ِد َوَأجْ َملَ ُه ْال َح ُّج َح ٌّج َم ْبرُو ٌر‬
ِ ‫ت َيا َرسُو َل‬ ُ ‫ت قُ ْل‬ َ ‫َعنْ َعاِئ َش َة ُأ ِّم ْالمُْؤ ِمن‬
ْ َ‫ِين َرضِ َي هللاُ َع ْن َها َقال‬
‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫هللا‬
ِ ‫ُول‬ ِ ‫ت َه َذا مِنْ َرس‬ ُ ْ‫ت َعاِئ َش ُة َفال َأدَ ُع ْال َح َّج َبعْ دَ ِإ ْذ َسمِع‬ ْ َ‫ َف َقال‬.

Dari ‘Aisyah Ummul Mukminin ra. berkata: “Wahai Rasul, apakah kami tidak boleh ikut
berperang dan berjihad bersama kalian?”. Maka Beliau menjawab: “Akan tetapi (buat kalian)
jihad yang paling baik dan paling sempurna adalah haji, yaitu haji mabrur”. Maka ‘Aisyah ra.
berkata; ”Maka aku tidak pernah meninggalkan haji sejak aku mendengar keterangan ini dari
Rasul saw.” H.R.al-Bukhari.No. 1728.

Sebaik-baik jihad kaum wanita: haji mabrur

َّ‫ض َل ْال َع َم ِل َأ َفاَل ُن َجا ِه ُد َقا َل اَل لَكِن‬


َ ‫ت َيا َرسُو َل هَّللا ِ َن َرى ْال ِج َهادَ َأ ْف‬ َ ‫ت َط ْل َح َة َعنْ َعاِئ َش َة ُأ ِّم ْالمُْؤ ِمن‬
ْ َ‫ِين َرضِ َي هَّللا ُ َع ْن َها َأ َّن َها َقال‬ ِ ‫َعنْ َعاِئ َش َة ِب ْن‬

َ ‫َأ ْف‬.
‫ض َل ْال ِج َها ِد َح ٌّج َم ْبرُو ٌر‬

Dari Aisyah binti Tholhah dari ‘Aisyah Ummul Muk minin ra. ia berkata: “Wahai Rasul, kami
memandang bahwa jihad adalah sebaik-baiknya amal, maka apakah kami tidak boleh
berjihad?” Beliau bersabda: “Tidak, namun sebaik-baik jihad bagi kalian (para wanita) adalah
haji mabrur,” H.R.al-Bukhari. No. 1423.s
● Jihad menuntut ilmu

‫هللا َح َّتى َيرْ ِج َع‬


ِ ‫يل‬ َ ‫ب ْالع ِْل ِم َك‬
ِ ‫ان فِي َس ِب‬ ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َمنْ َخ َر َج فِي َط َل‬ ِ ‫ْن َمالِكٍ َقا َل َقا َل َرسُو ُل‬
َ ‫هللا‬ ِ ‫عنْ َأ َن‬.
ِ ‫سب‬ َ

Dari Anas bin Malik dia berkata; Rasul saw. bersabda: “Barangsiapa keluar dalam rangka
menuntut ilmu maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.” H.R.at-Tirmizi. No. 2571.

● Jihad mengatakan yang benar di hadapan penguasa zalim

‫اِئر‬ ٍ ‫اِئر َأ ْو َأم‬


ٍ ‫ِير َج‬ ٍ ‫ان َج‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْف‬
ٍ ‫ض ُل ْال ِج َها ِد َكلِ َم ُة َع ْد ٍل عِ ْندَ س ُْل َط‬ َ ِ ‫عنْ َأ ِبي َسعِي ٍد ْال ُخ ْد ِريِّ َقا َل َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬.
َ

Dari Abu Sa’id Al-Khudri ia berkata, “Rasul saw. bersabda:”Jihad yang paling utama adalah
menyampaikan kebenaran kepada penguasa yang zalim, atau pemimpin yang zalim.” H.R.Abu
Dawud. No. 3781.

Boleh jadi, suatu negara atau negeri memiliki pemimpin, presiden atau kepala negara yang
zalim, maka kewajiban umat Islam untuk menyampaikan kebenaran dan keadilan.
● Jihad berbakti pada orang tua

ُ‫صلَّى هللا‬ َ ِّ‫هللا ب َْن َعمْ ٍرو َرضِ َي هللاُ َع ْن ُه َما َيقُو ُل َجا َء َرجُ ٌل ِإ َلى ال َّن ِبي‬ ِ َ‫ت َعبْد‬ ُ ْ‫ان اَل ُي َّت َه ُم فِي َحدِي ِث ِه َقا َل َسمِع‬ ِ ‫ت َأ َبا ْال َعب‬
َ ‫َّاس ال َّشاعِ َر َو َك‬ ُ ْ‫َسمِع‬
‫ِيه َما َف َجاه ِْد‬ َ َ‫ع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َفاسْ َتْأ َذ َن ُه فِي ْال ِج َها ِد َف َقا َل َأ َحيٌّ َوالِد‬.
ِ ‫اك َقا َل َن َع ْم َقا َل َفف‬ َ

Aku mendengar Abu Al-‘Abbas Asy-Sya’ir, dia adalah orang yang tidak buruk dalam hadis-
hadis yang diriwayatkannya, berkata aku mendengar ‘Abdullah bin ‘Amru ra. berkata: “Datang
seorang laki-laki kepada Nabi saw. lalu meminta izin untuk ikut berjihad. Maka Beliau bertanya:
“Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” Laki-laki itu menjawab: “Iya”. Maka Beliau berkata:
”Kepada keduanyalah kamu berjihad (berbakti)”. H.R.al-Bukhari. No. 2782.

Dalam hadis di atas memberikan pelajaran, agar umat Islam memperhatikan kedua orang
tuanya. Jika keduanya masih hidup maka itu merupakan ladang amalnya untuk berbakti
kepadanya, jadikan mereka berdua sebagai raja, agar rezeki kita juga seperti rezeki raja.
Jangan jadikan kedua orang tua sebagai pembantu, maka rezeki kita juga akan sebagai rezeki
pembantu. Dengan berbakti kepada keduanya, diharapkan rahmat Allah swt akan turun
kepada kita, perhatikanlah kehdupannya, sebagaimana mereka telah memperhatikan kita
diwaktu kecil.
● Jihad melawan hawa nafsunya sendiri

‫ت ي ُْخ َت ُم َعلَى َع َملِ ِه ِإاَّل‬ ٍ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ َّن ُه َقا َل ُك ُّل َم ِّي‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫ث َعنْ َرس‬ َ ‫َأنَّ َعمْ َرو ب َْن َمالِكٍ ْال َج ْن ِبيَّ َأ ْخ َب َرهُ َأ َّن ُه َسم َِع َف‬
ُ ‫ضا َل َة ب َْن ُع َب ْي ٍد ي َُح ِّد‬
‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َيقُو ُل‬ َ ِ ‫ت َرسُو َل هَّللا‬ ُ ْ‫يل هَّللا ِ َفِإ َّن ُه ُي ْن َمى لَ ُه َع َملُ ُه ِإلَى َي ْو ِم ْالقِ َيا َم ِة َو َيْأ َمنُ مِنْ فِ ْت َن ِة ْال َقب ِْر َو َسمِع‬
ِ ‫ات م َُر ِاب ًطا فِي َس ِب‬ َ ‫الَّذِي َم‬
‫اهدَ َن ْف َس ُه‬ ْ
َ ‫الم َُجا ِه ُد َمنْ َج‬.

Bahwa Amru bin Malik Al-Janbi telah mendengar Fa dhalah bin Ubaid menceritakan dari Rasul
saw., beliau bersabda: “Setiap mayit ditutup berdasarkan amalnya kecuali orang yang mati
saat berjaga di jalan Allah, maka amalnya akan tetap berkembang hingga hari kiamat, dan ia
akan aman dari fitnah Dajjal.” Aku mendengar Rasul saw. bersabda: “Mujahid adalah orang
yang bisa melawan dirinya sendiri.” H.R.at-Tirmizi. No. 1546.
D.MUSLIM MODERAT

Dewasa ini dunia Islam disuguhi dengan berbagai macam realitas keislaman: ada
kelompok Islam yang diidentifikasikan dengan ekstremis-teroris, ada yang fundamentalis,
ada yang moderat (wasath), dan ada pula yang liberal. Sebetulnya, berbeda dalam
berislam sudah ada sejak zaman dulu –bahkan pada zaman khulafaur rasyidin dimana
ada kelompok khawarij misalnya.
Lalu, model keislaman seperti apa yang sesuai dengan Al-Qur’an? Dan sesuai dengan
apa yang diajarkan Nabi Muhammad saw? Jika merujuk Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat
143 dimana umat Islam dijadikan sebagai umat yang adil (wasath), maka sudah
semestinya model Islam yang adil, tengahan, moderat, wasath lah yang sesuai dengan Al-
Qur’an dan yang diajarkan Nabi Muhammad saw.
Umat Islam yang bersikap moderat (wasath) adalah mereka yang mampu membaca dan
memahami realitas yang ada. Tidak gegabah atau ceroboh. Mempertimbangkan segala
sesuatu, termasuk kebaikan dan keburukannya.Kedua, memahami fiqih prioritas. Umat
Islam yang bersikap moderat sudah semestinya mampu memahami mana-mana saja
ajaran Islam yang wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.Ketiga, memberikan
kemudahan kepada orang lain dalam beragama.Keempat, memahami teks keagamaan
secara komprehensif. Perlu dipahami bahwa satu teks dengan yang lainnya itu saling
terkait, terutama teks-teks tentang jihad misalnya. Kelima, bersikap toleran. Umat Islam
yang bersikap moderat adalah mereka yang bersikap toleran, menghargai pendapat lain
yang berbeda –selama pendapat tersebut tidak sampai pada jalur penyimpangan.
C.UPAYA MENAGGULANGI RADIKALISME

Upaya Antisipasi dan Penanggulangannya Dengan mengetahui sebab atau latar belakang
terjadinya tindakan radikalisme di kalangan kaum muslim Indonesia, maka dapat
dikemukakan di sini upaya antisipasi atau tindakan preventif yang harus segera dilakukan,
antar lain:
1. Penataan dan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan bagi seluruh lapisan
masyarakat.
2. Supremasi hukum harus ditegakkan, sebab jika tidak maka seakan-akan hukum hanya
merupakan bagian dari rakyat semata, sedangkan para penguasa laksana seorang dewa
yang ma’sum dan memiliki kekebalan hukum.
3. Menstabilkan situasi politik karena ini sangat berpengaruh terhadap segala aspek
perkembangan pertumbuhan ekonomi dan juga hukum.
4. Harus diakui bahwa hal yang sangat mendasar dari munculnya gerakan radikalisme
adalah berasal dari aspek moral dan lemahnya iman, jadi yang perlu dilakukan adalah
menanamkan nilai agama sedini mungkin sehingga segala tingkah laku manusia dibaluti
oleh nilainilai agama.
B.LANDASAN DAN MACAM-MACAM JIHAD

Jihad boleh jadi diartikan perang, namun konteksnya sudah berbeda, perang dalam hal
ini bisa bermakna memerangi kebodohan, penyakit, kemiskinan, ketertinggalan,
kezaliman para penguasa, ketidakadilan dan sebagainya.

Oleh karenanya, jihad mestinya dilakukan pada setiap saat, misalnya, jihad dalam
bidang politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya agar kualitas
kehidupan umat Islam akan terpelihara, yang pada akhirnya mewujudkan kemajuan,
keharmonisan kesejahteraan, dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.

Contoh implementasi jihad dalam as-Sunnah:

Dari Abu Hurairah dia berkata; “Rasul saw. bersabda: ‘Orang mukmin yang kuat lebih baik dan
lebih dicintai oleh Allah swt daripada orang mukmin yang lemah." H.R. Muslim. No. 4816
‫ت َم َد ٍر َوالَ َوبٍَر ِإالَّ َْأد َخ َل اهللُ َعلَْي ِه ْم َكلِ َم َة‬ ِ ‫ض ِمن بي‬
َْ ْ ِ ‫َألر‬ ِ
ْ ‫الَ َيْب َقى َعلَى ظَ ْه‬
ْ‫ا‬ ‫ر‬
‫اِْإل ْسالَِم بِعِ ٍز َع ِزيْ ٍز َْأو بِ ُذ ٍّل َذلِْي ٍل يُعُِّز ُه ُم اهللُ َفيَ ْج َعلُ ُه ْم ِم ْن َْأهلِ َها َْأو يُ ِذهُّلُ ْم‬
‫فَالَ يُ ِد ْيُن ْوا هَلَا‬
Tak akan tersisa di muka bumi satupun rumah, baik di kota maupun di
desa, kecuali Allah memasukkan ajaran Islam ke dalamnya dengan
kemuliaan yang dimuliakan, atau kehinaan yang dihinakan; Allah
memuliakan mereka, sehingga mereka menjadi pemeluknya, atau
mereka dihinakan, sehingga mereka tidak memeluknya . (HR. Ahmad
VI/6; Al-Hakim IV/476; Ibn Hibban XV/93; Al-Baihaqi IX/181)
Sekian Terima Kasih
Wassalamu ‘Alaikum Wr Wb

Anda mungkin juga menyukai