Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Jumat

Manfaat Introspeksi Diri di Akhir Tahun

Khutbah I

َ ‫َّب َأ ْس َر‬ ‫َأْل‬ ْ ‫ َو َر َف َع َق ْد َر َأ‬،‫اق‬ ‫َأ‬ ‫اَ ْل َحمْ ُد هلِل ِ الَّ ِذيْ َن َّو َر قُلُ ْو َ َأ‬
‫ار‬ َ ‫ َو َطي‬،‫اق‬ ِ ‫ص فِيَاِئ ِه فِيْ ا َف‬ ِ ‫ار ْال ِو َف‬
ِ ‫ب ْولِيَاِئ ِه ِب ْن َو‬
ِ ‫ب ْال َم َذ‬
،‫اق‬ َ ‫اج ِت ِه َش َرابًا َع ْذ‬ َ ‫ َو َس َقى َأرْ َب‬،‫اق‬
َ ‫اب ُم َعا َماَل ِت ِه ِمنْ َل ِذ ْي ِذ ُم َن‬ ِ ‫ب َث َناِئ ِه فِيْ ال ِّدي‬
َ ‫ْن َو َف‬ ِ ‫ْال َقاصِ ِدي َْن ِبطِ ْي‬
‫ص َح ِاب ِه‬ ْ ‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى َألِ ِه َوَأ‬ َّ ‫ َوال‬،‫اق‬ ‫َأ‬
ِ ‫ب َم َراضِ ْي ِه َع َلى ْق‬
ِ ‫دَام ال َّس َب‬ ِ ‫َفَأ ْق َبلُ ْوا ل َِط َل‬
‫ص َفا‬ َ ‫ َش َها َد ًة‬،ُ‫ك َله‬ َ ‫صاَل ًة َو َساَل مًا ِا َلى َي ْو ِم التَّاَل ِق َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِا َل َه ِااَّل هللا َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬ َ ،‫اق‬ ِ ‫ْال َب َر َر ِة ال َّس َب‬
،‫اق‬ ِّ ُ‫ َوَأنْ َي ُه ْو َن ِب َه ا َع َل ْي َن ا ُك رْ ب‬،‫اق‬
ِ ‫الس َي‬ ِ ‫ار َش ِديْدَ ِة اِإْلحْ َر‬ ٍ ‫ َنرْ ج ُْو ِب َه ا ال َّن َج ا َ َة ِمنْ َن‬،‫اق‬ َ ‫َم ْو ِر ُد َها َو َر‬
‫ َح َّتى‬،‫اق‬ ِ ‫ي ِب ِه َع َلى ْال ُب َر‬ َ ‫ اَلَّ ِذيْ ُأ ْس ِر‬،‫َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه َأ ْش َرفُ ْال َخ ْل ِق َع َلى ااْل ِ ْطاَل ِق‬
‫ال َأ َوا ِم ِر ِه‬ ِ ‫ ِبا ْم ِت َث‬،ِ‫هللا َو َطا َع ِت ه‬ِ ‫اي ِب َت ْق َوى‬ َ ‫ص ْي ُك ْم َو ِا َي‬ ِ ‫ َأ ُّي َه ا ااْل ِ ْخ َوانُ ُأ ْو‬،‫اق َأمَّا َبعْ ُد‬ َ ‫َج َاو َز ال َّسب َْع الطِ َب‬
َّ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َح َّق ُت َقا ِت ِه َوال َت ُم و ُتن‬ َ ‫ َيا َأ ُّي َها الَّذ‬:‫ َقا َل هللاُ َت َعا َلى فِيْ ِك َت ِاب ِه ْال َك ِري ِْم‬.ِ‫ب َن َوا ِه ْيه‬ ِ ‫َواجْ ِت َنا‬
ۚ َ ‫ت لِ َغ ٍد ۖ َوا َّتقُ وا هَّللا‬ ْ ‫ظرْ َن ْفسٌ َما َق َّد َم‬ ُ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َو ْل َت ْن‬َ ‫ َيا َأ ُّي َها الَّذ‬:‫ َو َقا َل َأ ْيضًا‬.‫ُون‬ َ ‫ِإالَّ َوَأ ْن ُت ْم مُسْ لِم‬
‫ون‬ َ ُ‫ا َتعْ َمل‬ ‫ي ٌر ِب َم‬ ‫ِإنَّ هَّللا َ َخ ِب‬

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,


Memanjatkan puji syukur kepada Allah dan shalawat kepada Nabi Muhammad saw merupakan
kewajiban yang harus disampaikan oleh setiap khatib dalam khutbahnya. Selain itu khatib juga
memiliki kewajiban untuk menyampaikan dan mengingatkan jamaah tentang wasiat ketakwaan.
Oleh karenanya pada momentum khutbah kali ini, khatib mengajak kepada seluruh jamaah untuk
senantiasa memanjatkan puji syukur kepada Allah dan menyampaikan shalawat pada Rasulullah
sekaligus meningkatkan ketakwaan kepada Allah.  Bagaimana cara meningkatkan takwa? Yakni
dengan senantiasa lebih semangat lagi menjalankan segala perintah Allah dan sekuat tenaga
meninggalkan segala yang dilarang oleh-Nya. Dengan upaya inilah, kita akan mampu terus berada
pada jalur yang telah ditentukan oleh agama sehingga tidak melenceng dan tersesat ke jalan yang
tidak benar.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Memang kehidupan kita di dunia ini seperti melewati sebuah jalan dengan lintasan penuh dengan
dinamika dan tantangan. Medan terjal yang harus terus kita daki, hingga medan menurun dan
mendatar, tak boleh membuat kita terlena. Perjalanan kita menyisakan masa lalu sebagai
pengalaman, masa kini sebagai kenyataan, dan masa yang akan datang sebagai harapan. Sehingga
kita butuh rambu-rambu agar kita senantiasa lancar dan selamat sampai ke tujuan dan ketakwaan

1
lah rambu-rambu yang mampu memandu kita berada pada jalan yang benar dan bekal yang paling
baik dalam perjalanan.
ِ ‫الزا ِد ال َّت ْق ٰو ۖى َوا َّتقُ ْو ِن ٰ ٓياُولِى ااْل َ ْل َبا‬
‫ب‬ َّ ‫َو َت َزوَّ ُد ْوا َفاِنَّ َخي َْر‬

Artinya: “Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-
Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat,” (QS Al-Baqarah: 197) Ma’asyiral muslimin
rahimakumullah, Dalam sebuah perjalanan panjang, kita haruslah menyempatkan diri berhenti
istirahat untuk mengumpulkan kembali semangat dan tenaga guna melanjutkan perjalanan. Begitu
juga dalam kehidupan di dunia, kita mesti harus menyediakan waktu untuk melakukan introspeksi,
evaluasi, menghitung, sekaligus kontemplasi yang dalam bahwa Arab disebut dengan muhasabah.
Pentingnya muhasabah ini, Sayyidina Umar bin Khattab pernah bertutur:

‫ب َن ْف َس ُه‬ َ ‫ض اَأل ْك َب ِر َوِإ َّن َما َيخِفُّ ْالح َِس ابُ َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة َعلَى َمنْ َح‬
َ ‫اس‬ ِ ْ‫َحاسِ بُوا َأ ْنفُ َس ُك ْم َق ْب َل َأنْ ُت َحا َسب ُْوا َو َت َز َّي ُن ْوا ل ِْل َعر‬
‫فِى ال ُّد ْن َيا‬ 
Artinya: “Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan berhias dirilah kalian untuk
menghadapi penyingkapan yang besar (hisab). Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi
ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup di dunia.”
Dalam sebuah hadits riwayat Imam Tirmidzi, Rasulullah bersabda:
ِ ‫ َو ْال َعا ِج ُز َمنْ َأ ْت َب َع َن ْف َس ُه َه َوا َها َو َت َم َّنى َعلَى هَّللا‬،ِ‫َان َن ْف َس ُه َو َع ِم َل لِ َما َبعْ َد ْال َم ْوت‬ ْ
َ ‫ال َكيِّسُ َمنْ د‬ 
Artinya: “Orang yang cerdas (sukses) adalah orang yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri,
serta beramal untuk kehidupan sesudah kematiannya. Sedangkan orang yang lemah adalah orang
yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.”
Sementara dalam Al-Qur’an Allah juga telah mengingatkan pentingnya melakukan introspeksi diri
dengan melihat apa yang telah kita lakukan pada masa lalu untuk mengahadapi masa depan. Allah
berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18:
َ ُ‫ت ل َِغ ٍد ۖ َوا َّتقُوا هَّللا َ ۚ ِإنَّ هَّللا َ َخ ِبي ٌر ِب َما َتعْ َمل‬
‫ون‬ ْ ‫ظرْ َن ْفسٌ َما َق َّد َم‬ َ ‫َيا َأ ُّي َها الَّذ‬
ُ ‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َو ْل َت ْن‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dari perintah Allah dan Rasul serta nasihat dari para sahabat, kita bisa mengambil beberapa catatan
penting tentang manfaat dari introspeksi diri ini. Setidaknya, ada 5 manfaat yang bisa kita rasakan
dari upaya melakukan ‘charging’ (mengecas) semangat hidup melalui introspeksi diri ini. 
Pertama adalah sebagai wahana mengoreksi diri. Dengan introspeksi diri, kita akan mampu melihat
kembali perjalanan hidup sekaligus mengoreksi manakah yang paling dominan dari perjalanan
2
selama ini. Apakah kebaikan atau keburukan, apakah manfaat atau mudharat, atau apakah semakin
mendekat atau malah menjauh dari Allah swt. Kita harus menyadari bahwa semua yang kita
lakukan ini harus dipertanggungjawabkan di sisi Allah. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an:

‫ال َي ْو َم َن ْخ ِت ُم َعلَى َأ ْف َواه ِِه ْم َو ُت َكلِّ ُم َنا َأ ْي ِدي ِْه ْم َو َت ْش َه ُد َأرْ ُجلُ ُه ْم ِب َما َكا ُن ْوا َي ْكسِ ب ُْو َن‬ 
ْ

Artinya: “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan
memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan” (Q.S. Yasin: 65)
Kedua adalah upaya memperbaiki diri. Dengan introspeksi diri, kita akan mampu melihat kelebihan
dan kekurangan diri yang kemudian harus diperbaiki di masa yang akan datang. Dengan
memperbaiki diri, maka kualitas kehidupan akan lebih baik dan waktu yang dilewati juga akan
senantiasa penuh dengan manfaat dan maslahat bagi diri dan orang lain.
Ketiga adalah momentum mawas diri. Diibaratkan ketika kita pernah memiliki pengalaman
melewati jalan yang penuh lika-liku, maka kita bisa lebih berhati-hati ketika akan melewatinya lagi.
Mawas diri akan mampu menyelamatkan kita dari terjerumus ke jurang yang dalam sepanjang jalan.
Allah berfirman:
ُ‫واَطِ ْيعُوا هّٰللا َ َواَطِ ْيعُوا الرَّ س ُْو َل َواحْ َذر ُْو ۚا َفاِنْ َت َولَّ ْي ُت ْم َفاعْ لَم ُْٓوا اَ َّن َما َع ٰلى َرس ُْولِ َنا ْال َب ٰل ُغ ْالم ُِبيْن‬ َ
Artinya: “Taatlah kamu kepada Allah dan taatlah kamu kepada Rasul serta berhati-hatilah! Jika
kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (ajaran
Allah) dengan jelas.”
Keempat adalah memperkuat komitmen diri. Setiap orang pasti memiliki kesalahan. Oleh
karenanya, introspeksi diri menjadi waktu untuk memperbaiki diri dan berkomitmen untuk tidak
mengulangi kembali kesalahan yang telah dilakukan pada masa lalu. Jangan jatuh di lubang yang
sama. Buang masa lalu yang negatif, lakukan hal positif hari ini dan hari yang akan datang.
Rasulullah bersabda:
َ ‫ َو َمنْ َك‬. ٌ‫ان َي ْو ُم ُه م ِْث َل َأمْسِ ِه َفه َُو َم ْغب ُْون‬
‫ان َي ْو ُم ُه َش ًّرا مِنْ َأمْسِ ِه‬ َ ‫ َو َمنْ َك‬.ٌ‫ان َي ْو ُم ُه َخيْرً ا مِنْ َأمْسِ ِه َفه َُو َر ِابح‬ َ ‫َمنْ َك‬
ٌ‫ َفه َُو َم ْلع ُْون‬ 
Artinya: “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang
beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang
merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat
(celaka).” (HR Al-Hakim).
Kelima sebagai sarana meningkatkan rasa syukur dan tahu diri. Kita harus sadar se-sadar-sadarnya
bahwa keberadaan kita sampai dengan saat ini sama sekali tak bisa lepas dari nikmat-nikmat yang
telah dikaruniakan Allah. Oleh karenanya, introspeksi diri akan membawa kita mengingat nikmat
yang tak bisa dihitung satu persatu. Jangan sampai kita menjagi golongan orang-orang yang tak

3
‫‪tahu diri dan kufur kepada nikmat Allah. Allah mengingatkan kita dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim‬‬
‫‪ayat 7:‬‬
‫‪  ‬لَِئنْ َش َكرْ ُت ْم الَ ِزي َد َّن ُك ْم َولَِئنْ َك َفرْ ُت ْم ِإنَّ َع َذ ِابي لَ َ‬
‫شدِي ٌد ‪ ‬‬

‫‪Artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan‬‬
‫‪jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". Ma’asyiral‬‬
‫‪muslimin rahimakumullah, Dari uraian ini, mari kita senantiasa melakukan introspeksi diri setiap‬‬
‫‪saat. Terlebih saat ini kita berada pada ujung tahun dan akan memasuki tahun baru yang menjadi‬‬
‫‪waktu ideal untuk melakukan introspeksi diri. Semoga kita senantiasa mendapatkan petunjuk yang‬‬
‫‪terbaik dari Allah dan mampu melihat perjalanan tahun lalu untuk menjalani tahun yang akan‬‬
‫‪datang. Amin.‬‬
‫الز َكا ِة َوالصَّدَ َق ِة َو ِتاَل َو ِة ْالقُرْ اَ ِن‬ ‫ك هللاُ لِيْ َولَ ُك ْم فِيْ َه َذا ْال َي ْو ِم ْال َك ِري ِْم‪َ ،‬و َن َف َعنِيْ َو ِا َيا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه م َِن ال َّ‬
‫صاَل ِة َو َّ‬ ‫ار َ‬ ‫َب َ‬
‫هللا لِيْ َولَ ُك ْم‪،‬‬ ‫الطا َعاتِ‪َ ،‬و َت َق َّب َل ِم ِّنيْ َو ِم ْن ُك ْم َج ِمي َْع َأعْ َمالِ َنا ِإ َّن ُه ه َُو ْال َح ِك ْي ُم ْال َعلِ ْي ُم‪َ ،‬أقُ ْو ُل َق ْولِيْ َه َذا َوَأسْ َت ْغفِ ُر َ‬ ‫َو َج ِميْع َّ‬
‫ِ‬
‫َفاسْ َت ْغ ِفر ُْوهُ‪ِ ،‬ا َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫ك َلهُ‪ِ ،‬ا َل ٌه َل ْم َي َز ْل َع َلى ُك ِّل َشيْ ٍء َو ِك ْياًل ‪.‬‬ ‫ا َْل َحمْ ُد هلِل ِ َحمْ ًدا َك َما َأ َم َر‪َ .‬أ ْش َه ُد َأنْ اَل ِا َل َه ِااَّل هللا َوحْ دَ هُ اَل َش ِر ْي َ‬
‫َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه َو َح ِب ْي ُب ُه َو َخلِ ْيلُهُ‪َ ،‬أ ْك َر ُم اَأْلوَّ لِي َْن َواَأْلخ ِِري َْن‪ ،‬اَ ْل َم ْبع ُْو ُ‬
‫ث َرحْ َم ًة ل ِْل َعا َل ِمي َْن‪.‬‬
‫ص اَل ًة دَاِئ َم ًة‬ ‫ان َل ُه ْم م َِن ال َّت ِاب ِعي َْن‪َ ،‬‬
‫ص َح ِاب ِه َو َمنْ َك َ‬ ‫لى َألِ ِه َوَأ ْ‬ ‫ص ِّل َو َس لِّ ْم َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َ‬ ‫اللهم َ‬
‫ِش َم ا‬ ‫هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َو َذر ُْوا ْال َف َواح َ‬ ‫اض ر ُْو َن ا َّتقُ وا َ‬ ‫ت َواَأْل َرضِ ي َْن َأمَّا َبعْ ُد‪َ :‬ف َيا َأ ُّي َه ا ْال َح ِ‬ ‫دَو ِام ال َّس َم َوا ِ‬
‫ِب َ‬
‫الص ْو ِم َو َج ِم ْي ِع‬ ‫ُض ْو ِر ْال ُج ْم َع ِة َو ْال َج َما َع ِة َو َّ‬ ‫الطا َع ِة َوح ُ‬ ‫ِظ ْوا َع َلى َّ‬ ‫َظ َه َر ِم ْن َه ا َو َم ا َب َط َن‪َ .‬و َح اف ُ‬
‫مْر َبدَ َأ ِب َن ْف ِس هِ‪َ .‬و َث َّنى ِب َماَل ِئ َك ِة ْالم َُس ب َِّح ِة ِبقُ ْد ِس هِ‪ِ .‬إنَّ‬
‫هللا َأ َم َر ُك ْم ِبَأ ٍ‬
‫ت َو ْال َوا ِج َباتِ‪َ .‬واعْ َلم ُْوا َأنَّ َ‬ ‫ْال َمْأم ُْو َرا ِ‬
‫ص ِّل َع َلى‬ ‫ص لُّوا َع َل ْي ِه َو َس لِّمُوا َت ْس لِيما ً اللهم َ‬ ‫ِين آ َم ُن وا َ‬ ‫ون َع َلى ال َّن ِبيِّ َي ا َأ ُّي َه ا الَّذ َ‬ ‫صلُّ َ‬
‫هللا َومَالِئ َك َت ُه ُي َ‬ ‫َ‬
‫َأ‬ ‫صلَّي َ‬ ‫َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى َأ ِل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َ‬
‫اركْ‬‫ْت َع َلى َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى ِل َس ِّي ِد َنا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َب ِ‬
‫ت َع َلى َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم َو َع َلى َأ ِل َس ِّي ِد َنا ِإب َْرا ِه ْي َم فِيْ‬ ‫َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى َأ ِل َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َك َما َب َ‬
‫ار ْك َ‬
‫ت اََأْلحْ َي ا ِء ِم ْن ُه ْم‬ ‫ت َو ْال ُم ْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َن ا ِ‬ ‫اغفِ رْ ل ِْلم ُْس لِ ِمي َْن َو ْالم ُْس لِ َما ِ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اللهم ْ‬ ‫العا َل ِمي َْن ِا َّن َ‬
‫َ‬
‫ف ْالم ُْخ َتلِ َف َة‬ ‫َواَأْلمْ َواتِ‪ .‬اللهم ْاد َف عْ َع َّنا ْال َباَل َء َو ْال َغاَل َء َو ْال َو َب ا َء َو ْال َفحْ َش ا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْال َب ْغ َي َو ُّ‬
‫الس ي ُْو َ‬
‫ك‬ ‫َان ْالم ُْس لِ ِمي َْن َعا َم ًة‪ِ ،‬ا َّن َ‬
‫اص ًة َو ِمنْ ب ُْل د ِ‬ ‫َوال َّشدَاِئدَ َو ْالم َِح َن‪َ ،‬ما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َطن‪ِ ،‬منْ َب َل ِد َنا َه َذا َخ َ‬
‫ان َو ِا ْي َت ا ِء ِذيْ ْالقُ رْ َبى َو َي ْن َهى َع ِن‬ ‫ْأ‬
‫هللا َي ُم ُر ُك ْم ِب ْال َع ْد ِل َوااْل ِحْ َس ِ‬ ‫َع َلى ُك ِّل َش يْ ٍء َق ِد ْي ٌر عِ َب ادَ ِ‬
‫هللا‪ ،‬اِنَّ َ‬
‫هللا ْال َعظِ ْي َم َي ْذ ُك ُر ُك ْم َو َل ِذ ْك ُر ِ‬
‫هللا َأ ْك َب ُر‬ ‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‪َ .‬ف ْاذ ُكر ُْوا َ‬
‫ْال َفحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي‪َ ،‬يع ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬

‫‪4‬‬

Anda mungkin juga menyukai