1
ِ َذا قَا َم الْ َع ْبدُ ىَل َص اَل ِت ِه فَاَك َن َه َوا ُه َو َوهْج َ ُه َوقَلْبُ ُه ىَل
هللا َع َّز َو َج َّل نْرَص َ َف َك َي ْو ِم
ِإ ِإ ِإ ِإ
َودَل َ تْ ُه ُأ ُّم ُه
Apabila berdirilah seorang hamba kepada sholatnya, lalu dihadapkan hawa
nafsunya, wajahnya, dan hatinya kepada Alloh ‘Azza Wajalla, maka ia
ibarat seorang anak yang baru lahir dari ibunya. (Ihya’ Ulumiddin, juz, hal
166)
Jika hawa nafsu seseorang lebih keras daripada perintah Alloh SWT, maka
nyatalah ia telah mengambil hawa nafsunya sebagai tuhannya dan lebih
mengagungkan hawa nafsunya sendiri daripada Alloh Ta’ala. Lalu
dimanakah kedudukan kalimat “Allohu Akbar” di saat Takbirotul Ihrom?
2
dianggap sholat jika ada tuma’nina, kerendahan hati, dan ketundukan
pada Alloh Ta’ala ketika sholat. Ketika mencapai derajat sholat ini,
maka kondisi akal seorang hamba hanya tentang sholatnya dengan
mengikutkan akalnya memikirkan bacaan di dalam sholat.
Hal ini sesuai sabda Nabi Muhammad SAW:
لَيْ َس ِللْ َع ْب ِد ِم ْن َصاَل ِت ِه اَّل َما َع َق َل ِمهْن َا
ِإ
Tiadalah bagi hamba daripada sholatnya, melainkan yang ada akal
fikirannya pada sholat itu.
Langkah ini setidak-tidaknya dapat terhindar dari:
مَك ْ ِم ْن قَامِئ ٍ َح ُّظ ُه ِم ْن َصاَل ِت ِه التَّ َع ُب َوالنَّ َص ُب
Berapa banyak orang yang mengerjakan sholat hanya memperoleh
letih dan lelah di dalam sholatnya.
3
6. Malu
Haya’ adalah perasaan malu yang berasal dari kesadaran bahwa
ia adalah seorang hamba yang sering lalai, teledor, dan sering
berbuat dosa. Maka ia malu ketika sholat qolbunya tidak hadir,
tidak ada tuma’nina, tidak rasa tawadlu’ kepada Alloh SWT yang
disembah dan dipuji dalam bacaan sholat.
E. SAAT SHOLAT
1. Niat:
Hasrat memenuhi panggilan Alloh SWT, melaksanakan
perintahNYA sepenuh hati hanya karena Alloh SWT semata.
2. Takbirotul Ihrom:
Perasaan bahwa tidak sesuatu pun yang lebih agung daripada
Alloh SWT.
3. Iftitah:
Pernyataan sikap hidup/cara pandang lahir-batin hanya untuk
Alloh SWT, pasrah dan lurus tidak menyekutukan sesuatu apapun
dengan/kepada Alloh SWT.
4. Bacaan:
Ikrar bacaan secara lisan atas doa dan harapan tulus hati kepada
Alloh SWT.
5. Berdiri:
Tegak istiqomah bahwa hidup hanya demi menjalankan
pengabdian kepada Alloh SWT.
6. Ruku’:
Penegasan ulang akan pengakuan seorang hamba atas
kebesaran dan keagungan Alloh SWT, pasrah.
7. I’tidal:
Pujian akan keagungan Alloh SWT dan harapan jiwa.
8. Sujud:
Totalitas penghambaan dengan meletakkan anggota tubuh paling
mulia, yakni kepala ke tanah, memasrahkan pikiran tentang
kehidupan hanya ikut aturanNYA.
9. Duduk diantara dua sujud:
Berdoa sambil merendahkan diri (Jawa: demprok).
10. Tasyahud:
Duduk dengan penuh adab, penuh penghormatan, harapan
akan datangnya rahmat dan kesejahteraan.
4
11. Salam:
Doa – berharap bahwa semua hidupnya diberi keselamatan.