Anda di halaman 1dari 5

Memahami Kewajiban Melaksanakan Ibadah Haji

Khutbah I

ُ‫ َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإ ٰل َه ِإاَّل هللاُ َوحْ َده‬.ِ‫اعات‬ َّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هّٰلِل ِ الَّ ِذيْ َأ َم َر َنا ِب َترْ كِ ْال َم َنا ِهيْ َو ِفعْ ِل‬
َ ‫الط‬
‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ َسيِّدنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه ال َّداعِ ي ِب َق ْولِ ِه َو ِفعْ لِ ِه ِإ َلى‬، ‫ْك َل ُه‬ َ ‫اَل َش ِري‬
‫ب‬ِ ‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى ٰالِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه ْال َها ِدي َْن لِلص ََّوا‬ َ ‫ اَل ٰلّ ُه َّم‬.ِ‫الرَّ َشاد‬
ِ ‫ان ِإ َلى َي ْو ِم ْال َمآ‬
‫ب‬ ٍ ‫َو َع َلى ال َّت ِاب ِعي َْن َل ُه ْم بِِإحْ َس‬
‫هللا َح َّق ُت َقاتِه َواَل َتم ُْو ُتنَّ ِإالَّ َوَأ ْنـ ُت ْم مُسْ لِم ُْو َن َف َق ْد َقا َل‬َ ‫ ِا َّتقُ ْوا‬،‫ َف َيااَ ُّي َها ْالمُسْ لِم ُْو َن‬،‫َأمَّا َبعْ ُد‬
ِ ‫ان آ ِم ًنا َوهَّلِل‬
َ ‫دَخ َل ُه َك‬َ ْ‫ات َم َقا ُم ِإب َْراهِي َم َو َمن‬ ٌ ‫ فِي ِه آ َي‬::‫الى فِي ِك َت ِاب ِه ْال َك ِري ِْم‬
ٌ ‫ات َب ِّي َن‬ َ ‫هللاُ َت َع‬
َ ‫اع ِإ َل ْي ِه َس ِبياًل َو َمنْ َك َف َر َفِإنَّ هَّللا َ َغنِيٌّ َع ِن ْال َعا َلم‬
‫ِين‬ َ ‫ت َم ِن اسْ َت َط‬ ِ ‫اس ِح ُّج ْال َب ْي‬ ِ ‫َع َلى ال َّن‬
‫(آل عمران‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib menyampaikan wasiat sebagai salah satu rukun
dalam khutbah Jumat, yakni mengingatkan para jamaah untuk senantiasa meningkatkan
dan menguatkan takwa kepada Allah swt. Takwa merupakan bekal yang paling baik dalam
mengarungi samudera kehidupan ini. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah
ayat 197:

ِ ‫الزا ِد ال َّت ْق ٰو ۖى َوا َّتقُ ْو ِن ٰ ٓياُولِى ااْل َ ْل َبا‬


‫ب‬ َّ ‫ َفاِنَّ َخي َْر‬9‫َو َت َزوَّ ُد ْوا‬
Artinya: “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan
bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Beberapa hari ini, beberapa kloter jamaah calon haji telah diberangkatkan ke Tanah Suci.
Sebagaimana kita tahu bahwa ibadah haji memiliki hukum-hukum yang harus diindahkan
dan dilakukan sesuai tuntunan syariat agar sah dan diterima oleh Allah ta’ala. Pembahasan
secara terperinci tentang haji tentunya panjang lebar dan tidak cukup disampaikan dalam
khutbah Jumat yang singkat ini. Namun dalam kesempatan yang mulia ini, khatib
mengingatkan kepada kita semua mengenai berbagai rangkaian haji memiliki makna dan
pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya.
Ibadah haji merupakan salah satu dari kelima Rukun Islam, yakni sebagai rukun terakhir
setelah syahadat, shalat, puasa dan zakat. Perintah menunaikan ibadah haji adalah
sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an, Surah Ali Imran, Ayat 97 sebagai berikut:

َ ‫اع ِإلَ ْي ِه َس ِبياًل َو َمنْ َك َف َر َفِإنَّ هَّللا َ غَ نِيٌّ َع ِن ْال َعالَم‬


‫ِين‬ ِ ‫َوهَّلِل ِ َعلَى ال َّن‬
ِ ‫اس ِح ُّج ْال َب ْي‬
َ ‫ت َم ِن اسْ َت َط‬
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang
mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji,
maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” Ayat
di atas menjelaskan bahwa ibadah haji itu wajib. Tetapi hukum wajib itu dikaitkan dengan
kemampuan karena ibadah ini merupakan sebuah perjalanan yang membutuhkan
kemampuan materi dan kekuatan fisik. Bila sebuah ibadah dikaitkan langsung dengan
kemampuan para hamba-Nya, maka terdapat hikmah tertentu yang menunjukkan
kebijaksanaan Allah SWT. Orang-orang beriman akan menerima ketentuan tersebut tanpa
berat hati. Di sisi lain, dikaitkannya ibadah haji dengan kemampuan para hamba-Nya
menunjukkan kasih sayang Allah SWT yang besar terhadap mereka. Semua ini
sebagaimana telah ditegaskan di dalam Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah, Ayat 286: ‫الَ ُي َكلِّفُ هللاُ َن ْفسًا‬
‫ ِإالَّ وُ سْ َع َها‬Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya.”
Hal yang sama juga ditegaskan dalam Surah Al Maidah, Ayat 6: ‫َما ي ُِر ْي ُد هللاُ لِ َيجْ َع َل َعلَ ْي ُك ْم مِنْ َح َر ٍج‬
Artinya: “Allah tidak menginginkan bagi kalian sesuatu yang memberatkan kalian.” Selain di
dalam Al-Qur’an, perintah ibadah haji juga disebut di dalam hadits Rasulullah SW. Dalam
sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda
dalam suatu pidatonya: ‫ت َح َّتى َقالَ َها‬ 9َ ‫ َأ ُك َّل َع ٍام َيا َرس ُْو َل هللاِ؟ َف َس َك‬:ٌ‫ َف َقا َل َر ُجل‬.‫ض هللاُ َعلَ ْي ُك ُم ْال َح َّج َفحُجُّ وا‬ َ ‫َأ ُّي َها ال َّناسُ َق ْد َف َر‬
‫ان َق ْبلَ ُك ْم‬ َ َ‫ َذر ُْونِي َما َت َر ْك ُت ُك ْم َفِإ َّن َما َهل‬:‫ ُث َّم َقا َل‬.‫ َولَ َما اسْ َت َطعْ ُت ْم‬،‫ت‬
َ ‫ك َمنْ َك‬ ُ ‫ لَ ْو قُ ْل‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ْ ‫ت َن َع ْم لَ َو َج َب‬ ِ ‫ َف َقا َل َرس ُْو ُل‬،‫َثالَ ًثا‬
َ ‫هللا‬
َ َ ‫ْأ‬ ‫َأ‬ َ
ُ‫اِئه ْم َفِإذا َمرْ ُت ُك ْم ِب َشيْ ٍء َف ُتوا ِم ْن ُه َما اسْ َتطعْ ُت ْم َوِإذا َن َه ْي ُت ُك ْم َعنْ َشيْ ٍء َف َدع ُْوه‬ ‫َأ‬ ْ
ِ ‫اخ ِتالَف ِِه ْم َعلَى ْن ِب َي‬ ْ ‫ ِب َكث َر ِة ُسَؤ ال ِِه ْم َو‬Artinya: “Wahai
sekalian manusia, sungguh Allah telah mewajibkan bagi kalian haji maka berhajilah kalian!”
Seseorang berkata: “Apakah setiap tahun, ya Rasulullah?” Beliau terdiam sehingga orang
tersebut mengulangi ucapannya tiga kali. Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Kalau aku
katakan ya, niscaya akan wajib bagi kalian dan kalian tidak akan sanggup.” Kemudian beliau
berkata: “Biarkanlah apa yang aku tinggalkan kepada kalian. Sesungguhnya orang sebelum
kalian telah binasa karena mereka banyak bertanya yang tidak diperlukan dan menyelisihi
nabi-nabi mereka. Jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian maka lakukanlah sesuai
dengan kesanggupan kalian. Dan bila aku melarang kalian dari sesuatu maka
tinggalkanlah.” Dari hadits tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa kewajiban
menjalankan ibadah haji hanya sekali seumur hidup. Selebihnya tidak wajib. Ibadah haji
kemanfaatannya lebih banyak untuk diri sendiri daripada untuk orang banyak. Misalnya,
dengan berhaji seseorang dapat mencapai kesalehan personalnya karena berarti telah
melaksanakan salah satu perintah-Nya. Dalam konteks Indonesia, dengan berhaji
seseorang juga mendapat pengakuan status sosial tertetu di masyarakat dengan adanya
gelar “Haji” atau “Hajjah” yang disandangnya. Selain itu, dengan berhaji ke Mekah Saudi
Arabia, seseorang memiliki pengalaman berkunjung ke luar negeri yang di masa sekarang
umumnya menggunakan pesawat terbang. Ini merupakan pengalaman luar biasa karena
tidak setiap orang mendapat kesempatan seperti itu. Kemanfaatan ibadah haji seperti itu
berbeda dengan zakat atau sedekah yang kemanfaatannya lebih banyak dirasakan
langsung oleh orang lain maupun diri sendiri. Maka bisa dimengerti ibadah zakat diwajibkan
setiap tahun sekali, sedangkan ibadah haji hanya sekali selama hidup. Sidang Jum’at
rahimakumullah, Menunaikan ibadah haji hendaknya tidak ditunda-tunda sebab kita tidak
tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Bisa jadi kita akan sakit atau malah mengalami
kemunduran secara ekonomi, atau malah sudah meninggal dunia. Hal-hal seperti ini bisa
menghilangkan kesempatan ibadah haji yang sebenarnya sudah ada di tangan. Hilangnya
kesempatan itu tidak berarti Allah SWT belum memanggil kita. Dengan diwajibkannya
menunaikan ibadah haji sebagaimana termaktub dalam Al Quran dan Hadits, sesungguhnya
setiap orang sudah dipanggil Allah SWT untuk menunaikan ibadah tersebut. Tentu saja bagi
mereka yang memang sudah mampu hendaknya segera memenuhi panggilan itu
sebagaimana sabda Rasulullah SAW: ُ‫ضالَّ ُة َو َتعْ ِرض‬ َ ‫َمنْ َأ َرادَ ْال َح َّج َف ْل َي َتعَجَّ ْل َفِإ َّن ُه َق ْد َي ْم َرضُ ْال َم ِريْضُ َو َتضِ ُّل ال‬
ُ‫اجة‬ ْ
َ ‫ ال َح‬Artinya: “Barangsiapa hendak melaksanakan haji, hendaklah segera ia lakukan, karena
terkadang seseorang itu sakit, binatang (kendaraannya) hilang, dan adanya suatu hajat
yang menghalangi.” Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: ٌ‫ َأ ْو َم َرضٌ َح ِابس‬، ٌ‫اج ٌة َظاه َِرة‬ َ ‫َمنْ لَ ْم َتحْ ِبسْ ُه َح‬
‫ُت ِإنْ َشا َء َيهُو ِد ًّيا َوِإنْ َشا َء َنصْ َرانِي‬ ْ َ ْ ‫َأ‬
ْ ‫ َفل َيم‬، ‫ ْو سُلطانٌ َجاِئ ٌر َولَ ْم َي ُح َّج‬، Artinya: “Siapa saja mati (sebelum
mengerjakan haji) tanpa teralangi oleh kebutuhan yang nyata, penyakit yang menghambat
ataupun penguasa yang dzalim, bolehlah ia memilih saja mati sebagai seorang Yahudi atau
Nasrani”. Kedua hadits tersebut menunjukkan bahwa menunda-nunda ibadah haji padahal
benar-benar sudah mampu dan semua keadaan memungkinkan, merupakan hal yang
sangat tidak baik. Rasulullah SAW sampai mempersilakan orang seperti itu untuk memilih
mati saja sebagai orang Yahudi ataupun Nasrani. Na’udzu billahi min dzalik.

Sidang Jum’at Rahimakumullah


Lalu bagaimana dengan mereka yang belum mampu menunaikan ibadah haji karena
memang tidak mampu atau miskin? Rasulullah SAW pernah bersabda dalam suatu hadits
yang diriwayatkan Abu Nu’aim al-Qudha’i dan Ibnu ‘Asakir dari Ibnu ‘Abbas, sebagaimana
termaktub dalam Kitab Al-Jami’ush Shaghir, berbunyi:

‫الجمعة حج الفقراء‬
Artinya: “Shalat Jum’at adalah hajinya orang-orang miskin”.
Maksud hadits tersebut adalah shalat Jumat di masjid bagi orang-orang yang tidak mampu
sama pahalanya dengan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Beberapa pihak menilai
hadits di atas lemah. Tetapi sebagai upaya untuk mendorong orang-orang yang belum
mampu menunaikan ibadah haji karena memang miskin, hadits ini sangat baik untuk
diperhatikan agar mereka secara istiqamah dapat melaksanakan jamaah shalat Jumat di
masjid.
Siapa tahu dengan istiqamah jamaah shalat Jumat, Allah SWT pada saatnya benar-benar
memberikan kesempatan kepada mereka menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci di Makkah
Al Mukarromah. Amin ... amin ... ya Rabbal Alamin...
Terlepas dari status hadits di atas, hadits tersebut sebetulnya menunjukkan keadilan di
dalam Islam bahwa orang-orang yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji tetap memiliki
kesempatan yang sama dalam mendapatkan pahala yang besar, yakni dengan berjamaah
shalat Jum’at secara istiqamah terutama di masjid.
Dengan demikian, maka ajaran Islam tidak memiggirkan atau membuat kecil hati orang-
orang lemah karena Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang penuh kasih sayang.

: ‫ َو ْأد َخ َل َنا وِإيَّاكم فِي ُز ْم َر ِة عِ َبا ِد ِه المُْؤ ِم ِني َْن‬،‫اِئزين اآل ِمنِين‬ ِ ‫َج َع َلنا هللاُ َوإيَّاكم م َِن ال َف‬
‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا‬ َ ‫ َيا َأ ُّي َها الَّذ‬:‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬
‫ َو َن َف َع ِنيْ َوِإيّا ُك ْم‬،‫العظِ ي ِْم‬
َ ‫آن‬ِ ْ‫ك هللاُ لِيْ َولك ْم فِي القُر‬ َ ‫هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا با َ َر‬
‫ك َبرٌّ َرُؤ ْوفٌ َر ِح ْي ٌم‬ َ ‫ت وذ ِْك ِر‬
ٌ ِ‫ إ ّن ُه َتعا َ َلى َجوّ ا ٌد َك ِر ْي ٌم َمل‬.‫الح ِكي ِْم‬ ِ ‫ِباآليا‬
Khutbah II

Sumber: https://nu.or.id/khutbah/memahami-kewajiban-melaksanakan-ibadah-haji-B5Kdd
‫‪Khutbah II‬‬

‫لى َت ْو ِف ْي ِق ِه َو ِامْ ِت َنا ِنهِ‪َ .‬وَأ ْش َه ُ‪9‬د َأنْ الَ ِا َل َه‬‫لى ِإحْ َسا ِن ِه َوال ُّش ْك ُر َل ُه َع َ‬ ‫هلل َع َ‬ ‫اَ ْل َحمْ ُد ِ‬
‫ْك َل ُه َوَأ ْش َه ُد أنَّ َسيِّدَ َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه‬ ‫ِإالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ دَ هُ‪ 9‬الَ َش ِري َ‬
‫ص ِّل َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ِو َع َلى اَلِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه‬ ‫إلى ِرضْ َوا ِنهِ‪ .‬الل ُه َّم َ‬ ‫ال َّداعِ ى َ‬
‫َو َسلِّ ْم َتسْ لِ ْيمًا كِثيْرً ا‬
‫واهللا ِف ْي َما َأ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َن َهى َواعْ َلم ُْوا َأنَّ َ‬
‫هللا‬ ‫َأمَّا َبعْ ُد َفيا َ اَ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّتقُ َ‬
‫َأ َم َر ُك ْم ِبَأمْ ٍر َبدَ َأ ِف ْي ِه ِب َن ْفسِ ِه َو َثـ َنى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْدسِ ِه َو َقا َل َتعا َ َلى ِإنَّ َ‬
‫هللا‬
‫صلُّ ْوا َع َل ْي ِه َو َسلِّم ُْوا‪َ 9‬تسْ لِ ْيمًا‬ ‫لى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها الَّ ِذي َ‪ْ9‬ن آ َم ُن ْوا َ‬ ‫ُصلُّ ْو َن َع َ‬ ‫َومَآلِئ َك َت ُه ي َ‬
‫آل َس ِّيدِنا َ م َُح َّم ٍد ‪.‬‬ ‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َع َلى ِ‬ ‫ص ِّل َع َلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َ‬ ‫الل ُه َّم َ‬
‫ض اللّ ُه َّم َع ِن ْال ُخ َل َفا ِء‬ ‫يآِئك َو ُر ُسل َِك َومَآلِئ َك ِة ْال ُم َقرَّ ِبي َْن َوارْ َ‬ ‫َو َع َلى اَ ْن ِب َ‬
‫الرَّ اشِ ِدي َْن َأ ِبى َب ْك ٍر َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِى َو َعنْ َب ِق َّي ِة الص ََّحا َب ِة َوال َّت ِاب ِعي َْن‬
‫ِك َيا‬ ‫ض َع َّنا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َمت َ‬ ‫ْن َوارْ َ‬ ‫ان ِا َلى َي ْو ِم ال ِّدي ِ‬
‫َو َت ِابعِي ال َّت ِاب ِعي َْن َل ُه ْم ِب ِاحْ َس ٍ‬
‫َأرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬
‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم‬ ‫ت َو ْالمُسْ لِ ِمي َ‪ْ9‬ن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬ ‫اغ ِفرْ ل ِْلمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬ ‫اَلل ُه َّم ْ‬
‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َوا ْنصُرْ‬ ‫ت الل ُه َّم َأعِ َّز ْاِإلسْ الَ َم َو ْالمُسْ لِ ِمي َ‪ْ9‬ن َوَأ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬ ‫مْوا ِ‬ ‫َو ْاالَ َ‬
‫اخ ُذ ْ‪9‬ل َمنْ َخ َذ َل ْالمُسْ لِ ِمي َْن َو‬ ‫ص َر ال ِّدي َ‪ْ9‬ن َو ْ‬ ‫ادَك ْالم َُوحِّ ِد َّي َة َوا ْنصُرْ َمنْ َن َ‬ ‫عِ َب َ‬
‫ِك ِإ َلى َي ْو َم ال ِّدي ِ‬
‫ْن‬ ‫ْن َواعْ ِل َكلِ َمات َ‬ ‫دَ مِّرْ َأعْ دَا َء ال ِّدي ِ‬
‫الزالَ ِز َل َو ْالم َِح َن َوس ُْو َء ْال ِف ْت َن ِة َو ْالم َِح َن َما ‪.‬‬ ‫الل ُه َّم ْاد َفعْ َع َّنا ْال َبالَ َء َو ْا َلو َبا َء َو َّ‬
‫اِئر ْالب ُْلدَا ِن ْالمُسْ لِ ِمي َْن‬ ‫َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن َعنْ َب َل ِد َنا ِا ْن ُدو ِن ْيسِ يَّا خآص ًَّة َو َس ِ‬
‫لعا َل ِمي َْن‪َ .‬ر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َو ِق َنا‬ ‫عآم ًَّة َيا َربَّ ْا َ‬
‫ار‪َ .‬ر َّب َنا َظ َلمْ َنا اَ ْنفُ َس َنا َواإنْ َل ْم َت ْغ ِفرْ َل َنا َو َترْ َحمْ َنا َل َن ُك ْو َننَّ م َِن‬ ‫اب ال َّن ِ‬‫َع َذ َ‬
‫لخاسِ ِري َْن‬ ‫ْا َ‬
‫بى َو َي ْن َهى َع ِن ‪.‬‬‫ان َوِإيْتآ ِء ذِي ْالقُرْ َ‬‫لع ْد ِل َو ْاِإلحْ َس ِ‬ ‫هللا َيْأ ُم ُر َنا ِباْ َ‬
‫هللا ! ِإنَّ َ‬
‫عِ َبادَ ِ‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا‪َ 9‬‬
‫هللا ْالعَظِ ْي َم‬ ‫ْال َفحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬
‫ِ‬
‫هللا َأ ْك َبرْ‬ ‫َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ‬
‫لى ن َِع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َو َلذ ِْك ُر ِ‬

Anda mungkin juga menyukai