ًش َه ُد َأنَّ ُم َح َّمدا ْ َ َوأ ، َصالِ ِحيْن َّ ش ِريْكَ لَهُ َولِ ُّي ال َ َش َه ُد أَنْ الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ ال ْ َ َون، َ َوالَ ُعد َْوانَ إِالَّ َعلَى الظَّالِ ِميْن، َ َوال َعاقِبَةُ لِ ْل ُمتَّقِيْن، َا ْل َح ْم ُد هللِ َر ِّب ال َعالَ ِميْن
ان إِلَى يَ ْو ِم
ٍ س َ ص ْحبِ ِه َوالتَّابِ ِعيْنَ لَهُ ْم بِإ ِ ْح
َ َو َعلَى آلِ ِه َو،سالَ ُمهُ َعلَ ْي ِه َ صلَ َواتُ هللاِ َو َ ، َق هللاِ أَ ْج َم ِعيْن ِ ض ُل َخ ْل َ َوأَ ْف، َسلِيْن َ س ْولُهُ إِ َما ُم األَنبِيَا ِء َوا ْل ُم ْر
ُ َع ْب ُدهُ َو َر
ُ َ
َ أع ُْوذ بِاهللِ ِمن، َق ا ْلقَائِلِيْن ُ ص َد َ ْ َ
ِ َوقَا َل هللاُ تَ َعالَى فِي ْالقُ ْر. َسي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُفلِ ُح ْون
ْ َوه َُو أ،آن ا ْل َع ِظ ْي ِم ْ
ِ ص ْي ُك ْم َونَف ِ فَيَا ِعبَا َد هللاِ اُ ْو: أَ َّما بَ ْع ُد .ال ِّد ْي ِن
َسلِ ُمونْ ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموتُنَّ إِالَّ َوأَ ْنتُ ْم ُم
َّ يَا أَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللاَ َح: س ِم هللاِ ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِح ْي ِم ِ َش ْيط
ْ ِ ب،ان ال َّر ِج ْي ِم َّ ال.
س زَ َمانٌ الَ يُبَالِي ا ْل َم ْر ُء َما أَ َخ َذ أَ ِمنَ ا ْل َحاَل ِل أَ ْم ِمنَ ا ْل َح َر ِام َ سلَّ َم يَأْتِي ع
ِ َلى النَّا ُ َوقَا َل َر
َ سو ُل هللا صلى هللا َعلَ ْي ِه َو
Mengonsumsi makanan halal dan menggunakan produk-produk halal sebenarnya bukan saja
merupakan kebutuhan kita setiap individu Muslim. Namun juga manusia pada umumnya. Maka,
tak heran sekarang masyarakat dunia dari berbagai agama dan negara pun lebih aman, nyaman
dan senang jika menggunakan bahan-bahan atau makanan yang terjamin kehalalannya.
Sertifikasi halal pun bukan hanya di Indonesia dan negeri-negeri mayoritas Muslim seperti
Indonesia, Malaysia, Turki, dsb. Namun juga berkembang di mancanegara.
Tidak kurang dari 42 badan sertifikasi halal dunia yang diakui oleh Majelis Ulama Indonesia di
23 negara. Sebagian besarnya malah di negara-negara non muslim seperti Singapura, Korea,
Filipina, Thailand, India, Jepang, Australia, Belanda, Inggris, hingga Amerika Serikat
Sebab, memang, seperti penelitian para ahli kesehatan mereka sendiri yang mengakui, bahwa
organ-organ tubuh akan sehat, tidak mudah sakit, kuat terhadap perubahan cuaca, jika diisi
dengan konsumsi makanan halal.
Sebaliknya akan mudah sakit dan rusak manakala diisi dengan bahan makanan dan minuman
yang haram atau tidak jelas kehalalannya (syubhat).
Bukan hanya makanan dan produk halal, dalam sistem keuangan pun, sistem ekonomi dunia
yang rapuh akibat kapitalisme, mulai melirik sistem keuangan Islam atau dikenal dengan
ekonomi syariah.
Bahkan perbankan Islam bukan hanya bekembang pesat di Malaysia, Qatar, dan Turki. Namun
merambah hingga Singapura yang notabene identik dengan kapitalis-liberalis, merambah ke
Eropa, seperti Jerman.
Bahkan Singapura menyatakan dirinya melalui kebijakan pemerintahannya untuk mendukung
sistem perbankan dan keuangan syariah.
Singapura sejak 2006 telah membangun kerangka hukum untuk menjadikan negara itu sebagai
pusat jasa keuangan syariah (center for Islamic financial services).
Di Filipina saja, negara dengan penduduk 80% mayoritas beragama kristen, hanya terdapat
sekitar 8,5% Muslim atau sekitar 6 juta. Saat ini dikenal memiliki lembaga yang berkaitan
dengan halal terkenal, yaitu Sertifikasi Halal, Lembaga Haji dan ada Jurusan Perbankan Syariah
di Perguruan Tingginya.
Demikian pula di Thailand, khususnya bagian selatan atau Pattani (Fathoni). Keuangan syariah
telah hadir di sana dalam bentuk tabungan koperasi syari’ah, di bawah pengawasan Islamic
Council Pattani.
Empat koperasi tabungan syariah yang berkembang di wilayah itu, yaitu: Ibnu Affan, As-Siddiq,
Tsaqaffah dan Al-Islamiyah
Negera sebesar China pun yang dikuasai partai komunis, pun mulai menjalin kerjasama intensif
dengan Timur Tengah, termasuk dengan Palestina. Khususnya dalam investasi produksi halal.
Mereka secara ekonomis saja memandangnya, bahwa secara pangsa pasar ekonomi global,
potensi perdagangan makanan halal dunia saat ini sangat luar biasa. Diprediksi pada tahun
2017 lalu bernilai sekitar 1,2 triliun dolar AS (sekitar Rp15.892 triliun).
Produk halal juga akan terus meningkat setiap tahun menjadi 3,9 triliun dolar AS (Rp51.651
triliun). Termasuk barang-barang halal yang tidak dapat dikonsumsi, seperti kosmetik, termasuk
pasta gigi, shampo, dan sabun, hingga obat-obatan termasuk vaksin, dan banyak lainnya.
Mungkin di satu sisi bisa jadi harganya agak lebih mahal, jika menggunakan bahan halal.
Dibandingkan misalnya dengan bahan dasar gelatin lemak babi. Dan ini memang sebuah ujian,
di mana babi sangat mudah diternakkan, cepat, melimpah dan murah.
Ini seperti dikatakan oleh Richard Lutwyche, pengusaha pengelola peternak babi yang
berpengalaman puluhan tahun di Inggris, yang juga Ketua Traditional Breeds Meat Marketing
Company uyang mengatakan, semua anggota badan babi bisa dimanfaatkan semuanya untuk
lebih dari seratus produk sehar-hari. Semuanya dapat digunakan kecuali bunyi jeritannya saja.
Hadirin rahimakumullah.
Dari sinilah mari kita sebagai Muslim yang cinta pada Allah, sunnah, dan pada diri kita dan
keluarga kita snediri, juga masyarakat luas. Mari mulai peduli terhadap konsumsi halal pada kita
masing-masing.
Jangan sampai kita beribadah shalat, berwudhu, sementara kita menggunakan sabun, pasta
gigi, kosmetika, dari bahan dasar lemak babi. Bahkan minuman dan makanan yang kita
konsumsi pun tidak jelas kehalalannya.
Apa ketika kita makan ayam goreng di mall, apakah kita yakin bahwa ayam-ayam potong itu
sudah disembelih dengan ‘asma Allah’? Atau jangan-jangan melalui mesin jagal yang menggilas
leher-leher secara massal tanpa Basmallah?
ٍ ح َرام
َ ِي ب
َ ذ ُ ٌسد
ِ غ َ ج
َ ة َ ْ ُل ال
َ َّ جن ُ ال َ يَدْخ
Artinya: “Tidak akan masuk ke dalam surga sebuah jasad yang diberi makanan dengan yang
haram.” (H.R. Abu Ya’la, Al-Bazzar, Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi, dengan sebagian sanadnya
hasan. Dalam Kitab Shahih At-Targhib)
Padahal, dulu isteri para pendahulu kita dari kalangan orang-orang shalih, bahkan anak-anak
mereka berkata kepada sang ayah saat akan bekerja.
ار
ِ َّ َلى الن ْ َ وال َ ن
َ صب ِ ُر ع َ ع
ِ و ُ ْ صب ِ ُر عَلَى ال
ْ ج ْ َ فإِنَّا ن َ ْ بال
َ ،ِح َرام ْ َ وك
َ س َ َّ إِي
َ اك
Artinya: “Jauhilah olehmu penghasilan yang haram, karena kami mampu bersabar atas rasa
lapar, tapi kami tak mampu bersabar atas neraka.” (Dalam Kitab Mukhtashar Minhajul
Qashidin).
Janganlah kita tidak peduli tentang hal ini. Seperti Rasul katakan:
َ َ َ َ يأْتِي عَلى النَّاس زمانال َ يبالِي الْمرءُ ما أ
َ ْ نال
ِ ح َرام َ م
ِ م
ْ لأِ حاَل
َ ْ ن ال ِ خذَ أ
َ م َ ْ َ َ ُ ٌ َ َ ِ َ َ
Artinya: “Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana seseorang tidak peduli apa yang
dia ambil, apakah dari hasil yang halal atau yang haram.” (H.R. Bukhari).
Terlebih ayat-ayat di dalam Al-Quran, yang dengan sangat-sangat jelas dan tegas menyatakan
kewajiban mencari harta, rezki, serta menggunakan dan mengonsumsi barang atau makanan
halal.
Imam As-Sa’di menjelaskan, ayat ini adalah pembicaraan yang ditujukan kepada manusia
seluruhnya, baik mukmin maupun kafir, bahwa Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka
yaitu dengan Allah perintahkan mereka agar memakan dari seluruh yang ada di muka bumi
berupa biji-bijian, buah-buahan, dan hewan-hewan selama keadaannya halal. Bukan dengan
cara merampok, mencuri, atau dengan cara transaksi yang haram, atau cara haram yang lain,
atau untuk membantu yang haram.
Artinya: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.” (Q.S. Al-Ma’idah
[5]: 88).
Artinya: “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu;
dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (Q.S. An-Nahl
[16]: 114).
Artinya: “Hai rasul-rasul, makanlah dari ath-thayyibaat, dan kerjakanlah amal yang shalih.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 51).
Kemudian di dalam hadits dikemukakan: Nabi pernah menyebutkan seseorang yang melakukan
perjalanan panjang, rambutnya kusut, tubuhnya berdebu, ia menengadahkan tangannya ke
langit seraya berucap: ‘Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku. Akan tetapi makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram, disuapi makanan yang haram, bagaimana mungkin
doanya terkabul? (HR Muslim).
Marilah kita tetapkan kembali hidup kita, mencari dari yang halal, dan mengonsumsi serta
memakai juga dari yang halal. Ini memang tidak mudah, tapi bukan mustahil, dan inilah
namanya jihad atau perjuangan.
Artinya: Seseorang telah melewati Nabi maka para sahabat Nabi melihat keuletan dan giatnya.
Sehingga mereka mengatakan: “Wahai Rasulullah, seandainya ia lakukan itu di jalan Allah.”
Maka Rasulullah bersabda: “Bila ia keluar (rumah) demi mengusahakan untuk anak-anaknya
yang kecil maka ia berada di jalan Allah. Bila ia keluar demi mengusahakan untuk kedua
orangtuanya yang telah berusia lanjut maka ia berada di jalan Allah. Bila dia keluar demi
mengusahakan untuk dirinya sendiri agar terjaga kehormatannya maka ia berada di jalan
Allah. Namun bila dia keluar dan berusaha untuk riya’ (mencari pujian orang) atau untuk
berbangga diri, maka ia berada di jalan setan.” (H.R. At-Thabrani).
Maka, dengan mencari, menggunakan, dan konsumsi makanan halalan thayyiban, di samping
dapat membawa keberkahan hidup dalam kegiatan sehari-hari, mempermudah terkabulnya
doa, dan menyelamatkan diri dari dosa, serta mempermudah jalan ke surga, ridha Allah. Juga
dapat menjaga kesehatan jasmani dan rohani masyarakat secara luas, dan otomatis bangsa dan
dunia. Aamiin yaa robbal ‘aalamiin. (A/RS2/P1)
و
َ هُ ه ْ ُ ْف ْر لَك
ُ إِن م ِ يَغ ُْف ُروه
ِ استغ
ْ ف ْ ُ ولَك
َ ،م َ لي يم
َ ِ عظ
َ ه ال
َ ْف ُر الل
ِ أستغ
ْ وَ هذَا
َ ولي َ ول
ْ ق ُ قُ أ
يم
ُ ح ِ الر
َّ ور ُ َف ُ الغ