َ أَعُ ْوذُ بِاهللِ مِ ن:ان اْلك َِري ْم ِ الى فِي اْلقُ ْر َ َ قَا َل هللاُ تَع،عتِ ِه لَعَلَّكُ ْم ت ُ ْف ِل ُح ْو ْن َ ي بِت َ ْق َوى هللاِ َو
َ طا ْ ص ْيكُ ْم َو نَ ْف ِس ِ فَيَايُّ َها:ُأ َ َّما بَ ْعد
ُ ْأو،اإل ْخ َوان
صلِحْ لَكُ ْم أ َ ْع َمالَكُ ْم َويَ ْغف ِْر لَكُ ْم ذُنُوبَكُ ْم َ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا اتَّقُوا هللا َوقُولُوا قَ ْو ًَل:الرحِ ْي ْم
ْ ُ ي،سدِيدًا َّ ان ِ الرحْ َم
َّ ِ ِبس ِْم هللا،}الر ِجيْم َّ ان ِ ط َ الَّش ْي
عظِ ي ًما ً َ َ ْ َ َ َ
َ َو َمن يُطِ ِع هللا َو َرسُولهُ فقد فازَ ف ْوزا ْ
َوكُ َّل،ٌعةَ ْ َوكُ َّل ُمحْ دَث َ ٍة بِد،ور ُمحْ دَثَات ُ َها ِ َوش ََّر األ ُ ُم،صلَّى هللا علي ِه َوسلَّم
َ َو َخي َْر ا ْل ُهدَى هدى ُم َح َّم ٍد،ِث ِكتَابُ هللا
ِ صدَقَ ا ْل َح ِد ْي
ْ َ فَإِ َّن أ
ار ِ َّض ََللَ ٍة فِي الن ٌ
َ َوكُ َّل،ض ََللة َ ع ٍة َ ْبِد
َ . َوقال تعالى يَا اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوَلَ ت َ ُم ْوت ُ َّن إَِلَّ َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُم ْون
صدَقَ هللاُ العَظِ ي ْم
Hadirin Rahimakumullah
Sesungguhnya di antara dosa besar yang diperingatkan oleh syariat adalah memakan sesuatu dari
hasil yang haram. Rasulullah ﷺtelah mengabarkan bahwasanya akan datang suatu masa di mana
orang-orang sudah tidak lagi peduli dari mana dia mendapatkan hartanya. Beliau ﷺbersabda:
ٌ لَيَأْتِيَ َّن زَ َم
بِ َح ََل ٍل أ َ ْو َح َر ٍام:َان ََل يُبَالِي ا ْل َم ْر ُء بِ َما أ َ َخذَ ا ْل َمال
“Sungguh akan datang suatu zaman dimana seseorang tidak peduli apakah ia mengambil hartanya
dengan cara halal atau haram.”
Terlebih lagi sampai ada ungkapan yang familier di tengah-tengah masyarakat kita saat ini
bahwasanya jangankan untuk mencari harta yang halal, mencari harta yang haram pun susah.
Ungkapan tersebut akhirnya membuat seseorang semakin mudah untuk mencari harta dengan cara
yang haram.
Ketahuilah bahwasanya barang siapa yang mengambil harta yang haram atau memakan harta yang
haram, baik itu karena cara atau pun sumbernya, maka ketahuilah bahwa dia telah terjerumus
dalam dosa besar.
Nabi Muhammad ﷺjuga telah bersabda,
ِ سب ِْع أ َ َر
َضين َ ُ فَإِنَّهُ ي،ض ظُ ْل ًما
َ ط َّوقُهُ يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة مِ ْن ِ َم ْن أ َ َخذَ ِشب ًْرا ِمنَ األ َ ْر
“Barang siapa yang mengambil sejengkal saja dari tanah secara zalim, maka dia akan dikalungkan
dengan tanah sebanyak tujuh lapis bumi pada hari kiamat.”
Sungguh terlalu banyak dalil yang menunjukkan bahwa memakan harta dengan cara yang haram
merupakan dosa besar. Ketahuilah bahwa inilah ciri-ciri orang Yahudi, sebagaimana Allah ﷻtelah
berfirman tentang ciri-ciri mereka,
﴾ِب أ َ َّكالُونَ لِلسُّحْ ت
ِ س َّماعُونَ ِل ْل َك ِذ
َ ﴿
“Mereka itu (orang-orang Yahudi) adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,
banyak memakan yang haram.” (QS. Al-Maidah: 42)
Ma’syiral muslimin yang dirahmati oleh Allah ﷻ.
Oleh karena itu, ada beberapa praktik-praktik memakan harta haram yang tersebar di masyarakat
kita, yang akan khatib ingatkan pada kesempatan kali ini. Kita berharap agar Allah ﷻmenjauhkan
kita dari perbuatan-perbuatan tersebut, dan semoga kita bisa menjaga mulut dan perut kita kecuali
dari suatu yang kita yakini akan kehalalannya. Di antara praktik-praktik tersebut antara lain:
1. Tidak bekerja sebagaimana dengan jam kerja yang telah disepakati.
Terkadang seorang pegawai negeri maupun swasta di sebuah lembaga atau perusahaan, mereka
telah ditetapkan bekerja selama delapan jam sehari, namun ternyata dia hanya bekerja kurang lebih
enam jam, adapun dua jamnya yang lain habis untuk mengisi waktu keterlambatannya dan sisa
waktu karena dia pulang lebih cepat, padahal dia mendapatkan gaji penuh tanpa ada pengurangan
sedikit pun. Ketahuilah bahwa dari waktu yang dia tidak penuhi, maka ada harta yang asalnya
haram untuk dia makan.
Oleh karena itu, ingatlah bahwa jika seseorang telah memiliki ikatan-ikatan janji dengan
perusahaan atau lembaga tertentu yang merupakan tempat dia bekerja, maka penuhilah janji
tersebut, termasuk jam kerja yang telah diatur. Nabi Muhammad ﷺtelah bersabda,
َ َا ْل ُم ْس ِل ُمون
علَى شُ ُروطِ ِه ْم
“Orang-orang muslim itu terikat di atas syarat-syarat (kesepakatan) mereka.”([5])
Maka ketika seseorang bekerja kurang dari waktu yang telah ditentukan, sementara dia
mendapatkan gaji secara penuh, maka dia telah memakan harta yang haram. Oleh karena itu,
hendaknya siapa pun di antara kita yang bekerja dengan keterikatan tertentu, penuhilah syarat-
syarat tersebut.
2. Memosisikan diri sebagai wakil lalu mengambil keuntungan tanpa sepengetahuan dari yang
mewakilkannya.
Contohnya: seseorang yang bertugas di bagian pengadaan barang di sebuah perusahaan. Dia adalah
orang yang pandai menawar. Ketika diperintahkan untuk mengadakan suatu barang, dia mencari
dan menawar barang-barang hingga di bawah harta normal. Akan tetapi, dia melaporkan kepada
perusahaan tempat dia bekerja bahwa barang-barang dia beli dengan harga normal, dan selisih
harga dia masukkan ke dalam kantongnya. Maka apa yang dilakukan oleh pegawai seperti ini
hukumnya haram, karena dia posisinya sebagai wakil.
Perkara ini banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat kita. Maka hendaknya setiap kita waspada
akan hal ini, dan bertobat serta mengembalikan kelebihan harta yang kita ambil jika kita pernah
melakukannya. Adapun cara agar praktik seperti ini terlepas dari sesuatu yang haram, maka
seseorang boleh memosisikan dirinya sebagai penjual terlebih dahulu, atau meminta keuntungan
secara langsung kepada pihak yang mewakilkan atas tugasnya sebagai wakil.
4. Al-Ghulul
Al-Ghulul adalah mengambil harta masyarakat umum atau negara untuk kepentingan pribadinya.
Di antara bentuk ghulul adalah pegawai negeri yang menerima hadiah dari masyarakat karena
statusnya sebagai pegawai negara, yang jika dia bukan sebagai pegawai negara maka tidak akan
ada yang memberinya hadiah.
Di zaman Nabi Muhammad ﷺ, ada seseorang yang bernama Ibnu Luthbiyah yang ditugaskan
untuk mengambil harta zakat. Ketika dia telah mengambil harta zakat, maka dia pun
menyerahkannya kepada Nabi Muhammad ﷺ. Ketika dia serahkan harta zakat tersebut, dia pun
mengatakan kepada Nabi Muhammad ﷺbahwasanya dari apa yang dia bawa tersebut,
ada harta kaum muslimin dan ada pula hadiah yang diberikan untuknya. Maka Nabi Muhammad
ﷺpun marah dan mengingatkannya,
َ ُ فَيَ ْنظُ َر يُ ْهدَى لَهُ أ َ ْم َلَ؟ َوالَّذِي نَ ْفسِي ِبيَ ِد ِه َلَ يَأ ْ ُخذُ أ َ َحدٌ ِم ْنه،ِت أ ُ ِمه
ُش ْيئًا ِإ ََّل َجا َء ِب ِه يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة يَحْمِ لُه ِ ت أ َ ِبي ِه أ َ ْو بَ ْي َ َفَ َه ََّل َجل
ِ س فِي بَ ْي
ً َ
أ ْو شَاة ت َ ْيعَ ُر،ار ُ َ ً َ َ
ٌ أ ْو بَق َرة ل َها خ َو،ِيرا لهُ ُرغَا ٌء َ َ ْ
ً إِن كانَ بَع،ِعلى َرقبَتِه َ َ َ
“Cobalah dia tinggal di rumah ayahnya atau ibunya lalu dia lihat apakah dia diberi hadiah atau
tidak? Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, tidak seorang pun yang mengambil sesuatu dari
zakat kecuali dia akan datang pada hari kiamat dengan dipikulkan di atas lehernya berupa unta
yang berteriak, atau sapi yang melembuh atau kambing yang mengembik.”([9])
Oleh karena itu, ini menjadi peringatan bagi para pegawai negeri bahwasanya ketika Anda
melakukan tugas negara kemudian masyarakat memberikan hadiah kepada Anda, maka tidak
boleh Anda terima. Kalaupun Anda terima, maka hadiah tersebut harus Anda serahkan kepada
negara. Jika Anda menerimanya untuk kepentingan pribadi, maka itu adalah ghulul, dan hukumnya
haram.
Demikian pula dengan mengambil harta negara. Disebutkan sebuah kisah di zaman Nabi
Muhammad ﷺdalam perang Khaibar, ketika ada seseorang meninggal dalam peperangan, maka
para sahabat mengatakan bahwa orang tersebut mati syahid dan masuk surga. Namun, Nabi
Muhammad ﷺtidak mengatakan demikian, bahkan Nabi Muhammad ﷺmengatakan bahwa dia
tempatnya di neraka jahanam. Mengapa demikian? Setelah diperiksa ternyata orang tersebut
mengambil burdah yang seharusnya itu menjadi harta ganimah yang dibagi oleh negara, akan
tetapi dia mengambilnya sebelum dibagi.([10])
Demikian pula Nabi Muhammad ﷺtelah mengutus Abu Mas’ud t, beliau ﷺberkata,
ُغلَ ْلتَه
َ ْ قَد،صدَقَ ِة لَهُ ُرغَا ٌء
َّ ِير م ِْن إِبِ ِل ال َ َو ََل أ ُ ْل ِفيَنَّكَ يَ ْو َم ا ْل ِقيَا َم ِة ت َِجي ُء َو،ٍطل ِْق أَبَا َم ْسعُود
َ علَى
ٌ ظ ْه ِركَ بَع َ ا ْن
“Pergilah wahai Abu Mas’ud, dan jangan sampai aku mendapatimu pada hari kiamat datang
sementara di atas punggungmu terdapat unta dari unta-unta zakat yang mengeluarkan suara yang
telah engkau ambil sebagai harta ghulul.”([11])
Oleh karena itu, tidak boleh seseorang mengambil harta negara, karena itu adalah
ghulul. Di antara praktik yang jelas dalam hal ini pula adalah korupsi (mengambil harta negara)
yang dilakukan oleh sebagian orang. Ketahuilah, jika mencuri harta satu orang saja akan
menjadikannya bermasalah pada hari kiamat kelak, maka bagaimana lagi dengan mencuri uang
rakyat dan aset-aset negara? Maka tentu dosanya tidak sama dengan mencuri dari satu orang saja.
آن اْلعَظِ ي ِْمَ ،ونَفَعَنِي َوإِيَّاكُ ْم بِ َمافِ ْي ِه م ِْن آيَ ِة َو ِذ ْك ِر ا ْل َح ِكي ِْم َوتَقَبَّ َل هللاُ مِ نَّا َو ِم ْنكُ ْم تَِلَ َوتَهُ َوإِنَّهُ ه َُو السَّمِ ْي ُع
اركَ هللا لِي َولَكُ ْم فِى اْلقُ ْر ِ
بَ َ
الرحِ يْم هللا ال َعظِ ي َْم ِإنَّهُ ه َُو الغَفُ ْو ُر َّ
َ ِر
ُ ف ْ
غ َ ت س
ْ أ َ ف اَ ذ ه
َ ِي لو ْ َ ق ُ
ل و ْ ُ قَ أو ،مي
َ ُ َْ ل
ِ ع ال
Khutbah II
س ِيدَنَا ُم َح َّمدًا َل ش َِريْكَ لَهُ َوأ َ ْش َهدُ أ َّن َ َل هللاُ َوهللاُ َو ْحدَهُ َ لى ت َْوفِ ْي ِق ِه َو ِا ْمتِنَانِهَِ .وأ َ ْش َهدُ أ َ ْن َ
َل ِا َلهَ ِإ َّ ش ْك ُر َلهُ َ
ع َ سانِ ِه َوال ُّ
لى ِإ ْح َ
ع َا َ ْل َح ْمدُ هللِ َ
س ِل ْم ت َ ْس ِل ْي ًما كِثي ًْراص َحابِ ِه َو َ َ َ
على ا ِل ِه َوا ْ َ سيِ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َ َ
على َص ِل َ إلى ِرض َْوانِهِ .الل ُه َّم َ ُ
ع ْبدُهُ َو َرسُ ْولهُ الدَّاعِى َ َ
ع َّما نَ َهى َوا ْعلَ ُم ْوا أ َ َّن هللاَ أ َ َم َركُ ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأ َ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُدْ ِس ِه َوقَا َل
اس اِتَّقُوهللاَ فِ ْي َما أ َ َم َر َوا ْنت َ ُه ْوا َأ َ َّما بَ ْعدُ فَيا َ اَيُّ َها النَّ ُ
صلى هللاُ َّ علَى َ
س ِي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ ص ِل َ علَ ْي ِه َو َ
س ِل ُم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما .الل ُه َّم َ صل ْوا َُّ َّ
لى النَّ ِبى يآ اَيُّ َها ال ِذيْنَ آ َمنُ ْوا َع َ صل ْونَ َ ُّ ت َعاَلَى ِإ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ
ْ َ
الرا ِش ِديْنَ أبِى بَك ٍر َوعُ َمر َ َ ُ
ع ِن الخلفاءِ َّ ْ ض الل ُه َّم َ ار َ َ ْ َ
على انبِيآئِكَ َو ُرسُلِكَ َو َمآلئِك ِة ال ُمق َّربِيْنَ َو ْ ْ َ َ َ
سيِدِنا ُم َح َّم ٍد َو َ علَى آ ِل َ علَ ْي ِه َو َ
س ِل ْم َو َ َ
عنَّا َمعَ ُه ْم بِ َر ْح َمتِكَ يَا ا َ ْر َح َمض َ ار َ ان اِلَىيَ ْو ِم ال ِدي ِْن َو ْ س ٍ ص َحابَ ِة َوالتَّابِ ِعيْنَ َوت َابِعِي التَّابِ ِعيْنَ لَ ُه ْم بِ ِا ْح َ ع ْن بَ ِقيَّ ِة ال َّ علِى َو َ َوعُثْ َمان َو َ
الراحِ ِميْنَ َّ
َل َم َو ْال ُم ْسلِمِ يْنَ َوأ َ ِذ َّل الش ِْركَت الل ُه َّم أَع َِّز ْا ِإل ْس َ
ت اََلَحْ يآ ُء ِم ْن ُه ْم َواَْلَ ْم َوا ِ ت َواْل ُم ْس ِل ِميْنَ َواْل ُم ْس ِل َما ِ اَلل ُه َّم ا ْغف ِْر ِل ْل ُمؤْ ِمنِيْنَ َواْل ُمؤْ مِ نَا ِ
َ
الدي ِْن َوا ْع ِل َك ِل َماتِكَ إِلى يَ ْو َم َ ْ
اخذ ْل َم ْن َخذَ َل ال ُم ْسلِمِ يْنَ َو دَم ِْر أ ْعدَا َء ِ ُ الديْنَ َو ْ ص َر ِ ص ْر َم ْن نَ َ ص ْر ِعبَادَكَ اْل ُم َو ِح ِديَّةَ َوا ْن ُ َواْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َوا ْن ُ
صةً ع ْن َبلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا خآ َّ طنَ َ ظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َالزَلَ ِز َل َواْل ِم َحنَ َوسُ ْو َء اْل ِفتْنَ ِة َواْل ِم َحنَ َما َ عنَّا اْل َبَلَ َء َواْ َلو َبا َء َو َّ
الدي ِْن .الل ُه َّم ادْفَ ْع َ ِ
َاوا ِْن
سن َ ُ ْ َ َ
ارَ .ربَّنَا ظل ْمنَا اَنف َ اب النَّ ِعذ َ َ سنَة َوقِنَا َ ً ْ
سنَة َوفِى اآلخِ َرةِ َح َ ً ْ َ ْ ً
ان ال ُم ْس ِل ِميْنَ عآ َّمة يَا َربَّ العَالمِ يْنَ َ .ربَّنَا آتِنا َ فِى الدُّنيَا َح َ ْ ْ ْ
سائ ِِر البُلدَ َِو َ
.لَ ْم ت َ ْغف ِْر لَنَا َوت َْر َح ْمنَا لَنَكُ ْون ََّن مِ نَ اْلخَاس ِِريْنَ