2045
Berdaulat, Maju, Adil, Manusia Indonesia yang unggul, Pembangunan Ekonomi yang maju Negara yang demokratis,
dan Makmur berbudaya, serta menguasai Ilmu yang merata dan dan berkelanjutan kuat, dan bersih
Pengetahuan dan Teknologi inklusif
3
MEGATREN 2045, SDM INDONESIA
DAN BONUS DEMOGRAFI
01 02 03 04
Fundamental
Tenets
Tenets
01. Social & Political
03. Ethical Dimension
Dimensions
o Strengthen ethics of care, reciprocity &
o Human, citizen’s right solidarity
We need a new social
o Non-discrimination o Build peaceful, just, and suistanable contract for education
o Social justice futures for all to repair injustices while
o Conceive education as a public endeavour
Source: “Reimagining Our Futures Together: A New Social
Contract for Education,” UNESCO 2021 and a commond good transforming the future.
6
7
Isu Strategis Bidang Pendidikan
Masalah & TANTANGAN
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
Problem Kesenjangan Partisipasi Masih Terdapat Dari 271 juta penduduk, terdapat
Statement: antarwilayah masih besar Kesenjangan Partisipasi penduduk usia ≥15 tahun sebanyak
APK SMA/SMK/MA/Sederajat
Indonesia: 85,23%
antarstatus Sosial-
Ekonomi Keluarga
204,8 juta menurut pendidikan
yang ditamatkan:
288
Angka Partisipasi Kasar
Perguruan Tinggi 9,67% Kecamatan
Prov Jabar Prov Kalsel
73,21
Belum Merata Kab Sumedang 52,97 APK vs Tingkat Penyesaian
SMA/SMK/MA/sederajat, 2021 Kecamatan
Prov Aceh
Angka Penyelesaian Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
91,44 93,88 95,25 94,68 95,48 96,00 97,37 ❑ Meskipun partisipasi pendidikan meningkat dari tahun ke tahun,
namun tingkat penyelesaian pendidikan masih relatif rendah. Hal ini
83,76 84,74 84,96 85,23 87,89 88,88 mengindikasikan kemampuan bertahan siswa dalam sistem
79,05
63,95 65,94 persekolahan (survival rate) juga rendah: putus sekolah karena tidak
61,84 58,33
52,04
57,47 57,71 ada biaya, bekerja, korban perundungan, menikah dini, etc.
❑ Meski tren jumlah ATS menurun, namun masih terdapat anak usia
sekolah yang tidak memperoleh layanan pendidikan, termasuk yang
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
drop out dan tidak melanjutkan.
❑ Kesiapan anak bersekolah perlu ditingkatkan yang diharapkan dapat
SD/MI/Sederajat SMP/MTs/Sederajat SMA/SMK/MA/Sederajat
mendorong keberlanjutan menempuh pendidikan (partisipasi) dan
menyelesaikan pendidikan pada jenjang lebih tinggi.
Sumber: Olahan Data Susenas 2015-2021
PISA 12
Sumber: Pendidikan di Indonesia, Belajar dari Hasil PISA 2018, Balitbang Kemendibud, 2019
HASIL AKG MADRASAH 18
70 MI MTs MA
61 61 61
60
54
51 52 51 50
50 49 50 49 49 50 50 49
50 47 46 46 47
45 44 44 43 45 44
43 42 43 43
41 40 42 41 40 40 40
40 37 36 36 36
34
30
20
10
0
MTs- MTs- MTs- MA- MA-
MI-Kelas MTs-BK MTs-IPA MA-B.Inggris MA-BK MA-Biologi MA-Ekonomi MA-Fisika MA-Kimia
B.Indonesia B.Inggris Matematika B.Indonesia Matematika
SKOR AKHIR 43 47 61 36 41 49 44 50 49 51 41 44 43 40
PROFESIONAL 45 50 61 34 40 51 43 52 49 50 43 40 40 36
PEDAGOGIK 37 42 61 44 42 46 45 46 50 54 36 50 49 47
Skor Akhir AKG Madrasah per jenjang: Skor Pedagogi: Skor Profesional:
❑ MI menunjukkan Skor 43 ❑ MI menunjukkan Skor 35 ❑ MI menunjukkan Skor 45
❑ MTs menunjukkan rata-rata Skor 47 ❑ MTs menunjukkan rata-rata Skor 47 (tertinggi ❑ MTs menunjukkan rata-rata Skor 47
(tertinggi B. Inggris, terendah BK) B. Inggris, terendah B. Indonesia dan IPA) (tertinggi B. Inggris, terendah BK)
❑ MA menunjukkan rata-rata Skor 45 (tertinggi ❑ MA menunjukkan rata-rata Skor 47 (tertinggi ❑ MA menunjukkan rata-rata Skor 44
Biologi, terendah Matematika) Biologi, terendah Ekonomi) (tertinggi B. Inggris, terendah Matematika
Transformasi Layanan
Pendidikan Islam
Esensi keterampilan abad ke-21: 20
Untuk bisa survive di masa depan, lembaga pendidikan keagamaan harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan.
Transformasi lembaga pendidikan keagamaan menuju model 4.0 dapat berkontribusi lebih besar bagi perkembangan masyarakat. Ada 4
hal prioritas sebagai output dalam Pendidikan 4.0: kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreatif
Pembelajaran
Integrasi Digital
Berorientasi Siswa
Sosiologis-
Fisik Transformasi Filosofis Konektivitas &
Penyediaan Data
Digital Inklusivitas
Platform
Video Conferences
Pembelajaran Pembelajaran dengan
Media platform pembelajaran yang menggunakan media yang
berisi materi & konten pembelajaran dapat berinteraksi secara
(E-Learning Madrasah, Rumah Belajar, langsung antara 1 orang atau
Zenius, ruangguru, Quipper, etc.) lebih (Zoom, Webex, Google
Classroom, etc.).
Project Based
Learning Video Simulasi
Pembelajaran berbasis proyek
Video simulasi dapat
memberikan kesempatan untuk
membantu siswa untuk lebih
memperluas pengetahuan dan
memahami praktik suatu
mengembangkan keterampilan
materi pembelajaran secara
melalui pemecahan masalah dan
visual.
investigasi.
❑ Kecepatan mengunduh (median) Indonesia masih kalah cepat dibandingkan negara lain.
Kecepatan mengunduh mobile sebesar 17,81 Mbps, sedangkan fixed broadband sebesar 21,95 Mbps.
❑ Berdasarkan laporan GCI 2020, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain dan perlu
mendorong tranformasi digital di semua sektor, termasuk pemerataan kualitas jaringan broadband
hingga ke daerah-daerah pedesaan.
TECHNOLOGY DIVIDE, DIGITAL GAP: 26
Sebaran Desa/Kelurahan yang Belum Terjangkau Pengguna Internet di Kalangan Siswa dan Mahasiswa (%)
Layanan Seluler 4G
0,00 99.77
9.113 Desa/Kel. di Wilayah 3T
❑ Hingga akhir 2020, masih ada 12.548 desa/kelurahan di Indonesia yang masih belum memiliki layanan seluler
4G. Desa/kelurahan tersebut tidak hanya berada di daerah 3T, tetapi juga non-3T.
❑ Masih banyak wilayah yang belum memiliki layanan seluler 4G menyebabkan siswa/mahasiswa kesulitan dalam
mengakses layanan internet. Hal ini tentunya akan menghambat kegiatan belajar-mengajar berbasis digital.
Kompetensi Guru Berbasis
Literasi 4.0
Dalam proses pembelajaran, para guru juga perlu membekali diri dengan pengetahuan
dan keterampilan dasar berbasis literasi 4.0, yang sangat diperlukan di masa depan.
Literasi Teknologi
❑ Memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi
Literasi Humanitas
(Coding, Programming, Artificial Intelligence &
Problem-solving, komunikasi, kolaborasi, relasi sosial, Engineering Principles).
berpikir kritis, kreatif, inovatif, humanis, ikatan ❑ Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi
kewargaan untuk pendidikan & inovasi pembelajaran
Penggunaan e-Learning Madrasah untuk berbagai aktivitas yang terintegrasi (e.g. video conference, diskusi, penilaian harian,
tugas, kuis, PAS) dalam rangka mendukung pembelajaran dengan waktu yang fleksibel dan tidak berbayar.
Kemandirian Belajar: Penyelesaian Tugas: Sosialisasi:
❑ Disiplin ❑ Tuntutan pemahaman materi
❑ Konsisten ❑ Teknik mengasah jarak jauh ❑ Adaptasi belajar
❑ Pengenalan lingkungan sekitar ❑ Kerja Kelompok
❑ Konsentrasi ❑ Persahabatan
❑ Kerja praktik – unjuk kerja
❑ Tanggung jawab
❑ Pencarian data Sumber: Paparan Persahini Sidik, 2021
Proyek SBSN
Terms and Conditions
▪ SBSN diutamakan ▪ Arahkan manfaat ▪ Quality at Entry
✓Cost of Fund Tinggi ke proyek yang yang paling besar, (proyek yang
(Imbalan kepada mendukung untuk mengimbangi diusulkan memiliki
investor) (6-7%) Prioritas Nasional, cost of fund SBSN kualitas kesiapan yang
✓Tepat Waktu Program Prioritas, yang tinggi baik), menyangkut
Pelaksanaan dan Kegiatan ▪ Pembiayaan SBSN kesiapan lahan,
✓Prinsip Syariah Prioritas tidak bisa dokumen
✓Pembangunan Fisik diperpanjang perencanaan,
bersifat Asset Based (maksimal 90 hari) perizinan, dll
• Terukur manfaatnya (tangible value)
(Akad Istisna’a dan ▪ Proyek Pemerintah
• Memiliki daya ungkit (leverage)
Ijarah) • Terintegrasi, tematik, dan targeted Pusat
Pengusulan proyek SBSN harus semakin prudent, kredibel, dan siap dilaksanakan baik secara administrasi maupun teknis pelaksanaan.
Pengusulan proyek SBSN, tidak bisa lagi hanya sekedar menyebutkan nominal anggaran, namun harus sudah dilengkapi dengan informasi
perencanaan teknis.
Perencanaan Proyek SBSN
dan Pembagian Peran para Pihak
PENGUSULAN PROYEK 32
Memuat rencana kebutuhan • Surat Usulan dari Menteri/Pimpinan Lembaga atau Sekjen atas nama Menteri/Sekretaris Utama a.n.
jangka menengah minimal 3 (tiga) Pimpinan Lembaga kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas, paling lambat bulan Januari Tahun Perencanaan
tahun kedepan. • KAK dan DSKP dapat dimutakhirkan s.d. bulan Mei Tahun Perencanaan
Alokasi Proyek SBSN Kemenag 2014-2022
ACEH
2023
7 5
2022
19
1 1 2018 s.d.
SULUT 2021
SULUT
SUMUT RIAU KALTARA GORONTALO
7 5 3 KEPRI 6 3
7 4 2 MALUT
3 5 6 9
13 16 1 13 6
KALBAR
17 PAPUA BARAT
13 5 5 KALTIM
9
SUMBAR JAMBI
BABEL SULTENG 3 2
7 7 6 1 16 6 5 14
2 2 KALTENG
20 10 18
4 5 SULBAR
SUMSEL
9 3 3 3 3
BENGKULU 16 5 SULTRA MALUKU 1 2
6 3 JAKARTA
11 8
5 4 6 3 4 2 6
11 5 JATENG PAPUA
6 4 KALSEL 15 7
LAMPUNG 12 35 26
17 BALI
SULSEL
54 15
6 5 3 3
22 16 20 NTB NTT
14
34 5 5 35 28
BANTEN 8 3
JABAR 12 76 20 12
DIY JATIM SBSN Madrasah TA 2022
Jumlah Proyek: 215
SBSN Madrasah 2018-2023 Total Pagu: Rp845.745.482.000
Total Proyek: 960 proyek SBSN Madrasah TA 2023
Total Pagu: Rp 5.083.127.132.000 Jumlah Proyek: 183
Total Pagu: Rp785.112.000.000
Kinerja Proyek SBSN Madrasah 2018-2022*
1.700.000.000 100,00%
96,13% 96,80%
93,71%
1.500.000.000 90,32% 90,00%
80,00%
1.300.000.000
70,00%
1.100.000.000
60,00%
900.000.000
50,00%
700.000.000
40,00%
500.000.000
30,73% 30,00%
300.000.000
20,00%
100.000.000 10,00%
-100.000.000 0,00%
2018 2019 2020 2021 2022
Realisasi 188.357.100 720.975.000 980.875.200 1.538.202.664 259.918.846
Pagu 201.000.000 750.000.000 1.086.000.000 1.589.052.339 845.745.482
% 93,71% 96,13% 90,32% 96,80% 30,73%
MASALAH:
❑ MAN Bintan lebih membutuhkan lab dan perpustakaan terpadu dibandingkan asrama
❑ Gedung asrama belum difungsikan, masih dalam tahapan sosialisasi ke orang tua siswa dan melalui
promosi penerimaan siswa baru
❑ Biaya asrama yang direncanakan sebesar 1,3 juta dikeluhkan oleh orang tua siswa
❑ Tersedia angkutan sekolah gratis dari Pemda setempat, sehingga kemudahan akses ke Madrasah
menjadi pertimbangan siswa untuk tidak mengikuti program asrama
❑ Terdapat Ponpes milik Pemda di sekitar Madrasah, dengan biaya gratis, sehingga lebih menarik minat
siswa dan orang tua untuk tinggal di Ponpes dibandingkan asrama Madrasah
REKOMENDASI:
❑ Perlu promosi terus menerus ke siswa dan orang tua siswa terkait program yang ada di Asrama, serta
memperlihatkan hasil dari asrama yang sudah berjalan di Madrasah lain
❑ KSKK Kemenag perlu menyusun strategi pemanfaatan asrama Madrasah dan melakukan sosialisasi ke
seluruh Madrasah penerima Asrama SBSN
Hasil Temuan Kunjungan dan Rekomendasi Tindak Lanjut
Hasil kunjungan SBSN Madrasah di Kab/Kota Metro, Lampung timur, Bandar Lampung, Bintan, Tanjung Pinang, Sleman, Yogyakarta, dll
Pertimbangan Usulan Proyek SBSN 43
❑ Kesiapan proyek sesuai kriteria Proyek yang dapat didanai melalui SBSN, a.l.: dapat diselesaikan dalam jangka
waktu yang pasti (SYC atau MYC), dan langsung operasional pada tahun anggaran berikutnya.
❑ Keselarasan dengan prioritas nasional dalam RPJMN dan prioritas KL dalam Renstra Kementerian Agama.
❑ Kesesuaian dengan arah pengembangan madrasah ke depan (Master Plan/Road Map Pengembangan Madrasah)
❑ Sinergi dengan program serupa di Kementerian Agama, i.e. peningkatan kualitas sarpras madrasah secara
keseluruhan di madrasah negeri dan swasta
❑ Sinkronisasi dengan proyek lain di Kementerian Agama, untuk meningkatkan daya ungkit proyek secara lebih
signifikan.
❑ Proyeksi ketersediaan pagu Kementerian Agama dan komposisi berbagai sumber pendanaan: RM, SBSN, PHLN,
PNBP/BLU, dan antarfungsi (fungsi pendidikan dan fungsi agama)
❑ Competing priorities dalam koridor ketersediaan pagu yang ada untuk pengembangan madrasah maupun di
Program Pendidikan Islam, antara lain:
❑ Kenaikan alokasi BOS → proyeksi kenaikan angka partisipasi/jumlah siswa
❑ Kenaikan alokasi KIP dan KIP Kuliah → perbaikan dan perluasan sasaran
❑ Kenaikan alokasi TPG → proyeksi guru bersertifikat dan inpassing
❑ Kenaikan kebutuhan belanja mengikat → CPNS baru, tunjangan kinerja, O&M, dsb
❑ Rencana penarikan PHLN dan target PNBP
❑ Penyediaan sarpras madrasah swasta untuk mencapai SPM
Mengapa Diperlukan Studi Pendahuluan?
❑ Ruang lingkup, jumlah, dan alokasi proyek SBSN di Kemenag terus meningkat
❑ Porsi alokasi SBSN terhadap total Pagu Kemenag terus meningkat
❑ Banyak kegiatan pendukung prioritas RPJMN dan Renstra KL yang tidak dapat dibiayai oleh
SBSN
→ dampaknya pada kegiatan prioritas dari sumber pendanaan lainnya (RM, PNBP/BLU)
❑ Proyek SBSN harus memiliki kesesuaian dengan RPJMN, Renstra-K/L, dan/atau Prioritas
Pembangunan
→ keselarasan proyek SBSN dengan sasaran RPJMN dan Renstra K/L
❑ Pemrakarsa Proyek WAJIB menyusun studi pendahuluan sebagai bahan penyusunan kerangka
acuan kerja dan dokumen studi kelayakan Proyek (Permen PPN No. 8/2020)
→ latar belakang dan urgensi pelaksanaan proyek SBSN
❑ Dibutuhkan asesmen yang ketat dan komprehensif pada proses perencanaan Proyek untuk
mencapai tujuan proyek dibandingkan dengan kapasitas pelaksanaan
Studi Pendahuluan Proyek SBSN
Di tingkat Pusat (Dit. KSKK), Studi Sasaran dan arah Kebijakan Proyek
Pendahuluan disusun untuk
memberi arah kebijakan dan Tujuan Proyek Matriks RPJMN
prioritas Proyek SBSN dalam jangka
menengah. Keterkaitan Major Project
Indikasi Manfaat
Indikasi Jadwal
Di tingkat Madrasah, perlu disusun Dampak Ekonomi/Soaial Implementasi
Master Plan Pengembangan Roadmap Proyek
Madrasah secara komprehensif, Indikasi Lokasi
(jangka menengah, 3-5 tahun)
termasuk Master Plan prasarana
dan sarana di Kawasan madrasah Indikasi Usulan Proyek per tahun Indikasi Biaya dan
Potensi Pemanfaatan
Pemetaan Substansi Master Plan dan
6
Studi Pendahuluan
Latar Belakang
• Sasaran dan Arah Kebijakan pembangunan proyek, sebagai acuan
relevansi proyek terhadap RPJMN/Renstra/RKP lembaga Pengusul STUDI PENDAHULUAN:
• Tujuan dari pembangunan proyek 1. Analisis kebutuhan program.
2. Keterkaitan program dengan
tugas, fungsi dan kewenangan
Kondisi Saat Ini dan Identifikasi Isu Strategis Pemrakarsa Proyek.
• Analisa kondisi saat ini dari proyek yang akan dibangun, sebagai baseline 3. Tujuan program dan
proyek dan mengukur kesenjangan terhadap tujuan yang ingin dicapai. keterkaitannya dengan RPJMN,
• Identifikasi isu strategis dan analisis kebutuhan RenstraK/L, dan/atau prioritas
pembangunan nasional.
4. Ruang lingkup program.
Penyusunan Program Strategis 5. Indikasi lokasi
• Perlu dirumuskan isu-isu utama yang perlu difokuskan 6. Indikasi biaya dan potensi
• strategi untuk menyelesaikan isu-isu tersebut kemudian perlu dirumuskan pemafaatan
sebagai dasar penyusunan program strategis 7. Indikasi manfaat dan dampak
• Indikasi manfaat dan dampak ekonomi/sosial Ekonomi/Sosial.
8. Indikasi jadwal Implementasi
Roadmap Pembangunan/Rencana Implementasi
• Penyusunan Roadmap bertujuan untuk memandu pelaksanaan
Masterplan dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
sebelumnya
Pentingnya Dokumen Studi Pendahuluan
01 •
•
•
Pedoman pengusulan proyek multiyear
Sarana penghubung dengan kegiatan/proyek dari sumber pendanaan lain
Sarana komunikasi dengan pihak terkait lain di luar Kemenag
02
Rujukan pelaksanaan
• Perubahan ruang lingkup dan/atau lokasi proyek yang dilakukan setelah penetapan DPP
03 •
•
rencana pemantauan dan evaluasi pada level proyek.
Informasi rinci mengenai masing-masing proyek dapat dikumpulkan dari proposal masing-masing proyek
Kesesuaian pelaksanaan dan ketercapaian keluaran proyek dengan tujuan proyek dalam Studi Pendahuluan
• Rekomendasi penyesuaian perencanaan proyek siklus berikutnya
TATA K E L O L A D A N P E M B I AYA A N
YA YA YA YA
Peningkatan
Peningkatan
Penambahan Peningkatan jumlah dan
jumlah dan
Lembaga Partisipasi kondisi
kualitas GTK
sarpras
• Master Plan harus diturunkan ke dalam peta jalan (roadmap) yang memberikan gambaran besar dari tahapan
pembangunan Proyek untuk mencapai sasaran Proyek pada jangka waktu tertentu.
• Roadmap membagi tahapan pelaksanaan Proyek, sehingga dapat digunakan sebagai alat perencanaan setiap tahunnya,
maupun alat pemantauan bagi ketercapaian/ketuntasan sasaran jangka menengah/panjang.
Contoh Master Plan di Tingkat Madrasah
✓ Masing-masing madrasah perlu memiliki master plan pengembangan madrasah, sesuai dengan Visi-Misi
dan/atau penugasan dari Kementerian.
✓ Master plan memuat pengembangan pada aspek sarana-prasarana, SDM, tata kelola, termasuk pembiayaan.
✓ Pada saat pengusulan proyek SBSN, harus disesuaikan dengan master plan yang sudah disusun
56
Latar belakang dan alasan pengusulan Proyek;
Kerangka Acuan Kerja Maksud dan tujuan Proyek;
Kesesuaian Proyek dengan RPJMN, Renstra-K/L, dan/atau Rencana
Kerja Pemerintah, dan/atau prioritas pembangunan nasional;
Kesesuaian lokasi Proyek dengan rencana tata ruang wilayah,
apabila diperlukan sesuai kebutuhan usulan Proyek;
Keterkaitan antar Proyek, antar sektor, dan antar wilayah, apabila
diperlukan sesuai kebutuhan usulan Proyek;
Ruang lingkup dan komponen Proyek;
Target dan indikator pencapaian Proyek;
Lokasi pelaksanaan Proyek;
Pelaksana, penanggung jawab, dan pembagian kerja;
Jangka waktu dan jadwal pelaksanaan Proyek;
Rencana pembiayaan;
Rencana penarikan anggaran;
Skema pelaksanaan kegiatan per tahun;
Rencana pengadaan; dan
Rencana pemantauan dan evaluasi
Informasi yang Diharapkan dalam KAK
No. Substansi Catatan
a. Latar belakang dan alasan pengusulan Proyek • Dicantumkan latar belakang yang relevan
• Urgensi Proyek dilakukan, dan risiko apabila Proyek tidak
dilakukan
b. Maksud dan tujuan Proyek • Sasaran/kondisi yang diinginkan dengan pelaksanaan
Proyek
• Tujuan pelaksanaan Proyek dikaitkan dengan pencapaian
Tujuan Strategis dalam RPJMN/Renstra/Major Project
c. Kesesuaian Proyek dengan RPJMN, Renstra-K/L, • Dukungan terhadap PN/PP/KP/Pro-P/MP RPJMN atau RKP
dan/atau Rencana Kerja Pemerintah, dan/atau • Dukungan terhadap Sasaran Strategis/Sasaran
prioritas pembangunan nasional Program/Sasaran Kegiatan Renstra K/L
d. Kesesuaian lokasi Proyek dengan rencana tata • Kesesuaian dengan RTRW
ruang wilayah, apabila diperlukan sesuai • Terutama untuk lokasi/lahan baru, perlu ditunjukkan
kebutuhan usulan Proyek dengan peta RTRW lokasi yang bersesuaian
e. Keterkaitan antar Proyek, antar sektor, dan antar • Daftar proyek lain yang efektivitasnya saling terkait dengan
wilayah, apabila diperlukan sesuai kebutuhan kesuksesan pelaksanaan Proyek
usulan Proyek
Informasi yang Diharapkan dalam KAK
No. Substansi Catatan
f. Ruang lingkup dan komponen Proyek • Jenis Gedung yang akan dibangun
• Komponen pekerjaan yang dibutuhkan (e.g.: perencanaan,
konstruksi, pengadaan peralatan/meubelair, pengawasan)
g. Target dan indikator pencapaian Proyek • Indikator pencapaian proyek dan targetnya, pada level
output, outcome, dan impact
h. Lokasi pelaksanaan Proyek • Alamat lokasi Proyek
• Harus sesuai dengan sertifikat lahan dan foto kondisi lahan
yang dilampirkan
i. Pelaksana, penanggung jawab, dan pembagian • Susunan tim Pelaksana, Penanggung Jawab, serta
kerja pembagian tugas masing-masing pihak
j. Jangka waktu dan jadwal pelaksanaan Proyek • Proyek Tahun Tunggal (SYC) atau Tahun Jamak (MYC)
• Rincian jadwal pelaksanaan Proyek dari persiapan,
perencanaan, sampai dengan penyelesaian proyek dan
pelaporan
k. Rencana Pembiayaan • Rincian Anggaran dan Biaya untuk masing-masing Gedung
dan komponen Proyek
• Dilengkapi dengan rekapitulasi kebutuhan biaya
Informasi yang Diharapkan dalam KAK
No. Substansi Catatan
l. Rencana penarikan anggaran • Rencana penarikan anggaran per bulan, sesuai dengan
jadwal pelaksanaan Proyek
• Diperlukan untuk menyusun estimasi Rencana Penarikan
Dana yang dipersyaratkan untuk pencairan di KPPN
m. Skema pelaksanaan kegiatan per tahun • Pembagian/tahapan pelaksanaan Proyek setiap tahunnya
untuk Proyek MYC
n. Rencana pengadaan • Rencana mekanisme pengadaan yang digunakan untuk
masing-masing komponen
• Jadwal pelaksanaan pengadaan
o. Rencana pemantauan dan evaluasi • Jadwal dan indikator yang akan dipantau selama Proyek
berjalan
• Jadwal dan indikator yang akan dievaluasi pascaProyek
dimanfaatkan
p. Rencana Pengadaan Tanah (apabila diperlukan) • Rencana pengadaan tanah
• Bukti/dokumen pendukung bahwa lahan akan tersedia dan
dapat dibangun pada tahun pelaksanaan
Catatan Hasil Penilaian Dokumen KAK
Format Dokumen KAK tidak sesuai ketentuan. Lebih mirip TOR RKA-KL
Indikator pencapaian proyek tidak jelas atau tidak dilengkapi dengan target
Lokasi tidak dirinci, tidak dilengkapi dengan foto kondisi saat ini (lahan dan
bangunan), berbeda dengan sertifikat
RAB tidak jelas, hanya rekapitulasi, tidak dipilah per Gedung/komponen. Tidak
dilengkapi dengan rincian meubelair/peralatan
Jenis Gedung dan kebutuhan biaya tidak sinkron antardokumen usulan
Dokumen Studi Kelayakan Proyek
❖Kajian teknis;
❖Kajian ekonomi;
❖Kajian dampak lingkungan dan sosial;
❖Kajian kelembagaan;
❖Kajian risiko;
❖Kajian potensi pemanfaatan;
❖Rencana pelaksanaan
❖Kajian kesesuaian terhadap prinsip syariah yang
ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia.
Informasi yang Diharapkan dalam DSKP
No. Substansi Catatan
a. Kajian Teknis • Ketersediaan lahan dan sumber daya lainnya untuk membangun dan mengoperasikan proyek
• Implementasi proyek menggunakan teknologi yang sudah terbukti
• Realisasi proyek dan pelaksanaan operasional layanan tidak tergantung pada pihak lain
• Adanya metode pelaksanaan dan pengawasan yang detail
• Kesiapan implementasi
b. Kajian Ekonomi • Analisis biaya dan manfaat dari Proyek
c. Kajian Dampak • Lingkungan, kesehatan & keselamatan, gender, atau isu lainnya telah diidentifikasi dan dapat
Lingkungan dan Sosial dikelola sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dalam pelaksanaan proyek
• Perizinan lahan dan pemukiman kembali telah terlaksana
d. Kajian Kelembagaan • Tersedianya rencana kelembagaan yang akan mengelola proyek
• Kejelasan identifikasi dan pengelompokan pekerjaan berdasarkan tanggung jawab dan wewenang
personil
e. Kajian Risiko • Risiko konstruksi dan operasi telah diidentifikasi dan dapat dikelola
f. Kajian Potensi • Kejelasan Pengelolaan/Pengusahaan aset
Pemanfaatan • Identifikasi potensi pendapatan yang setidaknya mampu menutupi biaya operasional dan
pemeliharaan
g. Kajian Kesesuaian • Proyek tidak terkait dengan unsur ribawi, maysir, haram, atau mudharat
terhadap prinsip
Syariah
Catatan Hasil Penilaian Dokumen DSKP
Informasi yang disampaikan dalam DSKP cenderung generik dan tidak spesifik
untuk masing-masing proyek.
Secara umum, prinsip-prinsip Syariah terpenuhi. Untuk usulan jenis proyek baru,
perlu dilakukan asesmen.