Anda di halaman 1dari 67

Roadmap

Pengembangan Madrasah melalui SBSN

Amich Alhumami, Ph.D.


Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan
Kementerian PPN/Bappenas

Jakarta, 25 Oktober 2022


Visi Global dan Transformasi Pendidikan
Indonesia
VISI INDONESIA 2045
INDONESIA

2045
Berdaulat, Maju, Adil, Manusia Indonesia yang unggul, Pembangunan Ekonomi yang maju Negara yang demokratis,
dan Makmur berbudaya, serta menguasai Ilmu yang merata dan dan berkelanjutan kuat, dan bersih
Pengetahuan dan Teknologi inklusif

Pilar Pembangunan Manusia 2045


PEMBANGUNAN MANUSIA PEMBANGUNAN EKONOMI PEMERATAAN PEMANTAPAN KETAHANAN
DAN PENGUASAAN IPTEK YANG BERKELANJUTAN PEMBANGUNAN NASIONAL DAN TATA KELOLA
KEPEMERINTAHAN

Peningkatan Investasi dan Percepatan


Percepatan pendidikan Demokrasi substantif
Daya saing ekonomi pengentasan
rakyat Indonesia secara
kemiskinan
merata Percepatan industri
Peningkatanperan Pemerataan Reformasi kelembagaan
dan pariwisata
kebudayaan dalam kesempatan usaha dan birokrasi
Pembangunanekonomi dan pendapatan
pembangunan
maritim Penguatan sistem hukum
Peningkatansumbangan Pemantapan Pemerataan
nasional dan antikorupsi
ilmu pengetahuan dan ketahanan pangan, pembangunan
teknologi dalam dan peningkatan wilayah Politik luarnegeri
pembangunan kesejahteraan petani Pembangunan bebas aktif
Peningkatan derajat Pemantapan infrastruktur yang
kesehatan dan kualitas Ketahanan energi, dan Penguatanketahanan
merata dan
hidup rakyat air dan keamanan
Komitmen terhadap terintegrasi
Reformasi
lingkungan hidup
ketenagakerjaan

3
MEGATREN 2045, SDM INDONESIA
DAN BONUS DEMOGRAFI

Megatren Dunia 2045 Struktur Penduduk Indonesia, 2020 Bonus Demografi


Rasio ketergantungan mencapai titik terendah pada
Demografi Global periode 2028-2031, peluang bonus demografi dan
bonus demografi kedua1
2028-2031: Dependency Ratio
Urbanisasi Dunia terendah (46,9%)

Peranan Emerging Economies 2010:


Proporsi
Penduduk Usia
Produktif > 50%
Perdagangan Internasional
Sumber Data: Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2045
Keuangan Internasional
2010 2045

Meningkatnya Kelas Menengah 238,5 juta 318,7 juta


Jumlah Penduduk1

Persaingan Sumber Daya Alam 2,5 1,9


Total Fertility Rate1

69,8 tahun 72,8 tahun


Perkembangan Teknologi Harapan Hidup1

11,9 juta 42,8 juta


Jumlah lansia (65+)1
Perubahan Iklim Penduduk Indonesia didominasi oleh Generasi
Milenial dan Gen Z yang Sebagian besar merupakan 51,1% Rasio Ketergantungan1
50,2%
penduduk di kelompok anak, remaja, dan pemuda
Perubahan Geopolitik 49,9% Penduduk tinggal 69,1%
Sumber: Sensus Penduduk 2020, BPS di perkotaan2
4
Unesco’s Vision: 5

A new social contract for education


o Education can be perceived in terms of a social
02. Social & Cultural 04. Institutional Dimension
contract–an implicit agreement among
members of a society to cooperate for shared Dimensions State agencies must:
benefit. o Ensure public funding for education
o A social contract is more than a transaction as o Respect human dignity
o Meet public interest for quality education
it reflects norms, commitments, and principles o Value people’s life
that are formally legislated as well as culturally o Include a society-wide commitment to
o Acknowledge cultural diversity
embedded. providing education service
Fundamental

01 02 03 04

Fundamental
Tenets

Tenets
01. Social & Political
03. Ethical Dimension
Dimensions
o Strengthen ethics of care, reciprocity &
o Human, citizen’s right solidarity
We need a new social
o Non-discrimination o Build peaceful, just, and suistanable contract for education
o Social justice futures for all to repair injustices while
o Conceive education as a public endeavour
Source: “Reimagining Our Futures Together: A New Social
Contract for Education,” UNESCO 2021 and a commond good transforming the future.
6

VISI PENDIDIKAN 2045

Kewarganegaraan Global Critical Mass

Penguatan Identitas &


Jati Diri
12 01 Taraf Pendidikan
Tinggi
11 02
Berakhlak Mulia, Moralitas, Cerdas, Kreatif,
Integritas Inovatif, Mandiri
10 03
Penguatan Kohesi Sosial &
Wawasan Multikultularisme 09 MANUSIA
INDONESIA 04 Kecakapan Literasi
Tinggi

Berkarakter Kuat &


Berkepribadian
08 05 Penguasaan
Iptek
07 06
Promosi & Penguatan Produktivitas
Demokrasi Tinggi 6
7
Transformasi Pendidikan Indonesia:
Perubahan & Kesinambungan

Struktur perekonomian Lanskap pasar kerja


Indonesia mengalami Indonesia berubah &
transformasi mendasar e.g. mengalami diversifikasi
agraris, industri, ekonomi e.g. transformative skills,
kreatif, ekonomi digital transferrable skills
Redesain Sistem Pendidikan
Indonesia: Adaptasi & Arah
Perubahan

Visi Indonesia 2045


Perubahan sosial-budaya & e.g. taraf pendidikan,
demografi Indonesia e.g. status kesehatan & gizi,
demographic bonus penguasaan iptek-inovasi

7
Isu Strategis Bidang Pendidikan
Masalah & TANTANGAN
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN

Accessibility: Ketersediaan Affordability: Keterjangkauan


Sarpras Primer e.g. sekolah, dalam dua konteks (i) ekonomi
01 madrasah, ruang kelas, laboratorium, 02 (financial constraint) dan (ii)
bengkel kerja, perpustakaan, dan kondisi wilayah/daerah, keterisolasian
fasilitas pendukung lain (UKS, kantin). (geographic constraint).

Quality: Hasil belajar siswa (PISA,


AKSI, AKM, AN) – pemenuhan syarat
03 pokok: guru kompeten, sumber &
media pembelajaran, TIK untuk
mendukung proses pembelajaran e.g.
digital platform for learning.
10

Isu Strategis Pembangunan Pendidikan

Problem Kesenjangan Partisipasi Masih Terdapat Dari 271 juta penduduk, terdapat
Statement: antarwilayah masih besar Kesenjangan Partisipasi penduduk usia ≥15 tahun sebanyak

APK SMA/SMK/MA/Sederajat
Indonesia: 85,23%
antarstatus Sosial-
Ekonomi Keluarga
204,8 juta menurut pendidikan
yang ditamatkan:
288
Angka Partisipasi Kasar
Perguruan Tinggi 9,67% Kecamatan
Prov Jabar Prov Kalsel

Kota Banjar Baru 99,63


80,77

SMA/SMK/MA/Sederajat tidak tersedia SMP/MTs


2021 SMA/SMK/MA/Sederajat 29,21%
Layanan Kab Tapin 63,10

Pendidikan Kab Ciamis 114,29 96,74 ≤SMP/MTs/Sederajat 61,12%


681
78,10

73,21
Belum Merata Kab Sumedang 52,97 APK vs Tingkat Penyesaian
SMA/SMK/MA/sederajat, 2021 Kecamatan
Prov Aceh

Kab Aceh Selatan 128,68 85,23%


92,63

APK 20% APK 20%


65,94%
tidak tersedia
Kab Aceh Timur 78,61
keluarga keluarga terkaya SMA/SMK/MA
termiskin APK Tingkat Penyelesaian
Sumber: Susenas, 2021 Sumber: Susenas, 2021 Sumber: Susenas, 2021 Sumber: Podes, 2021

Nilai PISA rendah dengan


kemampuan di bawah standar
Sains 489 ❑ Kompetensi guru masih Tidak tersedia Daya Saing PT
396
rendah dan sebaran pun metode penilaian Indonesia di tingkat
487
Kualitas Matematika 379 tidak merata hasil belajar yang ajek global masih lemah
Pendidikan 487 ❑ Pengembangan
Membaca 371 (UN, UNBK, AKSI, (e.g. kapasitas inovasi,
kurikulum (e.g. konten,
Masih Rendah OECD Indonesia materi & sumber belajar) AN, terus berubah) publikasi ilmiah & sitasi)
Sumber: OECD, 2020
11
TINGKAT Partisipasi VS. TINGKAT
PENYELESAIAN Pendidikan
Angka Partisipasi Kasar Berbagai Jenjang Anak Usia 7-18 Tahun yang Tidak Sekolah (ATS)
110,50 109,31 108,50 108,61 107,46 106,32 106,20

91,52 92,06 92,80 4.291.680


91,17 90,12 90,23 90,57
4.170.749
4.082.386
85,23 3.939.869
80,89 82,84 80,69 83,98 84,53
78,02
2018 2019 2020 2021
35,18 34,62 33,84 37,92 36,93 37,52 35,59

29,93 30,19 30,28 30,85 31,19


Persentase Anak Kelas 1 SD/MI Sudah Pernah PAUD
25,26 27,98

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 63,34 63,27


62,48 61,93
PAUD SD/MI/Sederajat SMP/MTs/Sederajat SMA/SMK/MA/Sederajat PT 60,43
58,92
57,80

Angka Penyelesaian Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

91,44 93,88 95,25 94,68 95,48 96,00 97,37 ❑ Meskipun partisipasi pendidikan meningkat dari tahun ke tahun,
namun tingkat penyelesaian pendidikan masih relatif rendah. Hal ini
83,76 84,74 84,96 85,23 87,89 88,88 mengindikasikan kemampuan bertahan siswa dalam sistem
79,05
63,95 65,94 persekolahan (survival rate) juga rendah: putus sekolah karena tidak
61,84 58,33
52,04
57,47 57,71 ada biaya, bekerja, korban perundungan, menikah dini, etc.
❑ Meski tren jumlah ATS menurun, namun masih terdapat anak usia
sekolah yang tidak memperoleh layanan pendidikan, termasuk yang
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
drop out dan tidak melanjutkan.
❑ Kesiapan anak bersekolah perlu ditingkatkan yang diharapkan dapat
SD/MI/Sederajat SMP/MTs/Sederajat SMA/SMK/MA/Sederajat
mendorong keberlanjutan menempuh pendidikan (partisipasi) dan
menyelesaikan pendidikan pada jenjang lebih tinggi.
Sumber: Olahan Data Susenas 2015-2021
PISA 12

Programme for International Student Assessment – OECD

402 403 Faktor Utama:


❑ Kualitas guru belum ideal menurut standar
396 396
394 393 mutu pendidik.
397
393 ❑ Guru belum memiliki dua kompetensi
Perkembangan rata-rata 391 383 382 pokok yang memadai: subject content-
Membaca
Skor PISA Siswa 382 386
379
knowledge & pedagogical skills.
Matematika
Indonesia (2003-2018) ❑ Praktik & proses pembelajaran tidak
375 Sains
371 371 berbasis HOTS.
❑ Metode & pendekatan didaktika di kelas
360 lebih mengutamakan expository
learning approach, bukan discovery-
2003 2006 2009 2012 2015 2018 inquiry learning approach (basis
HOTS).
❑ Perkembangan Proporsi
Siswa Indonesia yang 23 24 28,1 22,9
34 32 38 35 34
Berada di Atas
42 46 45 45 45 40 Pilihan Kebijakan: Solusi
Kompetensi Minimal ❑ Reformasi LPTK (peminat tinggi,
PISA (2005-2018). kompetisi ketat, seleksi calon mahasiswa
level >=2
❑ Anak Indonesia masih 76,7 75,7 69,9
terbaik).
65,8 68,6 71,9 61,6 65,6 66,6 level < 2
memiliki kemampuan di 59 53,4 55,2 55,4 56 60 ❑ Penguatan PPG: guru professional.
bawah standar ❑ Mengangkat lulusan PPG menjadi guru
kompetensi (di bawah ASN (seleksi).
level 2) pada tes PISA. ❑ Mengganti guru-guru pensiun dengan
2006 2009 2012 2016 2018 2006 2009 2012 2016 2018 2006 2009 2012 2016 2018
Matematika Membaca Sains guru-guru lulusan PPG.
Profil Madrasah:
Transformasi untuk Peningkatan Kualitas
Peta Sebaran Madrasah
Menurut Wilayah
Total Nasional: 82.418
Kalimantan
Total 3.708/ 4,5% Sulawesi
Sumatera
Total 5.357/ 6,5%
Total 15.649/ 19,0% ⚫ Kalimantan Barat : 1.070
⚫ Kalimantan Utara : 92 ⚫ Sulawesi Utara : 376 ⚫ Sulawesi Tenggara : 746
⚫ Aceh : 1.669 ⚫ Kalimantan Tengah : 689 ⚫ Sulawesi Barat : 611 ⚫ Sulawesi Selatan : 2.585
⚫ Sumatera Utara : 4.536 ⚫ Kalimantan Timur : 479 ⚫ Sulawesi Tengah : 782 ⚫ Gorontalo : 255
⚫ Sumatera Barat : 1.213 ⚫ Kalimantan Selatan : 1.378
⚫ Riau : 1.894
⚫ Jambi : 1.169
⚫ Sumatera Selatan : 1.767
⚫ Bengkulu : 431
⚫ Lampung : 2.464 Maluku
⚫ Kep. Bangka Belitung : 157 Total 848/ 1,0%
⚫ Kep. Riau : 349 ⚫ Maluku : 412

Jawa ⚫ Maluku Utara : 436

⚫ Banten : 3.969 Total 52.977/ 64,3% Nusa Tenggara


⚫ DKI Jakarta : 1.839
Total 3.591/ 4,4% Papua
⚫ Jawa Barat : 15.332 Total 288/ 0,3%
⚫ Jawa Tengah : 11.212 ⚫ Bali : 273
⚫ Jawa Timur : 20.027 ⚫ Nusa Tenggara Barat : 2.877 ⚫ Papua Barat : 153
⚫ DI Yogyakarta : 598 ⚫ Nusa Tenggara Timur : 440 ⚫ Papua : 135
Sumber: diolah dari EMIS 2020/2021- Semester Genap
Peta Persebaran Madrasah Negeri
per Wilayah
Kalimantan Sulawesi
Sumatera Total 458/ 11% Total 360 / 9%
Total 1.601 / 40% MIN MTsN MAN
MIN MTsN MAN
Sulawesi Utara 12 18 5
Kalimantan Barat 23 31 19
MIN MTsN MAN Gorontalo 7 10 6
Kalimantan Tengah 36 22 14
Aceh 433 109 69 Sulawesi Barat 6 6 5
Kalimantan Selatan 143 84 42
Sumatera Utara 127 60 43 Sulawesi Tengah 21 29 16
Kalimantan Timur 10 17 11
Sumatera Barat 62 112 48 Sulawesi Selatan 56 49 32
Kalimantan Utara 1 3 2
Riau 19 34 21 Sulawesi Tenggara 19 46 17
Kepulauan Riau 10 9 7
Jambi 37 65 31
Maluku
Bengkulu 41 32 15
Sumatera Selatan 37 36 22 Total 100 / 2%
Bangka Belitung 12 11 5 MIN MTsN MAN
Lampung 52 24 18 Maluku 21 16 10
Maluku Utara 23 19 11
Jawa
Total 1.294 / 32%
MIN MTsN MAN Bali Nusa Tenggara
Papua
Banten 20 30 19 Total 172 / 4%
DKI Jakarta 22 42 22 Total 25 / 0,6%
Jawa Barat 91 160 77 MIN MTsN MAN
Bali 16 7 5 MIN MTsN MAN
Jawa Tengah 114 129 65
Nusa Tenggara Barat 26 28 19 Papua 3 4 2
DI Yogyakarta 21 35 15
Nusa Tenggara Timur 35 23 13 Papua Barat 7 4 5
Jawa Timur 146 195 91
SUMBER : EMIS Ditjen Pendis Kemenag
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN MADRASAH 16

❖ Penjaminan Mutu Madrasah:


Akreditasi, Budaya Mutu,
❖ Simbol & khazanah Penilaian
kebudayaan Islam
❖ Peningkatan kualitas
❖ Basis kelas menengah
proses pembelajaran
muslim terpelajar
❖ Pemenuhan guru
❖ Penguatan mapel (bidang
profesional & tenaga
ilmu) keislaman
kependidikan
❖ Pemasok talenta untuk
pendidikan tinggi

❖ Pengembangan & ❖ Pengembangan bidang


Penguatan Sains Modern keterampilan (terbatas)

❖ Partisipasi aneka kegiatan ❖ Penguatan Kelembagaan &


ilmiah (scientific events) Modernisasi Tata Kelola

❖ Pengembangan riset ilmiah ❖ Pemenuhan sarpras &


& riset terapan fasilitas pendidikan
Tren Kemampuan Membaca Siswa Madrasah 17

Hasil PISA Tahun 2018

Pada PISA 2009 dan 2015 terjadi


Grafik tren perkembangan nilai PISA siswa MTs dan MA
peningkatan tajam nilai rata-rata
menunjukkan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian
kemampuan membaca siswa MA
sehingga selisih dengan nilai rata-
rata siswa SMA menyempit, dan
melampaui rata-rata nilai siswa
SMK pada dua putaran terakhir
PISA.

Pada PISA 2012 ketika nilai


rata-rata jenis sekolah lain
turun, nilai rata-rata PISA
siswa MTs justru meningkat
hingga berada di atas nilai
rata-rata siswa SMP

Sumber: Pendidikan di Indonesia, Belajar dari Hasil PISA 2018, Balitbang Kemendibud, 2019
HASIL AKG MADRASAH 18

70 MI MTs MA
61 61 61
60
54
51 52 51 50
50 49 50 49 49 50 50 49
50 47 46 46 47
45 44 44 43 45 44
43 42 43 43
41 40 42 41 40 40 40
40 37 36 36 36
34

30

20

10

0
MTs- MTs- MTs- MA- MA-
MI-Kelas MTs-BK MTs-IPA MA-B.Inggris MA-BK MA-Biologi MA-Ekonomi MA-Fisika MA-Kimia
B.Indonesia B.Inggris Matematika B.Indonesia Matematika
SKOR AKHIR 43 47 61 36 41 49 44 50 49 51 41 44 43 40
PROFESIONAL 45 50 61 34 40 51 43 52 49 50 43 40 40 36
PEDAGOGIK 37 42 61 44 42 46 45 46 50 54 36 50 49 47

SKOR AKHIR PROFESIONAL PEDAGOGIK

Skor Akhir AKG Madrasah per jenjang: Skor Pedagogi: Skor Profesional:
❑ MI menunjukkan Skor 43 ❑ MI menunjukkan Skor 35 ❑ MI menunjukkan Skor 45
❑ MTs menunjukkan rata-rata Skor 47 ❑ MTs menunjukkan rata-rata Skor 47 (tertinggi ❑ MTs menunjukkan rata-rata Skor 47
(tertinggi B. Inggris, terendah BK) B. Inggris, terendah B. Indonesia dan IPA) (tertinggi B. Inggris, terendah BK)
❑ MA menunjukkan rata-rata Skor 45 (tertinggi ❑ MA menunjukkan rata-rata Skor 47 (tertinggi ❑ MA menunjukkan rata-rata Skor 44
Biologi, terendah Matematika) Biologi, terendah Ekonomi) (tertinggi B. Inggris, terendah Matematika
Transformasi Layanan
Pendidikan Islam
Esensi keterampilan abad ke-21: 20

Urgensi Inovasi Pembelajaran


Keterampilan Abad ke-21 Kerangka Kompetensi Tenaga Kerja perlu Beradaptasi
Abad ke-21 dengan Kebutuhan Zaman
Kritis dalam Berpikir
❖ Informasi & penemuan ▪Kreatif dan Inovatif o Kompeten secara teknis
❖ Interpretasi & analisis ▪Berpikir Kritis (technically competent),
❖ Pemikiran ▪Komunikasi & Kolaborasi berwawasan global (globally
❖ Membangun argumen
❖ Pemecahan masalah
sophisticated), sadar budaya
❖ Sistem berpikir Learning & (culturally aware), inovatif, dan
Innovation Skills berjiwa wirausaha (Darmstadt,
Komunikasi 2006);
➢ Mendengarkan secara efektif o Mampu bekerja di atau
➢ Menyampaikan presentasi lisan dengan beragam budaya dan
➢ Berkomunikasi menggunakan media digital
lingkungan kerja;
➢ Terlibat dalam percakapan dan diskusi
➢ Berkomunikasi di lingkungan yang beragam Core o Mampu bekerja sama
Information, multidisiplin; dan
Subjects &
Kolaborasi Life and Media & o Tidak hanya berhenti pada
21st Century
❖ Kepemimpinan & inisiatif Career Technology kemampuan penyelesaian
Themes Skills
❖ Kerja sama Skills masalah dan desain, tetapi juga
❖ Fleksibilitas dapat menciptakan inovasi.
❖ Tanggung jawab & produktivitas
❖ Berkolaborasi menggunakan media digital Curriculum &
❖ Responsif dan umpan balik yang membangun Standards & Instruction
Kreativitas Assessments Learning Melek Informasi,
▪ Inisiatif dan Mandiri
Environments Media & TIK
➢ Pemunculan ide ▪ Keterampilan Sosial Professional
➢ Desain ide dan penyempurnaan dan Budaya Development
➢ Keterbukaan dan rasa keingintahuan tinggi ▪ Produktif Akuntabel
➢ Kreativitas kerja dengan orang lain ▪ Kepemimpinan dan
➢ Produksi ide kreatif dan inovasi tanggung jawab Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008
Transformasi Layanan Pendidikan 21

Untuk bisa survive di masa depan, lembaga pendidikan keagamaan harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan.
Transformasi lembaga pendidikan keagamaan menuju model 4.0 dapat berkontribusi lebih besar bagi perkembangan masyarakat. Ada 4
hal prioritas sebagai output dalam Pendidikan 4.0: kolaborasi, komunikasi, berpikir kritis, dan kreatif

Integrative Integrative 4.0


Modern

• Fokus pada solusi sistematis, • Fokus kepada dialog antara


kreativitas bersama, dan pemangku kepentingan dan
keberlanjutan. siswa/mahasiswa.
• Berpusat pada sistem dan bersifat Modern 3.0 • Pembelajaran yang berfokus pada
holistik. siswa/mahasiswa.
• Pembelajaran yang berfokus pada • Pendidik sebagai fasilitator.
siswa/mahasiswa. • Penguatan maple/bidang ilmu
• Menumbuhkan kreasi bersama. Pra-Modern 2.0 keagamaan dan STEM.
• Ubiquitous learning. • Kelembagaan & tata kelola modern.
• Integrasi ilmu keagamaan dan
STEM.

Pra-Modern Tradisional Tradisional


• Fokus pada output, efisiensi, dan kompetisi.
• Fokus pada input, otoritas, dan
• Berorientasi pada hasil tes.
hierarki.
• Siswa/mahasiswa aktif dalam pembelajaran.
• Berpusat pada pendidik.
• Penguatan mapel/bidang ilmu keagamaan.
• Siswa/mahasiswa pasif dalam
• Pengembangan riset ilmiah & riset terapan.
pembelajaran.
Diadopsi dari Journal of Sustainability 2020, University 4.0: Promoting the Transformation of Higher Education Institutions toward Sustainable Development
Elements of Madrasah’s Quality Education

The main objective: improving student’s learning outcomes (e.g.


academic excellence, acquisition of knowledge & cognitive skills).
Infrastructures & Learning Resources
Facilities 4 Center
o Digital resources e.g. video,
Buildings, classrooms,
audio, animations
laboratories, liblaries, o Materials & multimedia
offices, etc. 1 5 o Lectures, discussions & seminars
Quality Teachers Technology for
o Pre-service education Learning Innovation
o In-service training o Technology & pedagogy
o Continuous quality o Digital platform
improvement o Digitized materials
o Enhance competence & 2 6 o Devices, equipment & media
professionalism o Internet connection
Curriculum & Instruction Quality Assurance &
o Structure & content Assessment
o Delivery process o Quality culture
o Methods & approaches o Accreditation
o Student assessment & evaluation
Teaching & Learning 3 7
Governance & Management
Processes o Strong leadership & visionary principal
o Stundent-centered o Participative decision-making
o Mastery learning 8 o Professional staff & personnel
o Methods & approaches (e.g. o Teacher-Parent Association (TPA)
project-based learning) meeting
o Achievement & measurement o Accountability & transparency
PENDIDIKAN & TRANSFORMASI
DIGITAL
MENGAPA TRANSFORMASI DIGITAL DIPERLUKAN DI DUNIA PENDIDIKAN?
Dunia saat ini telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang menuntut penguasaan teknologi sebagai
kekuatan penggerak proses transformasi kehidupan dan kemajuan suatu negara. Pendidikan di era teknologi
digital menuntut tersedianya (i) guru kompeten dan kreatif, (ii) pembelajaran inovatif, dan (iii) materi belajar
adaptif-kontekstual, agar dapat merespons perkembangan zaman untuk menghasilkan “Sumber Daya
Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing” sebagaimana arah kebijakan RPJMN 2020-2024.
Transformasi digital mendorong kolaborasi dan inovasi
untuk menciptakan pendidikan dengan pembelajaran
tanpa batas. Strategi Pembelajaran
Sarana & Prasarana TIK
Digital

Pembelajaran
Integrasi Digital
Berorientasi Siswa
Sosiologis-
Fisik Transformasi Filosofis Konektivitas &
Penyediaan Data
Digital Inklusivitas

Keamanan TIK Kolaborasi


TEKNOLOGI DIGITAL UNTUK INOVASI
PEMBELAJARAN

Platform
Video Conferences
Pembelajaran Pembelajaran dengan
Media platform pembelajaran yang menggunakan media yang
berisi materi & konten pembelajaran dapat berinteraksi secara
(E-Learning Madrasah, Rumah Belajar, langsung antara 1 orang atau
Zenius, ruangguru, Quipper, etc.) lebih (Zoom, Webex, Google
Classroom, etc.).
Project Based
Learning Video Simulasi
Pembelajaran berbasis proyek
Video simulasi dapat
memberikan kesempatan untuk
membantu siswa untuk lebih
memperluas pengetahuan dan
memahami praktik suatu
mengembangkan keterampilan
materi pembelajaran secara
melalui pemecahan masalah dan
visual.
investigasi.

Quiz dan Permainan Buku Digital


Quiz dan Permainan dapat Buku materi pelajaran dan jurnal
mengasah daya inovasi dan yang dibuat menjadi versi digital
kreativitas, juga dapat menjadi sehingga dapat diakses dengan
peredam stres. perangkat smartphone & laptop.
TECHNOLOGY DIVIDE, DIGITAL GAP: 25

Infrastruktur Komunikasi Indonesia Masih Tertinggal dari Negara Lain

Median Download Speed (Mbps) Enabler Teknologi


Singapura
Thailand Internet of Things 27 40
Tiongkok
Jepang
Korea Selatan Artificial Intelligence 24 30
Malaysia
Vietnam
Filipina Cloud 33 42
Brunei
Laos
Indonesia Broadband 48 62
Kamboja
Myanmar
Indonesia 2020 Rata-rata dunia (2020)
0 50 100 150 200 250

Fixed Broadband Mobile


Sumber: Speedtest Global Index 2022 Sumber: Global Connectivity Index, Huawei 2020

❑ Kecepatan mengunduh (median) Indonesia masih kalah cepat dibandingkan negara lain.
Kecepatan mengunduh mobile sebesar 17,81 Mbps, sedangkan fixed broadband sebesar 21,95 Mbps.
❑ Berdasarkan laporan GCI 2020, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain dan perlu
mendorong tranformasi digital di semua sektor, termasuk pemerataan kualitas jaringan broadband
hingga ke daerah-daerah pedesaan.
TECHNOLOGY DIVIDE, DIGITAL GAP: 26

Kesenjangan Akses Anak Sekolah ke Internet Antarwilayah

Sebaran Desa/Kelurahan yang Belum Terjangkau Pengguna Internet di Kalangan Siswa dan Mahasiswa (%)
Layanan Seluler 4G

0,00 99.77
9.113 Desa/Kel. di Wilayah 3T

3.435 Desa/Kel. di Wilayah Non-3T


Sumber: BAKTI 2021 Sumber Data: Susenas 2021

❑ Hingga akhir 2020, masih ada 12.548 desa/kelurahan di Indonesia yang masih belum memiliki layanan seluler
4G. Desa/kelurahan tersebut tidak hanya berada di daerah 3T, tetapi juga non-3T.
❑ Masih banyak wilayah yang belum memiliki layanan seluler 4G menyebabkan siswa/mahasiswa kesulitan dalam
mengakses layanan internet. Hal ini tentunya akan menghambat kegiatan belajar-mengajar berbasis digital.
Kompetensi Guru Berbasis
Literasi 4.0
Dalam proses pembelajaran, para guru juga perlu membekali diri dengan pengetahuan
dan keterampilan dasar berbasis literasi 4.0, yang sangat diperlukan di masa depan.
Literasi Teknologi
❑ Memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi
Literasi Humanitas
(Coding, Programming, Artificial Intelligence &
Problem-solving, komunikasi, kolaborasi, relasi sosial, Engineering Principles).
berpikir kritis, kreatif, inovatif, humanis, ikatan ❑ Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi
kewargaan untuk pendidikan & inovasi pembelajaran

Literasi Keagamaan Literasi Digital


❑ Pemahaman, penghayatan & pengamalan ajaran Mampu mengakses konten digital, memilih &
agama memilah materi, kritis terhadap data dan
❑ Penghargaan dan toleransi dalam keragaman informasi digital yang beredar via media sosial,
keyakinan self-censorship
❑ Inklusif, moderat & terbuka: memperkuat kohesi Literasi Data
sosial & membangun harmoni dalam perbedaan Kemampuan membaca & menganalisis,
❑ Berperan dalam proses sosial politik berbasis menggunakan informasi & mengolah data
kebajikan publik & untuk kemaslahatan bersama (big data) di dunia digital
PEMBELAJARAN DIGITAL DI MADRASAH

Penggunaan e-Learning Madrasah untuk berbagai aktivitas yang terintegrasi (e.g. video conference, diskusi, penilaian harian,
tugas, kuis, PAS) dalam rangka mendukung pembelajaran dengan waktu yang fleksibel dan tidak berbayar.
Kemandirian Belajar: Penyelesaian Tugas: Sosialisasi:
❑ Disiplin ❑ Tuntutan pemahaman materi
❑ Konsisten ❑ Teknik mengasah jarak jauh ❑ Adaptasi belajar
❑ Pengenalan lingkungan sekitar ❑ Kerja Kelompok
❑ Konsentrasi ❑ Persahabatan
❑ Kerja praktik – unjuk kerja
❑ Tanggung jawab
❑ Pencarian data Sumber: Paparan Persahini Sidik, 2021

Tantangan dalam Proses Pembelajaran:


❑ Optimalisasi pertemuan pembelajaran: 1) Pembiasaan waktu yang terbatas; 2) Efektif paling lama 60 menit; dan 3) Beban materi padat,
cakupan kurikulum banyak.
❑ Praktikum Virtual: 1) Perlu alternatif praktikum; 2) Perlu ide baru secara mandiri; 3) Ketersediaan sarana praktikum virtual yang terbatas;
dan 4) Kesulitan pengujian keterampilan praktik siswa.
❑ Sarana Pembelajaran Virtual: 1) Memperkaya video animasi pembelajaran; 2) Penguatan pelatihan guru dalam membuat video pembelajaran.
❑ Pemantauan proses pembelajaran: 1) Adaptasi monitor kelas maya dan mengajar; 2) konsistensi pemantauan progress karakter siswa (disiplin,
jujur, ulet, etc.) yang membutuhkan kesabaran.
Hasil Monev di 3 Madrasah di DI Yogyakarta:
❑ Hanya memanfaatkan jaringan e-learning madrasah satu tahun saat pandemi. Selanjutnya beralih ke Jogja Madrasah Digital (JMD)
❑ Loading Berat, tidak support mobile view, pelatihan penggunaan yang terbatas, upload materi dan video sangat lama
❑ Kendala dalam approval akun Guru dan Siswa. Banyak guru dan siswa yang belum memiliki akun untuk mengakses e-learning madrasah.
❑ Konten pembelajaran dan soal-soal kurang lengkap, terdapat bug saat upload soal.
Kebijakan Pendanaan SBSN
Proyek SBSN yang Prudent dan Kredibel 30

secara Teknis dan Administrasi


Koridor Proyek SBSN
Karakteristik Eligibility Criteria

Proyek SBSN
Terms and Conditions
▪ SBSN diutamakan ▪ Arahkan manfaat ▪ Quality at Entry
✓Cost of Fund Tinggi ke proyek yang yang paling besar, (proyek yang
(Imbalan kepada mendukung untuk mengimbangi diusulkan memiliki
investor) (6-7%) Prioritas Nasional, cost of fund SBSN kualitas kesiapan yang
✓Tepat Waktu Program Prioritas, yang tinggi baik), menyangkut
Pelaksanaan dan Kegiatan ▪ Pembiayaan SBSN kesiapan lahan,
✓Prinsip Syariah Prioritas tidak bisa dokumen
✓Pembangunan Fisik diperpanjang perencanaan,
bersifat Asset Based (maksimal 90 hari) perizinan, dll
• Terukur manfaatnya (tangible value)
(Akad Istisna’a dan ▪ Proyek Pemerintah
• Memiliki daya ungkit (leverage)
Ijarah) • Terintegrasi, tematik, dan targeted Pusat

Pengusulan proyek SBSN harus semakin prudent, kredibel, dan siap dilaksanakan baik secara administrasi maupun teknis pelaksanaan.
Pengusulan proyek SBSN, tidak bisa lagi hanya sekedar menyebutkan nominal anggaran, namun harus sudah dilengkapi dengan informasi
perencanaan teknis.
Perencanaan Proyek SBSN
dan Pembagian Peran para Pihak
PENGUSULAN PROYEK 32

8. Lokasi Pelaksanaan Proyek


STUDI PENDAHULUAN: KERANGKA ACUAN KERJA: 9. Pelaksana, Penanggung Jawab dan Pembagian
1. Analisis kebutuhan program. 1. Latar Belakang dan Alasan Pengusulan Proyek
Kerja
2. Keterkaitan program dengan 2. Maksud dan Tujuan Proyek
10. Jangka waktu dan Jadwal Pelaksanaan Proyek
tugas, fungsi dan 3. Kesesuaian Proyek dengan RPJMN/
11. Rencana Pembiayaan
kewenangan Pemrakarsa Renstra/RKP dan/atau Prioritas Pembangunan
12. Rencana Penarikan Anggaran
Proyek. 4. Kesesuaian lokasi Proyek dengan RTRW, sesuai
13. Skema pelaksanaan kegiatan Per-Tahun
3. Tujuan program dan kebutuhan Proyek
14. Rencana Pengadaan
keterkaitannya dengan 5. Keterkaitan antarProyek, antarsektor,
15. Rencana Monitoring dan Evaluasi
RPJMN, RenstraK/L, dan/atau antarwilayah, sesuai kebutuhan Proyek
16. Bukti/dokumen pendukung ketersediaan tanah
prioritas pembangunan 6. Ruang Lingkup dan Komponen Proyek
nasional. pada tahun pelaksanaan, atau apabila
7. Target dan Indikator Pencapaian Proyek
4. Ruang lingkup program. dibutuhkan, rencana pengadaan tanah.
5. Indikasi lokasi DOKUMEN STUDI KELAYAKAN PROYEK :
6. Indikasi biaya dan potensi
1. Kajian Teknis
pemafaatan
2. Kajian Ekonomi
7. Indikasi manfaat dan dampak
Ekonomi/Sosial.
3. Kajian Dampak Lingkungan dan Sosial
8. Indikasi jadwal implementasi 4. Kajian Kelembagaan
5. Kajian Risiko
6. Kajian Potensi Pemanfaatan
7. Kajian Kesesuaian dengan Prinsip Syariah

Memuat rencana kebutuhan • Surat Usulan dari Menteri/Pimpinan Lembaga atau Sekjen atas nama Menteri/Sekretaris Utama a.n.
jangka menengah minimal 3 (tiga) Pimpinan Lembaga kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas, paling lambat bulan Januari Tahun Perencanaan
tahun kedepan. • KAK dan DSKP dapat dimutakhirkan s.d. bulan Mei Tahun Perencanaan
Alokasi Proyek SBSN Kemenag 2014-2022

Revitalisasi dan Pembangunan Pusat Layanan Haji


dan Umrah Terpadu
❑Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah Rp401,961,824,000 di 143 lokasi
Peningkatan Akses dan
Mutu Pendidikan ❑Peningkatan Sarana dan Prasarana
PTKIN Pembangunan Pusat Layanan Halal
Rp148,861,719,484 di1 lokasi

Peningkatan Sarana dan Prasarana 6 PTKIN (MYC)


Rp2,262,708,440,557 di 6 lokasi

❑Revitalisasi dan Pengembangan Asrama Haji


Peningkatan Kualitas ❑Pembangunan Balai Nikah dan Manasik Haji
Pelayanan Kehidupan Peningkatan Akses dan Mutu Madrasah
❑Pembangunan Pusat Layanan Halal
Rp4,298,015,132,000 – Total 777 proyek
Keagamaan ❑Revitalisasi dan Pembangunan Pusat Layanan Haji
dan Umrah Terpadu
Peningkatan Sarana dan Prasarana PTKIN
Rp5,201,544,060,543 – Total 154 proyek

Pembangunan Balai Nikah dan Manasik Haji


Rp1,811,007,224,000 – di 1.334 lokasi

Revitalisasi dan Pengembangan Asrama Haji


Rp2,142,731,279,110 – di 82 proyek

Total Alokasi Rp18,145,466,037,145


Jumlah proyek 2.505
Strategi Pengembangan Madrasah
Melalui SBSN
STRATEGI PENGEMBANGAN MADRASAH
❑ Pengadaan guru berkualifikasi S1/DIV &
❑ Pemenuhan laboratorium: praktikum, 2 3 sebaran merata
eksperimen, olimpiade ❑ PKB guru: kompetensi & profesionalisme
Laboratorium Pemenuhan
❑ Pemerataan lokasi laboratorium sains Berorientasi Guru ❑ Penguatan guru matematika, sains, dan
Olimpiade
Sains
Berkualitas agama Islam
❑ Kebijakan pemenuhan 1 ❑ Diferensiasi MAN IC, madrasah
sarpras madrasah 4 unggulan, dan madrasah reguler
negeri & swasta Pemenuhan
❑ Kriteria madrasah unggulan:
Penyelengga- ❖ Madrasah akademik
❑ Sinergi berbagai sumber Sarpras Primer
raan Madrasah
pembiayaan: RM, PHLN, Unggulan ❖ Madrasah riset
MODEL ❖ Madrasah keagamaan
SBSN, Hibah Masyarakat
PENGEMBANGAN ❖ Madrasah keterampilan
MADRASAH ❑ Instrumen penyelenggaraan madrasah
7 5 unggulan: kurikulum, SDM, sarpras, dst.
❑ Roadmap Pengembangan
Pendidikan Vokasi Pengembangan ❑ Mempertimbangkan cakupan
Pendidikan Pengendalian
❖ Program Keahlian Vokasi Madrasah Baru
jumlah anak usia sekolah di
❖ Kerja Sama DUDI 6 wilayah jangkauan
❖ Guru Vokasi ❑ Madrasah baru harus
Regulasi dipastikan memiliki kualitas
Operasional bagus
❑ PMA No. 60 Tahun 2015 → Amanat Optimalisasi sumber daya untuk
penyusunan rencana pengembangan madrasah pengembangan madrasah
PETA PERSEBARAN PROYEK SBSN MADRASAH 2018 s.d. 2023

ACEH
2023
7 5
2022
19
1 1 2018 s.d.
SULUT 2021
SULUT
SUMUT RIAU KALTARA GORONTALO
7 5 3 KEPRI 6 3
7 4 2 MALUT
3 5 6 9
13 16 1 13 6
KALBAR
17 PAPUA BARAT
13 5 5 KALTIM
9
SUMBAR JAMBI
BABEL SULTENG 3 2
7 7 6 1 16 6 5 14
2 2 KALTENG
20 10 18
4 5 SULBAR
SUMSEL
9 3 3 3 3
BENGKULU 16 5 SULTRA MALUKU 1 2
6 3 JAKARTA
11 8
5 4 6 3 4 2 6
11 5 JATENG PAPUA
6 4 KALSEL 15 7
LAMPUNG 12 35 26
17 BALI
SULSEL
54 15
6 5 3 3
22 16 20 NTB NTT
14
34 5 5 35 28
BANTEN 8 3
JABAR 12 76 20 12
DIY JATIM SBSN Madrasah TA 2022
Jumlah Proyek: 215
SBSN Madrasah 2018-2023 Total Pagu: Rp845.745.482.000
Total Proyek: 960 proyek SBSN Madrasah TA 2023
Total Pagu: Rp 5.083.127.132.000 Jumlah Proyek: 183
Total Pagu: Rp785.112.000.000
Kinerja Proyek SBSN Madrasah 2018-2022*

1.700.000.000 100,00%
96,13% 96,80%
93,71%
1.500.000.000 90,32% 90,00%

80,00%
1.300.000.000

70,00%
1.100.000.000
60,00%
900.000.000
50,00%
700.000.000
40,00%
500.000.000
30,73% 30,00%

300.000.000
20,00%

100.000.000 10,00%

-100.000.000 0,00%
2018 2019 2020 2021 2022
Realisasi 188.357.100 720.975.000 980.875.200 1.538.202.664 259.918.846
Pagu 201.000.000 750.000.000 1.086.000.000 1.589.052.339 845.745.482
% 93,71% 96,13% 90,32% 96,80% 30,73%

Realisasi Pagu % *Realisasi TA. 2022 per tanggal 5 Oktober 2022,


meningkat 19,31% dari capaian 11,42% pada
tanggal 3 Agustus 2022
Realisasi Keuangan Proyek SBSN Madrasah TA 2022
3 Agustus 2022 dan 5 Oktober 2022
TOTAL REALISASI SBSN MADRASAH TA 2022 5 KANWIL DENGAN REALISASI TERTINGGI
KANWIL KEMENTERIAN KANWIL KEMENTERIAN
PAGU REALISASI PAGU REALISASI
AGAMA AGAMA
KALIMANTAN TENGAH 11,2 M 42,9% KALIMANTAN TENGAH 11,2 M 77,1%
Realisasi,
KALIMANTAN TIMUR 16,1 M 38,1% PAPUA BARAT 12,2 M 62,4%
259.918.846.060
KALIMANTAN UTARA 7,6 M 30,5% KALIMANTAN TIMUR 16,2 M 57,7%
30,73% SULAWESI TENGGARA 17,9 M 28,2% KALIMANTAN UTARA 7,7 M 57,2%
BENGKULU 19,6 M 25,4% MALUKU UTARA 16,6 M 50,2%
5 KANWIL DENGAN REALISASI TERENDAH
KANWIL KEMENTERIAN KANWIL KEMENTERIAN
PAGU REALISASI PAGU REALISASI
AGAMA AGAMA
Pagu, BALI 13,1 M 3,1% SUMATERA BARAT 24,2 M 23,1%
845.745.482.000 KALIMANTAN BARAT 20,0 M 3,1% JAWA TENGAH 142,0 M 21,0%
PAPUA 5,1 M 2,8% JAWA TIMUR 157,4 M 20,3%
JAWA TENGAH 142,0 M 2,7% SULAWESI UTARA 27,1 M 20,1%
JAWA TIMUR 157,4 M 2,6% PAPUA 5,1 M 11,1%

LANGKAH PERCEPATAN DAN TINDAK LANJUT PELAKSANAAN


1. Penyesuaian metode kerja untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pekerjaan, apabila diperlukan menambah pekerja/shift kerja atau
menambah jam kerja/lembur dengan tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan pekerja.
2. Menyusun list sisa pekerjaan, menyusun jadwal target progres fisik dan jadwal pencairan (cek-list daftar sisa pekerjaan)
3. Menyusun jadwal pekerjaan, prioritas/pengggabungan/parallel pekerjaan untuk mempersingkat durasi pekerjaan, dengan tetap mengutamakan
kualitas pekerjaan yang tinggi.
4. Mempercepat mobilisasi material, khususnya apabila sudah terdapat tempat penyimpanan yang aman.
5. Menambah jumlah alat kerja, atau mengganti alat yang kurang baik dan kurang efektif.
6. Meningkatkan intensitas pengawasan oleh oleh PPK dibantu Pengawas, serta memberikan saran masukan untuk mempercepat pekerjaan.
7. Meningkatkan intensitas Rapat Evaluasi dan Koordinasi
Persiapan Pelaksanaan 2023
Pengadaan Pelaksanaan Pemanfaatan Pemantauan dan
Barang dan Jasa Pekerjaan Sisa Lelang Pengendalian

• Pelaksanaan lelang • Penyusunan jadwal • Kebijakan berbasis pada • Pengukuran berkala


seawal mungkin rinci pelaksanaan , dokumenStudi pencapaian proyek
• Persiapan dokumen termasuk R PD Pendahuluan berdasarkan jadwal
lelang lebih baik (HPS, • Pengawasan pekerjaan • Penyusunan rencana • Pendampingan dan
spesifikasi ) rekanan agar sesuai pemanfaatan sisa lelang penyelesaian segera
• Mencari kontraktor jadwal dan spesifikasi • Persiapan dokumen permasalahan non-
yang ‘baik’ (track • R ekomendasi pendukung pengusulan teknis
record, kapasitas modal perbaikan mekanisme • Memastikan kapasitas • Peringatan kepada
dan alat , tidak hanya pelaksanaan pelaksanaan proyek/ proyek berkinerja
harga terendah) • Memaksimalkan ruang lingkup baru lambat
penyelesaian proyek di • Penguatan sistem
tahun pelaksanaan saja monev dan pelaporan
Catatan Pelaksanaan
SBSN Madrasah
1. Pemanfaatan SBSN untuk investasi (Gedung dan aset)
• Tidak dipergunakan untuk bahan habis pakai dan mudah berpindah
2. Pemenuhan output awal dan kelengkapannya
• Memastikan ketercapaian target utama, serta segera dapat
dimanfaatkan secara optimal setelah dibangun
3. Lahan clean and clear sebelum pembangunan
• Menghindari project delay akibat penyiapan lahan (single-year contract)
• Pembiayaan SBSN tidak bisa digunakan untuk penyiapan lahan
4. Desain Gedung, Standar, dan Peralatan sesuai peruntukan
• Penetapan standar madrasah digital: Ruang kelas (ukuran, spesifikasi
ruangan, peralatan dan mesin); Spesifikasi laboratorium komputer; dan
Fasilitas lainnya.
• Prototipe ruang praktik dan laboratorium: Desain ruangan; Mesin dan
peralatan sesuai dengan keahlian dan peruntukan; dan Standar
bangunan/ruang dan peralatan
5. Pembahasan output/ruang lingkup
• Penambahan ruangan dari proposal awal
• Mengutamakan pemenuhan komitmen awal
Kunjungan SBSN Madrasah 41
MAN 1 BINTAN
FAKTA:
❑ Total luas tanah Madrasah sebesar 6,778 M²
❑ Jumlah siswa 230 orang, dibagi dalam 11 rombel dengan 19 pengajar
❑ Mendapatkan SBSN tahun 2021 sebesar 6,3M untuk pembangunan Asrama siswa
❑ Sudah mengajukan proposal ke pemda untuk pembiayaan asrama, terutama honror pengasuh asrama
❑ Pengurus asrama terdiri dari: Tenaga pengajar dan administrasi, tenaga kebersihan dan tenaga
keamanan
❑ Program asrama sudah disusun dan siap digunakan jika sudah ada siswa yang memilih tinggal di
asrama
❑ Asrama tersebut difungsikan untuk siswa putra, jika ada siswi putri yang berkeinginan menginap akan
diarahkan tinggal di rumah warga sekitar dan tetap mengikuti program asrama
❑ Saat ini asrama difungsikan untuk menyelenggarakan program mabit siswa dan PKBQ baca tulis Al-
Quran

MASALAH:
❑ MAN Bintan lebih membutuhkan lab dan perpustakaan terpadu dibandingkan asrama
❑ Gedung asrama belum difungsikan, masih dalam tahapan sosialisasi ke orang tua siswa dan melalui
promosi penerimaan siswa baru
❑ Biaya asrama yang direncanakan sebesar 1,3 juta dikeluhkan oleh orang tua siswa
❑ Tersedia angkutan sekolah gratis dari Pemda setempat, sehingga kemudahan akses ke Madrasah
menjadi pertimbangan siswa untuk tidak mengikuti program asrama
❑ Terdapat Ponpes milik Pemda di sekitar Madrasah, dengan biaya gratis, sehingga lebih menarik minat
siswa dan orang tua untuk tinggal di Ponpes dibandingkan asrama Madrasah

REKOMENDASI:
❑ Perlu promosi terus menerus ke siswa dan orang tua siswa terkait program yang ada di Asrama, serta
memperlihatkan hasil dari asrama yang sudah berjalan di Madrasah lain
❑ KSKK Kemenag perlu menyusun strategi pemanfaatan asrama Madrasah dan melakukan sosialisasi ke
seluruh Madrasah penerima Asrama SBSN
Hasil Temuan Kunjungan dan Rekomendasi Tindak Lanjut

Hasil Temuan Kunjungan Rekomendasi


1. Daerah kepulauan seperti Kepri memiliki kesulitan 1. Perlu dipikirkan unit cost material dan biaya
dan membutuhkan cost lebih tinggi dalam trasnportasi untuk daerah kepulauan yang jauh
pendistribusian bahan material ke pulau-pulau. dari tempat pembelian material proyek
2. SDM pembangunan gedung menentukan 2. Kontraktor perlu selektif dalam memilih pekerja
kecepatan dan kualitas pekerjaan bangunan dan melakukan pengawasan setiap hari
3. Ketidaktepatan antara ruang lingkup yang 3. Prioritas pembiayaan SBSN harus disesuikan
dibutuhkan Madrasah dengan list ruang lingkup dengan ruang lingkup yang dibutuhkan Madrasah
yang disusun KSKK Kemenag 4. Perlu dilakukan sosialisi menyeluruh dan strategi
4. Asrama belum bisa beroperasi sesuai fungsi yang baik untuk meningkatkan minat siswa dan
awalnya dikarenakan belum banyak siswa orangtua siswa mengikuti program asrama
mendaftar asrama 5. Perlu dianggarkan subsidi untuk siswa peminat
5. Beberapa orang tua siswa keberatan dengan biaya asrama yang orangtuanya tidak mampu
bulanan yang harus dibayarkan untuk asrama 6. Penentuan jenis Madrasah menentukan
6. Madrasah masih kesulitan menentukan jenis penyusunan roadmap , KSKK Kemenag perlu
Madrasah yang menjadi fokus pengembangan melakukan pemetaan dan penentuan jenis
7. Belum ada standar/acuan untuk spesifikasi kelas Madrasah yang tepat sesuai potensi Madrasah
digital di Madrasah 7. KSKK perlu menyusun acuan untuk spesifikasi dan
8. Keterbatasan lahan menghambat pengembangan pemanfaatan kelas digital Madrasah
sarpras Madrasah 8. Pengembangan madrasah di lahan yang terpisah
dari lokasi utama harus dicantumkan dalam
roadmap, sebagai acuan pengusulan proyek SBSN

Hasil kunjungan SBSN Madrasah di Kab/Kota Metro, Lampung timur, Bandar Lampung, Bintan, Tanjung Pinang, Sleman, Yogyakarta, dll
Pertimbangan Usulan Proyek SBSN 43

❑ Kesiapan proyek sesuai kriteria Proyek yang dapat didanai melalui SBSN, a.l.: dapat diselesaikan dalam jangka
waktu yang pasti (SYC atau MYC), dan langsung operasional pada tahun anggaran berikutnya.
❑ Keselarasan dengan prioritas nasional dalam RPJMN dan prioritas KL dalam Renstra Kementerian Agama.
❑ Kesesuaian dengan arah pengembangan madrasah ke depan (Master Plan/Road Map Pengembangan Madrasah)
❑ Sinergi dengan program serupa di Kementerian Agama, i.e. peningkatan kualitas sarpras madrasah secara
keseluruhan di madrasah negeri dan swasta
❑ Sinkronisasi dengan proyek lain di Kementerian Agama, untuk meningkatkan daya ungkit proyek secara lebih
signifikan.
❑ Proyeksi ketersediaan pagu Kementerian Agama dan komposisi berbagai sumber pendanaan: RM, SBSN, PHLN,
PNBP/BLU, dan antarfungsi (fungsi pendidikan dan fungsi agama)
❑ Competing priorities dalam koridor ketersediaan pagu yang ada untuk pengembangan madrasah maupun di
Program Pendidikan Islam, antara lain:
❑ Kenaikan alokasi BOS → proyeksi kenaikan angka partisipasi/jumlah siswa
❑ Kenaikan alokasi KIP dan KIP Kuliah → perbaikan dan perluasan sasaran
❑ Kenaikan alokasi TPG → proyeksi guru bersertifikat dan inpassing
❑ Kenaikan kebutuhan belanja mengikat → CPNS baru, tunjangan kinerja, O&M, dsb
❑ Rencana penarikan PHLN dan target PNBP
❑ Penyediaan sarpras madrasah swasta untuk mencapai SPM
Mengapa Diperlukan Studi Pendahuluan?

❑ Ruang lingkup, jumlah, dan alokasi proyek SBSN di Kemenag terus meningkat
❑ Porsi alokasi SBSN terhadap total Pagu Kemenag terus meningkat
❑ Banyak kegiatan pendukung prioritas RPJMN dan Renstra KL yang tidak dapat dibiayai oleh
SBSN
→ dampaknya pada kegiatan prioritas dari sumber pendanaan lainnya (RM, PNBP/BLU)
❑ Proyek SBSN harus memiliki kesesuaian dengan RPJMN, Renstra-K/L, dan/atau Prioritas
Pembangunan
→ keselarasan proyek SBSN dengan sasaran RPJMN dan Renstra K/L
❑ Pemrakarsa Proyek WAJIB menyusun studi pendahuluan sebagai bahan penyusunan kerangka
acuan kerja dan dokumen studi kelayakan Proyek (Permen PPN No. 8/2020)
→ latar belakang dan urgensi pelaksanaan proyek SBSN
❑ Dibutuhkan asesmen yang ketat dan komprehensif pada proses perencanaan Proyek untuk
mencapai tujuan proyek dibandingkan dengan kapasitas pelaksanaan
Studi Pendahuluan Proyek SBSN

Di tingkat Pusat (Dit. KSKK), Studi Sasaran dan arah Kebijakan Proyek
Pendahuluan disusun untuk
memberi arah kebijakan dan Tujuan Proyek Matriks RPJMN
prioritas Proyek SBSN dalam jangka
menengah. Keterkaitan Major Project

Analisa Kondisi Saat ini Renstra K/L

Identifikasi Isu Strategis

Studi Pendahuluan Analisa Kebutuhan

Program Strategis dan Ruang Lingkup

Indikasi Manfaat
Indikasi Jadwal
Di tingkat Madrasah, perlu disusun Dampak Ekonomi/Soaial Implementasi
Master Plan Pengembangan Roadmap Proyek
Madrasah secara komprehensif, Indikasi Lokasi
(jangka menengah, 3-5 tahun)
termasuk Master Plan prasarana
dan sarana di Kawasan madrasah Indikasi Usulan Proyek per tahun Indikasi Biaya dan
Potensi Pemanfaatan
Pemetaan Substansi Master Plan dan
6

Studi Pendahuluan
Latar Belakang
• Sasaran dan Arah Kebijakan pembangunan proyek, sebagai acuan
relevansi proyek terhadap RPJMN/Renstra/RKP lembaga Pengusul STUDI PENDAHULUAN:
• Tujuan dari pembangunan proyek 1. Analisis kebutuhan program.
2. Keterkaitan program dengan
tugas, fungsi dan kewenangan
Kondisi Saat Ini dan Identifikasi Isu Strategis Pemrakarsa Proyek.
• Analisa kondisi saat ini dari proyek yang akan dibangun, sebagai baseline 3. Tujuan program dan
proyek dan mengukur kesenjangan terhadap tujuan yang ingin dicapai. keterkaitannya dengan RPJMN,
• Identifikasi isu strategis dan analisis kebutuhan RenstraK/L, dan/atau prioritas
pembangunan nasional.
4. Ruang lingkup program.
Penyusunan Program Strategis 5. Indikasi lokasi
• Perlu dirumuskan isu-isu utama yang perlu difokuskan 6. Indikasi biaya dan potensi
• strategi untuk menyelesaikan isu-isu tersebut kemudian perlu dirumuskan pemafaatan
sebagai dasar penyusunan program strategis 7. Indikasi manfaat dan dampak
• Indikasi manfaat dan dampak ekonomi/sosial Ekonomi/Sosial.
8. Indikasi jadwal Implementasi
Roadmap Pembangunan/Rencana Implementasi
• Penyusunan Roadmap bertujuan untuk memandu pelaksanaan
Masterplan dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan
sebelumnya
Pentingnya Dokumen Studi Pendahuluan

Rujukan perencanaan setiap tahun


• Penetapan kebijakan, sasaran, kriteria, dan prioritas usulan lokasi dan ruang lingkup proyek

01 •


Pedoman pengusulan proyek multiyear
Sarana penghubung dengan kegiatan/proyek dari sumber pendanaan lain
Sarana komunikasi dengan pihak terkait lain di luar Kemenag

02
Rujukan pelaksanaan
• Perubahan ruang lingkup dan/atau lokasi proyek yang dilakukan setelah penetapan DPP

Rujukan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi proyek


• Selain proposal masing-masing proyek, Studi Pendahuluan dapat digunakan sebagai bahan untuk menyusun

03 •

rencana pemantauan dan evaluasi pada level proyek.
Informasi rinci mengenai masing-masing proyek dapat dikumpulkan dari proposal masing-masing proyek
Kesesuaian pelaksanaan dan ketercapaian keluaran proyek dengan tujuan proyek dalam Studi Pendahuluan
• Rekomendasi penyesuaian perencanaan proyek siklus berikutnya

Rujukan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi program


04 • Kesesuaian pelaksanaan dan ketercapaian keluaran dan hasil proyek dengan tujuan program dalam Studi
Pendahuluan
• Rekomendasi penyesuaian perencanaan program siklus berikutnya
Contoh Identifikasi Isu
dan Program Strategis Madrasah
Visi Misi Guru dan
Kuantitas Sarana
Pengembangan dan Lembaga Siswa Tenaga
Kualitas Prasarana
Madrasah Kependidikan

TATA K E L O L A D A N P E M B I AYA A N

Lokasi: • Peningkatan biaya • Sarpras primer


Daerah APK rendah, ops. pembelajaran (kelas, perpus, lab)
tidak tersedia sat.dik, • Peningkatan bantuan • Sarpras admin (r.
• Jenis Mapel, BK
daerah 3T, dsb sosial Guru/Kepala/TU
• PNS vs non PNS
• Sarpras pendukung
(toilet, asrama,
olahraga, dsb)
• Jenjang/Bentuk: RA, • Peningkatan
MI, MTs, MA, MA efektivitas KIP
• Program Unggulan • Rekrutmen
Kejuruan, MA • Pembangunan • Sertifikasi
Akademik, MA Prog • Kerjasama Pemda gedung • Peningkatan
Keterampilan • Rehabilitasi kompetensi
• Negeri vs Swasta • Pengadaan sarana • Karier

YA YA YA YA
Peningkatan
Peningkatan
Penambahan Peningkatan jumlah dan
jumlah dan
Lembaga Partisipasi kondisi
kualitas GTK
sarpras

Kondisi TIDAK TIDAK TIDAK


Madrasah
Eksisting TIDAK
Selesai
Contoh Roadmap Proyek SBSN Madrasah

2021 2022 2023 2024 Output Akhir


2020
 Fokus pada asrama  Fokus pada  Fokus pada (ruang  Fokus pada (ruang  Fokus pada (ruang  Meningkatnya
madrasah dan pemenuhan ruang lingkup Gedung) lingkup Gedung) lingkup Gedung) ketersediaan dan
laboratorium, kelas untuk untuk untuk kondisi prasarana di
dengan afirmasi pengembangan pengembangan pengembangan ….. Madrasah
 Pembangunan
ruang kelas pada Madrasah (jenjang Madrasah (jenjang Madrasah (jenjang negeri:
prasarana 269
madrasah atau jenis) atau jenis) atau jenis)  …. Madrasah
madrasah
terdampak bencana  Pembangunan ….  Pembangunan ….  Pembangunan …. jenjang atau
 17 MAN IC
 Pembangunan Madrasah: Madrasah: Madrasah: tipologi A
prasarana 135  7 MAN PK
 …. Madrasah  …. Madrasah  …. Madrasah  …. Madrasah
Madrasah  2 MAN Kejuruan jenjang atau
jenjang atau jenjang atau jenjang atau
 20 MAN IC  243 Madrasah tipologi A tipologi A tipologi A tipologi B
 7 MAN PK  …. Madrasah  …. Madrasah  …. Madrasah  Dst…
jenjang atau jenjang atau jenjang atau
 2 MAN Kejuruan
tipologi B tipologi B tipologi B
 106 Madrasah
 Dst…  Dst…  Dst…

• Master Plan harus diturunkan ke dalam peta jalan (roadmap) yang memberikan gambaran besar dari tahapan
pembangunan Proyek untuk mencapai sasaran Proyek pada jangka waktu tertentu.
• Roadmap membagi tahapan pelaksanaan Proyek, sehingga dapat digunakan sebagai alat perencanaan setiap tahunnya,
maupun alat pemantauan bagi ketercapaian/ketuntasan sasaran jangka menengah/panjang.
Contoh Master Plan di Tingkat Madrasah

✓ Masing-masing madrasah perlu memiliki master plan pengembangan madrasah, sesuai dengan Visi-Misi
dan/atau penugasan dari Kementerian.
✓ Master plan memuat pengembangan pada aspek sarana-prasarana, SDM, tata kelola, termasuk pembiayaan.
✓ Pada saat pengusulan proyek SBSN, harus disesuaikan dengan master plan yang sudah disusun

Kesesuaian • Jenis dan jenjang madrasah sesuai kebijakan


Jenis dan tahun tersebut (MI, MTs, MA Reguler/
Jenjang Kejuruan/Keterampilan/Keagamaan, MAN IC)

• Jenis bangunan termasuk dalam master plan


Ruang pengembangan madrasah
Lingkup • Jenis bangunan yang dibutuhkan sesuai dengan
Bangunan kebijakan tahun tersebut (ruang kelas,
laboratorium, asrama, mess guru, dsb)

• Lahan tersedia dengan luas cukup


Kesiapan
• Sertifikat lahan a.n. Kemenag
Pelaksanaan • Pemenuhan KAK dan DSKP
Kesiapan Lahan
Kesiapan Lahan
Preliminary Design/Desain Awal

❑ Jelas spesifikasi Gedung yang akan dibangun:


❑ Jenis Gedung (misal: ruang kelas, mess guru, laboratorium terpadu, dsb)
❑ Dimensi (luas lantai, jumlah lantai, kapasitas yang direncanakan)
❑ Kebutuhan meubelair, furniture, peralatan
❑ Apabila menggunakan prototipe, sudah ditentukan menggunakan prototipe Gedung yang mana
❑ Gambar tampak, denah setiap lantai, gambar perspektif
❑ Rencana tapak Gedung terhadap lahan/lokasi pembangunan, atau diletakkan dalam Master Plan
pengembangan lokasi
❑ Sebagai basis penghitungan kebutuhan biaya (RAB) dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Perizinan

❑ Rekomendasi teknis dari Dinas PUPR setempat.


Hal ini untuk memastikan bahwa rencana pembangunan sudah memenuhi persyaratan dan kelayakan
teknis yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku, termasuk hitungan kebutuhan
anggaran proyek.
❑ Kesesuaian pembangunan dengan peruntukan dalam Rencana Tata Ruang dan Rencana Wilayah.
Hal ini penting, untuk memastikan bahwa pada lokasi yang akan dilaksanakan pembangunan sesuai
dengan peruntukan, tidak bermasalah, sekaligus mencegah terjadinya permasalahan di kemudian hari.
❑ Kajian dampak lingkungan yang disyaratkan Pemda setempat.
Beberapa Pemda mensyaratkan kajian dampak lingkungan tertentu, misalnya dampak terhadap lalu
lintas, dampak terhadap sosial masyarakat, yang perlu diselesaikan terlebih dahulu oleh pelaksana
proyek sebelum mendapatkan izin pelaksanaan proyek.
❑ Izin dari masyarakat sekitar proyek.
Tidak jarang pelaksanaan proyek terganggu karena kendala non-teknis seperti komplain warga atas
ketidaknyamanan akibat pelaksanaan proyek (bising, kotor/debu, jalan rusak, dsb).
5
Contoh Substansi
Studi Pendahuluan Madrasah
• Sasaran perlu dilengkapi dengan indikator dan target yang jelas per tahun, maupun jangka menengah
• Tujuan untuk tingkat proyek juga perlu disebutkan, selain tujuan di tingkat program/kegiatan yang lebih besar
• Ruang lingkup usulan madrasah cukup bervariasi. Tujuan masing-masing ruang lingkup juga perlu ditetapkan.
• Analisis kondisi perlu dilengkapi dan berbasis data terkini:
• Dipisah menurut jenjang, karena kebijakan pengembangan tiap jenjang bisa berbeda, termasuk untuk MA yang
memiliki beberapa tipologi
• Menunjukkan kondisi saat ini terutama pada kondisi sarpras yang akan didukung melalui SBSN, yang langsung
berpengaruh pada kualitas layanan yang diselenggarakan oleh Kemenag (baik jumlah, ukuran, maupun kondisi
bangunan)
• Dibandingkan terhadap kebutuhan (menurut standar, atau menurut kebutuhan pengembangan)
• Perlu dicantumkan strategi pengembangan sarpras yang akan dipilih, untuk peningkatan akses dan peningkatan
kualitas, serta sejauh mana akan dikembangkan agar pemanfaatannya optimal.
• Perlu penajaman terkait manfaat yang didapat dari SBSN sebagai bahan pertimbangan perumusan kebijakan
pembangunan pendidikan madrasah, dikaitkan dengan kebijakan yang ada, misalnya digitalisasi madrasah
• Roadmap jangka menengah harus menunjukkan arah pengembangan yang akan dikerjakan sampai dengan tahun
2024, kebijakan setiap tahunnya, dan kriteria madrasah sasaran. Hal ini diperlukan untuk mengukur keluaran dan
hasil dari intervensi SBSN terhadap pemenuhan sarpras madrasah.
• Indikasi biaya dan potensi pemanfaatan yang dibagi pada tiap jenjang perlu juga melihat kekhususan jenis
Madrasahnya (Vokasi, 3T, Kejuruan, dll) .
• Perlu dimasukan mekanisme pengendalian yang lebih rinci dimulai dari Pusat sampai level satker di daerah.
Dokumen Usulan Proyek SBSN

56
Latar belakang dan alasan pengusulan Proyek;
Kerangka Acuan Kerja Maksud dan tujuan Proyek;
Kesesuaian Proyek dengan RPJMN, Renstra-K/L, dan/atau Rencana
Kerja Pemerintah, dan/atau prioritas pembangunan nasional;
Kesesuaian lokasi Proyek dengan rencana tata ruang wilayah,
apabila diperlukan sesuai kebutuhan usulan Proyek;
Keterkaitan antar Proyek, antar sektor, dan antar wilayah, apabila
diperlukan sesuai kebutuhan usulan Proyek;
Ruang lingkup dan komponen Proyek;
Target dan indikator pencapaian Proyek;
Lokasi pelaksanaan Proyek;
Pelaksana, penanggung jawab, dan pembagian kerja;
Jangka waktu dan jadwal pelaksanaan Proyek;
Rencana pembiayaan;
Rencana penarikan anggaran;
Skema pelaksanaan kegiatan per tahun;
Rencana pengadaan; dan
Rencana pemantauan dan evaluasi
Informasi yang Diharapkan dalam KAK
No. Substansi Catatan
a. Latar belakang dan alasan pengusulan Proyek • Dicantumkan latar belakang yang relevan
• Urgensi Proyek dilakukan, dan risiko apabila Proyek tidak
dilakukan
b. Maksud dan tujuan Proyek • Sasaran/kondisi yang diinginkan dengan pelaksanaan
Proyek
• Tujuan pelaksanaan Proyek dikaitkan dengan pencapaian
Tujuan Strategis dalam RPJMN/Renstra/Major Project
c. Kesesuaian Proyek dengan RPJMN, Renstra-K/L, • Dukungan terhadap PN/PP/KP/Pro-P/MP RPJMN atau RKP
dan/atau Rencana Kerja Pemerintah, dan/atau • Dukungan terhadap Sasaran Strategis/Sasaran
prioritas pembangunan nasional Program/Sasaran Kegiatan Renstra K/L
d. Kesesuaian lokasi Proyek dengan rencana tata • Kesesuaian dengan RTRW
ruang wilayah, apabila diperlukan sesuai • Terutama untuk lokasi/lahan baru, perlu ditunjukkan
kebutuhan usulan Proyek dengan peta RTRW lokasi yang bersesuaian
e. Keterkaitan antar Proyek, antar sektor, dan antar • Daftar proyek lain yang efektivitasnya saling terkait dengan
wilayah, apabila diperlukan sesuai kebutuhan kesuksesan pelaksanaan Proyek
usulan Proyek
Informasi yang Diharapkan dalam KAK
No. Substansi Catatan
f. Ruang lingkup dan komponen Proyek • Jenis Gedung yang akan dibangun
• Komponen pekerjaan yang dibutuhkan (e.g.: perencanaan,
konstruksi, pengadaan peralatan/meubelair, pengawasan)
g. Target dan indikator pencapaian Proyek • Indikator pencapaian proyek dan targetnya, pada level
output, outcome, dan impact
h. Lokasi pelaksanaan Proyek • Alamat lokasi Proyek
• Harus sesuai dengan sertifikat lahan dan foto kondisi lahan
yang dilampirkan
i. Pelaksana, penanggung jawab, dan pembagian • Susunan tim Pelaksana, Penanggung Jawab, serta
kerja pembagian tugas masing-masing pihak
j. Jangka waktu dan jadwal pelaksanaan Proyek • Proyek Tahun Tunggal (SYC) atau Tahun Jamak (MYC)
• Rincian jadwal pelaksanaan Proyek dari persiapan,
perencanaan, sampai dengan penyelesaian proyek dan
pelaporan
k. Rencana Pembiayaan • Rincian Anggaran dan Biaya untuk masing-masing Gedung
dan komponen Proyek
• Dilengkapi dengan rekapitulasi kebutuhan biaya
Informasi yang Diharapkan dalam KAK
No. Substansi Catatan
l. Rencana penarikan anggaran • Rencana penarikan anggaran per bulan, sesuai dengan
jadwal pelaksanaan Proyek
• Diperlukan untuk menyusun estimasi Rencana Penarikan
Dana yang dipersyaratkan untuk pencairan di KPPN
m. Skema pelaksanaan kegiatan per tahun • Pembagian/tahapan pelaksanaan Proyek setiap tahunnya
untuk Proyek MYC
n. Rencana pengadaan • Rencana mekanisme pengadaan yang digunakan untuk
masing-masing komponen
• Jadwal pelaksanaan pengadaan
o. Rencana pemantauan dan evaluasi • Jadwal dan indikator yang akan dipantau selama Proyek
berjalan
• Jadwal dan indikator yang akan dievaluasi pascaProyek
dimanfaatkan
p. Rencana Pengadaan Tanah (apabila diperlukan) • Rencana pengadaan tanah
• Bukti/dokumen pendukung bahwa lahan akan tersedia dan
dapat dibangun pada tahun pelaksanaan
Catatan Hasil Penilaian Dokumen KAK

Format Dokumen KAK tidak sesuai ketentuan. Lebih mirip TOR RKA-KL

Tidak semua item dijelaskan dan dilengkapi dengan informasi pendukung

KAK dan DSKP disampaikan menjadi satu, tidak terlihat perbedaannya

Indikator pencapaian proyek tidak jelas atau tidak dilengkapi dengan target

Lokasi tidak dirinci, tidak dilengkapi dengan foto kondisi saat ini (lahan dan
bangunan), berbeda dengan sertifikat
RAB tidak jelas, hanya rekapitulasi, tidak dipilah per Gedung/komponen. Tidak
dilengkapi dengan rincian meubelair/peralatan
Jenis Gedung dan kebutuhan biaya tidak sinkron antardokumen usulan
Dokumen Studi Kelayakan Proyek

❖Kajian teknis;
❖Kajian ekonomi;
❖Kajian dampak lingkungan dan sosial;
❖Kajian kelembagaan;
❖Kajian risiko;
❖Kajian potensi pemanfaatan;
❖Rencana pelaksanaan
❖Kajian kesesuaian terhadap prinsip syariah yang
ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia.
Informasi yang Diharapkan dalam DSKP
No. Substansi Catatan
a. Kajian Teknis • Ketersediaan lahan dan sumber daya lainnya untuk membangun dan mengoperasikan proyek
• Implementasi proyek menggunakan teknologi yang sudah terbukti
• Realisasi proyek dan pelaksanaan operasional layanan tidak tergantung pada pihak lain
• Adanya metode pelaksanaan dan pengawasan yang detail
• Kesiapan implementasi
b. Kajian Ekonomi • Analisis biaya dan manfaat dari Proyek
c. Kajian Dampak • Lingkungan, kesehatan & keselamatan, gender, atau isu lainnya telah diidentifikasi dan dapat
Lingkungan dan Sosial dikelola sehingga tidak menimbulkan dampak negatif dalam pelaksanaan proyek
• Perizinan lahan dan pemukiman kembali telah terlaksana
d. Kajian Kelembagaan • Tersedianya rencana kelembagaan yang akan mengelola proyek
• Kejelasan identifikasi dan pengelompokan pekerjaan berdasarkan tanggung jawab dan wewenang
personil
e. Kajian Risiko • Risiko konstruksi dan operasi telah diidentifikasi dan dapat dikelola
f. Kajian Potensi • Kejelasan Pengelolaan/Pengusahaan aset
Pemanfaatan • Identifikasi potensi pendapatan yang setidaknya mampu menutupi biaya operasional dan
pemeliharaan
g. Kajian Kesesuaian • Proyek tidak terkait dengan unsur ribawi, maysir, haram, atau mudharat
terhadap prinsip
Syariah
Catatan Hasil Penilaian Dokumen DSKP

Informasi yang disampaikan dalam DSKP cenderung generik dan tidak spesifik
untuk masing-masing proyek.

Secara umum, prinsip-prinsip Syariah terpenuhi. Untuk usulan jenis proyek baru,
perlu dilakukan asesmen.

KAK dan DSKP disampaikan menjadi satu, tidak terlihat perbedaannya

Potensi pemanfaatan belum dilengkapi dengan biaya operasional yang terlibat


dan potensi penerimaan pada saat tahun pemanfaatan

Untuk proyek yang tidak menghasilkan penerimaan, kajian pemanfaatan tetap


harus dicantumkan dengan menyampaikan kemungkinan biaya operasional dan
pemeliharaan.
Pengusulan Proyek SBSN Madrasah 65
Tahun 2024
• Pengusulan dari satker sesuai kebutuhan, didukung dengan analisis yang komprehensif terhadap rencana
pengembangan madrasah (masterplan sarpras, roadmap, dsb).
• Seleksi prioritas secara berjenjang oleh KanKemenag Kab/Kota dan Kanwil Kemenag Provinsi, antara lain
berdasarkan tingkat kemendesakan, tingkat kebutuhan, kapasitas pelaksanaan/pengelolaan, tahapan
pengembangan madrasah di tingkat wilayah, dan daerah afirmasi.
• Reviu usulan daerah oleh Dit. KSKK Madrasah dan penetapan daftar usulan proyek, berdasarkan a.l.:
• Kelengkapan dan kesesuaian dokumen yang dipersyaratkan
• Kesesuaian usulan dengan dokumen perencanaan, rencana pengembangan madrasah secara nasional, dan
dokumen Studi Pendahuluan Proyek SBSN Madrasah
• Kesesuaian usulan dengan kebutuhan madrasah
• Pemerataan antarwilayah
• Kinerja proyek pada tahun sebelumnya
• Rekomendasi perbaikan usulan Proyek SBSN 2024 ke Bappenas
• Melanjutkan kebijakan menghindari penerima proyek pada tahun yang berurutan
• Usulan proyek sesuai kebutuhan yang diusulkan madrasah (setelah melalui proses reviu), baik dari ruang
lingkup jenis Gedung maupun jumlah ruangan. Prototipe dibutuhkan untuk standar ruangan, bukan
standar Gedung keseluruhan (misal: ruang kelas madrasah digital, laboratorium, ruang praktik, dsb)
• Untuk memastikan kelayakan teknis bangunan dan kecukupan anggaran, usulan disertai Rekomendasi
Teknis dari Dinas PUPR setempat
Catatan Lain terkait Pengelolaan SBSN
Kualitas hasil pekerjaan
⃝ Memastikan pelaksanaan oleh rekanan sesuai spesifikasi → aspek pengawasan
⃝ Melakukan pemetaan kondisi bangunan hasil proyek SBSN → tingkat kerusakan,
kecepatan penurunan kondisi bangunan
⃝ Menyiapkan survei dan analisis kondisi proyek SBSN → berdasarkan wilayah, jenis
bangunan, umur bangunan, intensitas pemanfaatan, operasional dan perawatan
Pemanfaatan gedung proyek SBSN
⃝ Sesuai peruntukan awal → sesuai proposal pengusulan
⃝ Sudah operasional dimanfaatkan pada T+1 setelah tahun pelaksanaan
⃝ Pengalokasian biaya operasional dan perawatan yang memadai → diperhitungkan dalam
DSKP
⃝ Mengoptimalkan sumber lain untuk mendanai biaya O&M → penerimaan dari
pemanfaatan gedung
Kinerja Proyek SBSN
⃝ Diterapkan pada pengalokasian SBSN tahun berikutnya
⃝ Menghindari proyek bermasalah/mangkrak/tidak selesai → moratorium wilayah
⃝ Prioritas pengusulan pada proyek/satker yang siap

Pemantauan, Pengawasan, dan Pengendalian Pelaksanaan Proyek


⃝ Peningkatan strategi pengendalian proyek yang lebih efektif dan efisien
⃝ Kolaborasi antarpihak, Inspektorat, Kanwil, KanKemenag
⃝ Pemanfaatan sistem informasi dan media digital untuk pemantauan yang lebih realtime
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai