Anda di halaman 1dari 49

KESEHATAN

LINGKUNGAN
GURUH ADIRIYADI
TANTANGAN
ISU Traditiona
KESEHATAN Modern
KESEHAT l Risk
LINGKUNGAN Risk
AN Perubahan Iklim
LINGKUN Akses Air Minum
yang tidak cukup
(vector,
ketersediaan air dan
dan tidak aman
GAN pangan)

Pengelolaan Polusi Udara


Makanan yang tidak (Indoor dan
“Upaya yang higienis Outdoor)
dilakukan selama
ini masih
Keterpaparan zat
menyelesaikan Akses sanitasi /
kimia (limbah B3,
tradisional risk. jamban yang rendah
pestisida, radiasi)
Sementara itu
modern risk juga
semakin
meningkat”
MCK yang tidak berfungsi

BAB sembarangan
selokan tersumbat

Jamban asal-asalan
mencuci dan mandi di
sungai tercemar

Gambaran Riil Kondisi Sanitasi


Di Indonesia
DAMPAK SANITASI YANG BURUK
1) 88% Kematian anak akibat diare
2) 100.000 anak dibawah usia 3 tahun meninggal karena diare
3) Gangguan saluran pencernaan yg membuat energi untuk
pertumbuhan teralihkan untuk menghadapi penyakit infeksi
4) Kerugian ekonomi sebesar 56,7 trilyun akibat kondisi sanitasi
buruk
5) Stunting (1 dari 3 anak indonesia menderita tubuh pendek)
1. STOP BAB
SEMBARANGAN
ALUR PENYAKIT
KEBIASAAN AWAL 0

PEMBUANGAN KOTORAN MANUSIA


DITEMPAT TERBUKA

BUKAN SARANA SANITASI


LUBANG GALIAN 1

PENINGKATAN
DARI KEBIASAAN AWAL
BUKAN SARANA SANITASI
2
CUBLUK DILENGKAPI
LUBANG JONGKOK
TANPA LEHER ANGSA
DNG RUMAH JAMBAN
SEDERHANA

PENINGKATAN
DARI LUBANG/GALIAN

SARANA SANITASI
3
PENINGKATAN KUALITAS
CUBLUK & LUBANG JONGKOK

CUBLUK DILENGKAPI
LUBANG JONGKOK
LEHER ANGSA DNG.
RUMAH JAMBAN
SEMI PERMANEN

SARANA SANITASI
4
PENINGKATAN DARI
PENGGUNAAN CUBLUK

TANGKI SEPTIK DI-


LENGKAPI LUBANG
JONGKOK LEHER
ANGSA DENGAN
RUMAH JAMBAN
PERMANEN

SARANA SANITASI
5
TANGKI SEPTIK KOMUNAL
( JAMBAN JAMAK )

TANGKI SEPTIK KO-


MUNAL DILENGKAPI
LUBANG JONGKOK
LEHER ANGSA DNG
JAMBAN KELUARGA
DARI BBRP RUMAH

SARANA SANITASI
Mengapa Buang Air Besar harus di jamban sehat ?

Prinsipnya tidak menjadi tempat perkembangbiakan serangga


dan binatang penular penyakit (lalat, kecoa, tikus, dan lain-
lain), tidak menimbulkan bau, dan memutus rantai penularan
penyakit.
2. CUCI TANGAN PAKAI
SABUN DAN AIR MENGALIR
Mengapa pakai sabun ?

• Bakteri penyebab diare ditemukan :


 8% mencuci tangan dengan sabun
 23% mencuci tangan dengan air saja
 44% jika tidak mencuci tangan
(Burton et al, 2011)

 Bakteri Penyebab Diare (Faecal


Streptococci ) mampu dieliminir 90%
dengan cuci tangan pakai sabun dan 52%
jika dengan menggunakan air saja (Pinfold, 1994)
5 WAKTU PALING PENTING
UNTUK CTPS
1. Sebelum makan
2. Sebelum menghidangkan makanan
3. Sebelum memberi makan bayi/Balita
4. Sesudah Buang Air Besar atau
Buang Air Kecil.
5. Sesudah memegang hewan
Waktu-waktu penting lainnya adalah:
sebelum menyusui bayi, setelah menyeboki
bayi/Balita, setelah batuk/bersin dan membersihkan
hidung, setelah membersihkan sampah; dan untuk
anak-anak: setelah bermain di tanah atau di lantai.
3. PENGELOLAAN AIR
MINUM DAN MAKANAN
PENGELOLAAN AIR
MINUM RUMAH TANGGA
PENGELOLAAN MAKANAN
RUMAH TANGGA

• PEMILIHAN BAHAN PANGAN


• PENYIMPANAN BAHAN PANGAN
• PENGOLAHAN PANGAN
• PENYIMPANAN PANGAN MATANG
• PENGANGKUTAN PANGAN
• PENYAJIAN PANGAN
4. SAMPAH
POTRET EKSISTING PENANGANAN SAMPAH DI INDONESIA
DASAR KEBIJAKAN PEMERINTAH

UU 18/2008
 Mengedepankan pengurangan sampah.
 Penutupan semua TPA open dumping pada Th. 2013.
 Monitoring kualitas lingkungan pasca penutupan TPA sampai 20 tahun.

Permen PU 21/PRT/2006  Peningkatan cakupan layanan dan kualitas


Pengelolaan

PP 81/2012
 Setiap orang wajib melakukan pengurangan dan penanganan sampah
 Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan fasilitas pengolahan sampah antara
lain berupa TPS 3R

Permen PU 3/2013
• pemilahan sampah
• pemilahan sampah dilakukan oleh:
1. Setiap orang pada sumbernya;
2. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya;
3. Pemerintah kabupaten/kota
KEBIJAKAN SEKTOR PERSAMPAHAN...(1)

Kebijakan 1
Pengurangan sampah semaksimal mungkin
dimulai dari sumbernya
Strategi:
1.Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3R
(reduce-reuse-recycle) dan pengamanan sampah B3
(Bahan Buangan Berbahaya) rumah tangga
2.Mengembangkan dan menerapkan sistem insentif dan
disinsentif dalam pelaksanaan 3R
3.Mendorong koordinasi lintas sektor terutama
perindustrian dan perdagangan
KEBIJAKAN SEKTOR PERSAMPAHAN...(2)

Kebijakan 2
Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia
usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan

Strategi:
1. Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini
melalui pendidikan bagi anak usia sekolah
2. Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan
kepada masyarakat umum
3. Meningkatkan pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan
dalam pengelolaan sampah
4. Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat
5. Mengembangkan sistem insentif dan iklim yang kondusif bagi dunia
usaha/swasta
KEBIJAKAN SEKTOR PERSAMPAHAN...(3)
Kebijakan 3
Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas
sistem pengelolaan
Strategi:
1. Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan
2. Meningkatkan cakupan pelayanan secara terencana dan berkeadilan
3. Meningkatkan kapasitas sarana persampahan sesuai sasaran
pelayanan
4. Melaksanakan rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah sanitary landfill
6. Meningkatkan pengelolaan TPA Regional
7. Penelitian, pengembangan, dan aplikasi teknologi penanganan
persampahan tepat guna dan berwawasan lingkungan.
KEBIJAKAN SEKTOR PERSAMPAHAN...(4)

Kebijakan 4
Pengembangan kelembagaan, peraturan
dan perundangan
Strategi:
1. Meningkatkan status dan kapasitas institusi pengelola
2. Meningkatkan kinerja institusi pengelola persampahan
3. Memisahkan fungsi / unit regulator dan operator ( Regulator
siapa/Operator siapa)
4. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan pemangku kepentingan
lain
5. Meningkatkan kualitas SDM Pengelola Persampahan
6. Mendorong pengelolaan kolektif atas penyelenggaraan persampahan
skala regional
7. Meningkatkan kelengkapan produk hukum/NSPK sebagai landasan dan
acuan pelaksanaan pengelolaan persampahan
8. Mendorong penerapan sistem pengawasan dan penerapan sanksi hukum
secara konsisten dalam rangka pembinaan aparat, masyarakat dan
pemangku kepentingan lainnya.
KEBIJAKAN SEKTOR PERSAMPAHAN...(5)

Kebijakan 5
Pengembangan alternatif sumber pembiayaan

Strategi :
1. Penyamaan persepsi para pengambil
keputusan
2. Mendorong peningkatan pemulihan biaya
persampahan
4. LIMBAH CAIR RUMAH
TANGGA
KESIMPULAN
SEKIAN
&
TERRIMAA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai