Anda di halaman 1dari 27

KEBIJAKAN

KESEHATAN LINGKUNGAN

DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SUMBA TIMUR
VISI – MISI PRESIDEN

TRI SAKTI
Mandiri dibidang Ekonomi, Berdaulat dibidang Politik dan Berkepribadian dalam Budaya

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)


Agenda ke – 5 : Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia

Program Indonesia Kerja &


Program Indonesia Pintar Program Indonesia Sehat
Sejahtera

RENCANA STRATEGIS KEMENKES (2015 – 2019)


Penerapan Paradigma Penguatan Pelayanan Jaminan Kesehatan
Sehat Kesehatan Nasional (JKN)

KELUARGA SEHAT
3
Issue Air dan Sanitasi
Issue Kesehatan Lingkungan
Issue Keamanan Pangan

Issue Pencemaran
Issue Pencemaran udara, limbah dan
udara, Tanah dan
radiasi & Kedaruratan Lingkungan
Kawasan

LAJU DOSIS
RADIASI
GAMMA
DAERAH
MAMUJU,
SULAWESI
BARAT
Akses Universal 2019

100 – 0 - 100
“Pemenuhan hak dasar sudah tidak bisa ditawar lagi”
Kerangka Pikir STBM 12 INDIKATOR
KELUARGA SEHAT

Outcome: Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit yang


berkaitan dgn sanitasi dan perilaku

Output: Meningkatnya pembangunan sanitasi higiene

Pilar 2: Pilar 3:
Pilar 1: Pilar 4: Pilar 5:
CTPS PAM-RT
Stop BABS (Pengelolaan PS-RT PLC-RT
(Cuci
(Buang Air
Tangan Air Minum (Pengelolaan (Pengelolaan
Besar dan Makanan Sampah Limbah Cair
Pakai
Sembrngan) Rumah Rumah Rumah
Sabun)
Tangga) Tangga) Tangga)

Komponen Dasar STBM:


1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan Akses Sanitasi yang berkelanjutan
3. Pengelolaan Berbasis Masyarakat yang berkelanjutan
4. Dukungan Institusi kepada Masyarakat 6
Apa itu STBM ?
Tanpa Subsidi,
STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat ) adalah pendekatan
untuk Mengubah Perilaku Higienis Masyarakat sebagai

dan Saniter melalui pemberdayaan Pemimpin,

masyarakat dengan cara Pemicuan.

Tidak Memaksa

Totalitas seluruh
komponen
Masyarakat
MENGAPA 5 PILAR ?
Sumber Perantara
Pencemaran Pencemaran

Kotoran/
PILARTinja
1 PILAR 2
Akibat BABS
STOP BABS Tangan
Cuci
Yang Tidak
Tangan
Makanan
Bersih
pakai
Sabun
PILAR 4
Sampah Yang
Pengelolaan Mulut SAKIT
SEHAT
Tidak Aman
Sampah RT
PILAR 3
Pengelolaan
Lalat Minumam
Air Minum
Air
PILAR
Limbah
5 RT
Pengelolaan
Yang Tidak
Air Limbah
Aman RT
Rusak Berat/ Tidak Kondisi Baik
dapat dipakai 23%
14%

Rusak Ringan
63%
Dapodik (2014)

Faktanya ……
• Sektor Pendidikan di Indonesia adalah terbesar ke-4 di dunia dengan 26 juta siswa di 250.000
sekolah dengan +/- 3 juta guru. Ini berarti 10% penduduk Indonesia adalah anak sekolah dan
merupakan kesempatan terbaik untuk memperbaiki perilaku sanitasi dan hygiene
• Hanya 1 dari 4 sekolah yang memiliki sanitasi sekolah yang layak (dapodik)
• Hanya 12% anak usia 5 hingga 14 tahun yang mencuci tangan pakai sabun setelah buang
air besar
• Tidak lebih dari 14% mencuci tangan pakai sabun sebelum makan
• Sekitar 35% mencuci tangan pakai sabun setelah makan
Manfaat Sanitasi Sekolah
• Akses pada sarana sanitasi sekolah meningkatkan angka partisipasi sekolah
• Cuci tangan pakai sabun di sekolah menurunkan angka ketidakhadiran (absenteeism)
secara signifikan 21-54%
• Menurunkan kasus diare 30% pada murid sekolah yang mempraktekkan cuci tangan
pakai sabun
• Secara tidak langsung dapat meningkatkan prestasi akademik
• Bagi anak perempuan, sanitasi sekolah yang memadai mengurangi beban mengambil
air dan memberi rasa aman dan nyaman bagi yang sedang menstruasi.
UU No. 36/2009 tentang Kesehatan, Pasal 79:
….. meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan yang sehat
…… menjadi SDM yang berkualitas.”

Bagaimana Mewujudkan
Sanitasi Sekolah
1. Ketersediaan Sarana

Sumber air disekitar


lingkungan sekolah

Toilet sesuai dengan standar


rasio dan terpisah antara laki-
laki dan perempuan

Sarana Cuci Tangan dengan


sabun

Tempat Pembuangan Sampah

Saluran Pembuangan Air


Limbah
2. Promosi Hidup Bersih dan Sehat
• Praktek cuci tangan pakai sabun secara berkelompok yang diawasi oleh guru
• Manajemen Kebersihan Menstruasi
• Minum air yang telah diolah (dimasak)
• Menggunakan jamban untuk buang Air besar dan kecil
• Membuang sampah pada tempatnya
• Menggosok gigi
3. Operasional dan Pemeliharaan

• Alokasi biaya operasional dan pemeliharaan dari BOS yang


mencukupi
• Biaya operasional dan pemeliharaan tercantum dalam RABS
• Pemeliharaan sarana sanitasi
1. Ada petugas kebersihan khusus
2. Tanggung jawab dipikul bersama (piket guru dan murid)
4. Pengembangan Kelembagaan

Advokasi dan
Kampanye

Sistem
Monitoring Koordinasi
dan Evaluasi

Kelembagaan
Sanitasi Sekolah

Perencanaan
Pembiayaan
Terintegrasi

Kebijakan
Standar Sarana Jamban Sekolah
(Permendiknas No. 24 Tahun 2007)
• Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/ atau kecil
• Minimum terdapat 1 unit jamban untuk 60 orang anak laki-laki dan 1 unit jamban
untuk 50 anak perempuan dan 1 unit jamban untuk guru (minimum 3 unit jamban
untuk setiap SD/ Madrasah)
• Luas minimum jamban 2 m2
• Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci dan mudah dibersihkan
• Tersedia air bersih di setiap jamban
• Jamban dilengkapi oleh sarana sbb:
Profil Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur
Tahun 2017
Gambaran Umum Kab. Sumba Timur
Gambaran Umum Kabupaten Sumba Timur
Capaian dan Kondisi Sanitasi
Kabupaten Sumba Timur
PENINGKATAN AKSES JAMBAN DAN PERUBAHAN PERILAKU STOP BABS
3 (TIGA) TAHUN TERAKHIR KABUPATEN SUMBA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai