Anda di halaman 1dari 144

Rahasia Bahagia

Kebahagiaan Universal, Mungkinkah?

Dagpo Rinpoche

Penerbit Padi Emas


2020
Pembagian secara gratis sebanyak 2500 eksemplar

Rahasia Bahagia
Kebahagiaan Universal, Mungkinkah?
Judul asli:
Bouddhisme et modernite
Le Bonheur Universel—Est-il possible?
Dibabarkan oleh:
Yang Mulia Dagpo Rinpoche
pada tanggal 30 Maret–1 April 2012
di Nantes, Perancis
Penerjemah lisan dari bahasa Tibet ke bahasa Inggris: Rosemary Patton
Penerjemah & Pentranskrip dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia: Candri
Jayawardhani
Penyunting: Lobsang Rinchen
Perancang sampul: Listya Dharani S. R.
Penata letak: Kezya Demetrius
Hak cipta naskah terjemahan Indonesia © 2020 Penerbit Padi Emas
ISBN 978-602-52501-6-3
Penerbit Padi Emas
Email: penerbitpadiemas@gmail.com
Distributor Lamrimnesia
Care: +6285 2112 2014 1 | Info: +6285 2112 2014 2
Fb: Lamrimnesia & LamrimnesiaStore
Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore
Titktok: @Lamrimnesia_
E-mail: info@lamrimnesia.org
Undang-Undang RI Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Ketentuan Pidana Pasal 113 ayat (3) dan (4):
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta
melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf
a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam
bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Pasal 114:
Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan
mengetahui membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/
atau Hak Terkait di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,
dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah.
Daftar Isi

Kata Pengantar v

Transkrip Ajaran vii

Biografi Singkat Dagpo Rinpoche xi

1. Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda


yang Sesungguhnya

Pendahuluan 1

Kebahagiaan Tertinggi: Apakah Mungkin? 5

Tingkatan dan Metode Kebahagiaan 12

2. Bulan yang Tak Perlu Berpikir

Bebas dari Samsara dan Mencapai Kebuddhaan 29

Keunggulan Guru Atisha dan Ajaran Lamrim 41

3. Rahasia Batin 1

Memahami Cara Kerja Batin 51

Memahami Cara Kerja Meditasi 63

4. Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

Mengatasi Keraguan dan Kemalasan 74

Memeditasikan Kemuliaan Kelahiran sebagai Manusia 87


5. Rahasia Batin 2

Cara Memanfaatkan Kelahiran sebagai Manusia 99

Ucapan Terima Kasih 113

Glosarium 115

Menghormati Buku Dharma 119

Dedikasi 121

Tentang Penerbit 123


Kata Pengantar

Apakah ada yang dinamakan kebahagiaan universal


di dunia ini, atau dengan kata lain, kebahagiaan tertinggi bagi
manusia? Terutama bagi mereka yang meyakini adanya sebuah
kehidupan yang menanti setelah kehidupan kita yang sekarang
ini, pertanyaan yang sama bisa dirumuskan secara berbeda:
apakah mungkin untuk bahagia kini, bahagia nanti?

Setiap makhluk di dunia ini ingin bahagia, tak peduli apakah


itu makhluk dengan kecerdasan secanggih manusia ataupun
makhluk kecil seremeh semut. Tapi masalahnya di sini adalah–dan
ini sudah diajukan sepanjang peradaban dan setua kemanusiaan
itu sendiri–bagaimana cara meraihnya (andaikan memang ada
sesuatu yang dinamakan kebahagiaan)?

Berbagai tradisi kegamaan dan filosofis berusaha


menyodorkan jawaban mereka masing-masing. Tradisi Buddhis
tentunya juga punya definisi kebahagiaan versinya sendiri. Dalam
Buddhisme, kebahagiaan secara sederhana berarti tiadanya
penderitaan atau sebab-sebab (misalnya nafsu keinginan) yang
memicu timbulnya penderitaan. Tapi di sisi lain, ada satu dilema
yang sukar untuk dipecahkan, karena Buddhisme juga berpendapat
bahwa dunia ini pada dasarnya berhakikat penderitaan. Jadi,
bagaimana mungkin kita bisa bahagia, sedangkan faktanya kita
hidup di sebuah dunia–atau samsara, dalam istilah Buddhis–yang
sifat dasarnya adalah menderita?

Dalam transkrip ajaran edisi kali ini, Dagpo Rinpoche


dengan mahir membimbing kita dalam tradisi penalaran Buddhis
yang sistematis untuk menggapai sebuah kondisi kebahagiaan

v
yang sejati. Sejati, dalam artian kondisi ini tidak akan merosot
lagi dan tetap bertahan selamanya, tanpa tercemari apa pun.
Seorang Buddhis percaya bahwa kebahagiaan yang demikian
bisa, dan memang sepatutnya, diraih–demi diri sendiri dan juga
demi kepentingan semua makhluk.

Untuk alasan inilah Penerbit Saraswati memutuskan untuk


menerbitkan ulang transkrip Dagpo Rinpoche tentang topik
kebahagiaan. Kebahagiaan yang paling ideal adalah ketika semua
makhluk bisa turut merasakannya, dan langkah awal untuk
mencapai tujuan ini adalah dengan memastikan terlebih dulu
definisi akurat dari kebahagiaan itu sendiri, berikut langkah demi
langkah untuk meraihnya. Semua ini adalah satu kesatuan dari
rangkaian jalan bertahap yang diajarkan oleh Sang Buddha, dan
transkrip edisi kali ini hadir di tangan pembaca persisnya untuk
memperkenalkan jalan tersebut.

vi
Transkrip Ajaran

Secara harfiah, “transkrip” artinya salinan kata per kata dari


sebuah tuturan lisan yang disampaikan oleh seseorang atau lebih.
Transkrip ajaran artinya salinan kata per kata yang disampaikan
oleh seorang guru pada suatu sesi ajaran tertentu.

Karya tulis atau literatur beraliran transkrip dalam tradisi


Tibet disebut sintri (zin bris) yakni transkripsi berdasarkan
ingatan. Dahulu kala, seorang murid akan mendengarkan ajaran
gurunya dengan penuh perhatian dan setelah itu sang murid
akan menuliskan kembali apa yang telah didengarnya. Kitab suci
buddhis Tripitaka adalah transkrip yang disusun oleh murid-murid
Sang Buddha berdasarkan kekuatan ingatan.

Referensi transkrip paling penting di abad ke-20 adalah


transkrip yang disusun oleh Kyabje Trijang Rinpoche berdasarkan
ingatan Beliau dari sesi ajaran yang disampaikan oleh Pabongka
Rinpoche. Transkrip asli berbahasa Tibet ini yang kemudian
diterbitkan menjadi tiga jilid literatur legendaris berjudul Liberation
in Our Hands.

Di zaman modern, para murid menyimpan dan


mempertahankan ajaran-ajaran lisan yang disampaikan oleh
seorang guru dalam bentuk rekaman audio. Materi rekaman audio
ini kemudian diolah menjadi teks tertulis yang dikenal sebagai
buku transkrip.

Cara membaca buku transkrip berbeda dengan cara


membaca buku pada umumnya. Membaca buku transkrip
haruslah didukung oleh keyakinan disertai tambahan rujukan

vii
teks akar dan teks-teks pendukung lainnya. Membaca buku
transkrip bisa diibaratkan mendengarkan ajaran secara langsung.
Ketika membaca buku transkrip, kita harus menerapkan teknik
mendengarkan ajaran Lamrim, yaitu menghindari tiga kesalahan
sebuah bejana dan menerapkan enam ingatan. Dengan demikian,
barulah aktivitas membaca buku transkrip menjadi benar-benar
efektif dan memberikan manfaat.

viii
Biografi Singkat Dagpo Rinpoche

Dagpo Rinpoche, juga dikenal dengan nama Bamchoe


Rinpoche, lahir pada tahun 1932 di distrik Konpo, sebelah
tenggara Tibet. Pada usia 2 tahun, beliau dikenali oleh Dalai Lama
ke-13 sebagai reinkarnasi dari Dagpo Lama Rinpoche Jhampel
Lhundrup. Ketika berusia 6 tahun, beliau memasuki Biara
Bamchoe, dekat distrik Dagpo. Di sana, beliau belajar membaca
dan menulis, juga mulai mempelajari dasar-dasar sutra dan tantra.
Pada usia 13 tahun, beliau memasuki Biara Dagpo Shedrup Ling
untuk mempelajari 5 Topik Utama filsafat Buddhis, yaitu: Logika,
Paramita, Madhyamika, Abhidharma, dan Winaya.

Setelah belajar selama 11 tahun di Dagpo Shedrup Ling,


beliau melanjutkan studinya di Biara Universitas Drepung. Biara
ini terletak di dekat kota Lhasa. Beliau belajar di salah satu dari
4 kolese dalam biara ini, yaitu Gomang Dratsang. Di sana, beliau
memperdalam pengetahuan tentang filsafat Buddhis, khususnya
yang berdasarkan buku ajar Gomang Dratsang, yaitu komentar
filosofis dari Jamyang Shepa. Selama tinggal di Gomang Dratsang
(dan kemudian juga ketika berada di pengasingan), beliau belajar
di bawah bimbingan guru dari Mongolia yang termasyhur, Geshe
Gomang Khenzur Ngawang Nyima Rinpoche. Karena tempat
belajar beliau tak jauh dari Lhasa selaku ibukota Tibet, beliau juga
berkesempatan untuk menghadiri banyak pengajaran Dharma
dan menerima banyak transmisi lisan dari beberapa guru yang
berbeda. Oleh karena itu, Dagpo Rinpoche adalah salah satu dari
sedikit guru pemegang banyak silsilah ajaran Buddha.

Selama ini, Dagpo Rinpoche, yang bernama lengkap Dagpo


Lama Rinpoche Lobsang Jhampel Jhampa Gyatso, telah belajar

xi
dari 34 guru, khususnya dari 2 pembimbing utama Dalai Lama ke-
14–Kyabje Ling Rinpoche dan Kyabje Trijang Rinpoche–dan juga
dari Dalai Lama ke-14 sendiri. Di bawah bimbingan mereka, beliau
mempelajari 5 Topik Utama dan tantra (beliau telah menerima
banyak inisiasi dan menjalani retret). Selain filsafat Buddhis, beliau
juga menekuni astrologi, puisi, tata bahasa, dan sejarah.

Beliau belajar di Gomang Dratsang sampai invasi komunis


ke Tibet tahun 1959. Pada tahun itu, di usia 27 tahun, beliau
menyusul Dalai Lama ke-14 dan guru-guru Buddhis lainnya
menuju pengasingan di India. Tak lama setelah ketibaannya di
India, beliau diundang ke Perancis untuk membantu para Tibetolog
Perancis dalam penelitian mereka tentang agama dan budaya
Tibet. Para ilmuwan ini tertarik untuk mengundang beliau karena
intelektualitas serta pemikiran beliau yang terbuka. Dengan nasihat
dan berkah dari para gurunya, beliau pun memenuhi undangan
tersebut dan mendapat beasiswa Rockefeller. Beliau adalah guru
Tibet pertama yang tiba di Perancis. Di sana, beliau mengajar
bahasa dan budaya Tibet selama 30 tahun di School of Oriental
Studies, Paris. Setelah pensiun, beliau tetap melanjutkan studi dan
riset pribadinya. Beliau telah banyak membantu menyusun buku-
buku tentang Tibet dan Buddhisme, juga berpartisipasi dalam
berbagai program di televisi dan radio.

Setelah mempelajari bahasa Perancis dan Inggris serta


menyerap pola pikir orang Barat, pada tahun 1978 beliau akhirnya
bersedia untuk mulai mengajar Dharma mulia dari Buddha
Shakyamuni. Pada tahun itu, beliau mendirikan pusat Dharma
yang bernama Institut Ganden Ling di Veneux-Les Sablons,
Perancis. Di sana, beliau memberi pelajaran tentang Buddhisme,
doa, serta meditasi. Sejak tahun 1978 hingga sekarang, beliau
telah banyak mengunjungi berbagai negara, di antaranya Italia,
Belanda, Jerman, Singapura, Malaysia, dan Indonesia.

xii
Beliau mulai mengunjungi Indonesia pada tahun 1988. Sejak
saat itu, setiap tahun beliau secara rutin datang ke Indonesia
untuk membabarkan Dharma, memberikan transmisi ajaran
Buddha (khususnya ajaran Lamrim atau Tahapan Jalan menuju
Pencerahan), dan memberikan beberapa inisiasi serta berkah.

RIWAYAT LAMPAU DAGPO RINPOCHE

Dagpo Rinpoche dikenali oleh Dalai Lama ke-13 sebagai


reinkarnasi dari Dagpo Lama Rinpoche Jhampel Lhundrup.
Dagpo Rinpoche terdahulu ini sebelumnya sudah dikenali
sebagai reinkarnasi seorang guru dari Indonesia yang bernama
Suwarnadwipa Dharmakirti atau Serlingpa. Serlingpa terlahir
dalam keluarga penguasa Sriwijaya, yang juga merupakan bagian
dari wangsa Sailendra di Jawa, berhubung Balaputradewa selaku
Raja Sriwijaya adalah putra dari Samaratungga, pewaris takhta
Sailendra. Wangsa Sailendra sendiri dikenal sebagai pembangun
Candi Borobudur.

Keluarga Serlingpa juga berperan dalam pelestarian


Universitas Agama Buddha Nalanda, yang berkembang di masa
pemerintahan kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7. Serlingpa
kemudian menjadi biksu dengan nama tahbis Dharmakirti. Beliau
melatih diri di berbagai tempat, termasuk menuntut ilmu sampai
ke India. Berkat usahanya yang keras dan himpunan kebajikannya
yang sangat banyak, akhirnya beliau berhasil mencapai realisasi
tertinggi sebagai seorang Bodhisatwa. Kemasyhuran beliau
sebagai seorang guru Buddhis, khususnya sebagai pemegang
silsilah bodhicita (batin pencerahan), tersebar jauh hingga ke
India, Cina, serta Tibet. Di Tibet sendiri, beliau dikenal dengan
nama Lama Serlingpa.

Guru besar lainnya, Atisha Dipankara Srijnana, menempuh


perjalanan laut dari India selama 13 bulan semata-mata untuk

xiii
bertemu dengan Serlingpa di Indonesia dan mendapatkan
instruksi tentang bodhicita dari beliau. Serlingpa memberikan
transmisi ajaran yang berasal dari Manjushri, yaitu “Menukar Diri
dengan Makhluk Lain.” Setelah belajar dari Serlingpa, Atisha
kembali ke India dan kemudian diundang ke Tibet. Di sana,
Atisha memainkan peranan yang sangat penting untuk membawa
pembaharuan bagi ajaran Buddha. Atisha menjadi salah satu
mahaguru yang sangat dihormati dalam Buddhisme Tibet.
Kedua guru besar ini kelak akan bertemu kembali di masa depan
dalam hubungan guru-murid yang sama, yaitu ketika Atisha
terlahir kembali sebagai Pabongkha Rinpoche dan menerima
ajaran tentang bodhicita dari Dagpo Lama Rinpoche Jhampel
Lhundrup. Dagpo Lama Rinpoche Jhampel Lhundrup sendiri
berperan penting dalam menghidupkan kembali ajaran Lamrim di
bagian selatan Tibet. Beliau sangat terkenal karena penjelasannya
yang gamblang tentang Lamrim dan realisasinya akan bodhicita.
Banyak guru Lamrim pada masa itu yang mendapatkan transmisi
dan penjelasan Lamrim dari beliau sehingga akhirnya meraih
realisasi atas ajaran Lamrim.

Silsilah reinkarnasi Dagpo Rinpoche yang lain adalah


sebagai berikut. Pada masa Buddha terdahulu, beliau pernah lahir
sebagai Bodhisatwa Taktunu, yang rela menjual dagingnya sendiri
untuk memberi persembahan kepada gurunya. Selain itu, yogi
India bernama Wirupa dan cendekiawan bernama Gunaprabha
juga diyakini sebagai inkarnasi dari Dagpo Rinpoche.

Di Tibet sendiri, guru-guru yang termasuk ke dalam silsilah


reinkarnasi Dagpo Rinpoche adalah Marpa Lotsawa Sang
Penerjemah, sang pendiri mazhab Kagyu. Beliau terkenal sebagai
guru yang membimbing Jetsun Milarepa mencapai pencerahan
dengan latihan yang sangat keras. Selain itu, juga ada Londroel
Lama Rinpoche, guru meditasi dan cendekiawan penting pada

xiv
abad ke-18 yang merupakan siswa dari Dalai Lama ke-7. Seperti
Milarepa, Londroel Rinpoche juga mempunyai masa muda yang
sulit sebelum akhirnya menjadi salah satu guru terkemuka yang
menyusun risalah Buddhis sebanyak 23 jilid. Sejumlah kepala
biara Dagpo Shedrup Ling juga termasuk ke dalam silsilah
reinkarnasi Dagpo Rinpoche.

xv
1

Sudahkah Anda Memanfaatkan


Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

Pendahuluan

P ertama-tama, saya hendak menyapa Anda semua, baik


yang hadir dan mendengarkan secara langsung di sini maupun
yang berasal dari tempat-tempat lain di seluruh dunia, di mana
pun Anda berada. Saya ucapkan Tashi Delek kepada Anda semua.

Saya senang sekali kita bisa berkumpul bersama di sini.


Alasan mengapa kita bisa berkumpul bersama di sini adalah karena
kita memiliki tujuan yang sama, dalam artian kita semua berusaha
untuk mengembangkan diri dan meningkatkan cara berpikir dalam
rangka memberikan manfaat kepada semua makhluk. Tentu saja
ini merupakan sesuatu yang sangat positif. Itulah alasan mengapa
saya berbahagia terhadap fakta bahwa kita semua bisa berkumpul
bersama di sini.

Lebih lanjut, karena kita sudah berputar-putar di dalam


lingkaran samsara, sebenarnya kita semua sudah pernah
bertemu sebelumnya dalam banyak kesempatan, bukan hanya
dalam kehidupan ini saja, tapi dalam berbagai jenis kehidupan
sebelumnya juga.

1
Rahasia Bahagia

Dalam kehidupan ini saja, kita sudah saling bertemu dalam


wujud manusia. Walaupun kita tidak terus-menerus bertemu
sepanjang waktu dalam hidup ini, kita bisa bertemu dalam kegiatan
Dharma seperti ini, dan bisa pula dalam acara-acara sosial seperti
makan bersama, dan sebagainya. Tapi dalam kesempatan ini,
kita berada di sini, di mana saya akan mengajarkan Dharma dan
Anda semua akan mendengarkan. Tentu saja kesempatan seperti
ini amat berharga dan sungguh tak ternilai.

Di antara semua yang mendengarkan pada hari ini,


beberapa orang, berhubung kemampuan yang diperoleh sejak
kelahiran lampaunya, mampu mencapai kemajuan dengan
cepat, yaitu kemajuan dalam hal mengembangkan batinnya.
Di sisi lain, ada juga orang-orang yang perkembangannya tidak
begitu cepat, dan ada juga yang mengalami kesulitan untuk
meraih kemajuan.

Bagi yang merasa kesulitan untuk mencapai kemajuan,


tidak apa-apa. Selama Anda bertekad untuk meraih kemajuan
tersebut, dan dengan demikian mengarahkan batin Anda pada
tujuan tersebut, maka itu saja pun sudah merupakan sesuatu yang
luar biasa. Alasannya, ketika kita berbicara tentang meningkatkan
batin, pada dasarnya ini merujuk pada pengembangan diri kita
menjadi orang yang lebih baik hatinya, juga yang lebih meningkat
kemampuannya.

Dari semua jenis pikiran bajik, yang paling unggul di antara


semuanya adalah pikiran yang berniat mencapai pencerahan
lengkap dan sempurna, atau bodhicita, karena pikiran ini
bertujuan untuk menghentikan penderitaan semua makhluk,
tanpa terkecuali. Pikiran ini juga berniat mempersembahkan dan
menuntun semua makhluk pada kebahagiaan tertinggi. Dengan
tujuan inilah kita bertekad untuk mencapai Kebuddhaan. Pikiran
apa lagi yang lebih bajik daripada ini?

2
Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

Kalau kita sanggup membangkitkan pemikiran seperti itu,


pada akhirnya kita akan mampu mengakhiri penderitaan kita
sendiri, berikut penderitaan semua makhluk. Kita juga akan
mampu meraih kebahagiaan tertinggi untuk diri kita sendiri,
berikut kebahagiaan tertinggi untuk semua makhluk.

Ketika Anda mendengarkan penjelasan berikut istilah-


istilah yang digunakan, seperti bodhicita, barangkali ada yang
berpikir bahwa ini semata-mata urusan umat Buddhis saja. Tapi
di sini, saya ingin jelaskan bahwa siapa pun yang memiliki batin,
dengan kata lain, semua makhluk hidup, bisa memiliki niat untuk
mengakhiri penderitaannya sendiri berikut penderitaan semua
makhluk lainnya. Siapa pun yang sanggup mengembangkan
niat untuk meraih kebahagiaan pribadi berikut kebahagiaan
tertinggi semua makhluk dikatakan memiliki wawasan dan cara
pandang yang cukup luas. Aspirasi ini tidak terbatas untuk umat
Buddhis saja, namun terbuka bagi siapa saja yang berniat untuk
mengembangkannya.

Niat untuk memberikan kesempatan pada diri sendiri untuk


mengatasi penderitaan dan meraih kebahagiaan bisa ditemukan
pada hampir seluruh agama besar di dunia, sejauh agama-agama
tersebut memiliki cara berpikir yang luas dan terbuka.

Jika misalnya seseorang datang menghampiri dan bertanya,


“Maukah Anda menjadi seseorang yang bisa menolong semua
makhluk mengakhiri penderitaan mereka dan juga memiliki
kapasitas untuk menuntun mereka pada kebahagiaan tertinggi?”
maka terlepas dari agama yang dianutnya, bisa dipastikan orang
ini pasti akan menjawab, “Ya, saya mau.”

Itulah kerangka berpikir yang akan kita pakai dalam sesi


pengajaran ini. Itulah tujuan kita bersama di sini. Bagi orang-orang
yang berupaya untuk mencapai tujuan tersebut dan mengemban

3
Rahasia Bahagia

tanggung-jawab seperti itu, penting sekali baginya untuk memiliki


motivasi yang bajik dan benar. Kalau Anda tidak mengetahui apa
maksudnya, saya akan coba mengingatkannya secara ringkas.

Kita harus senantiasa ingat bahwa kita semua bukanlah


makhluk yang terpisah-pisah. Justru sebaliknya, kita semua
merupakan makhluk yang sangat berkaitan erat satu sama lain.
Kita sudah terlahir kembali di dalam samsara sejak waktu tak
bermula. Jadi, kita sudah berulang kali bertemu dalam hubungan
yang sangat dekat dengan semua makhluk. Lebih lanjut, kita
juga memiliki keinginan yang sama dengan semua makhluk.
Semua makhluk ingin bahagia dan tidak ingin menderita. Inilah
aspirasi yang dimiliki oleh semua makhluk. Jadi, inilah yang harus
senantiasa kita sadari.

Berikutnya, semua kebaikan yang pernah kita nikmati,


baik di masa lalu, masa kini, maupun masa yang akan datang
bergantung pada kebaikan makhluk lain. Kita tidak bisa menikmati
kebahagiaan begitu saja, karena kebahagiaan bukan sesuatu
yang muncul dari kehampaan atau ruang kosong. Kebahagiaan
hanya bisa kita nikmati dalam hubungan kita dengan makhluk
lain. Dengan menyadari kebaikan makhluk lain dan betapa
dekat hubungan kita dengan mereka, ditambah dengan aspirasi
bersama yang kita miliki, maka sebagai Buddhis, kita merasakan
keprihatinan kepada semua makhluk. Kita bertekad untuk
berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai Kebuddhaan
yang lengkap dan sempurna demi semua makhluk. Inilah cara
berpikir atau motivasi yang harus dikembangkan oleh mereka
yang merupakan umat Buddhis.

Bagi Anda yang bukan Buddhis, atau yang tidak mengikuti


agama apa pun, Anda tetap bisa menyadari kemuliaan terlahir
sebagai seorang manusia. Kemuliaan ini tidak seharusnya
digunakan untuk mengejar kebahagiaan pribadi, namun Anda

4
Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

juga harus berupaya untuk menolong dan memberikan manfaat


kepada makhluk lain. Anda harus menyadari bahwa efektivitas
tindakan Anda dalam membantu pihak lain bergantung pada
seberapa besar dan kuat Anda bisa mengembangkan diri sendiri.
Oleh sebab itu, Anda berada di sini untuk mengembangkan diri
dan meningkatkan cara berpikir. Itulah niat yang harus bisa Anda
bangkitkan, yaitu menjadi seseorang yang lebih baik dan lebih
kuat demi menolong sebanyak mungkin makhluk lain.

Kebahagiaan Tertinggi: Apakah Mungkin?


Prinsip Buddhis akan menjawab pertanyaan di atas dengan
jawaban pasti, “Ya! Sangat mungkin.” Kebahagiaan tertinggi yang
stabil sangat mungkin untuk dicapai, dan ia bisa dicapai bukan
hanya satu atau dua orang saja; alih-alih, semua makhluk memiliki
kemungkinan untuk mencapainya.

Akan tetapi, Anda jangan salah memahami pernyataan


bahwa kebahagiaan tertinggi yang stabil bisa dicapai oleh semua
makhluk. Sebagai contoh, kita bisa mengamati makhluk yang
terlahir sebagai binatang. Apabila seorang makhluk terlahir di
alam binatang, maka dalam kehidupan seperti itu ia tidak memiliki
kesempatan untuk meraih kebahagiaan tertinggi. Paling maksimal
yang bisa dicapainya adalah kebahagiaan di alam binatang, tidak
lebih daripada itu. Bukan berarti makhluk tersebut selamanya
tidak akan pernah bisa mencapai kebahagiaan tertinggi, karena
suatu hari nanti, cepat atau lambat, ia juga akan bisa mencapai
kebahagiaan tertinggi.

Mengapa demikian? Pertama-tama, mari kita lihat apa yang


dimaksud dengan makhluk hidup. Makhluk hidup adalah segala
eksistensi bernyawa atau hidup, yang memiliki tubuh dan batin.
Walaupun makhluk yang terlahir di alam tak berbentuk tidak

5
Rahasia Bahagia

memiliki tubuh yang kasar, namun tetap saja mereka memiliki


tubuh yang halus. Jadi, makhluk hidup mencakup semua eksistensi
yang bernyawa atau hidup, yang memiliki tubuh dan batin.

Antara tubuh dan batin, tentu saja batin jauh lebih penting.
Kita semua menyadari bahwa kita memiliki batin, tapi sejauh
menyangkut pertanyaan di mana, bagaimana, terdiri dari apa
saja batin kita, itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus kita
ajukan kepada diri sendiri secara lebih lanjut.

Kita semua tahu bahwa batin adalah sesuatu yang tak


tampak dan bukan sesuatu yang bisa dihubungi. Batin juga tidak
memiliki bentuk, warna, ukuran, dan seterusnya. Sifat-sifat batin
ini adalah sesuatu yang kita ketahui.

Buddhis mendefinisikan batin sebagai sesuatu yang jernih


dan mengetahui. Artinya, batin memiliki kemampuan untuk
memahami objek yang dicerapnya. Batin bisa mencerap dan
mengetahui objeknya. Itulah sifat dasar batin. Tapi, di manakah
batin berada? Di manakah batin bisa ditemukan? Ini adalah
pertanyaan yang harus kita pikirkan.

Bagaimana sebuah batin bisa eksis? Ia tidak bisa eksis


dengan sendirinya. Batin membutuhkan basis fisik sebagai
tempat pertumpuannya, di mana basis fisik ini kemudian menjadi
asosiasinya untuk eksis dan berfungsi. Batin baru bisa berfungsi
dan eksis bila berkaitan atau bergantung pada basis fisiknya.

Basis fisik mencakup badan jasmani yang kasar. Tapi, lebih


spesifiknya lagi, batin bergantung pada apa yang kita sebut energi
atau angin, yang beredar di sekujur tubuh kita dalam saluran-saluran
yang berbeda. Jadi, batin bergantung utamanya pada energi atau
angin ini, yang pada gilirannya bergantung pada saluran-saluran
yang beredar di dalam tubuh. Saluran-saluran ini tidak bisa
berfungsi di ruang kosong. Ia pun bergantung pada jasmani.

6
Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

Jadi, walaupun fungsi batin bergantung pada energi atau


angin, namun energi atau angin ini bergantung pada saluran-
saluran, dan saluran-saluran ini bergantung pada tubuh jasmani.
Demikianlah cara kerjanya sehingga batin juga bergantung pada
jasmani kasar.

Kita tahu bahwa kadang-kadang pada bagian tubuh tertentu,


energi atau angin tidak beredar pada salurannya. Akibatnya,
bagian tubuh tersebut menjadi tidak peka, tidak hidup, dan kita
kurang bisa merasakannya.

Batin seorang manusia bergantung pada energi dan saluran-


saluran seorang manusia, maka batin ini disebut seorang manusia.
Apabila sebuah batin bergantung pada energi dan saluran-saluran
seekor binatang, maka batin ini disebut seekor binatang.

Pada semua tingkatan kehidupan, fungsi batin adalah


mengetahui atau memersepsikan. Sifat batin ada dua, yakni
kesadaran dan kejernihan. Kejernihan merujuk pada aspek non-
material dari batin, yakni menunjukkan bahwa batin adalah
fenomena non-materi, bukan fisik. Sedangkan aspek kesadaran
pada batin merujuk pada kemampuannya untuk mencerap, yakni
kemampuan batin untuk mencerap aspek-aspek objeknya.

Itulah deskripsi modus eksistensi konvensional dari batin.


Selain itu, batin juga memiliki modus eksistensi tertinggi. Apa itu?
Kenyataan bahwa batin tidak bisa muncul dengan sendirinya,
bahwa ia bergantung pada fenomena lain, antara lain sebab dan
kondisi. Jadi, batin tidak bisa berdiri sendiri. Ia tidak bisa dihasilkan
oleh dirinya sendiri. Itulah modus eksistensi tertinggi pada batin,
yakni tidak bisa dihasilkan oleh dan dari dirinya sendiri.

Karena batin secara modus tertingginya tidak bisa berdiri


sendiri dan tidak dihasilkan oleh dirinya sendiri, maka batin hanya
bisa eksis dengan bergantung pada sebab dan kondisi. Inilah yang

7
Rahasia Bahagia

menuntun kita pada modus konvensional dari batin tersebut,


yakni sifat jernih dan mengetahui. Modus tertinggi dari batin
mengharuskannya untuk bergantung pada modus konvensionalnya.

Jadi, modus eksistensi tertinggi dari batin tidak dihasilkan


oleh dirinya sendiri dan tidak bisa eksis secara inheren. Dasar dari
modus konvensional batin adalah jernih dan mengetahui. Di sisi
lain, menyangkut apakah batin itu terhalangi atau tidak, pada
kondisi kita sekarang ini, dikatakan bahwa batin konvensional kita
berada pada kondisi terhalangi.

Batin itu sendiri pada modus tertingginya bersifat tidak


terhalangi. Pada modus tertingginya ia bukanlah sesuatu yang
dihasilkan oleh dan dari dirinya sendiri. Sedangkan, pada
level konvensional, batin adalah sesuatu yang eksis dengan
bergantung pada sebab dan kondisi. Jadi, walaupun pada modus
eksistensi tertinggi batin tidak terhalangi, namun pada modus
konvensionalnya sekarang, batin kita terhalangi.

Kita harus melihat lebih dekat pada bagaimana batin kita


pada level konvensionalnya sekarang dikatakan sebagai batin
yang terhalangi. Untuk menjawabnya, kita perlu berbicara
mengenai persepsi. Di dalam persepsi, kita berbicara mengenai
batin utama atau kesadaran. Esensi batin utama adalah bersifat
netral. Batin utama ini ditemani oleh setidak-tidaknya 5 faktor
mental yang senantiasa hadir. Demikianlah kita bisa memahami
mengapa batin kita dikatakan sebagai batin yang terhalangi.

Jadi, walaupun batin utama pada dasarnya bersifat netral,


ia ditemani oleh faktor-faktor lain yang tidak netral. Faktor
tidak netral ini utamanya adalah ketidaktahuan batin yang
mencengkeram adanya eksistensi yang berdiri sendiri, sehingga
batin utama yang ditemaninya menjadi bersifat melekat, marah,
terganggu, dan sebagainya. Ketika faktor mental ini muncul, ia

8
Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

akan mewarnai batin utama. Munculnya faktor mental ini akan


serta-merta memengaruhi batin utama berikut keseluruhan 5
faktor mental yang senantiasa menemaninya. Keseluruhan batin
dan faktor mental yang senantiasa hadir menjadi tercemar dan
kehilangan sifat netralnya.

Kapan pun salah satu klesha muncul dalam batin, ia akan


memengaruhi batin utama berikut keseluruhan faktor mentalnya.
Mereka semua akan dicemari oleh klesha tersebut. Sama halnya,
bila yang muncul bukan klesha tapi faktor mental bajik, misalnya
keyakinan, maka batin utama berikut keseluruhan faktor-faktor
mental lainnya akan dipengaruhi oleh faktor mental yang
sifatnya bajik tersebut. Jadi, proses yang sama berlaku untuk
faktor mental positif. Di bawah pengaruh “teman baik” ini, yakni
faktor mental bajik, maka keseluruhan batin akan diwarnai oleh
sifat yang bajik.

Faktor-faktor mental positif seperti keyakinan, berikut


bermacam-macam klesha, bersifat sementara. Artinya, mereka
bisa muncul untuk waktu tertentu, namun setelahnya akan hilang.
Mereka tidak hadir terus-menerus setiap saat. Karena sifatnya
yang sementara dan muncul secara berkala, mereka tidak mesti
selalu ada di dalam batin kita. Ini berarti kita bisa mengenyahkan
klesha untuk selama-lamanya, agar ia tidak pernah muncul lagi di
dalam batin. Kita bisa mendepaknya keluar, karena ia bukanlah
bagian intrinsik pada batin.

Sehubungan dengan berbagai jenis faktor yang memicu


timbulnya faktor-faktor mental, bagaimana itu bisa terjadi? Faktor
mental muncul ketika sebab-sebab dan kondisi-kondisi tertentu
sudah bertemu. Sebab dan kondisi yang positif akan memicu
timbulnya faktor mental yang bajik. Sebab dan kondisi yang
negatif akan memicu timbulnya klesha dalam batin kita.

9
Rahasia Bahagia

Dengan demikian, kita bisa berupaya dan bekerja untuk


memastikan munculnya kondisi-kondisi yang menguntungkan,
seperti keyakinan dan sebagainya. Kita juga bisa berupaya agar
sebab dan kondisi yang bisa menimbulkan klesha tidak saling
bertemu satu sama lain. Dengan kata lain, kita bisa mencegah
bergabungnya sebab dan kondisi yang bisa memicu timbulnya
klesha. Dengan demikian, seiring dengan meningkatnya kebajikan
di dalam batin serta berkurangnya faktor-faktor negatif, pada
akhirnya kita bisa mencapai tingkatan batin yang senantiasa
berada dalam kondisi bajik.

Seiring dengan kita senantiasa mencegah faktor-faktor


dan kondisi yang menimbulkan klesha di dalam batin, kita akan
sampai pada titik di mana semua klesha sudah dihentikan. Dan
pada saat penghentian total itu, klesha tidak akan bisa muncul
lagi di dalam batin kita. Tentu saja upaya menghentikan klesha ini
memerlukan proses secara bertahap. Namun, yakinlah bahwa kita
bisa melakukannya karena sifat klesha itu sendiri hanya sementara
di dalam batin kita. Klesha bukanlah bagian yang melekat atau
menyatu pada batin kita. Jadi, memang ada kemungkinan bagi
kita untuk mengenyahkannya dan, dengan demikian, meraih
kebahagiaan tertinggi.

Segala halangan batin kita bersifat sementara, tidak konstan,


bukan bagian yang intrinsik pada batin kita, sehingga mereka bisa
diatasi. Sebagai contoh, ketidaktahuan batin yang mencerap diri
atau aku sebagai sesuatu yang berdiri sendiri dan benar-benar
eksis secara inheren bisa dibuang dan diatasi. Ini karena modus
eksistensi batin tersebut tidak sejalan dengan bagaimana cara
eksistensi batin yang sesungguhnya. Yakni, bahwa batin tidak
memiliki eksistensi yang berdiri sendiri.

Oleh sebab itu, cengkeraman yang menganggap diri atau


aku sebagai eksistensi yang berdiri sendiri itu tidak akurat, keliru,

10
Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

dan bisa diatasi. Jika memang batin yang mencerap sifat berdiri
sendiri itu adalah persepsi yang sebenarnya, maka tidak ada alasan
mengapa kita harus membuang dan mengatasinya. Salah satu dari
banyak alasan mengapa kita menyatakan bahwa batin bukanlah
eksistensi yang berdiri sendiri adalah karena batin bergantung
pada fenomena lain. Batin bergantung pada fenomena lain agar
bisa eksis atau menunjukkan eksistensinya.

[istirahat sejenak]

Begitu kita sudah bisa memahami bahwa halangan batin


bukan merupakan aspek yang inheren atau menyatu pada batin,
bukan sesuatu yang intrinsik atau melekat padanya, maka ketika
itu kita benar-benar bisa menyadari adanya peluang untuk
membebaskan diri dari halangan-halangan tersebut. Secara
bertahap, kita akan mampu mengatasi dan mengenyahkan
halangan-halangan tersebut untuk selama-lamanya.

Dengan demikian, kita memiliki peluang untuk meraih


tingkatan batin yang sempurna. Ketika itu, semua kesalahan kita
sudah akan disingkirkan dan semua kualitas positif kita sudah
akan dikembangkan hingga pada tingkat yang paling sempurna.
Ketika itu pulalah, kita sudah akan meraih kebahagiaan yang
murni, yakni kebahagiaan yang tertinggi.

Sebaliknya, apabila batin memang eksis dan berdiri sendiri


tanpa bergantung sedikit pun pada sebab dan kondisi, maka
persepsi yang mencerap adanya batin yang berdiri sendiri ini
adalah persepsi yang benar, sehingga ia tidak bisa dibuang.

Kita bisa memahami mengapa batin tidak bisa berdiri sendiri


dan dihasilkan oleh dirinya sendiri, yaitu semata-mata karena
batin bergantung pada sebab dan kondisi. Karena adanya sebab
dan kondisi, maka batin bisa eksis. Kalau tidak ada itu, maka batin
juga tidak bisa eksis. Jika sebab-sebab yang dibutuhkan untuk

11
Rahasia Bahagia

menghasilkan batin tidak bertemu, maka batin juga tidak bisa


dihasilkan atau tidak bisa muncul.

Persepsi hanya bisa muncul kalau beragam sebab dan


kondisinya sudah bertemu. Ketika muncul suatu objek yang
dicerap dan kondisi yang langsung mengiringi munculnya objek
tersebut sehingga bisa dicerap, barulah batin bisa muncul. Bagi
Anda yang sudah mempelajari tentang Batin dan Persepsi,
barangkali akan lebih bisa memahami penjelasan ini. Sebagai
contoh, tanpa adanya objek, maka persepsi yang mencerap objek
tidak akan bisa eksis. Jadi, jelas bahwa persepsi bergantung pada
objek yang dipersepsikannya. Persepsi tidak bisa berdiri sendiri,
tanpa bergantung pada hal lain, karena persepsi itu baru bisa
muncul kalau ada objek yang dicerapnya.

Tingkatan dan Metode Kebahagiaan


Dengan demikian, kita bisa memahami dan menyadari
adanya peluang untuk meraih tingkat kebahagiaan yang konstan
dan tidak bisa merosot lagi. Tingkat kebahagiaan yang bisa diraih
seseorang berbeda-beda, yaitu:
1. Kebahagiaan pada kehidupan saat ini
2. Kebahagiaan pada kehidupan yang akan datang (masih dalam
samsara)
3. Kebahagiaan berupa pembebasan dari samsara
4. Kebuddhaan

Penting sekali bagi kita semua di sini untuk meyakini


bahwa semua makhluk, bukan hanya manusia, bukan hanya diri
kita sendiri, memiliki peluang dan kemampuan untuk mencapai
kebahagiaan tertinggi. Ini adalah sesuatu yang harus kita ingat
dan sadari.

12
Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

Alasan mengapa semua makhluk bisa dan mampu mencapai


kebahagiaan tertinggi sudah dipaparkan sebelumnya, yaitu, bahwa
apa yang menghalangi kebahagiaan kita sekarang adalah sesuatu
yang sifatnya sementara, muncul secara berkala, dan tidak hadir
terus-menerus di dalam batin kita. Pada akhirnya, kita harus bisa
sampai pada kesimpulan bahwa halangan tersebut bisa dienyahkan,
karena sifat dasar dari halangan tersebut memang hanya sementara,
bukan bagian yang inheren atau menyatu dengan batin.

Sehubungan dengan kemungkinan dan peluang untuk


mencapai kebahagiaan tertinggi, apakah itu bisa dicapai semua
makhluk berdasarkan bentuk kehidupan yang sudah mereka
dapatkan sekarang ini, apa pun bentuknya? Tidak mesti demikian.
Karena bagi makhluk yang saat ini terlahir di tiga alam rendah,
mereka tidak memiliki kebebasan untuk menciptakan sebab-
sebab kebahagiaan sejati. Bagi makhluk yang saat ini terlahir di
alam tinggi, baik alam tinggi berbentuk maupun tak berbentuk,
mereka lebih mungkin dan lebih mudah untuk menciptakan
sebab-sebabnya.

Bagi makhluk yang saat ini menderita di alam rendah,


mereka tidak memiliki kebebasan untuk berupaya menciptakan
sebab-sebab kebahagiaan tertinggi. Jadi, bagi makhluk-makhluk
ini, mereka dikatakan “tidak bebas”, dengan kata lain, tidak
berada dalam kondisi bebas untuk mengatasi halangan-halangan
batinnya.

Dalam rangka mengatasi halangan-halangan batin, seorang


makhluk perlu menerapkan metode-metode untuk mengatasinya.
Ketidakmampuan untuk menerapkan metode untuk mengatasi
halangan-halangan batin ada bermacam-macam. Ada orang
yang tidak memiliki kapasitas atau kemampuan mental. Ada yang
memiliki penghalang yang kuat untuk berpikir jernih. Orang seperti
ini barangkali memiliki kapasitas mental untuk memahami sesuatu,

13
Rahasia Bahagia

tapi memiliki penghalang yang kuat. Ada juga yang memiliki


kondisi-kondisi bertentangan yang menghalangi perenungan,
sehingga mustahil bagi mereka untuk menerapkan instruksi.

Di antara manusia yang sudah memperoleh kehidupan yang


bebas dan beruntung sehingga mereka memiliki kapasitas untuk
menerapkan metode mengatasi halangan-halangan, apakah itu
berarti mereka serta-merta sudah melakukannya? Tidak mesti
demikian. Setiap orang yang hadir di ruangan ini saat ini memiliki
kesempatan untuk menerapkan metode, tapi apakah Anda semua
sudah menjalankan metode tersebut? Belum tentu! Terserah
kepada masing-masing individu untuk menentukan apakah
dirinya sudah menjalankan atau belum.

Jika ada orang di sini yang belum melaksanakannya,


barangkali ia tidak memiliki kondisi-kondisi yang mendukung bagi
dirinya, atau sebaliknya, ia memiliki sejumlah besar penghalang
bagi dirinya untuk menerapkan metode. Bayangkan ada seorang
pengikut buddhis. Ia sudah mempelajari metode untuk mengatasi
halangan dan ia berniat untuk menjalankan metode tersebut. Tapi
kemudian ia berpikir, “Pertama-tama, saya harus melakukan ini
terlebih dahulu. Kemudian saya akan merampungkan proyek itu.
Berikutnya, saya harus menyelesaikan pekerjaan ini. Barulah saya
akan benar-benar menjalankan metode.” Kalau demikian halnya,
orang ini akan keburu mati sebelum memperoleh kesempatan
untuk menerapkan metode tersebut. Ketika sudah berpindah pada
bentuk kehidupan lain, belum tentu ia masih memiliki kebebasan
dan keberuntungan sebagaimana yang masih dinikmatinya
sekarang.

Dalam situasi dan kondisi yang negatif, ketika kita tidak


memiliki kondisi-kondisi positif yang mendukung praktik Dharma,
kita harus berupaya mengurangi faktor-faktor negatif dan berusaha
mengumpulkan kondisi-kondisi positif.

14
Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

Sehubungan dengan jenis-jenis kebahagiaan yang


dikehendaki semua makhluk, sebagaimana sudah dijelaskan, ada
4 jenis kebahagiaan, yakni:
1. Kebahagiaan pada kehidupan saat ini
2. Kebahagiaan pada kehidupan mendatang (di dalam samsara)
3. Kebahagiaan terbebaskan sepenuhnya dari samsara
4. Kebahagiaan dalam wujud Kebuddhaan

Di antara orang-orang yang mendengarkan ajaran saat ini,


barangkali ada yang bisa mencapai keempat jenis kebahagiaan
tersebut sekaligus pada kehidupan saat ini juga. Yang lain
barangkali hanya tiga dari empat jenis tersebut. Yang lainnya
lagi barangkali hanya dua. Sedangkan bagi mereka yang mampu
mencapai jenis yang pertama, pencapaian ini tidak tergolong
pencapaian yang berarti dan berharga. Seandainya seseorang
hanya sanggup mencapai kebahagiaan jenis pertama, ia bukanlah
seorang praktisi Dharma, walaupun tentu saja kebahagiaan jenis
pertama tetap bisa dicapai.

Kebahagiaan tingkat kedua adalah kebahagiaan samsarik.


Kebahagiaan ini juga bisa dicapai dan menjadi tujuan seorang
makhluk, yakni kebahagiaan terlahir di alam-alam tinggi di dalam
samsara. Namun, kita harus mengesampingkan kebahagiaan
tingkat kedua ini. Orang yang mengejar kebahagiaan ini juga
bukan termasuk praktisi Dharma.

Kelahiran di alam bahagia di dalam samsara bukan


merupakan kebahagiaan yang sejati. Kadang-kadang kita bisa
mendapatkan kelahiran di alam yang baik, tapi berikutnya kita
mungkin terlahir di alam menyedihkan. Ketika terlahir di alam
yang baik, barangkali kita bisa merasakan kebahagiaan hingga
tingkat tertentu, tapi secara keseluruhan kebahagiaan samsarik
adalah kebahagiaan yang tidak stabil dan tidak bisa diandalkan.

15
Rahasia Bahagia

Bagi Anda yang sudah terbiasa mendengarkan penjelasan


ini sebelumnya, tentu ini semua terang-benderang dan jelas
adanya. Namun, bagi Anda yang baru pertama kali mendengarkan
penjelasan ini, barangkali Anda bertanya-tanya apa yang sedang
dibicarakan. Kelahiran kembali di alam yang tinggi dan bahagia
masih tergolong kelahiran di dalam samsara. Misalnya kelahiran
kembali sebagai manusia sehingga ia bisa menikmati kebahagiaan
di alam manusia.

Kebahagiaan pada kelahiran berikutnya adalah sesuatu


yang bisa diraih berdasarkan basis kehidupan saat ini. Namun,
kebahagiaan tersebut singkat sekali. Pada kehidupan ini saja
pun kita bisa memahami betapa singkat hidup ini dan tidak ada
jaminan perihal apa yang akan terjadi setelahnya. Kita bisa saja
terlahir kembali dalam bentuk yang sama sekali berbeda. Jadi,
benar-benar tidak ada jaminan!

Kebahagiaan samsara secara keseluruhan merupakan


kebahagiaan yang tidak bisa diandalkan dan tidak stabil. Di
sisi lain, ada peluang untuk sepenuhnya bebas dari lingkaran
keberadaan ini. Pembebasan dari samsara adalah kondisi yang
secara radikal berbeda dari kondisi sebelumnya. Seorang makhluk
yang sudah bebas dari samsara sudah tidak lagi terpengaruh oleh
klesha sehingga ia tidak terpaksa lagi untuk terlahir kembali di
dalam samsara akibat klesha dan karmanya. Kebahagiaan yang
dinikmatinya adalah kebahagiaan yang stabil dan tidak berubah
ataupun merosot lagi.

Sebagai contoh, sekarang ini kita memiliki bermacam-macam


klesha, seperti kemarahan dan seterusnya. Klesha ini muncul tanpa
adanya pilihan bagi kita; artinya, kita tidak bebas. Klesha muncul
bertentangan dengan kehendak kita. Akibatnya, kita terombang-
ambing dan didesak oleh klesha, yang pada akhirnya mengakibatkan
ketidakbahagiaan atau penderitaan. Begitu kita sudah bebas dari

16
Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

samsara, maka semua klesha kita juga sudah berhenti. Alhasil, kita
akan menikmati kebahagiaan yang stabil dan konstan.

Bayangkan saja kalau misalnya dalam kehidupan ini saja


pun kita bisa mengurangi klesha sedemikian rupa. Kesulitan-
kesulitan dalam hidup kita pastinya akan berkurang dengan
signifikan. Jadi, walaupun belum dienyahkan sepenuhnya dan
hanya dikurangi saja pun, ini sudah memberikan manfaat besar
yang bisa kita nikmati.

Jika Anda sudah memiliki peluang seperti itu namun


masih belum dilaksanakan dengan penuh upaya, itu bisa terjadi
karena beragam alasan yang sudah disebutkan sebelumnya.
Misalnya, sering kali ketika kita bertekad untuk mempraktikkan
Dharma dan benar-benar berupaya, ada saja yang muncul dan
perlu dikerjakan terlebih dahulu. Selalu ada rencana yang harus
dilakukan. Akibatnya, kita selalu menunda-nunda apa seharusnya
sudah kita lakukan.

Kita berpikir barangkali kalau sudah pensiun kita akan


benar-benar melakukan praktik spiritual. Kalau pikiran-pikiran
seperti itu yang muncul di dalam batin Anda, maka kemungkinan
besar Anda tertarik pada kehidupan saat ini. Artinya, Anda benar-
benar tergerak dan terdorong pada kehidupan saat ini. Dengan
kata lain, Anda mengalami apa yang disebut “kemelekatan pada
kehidupan saat ini.”

Jika segala aktivitas yang Anda lakukan adalah aktivitas


yang mendahulukan kehidupan saat ini, artinya menganggapnya
lebih penting, maka alasan di balik itu tidak begitu rumit.
Alasannya sederhana: karena Anda melekat pada aktivitas-
aktivitas kehidupan saat ini.

Kalau demikian halnya, apakah itu berarti kita harus berhenti


melakukan semua aktivitas normal yang kita lakukan selama

17
Rahasia Bahagia

ini? Tidak! Seperti yang sudah sering saya jelaskan, yang perlu
dihentikan adalah kemelekatan pada kehidupan saat ini, karena
kemelekatan tidak memberikan manfaat apa pun dan tidak berguna
sama sekali. Penting sekali bagi kita semua untuk memahami hal
ini. Mari kita ambil sedikit waktu untuk merenungkannya.

[perenungan 3 menit]

Di sisi lain, seandainya kita bertujuan untuk mencapai


kebahagiaan bagi orang-orang yang kita cintai, seperti anak-anak
kita, orang tua kita, dan sebagainya, barangkali itu tidak termasuk
mengejar kebahagiaan pada kehidupan saat ini. Tapi tentu saja
itu bergantung pada motivasi kita. Kita harus memiliki motivasi
yang benar-benar altruistik. Kita benar-benar bertujuan mencapai
kebahagiaan orang-orang yang kita cintai secara altruistik,
semata-mata demi kebahagiaan mereka. Aspirasi inilah, alih-
alih kemelekatan pada kehidupan saat ini, yang harus menjadi
landasannya.

Tapi yang terjadi biasanya adalah, dan ini sering kali terjadi,
motivasi kita tercampur dengan keinginan atas kebahagiaan diri
sendiri. Anda mengejar kebahagiaan anak-anak Anda karena
itu adalah anak-anak Anda. Anda berupaya meraih kebahagian
bagi orang tua Anda karena mereka adalah orang tua Anda.
Jadi, kita bisa melihat adanya kepentingan pribadi yang terlibat
di sini. Keinginan kita bukan aspirasi yang murni. Keinginan itu
bercampur-baur dengan sifat mementingkan diri sendiri.

Kalau kita sudah memahami kerugian-kerugian dari


mengejar kebahagiaan pada kehidupan saat ini saja, artinya
beraspirasi semata-mata pada kebahagiaan saat ini saja, kita
akan semakin memahami kesia-siaan dari aspirasi seperti ini.
Sebaliknya, kalau kita mengarahkan tujuan kita pada kehidupan
berikutnya yang lebih baik, entah sebagai manusia atau pun

18
Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

bentuk-bentuk kehidupan lainnya, maka itu adalah sesuatu yang


mungkin kita raih.

Tapi sesungguhnya, aspirasi mencapai kebahagiaan pada


kehidupan berikutnya di dalam samsara juga memiliki kekurangan.
Kekurangan utamanya adalah menghalangi timbulnya aspirasi
untuk mencapai pembebasan. Kalau demikian, berarti kita
memiliki apa yang disebut “kemelekatan pada samsara secara
umum.” Aspirasi mencapai pembebasan dan kemelekatan pada
samsara adalah dua hal yang tidak sejalan.

Selama tidak ada aspirasi untuk bebas dari samsara


sepenuhnya, maka selama itu pulalah kita belum bisa mencapai
pembebasan tersebut. Begitu kita memahami sifat tak bisa
diandalkan dari kebahagiaan samsara, maka aspirasi kita
terhadapnya juga akan lenyap. Sebaliknya, kita akan beraspirasi
untuk mencapai pembebasan dari samsara secara keseluruhan,
yang merupakan aspirasi yang lebih tinggi.

Walau demikian, aspirasi mencapai pembebasan dari


samsara masih mengandung penghalang, yaitu, halangan bagi
seorang makhluk untuk mengembangkan sikap altruistik mencapai
Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna. Kalau seseorang
hanya beraspirasi pada pembebasan samsara saja, maka itu tidak
sejalan dengan tekad untuk mencapai Kebuddhaan demi semua
makhluk.

Kita harus mengenyahkan sikap mengejar pembebasan


pribadi dari samsara. Sebaliknya, utamanya kita harus memikirkan
makhluk lain. Kita berniat untuk mencapai kebahagiaan mereka dan
menuntun mereka semua pada kebahagiaan. Untuk tujuan inilah
kita beraspirasi mencapai Kebuddhaan, yang merupakan aspirasi
tertinggi. Dengan aspirasi ini, aktivitas apa pun yang dilakukan akan
benar-benar berfungsi sebagai sebab untuk mencapai Kebuddhaan.

19
Rahasia Bahagia

Dan pada akhirnya, sebab-sebab inilah yang memungkinkan kita


untuk benar-benar mencapai Kebuddhaan.

Jadi, kita bisa menyimpulkan adanya 3 jenis penghalang.


Pertama, halangan berupa niat untuk mengejar kebahagiaan
pada kehidupan saat ini saja. Kedua, halangan berupa niat untuk
mengejar kebahagiaan samsarik. Ketiga, halangan berupa niat
untuk mengejar pembebasan pribadi dari samsara. Inilah ketiga
jenis penghalang yang merintangi aspirasi untuk mencapai
Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna.

Ada berbagai metode yang bisa diterapkan untuk mengatasi


berbagai jenis penghalang tersebut. Saya sudah pernah
menjelaskannya. Di sini, saya hendak mengingatkan kembali apa
yang sudah disimpulkan.

Penawar untuk halangan berupa kemelekatan pada


kehidupan saat ini adalah perenungan kemuliaan terlahir sebagai
manusia yang bebas dan beruntung, serta perenungan kematian
dan ketidakkekalan. Salah satu faktor yang harus diatasi dalam
rangka menaklukkan kemelekatan pada kehidupan saat ini
adalah kurangnya keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk
mencapai kemajuan dalam perjalanan spiritual.

Dengan memeditasikan kebebasan dan keberuntungan


terlahir sebagai manusia, seseorang akan lebih memahami
kondisi hidupnya yang sudah diberkahi dengan kebebasan dan
keberuntungan. Karena sesungguhnya, perasaan tidak mampu
sebenarnya merupakan suatu bentuk kemalasan, yakni kemalasan
dalam bentuk rasa putus asa. Kalau seseorang merenungkan
kualitas-kualitas yang terkandung dalam kehidupannya sekarang,
yaitu kebebasan dan keberuntungannya, maka ia akan sampai pada
kesimpulan bahwa dirinya memiliki kapasitas dan kemampuan,

20
Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

sehingga ia tidak perlu merasa tidak mampu. Perenungan inilah


yang mengatasi kemalasan dalam bentuk keputusasaan dan rasa
tidak mampu.

Kita sering kali membenarkan perasaan tidak mampu yang


sebenarnya merupakan bentuk kemalasan, misalnya dengan
berkata, “Tidak, tidak, saya benar-benar tidak bisa berbuat
banyak,” “Saya tidak memiliki latar belakang pendidikan yang
baik,” “Saya kurang banyak belajar,” “Saya belum banyak
belajar,” dan seterusnya. Berikutnya, kita beralasan terlalu sibuk,
terlalu banyak pekerjaan, tidak ada waktu untuk praktik, terlalu
tua, dan sebagainya.

Jadi, di satu sisi kita sebenarnya malas, di sisi lain kita juga
membenarkan sifat malas tersebut. Contohnya dengan beralasan
sudah terlalu tua sehingga tidak bisa meraih pencapaian apa pun.
Tentu saja ini adalah argumen yang keliru. Walaupun mungkin
Anda sudah tidak muda lagi, tetap saja Anda bisa memiliki kapasitas
dan Anda bisa memanfaatkan kapasitas tersebut. Semua orang
bisa melakukan sesuatu, seberapa besar atau kecilnya kapasitas
yang dimiliki.

Seekor gajah bisa mengangkut beban yang berat. Seekor


kuda bisa mengangkut beban seekor kuda, walaupun lebih kecil
daripada yang bisa diangkut oleh gajah. Seekor domba bisa
mengangkut beban seekor domba. Seekor tikus bisa mengangkut
beban sesuai kapasitas seekor tikus. Bahkan, seekor semut kecil
sekali pun bisa mengangkut beban seekor semut.

Kita semua bisa melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas


masing-masing. Sebagai contoh, beberapa menit batin kita yang
dipenuhi oleh pikiran-pikiran bajik saja pun sudah sangat penting
dan berharga.

21
Rahasia Bahagia

Apabila ada argumen atau alasan yang hendak


membenarkan sifat malas berupa kemalasan dalam bentuk
keputusasaan, misalnya dengan mengatakan ada terlalu banyak
pekerjaan atau aktivitas, maka ini adalah alasan yang perlu kita
cermati lebih dekat. Alasan ini bisa dipatahkan pertama-tama
dengan trik mentransformasikan semua aktivitas yang dilakukan
menjadi aktivitas yang bajik. Untuk melakukannya, ini semua
tergantung pada motivasi ketika melakukan aktivitas tersebut.

Kadang-kadang ketika sibuk dan tenggelam dalam


pekerjaan, kita lupa akan motivasi kita, sehingga kita sepenuhnya
terlibat dalam pekerjaan itu semata-mata. Namun, batin kita
memiliki kemampuan untuk mentransformasikan pekerjaan
menjadi aktivitas yang bajik, yakni, dengan memastikan bahwa
kita melakukan pekerjaan dengan motivasi yang benar. Kalau
tidak, maka pekerjaan profesional apa pun yang kita lakukan bisa
jadi hanya berupa alasan untuk bentuk kemalasan lainnya, yaitu
kemalasan karena terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang keliru.

Untuk mengembangkan motivasi yang bajik, seseorang


mungkin akan kesulitan kalau dia tidak memiliki kebiasaan untuk
itu. Tapi seiring dengan kita berlatih dan membiasakan diri untuk
membangkitkan pikiran-pikiran bajik yang kuat, dengan latihan
yang dijalani terus-menerus secara berulang-ulang, maka kualitasi
motivasi kita tentu akan meningkat. Dengan demikian, kita akan
mampu membangkitkan motivasi yang kuat. Dengan motivasi
yang kuat ini, pada gilirannya kita akan mampu mengubah semua
kegiatan menjadi aktivitas yang bajik.

Jadi, perenungan pada kemuliaan terlahir sebagai manusia


yang diberkahi dengan kebebasan dan keberuntungan akan
menghasilkan kesimpulan bahwa kita memiliki kapasitas yang
besar. Kesimpulan ini pada gilirannya akan mengatasi kemalasan
dalam bentuk rasa putus asa atau rasa tidak mampu.

22
Sudahkah Anda Memanfaatkan Kapasitas Anda yang Sesungguhnya

Berikutnya, perenungan pada kematian dan ketidakkekalan


merupakan penawar bagi sikap menunda-nunda praktik spiritual.
Seringkali kita menunda-nunda praktik spiritual di kemudian hari,
misalnya dengan mengatakan besok, kemudian besoknya lagi,
dan besoknya lagi, demikian seterusnya.

(Istirahat sejenak)

23
2

Bulan yang Tak Perlu Berpikir

T adi pagi kita sudah membangkitkan motivasi yang bajik,


tapi kita sudah beristirahat untuk waktu yang relatif lama. Dalam
masa jeda tersebut, sangat mungkin sekali segala bentuk pemikiran
sudah muncul di dalam batin kita. Akibatnya, motivasi awal kita
tadi barangkali sudah merosot. Jadi, pertama-tama, marilah kita
memperbaiki motivasi terlebih dahulu sebelum kita menjalani sesi ini.

Untuk memperbaiki motivasi, bagi Anda yang Buddhis,


setidak-tidaknya yang harus kita renungkan adalah kita sudah
memiliki kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas dan
beruntung. Kita tidak boleh menyia-nyiakannya, tapi justru
harus bisa memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Caranya
adalah berjuang untuk mencapai Kebuddhaan yang lengkap dan
sempurna sehingga kita bisa bekerja demi semua makhluk untuk
menuntun mereka pada kebahagiaan sejati. Itulah sebabnya
kita berada di sini untuk mendengarkan, merenungkan, dan
memeditasikan ajaran.

Bagi yang bukan Buddhis, Anda harus berpikir bahwa Anda


sudah mendapatkan kesempatan luar biasa, yakni Anda sudah
memiliki batin seorang manusia. Dengan demikian, Anda memiliki
peluang untuk melakukan sesuatu yang bermakna, dengan cara
menolong dan berbaik hati kepada sebanyak-banyaknya makhluk
hidup di dunia ini. Untuk menolong dan berbaik hati kepada

25
Rahasia Bahagia

orang lain, Anda perlu meningkatkan kemampuan diri sendiri.


Itulah sebabnya Anda berada di sini untuk mendengarkan ajaran.

[3 menit untuk membangkitkan motivasi]

Kita sudah melihat bagaimana kemelekatan pada


kehidupan saat ini merupakan penghalang besar. Saya sudah
menjelaskan penawar untuk kemelekatan ini. Tapi saya akan
jelaskan lagi sebagai pengingat bagi kita semua. Penawar bagi
kemelekatan pada kehidupan saat ini adalah perenungan pada
kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung,
merenungkan betapa sulitnya kehidupan seperti itu diperoleh,
serta perenungan pada kematian dan ketidakkekalan. Penawar-
penawar itulah yang akan melepaskan kita dari cengkeraman
kemelekatan pada kebaikan-kebaikan yang ditawarkan oleh
kehidupan saat ini.

Berikutnya, masih ada risiko kita melekat pada kebahagiaan-


kebahagiaan samsarik secara keseluruhan. Satu-satunya penawar
pada kemelekatan ini adalah merenungkan kerugian-kerugian atau
sisi-sisi negatif samsara secara keseluruhan. Dengan demikian,
pada akhirnya kita akan sanggup membangkitkan rasa penolakan
terhadap samsara secara keseluruhan.

Kebahagiaan samsarik, baik itu kebahagiaan fisik maupun


mental, sesungguhnya berbuah pada faktor mental perasaan.
Kebahagiaan fisik dan mental itu dapat kita rasakan pada faktor
mental perasaan, artinya kebahagiaan fisik dan mental memang
eksis. Namun, permasalahan pada kebahagiaan samsarik adalah
kita tidak akan pernah merasa cukup! Semakin kita menikmatinya,
semakin kita tidak puas, dan selalu mengharapkan lebih dan lebih.
Semakin kita menuruti nafsu, semakin kita merasa tak puas.

Semakin kita mendapatkan sesuatu, semakin kita


menginginkan lebih banyak lagi. Walaupun kita sudah

26
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

mendapatkan kehidupan yang bahagia dan bisa menikmati


banyak hal, menikmati saat-saat yang menyenangkan, merasakan
kenyamanan fisik dan batin, tapi waktu keseluruhan untuk
menikmati semua hal tersebut sangatlah singkat. Walaupun
seseorang berumur panjang, tidak mungkin ia bisa menikmati
hidup dari awal hingga akhir. Seiring dengan seseorang bertambah
tua, kemampuannya untuk menikmati hidup pun berkurang.
Paling maksimal, kalau pun seseorang berumur panjang, ia bisa
menikmati hidup selama 60 hingga 70 tahun saja.

Kalaupun kita berhasil mendapatkan kelahiran di alam


bahagia pada kehidupan berikutnya, seperti yang sudah kita
dapatkan sekarang, apakah itu sebagai manusia atau dewa, dan
sekali lagi kita bisa menikmati kesenangan-kesenangan samsarik,
namun tetap saja kita harus terlebih dulu mengalami proses
kematian yang menyakitkan. Berikutnya, kita akan mengalami
penderitaan akibat proses kelahiran. Seterusnya, dalam kehidupan
berikutnya itu, waktu bagi kita untuk menikmatinya juga sama
terbatasnya. Paling lama yang bisa kita nikmati adalah selama 60
hingga 70 tahun. Itu pun kalau kita cukup beruntung.

Bukan berarti pula dalam kelahiran di alam yang baik


tersebut kita terus-menerus mengalami momen-momen yang
menyenangkan. Di sepanjang hidup, kita akan mengalami sakit,
ketidaknyamanan, rasa frustrasi karena tidak mendapatkan apa
yang kita inginkan, dan sebagainya. Kita senantiasa mengalami
penderitaan-penderitaan yang tidak diinginkan, kemalangan yang
terjadi mendadak, dan seterusnya.

Situasi seperti ini tentu tidak bisa memberikan kepuasan.


Walaupun kita sudah berhasil mendapatkan kelahiran yang baik
dan menikmati kesenangan-kesenangan yang ditawarkan oleh
kehidupan tersebut, kita justru akan memperkuat nafsu keinginan.
Pada akhirnya, kita melekat pada kesenangan-kesenangan

27
Rahasia Bahagia

tersebut. Kalau sampai kita membiarkan timbulnya kemelekatan,


maka apa yang kita lakukan pada dasarnya adalah menciptakan
karma-karma untuk terjerumus ke alam rendah.

Semakin kita tidak bisa mengendalikan kemelekatan,


semakin kita menciptakan sebab-sebab untuk terlahir di alam
rendah. Sebab-sebab inilah yang pada gilirannya akan benar-
benar menjerumuskan kita ke alam rendah. Kalau sudah demikian,
maka kita dipastikan harus mengalami siksaan penderitaan alam
rendah untuk waktu yang sangat lama.

Lebih lanjut, kadang-kadang kita marah. Di lain waktu, kita


cemburu. Tindakan apa pun yang dilakukan berdasarkan klesha
ini akan menciptakan karma-karma untuk terlahir kembali di alam
rendah. Kalau kita terus-menerus menciptakan karma-karma
buruk untuk terlahir kembali di alam rendah, maka suatu hari
nanti pasti kita benar-benar terlahir di sana!

Untuk menyelidiki proses ini, yang perlu kita lakukan adalah


mengamati batin kita sendiri. Pikirkanlah, seberapa sering kita
merasakan iritasi, marah, dan kemelekatan yang timbul di dalam
batin kita. Dalam waktu satu hari, berapa kali pikiran-pikiran
buruk tersebut muncul? Tentu saja itu semua bukannya tanpa
konsekuensi. Tindakan fisik, ucapan, atau batin apa pun yang
didorong oleh faktor mental negatif atau klesha akan memicu kita
menciptakan karma-karma untuk terlahir kembali di alam rendah.

Karma-karma buruk itu semakin menambah tumpukan


karma buruk yang sudah sedemikian banyaknya. Itulah kondisi
kita sekarang ini, yaitu menambah tumpukan karma buruk
yang sudah menggunung. Ini adalah sesuatu yang perlu kita
sadari. Tumpukan karma- buruk inilah yang akan memaksa kita
untuk terlahir di dalam samsara secara umum, dan utamanya
menjerumuskan kita ke alam rendah.

28
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

Kalau kita renungkan baik-baik dan menyeluruh, hingga


akhirnya benar-benar paham akan situasi di mana kita berada
sekarang ini, berikut proses-proses yang terlibat di dalamnya,
maka cepat atau lambat akan muncul niat murni untuk terbebas
dari samsara. Inilah yang disebut sebagai kualitas “penolakan
samsara.”

Bebas dari Samsara dan Mencapai Kebuddhaan


Jadi, dengan merenungkan kerugian-kerugian samsara,
yang dipadukan dengan konteks kepastian karma dan akibat-
akibatnya yang direnungkan berulang-ulang, kita akan mampu
mengatasi kemelekatan terhadap samsara secara keseluruhan.
Sebagai lawan dari kemelekatan, kita justru akan membangkitkan
niat untuk terbebas darinya.

Kalau sudah demikian, tindakan apa pun yang terinspirasi


oleh penolakan samsara, yakni niat untuk terbebas dari samsara,
akan menjadi sebab-sebab untuk mencapai pembebasan total
dari lingkaran eksistensi secara keseluruhan.

Akan tetapi, realisasi penolakan samsara yang spontan saja


belum cukup untuk benar-benar membebaskan kita dari samsara.
Aspirasi itu bukan merupakan penawar langsung terhadap
samsara, dalam artian ia belum benar-benar memotong akar
samsara. Mengapa demikian? Karena akar samsara adalah sifat
mencengkeram adanya diri atau aku yang berdiri sendiri, meski
diri atau aku yang demikian sesungguhnya tidak eksis.

Aspirasi mencapai pembebasan dari samsara atau penolakan


samsara tidak secara langsung melawan pandangan akan diri
yang keliru ini. Oleh karenanya, ia tidak bisa berfungsi sebagai
penawar langsungnya. Penawarnya haruslah berupa pandangan
yang melawan pandangan keliru tersebut.

29
Rahasia Bahagia

Dengan kata lain, untuk membebaskan diri Anda dari


samsara, Anda harus mengembangkan kebijaksanaan yang
memahami diri atau aku yang tidak memiliki eksistensi yang
berdiri sendiri. Anda perlu memahami bagaimana cara diri atau
aku tersebut eksis. Yakni, sebagai fenomena yang bergantung pada
fenomena lain serta tidak memiliki eksistensi yang berdiri sendiri.

Eksistensi diri atau aku yang sesungguhnya ini berkebalikan


dengan apa yang kita lihat sekarang. Kita perlu memahami modus
eksistensi diri yang tertinggi, yang sudah dijelaskan tadi pagi.

Melawan samsara dengan cara seperti ini akan


menghancurkan sebab-sebabnya. Dengan cara demikian, barulah
kita bisa membebaskan diri dari samsara dan meraih kebahagiaan
yang stabil. Tapi, kalau kita sudah mencapai pembebasan samsara,
apakah itu berarti tugas kita sudah selesai? Jawabannya: tidak,
karena kita masih memiliki cela atau noda mental, yang berarti
batin kita belum dikembangkan hingga sempurna. Di sisi lain,
kita juga belum mengembangkan kualitas-kualitas bajik hingga ke
tingkat yang paling sempurna pula.

Begitu kita sudah menghancurkan akar samsara dan


memahami sifat sejati dari diri atau aku, maka kita sudah mencapai
tingkat Arhat. Pencapaian tingkat Arhat ini adalah pencapaian yang
sangat berharga, sebuah pencapaian yang luar biasa. Pada tingkat
Arhat ini, seseorang sudah menikmati kebahagiaan yang stabil.

Akan tetapi, seorang Arhat belum bisa mencerap semua


fenomena sesuai dengan dua tingkat kebenarannya, yaitu
kebenaran konvensional dan kebenaran tertinggi, secara
bersamaan. Seorang Arhat belum bisa mencerap semua fenomena
sebagaimana adanya pada saat bersamaan sekaligus. Seorang
Arhat juga belum mengembangkan welas asih agung yang
menjangkau semua makhluk yang senantiasa menderita.

30
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

Seorang Arhat belum bisa mencerap penderitaan semua


makhluk secara terus-menerus. Alasannya, semua makhluk agung
dan semua Arya di luar seorang Buddha, apakah itu Arya Arhat
atau Arya lainnya, ketika mereka sedang mencerap kesunyataan
atau ketanpaakuan yang merupakan modus eksistensi yang
tertinggi, tidak bisa mencerap kebenaran konvensional pada saat
yang bersamaan sekaligus. Akibatnya, para Arya di luar Buddha
tidak bisa mencerap penderitaan semua makhluk ketika mereka
sedang tercerap dalam kesunyataan.

Kedua jenis kebenaran ini tidak bisa berjalan sekaligus


pada saat yang bersamaan. Ketika mereka sedang mencerap
kebenaran tertinggi, mereka tidak bisa mencerap kebenaran
relatif. Sama halnya, ketika sedang mencerap kebenaran relatif,
mereka tidak bisa mencerap kebenaran tertinggi. Semua Arya,
terkecuali seorang Buddha, memiliki welas asih yang masih
terbatas.

Seseorang bisa saja memiliki welas asih di dalam batinnya,


tapi pada saat ia memeditasikan kesunyataan, ia tidak bisa
mencerap penderitaan semua makhluk ketika ia benar-benar
terserap ke dalam meditasi kesunyataan tersebut. Kedua jenis
kebenaran ini tidak bisa hadir bersamaan. Ketika ia sudah
bangkit atau keluar dari meditasi kesunyataannya, barulah ia
bisa memancarkan welas asih agung kepada semua makhluk
berdasarkan pada kesadarannya akan penderitaan makhluk-
makhluk di sekelilingnya.

Kesadaran akan penderitaan semua makhluk yang


mendorong timbulnya welas asih muncul setelah ia keluar
dari meditasi yang mencerap kesunyataan. Ketika ia sedang
memeditasikan kesunyataan atau ketanpaakuan, ia berada dalam
kondisi meditatif yang merupakan aspek kebijaksanaan.

31
Rahasia Bahagia

Seorang makhluk yang senantiasa mencerap modus


eksistensi fenomena tertinggi, yakni kesunyataan, sekaligus
mencerap kebenaran konvensional, adalah karakteristik khusus
yang hanya dimiliki oleh seorang Buddha. Semua makhluk yang
belum mencapai Kebuddhaan tidak memiliki kemampuan untuk
mencerap kedua jenis kebenaran, relatif dan tertinggi, pada saat
yang bersamaan.

Karena Buddha mampu mencerap semua fenomena


sekaligus secara langsung, maka Beliau terus-menerus mencerap
semua makhluk di dalam samsara yang sedang menderita.
Welas asih seorang Buddha bersifat setara dan konstan. Beliau
senantiasa, setiap saat, mencerap semua makhluk. Oleh karena
itu, batin seorang Buddha senantiasa diwarnai oleh welas asih
agung.

Selama masih ada makhluk yang menderita, maka selama


itu pula Buddha memancarkan welas asih agung. Penderitaan
semua makhluk merupakan objek yang disadari atau diketahui
oleh semua Buddha.

Jadi, sejauh menyangkut kualitas batin seorang Buddha,


kita akan menemukan perbedaan yang sangat besar sekali antara
seorang Buddha dan non-Buddha, termasuk Arahat sekalipun.
Selain kualitas batin, ditinjau dari aktivitas atau kekuatan seorang
Buddha dan non-Buddha, perbedaannya juga sangat besar sekali.

Aktivitas seorang Buddha bersifat terus-menerus, spontan,


dan tanpa upaya. Ini adalah karakteristik aktivitas yang khas
dan spesifik pada seorang Buddha. Bahkan makhluk-makhluk
yang sudah berada di tahap akhir, satu tahap sebelum mencapai
Kebuddhaan, dengan kata lain Bodhisatwa pada tahapan
akhir bumi kesepuluh, masih harus mengeluarkan upaya untuk
melakukan aktivitas-aktivitas mereka. Tentu saja, upaya yang

32
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

dikeluarkan tergolong kecil. Tapi mereka tetap harus merumuskan


niat untuk melakukan hal-hal tertentu, yang ditujukan kepada
makhluk-makhluk tertentu.

Aktivitas seorang Buddha, di sisi lain, sudah tidak


membutuhkan upaya sekecil apa pun juga. Aktivitas seorang
Buddha berlangsung terus-menerus, spontan, dan tanpa upaya.
Aktivitas Buddha yang terus-menerus dan spontan berfungsi
kapan pun Beliau melihat ada makhluk yang sudah siap dan
matang untuk menerima manfaat dari aktivitas seorang Buddha.
Beliau akan langsung bertindak demi makhluk tersebut, tanpa
memerlukan pemikiran atau keputusan apa pun dari pihak
Buddha. Buddha tidak perlu berpikir, “Saya akan melakukan ini
dan itu untuk makhluk yang ini dan itu.” Tapi seketika itu juga,
aktivitas Buddha serta-merta akan terlaksana dengan sendirinya,
kapan pun seorang makhluk sudah siap atau matang untuk
menerima manfaat tersebut.

Analogi yang digunakan untuk menggambarkan proses ini


adalah rembulan yang bersinar terang setiap penanggalan 15
atau bulan purnama. Di mana pun terdapat genangan air, apakah
itu besar maupun kecil, bahkan sekecil setetes embun, selama
genangan air tersebut tidak keruh, jernih, dan tidak suram, maka
seketika itu juga bayangan rembulan akan terpantul pada genangan
air tersebut. Rembulan tidak perlu berhenti dan berpikir, “Sekarang,
saya akan memancarkan pantulanku di air tersebut.” Selama dua
kondisi yang mendukung tersebut telah bertemu, maka rembulan
akan serta-merta terpantul selama air tersebut jernih.

Ada perbedaan yang sangat besar sekali antara kualitas


seorang Arhat dan Buddha, ditinjau dari sudut atau aspek mana
pun, entah itu dari kualitas pengetahuan/kebijaksanaan, welas asih,
hingga aktivitas. Tinjauan dari sudut mana pun akan menunjukkan
betapa besar perbedaan kualitas di antara keduanya.

33
Rahasia Bahagia

Salah satu perbedaan krusial yang sangat besar antara


seorang Arhat dengan Buddha terletak pada kualitas persepsinya.
Hanya seorang Buddha yang mampu mencerap kedua
jenis fenomena sekaligus, baik fenomena tertinggi maupun
konvensional, pada saat yang bersamaan. Ini hanya berlaku
pada seorang Buddha. Semua makhluk yang belum mencapai
Kebuddhaan tidak memiliki kemampuan ini.

Kalau kita membahas tentang Buddha, kebanyakan orang


akan membayangkan sosok yang nun jauh sekali; sosok yang
tinggal di alam Buddha. Karena Buddha tinggal di alamnya sendiri,
tentu saja ada yang berpikir Buddha bukanlah sosok yang dekat.
Tapi, sesungguhnya bukan demikian halnya. Justru sebaliknya,
Buddha senantiasa mengetahui dan menyadari keberadaan kita
semua.

Buddha mengetahui persis apa yang sedang terjadi pada


semua makhluk, termasuk kita, apakah kita bahagia atau tidak
bahagia, apakah pikiran bajik sedang muncul di dalam batin
kita atau pikiran-pikiran lainnya. Buddha senantiasa memikirkan
semua makhluk, dalam semua aspek. Dengan demikian, kita bisa
memahami betapa Buddha adalah sosok yang sangat dekat sekali
dengan kita.

Buddha tidak hanya mengetahui dengan tepat apa yang


sedang terjadi pada kita, tapi Buddha senantiasa mengkhawatirkan
kebahagiaan dan kesejahteraan kita. Buddha senantiasa berharap
kita bahagia. Beliau berharap kita berhenti berperilaku tidak bajik.
Jadi, Buddha senantiasa mencemaskan kita, dan memikirkan
kesejahteraan serta kebahagiaan kita. Buddha selalu berharap bisa
melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk membuat kita bahagia.

Contoh, ketika klesha muncul di dalam batin kita, apa pun


jenis kleshanya, Buddha akan merasa bahwa itu adalah sesuatu

34
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

yang amat disayangkan. Buddha berpikir, “Aduh! Sayang sekali.


Orang ini sudah berputar-putar di dalam samsara. Kalau dia
membiarkan klesha muncul di batinnya, dia akan menciptakan
karma yang akan melemparkannya pada kelahiran di dalam
samsara, serta menjerumuskannya ke alam rendah. Sungguh
disayangkan kalau dia terus-menerus menciptakan karma
yang akan mengakibatkan penderitaannya. Seandainya bukan
demikian halnya.” Jadi, Buddha senantiasa memikirkan kita!

Di sisi lain, kapan pun kita melakukan tindakan yang bajik,


misalnya munculnya sebuah pikiran bajik dan berdasarkan pikiran
ini kita kemudian terdorong untuk melakukan kebajikan, apakah
itu melalui tindakan fisik, ucapan, maupun mental, maka itu akan
membuat Buddha merasa senang. Buddha akan bersukacita pada
kebajikan tersebut, karena Buddha tahu persis apa konsekuensi
yang akan didapatkan oleh orang yang melakukan kebajikan itu.
Seseorang yang melakukan kebajikan akan menerima hasil yang
baik pula.

Kita tentu paham bagaimana perasaan orang tua pada anak-


anaknya yang berkelakuan baik. Orang tua akan merasa bangga
pada anak-anaknya tersebut. Biasanya orang tua akan bercerita
tentang anak-anaknya kepada orang lain, berbagi cerita mengenai
prestasi anaknya, dan sebagainya. Orang tua akan semakin
menyayangi anaknya. Namun, seorang Buddha menyayangi kita
jauh lebih intens lagi, berkali-kali jauh lebih kuat dibandingkan
orang tua yang menyayangi anaknya.

Itu sebabnya dikatakan bahwa menghasilkan kebajikan dan


berkelakuan baik merupakan persembahan yang unggul kepada
para Buddha. Tindakan ini, dan hanya tindakan seperti inilah
yang akan menyenangkan para Buddha. Inilah yang benar-benar
membangkitkan sukacita di dalam batin mereka.

35
Rahasia Bahagia

Barangkali penjelasan yang diberikan ini kelihatannya tidak


berkaitan langsung dengan topik kita. Untuk lebih memahami
penjelasan tadi, ada sebuah instruksi yang diwariskan oleh guru-
guru besar masa lampau. Mereka mengatakan bahwa di atas
kepala kita masing-masing sekarang ada seorang Buddha. Itu
adalah satu cara untuk menjelaskan betapa Buddha senantiasa
menyadari apa yang kita lakukan, baik maupun buruk. Buddha
senantiasa memikirkan kita, dan memancarkan welas asih agung
dan cinta kasih agung. Beliau senantiasa menginginkan hal-hal
yang baik terjadi pada kita.

Jadi, demikianlah perbedaan radikal antara seorang Buddha


dengan non-Buddha. Buddha mencerap semua fenomena pada
dua level kebenaran sekaligus, baik konvensional maupun tertinggi,
secara langsung dan pada saat bersamaan. Ini adalah kemampuan
yang mustahil dimiliki oleh mereka yang belum mencapai
Kebuddhaan. Mereka bisa mencerap kebenaran tertinggi atau
kesunyataan, tapi tidak bisa mencerap kebenaran konvensional
pada saat yang bersamaan. Demikian pula sebaliknya. Ketika
mereka mencerap kebenaran konvensional, pada saat bersamaan
mereka tidak bisa mencerap modus eksistensi yang tertinggi.

Selain pada kemampuan mencerap kedua jenis kebenaran


sekaligus, ada satu hal lagi yang mencegah non-Buddha
untuk memiliki persepsi yang unggul, yakni, halangan yang
bukan merupakan halangan klesha tapi berupa halangan bagi
kemahatahuan.

Bagaimana hingga seorang Buddha mencapai modus


persepsi yang terunggul? Seorang Buddha, sebelum mencapai
Kebuddhaan, menjalani latihan yang panjang untuk waktu yang
sangat lama. Calon Buddha ini memahami bahwa praktiknya harus
diasosiasikan dengan dua aspek, yakni kebijaksanaan dan metode.

36
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

Dengan mengombinasikan kedua aspek tersebut, paralel


antara yang satu dengan lainnya, ia pun bergerak maju di
sepanjang jalan spiritual. Pada akhirnya, persepsinya bisa mencerap
kebenaran relatif dan kebenaran tertinggi pada saat bersamaan.

Calon Buddha ini pada suatu titik menghasilkan dan


membangkitkan bodhicita. Ia pun merealisasikan bodhicita yang
berkaitan dengan kebijaksanaan. Artinya, aspek metode dan aspek
kebijaksanaan saling bertautan satu sama lain. Kedua aspek ini
hadir secara bersamaan pada calon Buddha yang sedang berlatih
ini. Kehadiran dua aspek secara bersamaan ini merupakan ciri
khas kendaraan Mahayana yang tidak terdapat pada kendaraan
lain yang lebih kecil.

Di antara murid-murid yang lebih senior, tentu Anda paham


apa yang dimaksud dengan metode. Tapi, barangkali di antara
pendatang baru masih belum begitu jelas. Kualitas utama yang
dirujuk di dalam aspek metode adalah bodhicita, yakni batin
pencerahan. Selain itu, ada pula cinta kasih agung, welas asih
agung, dan kelima Paramita pertama.

Aspek metode sepenuhnya berasosiasi dengan


kebijaksanaan, dan keduanya bergabung menjadi satu. Inilah
praktik yang menghasilkan Kebuddhaan.

Jalan penyempurnaan kebijaksanaan dan metode saling


berasosiasi satu sama lain. Namun, di dalam jalan Wajrayana,
cara asosiasinya berbeda. Pada Wajrayana, di dalam satu persepsi
tunggal kedua aspek tersebut hadir tanpa secara paralel. Jadi, ada
satu persepsi tunggal yang menggabungkan aspek metode dan
kebijaksanaan. Alasan mengapa ada istilah Wajrayana ini adalah
karena ada penggabungan kedua aspek ke dalam satu persepsi
tunggal.

37
Rahasia Bahagia

Jadi, kita sudah melihat perbedaan besar antara tingkat


Kebuddhaan dengan tingkat Arhat. Apa yang menuntun pada
pencapaian Kebuddhaan? Apa yang memungkinkan seorang
makhluk mencapai Kebuddhaan? Sebagaimana yang sudah
kita lihat, penembusan kesunyataan secara langsung akan
mengakibatkan seseorang mencapai tingkat Arhat.

Sebelumnya, kita juga sudah melihat bahwa kualitas


penolakan samsara akan menciptakan sebab-sebab untuk
mencapai pembebasan dari samsara. Sama halnya, realisasi
bodhicita akan mengakibatkan pencapaian Kebuddhaan. Ada
atau tidaknya bodhicita adalah faktor penentu apakah seseorang
mencapai Kebuddhaan atau tidak.

Dasar pertama dan utama dari bodhicita adalah sikap


yang mengutamakan makhluk lain. Inilah persisnya sikap yang
berlawanan dengan niat yang memotivasi Anda untuk meraih
pembebasan pribadi. Dengan cara seperti ini, kita bisa memahami
mengapa ada tiga kualitas, yakni penolakan samsara, bodhicita,
dan pandangan unggul di dalam Tiga Kualitas Utama pada
tahapan jalan spiritual. Tanpa penolakan samsara yang spontan,
kebajikan apa pun yang dilakukan tidak akan berfungsi sebagai
sebab untuk meraih pembebasan dari samsara.

Ada dua level penolakan samsara: 1) Penolakan terhadap


kehidupan saat ini, 2) Penolakan terhadap samsara secara
keseluruhan. Apa fungsi penolakan yang pertama? Kalau
penolakan jenis pertama ini sudah direalisasikan, kita akan
melepaskan diri dari kemelekatan terhadap hal-hal baik yang
ditawarkan oleh kehidupan saat ini. Dengan demikian, semua
kebajikan yang dilakukan akan memungkinkan kita meraih
kelahiran kembali yang baik pada kehidupan berikutnya. Inilah
yang kemudian melindungi kita dari alam rendah.

38
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

Kita harus menghentikan kemelekatan pada kehidupan


saat ini. Dengan demikian, kebajikan yang dilakukan akan
memungkinkan Anda menciptakan sebab-sebab untuk
mendapatkan kelahiran yang baik di dalam samsara. Kalau kita
sudah menciptakan sebab-sebab tersebut, maka otomatis kita
terlindungi dari penderitaan terlahir di alam rendah.

Tapi, perlu diketahui bahwa dengan membangkitkan


penolakan samsara secara keseluruhan, barulah kita dikatakan
menciptakan sebab-sebab untuk meraih pembebasan dari
samsara. Sebagaimana yang sudah dilihat, sejak titik ini, kita
menciptakan sebab-sebab untuk meraih pembebasan samsara.
Akan tetapi, ini belum cukup untuk memotong akar samsara.

Untuk memotong akar samsara, kita harus meraih pandangan


unggul yang menembus ketanpaakuan atau kesunyataan, karena
pandangan ini merupakan kebalikan langsung dari akar samsara,
yakni pandangan yang mencengkeram adanya eksistensi yang
berdiri sendiri. Karena pentingnya pandangan unggul ini, maka
ia merupakan salah satu dari tiga kualitas utama tahapan jalan
spiritual.

Penolakan samsara dan pandangan unggul tentu saja


merupakan kualitas yang luar biasa unggul, namun mereka belum
mampu menghasilkan pencapaian Kebuddhaan. Untuk meraih
Kebuddhaan, kita membutuhkan bodhicita. Itulah sebabnya kita
bisa menemukan bodhicita sebagai salah satu dari tiga kualitas
utama pada tahapan jalan spiritual.

Ketika Anda mempraktikkan keduanya, penembusan


kesunyataan dan batin pencerahan yang berharga, secara
bersamaan, inilah sebab untuk meraih kedua Kaya, yakni
Dharmakaya dan Rupakaya. Sebab utama Dharmakaya adalah
penembusan kesunyataan atau aspek kebijaksanaan. Sebab

39
Rahasia Bahagia

utama Rupakaya adalah aspek metode yang utamanya adalah


batin pencerahan atau bodhicita.

Ketika seseorang merealisasikan penembusan kesunyataan


yang terlepas dari batin pencerahan, itu akan menuntunnya
pada pencapaian Arhat. Tapi kalau penembusan kesunyataan ini
dilanjutkan lagi dan digabungkan dengan batin pencerahan, maka
kualitas penembusan kesunyataan yang sama akan menjadi sebab
utama pencapaian Tubuh Kebenaran atau Dharmakaya seorang
Buddha. Pada kedua kasus, mereka sama-sama berfungsi sebagai
penawar bagi akar samsara. Tapi ketika diasosiasikan dengan
bodhicita, kualitas tersebut berfungsi sebagai sebab utama untuk
meraih Tubuh Kebenaran seorang Buddha.

Seseorang yang menapaki tahapan jalan dan berupaya


mencapai Kebuddhaan harus menggabungkan kedua kualitas
tersebut, yaitu penembusan kesunyataan dan bodhicita. Keduanya
haruslah dipraktikkan berdampingan satu dengan lainnya. Dengan
metode penggabungan seperti ini, hasil akhirnya adalah persepsi
yang mampu mencerap kedua jenis kebenaran sekaligus pada
saat yang bersamaan.

[istirahat sejenak]

Dalam praktik kita, yang paling baik tentu saja adalah


menargetkan untuk meraih kebahagiaan tertinggi berupa
pencapaian Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna. Kalau
belum bisa, maka alternatif kedua yang terbaik adalah mencapai
kebahagiaan dalam bentuk pembebasan dari samsara secara
keseluruhan. Tapi kalau ini belum bisa juga, maka target paling
minimum yang harus kita upayakan adalah meraih kebahagiaan
dalam bentuk kelahiran kembali yang baik di dalam samsara
pada kehidupan berikutnya. Kalau target minimum ini tidak bisa
juga, maka tidak ada gunanya kita terlahir sebagai manusia yang

40
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

bebas dan beruntung pada kehidupan saat ini.

Metode-metode yang telah dijelaskan untuk meraih ketiga


jenis hasil di atas telah dijelaskan dan dipadatkan di dalam Pelita
Sang Jalan Menuju Pencerahan karya Guru Atisha. Banyak sekali
kitab-kitab penjelasan dari instruksi tersebut yang sudah tersedia
bagi kita, yaitu teks-teks Lamrim atau Tahapan Jalan Menuju
Pencerahan untuk Ketiga Jenis Praktisi.

Keunggulan Guru Atisha dan Ajaran Lamrim


Cara Guru Atisha memadatkan semua ajaran Buddha
menjadi satu jalan tunggal yang bisa dipraktikkan oleh berbagai
jenis praktisi dengan beragam kapasitas adalah sesuatu yang luar
biasa, mencengangkan, dan diagung-agungkan oleh para pandita
besar India ketika itu. Mereka semua kagum dan tercengang
dengan karya ini.

Para pandita besar India yang sezaman dengan Guru


Atisha, ketika mereka melihat karya ini, walaupun mereka sendiri
tidak membutuhkannya karena mereka memiliki kapasitas untuk
memahami karya-karya lain yang lebih sulit seperti kitab penjelasan
Arya Nagarjuna dan memahaminya tanpa membutuhkan
penjelasan lebih lanjut, tetap saja mereka tercengang dengan karya
yang disusun oleh Guru Atisha. Karya Guru Atisha ini terbukti
sangat bermanfaat bagi orang Tibet yang memang menjadi tujuan
penulisan karya tersebut.

Kalau saja Guru Atisha tidak pernah pergi ke Tibet, maka


Beliau tidak akan pernah menuliskan karya ini. Karena murid-
muridnya di India memiliki kecerdasan yang tinggi, mereka tidak
membutuhkan karya seperti itu. Berkat Guru Atisha pergi ke
Tibetlah maka Beliau menuliskan karya ini, yang sudah disesuaikan
dengan kebutuhan orang-orang Tibet yang memiliki kecerdasan

41
Rahasia Bahagia

lebih rendah dan kurang berpendidikan. Pada akhirnya, karya ini


bermanfaat untuk orang-orang Tibet dan India.

Karya ini merupakan karya yang sangat luar biasa, ideal


untuk pemula dan juga bermanfaat untuk praktisi tingkat lanjut.
Jika saja Guru Atisha tidak pernah datang ke Tibet, Beliau tidak
akan pernah menuliskan karya ini.

Begitu teks Pelita Sang Jalan Menuju Pencerahan ini disusun


untuk orang-orang Tibet, seketika itu pula teks ini terkenal hingga
ke pelosok negeri Tibet. Instruksi ini berfungsi sebagai dasar bagi
praktisi Sutra maupun Tantra, terlepas dari adanya keempat aliran
besar dalam Buddhisme Tibet. Instruksi ini menjadi patokan dasar
bagi praktisi Sutra maupun Tantra.

Sebagai contoh, di dalam aliran Kagyupa, kita bisa melihat


nyanyian-nyanyian spiritual karya Yogi besar, Jetsun Milarepa.
Cara penyusunan nyanyian spiritualnya mirip dengan susunan
Guru Atisha sebagaimana yang terpaparkan di dalam Pelita
Sang Jalan Menuju Pencerahan. Kedua karya ini sangat mirip.
Ada juga seorang praktisi penting Kagyupa bernama Gampopa
yang menyusun Ornamen Pembebasan, yang sesungguhnya
merupakan penjelasan bagi teks Pelita Sang Jalan.

Walaupun Jestun Milarepa tidak memakai sebutan


“Lamrim” dalam karyanya, namun keduanya sungguh-sungguh
mirip, sehingga jelas bahwa Lamrim berfungsi sebagai basis bagi
praktisi Sutra dan Tantra di Tibet.

Contoh lain, ada seorang guru Sakya bernama Drakpa


Gyaltsen, yang menyusun karya berjudul Shenpa Sidre atau
Ketiadaan Empat Jenis Kemelekatan. Karya ini hanya terdiri dari
empat bait, tapi apa yang terkandung di dalamnya mirip dengan
Pelita Sang Jalan. Ini merupakan bukti bahwa guru-guru besar
Tibet sangat mengenal teks Pelita Sang Jalan.

42
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

Terkait Ketiadaan Empat Jenis Kemelekatan, yang pertama


adalah kemelekatan pada kehidupan saat ini. Maksudnya adalah
keterlibatan total dengan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kehidupan saat ini saja, sebagaimana yang sudah
dijelaskan sebelumnya. Inilah objek kemelekatan yang pertama,
jenis kemelekatan yang mana kita harus bebas darinya.

Drakpa Gyaltsen mengatakan, “Kalau engkau masih


melekat pada kehidupan saat ini, engkau bukanlah seorang
praktisi Dharma.”

Bait berikutnya menjelaskan kemelekatan pada samsara


secara keseluruhan, yaitu kemelekatan pada keunggulan samsara.
Kedua bait ini merujuk pada Tahapan Jalan untuk motivasi awal
dan menengah.

Berikutnya, disebutkan, “Kalau engkau masih melekat pada


kebahagiaanmu sendiri, engkau bukanlah seorang Bodhisatwa.”

Bait ini merujuk pada Tahapan Jalan untuk motivasi


agung yang menekankan sikap “mementingkan makhluk lain”
sebagai lawan dari sikap mementingkan diri sendiri dan mencari
kebahagiaan pribadi. Ini adalah jalan yang dijalankan oleh praktisi
motivasi agung.

Bait tersebut mencakup tiga kualitas utama tahapan jalan,


yakni penolakan samsara (yang terbagi menjadi dua) dan bodhicita.
Kedua jenis penolakan samsara mencakup tahapan jalan untuk
motivasi awal dan menengah. Sedangkan tahapan jalan motivasi
agung terkandung dalam bait yang berbunyi “Kalau engkau masih
melekat pada kebahagiaanmu sendiri, engkau bukanlah seorang
Bodhisatwa.”

Berikutnya, ada bait yang berbunyi, “Kalau engkau


mencengkeram aku, engkau tidak memegang pandangan.”

43
Rahasia Bahagia

Dengan kata lain, tidak memegang pandangan yang menembus


kesunyataan atau ketanpaakuan. Ini merupakan kualitas ketiga pada
Tiga Kualitas Utama, yakni pandangan unggul. Jadi, keseluruhan isi
Pelita Sang Jalan terkandung dalam empat bait tersebut.

Bagi aliran yang lebih tua atau Nyingma (periode sebelum


kedatangan Guru Atisha), juga terdapat karya-karya yang
walaupun tidak mengikuti urutan teks Pelita Sang Jalan, tetap
mengandung pokok-pokok ajaran Lamrim di dalamnya. Setelah
Guru Atisha datang, ada juga teks Nyingma yang mengikuti
struktur Lamrim.

Salah satunya Kunsang Lamei Shelung atau Instruksi Guru


Samantabhadra. Karya ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa
Prancis, barangkali juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa
Inggris. Ini merupakan karya yang mirip dengan teks Lamrim.
Kunsang Lamei Shelung ditulis oleh seorang Guru Nyingma, yang
merupakan kitab penjelasan untuk Pelita Sang Jalan. Banyak guru
Kadampa yang mengutip teks ini.

Dewasa ini, kalau ada seseorang yang berniat mencapai


tujuan pribadi berupa pencapaian kelahiran kembali yang baik di
dalam samsara pada kehidupan berikutnya, maka ia hanya perlu
mempraktikkan isi ajaran Tahapan Jalan untuk motivasi awal saja.

Jika ia ingin mencapai pembebasan dari samsara, maka ia


harus mempraktikkan motivasi awal ditambah dengan motivasi
menengah. Selanjutnya, kalau ia berniat mencapai Kebuddhaan
demi semua makhluk, maka ia harus mempraktikkan motivasi
awal ditambah motivasi menengah, yang kemudian dilanjutkan
dengan motivasi agung. Dengan demikian, bisa dipastikan ia akan
mencapai tujuan yang diinginkannya.

Di belahan bumi yang mempraktikkan Pratimokshayana,


ajaran dipraktikkan utamanya agar orang-orang mencapai hasil

44
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

berupa pencapaian tingkat Arya. Sebenarnya ini tidak berbeda


dengan tahapan jalan yang dijalankan bersama-sama dengan
makhluk motivasi menengah, di mana mereka mempraktikkan
Tiga Latihan Tingkat Tinggi, yakni Sila, Samadhi, Prajna. Ini
sama persis dengan pokok-pokok ajaran motivasi menengah pada
Lamrim.

Praktik yang dilakukan akan sesuai dengan hasil yang


didapatkan. Tentu saja, dalam menjalankan praktik, seseorang
harus mengetahui apa yang mesti dilakukan dan apa yang mesti
dihindari. Semuanya tergantung pada kapasitas masing-masing
orang.

Yang paling baik menurut saya adalah seseorang mulai


belajar dari instruksi yang singkat namun lengkap. Instruksi
ini tidak mesti berupa teks yang panjang. Anda bisa mulai dari
mempelajari teks yang singkat dulu, baru kemudian seiring dengan
praktik Anda yang berkembang, Anda bisa menambahkan teks-
teks lainnya yang lebih panjang.

Itu sebabnya biasanya saya menasihati orang-orang untuk


mulai dari teks yang berjudul Instruksi Guru yang Berharga. Ini
merupakan teks yang berisi garis besar Lamrim secara lengkap
dan menyeluruh, namun dalam sajian yang cukup singkat. Bagi
pemula, akan sangat baik sekali kalau memulai dari teks ini.

Itulah titik awal kalau Anda mau memulai proses belajar.


Tapi dalam hal praktik, tentu saja Anda tidak bisa mempraktikkan
keseluruhan instruksi yang terkandung di dalam teks tersebut.
Untuk praktik, Anda butuh teks yang lebih singkat lagi. Dimulai
dari instruksi yang singkat, baru kemudian praktik Anda
dikembangkan dari sana. Jadi, sebenarnya seseorang tidak bisa
memulai praktiknya dengan berpatokan pada Instruksi Guru yang
Berharga. Ia butuh teks yang lebih singkat lagi.

45
Rahasia Bahagia

Untuk alasan inilah guru-guru besar masa lampau


memberikan nasihat bahwa ketika memberikan pelajaran, kita
harus memberikan penjelasan yang panjang lebar dulu, baru
kemudian memberikan ajaran yang sedikit lebih singkat, dan
terakhir adalah ringkasan dari apa yang sudah diajarkan.

Sedangkan untuk praktik, urutannya dibalik. Ketika


mengajarkan instruksi untuk praktik, pertama-tama kita mulai
dengan instruksi singkat. Instruksi ini harus dipraktikkan terus-
menerus hingga menjadi kebiasaan dan mendarah-daging.
Barulah kemudian secara perlahan tapi pasti, instruksi untuk
praktik ditambahkan setahap demi setahap.

Sebagian besar dari Anda semua sudah banyak belajar.


Yang kurang adalah unsur praktiknya, dengan kata lain: meditasi!
Sebagian besar dari Anda mampu bermeditasi, bahkan banyak
yang sudah melakukannya. Tapi, apa pun yang sudah Anda
lakukan hingga saat ini, itu belum cukup. Anda perlu melakukannya
lebih banyak; artinya, Anda mesti meningkatkan meditasi Anda.

Tentu saja apa yang saya sampaikan ini tidak berlaku bagi
pendatang baru. Bagi pendatang baru, Anda perlu belajar lebih
banyak sebelum bisa memeditasikannya. Namun, terkecuali
pendatang baru, sekarang sudah tiba waktunya bagi Anda untuk
bermeditasi. Tambahkanlah frekuensi Anda pada latihan meditasi.
Saya yakin beberapa dari Anda ahli dalam meditasi. Terlepas dari
apakah Anda ahli atau bukan, inilah saatnya untuk bermeditasi.

Itu sebabnya saya akan memberikan penjelasan bagaimana


cara bermeditasi. Kita akan memusatkan perhatian pada topik ini,
yaitu bagaimana bermeditasi, dan kemudian kita akan langsung
mempraktikkan meditasi. Ada sedikit penjelasan yang hendak
saya berikan sehubungan dengan cara bermeditasi, namun saya
diberitahu bahwa ada sejumlah orang yang baru akan datang

46
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

besok. Kalau saya jelaskan sekarang, tentu mereka tidak bisa


mendapatkan penjelasan ini. Jadi, lebih baik kita tunggu hingga
esok hari untuk penjelasannya.

Sedikit yang hendak saya tambahkan sekarang adalah, tak


peduli seberapa banyak Anda sudah mempelajari Dharma, tak
peduli seberapa ahlinya Anda, kalau semua itu tidak dimeditasikan,
maka kualitas tahapan jalan tidak akan tumbuh di dalam batin.
Untuk mendapatkan kualitas tahapan jalan, dibutuhkan meditasi.
Meditasi adalah wajib untuk benar-benar mendapatkan dan
mempertahankan kualitas spiritual. Belajar saja tidak cukup.
Belajar saja tidak bisa menghadapi klesha di dalam batin Anda.

Buddha mengajarkan tahapan belajar, merenung, dan


meditasi, dengan urutan sedemikian rupa. Ada sebab-akibat
yang berlaku untuk menjelaskan mengapa urutannya disusun
seperti itu. Pertama-tama, kita mulai dengan mendengarkan dan
mempelajari ajaran. Kemudian, kita tidak berpuas diri dengan
apa yang didengar. Kita harus merenungkan setiap bagian ajaran
yang sudah kita dengar. Terakhir, kita harus memeditasikannya.
Inilah cara satu-satunya untuk benar-benar mendapatkan kualitas
spiritual dan realisasi di dalam batin.

Kalau seseorang belum pernah mendapatkan atau


mendengarkan ajaran Dharma, dan kemudian langsung
bermeditasi, maka meditasi yang dilakukannya tidak akan begitu
bermanfaat. Kalau ada orang yang memulai praktik dengan
mengabaikan proses belajar dan merenung sebelum akhirnya
benar-benar bermeditasi, maka ia tidak akan tahu bagaimana
cara bermeditasi yang sebenarnya. Ia pun belum benar-benar
memahami apa yang sedang dimeditasikannya.

Lebih lanjut, kalau ada yang mengabaikan proses pertama,


dan langsung loncat untuk bermeditasi, apa yang terjadi adalah

47
Rahasia Bahagia

munculnya keraguan dan pertanyaan-pertanyaan di dalam


meditasinya. Karena ia belum menjernihkan topik tersebut, ia
sesungguhnya belum mampu untuk bermeditasi. Seseorang
hanya bisa mempraktikkan meditasi kalau ia sudah menyelesaikan
proses belajar dan perenungannya. Itu sebabnya dikatakan bahwa
dengan merenung, Anda akan menghancurkan keraguan.

Kita mulai dari proses belajar, yang dilanjutkan dengan


merenungkan apa yang telah dipelajari. Kedua proses ini akan
menghancurkan keraguan. Setelah semuanya jelas dan jernih,
kita bisa fokus dan mulai bermeditasi. Kalau tidak, maka segala
bentuk keraguan dan pertanyaan akan muncul seiring dengan kita
mempraktikkan meditasi.

Apa itu belajar? Harfiahnya adalah mendengarkan. Artinya,


kita mempelajari sesuatu yang baru dan mempertahankannya
di dalam diri kita. Atau, bisa juga sesuatu yang sudah pernah
kita dengar tapi kita sudah lupa. Itu berarti kita mempelajari
kembali dan mendengarkannya lagi untuk mengingatkan serta
mempertahankannya dalam diri kita.

Dari tahap pertama, belajar, kemudian kita lanjut pada fase


kedua, yaitu fase perenungan. Fungsinya untuk memperdalam
pemahaman kita. Kita bisa menunjuk persis pada pertanyaan atau
keraguan yang muncul selama proses belajar. Inilah fase yang
berfungsi untuk menghilangkan keraguan.

Setelah fase perenungan selesai, barulah kita lanjut dengan


meditasi. Apa itu meditasi? Di dalam istilah Tibet, kata untuk
meditasi ada dua. Yang pertama, gom yang artinya meditasi.
Yang kedua, gom yang artinya membiasakan diri. Pada dasarnya,
kedua kata ini mengandung makna yang sama. Artinya, meditasi
berarti membiasakan batin kita dengan topik atau ide tertentu,
mendekatkan sebuah kualitas spiritual di dalam batin kita.

48
Bulan yang Tak Perlu Berpikir

Jika Anda tidak menuruti urutan seperti ini, maka ketika


Anda bermeditasi, segala macam keraguan dan pertanyaan akan
muncul di dalam meditasi Anda. Itu nantinya akan mengganggu
bahkan mengecewakan Anda, karena Anda tidak melakukan
meditasi dengan benar sehingga tidak mendapatkan hasilnya.
Kalau sudah muncul pertanyaan, barangkali Anda mengangkat
telepon dan bertanya ke sana kemari hingga Anda mendapatkan
penjelasan yang bisa menghilangkan keraguan Anda.

Tapi kalau Anda mengikuti urutan sebagaimana yang sudah


dijelaskan, maka proses kemajuan Anda akan berjalan lebih
mulus, lebih mudah, dan lebih efektif. Kalau tidak, maka yang
terjadi adalah Anda mengacaukan urutan, mencampuradukkan,
loncat ke sana kemari, maju-mundur, sehingga Anda pun butuh
lebih banyak waktu dan upaya.

Kita akan melanjutkan sesi berikutnya pada esok hari. Kita


harus ingat bahwa hari ini kita sudah membangkitkan banyak
kebajikan. Awalnya kita sudah membangkitkan motivasi yang
bajik dan sudah mendengarkan ajaran dengan baik, sehingga
penting sekali untuk mendedikasikan kebajikan ini supaya tidak
hilang. Yang paling baik adalah kita mendedikasikan agar semua
pikiran bajik bisa muncul di dalam batin semua makhluk, dan agar
semua pikiran buruk bisa dihentikan dan diganti dengan pikiran-
pikiran yang bajik.

49
3

Rahasia Batin 1

P enting sekali kita mengambil sedikit waktu untuk


merenungkan kenyataan bahwa kita sudah terlahir manusia.
Sebagai manusia, kita adalah makhluk hidup, makhluk yang
memiliki batin. Pengalaman apa pun yang kita rasakan, baik itu
yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan, semuanya
tergantung pada cara berpikir kita.

Adalah suatu kenyataan bahwa kita semua memiliki batin


dan kita menyadari hal tersebut. Namun, cara setiap orang
menyadarinya tentu berbeda-beda. Kondisi batin setiap orang
juga berbeda-beda pula, misalnya antara batin kita dengan batin
tetangga, dan sebagainya. Penting sekali bagi kita untuk menyadari
kondisi batin kita, apakah ia bahagia atau tidak bahagia, cemas,
khawatir, dan sebagainya. Kita harus terus-menerus berupaya
menyadari kondisi batin kita sendiri.

Memahami Cara Kerja Batin


Di ruangan ini terdapat lebih dari 100 orang yang hadir di
sini. Masing-masing dari setiap orang memiliki batin. Kita yakin
akan hal tersebut. Tapi kondisi batin setiap orang berbeda-beda.
Sehubungan dengan kondisi batin seperti apa yang dimiliki tiap
orang, itu hanya bisa diketahui oleh masing-masing individu
secara pribadi. Kondisi batin yang memiliki pikiran-pikiran yang

51
Rahasia Bahagia

berbahaya dan negatif akan menjerumuskan seseorang ke alam


rendah. Kalau sudah terlahir di alam rendah, ia akan mengalami
penderitaan yang luar biasa. Kita perlu menyadari dan memahami
betapa besar dan ekstremnya penderitaan kalau terlahir di alam
rendah. Itu adalah konsekuensi atau akibat dari batin yang masih
kasar, batin yang berbahaya, batin yang dipenuhi oleh niat jahat,
yaitu niat untuk menyakiti orang lain.

Bisa pula batin yang dipenuhi kemelekatan yang kuat, serta


keserakahan, baik terhadap benda-benda materi secara umum
maupun benda-benda materi kepunyaan sendiri, dan sebagainya.
Karena adanya penghalang-penghalang batin yang kuat seperti
itu, maka batin tidak bisa berpikir dengan jernih. Batin tidak bisa
merenung. Inilah yang kemudian menuntun pada penderitaan
hebat dengan terlahir di alam rendah.

Jadi, ketika bermacam-macam kondisi batin terjadi


pada diri kita, dan kemudian kita bertindak atas dasar bentuk-
bentuk pikiran yang ada di dalam batin tersebut, kita kemudian
menciptakan karma yang akan menjerumuskan kita ke alam
rendah. Apa yang terjadi ketika kita terlahir di alam rendah?
Setelah kita melalui proses kematian dan kelahiran kembali, kita
akan mendapati batin kita berada pada kondisi yang sangat tidak
menyenangkan, kondisi yang sangat bermusuhan, dan harus
menghadapi berbagai jenis penderitaan dan lingkungan yang
tidak menyenangkan.

Konsekuensi terlahir di alam rendah adalah batin kita


senantiasa mengalami penderitaan, dari satu ke lain bentuk.
Penderitaan itu terus-menerus berbuah dan muncul di dalam
batin kita. Penderitaan yang mirip juga bisa kita alami ketika
terlahir sebagai manusia. Yakni, ketika sebagai manusia kita
bertemu dengan kondisi-kondisi yang mirip dengan kondisi-
kondisi di alam rendah. Misalnya, ketika hidup kita tidak bahagia

52
Rahasia Batin 1

dan ditimpa banyak kemalangan atau didera banyak masalah.

Ketika kita berada dalam kondisi seperti itu, segala sesuatu


kelihatan tidak menyenangkan. Segala sesuatu yang terjadi pada
dunia kita bergantung pada kondisi batin kita. Ketika kondisi batin
kita berada pada kondisi yang buruk, maka lingkungan sekitar kita
terasa bermusuhan, tidak menyenangkan, gelap, tidak menarik,
tidak memikat, dan sebagainya. Ada banyak kemungkinan pada
kondisi lingkungan yang tidak menarik seperti itu ketika batin
sedang terpengaruh oleh kondisi yang negatif.

Sebaliknya, ketika batin kita berada pada kondisi yang baik,


segala sesuatu berjalan lancar, dan kita merasa bahagia, maka
lingkungan yang sama bisa berubah menjadi lingkungan yang
menyenangkan, nyaman, menarik, dan menimbulkan perasaan
yang nyaman bagi kita.

Contoh, ketika seseorang mengucapkan sesuatu yang kasar


pada kita, apa yang kita rasakan? Kita akan merasakan lingkungan
yang gelap dan bermusuhan. Itu adalah akibat dari karma yang
sudah berbuah pada kita. Konsekuensinya, lingkungan yang
tadinya menyenangkan berubah menjadi tempat yang tidak
menyenangkan bagi batin kita.

Dengan demikian, akan sangat baik sekali kalau masing-


masing orang merenungkannya. Tanyakan kepada diri sendiri:
Apakah Anda pernah mengalami hal seperti itu? Kalau pernah,
Anda harus menanyakan kepada diri sendiri juga: Bagaimana itu
bisa terjadi? Karena Anda semua setuju dengan penjelasan yang
diberikan tadi, pertanyaannya adalah: Bagaimana itu bisa terjadi?

Sebuah lingkungan yang sama; tapi ketika Anda berada dalam


kondisi batin yang positif, segala sesuatu terasa menyenangkan. Di
sisi lain, ketika keadaan berubah dan batin Anda sudah tidak lagi
berada pada kondisi yang positif, lingkungan yang sama tersebut

53
Rahasia Bahagia

berubah menjadi tempat yang tidak menyenangkan, sulit, dan


bermusuhan. Bagaimana ini bisa terjadi? Itu semua tergantung
pada batin yang mencerap lingkungannya!

Ambil contoh tempat ini, yaitu Nantes di Prancis. Tempat


ini adalah tempat yang menyenangkan, sebuah wilayah yang
nyaman untuk dijadikan tempat tinggal. Tapi di lain waktu, tempat
yang menyenangkan ini bisa berubah menjadi tempat yang
tidak enak, tidak menarik, dan tidak menyenangkan. Kita harus
bertanya kepada diri sendiri: Apakah tempat ini benar-benar
sudah berubah? Atau apakah persepsi kita yang sudah berubah,
sehingga tempat yang menyenangkan ini berubah menjadi tidak
menyenangkan. Ini adalah pertanyaan yang harus diajukan
kepada diri sendiri.

Ketika kita sedang tidak bahagia dan menghadapi


permasalahan, cara kita melihat lingkungan sekitar juga berubah.
Lingkungan yang tadinya membuat kita bahagia, senang, dan
nyaman tidak lagi muncul. Bukan hanya lingkungan, tapi hal
yang sama juga berlaku untuk barang-barang kepemilikan, harta
benda, dan sebagainya. Benda-benda kepemilikan tidak lagi
menimbulkan perasaan menyenangkan kalau batin kita juga
berada pada kondisi yang tidak bahagia.

Bayangkan ada seorang penduduk Nantes yang merasa


nyaman, bahagia, senang. Tapi, sesuatu kemudian terjadi. Orang
ini merasa terganggu, marah, dan frustrasi karena satu dan lain
sebab. Maka tempat ini, Nantes ini, yang tadinya menyenangkan
dan nyaman, tidak lagi muncul sebagai tempat menyenangkan.
Persepsi yang mencerapnya menjadikan tempat ini tidak
bersahabat, tidak menyenangkan. Dari dua versi Nantes ini, yaitu
Nantes yang menyenangkan dan Nantes yang tidak bersahabat,
mana yang benar? Apakah kedua tempat itu benar-benar ada?

54
Rahasia Batin 1

Kita di sini mengambil Nantes sebagai contoh, tapi


sebenarnya ada banyak tempat-tempat lain. Misalnya, di Prancis
sendiri saja ada tempat menyenangkan lainnya seperti Bordeaux
dan Paris, yang merupakan tempat-tempat indah.

Kalau saya membahas isu ini, barangkali ada di antara kalian


yang menganggap ini adalah sesuatu yang abstrak, sesuatu yang
berbau filosofis; sesuatu yang kering kerontang, tidak relevan,
dan tidak bermakna. Tapi saya pribadi berpendapat sebaliknya.
Justru saya berpikir ini sangat relevan dan berkaitan erat dengan
kehidupan sehari-hari yang kita alami selama ini.

Coba Anda pikirkan, antara kedua jenis lingkungan itu,


yang satu menyenangkan dan yang lainnya tidak; mana yang
benar-benar eksis? Apakah mereka benar-benar eksis atau tidak?
Ataukah keduanya sama-sama tidak eksis? Kalau misalnya kedua-
duanya tidak eksis, berarti tidak ada lingkungan sama sekali dan
ini adalah sesuatu yang sulit untuk diterima karena berarti kita
mengingkari adanya sebuah lingkungan yang selama ini diketahui
eksis di dunia ini. Bagi orang awam, tentu saja ketiadaan sebuah
tempat yang selama ini ada adalah sesuatu yang tidak bisa
diterima.

Jadi, kembali pada pertanyaan kita: apakah kedua


jenis lingkungan itu, baik yang menyenangkan maupun tidak
menyenangkan, benar-benar eksis? Apa pendapat Anda?
Jawabannya berkaitan dengan persepsi yang muncul di dalam
batin yang bergantung pada karma.

Apakah kondisi batin yang mencerap sesuatu sebagai


lingkungan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan?
Apakah sesungguhnya ada kedua jenis lingkungan yang berbeda
pada satu tempat yang sama?

55
Rahasia Bahagia

Seseorang di antara peserta menjawab tidak eksis. Sulit bagi


kita untuk mengatakan kedua-duanya tidak eksis, yang berarti
tidak ada lingkungan sama sekali. Jadi, yang bisa kita pahami di
sini adalah kedua lingkungan tersebut sama-sama eksis, baik yang
menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan.

Alasan mengapa kita menyatakan demikian adalah karena


kedua jenis lingkungan itu bisa muncul pada satu orang yang
sama. Ketika seseorang memiliki kondisi batin yang baik, ia akan
melihat tempat tersebut sebagai lingkungan yang menyenangkan.
Tapi ketika kondisi batinnya tidak baik, batin orang ini akan
mencerapnya sebagai lingkungan yang tidak menyenangkan. Jadi,
semuanya bergantung pada kondisi batin orang yang mencerap
sebuah tempat tertentu, untuk kemudian menentukan apakah
tempat tersebut merupakan lingkungan yang menyenangkan atau
tidak. Jadi, baik yang menyenangkan maupun tidak, keduanya
sama-sama eksis.

Sesuatu yang menyenangkan akan menimbulkan perasaan


menyenangkan. Dengan perasaan yang bahagia ini, apabila
seseorang melihat lingkungannya, maka itu akan mengakibatkan
sensasi yang menyenangkan pula. Kedua jenis lingkungan yang
merupakan akibat ini masing-masing berasal dari sebabnya.
Berdasarkan sebabnya, maka lingkungan itu berfungsi pada batin
orang yang mencerapnya, sehingga kita bisa mengatakan bahwa
kedua jenis lingkungan itu eksis.

Suatu kebenaran juga kalau dikatakan bahwa apa yang


muncul di dalam batin bergantung pada karma-karma yang
sudah kita kumpulkan. Fungsi utama batin salah satunya adalah
mengakumulasi karma. Jadi, kondisi batin yang sepenuhnya
jernih adalah poin yang sangat krusial karena itulah yang
menentukan pengalaman-pengalaman kita, apakah kita bahagia
atau tidak. Dari situ, sangat penting pula di dalam hidup ini untuk

56
Rahasia Batin 1

mengembangkan batin dan meningkatkan cara berpikir.

Kita harus bisa mentransformasikan batin menjadi pencipta


karma-karma baik, senantiasa memastikan bahwa batin kita
dipenuhi pikiran-pikiran bajik yang pada gilirannya mendorong kita
untuk menciptakan karma-karma bajik. Inilah yang akan menjamin
kita mendapatkan buah kebahagiaan di masa yang akan datang.

Beberapa dari Anda sudah mempelajari mazhab filsafat


Buddhis. Salah satunya adalah yang disebut Citamatra atau
Hanya Batin. Menurut pandangan ini, semua fenomena atau
eksistensi memiliki sifat dasar batin. Ini sebagai pendukung bagi
penjelasan yang tadi sudah diberikan.

Mazhab ini berpendapat bahwa segala fenomena atau


eksistensi yang muncul pada dasarnya bersifat batiniah. Berarti,
segala sesuatu ditentukan oleh kondisi batin kita, atau aktivitas-
aktivitas mental kita.

Ketika Buddha memutar roda Dharma yang ketiga, Beliau


membabarkan pandangan ini pada sekelompok pengikut yang
akan mendapatkan manfaat dari ajaran ini. Jadi ajaran tentang
pandangan ini sudah diadaptasikan sedemikian rupa untuk
kebutuhan para pendengar ini.

Jadi, pernyataan bahwa semua fenomena pada dasarnya


adalah batin atau bersifat batiniah bisa dipahami dalam
konteks yang baru saja dijelaskan. Artinya, kondisi batin pribadi
perseorangan menentukan bagaimana cara kita memersepsikan
lingkungan di sekitar kita. Kalau batin berada pada kondisi yang
luar biasa dan unggul, maka segala sesuatu di sekitar kita terlihat
unggul dan luar biasa pula.

Tapi kita bukanlah pengikut Citamatra. Kita adalah pengikut


aliran filosofis tertinggi, Madhyamaka-Prasangika. Pengikut

57
Rahasia Bahagia

Madhyamaka-Prasangika tidak setuju dengan pandangan bahwa


segala fenomena pada dasarnya bersifat batiniah. Mereka hanya
menyatakan bahwa semua fenomena adalah penampakan
belaka. Jadi, cara mereka menyatakan bagaimana fenomena eksis
pada batin adalah berbeda. Mereka tidak mengatakan fenomena
adalah batin, tapi mengatakan fenomena yang muncul hanyalah
penampakan dalam batin.

Alasan mengapa pengikut mazhab ini menolak pandangan


bahwa semua fenomena memiliki sifat dasar batiniah adalah
karena ada fenomena tertentu, seperti Tanah, Udara, Api, Air,
yang merupakan unsur-unsur dasar dan bukan fenomena mental.
Mereka tidak muncul dari fenomena mental. Sebab utama unsur-
unsur tersebut bukan berasal dari fenomena mental. Karena unsur
merupakan materi, maka mereka haruslah dihasilkan oleh sebab
berupa materi juga. Kita tidak bisa mengatakan fenomena materi
dihasilkan oleh fenomena mental. Demikianlah Madhyamaka-
Prasangika menjelaskan mengapa tidak semua fenomena
merupakan fenomena mental.

Akan tetapi, walaupun pandangan Citamatra tidak bisa kita


pegang atau anut, pandangan ini sangat bermanfaat di dalam
praktik spiritual, karena pandangan ini menitikberatkan pada arti
penting batin, bahwasanya batin memegang peranan penting
dalam menentukan persepsi.

Ketika ada pandangan yang menyatakan bahwa semua


fenomena bersifat batiniah, maka apa yang bisa kita pelajari
dari pandangan ini adalah: kita perlu mengembangkan batin kita
hingga ke tahap yang unggul. Hasilnya, kita akan memersepsikan
lingkungan yang unggul pula. Ketika batin merosot dan bersifat
negatif, maka lingkungan yang dipersepsikan juga berubah, ikut
merosot seiring dengan kita melihat lingkungan di sekitar kita
sebagai tempat yang tidak menyenangkan.

58
Rahasia Batin 1

Kita tidak mengakui pandangan bahwa semua fenomena


memiliki sifat dasar batin, namun kita tetap bisa menarik
manfaatnya. Pandangan ini mendorong kita untuk berubah
menjadi lebih baik dalam hal persepsi kita pada dunia di sekeliling
kita, seiring dengan kita mengembangkan batin kita menjadi lebih
baik. Kesimpulannya, kalau kita bisa mengembangkan batin dan
mengubah cara berpikir, cara kita melihat lingkungan di sekitar
kita juga berkembang menjadi lebih baik.

Pada akhirnya, ini akan menuntun pada persepsi unggul


yang sempurna, sebagaimana yang dipersepsikan oleh seorang
Buddha pada alam Buddhanya. Ketika kita sudah menjadi
Buddha, kita akan melihat lingkungan yang sepenuhnya murni
dan sempurna.

Dasar pemikirannya adalah: kita melihat dunia di sekitar kita


berubah-ubah, bergantung pada kondisi batin kita. Kerangka batin
yang bajik akan menghasilkan kebahagiaan. Sebaliknya, kerangka
batin yang tidak bajik akan menciptakan ketidakbahagiaan yang
tak terelakkan.

Poin penting lain yang harus kita perhatikan adalah


bagaimana cara kita memersepsikan orang-orang yang berbeda-
beda dengan cara yang berbeda-beda pula. Kita menganggap
orang-orang tertentu sebagai orang yang dekat, tersayang,
bersahabat, dan menarik. Di sisi lain, kita menganggap orang-orang
lain sebagai musuh, berbahaya, dan menimbulkan perasaan tidak
nyaman. Ada juga orang-orang yang tidak dekat, tapi juga bukan
musuh, yaitu orang-orang yang kita anggap netral. Ini adalah cara
yang biasanya kita terapkan dalam memandang orang lain.

Tentu saja kita tidak boleh berpuas diri dengan cara pandang
seperti itu. Sebaliknya, kita harus berupaya untuk meningkatkan
cara pandang kita. Dalam hal ini, kita harus melatih batin sesuai

59
Rahasia Bahagia

dengan cara Mahayana, yang memandang semua makhluk


sebagai ibu kita. Kita bisa melakukannya dengan mengingat
kembali kebaikan-kebaikan mereka dan membangkitkan niat
untuk membalas kebaikan-kebaikan tersebut.

Atas dasar cara pandang seperti itulah kita mengembangkan


kualitas yang disebut cinta kasih. Kita melihat semua makhluk
dengan cara pandang yang diwarnai sifat cinta kasih, sehingga
semua makhluk terasa dekat dan baik kepada kita. Kita juga harus
mengubah persepsi kita yang menyamaratakan semua makhluk.
Artinya, kita menganggap mereka semua berada pada posisi yang
setara, menyenangkan dan dekat dengan kita.

Semua makhluk lebih berharga daripada permata pengabul


harapan. Sikap seperti ini diungkapkan dalam Delapan Bait
Latihan Batin. Di sana dikatakan:
Dengan tekad mewujudkan tujuan tertinggi bagi semua
makhluk,
Yang lebih berharga daripada permata pengabul harapan,
Semoga kupandang mereka sebagai yang paling kusayangi.

Kalau Anda berlatih dalam Wajrayana dan mempraktikkan


Tantra dengan benar, pada akhirnya Anda akan mampu
memersepsikan dunia di sekeliling Anda sebagai tempat yang
benar-benar murni, bebas dari ketidaksempurnaan sekecil apa pun.

Jelas sudah bahwa cara kita memersepsikan dunia di


sekeliling kita bergantung pada kondisi batin. Jelas pula bahwa
jika Anda ingin bahagia, Anda harus benar-benar berupaya keras
untuk mengembangkan kondisi dan tingkat batin Anda.

Itu sebabnya pula Guru Buddha di dalam Sutra mengatakan


bahwa akan sangat baik kalau seseorang menaklukkan batinnya.
Jika Anda menaklukkan batin, Anda akan menemukan

60
Rahasia Batin 1

kebahagiaan. Jika Anda sepenuhnya berhasil menaklukkan batin,


Anda akan mencapai pembebasan.

Kita sudah melihat bagaimana kondisi mental betul-betul


memainkan peranan yang sangat penting terhadap bagaimana
kita memersepsikan dunia ini. Itu pulalah yang menentukan
apakah kita bahagia atau tidak. Oleh karena itu, ketika Anda
mendengarkan istilah “menaklukkan batin,” saya mohon
Anda tidak memahaminya sebagai sesuatu yang abstrak. Anda
seharusnya mengaitkannya langsung dengan diri Anda sendiri
dengan berkata, “Ya, kondisi batinku menentukan apakah aku
bahagia atau tidak. Ya, aku akan berjuang untuk memperbaiki
dan mengembangkan batinku.” Dengan demikian, barulah Anda
memasukkan instruksi “menaklukkan batin” ini ke dalam hati.

Tentu saja saya di sini hanyalah seorang manusia biasa.


Saya hanya bisa muncul di satu tempat tertentu dan berbicara
pada sekelompok orang yang terbatas seperti ini. Sebaliknya,
seorang Buddha memiliki kemampuan untuk memunculkan
jelmaannya dalam jumlah sebanyak yang dibutuhkan. Bahkan
pencapai Bumi Bodhisatwa pertama sanggup memunculkan
seratus jelmaan berbeda. Sedangkan di sisi lain, saya yang hanya
seorang manusia biasa tentu tidak memiliki kemampuan seperti
itu. Seandainya bisa, maka saya pasti sudah memancarkan
banyak jelmaan untuk berbicara langsung kepada Anda, sesuatu
dengan kebutuhan Anda pribadi. Tapi karena saya tidak memiliki
kemampuan seperti itu, maka terserah kepada masing-masing
dari 100 orang yang hadir di sini untuk mengambil nasihat ini
sebagai nasihat yang ditujukan secara pribadi, spesifik, dan
langsung kepada Anda.

Kondisi batin memainkan peranan yang vital dalam


menentukan apakah seseorang bahagia atau tidak. Kita harus
berpikir, “Ya, saya akan menerapkan metode pada batin karena

61
Rahasia Bahagia

batinlah yang menentukan apakah saya bahagia atau tidak.”

Ketika saya berbicara tentang menaklukkan atau


menjinakkan batin, Anda seharusnya menganggap ini sebagai
urusan pribadi dengan berpikir, “Ya, saya perlu berupaya untuk
menjinakkan batin saya.” Dengan demikian, kenyataan bahwa
kita harus berjuang untuk menaklukkan batin adalah sesuatu
yang sangat krusial, semata-mata karena kita ingin bahagia dan
tidak ingin menderita. Permasalahannya adalah, walaupun itu
menjadi keinginan kita, kita belum bisa mencapainya karena kita
menerapkan metode yang salah.

Shantidewa mengatakan: “Bahkan mereka yang ingin


menemukan kebahagiaan dan mengatasi penderitaan akan
bingung karena tanpa tujuan dan tanpa pengertian bila ia tidak
memahami rahasia batin, Puncak Dharma terpenting.”

Jadi, Shantidewa menjelaskan bahwa walaupun kita ingin


bahagia dan berniat memusnahkan penderitaan, tapi karena
kita tidak mengetahui cara kerja batin, kita sudah pasti akan
menerapkan metode yang keliru dan membuang-buang waktu.

Karena kurangnya kesadaran, kita tidak menerapkan


metode sejati dalam rangka mengembangkan batin. Sebaliknya,
kita sudah menerapkan segala jenis metode lain dan membuang-
buang waktu karena itu semua bukanlah metode yang benar.
Bukannya berjuang mengatasi permasalahan pada batin, kita
malah berjuang mengupayakan hal-hal lain di luar itu, yang
sebenarnya tidak bermanfaat.

[istirahat sejenak]

Jadi, ringkasnya, dalam rangka mencapai kebahagiaan


dan menghentikan ketidakbahagiaan, kita harus mengatasi
batin yang masih kasar, menjinakkan batin yang masih liar, serta

62
Rahasia Batin 1

mengembangkan batin kita. Dalam rangka mengembangkan batin,


kita harus bertumpu pada sebuah instruksi. Instruksi yang terbaik
adalah metode yang disebut Tahapan Jalan Menuju Pencerahan
untuk ketiga jenis praktisi.

Dengan adanya instruksi ini, tujuan kita adalah


mempraktikkannya. Bukan hanya mempraktikkan, tapi kita juga
harus meraih realisasi darinya. Bagaimana cara mendapatkan
realisasi ini? Tentu saja dengan bermeditasi.

Memahami Cara Kerja Meditasi


Untuk bermeditasi, pertama-tama kita harus mengetahui
dan memahami apa yang akan kita meditasikan, serta mengetahui
bagaimana cara memeditasikannya. Untuk mengetahui itu semua,
kita harus mempelajarinya. Cara mempelajarinya adalah dengan
mendengarkan ajaran, berikut studi atau pendalaman pribadi
pada topik yang sudah didengar.

Sebagaimana yang sudah saya jelaskan tadi malam,


prosesnya adalah belajar, merenung, dan meditasi. Dengan cara
inilah kita bisa mendapatkan realisasi yang dikehendaki.

Seharian ini saya sudah memberikan penjelasan selama


lebih kurang 1,5 jam. Kita sudah melihat betapa peranan
kondisi batin sangat penting sekali dalam menentukan apakah
kita bahagia atau tidak dalam hidup ini. Dengan penjelasan
panjang-lebar, pada akhirnya kita sampai pada kesimpulan: yang
harus kita lakukan dalam hidup ini adalah menjinakkan dan
mengembangkan batin kita!

[di sini penjelasan terhenti karena putusnya koneksi internet]

.... di tempat lain Buddha mengatakan bahwa ketiga dunia


pada dasarnya bersifat batiniah. Murid-murid yang memiliki

63
Rahasia Bahagia

kecenderungan untuk menganut pandangan Citamatra kemudian


mendengarkan ajaran ini dan memahaminya secara harfiah,
bahwasanya “segala sesuatu yang eksis memiliki sifat dasar mental
atau batin” atau “sifat dasarnya batiniah.”

Guru besar India, Chandrakirti, menjelaskan bahwa bagian


ini berasal dari sebuah Sutra. Sebenarnya maknanya bukan
bermaksud mengatakan bahwa semua fenomena pada dasarnya
memiliki sifat dasar batin, entah itu materi ataupun non-materi.
Beliau mengatakan bahwa yang dimaksudkan oleh Buddha
dalam ajaran ini adalah tidak adanya pencipta lain kecuali batin
itu sendiri. Jadi, tidak ada Tuhan, Brahma, atau pencipta dunia
tempat tinggal kita sekarang ini, kecuali batin itu sendiri.

Batinlah yang merupakan pencipta kebahagiaan maupun


ketidakbahagiaan. Pencipta ini ada di dalam batin kita masing-
masing, bukan seorang makhluk atau sosok di luar diri kita. Jadi,
kebahagiaan merupakan efek dari masing-masing pribadi, sebuah
urusan yang sifatnya personal. Dari situ, kita harus bisa memahami
betapa pentingnya upaya untuk menjinakkan batin, dan untuk
menjinakkannya kita butuh instruksi. Dalam menjalankan instruksi, kita
harus mengikuti prosedurnya, yakni belajar, merenung, dan meditasi.

Instruksi Lamrim yang kita gunakan untuk menaklukkan


dan menjinakkan batin kita adalah instruksi yang sangat luas
dan mendalam. Untuk itu, kita senantiasa berpatokan pada garis
besar Lamrim atau teks Instruksi Guru yang Berharga, yang sudah
merangkum poin-poin kunci pada setiap titik tahapan jalan.

Sebagian dari Anda sudah mempelajari Lamrim untuk


waktu yang cukup lama. Sebagian lainnya benar-benar baru. Bagi
pendatang baru, Anda bisa mempelajari Lamrim secara bertahap.
Bagi murid-murid yang lebih tua, yang sudah terbiasa dengan
Lamrim dan memahaminya hingga tingkat tertentu, melalui

64
Rahasia Batin 1

perenungan Anda akan mengatasi segala keraguan mengenai


tahapan jalan. Saya yakin banyak di antara kalian sudah berhasil
mengatasi keraguan terhadap Tahapan Jalan Menuju Pencerahan
dan itu hanya bisa diraih melalui proses perenungan.

Telah disebutkan sebelumnya juga bahwa di antara kalian


pasti ada ahli-ahli meditasi atau meditator hebat. Artinya, Anda tahu
bagaimana caranya bermeditasi sehingga tidak butuh penjelasan
panjang-lebar. Tapi, sebagian dari Anda adalah pendatang baru.
Bagi Anda, barangkali meditasi bukan topik yang cukup jelas. Oleh
karena itu, saya akan mencoba menjelaskannya sekarang.

Sebagaimana sudah dijelaskan kemarin, meditasi adalah


proses membiasakan batin dengan objek tertentu. Meditasi
membuat batin terbiasa pada cara berpikir atau sikap batin tertentu.
Sebagian besar dari Anda tidak paham bahasa Tibet, tapi beberapa
orang memahaminya. Jadi, saya akan ulangi penjelasannya.

Dalam bahasa Tibet, ada dua kata yang artinya sangat


berdekatan. Gom dan gom dengan nada sedikit lebih rendah.
Gom yang pertama adalah proses membiasakan batin dengan
sesuatu. Gom kedua, dengan nada lebih rendah, adalah kata
yang dipakai untuk meditasi. Jadi, kata ‘meditasi’ mengandung
makna membiasakan batin dengan objek yang telah ditentukan
melalui proses familiarisasi.

Secara umum, meditasi terbagi dua, yaitu meditasi


analitik dan meditasi konsentrasi. Sedangkan untuk jenis-jenis
objek meditasi, ada banyak kemungkinan. Sederhananya, ada
yang disebut “memeditasikan jalan” dan ada lagi yang disebut
“memeditasikan sosok Istadewata atau Buddha.” Ketika kita
memeditasikan jalan, itu berarti kita sedang memeditasikan
sebuah kualitas spiritual. Yang satunya lagi adalah ketika kita
memeditasikan sosok Istadewata atau Buddha.

65
Rahasia Bahagia

Proses memeditasikan Istadewata atau Buddha adalah


membangkitkan sosok tersebut di dalam batin kita, kemudian
menetapkan perhatian pada sosok tersebut. Ada dua kemungkinan
dalam meditasi ini. Kita bisa memvisualisasikan Buddha di
hadapan kita, yaitu memunculkan sosok Buddha di dalam mata
batin. Atau, memvisualisasikan diri sendiri sebagai Buddha dan
memusatkan perhatian padanya. Dasar pemikiran untuk kedua
pilihan tersebut sama, yaitu kita membangkitkan sebuah sosok
dan memusatkan perhatian pada sosok tersebut.

Hasil akhir dari meditasi berulang-ulang pada sosok


istadewata yang divisualisasikan, entah itu di ruang di hadapan
kita atau pembangkitan diri sendiri, adalah meditasi konsentrasi
tanpa cela. Sebuah konsentrasi yang tidak kendur pun tidak
terlalu tegang, hingga akhirnya mencapai konsentrasi satu titik
atau shamatha.

Hasil akhir dari memeditasikan sosok Istadewata atau


Buddha ini adalah meditasi konsentrasi, tapi dalam prosesnya
seseorang bisa menerapkan kedua kategori, yaitu meditasi
konsentrasi maupun meditasi analitik.

Kategori meditasi lainnya secara harfiah disebut


“memeditasikan jalan,” yang artinya memeditasikan sebuah
kualitas spiritual. Inilah yang kita lakukan dalam meditasi Lamrim.
Sebagai contoh, memeditasikan keyakinan yang melihat guru
spiritual sebagai Buddha yang sesungguhnya, merenungkan
kematian dan ketidakkekalan, menyadari kemuliaan terlahir
sebagai manusia yang bebas dan beruntung, menyadari nilai
besarnya, betapa sulitnya kelahiran itu diperoleh, hingga
membangkitkan welas asih agung.

Bagaimana prosesnya? Pertama-tama, kita membangkitkan


sebuah kondisi batin yang menyerupai kualitas yang

66
Rahasia Batin 1

sesungguhnya. Misalnya dalam topik membangkitkan keyakinan


yang melihat guru spiritual sebagai Buddha yang sesungguhnya.
Pada awalnya, kita tidak bisa membangkitkan keyakinan yang
murni. Barangkali ada beberapa di antara Anda yang sudah
mampu membangkitkannya, tapi sebagian besar saya rasa
belum mampu. Jadi, awalnya kita membangkitkan sesuatu
yang mirip dengan kualitas sesungguhnya, artinya mirip atau
menyerupai keyakinan yang murni. Kita membangkitkannya
dengan menggunakan meditasi konsentrasi dan analitik, untuk
mengembangkan dan memperkuat keyakinan tersebut. Pelan
tapi pasti, kita akan menghasilkan kualitas yang mirip dengan
kualitas keyakinan murni yang sesungguhnya. Artinya, kita akan
benar-benar mampu melihat guru spiritual kita sebagai Buddha
yang sesungguhnya.

Selama berada dalam proses latihan, kita berjuang untuk


melatih kualitas ini hingga suatu hari nanti kita bisa membangkitkan
kualitas batin yang melihat guru sebagai Buddha. Proses yang
sama berlaku untuk latihan merealisasikan kesadaran akan
ketidakkekalan kita, dengan kata lain memeditasikan kematian.
Sama halnya juga untuk pengembangan welas asih. Awalnya kita
membangkitkan sesuatu yang menyerupai welas asih, kemudian
kita tingkatkan dan kuatkan dengan meditasi konsentrasi dan
meditasi analitik. Demikianlah proses untuk menumbuhkan jalan
(kualitas spiritual) di dalam batin.

Sebenarnya ada 6 cara untuk bermeditasi, tapi untuk


mudahnya sudah saya sederhanakan menjadi dua, yaitu
memeditasikan Istadewata dan memeditasikan jalan (kualitas
spiritual). Dalam meditasi jalan, kita akan memeditasikan
Tahapan Jalan Menuju Pencerahan atau Lamrim. Sebelum
memeditasikannya, saya akan memberikan transmisi teks Instruksi
Guru yang Berharga, yang memuat keseluruhan tahapan Lamrim.

67
Rahasia Bahagia

Banyak di antara Anda yang sudah pernah menerima


transmisi ini, tapi bagi pendatang baru barangkali belum. Jadi
saya akan membacakannya setengah, dan transmisinya akan
dilanjutkan setengahnya lagi besok.

[Transmisi lisan teks Instruksi Guru yang Berharga]

Saya sudah membacakan transmisi teks Instruksi Guru yang


Berharga sampai jalan yang dijalankan oleh makhluk yang memiliki
motivasi agung. Tepatnya pada poin pertama dari tiga bagian utama
motivasi agung, yakni mengenali manfaat-manfaat bodhicita.

Berikutnya, bagaimana seharusnya kita bermeditasi? Untuk


ini, ada sebuah nasihat luar biasa yang tepat untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Nasihat ini bisa ditemukan di dalam Lamrim
Gomchen Ngaki Wangpo atau yang disebut Lamrim Gomchen.
Baitnya adalah sebagai berikut:

Kalau Anda berniat mengembangkan kebajikan dalam


batin,
Pastikanlah urutan dan jumlah topik yang akan dimeditasikan.
Dengan urutan dan jumlah topik yang tidak lebih dan tidak
kurang,
Gunakan ingatan dan kewaspadaan, dan berjuanglah dalam
meditasi;
Kalau tidak, praktik seumur hidup akan tercela.

Dalam bermeditasi, kita harus memastikan urutan dan jumlah


topik yang akan dimeditasikan. Jika kita gagal memperhatikan
poin penting ini, maka praktik meditasi seumur hidup yang sudah
kita jalani akan ternoda atau rusak, sehingga menyia-nyiakan
upaya besar yang telah dikeluarkan dalam latihan kita. Itu bisa
terjadi kalau kita tidak memiliki disiplin serta tidak mengetahui
bagaimana cara bermeditasi yang sebenarnya.

68
Rahasia Batin 1

Di dalam meditasi ada dua alat yang sangat penting: (1)


Ingatan, (2) Kewaspadaan/perhatian.

Bagaimana cara menggunakan kedua alat tersebut? Mengapa


keduanya begitu penting? Meditasi adalah membiasakan batin
kita pada objek tertentu. Objek meditasi ini harus dipertahankan
di dalam batin. Di sinilah letak peranan ingatan. Fungsi ingatan
adalah mempertahankan objek tetap hadir di dalam batin,
menjaganya tetap ada di sana.

Ketika kita mulai bermeditasi dengan sebuah objek, di


perjalanan kita akan mulai memikirkan hal-hal lain, sampai
akhirnya objek itu hilang sama sekali karena tidak dapat
dipertahankan. Untuk itu, kita harus menggunakan ingatan untuk
menjaga dan mempertahankan objek. Selain itu, kadang-kadang
kita menerapkan kewaspadaan/perhatian untuk memeriksa apa
yang sedang terjadi di dalam meditasi kita.

Contoh, ketika kita masih fokus pada objek meditasi,


berikutnya kita bisa menggunakan salah satu fungsi perhatian
untuk memeriksa batin secara berkala. Fungsi perhatian adalah
memeriksa apakah batin masih fokus pada objeknya, tapi selain
itu masih banyak fungsi-fungsi lain darinya.

Ketika kita sudah menentukan objek meditasi dan memulai


meditasi dengan membangkitkan objek di dalam batin, maka
fungsi ingatan adalah mempertahankan objek di dalam batin.
Objek meditasi di dalam batin harus dipertahankan dengan
intensitas yang seimbang, tidak terlalu tegang pun tidak terlalu
kendur. Intensitasnya harus pas.

Berikutnya, secara berkala, kadang-kadang saja, kita akan


menggunakan perhatian untuk memeriksa apakah batin masih
memegang objeknya, apakah batin masih mempertahankan
objeknya, apakah batin mempertahankan objek dengan intensitas

69
Rahasia Bahagia

yang pas, dan sebagainya. Ini adalah semacam proses verifikasi.

Tadi disebutkan bahwa intensitas bertahannya objek di


dalam batin harus berada pada kondisi yang pas atau seimbang,
karena kondisi terlalu tegang akan memengaruhi stabilitas atau
fokus pada objek itu sendiri. Jadi, kita harus bisa mempertahankan
intensitas yang tidak terlalu berlebihan. Sebaliknya, kalau fokusnya
terlalu kendur, artinya genggaman batin terlalu longgar, maka ada
risiko kita mengalami kekenduran di dalam meditasi kita.

Sebenarnya, salah satu aspek yang paling sulit di dalam


meditasi adalah bagaimana cara mendapatkan intensitas dalam
mempertahankan objek yang pas/seimbang. Tidak terlalu kuat
pun tidak terlalu lemah. Tidak terlalu tegang, juga tidak terlalu
kendur. Ini adalah poin yang sangat penting, karena kalau tidak,
maka kita akan menemukan masalah-masalah lain yang muncul
dalam meditasi kita.

Analogi yang bisa kita pakai untuk menjelaskan pentingnya


intensitas yang pas adalah melalui instrumen musik. Contohnya,
pi wang, sebuah alat musik yang dipetik. Senar alat ini tidak
boleh disetel terlalu tegang pun tidak boleh terlalu kendur
karena tidak akan menghasilkan suara yang merdu. Kalau disetel
dengan intensitas yang pas dan seimbang, barulah alat ini bisa
menghasilkan musik yang indah. Banyak di antara Anda semua
yang merupakan musisi, jadi saya yakin Anda tahu persis apa
yang saya maksudkan di sini.

Jadi, di dalam meditasi, kita mulai dengan alat yang sangat


penting, yaitu ingatan. Berikutnya, kita memanfaatkan perhatian
di dalam meditasi kita. Kesalahan intensitas yang terlalu tegang
bukan hanya bisa terjadi pada batin, tapi juga pada fisik. Fisik
kita ketika bermeditasi tidak boleh terlalu tegang. Kalau terlalu
tegang, ini akan memunculkan gangguan berupa ketegangan.

70
Rahasia Batin 1

Sebaliknya, kalau terlalu kendur, ini juga akan mengakibatkan


gangguan.

Saya sudah menjelaskan betapa pentingnya ingatan dalam


meditasi. Fungsinya adalah mempertahankan objek meditasi di
dalam batin. Tapi barangkali ada di antara Anda yang bertanya
tentang seseorang yang memeditasikan kekosongan atau
ketiadaan objek meditasi tertentu. Apa gunanya ingatan pada
meditasi ini? Kalau ada yang bertanya seperti itu, itu menunjukkan
kurangnya perenungan atau refleksi. Alasannya, ketika seseorang
memeditasikan kekosongan atau ketiadaan objek, ia harus
mempertahankan batinnya dalam keadaan kosong atau tanpa
objek, karena kalau tidak, ini berarti tidak ada meditasi sama
sekali. Jadi, tentu saja ingatan masih berperan di sini.

Jika Anda benar-benar ingin memeditasikan kekosongan


atau ketiadaan objek sama sekali, maka Anda harus
mempertahankan kekosongan atau ketiadaan objek di dalam
batin Anda. Batin Anda harus senantiasa berada dalam kondisi
tanpa objek dan ini harus tetap dipertahankan. Jika tidak dijaga,
pasti Anda akan memikirkan hal-hal lain. Artinya, kalau tidak
dipertahankan, maka segala macam objek akan muncul di dalam
batin Anda.

Kalau sudah demikian halnya, maka perhatian Anda


sudah teralihkan. Dalam sebuah meditasi kekosongan yang
sesungguhnya, kita tidak boleh membiarkan munculnya
pengalihan perhatian atau distraksi. Kita harus senantiasa
menghindari kesalahan ini.

Satu-satunya cara untuk mengatasi distraksi atau pengalihan


perhatian adalah dengan bertumpu pada ingatan. Mustahil bagi
kita untuk mengatasi distraksi tanpa bergantung pada kualitas
ingatan. Jadi, kembali pada contoh meditasi kekosongan atau

71
Rahasia Bahagia

ketiadaan objek: apakah itu benar-benar merupakan meditasi


yang kosong-melompong tanpa menggunakan ingatan sama
sekali? Coba Anda renungkan kembali.

Gomchen Ngaki Wangpo juga memberikan penjelasan


mengenai meditasi kekosongan atau ketiadaan objek ini di
dalam Lamrim Gomchen karyanya. Di sana dijelaskan bahwa
bila seseorang ingin benar-benar memeditasikan kekosongan,
maka meditasinya haruslah bebas dari distraksi atau pengalihan
perhatian.

Sebenarnya, tujuan dari memeditasikan ketiadaan objek


adalah mendapatkan sensasi menyenangkan atau perasaan
nyaman. Jadi, dalam kasus ini, sebenarnya objek meditasi
yang sesungguhnya adalah sensasi yang menyenangkan.
Kesimpulannya, ingatan selalu memainkan peranan penting
dalam sebuah meditasi yang sesungguhnya.

72
4

Manusia-manusia
Peragu dan Pemalas

(Catatan: Di awal sesi ini perangkum mengalami keterlambatan


selama 15 menit pertama. Oleh sebab itu, bagian awal sesi ajaran
yang biasanya berisi penjelasan motivasi tidak dapat diterima.
Selebihnya, sesi ajaran bisa diterima baik dan dituangkan dalam
rangkuman ini.)

Pokok-pokok Instruksi yang Terstruktur

L amrim terbagi menjadi empat bab besar, yaitu:


1. Penjelasan kualitas-kualitas agung Guru Spiritual untuk
menunjukkan kemurnian sumber ajaran (Lamrim).

2. Penjelasan kualitas-kualitas agung ajaran Lamrim itu sendiri


untuk membangkitkan rasa hormat terhadap instruksi.

3. Bagaimana cara mengajar dan mendengarkan ajaran dengan


kualitas-kualitas di atas.

4. Bagaimana para murid dibimbing dengan ajaran Lamrim


yang sebenarnya.

Bab keempat terbagi menjadi dua poin:

1. Bagaimana cara bertumpu pada guru spiritual, akar dari sang


jalan.
73
Rahasia Bahagia

2. Setelah bertumpu padanya, bagaimana secara bertahap


mengembangkan batin kita.

Kita langsung masuk pada poin kedua–setelah bertumpu


pada seorang guru spiritual, bagaimana secara bertahap
mengembangkan batin kita–yang terbagi dua:

1. Mendorong diri kita untuk memanfaatkan eksistensi kita


sebagai manusia dengan kebebasan dan keberuntungannya.

2. Bagaimana cara memanfaatkannya.

Untuk poin pertama, saya telah memulainya dengan


membahas kemuliaan terlahir sebagai manusia, yang terbagi
menjadi subtopik:

1. Mengidentifikasi eksistensi manusia dengan 8 kebebasan dan


10 keberuntungan.

2. Merenungkan nilai besarnya.

3. Merenungkan betapa sulitnya kelahiran itu diperoleh.

Penawar lainnya untuk mengatasi kemelekatan pada


kehidupan saat ini adalah memeditasikan kematian dan
ketidakkekalan.

Mengatasi Keraguan dan Kemalasan


Alasan lain mengapa saya mulai dengan kedua topik
ini adalah karena mereka juga efektif mengatasi keraguan
sehubungan kemampuan untuk mencapai kesuksesan dalam
praktik Dharma. Kedua topik ini mengatasi kemalasan
dalam bentuk rasa tidak mampu/putus asa yang kerap kita
rasakan, bahkan sebelum mulai melakukan sebuah aktivitas
tertentu. Merenungkan kemuliaan terlahir sebagai manusia

74
Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

merupakan penawar yang sangat efektif untuk mengatasi kedua


masalah tersebut. Jadi, sangat penting bagi kita semua untuk
merenungkannya.

Sekarang, mari kita lanjutkan pada penjelasan sesi meditasi.


Untuk sesi meditasi topik ini, seperti biasa, ada tiga bagian:
(1) Pendahuluan
(2) Meditasi yang sesungguhnya

(3) Penutup

Sebenarnya, pembagian tiga tahap ini bukan hanya berlaku


untuk meditasi, tapi juga untuk semua aktivitas yang kita lakukan,
apa pun bentuknya.

(1). Pendahuluan

Pendahuluan mencakup Enam Praktik Pendahuluan (6 PP)


yang kita lakukan tadi pagi. Pada 6 PP tersebut, kita berhenti pada
tahap (1) Memanjatkan permohonan kepada guru-guru silsilah,
(2) Meditasi tinjauan menyeluruh pada keseluruhan Lamrim, (3)
Mengundang ladang kebajikan untuk datang dan melebur ke
dalam diri kita. Jadi, sekarang di atas kepala kita sudah ada guru
spiritual yang merupakan gabungan ladang kebajikan ditambah
guru spiritual yang mengambil wujud Buddha Shakyamuni.

Membayangkan Guru di Atas Kepala

Di atas kepala kita sekarang ini duduklah guru spiritual


dalam wujud Buddha Shakyamuni. Beliau pada dasarnya adalah
Lama Lobsang Thubwang Dorje Chang atau Guru Munendra
Vajradhara. Guru Munendra ini di dalam jantung hatinya terdapat
Buddha Vajradhara berwarna biru. Jangan lupa bahwa sosok guru
spiritual yang sudah mengambil wujud Buddha ini merupakan
gabungan dari semua objek perlindungan.

75
Rahasia Bahagia

Bagi Anda para pendatang baru, barangkali penjelasan ini


kedengarannya rumit dan sulit. Kalau Anda merasa demikian, itu
adalah sesuatu yang sangat wajar dan dapat dimaklumi.

Bagi pendatang baru, Anda bisa berpikir dengan cara


sederhana seperti ini. Bayangkan sosok Buddha yang hidup
yang ada di atas kepala Anda. Sosok Buddha ini duduk di atas
teratai, cakram bulan, matahari, dan seterusnya, yang merupakan
deskripsi ladang kebajikan yang dilakukan pada bagian awal
Jorchoe tadi pagi. (Bisa dibaca di Visualisasi Ladang Kebajikan,
Kidung Manggala Bhakti—Nyanyian Putra Sudhana, Buku Doa
Biara Indonesia Gaden Syedrub Nampar Gyelwei Ling dan
Dharma Center Kadam Choeling Indonesia, hal. 36, terbitan
2011).

Sosok Buddha ini adalah sama dengan sosok guru spiritual


kita, yakni dari siapa kita menerima ajaran Dharma. Sosok beliau,
yang merangkum dan memadatkan semua objek perlindungan,
muncul dalam wujud Buddha Shakyamuni, pendiri Buddhisme.

Sosok Buddha Shakyamuni tersebut sesuai dengan thangka


yang digantung di sini [Rinpoche menunjuk sebuah thangka
Buddha Shakyamuni]. Itulah sosok guru spiritual yang harus kita
bayangkan di atas kepala kita. Tapi jangan lupa bahwa sosok
tersebut adalah guru spiritual kita yang sekaligus merangkum
seluruh objek perlindungan.

Bagi Anda yang bukan Buddhis, tidak ada kewajiban bagi


Anda untuk melakukan visualisasi ini. Kalau Anda bukan Buddhis
tapi merasa nyaman dan ingin melakukannya, silakan. Bagi
Anda yang merupakan pengikut agama lain, apabila Anda tidak
nyaman melakukan meditasi atau visualisasi ini, tidak masalah
kalau Anda tidak mau melakukannya. Jadi, Anda bebas untuk
tidak melakukan meditasi ini.

76
Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

Mengapa kita harus membayangkan Guru di atas kepala?


Alasannya adalah karena kita akan mengajukan permohonan
kepada Beliau. Mengapa? Karena kita ingin menghasilkan realisasi
spiritual di dalam diri kita. Kita akan memulai proses mendapatkan
realisasi sejati dan murni sejak sekarang, agar kita bisa meraih
pencapaian yang sesungguhnya.

Untuk mendapatkan realisasi sejati, kita membutuhkan


tiga hal penting. Sama seperti ketika kita hendak bercocok
tanam dan menghasilkan tanaman, kita butuh beragam sebab
dan kondisi. Yang pertama dan utama, kita butuh benih yang
akan ditumbuhkan. Benih inilah yang nantinya tumbuh menjadi
tanaman, sehingga benih merupakan sebab utama. Berikutnya,
kita harus menambahkan kondisi pendukung, yaitu faktor-faktor
dan kondisi-kondisi yang memungkinkan benih tersebut untuk
tumbuh.

Contoh faktor pendukung: tanah yang bebas dari


ilalang, bebatuan, dan sebagainya. Di atas tanah inilah kita
akan menumbuhkan tanaman tersebut. Berikutnya, kita butuh
kelembapan, panas, cahaya matahari, agar benih tersebut bisa
berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman yang kita inginkan.

Analogi tersebut digunakan untuk menjelaskan upaya yang


harus diperhatikan dalam rangka meraih pencapaian spiritual atau
mendapatkan kualitas spiritual yang kita inginkan. Pertama, kita
butuh benih, yaitu kualitas-kualitas spiritual yang kita inginkan.
Misalnya, keyakinan, welas asih, atau apa pun jenis kualitas
spiritual yang dikehendaki.

Walaupun ini bukan merupakan keyakinan atau welas asih


yang murni, dengan kata lain, masih jenis yang dibuat-buat, pada
akhirnya kita akan menghasilkan kualitas yang sesungguhnya.
Benih awal atau kualitas awal inilah yang akan kita meditasikan

77
Rahasia Bahagia

lebih lanjut. Benih ini sama dengan analogi benih tanaman yang
akan dirawat dan ditumbuhkan.

Kualitas yang awalnya kita latih bukan merupakan kualitas


yang sesungguhnya. Tapi, kita terus berlatih untuk pada akhirnya
menghasilkan kualitas yang sesungguhnya. Caranya adalah,
pertama-tama, kita menumbuhkan kualitas yang mirip dengan
kualitas yang sesungguhnya. Artinya, kualitas awal ini memiliki
objek dan aspek yang sama dengan kualitas yang sesungguhnya.

Ambil contoh welas asih. Objek welas asih adalah semua


makhluk yang sedang menderita. Aspek dari welas asih murni
yang sesungguhnya adalah rasa tidak tahan memikirkan semua
makhluk yang masih menderita; sebuah perasaan yang tidak
sanggup menoleransi kenyataan bahwa semua makhluk masih
harus menjalani penderitaan.

Pada awalnya, kita membangkitkan perasaan yang mirip


dengan kualitas yang sesungguhnya. Yaitu, ketika kita memikirkan
semua makhluk yang menderita, kita merasa tidak sanggup
menerima kenyataan kalau mereka harus menderita. Tentu saja
perasaan ini adalah perasaan yang dibuat-buat, dibangkitkan
dengan upaya, seperti salinan yang menyerupai sifat aslinya.
Walaupun dibuat-buat, perasaan yang dibangkitkan ini memiliki
aspek yang sama dengan kualitas sesungguhnya, yakni aspek “tidak
sanggup menahan”, “tidak sampai hati” terhadap kenyataan bahwa
makhluk hidup masih harus menderita. Benih inilah yang akan kita
tumbuhkan hingga akhirnya menjadi kualitas yang sesungguhnya.

Contoh lain, kualitas keyakinan yang melihat guru spiritual


sebagai Buddha yang sesungguhnya. Tapi, akan memakan waktu
yang panjang kalau saya menjelaskan kualitas ini sekarang.
Barangkali kita punya waktu untuk menjelaskannya pada
kesempatan lain.

78
Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

Kembali lagi, benih adalah sebab utama yang akan kita


kembangkan, mulai dari kecambah hingga tumbuh menjadi
tanaman yang diinginkan, dengan ditambah kondisi-kondisi yang
mendukung, seperti panas, kelembapan, cahaya matahari, yang
semuanya merujuk pada kebajikan atau karma baik.

Dalam rangka memastikan meditasi kita berhasil dan


sukses menghasilkan kualitas spiritual yang kita inginkan, kita
butuh kebajikan besar. Kalau ada kebajikan, akan lebih mudah
bagi seseorang untuk mendapatkan kualitas spiritual yang
dikehendakinya. Tanpa kebajikan, boleh dibilang mustahil untuk
meraih kualitas spiritual apa pun.

Jadi, alasan mengapa kita mengajukan permohonan kepada


guru spiritual dalam wujud Buddha Shakyamuni di atas kepala
kita adalah sebagai bagian dari praktik untuk meningkatkan
kebajikan.

Walaupun kita sudah memiliki benih, ditambah kondisi-


kondisi yang mendukung berupa kebajikan dan sebagainya, kita
masih harus memastikan bahwa kondisi-kondisi negatif yang
menghalangi tidak muncul. Contohnya batu-batuan, ilalang,
semak belukar, dan sebagainya. Jika ada kondisi-kondisi negatif
yang menghalangi, kita harus menghilangkannya.

Contohnya antara lain karma-karma buruk yang berat


yang kita miliki. Atau penghalang mental berupa klesha kuat
yang muncul di dalam batin kita. Kalau ada klesha yang kuat di
dalam batin, bagaimana mungkin pada saat yang bersamaan kita
membangkitkan kebajikan di dalam batin kita? Tidak mungkin.

Oleh karena itu, pertama-tama kita harus menyingkirkan


kleshanya terlebih dahulu, barulah kemudian kita bisa
mengembangkan kebajikan.

79
Rahasia Bahagia

Cara menyingkirkan klesha dan karma buruk adalah melalui


praktik-praktik pengakuan, dan sebagainya. Ini pulalah yang
menjadi alasan mengapa kita mengajukan permohonan kepada
guru spiritual yang ada di atas kepala kita. Tujuannya adalah
untuk membersihkan penghalang.

Ukuran guru yang divisualisasikan tergantung Anda,


kadang-kadang bisa seukuran manusia, atau bisa juga sedikit
lebih kecil dari itu. Yang penting di sini adalah kita benar-benar
yakin bahwa ada guru di atas kepala kita yang sudah muncul
dalam wujud Buddha Shakyamuni. Sekarang, kita ambil waktu
1 menit untuk menghidupkan visualisasi guru yang ada di atas
kepala Anda masing-masing.

Ingatlah selalu bahwa guru spiritual dalam wujud Buddha


Shakyamuni ini merangkum dan memadatkan semua objek
perlindungan. Bagi pendatang baru, barangkali ini tidak begitu
bermakna bagi Anda. Kalau demikian halnya, Anda cukup
membayangkan bahwa selaku Buddha Shakyamuni, beliau juga
merupakan gabungan dari semua Buddha yang pernah muncul
di dunia ini.

Jangan bayangkan Buddha tersebut dalam bentuk seperti


rupang atau objek mati. Tapi, bayangkanlah sosok Buddha
yang benar-benar hidup dan sedang duduk di atas kepala Anda.
Bayangkan tubuh Buddha berkilau dan memancarkan sinar
yang terang ke seluruh penjuru. Cahaya-cahaya ini kemudian
memenuhi harapan semua makhluk dengan berbagai cara yang
berbeda-beda. Kita harus membayangkan sosok Buddha yang
bercahaya itu sedang bekerja untuk memenuhi kebahagiaan
semua makhluk.

Memang tidak mudah untuk langsung mendapatkan


gambaran visualisasi yang jelas. Barangkali beberapa orang di

80
Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

antara Anda sudah mampu melakukannya. Itu karena karma


dan kebiasaan masa lampau yang sudah terbiasa memeditasikan
Buddha di atas kepala, sehingga ada yang bisa melakukannya
dengan mudah dan mendapatkan gambaran yang jelas. Tapi, bagi
orang yang belum terbiasa dan baru mulai berlatih, tentu tidak
mudah untuk mendapatkan gambaran Buddha yang jelas.

Anda tidak perlu memaksakan diri untuk mendapatkan


gambaran yang jelas. Yang paling penting adalah, terlepas dari
apakah visualisasi Buddha tersebut jelas atau tidak, Anda harus
benar-benar yakin akan kehadiran Beliau. Kemungkinan lain yang
bisa terjadi adalah beberapa orang bisa melakukan visualisasi
yang jelas namun tidak bisa mempertahankannya untuk waktu
yang lama.

Analoginya, ketika lampu menyala kita bisa melihat sosok


dengan jelas, tapi kemudian lampu dimatikan dan sosok tersebut
tinggal bayangan yang samar-samar hingga akhirnya hilang sama
sekali. Ini adalah satu kemungkinan yang bisa terjadi juga. Kalau
ini terjadi, Anda tidak usah khawatir.

Kita akan mengambil waktu 5 menit untuk memeditasikan


Buddha di atas kepala kita yang menyatu dengan guru spiritual.
Bayangkan bahwa Beliau benar-benar hadir di atas kepala kita.
Rasakan kehadiran Beliau.

[meditasi 5 menit]

(2) Meditasi yang Sesungguhnya

Mengajukan Permohonan kepada Guru Spiritual

Berikutnya, kita akan mengajukan permohonan kepada


guru spiritual dalam wujud Buddha Shakyamuni di atas kepala
kita. Sebelumnya, kita akan memvisualisasikan semua makhluk

81
Rahasia Bahagia

hadir di sekeliling kita. Semua makhluk yang masih berada di


dalam samsara, dimulai dari ayah dan ibu kita pada kehidupan
saat ini.

Selain itu, kita juga memasukkan semua makhluk, baik yang


terlahir di alam tinggi maupun alam rendah. Bayangkan mereka
semua dalam bentuk manusia dan masing-masing mengalami
penderitaan sesuai dengan alam tempat mereka dilahirkan. Kalau
terlahir di neraka, berarti mereka mengalami penderitaan alam
neraka, dan seterusnya. Bayangkan seluruh angkasa di sekeliling
kita dipenuhi oleh semua makhluk, dimulai dari ayah dan ibu kita
pada kehidupan saat ini, ditambah dengan semua makhluk yang
tak terhingga jumlahnya.

Berikutnya, kita akan mengajukan pertanyaan kepada diri


sendiri. Mengapa kita berikut semua makhluk yang sudah kita
visualisasikan di sekeliling kita masih belum bebas dari samsara
terlepas dari fakta bahwa itulah tujuan kita? Mengapa kita masih
belum bebas padahal sudah lahir-mati berulang-ulang kali dalam
lingkaran keberadaan yang tak berujung ini?

Kita harus bisa menunjuk langsung pada penyebabnya,


yaitu kegagalan kita dalam mengenali kemuliaan kelahiran sebagai
manusia yang bebas dan beruntung yang sudah kita miliki. Kita
juga gagal memahami potensi besar yang terkandung di dalam
hidup ini. Berikutnya, kita juga gagal memahami betapa sulitnya
kelahiran seperti ini diperoleh. Bahwasanya, akan sangat sulit
bagi kita untuk mendapatkan kelahiran yang bebas dan beruntung
seperti ini pada kelahiran yang akan datang.

Penyebab dari semua kesalahpahaman dan ketidaksadaran


ini adalah kurangnya pemahaman serta terus-menerus
terjebaknya kita dalam kemalasan, pengalihan perhatian, dan
seterusnya. Kebiasaan-kebiasaan buruk inilah yang mencegah

82
Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

dan menghalangi kita untuk serius dalam praktik. Kalau saja kita
sudah benar-benar berpraktik, kita tidak perlu lagi menderita
sebagaimana yang masih kita alami sekarang.

Kondisi ini berlaku bagi diri kita sendiri berikut semua


makhluk yang ada di sekeliling kita. Kita harus mengidentifikasi
letak permasalahan yang mencegah kita untuk mengatasi
penderitaan yang terus-menerus mendera kita hingga saat ini.
Kita harus mengatasi halangan ini secara bertahap dan mencapai
tingkatan batin yang sudah tidak lagi menderita.

[Mengidentifikasi penyebab mengapa kita masih berada di dalam


samsara selama 3 menit]

Jadi, kita sudah berhasil mengidentifikasi penyebab


mengapa kita masih berada di dalam samsara, dan oleh karenanya
harus mengalami penderitaan-penderitaan samsara.

Jika Anda Buddhis, Anda haruslah membangkitkan niat


untuk menghapuskan penderitaan semua makhluk dan menuntun
mereka semua pada kebahagiaan. Untuk tujuan ini, Anda bertekad
untuk mencapai Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna.

Dalam rangka mencapai Kebuddhaan yang lengkap dan


sempurna demi semua makhluk, sekarang Anda akan memeditasikan
kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung;
merenungkan potensi besar yang terkandung di dalamnya; serta
betapa sulitnya kelahiran ini diperoleh. Anda bertekad untuk
memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya, dimulai sejak saat
ini. Itu sebabnya Anda sekarang akan memeditasikan potensi besar
yang terkandung dalam hidup yang bebas dan beruntung ini, serta
betapa sulitnya kehidupan seperti ini diperoleh.

Mulailah meditasi ini dengan mengajukan permohonan


kepada guru spiritual dalam wujud Buddha Shakyamuni di atas

83
Rahasia Bahagia

kepala Anda. Ajukan permohonan supaya guru memberkahi Anda


dengan membersihkan semua penghalang dan menganugerahkan
semua kondisi yang menguntungkan.

[Mengajukan permohonan selama 3 menit]

Visualisasi Cahaya dan Nektar

Selanjutnya, kita memeditasikan jawaban dari permohonan


kepada guru spiritual dalam wujud Buddha Shakyamuni. Buddha
mengabulkan permohonan kita, dan sebagai jawabannya Beliau
memancarkan cahaya dan nektar pancawarna. Bagi yang paham
pancawarna tentu bisa membayangkannya, tapi bagi pendatang
baru, Anda bisa membayangkan cahaya putih yang memancar
keluar dari tubuh Buddha dan mengalir memasuki tubuh kita
melalui ubun-ubun.

Cahaya dan nektar pancawarna (atau putih) tersebut


memenuhi sekujur tubuh kita, dan membersihkannya, baik pada
bagian dalam maupun luar. Tubuh kita sepenuhnya dipenuhi oleh
nektar pancawarna (atau putih), yang pada dasarnya merupakan
kualitas-kualitas bajik Buddha, guru spiritual, berikut seluruh
objek perlindungan yang sudah dipadatkan ke dalam cahaya dan
nektar tersebut. Cahaya dan nektar tersebut juga mengandung
pengetahuan dan realisasi guru spiritual, berikut semua objek
perlindungan. Seiring cahaya dan nektar memasuki tubuh dan
batin kita, mereka juga melimpahkan pengetahuan dan realisasi
guru dan objek perlindungan kepada kita.

Bayangkan cahaya dan nektar ini mengalir membasahi kita,


memenuhi sekujur tubuh kita, berikut semua makhluk di sekeliling
kita, memenuhi tubuh kita sampai luber ke luar. Sebagai akibat dari
cahaya dan nektar yang berasal dari guru spiritual yang menyatu
dengan Istadewata ini, seketika itu pula kita mengalami purifikasi.

84
Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

Cara kerjanya kurang lebih seperti sebuah rumah atau


ruangan yang mengalami kegelapan selama ribuan tahun. Ketika
itu, ruang tersebut benar-benar terjerumus dalam kegelapan
pekat untuk waktu yang sangat lama. Tiba-tiba pada suatu hari,
seseorang membuka pintu dan menyalakan lampu. Serta-merta
cahaya menerangi ruangan tersebut dan kegelapan ribuan tahun
pun serta-merta lenyap. Ruangan menjadi terang-benderang,
disinari oleh cahaya.

Hal yang sama juga berlaku pada meditasi purifikasi ini.


Semua karma buruk, penghalang, rintangan, hal-hal yang negatif,
dan sebagainya, yang sudah terkumpul selama kehidupan yang tak
terhingga jumlahnya sejak kita berputar-putar di dalam samsara
yang tak bermula, semua karma negatif berikut jejak-jejaknya,
semua klesha yang sudah mengendap dan bersarang di dalam
batin kita, berikut klesha-klesha yang masih akan kita munculkan,
ibarat kegelapan yang musnah dalam sekejap, mereka semua pun
lenyap dalam sekejap.

Secara khusus kita bisa memusatkan perhatian, misalnya,


pada sakit fisik. Misalnya, rasa sakit, nyeri, penyakit kronis, baik
yang sifatnya jangka pendek maupun rasa sakit secara umum,
kekurangan atau cacat fisik, bayangkan ini semua juga sudah
dihapuskan. Semua kekurangan dan rasa sakit fisik dan mental
lenyap dalam sekejap.

Alhasil, tubuh kita menjadi muda kembali. Kita merasa segar


bugar, muda, dan kuat. Semua kekurangan sudah dihilangkan.
Semua kegelapan sudah dienyahkan. Segala halangan sudah
dibersihkan.

Ketika membayangkan hal ini, jangan lupakan semua


makhluk yang berada di sekeliling kita. Mereka semua duduk
setara dengan kita, mengelilingi kita dan memenuhi ruang. Boleh

85
Rahasia Bahagia

saja kita memusatkan perhatian pada orang-orang yang kita


kenal, yang sedang menderita sakit fisik tertentu atau memiliki
cacat fisik yang mengakibatkan penderitaan. Tentu kita mengenal
banyak orang yang sedang mengalami penderitaan fisik. Kita bisa
membayangkan bahwa penderitaan fisik mereka juga dihapuskan.

[meditasi 3 menit pada aspek purifikasi/menghilangkan karma


buruk, penghalang, dan segala hal yang negatif]

Berikutnya, kita juga bisa memusatkan perhatian pada


penghalang mental. Bayangkan cahaya dan nektar melenyapkan
semua penghalang batin dan klesha. Ada 3 klesha akar dan 21
klesha tambahan, berikut jejak-jejak klesha di dalam batin kita.
Inilah yang disebut penghalang klesha, hingga yang terutama
nantinya adalah penghalang bagi kemahatahuan.

Bayangkan cahaya dan nektar melenyapkan semua klesha


kita, berikut klesha semua makhluk. Hasilnya adalah bayangkan
kita mencapai semua tahapan jalan spiritual yang berhasil dicapai
oleh semua guru, semua Bodhisatwa, semua Buddha. Secara
khusus, bayangkan kita mendapatkan realisasi topik kemuliaan
terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung, potensi besar
yang terkandung di dalamnya, betapa sulitnya kelahiran seperti
itu diperoleh, yang sama dengan realisasi semua guru, semua
Bodhisatwa, dan semua Buddha.

Bayangkan cahaya dan nektar meningkatkan kebajikan,


kebijaksanaan, dan umur kita. Pengetahuan kitab berikut
pencapaian spiritual kita meningkat, yang merupakan dua aspek
ajaran.

[istirahat sebentar]

86
Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

Memeditasikan Kemuliaan Kelahiran sebagai


Manusia
Demikianlah penjelasan lengkap pada meditasi yang
sesungguhnya, yang diawali dengan visualisasi pendahuluan
kemudian masuk pada meditasi utama. Dalam konteks ini,
meditasi utama kita adalah pada topik:
- Kebebasan dan keberuntungan
- Potensi besar yang terkandung
- Betapa sulitnya ia diperoleh

Meditasi pada berbagai poin di atas fungsinya seperti benih


yang akan dikembangkan menjadi tanaman yang sesungguhnya.

Terkait bagian pertama, mengidentifikasi kebebasan dan


keberuntungan pada kehidupan saat ini, kita tidak punya banyak
waktu untuk menjelaskannya secara rinci. Dalam meditasi utama
pada poin ini, renungkanlah dengan cara sebagai berikut:

“Kehidupan yang sudah aku dapatkan sekarang ini adalah


kehidupan yang memberikan kesempatan untuk mempraktikkan
Dharma, karena aku sudah mendapatkan hidup yang bebas.
Dengan hidup ini, aku bebas untuk mempraktikkan Dharma
karena aku sudah bebas dari penghalang. Kalau tidak, aku tidak
akan bisa berpraktik Dharma. Sebagai tambahan, dalam hidup ini
pun aku sudah diberkahi dengan kondisi-kondisi yang beruntung
untuk mendukung praktik Dharma.”

Ambillah sedikit waktu untuk merenungkan dan


mengidentifikasi kualitas-kualitas yang sudah terkandung dalam
hidup Anda, kesempatan dan peluang yang sudah terbuka bagi
Anda. Inilah yang dimaksud dengan mengidentifikasi kebebasan
dan keberuntungan.

87
Rahasia Bahagia

Berikutnya, kita merenungkan nilai atau potensi besar yang


terkandung dalam hidup yang bebas dan beruntung ini. Apa yang
bisa kita capai dalam hidup ini? Kita semua tentu memahami
konteks kehidupan lampau dan kehidupan yang akan datang.
Hidup kita yang satu ini akan berlanjut pada kehidupan berikutnya.

Berdasarkan apa yang kita lakukan sekarang pada kehidupan


ini, kita bisa mendapatkan kelahiran yang baik pada kehidupan
berikutnya, misalnya sebagai manusia atau dewa. Kesempatan
ini terbuka bagi kita karena bentuk kehidupan yang sudah kita
dapatkan ini. Mengapa demikian? Semata-mata karena kita bisa
menciptakan sebab-sebabnya!

Kita bisa menciptakan sebab-sebabnya dalam kehidupan


saat ini, sekarang juga. Sebab utama untuk mendapatkan
kelahiran manusia adalah menjaga sila dengan murni. Itulah
yang akan menjamin seseorang mendapatkan kelahiran manusia.
Selain itu, kita juga butuh kondisi-kondisi yang mendukung, yang
bisa didapatkan dengan mempraktikkan keenam kualitas, yaitu
kemurahan hati dan seterusnya.

Tentu saja kita memiliki kemampuan untuk mempraktikkan


kemurahan hati, menjaga sila, melatih kesabaran, mempertahankan
semangat, mempertahankan konsentrasi, belajar dan berlatih
kebijaksanaan, dan seterusnya. Praktik-praktik inilah yang akan
menjadi kondisi-kondisi yang baik dan mendukung, selain tentu
saja sebab utamanya, yaitu menjaga sila.

Hal ketiga yang harus kita lakukan adalah mengikat erat


semua kebajikan ini dan mendedikasikannya untuk pencapaian
kelahiran yang baik. Dengan kata lain, kita menyalurkan kebajikan-
kebajikan yang sudah terikat kuat demi pencapaian kelahiran seperti
itu. Caranya adalah memanjatkan doa-doa dedikasi yang ditujukan
untuk mencapai kelahiran di alam tinggi yang dikehendaki.

88
Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

Semua aspek tersebut dibutuhkan untuk menjamin dan


menghasilkan kelahiran kembali di alam yang tinggi. Dari sinilah
kita bisa memahami nilai besar atau potensi luar biasa yang
terkandung dalam kehidupan ini. Selama kita sudah menciptakan
sebab-sebabnya, itulah yang akan menjamin kita mendapatkan
hasil berupa kelahiran kembali di alam yang tinggi, entah itu
sebagai manusia atau dewa.

Untuk benar-benar mencapai kelahiran kembali yang baik


pada kehidupan berikutnya, sebenarnya kita tidak perlu meminta
bantuan orang lain. Yang perlu kita lakukan adalah memastikan
kita menciptakan sebab-sebabnya dalam kehidupan saat ini juga.

Mengapa demikian? Tadi sudah disebutkan bahwa salah


satu sudut pandang untuk memahami nilai atau potensi besar yang
terkandung dalam kebebasan dan keberuntungan dalam hidup ini
adalah dari kemampuan kita untuk menciptakan sebab-sebabnya.
Mengapa kita bisa meraih kelahiran yang baik sebagai manusia
atau dewa? Karena kita memiliki kapasitas untuk menciptakan
sebab-sebabnya, di sini, sekarang juga!

[Perenungan beberapa menit terhadap penjelasan yang baru saja


diberikan]

Karena itu, kehidupan yang sudah kita dapatkan sekarang


ini memberikan peluang untuk memastikan kelahiran kembali
yang baik pada kehidupan berikutnya. Pencapaian ini adalah
sesuatu yang mungkin kita dapatkan. Kondisi-kondisi untuk
mendapatkannya sudah tersedia, bahkan sudah tersedia di atas
telapak tangan kita. Jadi, sekarang tergantung pada diri masing-
masing untuk benar-benar menciptakan sebab-sebab tersebut.
Atau, bisa jadi, Anda sekalian sudah menciptakannya selama ini.
Itu adalah sesuatu yang sangat mungkin terjadi.

89
Rahasia Bahagia

Berikutnya, kita bisa memahami nilai besar yang


terkandung dalam hidup ini untuk mencapai tujuan yang lebih
tinggi, yakni pembebasan dari samsara, atau dengan kata lain,
nirwana. Yang perlu kita lakukan adalah menetapkan tujuan
untuk mencapai hasil tersebut. Prinsipnya sama, yaitu kita
bisa menciptakan sebab-sebab untuk meraih pembebasan dari
samsara.

Sebabnya adalah praktik tiga latihan tingkat tinggi: Sila,


Samadhi, dan Prajna. Dengan kehidupan yang sudah kita dapatkan
sekarang ini, kita bisa melatihnya hingga meraih keberhasilan.
Dari situ, kita juga bisa merenungkan nilai atau potensi luar biasa
yang terkandung dalam kehidupan saat ini untuk meraih hasil
berupa pembebasan samsara pula.

Tadi sudah disebutkan bahwa sebab untuk mencapai


pembebasan samsara adalah praktik tiga latihan tingkat tinggi,
yaitu Sila, Samadhi, dan Prajna. Sebab-sebab ini sudah ada pada
level sebelumnya, ketika kita berusaha menciptakan sebab-sebab
untuk mendapatkan kelahiran yang baik di dalam samsara. Sebab
utamanya adalah menjaga sila. Menjaga sila untuk mencapai
kelahiran kembali yang baik dengan menjaga sila untuk mencapai
pembebasan samsara pada dasarnya sama.

Latihan konsentrasi sebagai salah satu sebab untuk mencapai


pembebasan samsara membutuhkan latihan hingga mencapai
shamatha atau ketenangan batin. Pada level sebelumnya, ketika
seseorang bertujuan untuk mendapatkan kelahiran yang baik
di dalam samsara, latihan konsentrasinya tidak perlu hingga
mencapai shamatha. Latihannya cukup sebagai salah satu bagian
dari enam jenis kualitas.

Berikutnya, pada latihan kebijaksanaan untuk mencapai


kelahiran kembali yang lebih tinggi, takarannya lebih rendah

90
Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

dibandingkan latihan kebijaksanaan yang dibutuhkan untuk


mencapai pembebasan samsara.

Perbedaan antara menjaga sila untuk mendapatkan kelahiran


yang baik pada motivasi awal dengan menjaga sila untuk meraih
pembebasan samsara pada motivasi menengah terletak pada
motivasi, yaitu motivasi ketika melakukan praktik menjaga sila.

Merenungkan nilai atau potensi luar biasa yang terkandung


dalam kehidupan saat ini dari sudut pandang menciptakan sebab-
sebab untuk mencapai pembebasan samsara belum termasuk
pada meditasi yang tadi dilakukan.

Terkait sudut pandang ketiga, yaitu kemungkinan untuk


mencapai pencerahan lengkap dan sempurna (dengan kata
lain, meraih kemahatahuan seorang Buddha), ini dimungkinkan
karena sebab utamanya, yaitu realisasi batin pencerahan yang
spontan, yang digabungkan dengan penembusan kesunyataan
secara langsung, adalah hal yang bisa dicapai.

Latihan tingkat tinggi Prajna atau kebijaksanaan merupakan


salah satu dari dua sebab utama pencapaian Kebuddhaan, dan ini
bisa dicapai melalui kehidupan yang bebas dan beruntung yang
sudah kita dapatkan sekarang ini.

Jadi, kita bisa melihat betapa luar biasa nilai/potensi yang


terkandung dalam kehidupan saat ini:

1) Nilai besarnya dalam hal mencapai kelahiran kembali yang


baik di dalam samsara, karena kita bisa menciptakan ketiga sebab
yang dibutuhkan untuk mendapatkannya.

2) Nilai besarnya dalam hal mencapai pembebasan dari samsara,


yang bisa diraih dengan menciptakan sebabnya, tiga latihan
tingkat tinggi.

91
Rahasia Bahagia

3) Nilai besarnya dalam hal mencapai tujuan tertinggi, Kebuddhaan


yang lengkap dan sempurna, karena dalam kehidupan saat ini
kita bisa merealisasikan batin pencerahan yang berharga, yang
digabungkan dengan penembusan kesunyataan secara langsung.

Kalau kita renungkan itu semua, maka kita akan benar-benar


teryakinkan bahwa kehidupan saat ini memang mengandung nilai
yang luar biasa besar. Yakni, kelahiran sebagai manusia yang
bebas dan beruntung yang sudah kita dapatkan, dan perasaan
bahwa ia sungguh-sungguh amat berharga!

Demikianlah kita sudah merampungkan penjelasan ihwal


perenungan nilai besar kemuliaan terlahir sebagai manusia dari
sudut pandang mencapai pembebasan samsara dan Kebuddhaan.

Yang terakhir, kita akan merenungkan nilai/potensi luar biasa


yang terkandung dalam kehidupan ini pada setiap momen eksistensi
kita sebagai manusia yang bebas dan beruntung. Sebagai contoh,
dalam sebuah momen waktu yang singkat, kalau kita melakukan
sebuah tindakan sederhana, seperti memberikan persembahan,
mempraktikkan kemurahan hati, atau sekadar memberikan hadiah
kecil, selama itu dilakukan dengan motivasi yang benar dan
cara berpikir yang tepat, maka tindakan yang sederhana itu bisa
memurnikan halangan yang tak terhingga jumlahnya sekaligus
mengumpulkan kebajikan yang luar biasa besarnya.

Poin terakhir ini harus kita masukkan ke dalam meditasi


perenungan nilai besar kemuliaan terlahir sebagai manusia yang
bebas dan beruntung. Hasilnya adalah kesimpulan berikut:
Berhubung betapa bernilai dan berharganya kehidupan ini,
dengan segala hasil yang bisa kucapai, maka aku akan benar-benar
melakukannya, yaitu benar-benar menarik manfaat sepenuhnya.

Jika Anda hanya mengincar kelahiran kembali yang


baik, sebenarnya ini hanyalah pencapaian sementara. Selama

92
Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

Anda masih berada di dalam samsara, walaupun mendapatkan


status kelahiran yang tinggi, kebahagiaan yang diraih bukanlah
kebahagiaan yang pasti. Oleh sebab itu, kebahagiaan ini belum
cukup. Bahkan pembebasan dari samsara pun, walaupun kita
sudah berhasil menghentikan penderitaan pribadi, kita tetap saja
belum sepenuhnya mencapai tujuan pribadi. Lebih lanjut, kita
juga tidak bisa sepenuhnya memberikan manfaat kepada semua
makhluk karena kemampuan kita masih terbatas.

Oleh sebab itu, kita seharusnya memanfaatkan kemuliaan


terlahir sebagai manusia yang bebas dan beruntung ini untuk
mencapai tujuan tertinggi, demi kebaikan semua makhluk, ibu-ibu
kita yang terkasih. Yaitu, kita harus mencapai Kebuddhaan yang
lengkap dan sempurna. Inilah kesimpulan akhir yang harus bisa
ditarik dari perenungan dan meditasi ihwal nilai/potensi luar biasa
yang terkandung pada kelahiran manusia yang bebas dan beruntung.

Demikianlah kesimpulan akhir dari perenungan topik


kemuliaan terlahir sebagai manusia dari sudut pandang
merenungkan nilai besarnya.

Berikutnya, ketika kita merenungkan nilai besar yang


terkandung dalam kemuliaan terlahir sebagai manusia yang bebas
dan beruntung dengan mengenali semua pencapaian yang bisa
kita dapatkan dengan hidup ini, kita mungkin merasa tidak ada
keharusan untuk melakukannya sekarang juga. Kita mungkin
berpikir bahwa kita bisa melakukannya kapan-kapan, di lain
waktu dan di lain kesempatan, ketika kita sudah mendapatkan
kelahiran seperti ini lagi nantinya.

Tentu saja itu adalah pemikiran yang sangat keliru,


yang menuntun kita pada aspek ketiga. Aspek ketiga adalah
merenungkan betapa sulit kelahiran seperti ini diperoleh, dengan
kata lain: sangat jarang sekali.

93
Rahasia Bahagia

Pertama-tama, kita lihat kembali sebab-sebab yang


dibutuhkan untuk mendapatkan kemuliaan terlahir sebagai
manusia yang bebas dan beruntung. Ingat kembali apa saja sebab-
sebabnya dan apakah kita sedang menciptakannya atau tidak?
Apakah kita sudah atau sedang mempraktikkan sila? Apakah
praktik menjaga sila itu dibarengi dengan melatih enam kualitas?

Kalau pun kita sudah mampu mendapatkan kelahiran


sebagai manusia atau dewa, apakah kita memiliki situasi dan
kondisi yang mendukung untuk melakukan praktik spiritual?
Apakah kita mendedikasikan kebajikan yang sudah dikumpulkan
dengan memanjatkan doa-doa dedikasi untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan?

Kita bukan hanya perlu menciptakan sebab-sebabnya


sekarang, tapi juga harus bisa mempertahankannya dengan baik,
sampai waktu kematian kita. Kita harus memastikan kebajikan itu
tidak musnah atau lenyap, entah karena kemarahan atau klesha
kuat lainnya yang muncul di dalam batin. Kita harus mampu
mempertahankan sebab-sebab bajik yang sudah kita ciptakan.

Pada saat menjelang kematian, kita harus mengetahui cara


mematangkan karma bajik, yaitu mengaktifkan pikiran-pikiran
bajik. Kita harus tahu cara mengaktifkan karma-karma yang
akan melemparkan kita pada kelahiran yang baik di kehidupan
berikutnya. Semua aspek tersebut sudah pasti bukan hal yang
mudah dan tidak boleh dianggap sepele, karena itu semua
sungguh sulit untuk dicapai.

Merenungkan betapa sulitnya kelahiran ini diperoleh bisa


ditinjau dari berbagai aspek. Pertama, dari sudut pandang sebab-
sebab yang dibutuhkan untuk mendapatkan kelahiran kembali
yang baik, seperti yang sudah kita dapatkan sekarang ini, pada
kehidupan kita yang berikutnya. Kedua, merenungkan dengan

94
Manusia-manusia Peragu dan Pemalas

analogi. Ketiga,merenungkan dari sudut pandang jumlah makhluk


yang terlahir kembali sebagai manusia yang bebas dan beruntung
dibandingkan dengan bentuk kehidupan lainnya.

Kesimpulan akhir yang kita tarik adalah betapa sulitnya


untuk mendapatkan kelahiran seperti yang sudah kita dapatkan
sekarang ini. Kesimpulan berikutnya, kita harus memanfaatkan
kehidupan sekarang ini, mumpung ia masih ada, dengan sepenuh-
penuhnya!

Kesimpulan perenungan yang harus kita dapatkan: “Aku


akan menarik manfaat sepenuh-penuhnya dari kehidupan sebagai
manusia yang bebas dan beruntung yang sudah kudapatkan ini,
sekarang juga, tanpa menunda-nunda lagi.”

Kita akan mengajukan permohonan sekali lagi kepada guru


spiritual dalam wujud Buddha Shakyamuni untuk memberkahi
kita. Sebagai jawaban dari permohonan kita, guru spiritual
mengabulkan dengan cara memancarkan cahaya dan nektar
pancawarna yang mengalir membasahi kita dan semua makhluk
lain di sekeliling kita yang masih berada di dalam samsara.

Seiring dengan cahaya dan nektar mengalir membasahi


kita, ia memenuhi tubuh dan batin kita. Pertama, cahaya dan
nektar membersihkan semua penghalang yang merintangi kita
untuk mendapatkan realisasi topik kemuliaan terlahir sebagai
manusia yang bebas dan beruntung. Bayangkan semua karma
buruk, halangan, penderitaan fisik, penderitaan mental, yang
dikumpulkan sejak waktu tak bermula, lenyap tak bersisa.

Kedua, bayangkan semua kondisi menguntungkan, seperti


umur panjang, kebajikan, dan kebijaksanaan kita, meningkat. Kita
juga mendapatkan realisasi yang setara dengan guru spiritual kita.
Kita mendapatkan realisasi kemuliaan terlahir sebagai manusia

95
Rahasia Bahagia

yang bebas dan beruntung, realisasi akan nilai besar yang


terkandung di dalamnya, serta realisasi betapa sulitnya kelahiran
ini diperoleh.

(3). Penutup

Kita sudah sampai pada tahap akhir, yaitu tindakan penutup


berupa dedikasi kebajikan yang sudah kita bangkitkan melalui
meditasi dan juga kebajikan yang sudah dilakukan secara umum.
Sekarang, kita akan melakukan pelimpahan kebajikan dengan
membaca doa dedikasi Lamrim.

96
5

Rahasia Batin 2

P enting sekali bagi Anda semua yang ada di sini untuk


menggunakan kehidupan sebagai manusia dengan sepenuh-
penuhnya, tanpa menyia-nyiakannya dengan pengalihan
perhatian, kemalasan, dan sebagainya. Kalau Anda menyia-
nyiakannya dengan cara seperti itu, maka kehidupan ini akan
terbuang sia-sia.

Walaupun sesi ini kelihatannya singkat, namun kita harus


memahami bahwa kehidupan itu nyata, dan sesi yang singkat ini
merupakan satu bagian daripadanya.

[di sini koneksi sempat putus sesaat]

Oleh karena itu, jika kita memastikan setiap periode singkat


waktu kita digunakan dengan baik dan bermakna, maka kita bisa
memanfaatkan keseluruhan hidup kita dengan baik. Jika setiap
momen singkat digunakan dengan cermat dan bermanfaat, maka
keseluruhan hidup kita pun akan bermanfaat.

Kita harus menggunakan hari ini dengan sebaik-baiknya.


Penting sekali kita menggunakan hari ini dengan sebaik-baiknya.
Mengapa demikian? Karena kalau tidak, maka kita tidak bisa
kembali ke masa lalu dan mengubah apa yang telah terjadi.
Segala sesuatu yang telah berlalu akan hilang untuk selama-
lamanya.

97
Rahasia Bahagia

Termasuk periode waktu yang kita miliki sekarang ini.


Kita tidak bisa berpikir, “Kalau aku tidak memanfaatkan waktu
ini dengan baik, nanti aku akan kembali ke masa lalu untuk
mengubahnya menjadi lebih baik.” Sama sekali tidak ada
kemungkinan dan tidak ada pilihan bagi kita untuk kembali ke
masa lalu!

Satu-satunya kesempatan bagi kita untuk memanfaatkan


waktu dengan baik adalah saat ini dan saat yang akan datang.
Hanya dua periode itulah yang bisa kita manfaatkan dengan
baik. Untuk waktu yang telah berlalu yang belum sempat kita
manfaatkan, kita tidak bisa melakukan apa-apa karena waktu
yang sudah lewat akan lenyap untuk selama-lamanya.

[koneksi kembali putus selama beberapa saat]

“Aku bertekad untuk memanfaatkan waktu dengan baik,


dimulai dari sesi ini. Aku melakukannya bukan hanya demi
kebahagiaanku sendiri, tapi demi menolong semua makhluk
dengan sebisa-bisanya supaya mereka lebih bahagia. Aku akan
berjuang melakukannya dengan terlebih dahulu meningkatkan
batin dan kemampuanku. Oleh karena itu, aku ada di sini untuk
memeditasikan tahapan jalan.” Dengan motivasi seperti inilah
Anda akan merenungkan dan memeditasikan ajaran Lamrim. Kita
akan mengambil waktu 3 menit untuk melakukan perenungan ini.

[Perenungan 3 menit untuk membangkitkan motivasi]

Selanjutnya, saya akan menyelesaikan transmisi lisan garis


besar Lamrim.

[Transmisi Lisan Instruksi Guru yang Berharga]

Saya sudah menyelesaikan transmisi lisan teks ini. Sebagai


pertanda baik supaya kita semua bisa kembali mengajarkan dan

98
Rahasia Batin 2

mendengarkan ajaran Lamrim, saya akan membacakan ulang


beberapa baris dari awal. Ini adalah sebuah tradisi.

[Transmisi Lisan dari awal hingga poin bagaimana Guru Atisha


berkarya di Tibet]

Dalam penjelasan garis besar Lamrim, kita sudah


menyelesaikan poin pertama, yaitu mendorong diri kita untuk
memanfaatkan eksistensi kita sebagai manusia dengan kebebasan
dan keberuntungannya. Sekarang kita masuk pada poin kedua,
bagaimana cara memanfaatkannya.

Cara Memanfaatkan Kelahiran sebagai


Manusia
Poin kedua, bagaimana cara memanfaatkannya, mempunyai
tiga bagian, yaitu melatih batin pada tahap-tahap jalan yang
dijalankan bersama makhluk-makhluk dengan tingkat:
1. Motivasi awal
2. Motivasi menengah
3. Motivasi tertinggi

Poin pertama, melatih batin pada tahap jalan yang


dipraktikkan bersama makhluk yang memiliki tingkat motivasi
awal, mempunyai dua bagian:

1. Mengembangkan sikap yang merupakan ketertarikan terhadap


kelahiran-kelahiran kembali kita di masa yang akan datang.
2. Bertumpu pada metode untuk merealisasikan kebahagiaan
dalam kelahiran-kelahiran kembali yang akan datang.

Kita tidak punya banyak waktu untuk menguraikan


penjelasan pada motivasi awal ini, jadi kita akan melakukannya
dengan cara yang sudah diringkas dan dipadatkan.

99
Rahasia Bahagia

[koneksi kembali terputus untuk sesaat]

Sekarang di atas kepala kita masing-masing, sudah ada


guru spiritual dalam wujud Buddha Shakyamuni yang di dalam
jantung hatinya terdapat Buddha Wajradhara. Berikutnya kita
akan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri dan kemudian
mengajukan permohonan kepada guru yang ada di atas kepala
kita. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

[koneksi terputus lagi]

... sebagaimana yang telah dijelaskan. Murid-murid yang


lebih senior harusnya sudah terbiasa dengan latihan ini sehingga
tidak perlu lagi diingatkan. Tapi bagi sebagian pendatang baru
di antara Anda semua, mengapa kita mengajukan permohonan
kepada guru spiritual di atas kepala? Karena tak seorang pun di
antara kita yang ingin menderita. Kita semua ingin bahagia.

Untuk meraih kedua tujuan tersebut, kita harus


mentransformasikan batin dengan cara:
1. Mengembangkan pikiran-pikiran bajik, yang merupakan
sebab-sebab kebahagiaan
2. Mengurangi pikiran-pikiran buruk, yang merupakan sebab-
sebab penderitaan

Dengan kedua cara itulah kita bisa mencapai kemajuan


untuk kemudian meraih realisasi. Untuk mendapatkan realisasi,
kita membutuhkan tiga sebab utama sebagaimana yang sudah
disebutkan kemarin. Tiga sebab utama tersebut adalah:
1. Benih realisasi
2. Menyingkirkan kondisi-kondisi negatif yang menghalangi
tercapainya realisasi

100
Rahasia Batin 2

3. Mengumpulkan kondisi-kondisi positif yang mendukung


tercapainya realisasi

Untuk mengumpulkan ketiga sebab di atas, kita perlu


mengajukan permohonan kepada guru spiritual. Ini intinya adalah
kita memohon bantuan Beliau untuk mengatasi halangan dan
mengumpulkan kondisi-kondisi yang mendukung bagi tercapainya
realisasi.

Topik-topik untuk motivasi awal mencakup:


Bagaimana bertumpu kepada guru spiritual
• Kemuliaan terlahir sebagai manusia (mengidentifikasi
kebebasan dan keberuntungan, merenungkan nilai besarnya,
dan merenungkan betapa sulitnya kelahiran seperti itu
diperoleh.)
• Kematian dan ketidakkekalan
• Merenungkan penderitaan di alam-alam rendah.
• Mengambil perlindungan
• Karma dan akibat-akibatnya

Kita akan berpikir bahwa kali ini kita akan mengajukan


permohonan untuk mendapatkan realisasi pada keseluruhan tahapan
jalan yang dijalankan bersama dengan makhluk motivasi awal.

Sebelum kita mengajukan permohonan, kita akan


mengajukan pertanyaan terlebih dulu. Mengapa kita berikut semua
makhluk yang berada di sekeliling kita masih terus berputar-putar
di dalam samsara dan belum bisa membebaskan diri darinya?
Sekarang kita bertekad untuk mencapai Kebuddhaan yang
lengkap dan sempurna demi kebaikan semua makhluk, ibu-ibu
kita.

101
Rahasia Bahagia

Renungkanlah bahwa “Untuk mencapai Kebuddhaan,


semoga aku merealisasikan tahapan jalan yang dijalankan
bersama makhluk motivasi awal. Berkahilah aku, hilangkanlah
semua penghalang. Berkahilah aku dan semua makhluk agar
kami bisa mendapatkan realisasi.” Sekarang kita akan mencoba
bermeditasi, mulai dari mengajukan permohonan, tapi belum
sampai pada jawaban atas permohonan tersebut.

[Meditasi mengajukan pertanyaan dan permohonan]

Sekarang, kita akan merenungkan jawaban atas permohonan


yang telah kita ajukan. Guru Munendra Wajradhara yang ada di
atas kepala kita mengabulkan permohonan yang sudah kita ajukan
dan Beliau memancarkan cahaya dan nektar pancawarna (atau
putih) yang mengalir membasahi kita berikut semua makhluk
samsara di sekeliling kita. Cahaya dan nektar ini membersihkan
semua penghalang yang mungkin merintangi pencapaian realisasi.

Setelah itu, cahaya dan nektar ini menganugerahkan berkah


yang memungkinkan kita mendapatkan berbagai realisasi topik-
topik motivasi awal. Dua menit untuk meditasi ini.

[Meditasi 2 menit untuk visualisasi purifikasi dan visualisasi berkah]

Dalam sesi yang singkat seperti ini, tentu saja tidak


mungkin kita mendapatkan realisasi yang sesungguhnya. Tapi,
apa yang bisa kita upayakan dalam sesi yang singkat ini adalah
meletakkan jejak karma yang kuat untuk mendapatkan realisasi
yang sesungguhnya di waktu yang akan datang.

Sekarang, renungkanlah dengan cara seperti ini:

“Sekarang aku sudah mendapatkan kehidupan yang bebas


dan beruntung, yang memiliki kondisi-kondisi yang mendukung
praktik Dharma. Akan tetapi, hidup yang kudapatkan ini tidak

102
Rahasia Batin 2

akan berlangsung selama-lamanya. Aku pasti akan mati. Adalah


kenyataan tak terelakkan bahwa aku pasti akan mati dan tidak
ada apa pun yang bisa kulakukan untuk mencegahnya. Tapi
yang tidak diketahui adalah kapan aku akan mati. Bisa jadi
beberapa tahun dari sekarang, beberapa bulan, beberapa hari,
bahkan beberapa jam dari sekarang.

Tidak ada yang bisa menyatakan dengan pasti kapan aku


akan mati. Ketika aku mati nanti, semua hal akan sia-sia. Aku tidak
akan bisa membawa serta kekayaanku, walaupun hanya secuil.
Sahabat, keluarga, betapa pun sayangnya mereka kepadaku,
juga tidak bisa kubawa. Bahkan tubuh jasmaniku ini, yang sudah
menemaniku selama ini, juga harus ditinggalkan.

Jadi, apa yang bisa aku bawa ketika mati nanti? Tak lain tak
bukan adalah praktik spiritual dan kebajikan-kebajikan yang telah
kulakukan, yang tersimpan di dalam arus batinku. Karena inilah
satu-satunya yang bermanfaat dan bisa kubawa, maka penting
sekali untuk memusatkan perhatian pada praktik spiritual dengan
baik dan menyeluruh. Oleh karena itu, dengan segala cara dan
daya upaya, aku akan berusaha sebaik-baiknya untuk melakukan
praktik spiritual.”

Praktek spiritual yang baik dan menyeluruh adalah praktik


spiritual yang tidak terjebak pada kehidupan saat ini, yang
merujuk pada kemelekatan pada kehidupan saat ini. Selama ada
pengaruh kemelekatan pada kehidupan saat ini, praktik spiritual
kita tidak akan murni. Barangkali beberapa di antara Anda sudah
bisa memiliki praktik spiritual yang murni, tapi saya merujuk pada
sebagian besar orang yang masih belum memilikinya.

Bagi Anda yang belum memilikinya, kini saatnya untuk


berubah. Anda harus mengatasi keterlibatan dengan kehidupan
saat ini dan berputar haluan pada praktik spiritual. Kita perlu

103
Rahasia Bahagia

mengambil sedikit waktu untuk merenungkan hal ini, untuk


benar-benar memusatkan perhatian dan memperkuat tekad
untuk memanfaatkan sisa waktu yang kita miliki untuk berpraktik
Dharma dengan sebaik-baiknya.

Kita semua pasti akan mati. Ini adalah kepastian absolut.


Selanjutnya, kita juga pasti akan mengambil bentuk kelahiran
yang lain setelah yang satu ini. Kelahiran tersebut juga akan
dilanjutkan dengan kelahiran berikutnya, demikian seterusnya.
Berbeda dengan non-Buddhis, kita meyakini reinkarnasi atau
kelahiran kembali. Kita harus menerapkan keyakinan ini dan
menyadarinya.

Ada dua jenis kelahiran kembali, yaitu kelahiran kembali


yang bahagia dan yang menderita. Kelahiran kembali yang
bahagia adalah seperti yang sudah Anda peroleh sekarang ini,
sebagai seorang manusia. Namun, kebahagiaan yang tersedia
dalam kelahiran seperti ini bukanlah kebahagiaan yang benar-
benar stabil.

Alasan mengapa ia tidak stabil adalah karena kita masih


berada di dalam samsara. Selama masih berada di dalam samsara,
kita pasti akan mengalami rasa sakit dan penderitaan. Contohnya,
penderitaan karena ketidaktahuan, cuaca panas, cuaca dingin,
dan sebagainya.

Kita harus menyadari resiko adanya penderitaan ini,


menyadari betapa mengerikan dan tidak menyenangkannya
kalau kita harus mengalami berbagai jenis penderitaan samsara,
terutama kalau kita harus menjalani penderitaan di alam-alam
rendah. Kalau terlahir di alam rendah, kita akan mengalami
penderitaan yang luar biasa. Ini adalah kondisi yang harus kita
renungkan.

104
Rahasia Batin 2

Karena kita memiliki risiko terjatuh ke alam rendah dan


mengalami penderitaan di sana, kita harus mencari perlindungan.
Kita berlindung kepada sosok yang bisa benar-benar melindungi
kita dari penderitaan. Mereka adalah Triratna, yakni Buddha,
Dharma, dan Sangha.

Buddha adalah sosok yang menunjukkan dan mengajarkan


perlindungan. Kita meletakkan kepercayaan kepada Beliau selaku
guru atau pembimbing yang memiliki kemampuan sempurna untuk
menolong kita. Beliau sendiri sudah bebas dari penderitaannya
sendiri dan memiliki kemampuan untuk mengajarkannya kepada
makhluk lain dalam rangka melakukan hal yang sama.

Kita juga berlindung kepada Dharma karena Dharma adalah


perlindungan yang sesungguhnya. Dharmalah yang pada akhirnya
benar-benar melindungi kita. Terakhir, kita juga berlindung kepada
Sangha selaku pendamping yang membantu praktik spiritual kita.
Mereka adalah komunitas praktik spiritual yang menjadi sahabat kita.

Dengan demikian, kita meletakkan kepercayaan sepenuhnya


pada Triratna, sehingga kita mendapatkan perlindungan yang
sesungguhnya. Apakah dengan meletakkan kepercayaan pada
Triratna berarti kita sudah secara efektif terlindungi? Belum tentu!

Bila kita menganggap Buddha selaku pembimbing yang


menunjukkan perlindungan, maka agar perlindungan itu efektif,
kita harus mengikuti ajarannya. Kita harus melakukan apa yang
dinasihatinya dan menghindari apa yang tidak dianjurkannya,
yaitu, menghindari sepuluh ketidakbajikan dan melaksanakan
sepuluh kebajikan.

Kalau kita melakukannya dengan baik dan sepenuhnya,


artinya menjaga sila dengan murni, ditambah dengan tekad kuat
bahwa, “Ya, aku berlindung kepada Triratna,” dan benar-benar

105
Rahasia Bahagia

meletakkan kepercayaan pada mereka, dan melaksanakan sila-sila


berlindung yang sesuai dengan praktik mengambil perlindungan
(yang esensinya adalah menjalani hidup sesuai karma dan
akibat-akibatnya) serta menghindari sepuluh ketidakbajikan dan
mempraktikkan sepuluh kebajikan, barulah perlindungan tersebut
akan efektif.

Sekarang kita akan membangkitkan tekad untuk benar-


benar mengambil perlindungan yang sesungguhnya dan
mengajukan permohonan kepada guru spiritual dalam wujud
Buddha Shakyamuni yang ada di atas kepala kita. Kita mohon
supaya Beliau memberkahi kita untuk meraih kesuksesan ini.

[Meditasi 3 menit]

Berikutnya, kita membayangkan bahwa sebagai jawaban


atas permohonan kepada Guru Munendra Wajradhara, Beliau
memancarkan cahaya dan nektar yang mengalir membasahi
kita berikut semua makhluk. Hasilnya, kita menerima berkah
dan realisasi unggul, dan tahapan jalan untuk motivasi awal pun
tumbuh di dalam batin kita.

[Meditasi 2 menit]

Meski kita berlatih seperti ini dan mendapatkan kelahiran


yang baik di dalam samsara, kelahiran itu masih memiliki
skandha yang tercemar. Tercemar karena didapatkan melalui
karma dan klesha yang tercemar. Dengan demikian, kebahagiaan
pada kehidupan seperti itu juga merupakan kebahagiaan yang
tercemar. Kelahiran seperti itu tetap tidak memuaskan dan tidak
bisa diandalkan.

Dengan melihat kekurangan ini, kita membangkitkan niat


untuk bebas dari samsara. Dengan terbebas dari samsara, kita
sudah tidak terkondisikan oleh karma dan klesha. Tujuan ini bisa

106
Rahasia Batin 2

dicapai dengan mempraktikkan tiga latihan tingkat tinggi, dengan


tujuan mencapai pembebasan dari samsara. Jadi, kita bertekad,
dengan segala cara dan daya upaya, untuk mempraktikkan
tiga latihan tingkat tinggi demi meraih pembebasan samsara.
Kita mengajukan permohonan agar guru spiritual melimpahkan
berkahnya agar kita mampu melakukannya.

[Meditasi beberapa menit]

Terdorong oleh perasaan takut akan penderitaan pribadi


akibat menjalani kehidupan di dalam samsara, kita bertekad
untuk mencapai pembebasan dari samsara. Caranya adalah
dengan mempraktikkan tiga latihan tingkat tinggi. Dengan praktik
tiga latihan tingkat tinggi ini, kita bisa bebas dari samsara. Kalau
sudah bebas, kita tidak perlu lagi mengalami penderitaan.

Akan tetapi, bukan berarti kita sudah sepenuhnya


merampungkan tujuan pribadi kita. Di satu sisi, kita masih
memiliki ketidaksempurnaan. Di sisi lain, kita masih kekurangan
begitu banyak kualitas bajik yang belum dicapai. Walaupun kita
sendiri sudah bebas dari samsara, makhluk-makhluk lain masih
belum bebas darinya. Kita merasa prihatin bahwa mereka harus
menderita sebagaimana yang pernah kita rasakan.

Sekarang ini, pikirkan semua makhluk yang masih berada


di dalam samsara. Mereka semua sedang menderita, karena satu
dan lain sebab. Kita merasa prihatin kepada mereka dan berniat
melakukan sesuatu untuk membantu mereka. Mengapa demikian?
Karena sebenarnya kita berutang kepada semua makhluk.

Lihat saja kehidupan kita saat ini. Pakaian yang kita kenakan,
makanan yang kita makan, atap di atas kepala kita, semuanya
bergantung pada kebaikan makhluk lain. Tak satu pun dari hal-
hal tersebut yang bisa kita nikmati kalau bukan karena kebaikan

107
Rahasia Bahagia

makhluk lain. Kita sepenuhnya bergantung pada kebaikan


mereka. Kita berutang pada kebaikan semua makhluk atas segala
kenyamanan yang kita rasakan dalam hidup ini.

Ketika mendengar penjelasan seperti ini, barangkali ada


yang berpikir, “Tidak, aku tidak berutang pada orang lain. Aku
bekerja untuk mencari nafkah dan membayar makananku sendiri.”
Tapi, bagaimana caranya sehingga Anda bisa bekerja? Tentu saja
untuk bekerja Anda bergantung pada orang lain. Kalau tidak ada
yang mempekerjakan Anda, maka Anda tidak bisa bekerja untuk
mencari nafkah.

Banyak hal hanya bisa dicapai dengan semata-mata


bergantung pada makhluk lain. Bahkan untuk mempraktikkan
menghindari sepuluh jalan karma hitam, itu hanya bisa dilakukan
dalam kaitannya dengan makhluk lain. Berkat makhluk lain,
barulah kita bisa mencapai kelahiran yang baik di dalam samsara.

Segala pencapaian kita bergantung pada makhluk lain.


Terlebih lagi, perihal meraih pencapaian tinggi, itu juga berkat
makhluk lain. Segala yang kita capai adalah berkat kebaikan semua
makhluk. Dengan demikian, kita berutang kepada mereka semua.

Ketika kita benar-benar merasa berutang dan berniat


membalas kebaikan semua makhluk, maka bagaimana caranya?
Kita tahu bahwa semua makhluk ingin bahagia dan tidak ingin
menderita. Cara terbaik untuk membalas kebaikan mereka tentu
saja dengan memastikan mereka mendapatkan apa yang mereka
inginkan tersebut. Kita harus berupaya sebaik-baiknya dan sebisa
mungkin untuk menuntun mereka keluar dari penderitaan dan
menghadiahkan kebahagiaan sejati kepada mereka.

Utang kebaikan kepada semua makhluk haruslah dianggap


sebagai utang pribadi kita. Karena kebaikan luar biasa ini, kita
merasa harus mengemban tanggung jawab pribadi utuk memastikan

108
Rahasia Batin 2

berakhirnya penderitaan setiap makhluk dan menuntun mereka


semua pada kebahagiaan. Kita bertekad memikul tanggung jawab
pribadi di atas pundak kita sendiri untuk memastikan hal tersebut
terwujud.

Sekarang, mari kita merenungkan kebaikan luar biasa


semua makhluk kepada kita, berikut semua uraiannya, sampai
pada poin di mana kita hendak memikul tanggung jawab pribadi
untuk membalas kebaikan mereka.

[Meditasi 3 menit]

Kita semua sudah membangkitkan niat unggul, niat yang bajik.


Tapi apakah niat itu realistis? Jawabannya tidak, selama kita masih
seperti apa adanya sekarang ini. Dalam kondisi sekarang, kita tidak
memiliki kemampuan untuk memenuhi tujuan semua makhluk.

Bagaimana caranya agar kita bisa memiliki kemampuan


tersebut? Kalau kita sudah menghilangkan semua kesalahan dan
menyempurnakan semua kualitas bajik, barulah ketika itu kita bisa
bertindak untuk semua makhluk sebagaimana yang kita inginkan.

Jadi, kita harus berpikir bahwa dalam rangka menuntun


semua makhluk keluar dari penderitaan dan mendapatkan
kebahagiaan tertinggi, tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali
berupaya untuk mencapai Kebuddhaan yang lengkap dan
sempurna. Anda berpikir, “Demi kebaikan semua makhluk, ibu-
ibuku, aku akan berjuang untuk mencapai Kebuddhaan.” Dengan
demikian, Anda telah membangkitkan bodhicita dengan cara
seperti ini.

Pada titik ini, kita mengingat kualitas-kualitas unggul seorang


Buddha, baik fisik, ucapan, batin, maupun aktivitasnya. Kita harus
meningkatkan pemahaman tentang kualitas-kualitas seperti apa
yang bisa kita dapatkan kalau menjadi seorang Buddha. Ketika

109
Rahasia Bahagia

kita sudah memiliki kualitas seperti itu, barulah kita memiliki


kapasitas penuh untuk bekerja demi semua makhluk. Berdasarkan
perenungan ini, kita membangkitkan aspirasi yang kuat untuk
mencapai Kebuddhaan.

Tapi, walaupun kita sudah membangkitkan aspirasi yang


kuat, itu belum cukup. Kita harus berperan aktif dalam mencapai
pencerahan. Untuk mencapainya, kita harus menciptakan sebab-
sebabnya, yaitu Enam Paramita, dimulai dari kemurahan hati dan
seterusnya. Berikutnya, kita juga harus mempraktikkan Empat
Cara untuk mengumpulkan pengikut. Mengapa demikian? Karena
Buddha memiliki dua jenis tubuh.

Seorang Buddha memiliki dua tubuh: Tubuh Kebenaran dan


Tubuh Bentuk. Sebabnya ada dua: Metode dan Kebijaksanaan,
yaitu praktik Enam Paramita dan Empat Cara. Sekarang, kita
berpikir bahwa dalam rangka mencapai Kebuddhaan, kita
membangkitkan tekad untuk mempraktikkan Enam Paramita dan
Empat Cara untuk mengumpulkan pengikut.

Berikutnya, kalau Anda memiliki aspirasi untuk


mempraktikkan Wajrayana, maka Anda membangkitkan tekad
untuk mempraktikkan Enam Paramita melalui praktik Tantra/
Wajrayana.

Ada empat kelas Tantra dan masing-masing memiliki


cara praktiknya sendiri. Tapi, di sini kita merujuk pada kelas
tertinggi, yaitu Tantra Anuttarayoga, yang terbagi menjadi tahap
pembangkitan dan tahap perampungan. Dengan sistem Tantra
ini, kita bisa mencapai Kebuddhaan dengan lebih cepat, yaitu
mempraktikkan Enam Paramita dengan menggunakan sistem
kendaraan Tantra.

Sekarang, sekali lagi kita akan mengajukan permohonan


kepada guru spiritual yang duduk di atas kepala kita, guru spiritual

110
Rahasia Batin 2

yang menyatu dengan Buddha Shakyamuni di atas kepala kita.


Kita memohon berkah kepada beliau agar perenungan kita
bisa berhasil. Beliau akan membantu kita untuk membersihkan
penghalang dan mengumpulkan kondisi-kondisi menguntungkan.
Realisasi yang kita dapatkan mencakup realisasi tahapan jalan
motivasi menengah dan motivasi tertinggi, termasuk Wajrayana.

Bayangkan cahaya dan nektar membersihkan karma


buruk dan mengumpulkan semua kondisi menguntungkan untuk
mendukung kita mendapatkan realisasi tersebut. Cahaya dan
nektar tersebut juga meletakkan jejak karma yang kuat di dalam
arus batin kita, berikut arus batin semua makhluk, agar kita
mencapai realisasi yang dikehendaki.

[Meditasi beberapa menit]

Demikianlah kita sudah merampungkan penjelasan ihwal


meditasi tinjauan menyeluruh atas keseluruhan tahapan jalan
Lamrim. Walaupun tidak secara rinci, tapi kita sudah berhasil
melakukan meditasi yang menyeluruh dalam sesi-sesi meditasi
singkat. Kita bertekad untuk membangkitkan kualitas-kualitas
spiritual pada Lamrim sebagaimana yang sudah dijelaskan hingga
saat ini. Kita jadikan itu sebagai rencana hidup kita, program
hidup kita, proyek utama kita dalam hidup ini.

Walaupun kita belum bisa mencapai seluruh kualitas


tersebut dalam kehidupan saat ini, tapi kalau kita bisa mencapai
jumlah besar tertentu, niscaya kita akan merasakan hidup yang
lebih bahagia. Kita pun semakin bisa bekerja untuk meningkatkan
kesejahteraan makhluk lain.

111
Ucapan Terima Kasih

Selama tiga hari terakhir ini kita sudah bisa menikmati sesi
ajaran Dharma, khususnya ajaran Mahayana dari Sang Buddha.
Ini semua berkat upaya dan kerja keras banyak orang, terutama
para anggota Kadam Choeling Nantes. Mereka sudah bersusah-
payah mempersiapkan kegiatan ini dan saya berterima kasih
kepada mereka semua.

Saya juga berterima kasih kepada semua peserta yang


datang mengikuti sesi ini. Banyak yang sudah datang dari tempat-
tempat yang jauh. Barangkali banyak pula yang merelakan
waktu liburan mereka untuk datang ke sini. Jadi, mereka benar-
benar meluangkan waktu di sela-sela kesibukan mereka untuk
mendengarkan Dharma, dan saya berterima kasih atas upaya
semua orang.

Terima kasih saya sampaikan juga kepada teknisi yang


mempersiapkan alat sehingga sesi ini bisa didengar oleh banyak
orang di berbagai penjuru dunia. Tanpa mereka, tentu hal ini
tidak bisa terlaksana. Saya juga mengamati bahwa Kadam
Choeling Nantes banyak mengalami kemajuan. Banyak orang
yang berkembang dalam studi dan praktiknya. Saya mohon Anda
semua untuk meneruskan kerja bagus ini.

Secara khusus saya minta Gilbert Bueso, orang yang


bertanggung jawab menyelenggarkan acara ini, berikut kedua
sekretaris dan kedua bendahara, untuk maju ke depan menerima
khatag. Saya tidak punya cukup khatag, jadi bayangkan ketika
saya memberikan khatag kepada orang-orang ini, itu sama dengan
saya mempersembahkan khatag kepada Anda semua.

113
Glosarium
Arhat: secara harfiah bermakna “seorang yang berharga atau
sempurna”. Merujuk pada seseorang yang telah mencapai
pembebasan namun belum meraih Kebuddhaan.

Arya: secara harfiah bermakna “yang mulia”. Merujuk pada


seseorang yang telah memasuki jalan spiritual dan membaktikan
diri di dalamnya dengan tekun.

Berlindung: dalam Buddhisme, istilah ini dikenal dengan nama


“Trisarana”. Merujuk pada upaya mencari perlindungan kepada
Triratna dalam rangka menghindari penderitaan dan menemukan
kebahagiaan sejati.

Bodhicita: secara harfiah bermakna “batin pencerahan”. Merujuk


pada kondisi batin yang secara tulus mendambakan kebahagiaan
sejati bagi semua makhluk.

Bodhisatwa: secara harfiah bermakna “makhluk pencerahan”.


Merujuk pada seseorang yang, setelah dimotivasi oleh bodhicita,
terdorong untuk mencapai Kebuddhaan demi kepentingan semua
makhluk.

Buddhisme: keseluruhan sistem ajaran atau filsafat yang


diajarkan oleh Buddha Shakyamuni, sosok historis dari India
yang telah berhasil mencapai pencerahan dan kemahatahuan,
serta memutus rantai keberadaannya di dalam samsara. Tujuan
tertinggi yang ingin diraih oleh sistem filsafat ini tentu saja adalah
Kebuddhaan, sebuah keadaan di mana seseorang memiliki semua
kualitas yang dimiliki oleh seorang Buddha.

Dharma: secara harfiah bermakna “ajaran”. Dalam konteks

115
ini, ajaran yang dimaksud adalah ajaran yang asli berasal dari
perkataan Sang Buddha.

Istadewata: sosok pelindung yang tercerahkan dalam tradisi


Tantra, yang hadir untuk membantu para praktisi menapaki jalan
Tantra dengan mulus.

Jalan karma hitam: atau 10 ketidakbajikan. Terdiri dari:


membunuh, mencuri, tindakan seksual tak pantas, berbohong,
ucapan kasar, ucapan memecah-belah, omong-kosong, niat
buruk, keserakahan, dan pandangan salah.

Kadampa: mazhab dalam Buddhisme Tibet yang menganggap


setiap perkataan dari Buddha sebagai instruksi pribadi untuk
dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Karma: secara sederhana bermakna “tindakan”. Dengan


demikian, hukum karma merujuk pada suatu hukum yang
mengatur tindakan, atau lebih tepatnya, hukum yang mengatur
bagaimana terjadinya dan berbuahnya sebuah tindakan.

Kesunyataan: pemahaman bahwa tidak ada satu hal pun di


dunia ini yang berdiri sendiri atau eksis secara inheren dari
dalam dirinya sendiri; dengan kata lain, paham ini adalah
sebuah konsep tentang kesalingtergantungan antara semua hal-
ihwal di dunia ini.

Klesha: secara harfiah bermakna “racun mental”. Merujuk pada


kondisi-kondisi mental yang kemunculannya akan menyebabkan
kita menjadi tidak bahagia dan menderita. Misalnya: amarah, iri
hati, kesombongan, kemelekatan, dst.

Lamrim: secara harfiah bermakna “jalan bertahap menuju


pencerahan”. Merujuk pada kumpulan kitab yang menjelaskan
dan mengajarkan tata cara untuk mencapai Kebuddhaan secara

116
lengkap dan sistematis, sesuai dengan kapasitas setiap individu
yang mempelajarinya.

Madhyamaka: paham filsafat Buddhis yang secara harfiah


bermakna Jalan Tengah. Diakui oleh beberapa sarjana sebagai
paham filsafat terunggul dalam Buddhisme.

Mahayana: secara harfiah bermakna “kendaraan besar”. Sama


halnya dengan kasus Hinayana, kata “besar”di sini tidak merujuk
pada semacam tingkatan atau hierarki, melainkan pada kapasitas
batin yang dimiliki oleh seorang praktisi, atau lebih tepatnya, pada
fakta bahwa seorang praktisi menapaki jalan spiritual dengan
tujuan untuk membantu semua makhluk terbebas dari samsara.

Paramita: secara harfiah bermakna “penyempurnaan/


kesempurnaan”. Di sini, ada 6 hal yang hendak disempurnakan,
yaitu: dana (kemurahan hati), sila (disiplin moral), kshanti
(kesabaran), wirya (upaya bersemangat), samadhi (konsentrasi),
prajna (kebijaksanaan).

Rinpoche: secara harfiah bermakna “yang berharga”. Digunakan


untuk merujuk pada sosok guru yang dimuliakan dalam tradisi
Buddhisme Tibet.

Samsara: lingkaran keberadaan yang tak mempunyai awal


ataupun akhir. Setiap makhluk yang belum terbebas dari lingkaran
ini harus mengalami siklus kelahiran dan kematian tanpa henti.
Terdiri dari: manusia, binatang, setan kelaparan, neraka, asura,
dan dewa.

Sangha: secara harfiah bermakna “majelis” atau “komunitas”.


Dalam Buddhisme, istilah ini secara umum merujuk pada
komunitas kebiaraan yang terdiri dari para biksu atau biksuni,
atau dengan kata lain, kumpulan orang-orang yang menjaga
ikrar-ikrar kebiaraan.

117
Skandha: secara harfiah bermakna “agregat” atau “kumpulan“.
Merujuk pada 5 aspek yang menyusun keberadaan diri kita:
bentuk, sensasi/perasaan, persepsi/identifikasi, faktor-faktor
pembentuk, dan kesadaran/diskriminasi.

Sutra: secara harfiah bermakna “wacana” atau “benang”.


Meskipun pada awalnya hadir dalam bentuk lisan, di kemudian
hari Sutra merujuk pada kumpulan kitab yang menjadi landasan
bagi tradisi-tradisi keagamaan di India.

Tantra: secara harfiah bermakna “tenunan”. Merujuk pada tradisi


esoterik dalam Hinduisme dan Buddhisme yang memungkinkan
tercapainya pencerahan dalam waktu singkat.

Thangka: lukisan kain dalam tradisi Buddhisme Tibet yang


menggambarkan perwujudan makhluk-makhluk agung dan
tercerahkan.

Triratna: secara harfiah bermakna “tiga permata”. Merujuk pada


Buddha, Dharma, dan Sangha.

Yogi: praktisi yoga, yaitu sebuah praktik atau disiplin spiritual


dari India kuno yang bertujuan untuk menyatukan diri dengan
semesta.

118
Menghormati Buku Dharma
Buddhadharma adalah sumber sejati bagi kebahagiaan
semua makhluk. Buku ini menunjukkan kepada kita bagaimana
mempraktikkan ajaran dan memadukan mereka ke dalam hidup
kita, sehingga kita menemukan kebahagiaan yang kita idamkan.
Oleh karena itu, apapun benda yang berisi ajaran Dharma, nama
dari guru kita atau wujud–wujud suci adalah jauh lebih berharga
daripada benda materi apapun dan harus diperlakukan dengan
hormat. Agar terhindar dari karma tak bertemu dengan Dharma lagi
di kehidupan yang akan datang, mohon jangan letakkan buku–buku
(atau benda–benda suci lainnya) di atas lantai atau di bawah benda
lain, melangkahi atau duduk di atasnya, atau menggunakannya
untuk tujuan duniawi seperti untuk menopang meja yang goyah.
Mereka seharusnya disimpan di tempat yang bersih, tinggi dan
terhindar dari tulisan–tulisan duniawi, serta dibungkus dengan kain
ketika sedang dibawa keluar. Ini hanyalah beberapa pertimbangan.

Jika kita terpaksa membersihkan materi–materi Dharma,


maka mereka tidak seharusnya dibuang begitu saja ke tong
sampah, namun sebaiknya dibakar dengan perlakuan khusus.
Singkatnya, jangan membakar materi–materi tersebut bersamaan
dengan sampah–sampah lain, namun sebaiknya terpisah
sendiri, dan ketika mereka terbakar, lafalkanlah mantra OM AH
HUM. Ketika asapnya membubung naik, bayangkan bahwa ia
memenuhi seluruh angkasa, membawa intisari Dharma kepada
seluruh makhluk di 6 alam samsara, memurnikan batin mereka,
mengurangi penderitaan mereka, serta membawa seluruh
kebahagiaan bagi mereka, termasuk juga pencerahan. Beberapa
orang mungkin merasa bahwa praktik ini sedikit kurang biasa,
namun tata cara ini dijelaskan menurut tradisi. Terima kasih.

119
Dedikasi
Semoga kebajikan terhimpun dengan mempersiapkan,
membaca, merenungkan dan membagikan buku ini kepada pihak
lain, semoga semua Guru Dharma berumur panjang dan sehat
selalu, semoga Dharma menyebar ke seluruh cakupan angkasa
yang tak terbatas, dan semoga semua makhluk segera mencapai
Kebuddhaan.

Di alam, negara, wilayah atau tempat mana pun buku


ini berada, semoga tiada peperangan, kekeringan, kelaparan,
penyakit, luka cedera, ketidakharmonisan atau ketidakbahagiaan,
semoga hanya terdapat kemakmuran besar, semoga segala sesuatu
yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah, dan semoga
semuanya dibimbing hanya oleh Guru Dharma yang terampil,
menikmati kebahagiaan dalam Dharma, memiliki cinta kasih dan
welas asih terhadap semua makhluk, semata memberi manfaat
pada sesama, serta tak pernah menyakiti satu sama lain.

121
Tentang Penerbit

TERIMA KASIH TELAH MEMBACA BUKU TERBITAN


PENERBIT PADI EMAS. SEKARANG APAKAH KAMI
BOLEH MEMINTA BANTUAN ANDA?

Penerbit Padi Emas adalah sebuah organisasi non-profit.


Misi kami adalah untuk berbagi kebijaksanaan dari ajaran Buddha
seluas mungkin, terutama yang dibabarkan oleh Yang Mulia Dagpo
Rinpoche. Melalui buku-buku yang kami terbitkan, terselip upaya
untuk menginspirasi, menghibur, mendukung, dan mencerahkan
pembaca di seluruh Indonesia.

Kami memiliki sebuah mimpi, membuat seluruh buku


terbitan Penerbit Padi Emas tersebar seluas-luasnya sehingga dapat
menginspirasi banyak orang, baik pemula yang penasaran, hingga
praktisi yang telah berkomitmen. Apakah Anda setuju dengan
mimpi kami ini? Karena tentu saja kami tidak dapat mewujudkan
mimpi ini tanpa bantuan Anda.

Buku Dharma ini dapat Anda UNDANG kehadirannya di


hidup Anda tanpa biaya berkat kebajikan berdana para dermawan.
Mari turut bermudita dan mendoakan para dermawan yang telah
memungkinkan ini terjadi.

Apabila Anda berminat pula untuk terlibat dalam kebajikan


seperti ini, silakan bergabung sebagai Dharma Patron Lamrimnesia
dan berdana ke:

BCA 0079 388 388 a.n. Yayasan Pelestarian dan


Pengembangan Lamrim Nusantara

MANDIRI 119 009 388 388 0 a.n. Yayasan Pelestarian dan

123
Pengembangan Lamrim Nusantara

Kemudian mohon konfirmasikan dana Anda dengan


menghubungi Call Center Lamrimnesia.

Dengan menjadi Dharma Patron, Anda secara langsung


terlibat dalam (1) penerbitan dan penyaluran buku Dharma,
(2) penyelenggaraan kegiatan Dharma, (3) pendanaan biaya
operasional dan mobilisasi Dharma Patriot dalam rangka
mendukung aktivitas (1) dan (2) di atas.

Untuk mengetahui lebih lanjut serta memesan buku terbitan


Penerbit Padi Emas, silakan hubungi kontak di bawah ini:

Care: +6285 2112 2014 1

Info: +6285 2112 2014 2

Fb: Lamrimnesia & LamrimnesiaStore

Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore

Titktok: @Lamrimnesia_

E-mail: info@lamrimnesia.org

Website: www.lamrimnesia.org; www.store.lamrimnesia.


com

124

Anda mungkin juga menyukai