Penerbit Saraswati
2021
Pembagian secara gratis sebanyak 2500 eksemplar
Hak cipta naskah Inggris © 2008 Kadam Tashi Choe Ling, Malaysia
Hak cipta naskah terjemahan Indonesia ©2021 Penerbit Saraswati
ISBN 978-623-94994-1-9
Penerbit Saraswati
Email: penerbitsaraswati@gmail.com
Distributor Lamrimnesia
Care: +6285 2112 2014 1 | Info: +6285 2112 2014 2
Fb: Lamrimnesia & LamrimnesiaStore
Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore
Tiktok: @Lamrimnesia_
E-mail: info@lamrimnesia.org
Website: www.lamrimnesia.org; www.store.lamrimnesia.com
(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau
huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
(4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk
pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Pasal 114:
Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan mengetahui
membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau Hak Terkait di tempat
perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah.
Daftar Isi
Kata Pengantar v
Transkrip Ajaran vii
Sekilas Tentang Drepung Thripa Khensur ix
Losang Tenpa Rinpoche
1. Pendahuluan 1
Siapakah Seorang Buddhis? 4
Tiga Jenis Praktisi, Tiga Jenis Perlindungan 4
2. Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan 7
Tiga Kategori Fenomena Komposit 9
Fenomena Non-komposit 19
Tingkatan Dalam Praktik Dharma 29
Jalan Motivasi Kecil 29
Jalan Motivasi Menengah 33
Jalan Motivasi Agung 39
3. Semua Fenomena Tercemar Berhakikat Penderitaan 49
4. Semua Fenomena Tak Berdiri Sendiri 61
5. Nirwana Adalah Kedamaian Tertinggi 75
Bagaimana Menghormati Buku Dharma 85
Dedikasi 87
Tentang Penerbit 88
iii
Kata Pengantar
v
Dengan demikian, memahami Empat Segel Agung akan
membuat kita melangkah lebih jauh lagi dalam kapasitas kita
selaku Buddhis: dari individu yang sekadar melakukan aneka
ritual tanpa tahu makna dan tujuannya, menuju individu yang
mempraktikkan ajaran Buddha dengan tujuan yang konkret
di dalam batin. Dan berhubung masih sangat sedikit umat
Buddhis di Indonesia yang mengetahui tahapan lebih lanjut
dari Buddhisme ini, maka dalam kesempatan kali ini Penerbit
Saraswati menerbitkan transkrip pengajaran Empat Segel Agung
dari Drepung Thripa Khensur Losang Tenpa Rinpoche.
vi
Transkrip Ajaran
vii
ini kemudian diolah menjadi teks tertulis yang dikenal sebagai
buku transkrip.
viii
Sekilas Tentang Drepung Thripa
Khensur Losang Tenpa Rinpoche
ix
beliau menempuh ujian untuk memperoleh gelar Geshe dan
berhasil memperoleh gelar Geshe Lharampa. Pada tahun 1989,
beliau diangkat menjadi kepala biara Drepung Gomang oleh
Y.M.S. Dalai Lama untuk masa jabatan 6 tahun, sehingga kini
beliau sering dikenal dengan nama Khensur Rinpoche - “mantan
kepala biara yang berharga”. Beberapa waktu yang lalu, Khensur
Rinpoche memperoleh gelar Drepung Thripa, kepala biara paling
senior di biara Drepung dengan dua universitasnya, Gomang
dan Loseling. Rinpoche telah mengunjungi Amerika, Taiwan,
Rusia, Mongolia, Eropa, dan beberapa kota di Indonesia. Pada
tahun 2008, beliau memberikan pembabaran Dharma untuk
pertama kalinya di Indonesia. Realisasi Rinpoche dalam doktrin
Sutra dan Tantra Buddhis telah menjadikan beliau inspirasi bagi
banyak orang.
x
1
Pendahuluan
1
Empat Segel Agung
2
Pendahuluan
3
Empat Segel Agung
4
Pendahuluan
5
Empat Segel Agung
6
2
Semua Fenomena Komposit
Berhakikat Ketidakkekalan
7
Empat Segel Agung
8
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
2. Fenomena mental
9
Empat Segel Agung
Ada juga hal lain yang masuk kategori ketiga ini tetapi
bukan makhluk hidup. Salah satu contoh yang berkaitan
dengan apa yang sedang kita bahas adalah ketidakkekalan kita.
Ketidakkekalan Chen merupakan faktor-faktor komposisional
tak berasosiasi. Dengan kata lain, ia adalah fenomena komposit
yang masuk kategori ketiga. Orangnya sendiri masuk kategori
ketiga. Ketidakkekalannya juga merupakan kategori ketiga.
10
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
11
Empat Segel Agung
12
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
13
Empat Segel Agung
14
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
Sayangnya, kita butuh waktu lebih dari sekadar satu malam. Kita
harus berlatih mengatasi klesha, dengan perlahan tapi pasti.
15
Empat Segel Agung
atau masa depan, pikiran seperti ini bisa memicu amarah. Ini
adalah rangkaian sebab yang bisa membuat kita marah.
16
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
17
Empat Segel Agung
18
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
Fenomena Non-komposit
Kita telah membahas kategori fenomena komposit.
Berikutnya adalah fenomena non-komposit—sesuatu yang tak
berasal dari gabungan hal-hal lain. Ada berbagai hal yang eksis
namun tak muncul dari sebab dan kondisi. Mereka semata-
19
Empat Segel Agung
20
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
21
Empat Segel Agung
malam kita berubah menjadi orang tua yang rapuh dan beruban.
Kalau demikian halnya, bisa jadi kita langsung mati mendadak
di tempat.
22
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
Ketidakkekalan Kasar—Kematian
23
Empat Segel Agung
24
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
sesuatu terhadap karma dan klesha, maka selama itu pula kita
akan terlahir kembali di bawah pengaruh mereka.
25
Empat Segel Agung
26
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
bisa mati kapan saja. Ini jauh lebih sulit untuk diakui, namun
inilah kenyataannya. Memang demikianlah kebenarannya. Jadi,
renungkanlah kenyataan ini berdasarkan alasan-alasan yang
sudah dipaparkan, berikut alasan-alasan pendukung lainnya.
27
Empat Segel Agung
28
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
29
Empat Segel Agung
30
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
31
Empat Segel Agung
Berlindung
32
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
33
Empat Segel Agung
34
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
Oleh karena itu, kita tak berada dalam situasi stabil walaupun
sudah terlahir sebagai manusia atau dewa di dalam samsara. Kita
masih berada dalam posisi yang goyah. Keseluruhan proses dari
cara kerja karma yang mengarahkan kita ke lingkungan seperti
ini cukup mengagumkan. Untuk menggambarkannya, kita dapat
melihat kondisi yang terjadi selama masa hidup Buddha. Penutur
kisah ini adalah Sariputra, karena beliau memiliki kewaskitaan
yang dapat melihat kelahiran lampau dan mendatang dari
berbagai makhluk serta dari mana mereka berasal.
35
Empat Segel Agung
36
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
37
Empat Segel Agung
38
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
39
Empat Segel Agung
Niat Altruistik
40
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
41
Empat Segel Agung
42
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
43
Empat Segel Agung
44
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
45
Empat Segel Agung
Begitu telah mencapai poin ini dalam cara berpikir kita, yaitu
mengembangkan perasaan kedekatan dan rasa sayang yang
besar terhadap semua makhluk dan keinginan untuk membalas
kebaikan yang telah mereka tunjukkan, maka kita harus bertanya
kepada diri sendiri: “Apakah saya benar-benar bisa memberikan
apa yang mereka inginkan? Apakah saya benar-benar sanggup
mengambil dan memenuhi tanggung jawab tersebut dan
memastikan bahwa semua makhluk menemukan kebahagiaan
dan mengakhiri penderitaan mereka?”
46
Semua Fenomena Komposit Berhakikat Ketidakkekalan
47
Empat Segel Agung
48
Semua Fenomena Tercemar Berhakikat Penderitaan
3
Semua Fenomena Tercemar
Berhakikat Penderitaan
49
Empat Segel Agung
50
Semua Fenomena Tercemar Berhakikat Penderitaan
51
Empat Segel Agung
52
Semua Fenomena Tercemar Berhakikat Penderitaan
53
Empat Segel Agung
Sesi Tanya-jawab I
54
Semua Fenomena Tercemar Berhakikat Penderitaan
55
Empat Segel Agung
56
Semua Fenomena Tercemar Berhakikat Penderitaan
dengan masa hidup yang pasti. Bisa jadi 5 tahun, 50 tahun, 100
tahun, atau berapa pun itu. Umur ini ditentukan oleh karma
yang melempar kita ke dalam kehidupan tersebut. Jadi, habisnya
masa hidup merupakan salah satu sebab kematian.
57
Empat Segel Agung
58
Semua Fenomena Tercemar Berhakikat Penderitaan
jejak atau benih potensial dalam arus batin kita. Kelahiran kita
selanjutnya bergantung pada benih mana dalam arus batin yang
diaktifkan atau matang menjelang kematian kita.
59
Empat Segel Agung
60
4
Semua Fenomena
Tak Berdiri Sendiri
61
Empat Segel Agung
62
Semua Fenomena Tak Berdiri Sendiri
63
Empat Segel Agung
64
Semua Fenomena Tak Berdiri Sendiri
Kita makan, tidur, bergerak, dan berfungsi; dari situlah kita tahu
bahwa kita eksis!
Jika diri seperti ini eksis, maka diri seperti apa yang tak eksis?
Diri yang tak eksis adalah diri yang kekal, yang tunggal, yang
tak terpisahkan, dan yang bebas. Dalam Buddhadharma, diri
semacam ini dikatakan tak eksis. Orang-orang yang memegang
pandangan bahwa diri tidaklah kekal, tidaklah bebas, dan
tidaklah utuh adalah pengikut pandangan Buddhis. Oleh karena
itu, Buddhisme berbeda dengan agama lainnya, terutama di
India.
65
Empat Segel Agung
66
Semua Fenomena Tak Berdiri Sendiri
67
Empat Segel Agung
Hal yang sama persis berlaku pada ‘aku.’ Karena kita memiliki
panca-skandha, kita bisa membicarakan, membayangkan,
memahami, dan menamai sebuah ‘aku.’ Bagi filsafat tertinggi
Buddhisme, sang ‘aku’ eksis sebagai sesuatu yang bisa dipahami,
dibayangkan, dinamai, dsb; sebuah pelabelan berdasarkan
panca-skandha.
68
Semua Fenomena Tak Berdiri Sendiri
Jadi, di satu sisi, ada sebuah ‘aku’ yang eksis, sang ‘aku’ yang
muncul dan hilang, yang makan, yang tidur, dst. Kita memang eksis
dan kita semua memahami hal ini. Kita mengumpulkan karma dan
mengalami akibat dari karma kita. ‘Aku’ yang demikian memang
eksis. Di sisi lain, ‘aku’ yang tak eksis adalah ‘aku’ yang kita pahami
sebagai sesuatu yang tak ada hubungannya dengan skandha, tak
berhubungan dengan tubuh dan batin, yang muncul secara alamiah
dalam batin secara spontan.
69
Empat Segel Agung
70
Semua Fenomena Tak Berdiri Sendiri
71
Empat Segel Agung
nama ‘meja’ pada benda tersebut. Oleh karena itu, sebuah meja
bergantung pada dasar pelabelannya.
72
Semua Fenomena Tak Berdiri Sendiri
73
Empat Segel Agung
74
5
Nirwana Adalah Kedamaian
Tertinggi
75
Empat Segel Agung
76
Nirwana Adalah Kedamaian Tertinggi
77
Empat Segel Agung
Sesi Tanya-jawab II
78
Nirwana Adalah Kedamaian Tertinggi
Semua ini kita letakkan di sisi kita, dan segala yang tidak termasuk
ke dalamnya kemudian diletakkan di sisi yang berseberangan.
79
Empat Segel Agung
80
Nirwana Adalah Kedamaian Tertinggi
81
Empat Segel Agung
82
Nirwana Adalah Kedamaian Tertinggi
83
Bagaimana Menghormati
Buku Dharma
85
dengan sampah-sampah lain, namun sebaiknya terpisah
sendiri, dan ketika mereka terbakar, lafalkanlah mantra OM AH
HUM. Ketika asapnya membubung naik, bayangkan bahwa ia
memenuhi seluruh angkasa, membawa intisari Dharma kepada
seluruh makhluk di 6 alam samsara, memurnikan batin mereka,
mengurangi penderitaan mereka, serta membawa seluruh
kebahagiaan bagi mereka, termasuk juga pencerahan. Beberapa
orang mungkin merasa bahwa praktik ini sedikit kurang biasa,
namun tata cara ini dijelaskan menurut tradisi. Terima kasih.
86
Dedikasi
87
Tentang Penerbit
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA BUKU
TERBITAN PENERBIT SARASWATI.
SEKARANG APAKAH KAMI BOLEH MEMINTA
BANTUAN ANDA?
88
Apabila Anda berminat pula untuk terlibat dalam
kebajikan seperti ini, silakan bergabung sebagai Dharma Patron
Lamrimnesia dan berdana ke:
89
90
91
92
93