Tinggal Sehari
Dagpo Rinpoche
Penerbit Saraswati
2017
Jika Hidupku
Tinggal Sehari
Judul asli:
Appreciating Life, Preparing for Death
Dibabarkan oleh:
Yang Mulia Dagpo Rinpoche
pada tahun 2002
di Kadam Tashi Choe Ling, Malaysia
Penerjemah dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia: Rita Zhu, Joni W.,
Deser C. W., Netty, Siswanto, Aryo K., Suwardi K.
Penyunting: Stanley Khu
Perancang sampul: Listya Dharani S. R.
Penata letak: Karunika Devi S. R.
Hak cipta naskah terjemahan Inggris © 2007 Kadam Tashi Choe Ling
Hak cipta naskah terjemahan Indonesia ©2017 Penerbit Saraswati
Cetakan IV, Juni 2023
ISBN 978-602-61702-3-1
Penerbit Saraswati
Email: penerbitsaraswati@gmail.com
Distributor Lamrimnesia
Care: +6285 2112 2014 1 | Info: +6285 2112 2014 2
Fb: Lamrimnesia & LamrimnesiaStore
Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore
Titktok: @Lamrimnesia_
E-mail: info@lamrimnesia.org
Website: www.lamrimnesia.org; www.store.lamrimnesia.com
1. Pendahuluan 1
Proses Kematian 1 80
Proses Kematian 2 90
4 Kekuatan 102
Lampiran 121
Glosarium 129
Dedikasi 137
Kata Pengantar
Kematian adalah salah satu topik utama di dalam Buddhisme,
bukan karena filsafat ini mengajarkan paham pesimisme atau nihilisme,
namun semata-mata karena mempersiapkan kematian adalah satu-
satunya cara untuk menghargai kehidupan manusia yang kita miliki.
Dengan kesadaran bahwa kita suatu hari nanti pasti akan mati, takkan
ada realisasi lain yang bakal muncul selain pemahaman bahwa tubuh
manusia yang sedang kita pinjam saat ini sangatlah berharga, dan
karenanya harus digunakan seoptimal mungkin, mumpung ia masih
ada bersama kita saat ini.
v
Transkrip ini melampirkan Sutra Tiga Himpunan, yakni Sutra
yang memuat tata cara yang lengkap untuk memurnikan tumpukan
karma buruk yang telah kita kumpulkan sejak waktu tak bermula.
Alasannya dilampirkannya Sutra ini cukup jelas: tanpa memurnikan
terlebih dahulu karma buruk yang kita miliki, takkan ada kesempatan
untuk mempraktikkan Dharma dan mengoptimalkan tubuh manusia
yang kita miliki, berhubung karma buruk akan menghasilkan aneka
halangan yang mengganggu kelancaran praktik kita.
vi
Biografi Singkat
Dagpo Rinpoche
Dagpo Lama Rinpoche, juga dikenal sebagai Bamcho Rinpoche,
lahir pada tahun 1932 di wilayah Kongpo, sebelah tenggara Tibet.
Ketika berusia 2 tahun, beliau dikenali oleh Dalai Lama ke-13 sebagai
reinkarnasi dari Dagpo Lama Rinpoche Jampel Lhundrup, Guru
utama dari Pabongkha Dorje Chang. Di usia 6 tahun, beliau memasuki
Biara Bamcho di wilayah Dagpo dan memulai pelajarannya dalam
membaca dan menulis, berikut pelajaran dasar Sutra dan Tantra. Di
usia 13 tahun, beliau memasuki Biara Dagpo Shedrup Ling untuk
mempelajari filsafat Buddhis.
ix
tempat pembelajaran dan praktik Lamrim serta 5 teks besar. Untuk
alasan ini, Dagpo Dratsang juga dikenal sebagai Lamrim Dratsang.
Setiap tahun di bulan April, sebuah sesi khusus didedikasikan untuk
pengajaran dan praktik Lamrim. Tiap tiga tahun sekali, kepala biara
akan mengajarkan Lamrim Agung karya Je Tsongkhapa yang setebal
500 folio. Berkat semua aktivitas ini, ajaran dan praktik Lamrim bisa
berkembang di wilayah Dagpo.
x
Dagpo Rinpoche telah mengikuti lebih dari 40 Guru, terutama
kedua pembimbing Dalai Lama, Kyabje Trijang Dorje Chang dan
Kyabje Ling Dorje Chang, serta Dalai Lama sendiri. Di bawah
bimbingan semua Guru ini, beliau mempelajari 5 teks besar, Tantra
(beliau telah menerima banyak inisiasi dan menjalani retret), astrologi,
tata bahasa, puisi, dan sejarah.
xi
berkah dan pengajaran, dan ketika berada di Lhasa, beliau memberikan
beberapa transmisi yang silsilahnya kini hanya dipegang oleh
segelintir Guru.
xii
membimbing Jetsun Milarepa meraih pencerahan melalui latihan
yang teramat berat. Guru lainnya yang termasuk dalam silsilah yang
sama adalah Longdrol Lama Rinpoche, Guru meditasi ternama dari
abad ke-18, murid dari Dalai Lama ke-7 yang, seperti Milarepa,
juga memiliki masa muda yang sulit. Setelah banyak belajar dan
bermeditasi, Longdrol Lama Rinpoche akhirnya mampu menjadi
salah satu Guru terbesar di abad itu, pembimbing dari sarjana-sarjana
besar seperti Jigme Wangpo. Sebagai sosok yang amat terpelajar,
beliau mengarang lebih dari 23 volume risalah. Beberapa kepala
biara dari Biara Dagpo Shedrup Ling juga termasuk ke dalam silsilah
reinkarnasi Dagpo Rinpoche.
xiii
1
Pendahuluan
1
2 Jika Hidupku Tinggal Sehari, Apa yang Bisa Kuperbuat
5
6 Jika Hidupku Tinggal Sehari, Apa yang Bisa Kuperbuat
ini merupakan penghalang yang serius dalam praktik Dharma. Jika kita
terlahir di tempat yang sangat terpencil dan tidak beradab, pikiran untuk
mengembangkan diri kita akan menjadi sesuatu yang sangat asing,
dan oleh karenanya, mustahil.
Kita harus melihat ke dalam diri kita sendiri dan secara objektif
memeriksa perilaku kita sekarang. Jika kita menemukan bahwa kita
mengumpulkan sebab-sebab ini dari hari ke hari, maka itu adalah hal
yang baik untuk memastikan perolehan kelahiran kembali sebagai
manusia. Namun, benarkah kita selalu hidup dengan bajik? Apakah
kita tidak sering terlibat dalam tindakan yang membahayakan diri
sendiri dan orang lain? Mana yang lebih sering dan datang dengan
mudah kepada kita, kebajikan atau ketidakbajikan? Jika kebajikan
yang lebih sering datang, maka kita memiliki setiap alasan untuk
merasa yakin bahwa kelahiran kembali sebagai manusia akan kita
peroleh. Namun, jika kita mau jujur, akan terlihat bahwa kita lebih
mudah tertarik pada ketidakbajikan daripada kebajikan.
35
36 Jika Hidupku Tinggal Sehari, Apa yang Bisa Kuperbuat
berhubung kita masih memiliki semua keadaan ini, maka kita harus
menggunakan mereka dengan sebaik-baiknya, bukannya menyerah
pada sikap menunda-nunda dan kemalasan.
ada begitu banyak pemahaman dan sikap yang salah dalam diri kita.
Oleh karena itu, kita perlu menyesuaikan pemahaman dan sikap kita
secara tepat. Banyak pikiran dan reaksi kita yang menghalangi kita
untuk mengalami kebahagiaan sejati. Selama kita memelihara mereka,
masalah kita akan terus ada dan mengganggu kita. Salah satunya
adalah ketidakpuasan yang dipicu oleh aneka ragam keinginan. Tentu
saja ada banyak jenis keinginan, dan beberapa di antaranya sangat
konstruktif, tetapi keinginan yang dimaksud di sini adalah sikap yang
selalu menginginkan lebih dan tidak pernah merasa puas dengan apa
yang dimiliki. Sebagai contoh, jika kita memiliki $100, kita akan
menginginkan $1.000, dan jika kita memiliki $1.000, kita ingin
memiliki $10.000, dan seterusnya. Sikap yang demikian tidak pernah
berakhir. Ini adalah salah satu hal yang perlu kita ubah di dalam diri
kita. Kita perlu menghilangkan ketidakpuasan ini, yang muncul dari
keinginan dan kemelekatan yang kita miliki dalam diri kita. Jika kita
bisa mengganti sikap ini dengan kepuasan, yaitu merasa puas dan
cukup dengan apa yang kita miliki, kita takkan lagi terus-menerus
dihantui oleh kegelisahan. Sebagai hasilnya, kita akan merasa jauh
lebih damai dalam hidup ini.
dan cinta kasih pada orang lain, menghormati orang lain, sikap sabar,
dan lain-lain. Ada sejumlah besar kualitas yang kita butuhkan untuk
memperkuat diri kita dalam rangka mencapai kebahagiaan pribadi
dan memberikan sukacita kepada orang-orang di sekitar kita.
Instruksi yang disebut Lamrim ini telah rampung dan siap untuk
segera diterapkan. Selain itu, instruksi ini berisi metode-metode yang
disesuaikan dengan orang-orang dari berbagai tingkat perkembangan
spiritual. Bagi mereka yang berada di tahap awal jalan spiritual, terdapat
instruksi ihwal apa yang harus mereka lakukan untuk memulainya.
Bagi mereka yang sedikit lebih maju, terdapat instruksi tentang cara
berpraktik. Bagi mereka yang sudah sangat maju perkembangan
spiritualnya dan telah mencapai tingkat pengembangan batin yang
unggul, terdapat instruksi lebih lanjut. Dan dari sekian banyak topik
40 Jika Hidupku Tinggal Sehari, Apa yang Bisa Kuperbuat
yang kita alami terjadi dalam sebuah rangkaian yang tak terputus.
Meskipun kita tidak identik dari satu momen ke momen yang lain,
ada kesinambungan tertentu dari diri kita yang memberi kita gagasan
bahwa diri kita stabil. Istilah Tibet untuk menggambarkan gagasan
ini adalah gyun, yang berarti “kesinambungan,” tapi kita harus
berhati-hati dalam menafsirkannya. Kata latin, continuum, juga bisa
digunakan, namun hal itu bukan berarti kita adalah orang yang sama
dari menit ke menit. Konsep yang dimaksud di sini adalah sebuah
rangkaian dari momen ke momen yang terus-menerus berkelanjutan.
seseorang bertanya pada kita, “Apakah Anda pikir Anda akan mati
atau tidak?” tentu saja kita akan menjawab, “Ya, suatu hari nanti.”
Namun, jauh di lubuk hati, kita selalu berpikir sebaliknya. Pada
dasarnya, kita percaya bahwa kita akan hidup selamanya. Tak seorang
pun yang membayangkan bahwa dirinya akan mati hari ini. Gagasan
ini berasal dari keyakinan bahwa kita bisa hidup terus-menerus,
meskipun tentu saja kita takkan hidup terus sampai selamanya.
Meskipun tidak ada sesuatu yang bisa membenarkan keyakinan bahwa
kita tidak akan mati hari ini, tak seorang pun dari kita menyadarinya,
atau bahkan sekadar mempertimbangkan fakta bahwa kita bisa
mati hari ini. Buktinya, kita terus-menerus membuat perencanaan
untuk masa depan. Kita memikirkan tentang apa yang akan kita
lakukan besok, minggu depan, tahun depan, dan seterusnya. Sikap
ini dinamakan “mencengkeram kekekalan,” yang menjadi lawan dari
ketidakkekalan. Jika kita tidak waspada, kita akan terus melekat pada
konsep keliru ini. Contohnya, ketika seseorang mengalami penyakit
serius yang bertambah parah setiap hari, maka meskipun orang ini
sudah mustahil sembuh, ia akan tetap membuat rencana-rencana;
ia berharap dapat sembuh, meskipun butuh keajaiban untuk itu. Ia
tetap memiliki gagasan bahwa ia akan bertahan hidup dan membuat
berbagai rencana ihwal apa yang akan dilakukannya ketika sembuh
nanti.
Kita mengakui bahwa suatu hari nanti kita akan menjadi tua,
sehingga kita pun mempersiapkan masa tua kita. Kita menyisihkan
uang, melakukan perencanaan pensiun dan lain-lain untuk memastikan
terpenuhinya aneka kebutuhan kita di hari tua. Hal ini wajar. Namun,
mengapa kita tidak menerapkan logika yang sama pada kematian
kita? Mengetahui bahwa kita pasti mati, mengapa kita tidak turut
mempersiapkannya juga? Faktanya, adalah lebih masuk akal untuk
mempersiapkan kematian kita daripada hari tua kita; tidak ada
sedikit pun keraguan bahwa suatu hari nanti kita akan mati, namun
dapatkah kita berkata demikian tentang usia tua? Bisa saja kita mati
sebelum menua. Ketika kita merencanakan perjalanan besok pagi,
tidaklah masuk akal jika kita tidak melakukan persiapan pada malam
sebelumnya, karena tidak ada waktu untuk mempersiapkannya di pagi
hari. Kita akan terburu-buru, dan dengan kondisi yang buru-buru,
bisa saja kita melupakan beberapa barang yang dibutuhkan untuk
perjalanan kita. Jika kita menyadari dengan baik bahwa besok pagi
kita akan pergi, maka sangat bodoh jika kita berencana untuk tidak
melakukan persiapan apa pun. Sama halnya, jika kita tidak melakukan
apa pun untuk mempersiapkan kematian dan kehidupan setelahnya,
kematian kita akan menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan.
lagi dengan orang-orang yang saat ini kita kuasai pada kehidupan
berikutnya. Bahkan meskipun kita adalah raja dunia, kita akan dan
harus meninggalkan semuanya ketika kematian tiba.
dan batin Buddha, dan secara khusus telah diberkahi untuk segera
mencapai realisasi kematian sebagaimana pencapaian Buddha dan
guru spiritual kita.
diri kita lenyap saat cahaya dan nektar Guru dan Buddha memberkahi
kita.
Jika tidak ada wujud fisik yang bisa melindungi kita dari
keharusan untuk mati, mungkin kita berpikir ada tanah di mana kita
dapat pergi untuk lari dari kematian. Mungkin ada tempat di dunia di
mana kita bisa lari, dan ketika telah sampai, kita tidak lagi harus mati.
Namun, tidak demikian faktanya; tidak ada tempat seperti itu. Ke
mana pun kita pergi, cepat atau lambat kematian akan menghampiri
kita. Jika tempat seperti itu ada, kita semua akan berada dalam kereta,
pesawat atau helikopter pertama untuk pergi ke tempat itu secepat
mungkin. Sayangnya, tidak ada tempat seperti itu. Jika tidak ada
negara yang penduduknya tidak bisa mati, apakah itu berarti kita bisa
mengatasi kepastian kematian? Apakah ada obat khusus yang bisa
mencegah kematian kita? Atau, jika hal tersebut tidak ada, akankah
kekerasan berguna? Apakah mengumpulkan serdadu memungkinkan
kita untuk melawan kematian? Sayangnya, semua itu tidak berguna.
Atau, bagaimana jika kita menegosiasikan kematian kita? Jika
kita mengembangkan keahlian kita sebagai orator ulung, bisakah
kita meyakinkan Raja kematian untuk meninggalkan kita? Sangat
disayangkan, hal itu juga tidak mungkin.
Jika kita memiliki tubuh jasmani yang sangat kuat dan sehat,
tentu itu dapat mengimbangi fakta bahwa sebab-sebab kematian lebih
banyak ketimbang faktor-faktor penunjang kehidupan. Tetapi, bukan
seperti itu kenyataannya, karena sebenarnya tubuh kita sangat rapuh.
Jika kita benar-benar merenung untuk mengamati dengan seksama
Kematian dan Ketidakkekalan 65
kondisi alamiah dari tubuh manusia kita, kita akan melihat bahwa
tubuh kita sebenarnya sangat mirip dengan mesin berikut bagian-
bagiannya yang detail dan rumit, jauh lebih rumit daripada hasil
kerajinan tangan. Tubuh kita terbentuk dari berbagai macam elemen
yang memastikan fungsinya dengan baik. Jika organ-organ tubuh
berjalan normal, tubuh kita berfungsi dengan baik dan semuanya pun
berjalan lancar. Namun, karena tubuh kita begitu rumit, sedikit saja
bagian yang rusak atau cacat sudah cukup untuk membuat kita tak
berdaya atau gagal berfungsi, yang pada akhirnya menjadi penyebab
kematian kita. Jadi, tubuh kita sangat rapuh karena kerumitan dari
fungsi-fungsi internalnya. Kemampuan tubuh untuk menanggulangi
gangguan eksternal, bahkan yang sepele sekali pun, juga sangat
lemah. Gangguan ringan seperti digigit serangga atau terkena sinar
matahari bisa menjadi sebab awal dari proses kematian kita. Karena
tubuh kita sangat rumit, rapuh dan sensitif, maka waktu kematian kita
pun menjadi tidak pasti.
atau kecewa. Dan hasilnya, kita menjadi marah, berkata buruk, dan
sebagainya. Jika kita sadar kalau kita akan meninggal malam ini,
misalnya, maka segala sesuatu yang kita anggap penting akan menjadi
tidak berarti. Kesadaran ini akan menjadi penahan diri dari perbuatan
salah, yang berakar dari terlalu fokus dan melekatnya kita terhadap
kehidupan saat ini.
datang menjemput. Dan jika kita beruntung masih bisa hidup hingga
penghujung hari, maka itu tidak jadi masalah, karena kita tidak
membuang waktu begitu saja, melainkan telah memakainya dengan
sebaik-baiknya.
Di sisi lain, jika kita bersikeras bahwa kita tidak akan meninggal
hari ini, maka secara alamiah perhatian kita akan dipenuhi oleh hal-
ihwal duniawi. Sikap yang hanya mementingkan kehidupan saat
ini saja akan mendorong kita untuk bertindak buruk dan pastinya
mencegah kita melakukan persiapan untuk kehidupan mendatang.
Jika memang kita meninggal hari ini, kita benar-benar tidak siap dan
akhirnya akan meninggal dengan perasaan penuh penyesalan, karena
kita tahu bahwa kita telah menyia-nyiakan hidup kita, dan karenanya
merasa takut dengan apa yang akan terjadi di masa depan.
Kita harus melepaskan semua hal saat kita meninggal, baik itu
tubuh, kekayaan, keluarga, dan teman-teman kita. Saat kematian tiba,
mereka mengkhianati kita karena mereka menjadi tidak berguna.
Maka dari itu, kita dianjurkan untuk tidak terperangkap oleh tubuh,
kekayaan dan hal lainnya, dan sebaliknya, harus membulatkan tekad
untuk mempraktikkan Dharma. Tubuh, kekayaan, dan lain-lain bisa
sangat menyesatkan, sehingga kita harus memiliki tekad kuat untuk
mempraktikkan Dharma.
kepentingan saat ini saja tidak dapat disebut praktik Dharma yang
murni. Praktik Dharma dimulai ketika kita peduli terhadap
kesejahteraan di kehidupan mendatang. Akar dari praktik Dharma
adalah kesadaran akan kematian. Dan kematianlah yang memacu
kita untuk mempraktikkan Dharma. Ketika kita sudah merealisasikan
kematian, kita tidak perlu lagi mencari pencapaian spiritual lainnya,
karena mereka akan muncul dengan sendirinya.
Memang, hidup ini singkat, dan sebelum kita sadar, hidup kita
sudah berakhir. Walaupun kita tidak tahu kapan itu terjadi, kehidupan
bisa berakhir kapan saja. Terlebih lagi, ada begitu banyak hal yang
harus dipelajari. Jadi, seperti angsa yang mampu memisahkan susu
dari air, kita juga harus bisa memisahkan mana yang penting dan
tidak penting. Kita harus menggunakan kehidupan manusia yang
berharga ini untuk mencapai tujuan yang paling penting bagi kita.
Yang paling utama tentunya adalah mencapai kebahagiaan. Kita
semua ingin mencapai kebahagiaan dan menghindari segala bentuk
penderitaan. Kebahagiaan yang kita cari punya berbagai tingkatan.
Yang pertama adalah kebahagiaan sementara di kehidupan saat ini.
Menurut Buddhisme, kebahagiaan sementara di kehidupan sekarang
73
74 Jika Hidupku Tinggal Sehari, Apa yang Bisa Kuperbuat
Saat ini, diri kita lemah dan tidak memiliki tenaga untuk menahan
gangguan eksternal. Ketika bertemu situasi yang di luar kemampuan
kita, kita hanya bisa bereaksi secara spontan terhadap situasi tersebut.
Seperti anak kecil yang baru belajar berjalan dan mudah terantuk, kita
juga kehilangan keseimbangan dengan begitu mudahnya. Kita mudah
terganggu. Ketika mengalami kejadian yang menyenangkan, kita
dipenuhi oleh kegembiraan. Namun, ketika mengalami kejadian yang
buruk, kita berubah menjadi sedih dan depresi. Kehidupan kita seperti
roller coaster yang terus naik-turun, dan ketidakstabilan macam ini
76 Jika Hidupku Tinggal Sehari, Apa yang Bisa Kuperbuat
Proses Kematian 1
1
Di sisi lain, para dewa dan makhluk neraka tidak mengalami ketidaknyamanan jasmani.
Mempersiapkan Kematian 83
sama kuatnya di dalam batin kita, maka pikiran akhir kita yang akan
menentukan karma jenis mana yang matang. Atas alasan inilah kita
perlu memastikan bahwa pikiran kita sesaat sebelum mati memiliki
kecenderungan bajik. Pikiran yang demikian akan mematangkan
karma positif dan melemparkan kita ke kelahiran yang tinggi.
ini akan bisa terlihat oleh sesama makhluk bardo, dan juga manusia
dan dewa yang memiliki kewaskitaan tertentu.
3
Abhidharma-kosa.
86 Jika Hidupku Tinggal Sehari, Apa yang Bisa Kuperbuat
tuanya sebagai ibu atau ayah, tetapi sekadar sebagai pria atau wanita.
Berdasarkan pendapat yang lebih tinggi, yakni Ikhtisar Abhidharma4
karya Asanga, makhluk bardo tak melihat hubungan seksual orang
tuanya.
4
Abhidharma-samuccaya.
Mempersiapkan Kematian 87
Proses Kematian 2
5
Dalam proses kematian, sebenarnya ada 25 elemen berbeda yang akan bercerai. Rincian ini
dapat ditemukan di teks lain, sehingga tidak dijelaskan di sini.
92 Jika Hidupku Tinggal Sehari, Apa yang Bisa Kuperbuat
Ketika kita meninggal dan ketika kita masih sadar, penting sekali
untuk mencoba membangkitkan pikiran bajik yang kuat di dalam
batin. Kemampuan kita untuk melakukan ini tergantung sepenuhnya
pada bagaimana kita melatih diri ketika masih hidup. Jika kita telah
berlatih dengan baik, maka meskipun kita dipenuhi ketakutan ketika
akan meninggal, kita akan dapat mengendalikannya. Beberapa orang
yang belum berlatih dengan baik dapat dibantu atau dituntun oleh
orang lain sewaktu akan meninggal. Cara terbaik untuk menolong
orang yang akan meninggal adalah dengan membisiki pikiran bajik
kepada mereka ketika mereka masih sadar.
97
98 Jika Hidupku Tinggal Sehari, Apa yang Bisa Kuperbuat
mati, diri kita tidak menghilang begitu saja. Batin kita terus bergerak
ke rangkaian kehidupan berikutnya.
4 Kekuatan
6
Prajna-paramita-sutra.
Praktik Pengakuan berdasarkan Sutra Tiga Himpunan 105
minggu sebagai batas waktu. Jika kita merasa lebih kuat, kita akan
membuat batas waktu yang lebih lama, misalnya satu bulan atau satu
tahun. Akan tetapi, jika sebuah kesalahan sudah begitu biasanya kita
lakukan dan karenanya susah dihindari, kita bisa menetapkan batas
waktu selama satu hari, atau bahkan beberapa jam dalam sehari. Apa
pun batas waktu yang kita buat, kita berteguh hati untuk menghindari
kesalahan tertentu selama batas waktu yang ditentukan. Kita berpikir,
“Dengan nyawa sebagai taruhannya, aku takkan melakukan kesalahan
ini dalam batas waktu yang telah ditentukan.”
Sebab-sebab Berlindung
Buddha dengan diikuti sebuah namaskara, atau kita bisa duduk dan
beranjali. Saat melafalkan nama Buddha, ingatlah manfaat besar dari
pelafalan tiap-tiap nama. Contohnya, ketika kita melafalkan nama
Buddha pertama, kedua, ketiga, dan keempat, yakni Shakyamuni,
Wajra-garbha-pramardin, Ratnarcis, dan Nageshwara-raja, maka kita
sedang memurnikan karma buruk yang telah dikumpulkan selama
kalpa-kalpa yang teramat panjang. Tidak ada gunanya mengucapkan
nama Buddha dengan cepat. Lebih baik kita mengambil waktu kita
dan melakukannya dengan pelan sambil merenungkan manfaat dari
setiap pelafalan nama.
diakibatkan kesombongan
32. Wikranta-gamin-shri: ucapan memecah belah
33. Samanta-wabhasa-wyuha-shri: bersuka cita atas perbuatan
buruk orang lain
34. Ratna-padma-wikramin: mengabaikan Dharma.
35. Ratna-padma-supratishthita-shailendra-raja: mematahkan
komitmen atau ikrar.
Jika kita berniat untuk melatih praktik ini beberapa kali sekaligus,
ada dua cara untuk melakukannya. Pertama, kita bisa melakukan
praktik ini dari awal hingga akhir dan kemudian mengulanginya.
Pilihan lainnya adalah dengan mengulang hanya pada bagian yang
berkaitan dengan pelafalan nama-nama Buddha. Ketika kita telah
selesai mengulangi nama mereka sesuai dengan jumlah pengulangan
yang kita pilih (3 kali, 7 kali, dst), lanjutkan praktik sesuai prosedur
yang tepat. Cara ini akan memberi kita lebih banyak waktu untuk
mengingat dan merenungkan manfaat khusus saat melafalkan setiap
nama.
Daftar Pustaka
Sumber Sanskerta:
Sumber Tibet
Glosarium
Abhidharma: secara harfiah bermakna “ajaran yang lebih tinggi”.
Merupakan kumpulan teks Buddhis yang berisi pengerjaan dan
penafsiran ulang atas ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Sutra.
Bardo: alam transisi yang berada di antara kehidupan saat ini dan
kehidupan selanjutnya. Semua makhluk di dalam samsara yang akan
terlahir kembali pasti melalui alam ini.
yang dimiliki oleh seorang praktisi, atau lebih tepatnya, pada fakta
bahwa seorang praktisi menapaki jalan spiritual dengan tujuan untuk
membantu semua makhluk terbebas dari samsara.
BAGAIMANA MENGHORMATI
BUKU DHARMA
Buddhadharma adalah sumber sejati bagi kebahagiaan
semua makhluk. Buku ini menunjukkan kepada kita bagaimana
mempraktikkan ajaran dan memadukan mereka ke dalam hidup kita,
sehingga kita menemukan kebahagiaan yang kita idamkan. Oleh
karena itu, apapun benda yang berisi ajaran Dharma, nama dari guru
kita atau wujud-wujud suci adalah jauh lebih berharga daripada benda
materi apapun dan harus diperlakukan dengan hormat. Agar terhindar
dari karma tak bertemu dengan Dharma lagi di kehidupan yang akan
datang, mohon jangan letakkan buku-buku (atau benda-benda suci
lainnya) di atas lantai atau di bawah benda lain, melangkahi atau
duduk di atasnya, atau menggunakannya untuk tujuan duniawi seperti
untuk menopang meja yang goyah. Mereka seharusnya disimpan di
tempat yang bersih, tinggi dan terhindar dari tulisan-tulisan duniawi,
serta dibungkus dengan kain ketika sedang dibawa keluar. Ini hanyalah
beberapa pertimbangan.
DEDIKASI
Semoga kebajikan terhimpun dengan mempersiapkan, membaca,
merenungkan dan membagikan buku ini kepada pihak lain, semoga
semua Guru Dharma berumur panjang dan sehat selalu, semoga
Dharma menyebar ke seluruh cakupan angkasa yang tak terbatas, dan
semoga semua makhluk segera mencapai Kebuddhaan.
Di alam, negara, wilayah atau tempat mana pun buku ini berada,
semoga tiada peperangan, kekeringan, kelaparan, penyakit, luka
cedera, ketidakharmonisan atau ketidakbahagiaan, semoga hanya
terdapat kemakmuran besar, semoga segala sesuatu yang dibutuhkan
dapat diperoleh dengan mudah, dan semoga semuanya dibimbing
hanya oleh Guru Dharma yang terampil, menikmati kebahagiaan
dalam Dharma, memiliki cinta kasih dan welas asih terhadap semua
makhluk, semata memberi manfaat pada sesama, serta tak pernah
menyakiti satu sama lain.
TENTANG PENERBIT
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA BUKU TERBITAN
PENERBIT PADI EMAS. APAKAH KAMI BOLEH MEMINTA
BANTUAN ANDA?
Penerbit Padi Emas adalah sebuah organisasi non-profit.
Misi kami adalah untuk berbagi kebijaksanaan dari ajaran Buddha
seluas mungkin, terutama yang dibabarkan oleh Yang Mulia Dagpo
Rinpoche. Melalui buku-buku yang kami terbitkan, terselip upaya
untuk menginspirasi, menghibur, mendukung, dan mencerahkan
pembaca di seluruh Indonesia.
Kami memiliki sebuah mimpi, membuat seluruh buku
terbitan Penerbit Padi Emas tersebar seluas-luasnya sehingga dapat
menginspirasi banyak orang, baik pemula yang penasaran, hingga
praktisi yang telah berkomitmen. Apakah Anda setuju dengan
mimpi kami ini? Karena tentu saja kami tidak dapat mewujudkan
mimpi ini tanpa bantuan Anda.
Buku Dharma ini dapat Anda UNDANG kehadirannya di
hidup Anda tanpa biaya berkat kebajikan berdana para dermawan.
Mari turut bermudita dan mendoakan para dermawan yang telah
memungkinkan ini terjadi.
Apabila Anda berminat pula untuk terlibat dalam kebajikan
seperti ini, silakan bergabung sebagai Dharma Patron Lamrimnesia
dan berdana ke:
BCA 0079 388 388 a.n. Yayasan Pelestarian dan Pengembangan
Lamrim Nusantara
MANDIRI 119 009 388 388 0 a.n. Yayasan Pelestarian dan
Pengembangan Lamrim Nusantara
Kemudian mohon konfirmasikan dana Anda dengan menghubungi
Call Center Lamrimnesia.
Dengan menjadi Dharma Patron, Anda secara langsung
terlibat dalam (1) penerbitan dan penyaluran buku Dharma, (2)
penyelenggaraan kegiatan Dharma, (3) pendanaan biaya
operasional dan mobilisasi Dharma Patriot dalam rangka
mendukung aktivitas (1) dan (2) di atas.
Untuk mengetahui lebih lanjut serta memesan buku terbitan
Penerbit Padi Emas, silakan hubungi kontak di bawah ini:
Care: +6285 2112 2014 1
Info: +6285 2112 2014 2
Fb: Lamrimnesia & LamrimnesiaStore
Ig: @Lamrimnesia & @Lamrimnesiastore
Titktok: @Lamrimnesia_
E-mail: info@lamrimnesia.org
Website: www.lamrimnesia.org; www.store.lamrimnesia.com